You are on page 1of 9

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA KI-3061 SEMESTER II 2010/2011

PERCOBAAN VI PENENTUAN TRANSAMINASE GLUTAMAT PIRUVAT DARI SERUM DISUSUN OLEH: IRLYVARA NANDINI 10409032 MIKROBIOLOGI SITH-ITB KELOMPOK 6 HARI/TANGGAL PERCOBAAN: JUMAT/3 APRIL 2011 ASISTEN: NAVIERA YULIASARI NIM ASISTEN: 10408022

LABORATORIUM BIOKIMIA PRODI MIKROBIOLOGI SEKOLAH ILMU TEKNOLOGI HAYATI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2011

Laporan Praktikum Ke-6 PENENTUAN TRANSAMINASE GLUTAMAT PIRUVAT DARI SERUM

I. TUJUAN Menentukan piruvat yang terbentuk per menit dari tiap liter serum

II. TEORI DASAR Dalam biokimia, transaminase atau aminotransferase merupakan sebuah enzim yang dapat mengkatalisis reaksi antara asam amino dengan asam -keto. Pada reaksi ini, amino dipindahkan secara enzimatis ke atom karbon- pada -ketoglutarat, sehingga menghasilkan asam- -keto.

(Lehninger, 2005) Gugus semua aminotransferase memiliki grup prothestic yang sama dan memiliki mekanisme reaksi yang sama. Prothestic group adalah pyridoxal phospate (PLP), koenzime dalam bentuk pyridoxine atau vitamin B6. Pada percobaan ini, yang menjadi substrat adalah L-alanin dan -ketoglutarat, yang reaksinya dapat dituliskan sebagai berikut:

(Berg, 2006)

Dalam percobaan ini, piruvat yang terbentuk per menit setiap liter serum (dengan konsentrasi standar 10 mM) ditentukan dengan rumus :

III. CARA KERJA 1. Pembuatan Sampel Dipipet 0,5 ml substrat, lalu diinkubasi dalam waterbath 37oC selama 3 menit. Ditambahkan 0,1 ml serum, dan diinkubasi dalam waterbath 37oC selama tepat 60 menit. Ditambahkan 0,5 ml DNFH, dan diinkubasi dalam suhu ruang selama 20 menit. Lalu ditambah NaOH, dan diinkubasi dalam suhu ruang selama 10 menit. Diukur absorbansinya. 2. Pembuatan Kontrol Dipipet 0,5 ml substrat dan ditambahkan 0,5 ml DNFH. Diaduk, lalu ditambahkan 0,1 ml serum. Diinkubasi pada waterbath 37oC selama 60 menit, dan diinkubasi selama 20 menit pada suhu ruangan. Ditambahkan NaOH dan diinkubasi selama 10 menit pada suhu kamar. Diukur absorbansinya. 3. Pembuatan blanko Dipipet 0,5 ml substrat dan ditambahkan 0,1 ml air, lalu diinkubasi selama 37oC selama 60 menit. Ditambahkan 0,5 ml DNFH dan ditambahkan NaOH, lalu diinkubasi selama 10 menit. Dihitung absorbansinya. 4. Pembuatan Standar Dicampurkan 0,1 ml larutan standar piruvat dengan 0,4 ml substrat, 0,1 air, 0,5 ml DNFH. Diinkubasi pada suhu kamar selama 20 menit. Ditambahkan NaOH 0,4 5 ml. Diinkubasi 10 menit. 5. Semua tabung diukur absorbansinya pada 510 nm.

IV. HASIL PENGAMATAN 1. Hasil pengamatan reagen Yang Dibuat Sampel Penambahan Substrat + serum DNFH Hasil Warna tetap bening Warna menjadi kuning

NaOH Kontrol Substrat + DNPH

Warna tetap kuning Warna kuning, dan ada endapan warna putih

(mirip tetesan cat yang berdifusi dalam air). NaOH Blanko Substrat + air DNPH NaOH Warna agak kuning warna tetap bening Warna menjadi kuning Warna memudar Standar piruvat + substrat + air DNPH NaOH bening warna menjadi kuning warna tetap kuning kuning agak

2. Hasil pengukuran absorbansi Yang Diukur Sampel (T) Kontrol (K) Standar (S) Blanko (B) 0,227 0,246 0,056 0,045 Kelompok A 0,032 0,129 0,032 0,034 Kelompok B

V. PERHITUNGAN DAN ANALISIS DATA Dari hasil pengamatan diatas, maka untuk piruvat yang terbentuk per menit tiap liter serum adalah (dengan rumus Piruvat yang terbentuk per menit setiap liter serum : ) Kelompok A:

Kelompok B:

VI.

