Professional Documents
Culture Documents
Hambatan listrik merupakan karakteristik suatu bahan pengantar listrik/ konduktor, yang dapat digunakan untuk mengatur besarnya arus listrik yang melewati suatu rangkaian. Pada rangkaian AC terdapat 3 jenis tahanan, yaitu tahanan yang memiliki sifat resitif (R), induktif (XL), dan capasitif (XC). Ini dikarenakan bentuk arus AC yang sinusoidal, sehingga nilainya selalu berubah terhadap waktu, ada nilai tegangan maksimum, namun yang terukur dalam keseharian adalah nilai tegangan efektif. Hal itu mengakibatkan perbedaan fase antara arus dan tegangan ketika arus AC melewati kapasitor dan induktor sehingga mengakibatkan sifat tahanan yang kapasitif dan induktif. Kapasitor dan induktor sangat jarang digunakan sendirian pada rangkaian, biasanya tahanan tersebut dirangkai secara seri atau paralel dengan resistor. Dalam makalah ini akan membahas tentang rangkaian seri R - L. Pada rangkaian tahanan seri R-L akan didapatkan nilai tahanan total yang biasa disebut Impedansi (Z). Impedansi dapat ditemukan pada antenna, speaker, amplifier, dan lain lain. Apabila ada dua komponen atau lebih yang tidak match atau tidak sama sekali impedansi maka akan mengakibatkan kerugian daya, distorsi atau bahkan kerusakan komponen dapat terjadi. Misalnya jika speaker dengan impedansi 3 ohm dipakai diamplifier dengan impedansi 8 ohm, maka volume akan turun, beberapa respon frekuensi akan hilang, dan transistor dirangkaian out put akan rusak. Umumnya semakin besar ketidakcocokan impedansi, semakin besar masalah yang ditimbulkan.
1|Page
Arus listrik bolak - balik adalah arus listrik yang memiliki nilai sesaat yang berubah-ubah dari nilai negative hingga positif. Nilai negatif inilah yang menunjukkan arah yang terbalik. Gambaran yang sesuai dengan keadaan ini yang adalah gambar grafik fungsi sinus, seperti berikut.
Gambar 2. Nilai Sesaat: Besarnya Tegangan Sebagai Fungsi Sinus dari Sudut Putar Penghantar
2|Page
Kuat arus dan tegangan arus bolak-balik yang memenuhi fungsi sinus ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
i = Im sin t v = Vm sin t
Nilai yang termuat pada persamaan itu adalah nilai maksimum. Tetapi jika diukur dengan alat ukur ternyata memiliki nilai tersendiri. Nilai inilah yang terpakai dalam kerja komponen listrik dan dinamakan nilai efektif. Hubungan nilai maksimum dan nilai efektif ini memenuhi persamaan berikut. Ief =
Vef = Jika sebuah resistor dialiri arus bolak-balik ternyata arus dan tegangannya tetap sefase ( = 0 ). Nilai hambatannya tetap dan sering disebut reaktansi resistif. Sifat ini sama saja saat resistor dialiri arus searah (arus DC).
Hal ini dapat dirumuskan sebagai berikut. Arus yang mengalir = Im . sin (t) Sedangkan v = R i ,maka v = R.Im sin (t) = Vm. sin (t) dengan Vm = R.Im Untuk daya sesaat pada rangkain resitif dapat dirumuskan sebagai berikut.
Sebuah induktor dialiri arus bolak-balik tenyata memiliki sifat yang berbeda dengan resistor. Arus bolak balik yang melewati induktor akan ketinggalan fase (lagging) 90 terhadap tegangannya. Atau sering dikatakan tegangannya mendahului arus 90 ( = + 90 ).
O O O
Gambar 5. Rangkaian Beban Induktif Jika induktor dihubungkan arus searah memiliki hambatan yang hampir nol, ternyata saat dialiri arus AC akan timbul hambatan yang dinamakan reaktansi induktif. Besarnya memenuhi persamaan berikut.
4|Page
XL = L =2fL () Vm = XL.Im
Gambar 6. Bentuk Gelombang Arus dan Tegangan serta Diagram Phasor pada Rangkaian Listrik AC dengan Beban L
Gambar 7. Hubungan arus dan Tegangan pada Rangkaian Listrik AC dengan Beban L
5|Page
Daya sesaat pada rangkaian beban induktif dapat dirumuskan sebagai berikut.
Untuk satu perioda penuh, Daya rata-rata pada induktor dapat dirumuskan sebagai berikut.
Beban R dan L dapat dirangkai secara seri, berikut ini adalah sifat sifat dari rangkaian seri R L pada arus AC. Sesuai Hukum Kirchoff II :
6|Page
Gambar 9. Hubungan R dan L pada Rangkain Seri Arus AC Terlihat bahwa Arus I mendahului tegangan total (Vseri) sebesar , sehingga :
dan
Daya yang bekerja pada rangkaian R L seri dapat dirumuskan sebagai berikut.
P = V I = VR . I + VL. I
7|Page
Karena I tertinggal dibanding V total, maka : S = P + j Q Dengan, S = Daya semu P = Daya aktif = VI = V I cos [VA] [Watt] [VAR]
Gambar 10. Phasor Daya dan Segitiga Daya pada Rangkaian Seri R L Arus AC
8|Page
A. Tujuan Praktikum Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu: 1. Memahami prinsip kerja rangkaian AC seri R L. 2. Menyusun sendiri rangkaian AC seri R L. 3. Mampu mengukur secara praktek dan menghitung secara teori besarnya arus listri yang melewati tahanan seri R L dan mengukur besarnya impedansi R - L. B. Alat dan Komponen 1. Tahanan R 2. Tahanan L 3. Catu daya AC 4. Kabel kabel penghubung 5. Multimeter 6. Ampermeter 7. Voltmeter C. Langkah Pengambilan Data 1. Mempersiapkan semua alat dan bahan yang diperlukan. 2. Memastikan semua alat dan bahan dalam kondisi baik dan siap pakai. 3. Mengatur tegangan pada nilai 8V. 4. Menyusun rangkaian seperti pada gambar dibawah ini. Setelah rangkaian yang tersusun disetujui oleh dosen pembimbing, menghubungkannya dengan catu daya.
5. 6. 7. 8. 9.
Gambar Rangkaian Percobaan Menghitung secara teori besarnya nilai A, VR, dan VL. Meng-On kan posisi saklar catu daya. Mengukur besarnya nilai A, VR, dan VL. Memasukkannya kedalam table data hasil pengamatan. Mengulangi langkah 5-8 dengan rangkain yang sama dan nilai tegangan yang dirubah menjadi 12 dan 16 V.
9|Page
10 | P a g e
BAB IV KESIMPULAN
Pada rangkaian seri R L akan dihasilkan nilai tahanan total (impedansi) yang bersifat Induktif. Besarnya impedansi adalah atau Zseri= .
11 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
1. 2. 3. 4.
http://labdasar.ee.itb.ac.id/lab/Kuliah/Percobaan%205.pdf http://www.scribd.com/doc/ArusBolakBalik.html http://www.scribd.com/doc/39989307-Kelas-3-SMA-Dika-Sri-Handayani.html Mulud, HarijonoTeguh dan Dwiyana Hendrawati. 2009. TEKNIK LISTRIK II. Semarang: Politeknik Negeri Semarang 5. Zaelani, Ahmad. 2006. 1700 Bank Soal Bimbingan Pemantapan Fisika untuk SMA/MA. Bandung: Yrama Widya
12 | P a g e