Professional Documents
Culture Documents
Materi Presentasi
PERANAN DATA DALAM
PEMBANGUNAN AMPL
Disampaikan oleh:
Direktur Permukiman dan Perumahan,
Bappenas
Jakarta, 22 Desember 2005
Fungsi Data
Sebagai :
z Bahan informasi
z Alat ukur
z Alat pembanding
Peranan Data
1
Perkembangan Data Sektor AMPL
Langkah ke Depan
2
SELESAI
TERIMA KASIH
3
SURVEI SOSIAL EKONOMI
NASIONAL
(SUSENAS)
(1) Umum
Survei rumah tangga dengan tujuan menyediakan
data kesejahteraan rakyat dan perkembangannya
dari waktu ke waktu
Survei tahunan dengan cakupan seluruh wilayah
Data yang dikumpulkan:
dikumpulkan: data kor (pokok)
pokok) dan data
modul (sasaran)
sasaran)
Kor setiap tahun hampir sama,
sama, Modul (sosial budaya
& pendidikan,
pendidikan, kesehatan dan perumahan,
perumahan, konsumsi)
konsumsi)
dikumpulkan setiap tahun dengan materi modul yang
berbeda tiap tahunnya (setiap materi modul diulang
setiap 3 tahun sekali)
sekali)
(3) Cakupan
Tersebar di seluruh wilayah Indonesia
Sampel Kor lebih dari 278.000 rumah tangga
Sampel Modul lebih dari 68.000 rumah tangga
1
(4) Metodologi
Pemilihan sampel dilakukan bertahap (2 tahap
untuk blok sensus yang tidak dibentuk sub blok
sensus dan 3 tahap untuk blok sensus yang
dibentuk sub blok sensus)
sensus) secara sistematik
Tahap pertama pemilihan blok sensus,
sensus, tahap
kedua pemilihan sub blok sensus,
sensus, tahap ketiga
pemilihan rumah tangga.
tangga.
Pencacahan dilakukan pada bulan Juni-
Juni-Juli
dengan wawancara langsung.
langsung.
4
(5) Variabel
Yang dikumpulkan pada kor:
kor:
a) Jenis kelamin g) Kesehatan
b) Umur h) Pendidikan
c) Status perkawinan i) Ketenagakerjaan
d) Perjalanan wisata j) Perumahan
e) Mortalitas k) Pengeluaran
f) Fertilitas
Variabel (lanjutan)
lanjutan)
• Kesejahteraan masyarakat
• Sosial budaya
• Pendidikan formal
• Pendidikan informal/kursus-
informal/kursus-kursus
• Biaya pendidikan formal/informal
6
2
Variabel (lanjutan)
lanjutan)
Variabel (lanjutan)
lanjutan)
Variabel (lanjutan)
lanjutan)
3
Variabel Khusus
Air Minum
10
Sanitasi Lingkungan
• Pada Susenas 2004 (modul
(modul kesehatan & perumahan),
perumahan),
Kor:
Kor: penggunaan fasilitas tempat “BAB”
BAB”, jenis
kloset,
kloset, dan “TPA”
TPA” tinja.
tinja.
Modul:
Modul: penampungan air limbah RT, sarana
pembuangan air limbah RT, keadaan air got sekitar
rumah,
rumah, dan cara pembuangan sampah
• Pada Susenas 2005 (modul
(modul konsumsi),
konsumsi),
Kor:
Kor: penggunaan fasilitas tempat “BAB”
BAB”
11
12
4
(7) Pengolahan Data
Receiving/batching
Editing/coding
Data entry
Tabulation
13
(8) Publikasi
14
5
(10) Pemanfaatan Data
Indikator Kesejahteraan Rakyat
Indikator Jender
Indikator KHPPIA (Kelangsungan
(Kelangsungan Hidup,
Hidup,
Perlindungan,
Perlindungan, dan Partisipasi Ibu dan Anak)
Anak)
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Kemiskinan
Distribusi pendapatan/gini ratio
PDB/PDRB
Dan lain-
lain-lain 16
(11) Keunggulan
Susenas satu-
satu-satunya survei bidang kesra yang dilaksanakan
setiap tahun,
tahun, mencakup berbagai aspek sosial,
sosial, ekonomi,
ekonomi, dan
budaya penduduk (komprehensif),
komprehensif), sangat kaya untuk analisis
lintas sektor.
sektor .