PEMBAHASAN Prinsip percobaan kali ini adalah mengukur aktivitas enzim aminotransferase dengan

mengukur piruvat yang terbentuk tiap menit dari satu liter serum. Aminotransferase adalah enzim yang mengkatalis transfer grup -amino ke asam -keto. Enzim-enzim ini, juga disebut sebagai transaminase, menyalurkan -amino dari berbagaim macam asam amino to -keto-glutarate untuk mengubahnya menjadi NH4+. Substrat -ketoglutarat dan alanin akan membentuk produk piruvate dan penambahan 2,4-dinitrophenyl hydrazine akan membentuk kompleks hydrazone saat bereaksi dengan asam -keto. Intensitas warna yang dihasilkan berhubungan dengan aktivitas enzim akan diukur dengan spektrofotometer.

(Berg, 2006) Pengukuran piruvat yang terbentuk tiap menit menggunakan empat macam tabung, yaitu tabung sampel, kontrol, standar, dan blanko. Sampel adalah larutan yang ingin kita ukur aktivitas enzimnya. Dalam tabung sampel, akan terjadi reaksi pembentukan piruvat. Setelah diinkubasi selama 60 menit pada waterbath dengan suhu 37oC, penambahan DNPH akan menghancurkan enzim sehingga reaksi terhenti. Sedangkan waktu inkubasi harus tepat 60 menit karena pembentukan piruvat baru stabil setelah 60 menit (Reitman, 1957). Suhu 37oC digunakan karena aktivitas enzim akan optimum pada suhu 37 oC, dan merupakan suhu normal badan.

(Diwan, 2007) Penambahan DNPH juga membentuk senyawa kompleks. Kompleks yang terbentuk adalah DNPH-pyruvate dan DNPH--ketoglutarat karena belum semua ketoglutarat menjadi glutamate. DNPH-pyruvate akan membentuk senyawa kompleks hidrazon yang dapat diukur secara spektrofotometri. Penambahan NaOH akan memberi suasana basa dan mencegah hidrazon kembali menjadi piruvat, karena suasana basa mencegah reaksi berjalan reversibel (Hummaller, 1957). Dalam suasana basa, akan terbentuk warna kuning yang dapat menjadi indeks aktivitas enzim transaminase. Sehingga yang kita ukur absorbansinya dengan spektrofotometer merupakan absorbansi dari keto dan piruvat. Sedangkan untuk kontrol, penambahan DNPH dilakukan sebelum menginkubasi, dan baru ditambah substrat setelah inkubasi dengan tujuan tidak terbentuknya piruvat. Penambahan DNPH membentuk endapan putih yang merupakan L-alanine yang terdenaturasi. Pengadukan dilakukan agar reaksi berjalan lebih cepat dan endapan protein yang terjadi lebih merata. Pembuatan tabung kontrol ini dimaksudkan untuk membuat tabung yang hanya terdiri atas keto saja, sehingga absorbansi tabung sampel yang terdiri atas keto dan piruvat dapat dikurangkan dengan tabung kontrol yang terdiri atas keto, sehingga dapat diukur konsentrasi piruvat murninya. Karena walaupun kecepatan pembentukan kompleks keto hanya 1/200 dari pembentukan piruvat, kompleks keto tetap dapat memberikan interferensi pada pengukuran. Reaksi yang terjadi antara DNPH dengan piruvat adalah:

Sedangkan untuk 2,4-dinitrophenyl-alanine, strukturnya adalah sebagai berikut:

Dinitrophenyl-l-alanine Pembuatan tabung standar berfungsi untuk membandingkan piruvat pada sampel dengan piruvat yang telah diketahui konsentrasinya, yaitu 10 mM. Pada tabung standar ditambahkan piruvat, substrat, air dan DNPH. Air berfungsi untuk membantu melarutkan piruvat dan substrat. Substrat perlu ditambahkan untuk menyamakan keadaan dengan tabung sampel karena pada tabung sampel masih terdapat sisa substrat (karena belum semua substrat bereaksi dengan serum membentuk piruvat). Fungsi DNPH dan NaOH sama seperti yang telah disebutkan di atas. Pembuatan tabung blanko bertujuan untuk sebagai faktor koreksi. Pada pembuatan blanko ini, reagen yang ditambahkan hanya air, substrat, dan DNPH. Dalam pengukuran, standar harus dikurangkan terlebih dahulu dengan blanko. Keempat tabung tersebut lalu diukur pada 510 nm. 510 nm merupakan panjang gelombang maksimum sehingga dihasilkan absorbansi yang maksimal. Selain itu 510 nm merupakan panjang gelombang untuk warna kuning-hijau (Anonim, 2007). Pada kelompok A, setelah mengukur absorbansi dari tabung kontrol, standar, blanko, dan sampel, piruvat yang terbentuk per menit dari satu liter serum adalah