Susenas merupakan survei dengan sampel besar sehingga
untuk variabel tertentu cukup representatif untuk tingkat
kabupaten/kota.
kabupaten/kota.
Sejak tahun 1993 metodologi (sampel,
sampel, cakupan materi)
materi)
Susenas relatif stabil sehingga dapat membandingkan
perkembangan antar tahun.
tahun.
Susenas merupakan “lokomotif”
lokomotif” penyediaan data bidang
kesra karena kontinuitas dan cakupannya relatif luas.
luas.
17
(12) Kelemahan
Untuk estimasi tingkat kabupaten/kota tingkat
kesalahan relatif besar khususnya untuk karakteristik
yang frekuensi kejadiannya jarang.
jarang.
Sebagai “lokomotif”
lokomotif” beban Susenas terlalu berat,
berat,
baik bagi pencacah maupun responden,
responden,
mengakibatkan tingkat kecermatan sedikit berkurang
(baik oleh petugas maupun oleh responden).
responden).
Karena merupakan survei besar (sampel dan
cakupan wilayah luas),
luas), hasil Susenas paling cepat
diperoleh 6 bulan setelah pencacahan.
pencacahan.
18
6
19
7
Water and health
PENATAAN INSTRUMEN UN Millennium Development Goal (2000):
SUSENAS BIDANG AMPL UNTUK 'Reduce by half, by 2015, the proportion of people without
- Every day, diarrhoeal diseases cause some
6,000 deaths, mostly among children under five.
MENGUKUR PENCAPAIAN sustainable access to safe drinking water.'
World Summit on Sustainable Development, - In 2001, 1.96 million people died from
TARGET MDG 2000 diarrhoeas; 1.3 million were children under five.
- Between 1,085,000 and 2,187,000 deaths due
Plan of Action (2002):
to diarrhoeal diseases can be attributed to the
HENING DARPITO '... we agree to halve, by the year 2015, the proportion of 'water, sanitation and hygiene' risk factor, 90
WES Project Officer UNICEF people who are unable to reach or to afford safe drinking percent of them among children under five.
water (as outlined in the Millennium Declaration) and the - With simple hygiene measures such as
Disampaikan Dalam Rangka Workshop Pengelolaan Data AMPL
proportion of people who do not have access to basic washing hands after using the toilet or before
Jakarta 22 Desember 2005
sanitation.' preparing food, most of these deaths are
preventable.
1
AKSES AIR MINUM MENURUT PROPORSI RUMAH TANGGA DENGAN
Water and sanitation PERBEDAAN DEFINISI AKSES SANITASI YANG LAYAK
1 billion people lack access to improved water supply
2.4 billion people lack access to improved sanitation
Access to piped water through household connections
- Latin America and the Caribbean: 66%
- Asia: 49%
- Africa: 24%
Access to sanitation linked to a sewage system:
- Latin America and the Caribbean: 66%
- Asia: 18%
- Africa: 13%
2
The minimum amount of water
required to meet basic needs
vary depending upon what is
included as "basic needs". The
figures vary from 20 to 50 litres
per person per day.
Water supply, distribution of Sanitation, distribution of Commissioned by the
World Health Organisation
unserved populations unserved populations
3
"Not improved" are:
Definition of water: - unprotected well,
A properly protected well carries the following
characteristics:
access to improved drinking supply [code - unprotected spring,
Has no sources of pollution within a 100 foot radius and is
- vendor-provided water,
248]: “ Improved" water supply - bottled water (based on concerns about the quantity of on high ground, sloped away in all directions from the well
technologies are: casing to divert surface water runoff.
supplied water, not concerns over the water quality),
Has an overlapping, tight-fitting cover or sanitary seal at the
- household connection, - tanker truck-provided water.
top of the casing or pipe sleeve.