-0,2878

. Hal ini disebabkan karena absorbansi kontrol lebih besar daripada absorbansi

sampel. Faktor-faktor kesalahan yang mungkin terjadi adalah: inkubasi tidak tepat 60 menit dan pada pembuatan tabung kontrol tidak dilakukan pengadukan. Lalu dilakukan kesalahan pada perlakuan tabung kontrol, yaitu waktu penginkubasian substrat dan DNPH pada suhu ruangan lebih dari 20 menit dan baru ditambah NaOH. Hal ini menyebabkan absorbansi kurang akurat karena kompleks DNP-alanine yang terbentuk mungkin terlalu banyak. Selain itu, kemungkinan terdapat endapan dari L-alanine yang masuk ke kuvet, sehingga saat dilakukan pengukuran, absorbansi menjadi kurang valid. Kurangnya penambahan reagen juga dapat terjadi, karena saat mengukur dengan pipet ukur pun terdapat faktor kesalahan. Sedangkan pada kelompok B, berdasarkan perhitungan, piruvat yang terbentuk per menit dari satu liter serum adalah 8,083 mol. Walaupun hasilnya lebih dari nol, hasil ini kurang valid, karena absorbansi dari kontrol melebihi absorbansi dari sampel, dan absorbansi dari blanko melebih absorbansi standar. Hal ini dapat diakibatkan beberapa hal, yaitu kesalahan dalam prosedur, seperti waktu inkubasi tidak tepat 60 menit, dan 20 menit, kurangnya volume penambahan reagen, serum, ataupun substrat. Atau terjadi kontaminasi pada tabung reaksi, atau pengadukan yang kurang kuat sehingga reagen kurang tercampur merata. Oleh itu dapat disimpulkan untuk menghasilkan absorbansi yang valid, seluruh perlakuan sangat penting untuk dilakukan dengan benar. Kadar normal konsentrasi piruvat yang dihasilkan oleh hati pada manusia adalah mencapai 23 mM per menit. Apabila sudah lebih dari 23 mM, maka terjadi kerusakan pada hati. Apabila terjadi kerusakan pada hati, maka enzim transaminase akan dilepas ke darah. Dari konsentrasi piruvat yang diukur oleh kelompok B kurang dari 23 mM, sehingga manusia yang darahnya diukur memiliki hati yang sehat. Sedangkan untuk kelompok A, konsentrasi piruvat tidak valid sehingga tidak dapat ditentukan.

VII.

KESIMPULAN Dari hasil pengukuran, konsentrasi piruvat yang dihasilkan per menit per liter serum

yang diukur kelompok A adalah -0,2878 M, sedangkan kelompok B adalah 8,083 M.

VIII. DAFTAR PUSTAKA

Anonim 1. 2007. Blood Safety and Clinical TechnologyBlood Safety and Clinical Technology. http://www.searo.who.int/en/Section10/Section17/S 1760.htm. ection53/Section481_

Berg, Jeremy Mark. 2009. Biochemistry. Hampshire: W. H. Freeman. Diwan, Joyce J. 2007. Amino Acid Catabolism: Carbon skeleton. http://www.rpi.edu/dept/bcbp/molbiochem/MBWeb/mb2/part1/aacarbon.htm#3chttp://ww w.rpi.edu/dept/bcbp/molbiochem/MBWeb/mb2/part1/aacarbon.htm#3c. Diakses pada tanggal 12 April 2011. Pukul 03.43 WIB. Humoller, Fred L. 1957. Improved Method for The Colorimetric Determination of GlutamicOxaloacetic Transaminase Activity. Omaha: Medical Research Laboratory Lehninger. 2005. Lehninger Principles of Biochemistry. New York City: Macmillan
Reitman, S & Frankel, S. (1957) Am J Clin Pathol., 28, 56-63.

You might also like