(It is assumed that if the user has access to an "improved
- public standpipe, source" then such source would be likely to provide 20 The annular space outside the well casing is sealed with
- borehole, litres per capita per day at a distance no longer than 1000 cement grout or bentonite clay at least 2 inches thick to a
minimum depth of 18 feet.
- protected dug well, metres).
Has a pump house to protect equipment, storage tank, and
This hypothesis is being tested through National Health
- protected spring, Surveys which are being conducted by WHO in 70 piping.
- rainwater collection. countries). Has a pitiless adapter instead of a well pit.
Has a well-head protection area under the control of the
(Communication of 25 March 2003 from the WHO (Communication of 25 March 2003 from the WHO Water, Sanitation
and Health Programme) operator or protective covenants.
Water, Sanitation and Health Programme)
4
SUSENAS KOR 2004
A poorly protected well carries the following AIR MINUM
characteristics:
Is located within 100 feet of pollution sources, and is not Sumber air minum: (1) air dalam kemasan, (2) Leding (3)
sloped to divert surface water runoff away. Pompa, (4) Sumur terlindung, (5) Sumur tidak terlindung,
Does not have a sanitary well seal. (6) Mata air terlindung, (7) Mata air tidak terlindung, (8) Air
The annular space around the well casing is not properly sungai, (9) Air hujan, (10) Lainnya
sealed with cement grout or bentonite clay.
Does not have a pump house to protect the well-head, Jika jawaban diatas = salah satu kode 3 s.d 7, jarak
storage tank, and other equipment. ketempat penampungan kotoran/tinja terdekat : (1) < 10 m,
Has a well pit to house the pumping equipment or to permit (2) > 10 m, (3) Tidak tahu
access to the top of the well.
The wellhead protection area is not under the control of the Cara memperoleh air minum: (1) Berlangganan, (2)
operator or purveyor. Membeli eceran, (3) Tidak membeli
5
SUSENAS MODUL 2004
SUSENAS KOR 2004 SUSENAS MODUL 2004 BUANG KOTORAN, LIMBAH DAN
BUANG KOTORAN AIR MINUM SAMPAH
Berapa Lama waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh
air minum (pulang-pergi): (1) < 5 menit, (2) 5 – 29 menit,
Penggunaan fasilitas tempat buang air besar: (1) (3) 30 – 59 menit, (4) 60 – 89 menit, (5) > 90 menit,
Sarana pembuangan air limbah mandi/dapur/cuci: (1)
Sendiri, (2) Bersama, (3) Umum Dengan saluran terbuka, (2) Dengan saluran tertutup, (3)
Tanpa saluran
Kualitas air minum (isikan kode 1 bila “ya” dan 2 bila
Jenis kloset: (1) Leher angsa, (2) Plengsengan, (3) “tidak”): (1) Jernih/bening … (2) Berwarna … (3) Berasa … Keadaan air got/selokan di sekitar rumah: (1) Lancar, (2)
Cemplung/cubluk, (4) Tidak pakai (4) Berbusa … (5) Berbau … Mengalir sangat lambat, (3) Tergenang, (4) Tidak ada got
Apakah di rumah tangga ini tersedia air paling sedikit 20 Cara pembuangan sampah: (1) Diangkut petugas minimum
Tempat pembuangan akhir tinja: (1) Tangki/SPAL, liter per anggota rumah tangga per hari untuk mandi, cuci,
(2) Kolam/sawah, (3) Sungai/danau/laut, (4) satu kali seminggu, (2) Diangkut petugas lebih dari
minum dan masak ? seminggu (3) Ditimbun, (4) Dibuat kompos, (5) Dibakar, (6)
Lobang tanah, (5) Pantai/tanah lapang/kebun, (6) (1) Ya, (2) Tidak Dibuang kekali/selokan, (7) Dibuang sembarangan, (8)
Lainnya Lainnya
6
SUSENAS KOR 2006 AIR MINUM
SUSENAS KOR 2006 AIR MINUM
(Cont’) SUSENAS MODUL 2007
AIR MINUM
Sumber air minum: (1) air dalam kemasan, (2) Leding 24 jam, (3) Kualitas air minum (isikan kode 1 bila “ya”
Leding tidak 24 jam, (4) Pompa, (5) Sumur terlindung, (6) Sumur tidak
terlindung, (7) Mata air terlindung, (8) Mata air tidak terlindung, (9) Air dan 2 bila “tidak”): (1) Jernih/bening … (2) Cara memperoleh air minum: (1)
sungai, (10) Air hujan, (11) Lainnya Berwarna … (3) Berasa … (4) Berbusa … Berlangganan, (2) Membeli eceran, (3)
Jika jawaban diatas = salah satu kode 4 s.d 8, jarak ketempat (5) Berbau … Tidak membeli
penampungan kotoran/tinja terdekat : (1) < 10 m, (2) > 10 m, (3) Tidak
tahu Di rumah tangga ini tersedia air untuk
mandi,cuci, minum dan masak per anggota
Berapa Lama waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh air minum
rumah tangga per hari sejumlah: (1) < 20 Penggunaan fasilitas air minum: (1)
(pulang-pergi): (1) < 5 menit, (2) 5 – 29 menit, (3) 30 – 59 menit, (4) 60
– 89 menit, (5) > 90 menit, liter, (2) 20 - 50 liter, (3) 50 - 100 liter, (4) > Sendiri, (2) Bersama, (3) Umum, (4)
100 liter Tidak ada
7
SUSENAS KOR 2006 SUSENAS MODUL 2007 SUSENAS MODUL 2007
BUANG KOTORAN BUANG KOTORAN (cont’) BUANG SANITASI
Jenis kloset: (1) Leher angsa, (2) Penggunaan fasilitas tempat buang air Sarana pembuangan air limbah mandi/dapur/cuci: (1)
Plengsengan, (3) Cemplung/cubluk, (4) besar: (1) Sendiri dng tangki penggelontor, Dengan saluran terbuka, (2) Dengan saluran tertutup, (3)
(2) Sendiri tanpa tangki penggelontor(3) Tanpa saluran
Tidak pakai Keadaan air got/selokan di sekitar rumah: (1) Lancar, (2)
Bersama, (4) Umum Mengalir sangat lambat, (3) Tergenang, (4) Tidak ada got
Tempat pembuangan akhir tinja: (1) Penggunaan fasilitas tempat mandi: (1) Cara pembuangan sampah: (1) Diangkut petugas, (2)
Sendiri dengan bak mandi, (2) Sendiri tanpa Ditimbun, (3) Dibuat kompos, (4) Dibakar, (5) Dibuang
Tangki/SPAL, (2) Kolam/sawah, (3)
kekali/selokan, (6) Dibuang sembarangan, (7) Lainnya
Sungai/danau/laut, (4) Lobang tanah, (5) bak mansdi, (3) Bersama, (4) Umum
Pantai/tanah lapang/kebun, (6) Lainnya
8
9
Pengalaman daerah dalam Pengelolaan Data
Sektor Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
Review Pengelolaan Data Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Indonesia
dalam Rangka Persiapan Susenas 2006-2007
22 Desember 2005 di Le Meridien Jakarta
PANDEGLANG
LEBAK
Tingkat
Tingkat
Kepadatan
Kepadatan
TANGERANG
Penduduk
Penduduk
SERANG
Provinsi
Provinsi Banten
Banten
KOTA TANGERANG
(Jiwa/Km2)
(Jiwa/Km2)
KOTA CILEGON
TAHUN ANGGARAN
2005
Pemberdayaan
Fisik
1
inventarisasi data air bersih
> proses penyusunan
Koordinasi Provinsi
- Rapat Pokja AMPL
- Penyusunan “data awal” cakupan air bersih & sanitasi
<versi BAPEDA & Dinas Kesehatan>
Catatan : Kesepakatan Anyer diperoleh dalam Lokakarya Draft Renstra di Patra Anyer, 8/10 Des 2005
Ditandatangani oleh Pokja AMPL Provinsi dan Kab/Kota serta wakil Pemerintah Kab/Kota non program AMPL
LSM dan Perguruan Tinggi
kendala >
Tingkat Provinsi
1. Provinsi Baru :
-belum ada kejelasan … otoritas & validitas data
-belum terbangun … kontinyuitas database terkait AMPL
-belum terjalin baik … koordinasi dengan Kab/Kota
2
inventarisasi data air bersih
solusi >
telah / sedang dilakukan :
1. Pelibatan instansi vertikal terkait (BPS) dan Kab/ Kota non Pokja
dalam setiap acara / kegiatan Pokja Provinsi
2. Implementasi “Kesepakatan Anyer”
3. Survei Cepat data KESLING
akan dilakukan :
1. Perlu dievaluasi kembali SKPD terkait yang bisa masuk Pokja AMPL
2. Implementasi Software SIM-KESLING
<untuk updating data bulanan>
3
DEFINISI Air Minum
OPERASIONAL Air yang dapat langsung diminum dengan atau tanpa melalui pengolahan.
VARIABEL
AMPL Air Bersih
air keperluan rumah tangga yang diambil dari sumber air terlindungi dan bila mau di
PROVINSI minum harus diolah.
BANTEN
Kesepakatan Anyer Jamban
8/10 des 2005 Tempat Buang Air Besar yang terlindungi tidak mencemari lingkungan.
Tempat Sampah
Tempat untuk Penampungan barang atau benda yang sudah tidak digunakan organik
maupun non organik yang melibatkan sistem sarana dan pengolahan.
SPAL
Sarana pembuangan air limbah yang terpelihara dan tidak menimbulkan dampak
lingkungan.
Ð PETA DISTRIBUSI DAERAH RAWAN AIR BERSIH PROVINSI BANTEN TAHUN 2004
4
PETA DISTRIBUSI KEBUTUHAN AIR PROVINSI BANTEN TAHUN 2004
Ð
PETA DISTRIBUSI DAERAH RAWAN AIR BERSIH PROVINSI BANTEN TAHUN 2004
Ð
5
PETA PROYEKSI CAKUPAN AIR BERSIH PROVINSI BANTEN TAHUN 2015
Ð
Cakupan Air Bersih Provinsi Banten Tahun 2004 – 2005 dan Proyeksi 2015
2004 2005 2015
nilai (%)
cakupan air
71,85
bersih Provinsi Banten 64,36
tersebut 43,71
adalah hasil 81,25
komparasi Kota Cilegon 86,04
62,5
data provinsi
72,6
dan data Kota Tangerang 85,92
45,2
kabupaten
kota sebagai 74,25
Kab. Tangerang 68,02
hasil 48,5
Kesepakatan 65,85
Anyer 8/10 Kab. Serang 48,35
31,7
des 2005
67,4
Kab. Lebak 46,07
34,8
76,83
Kab. Pandeglang 51,75
53,67
25 50 75 100
Cakupan Air Bersih (%)
Cakupan Sanitasi Provinsi Banten Tahun 2004 – 2005 dan Proyeksi 2015
2004 2005 2015
nilai (%)
cakupan 72,25
sanitasi Provinsi Banten 53,64
44,5
tersebut
76,5
adalah hasil Kota Cilegon 72,8
komparasi 53
data provinsi 80
dan data Kota Tangerang 85,11
60
kabupaten
82,5
kota sebagai Kab. Tangerang 57,78
hasil 65
Kesepakatan 63,5
Anyer 8/10 Kab. Serang 36,69
27
des 2005
63
Kab. Lebak 27,25
26
68
Kab. Pandeglang 42,2
36
25 50 75 100
6
. . . . . . . . . . terimakasih
7
INDONESIA
SEHAT
2010
• Propinsi Banten
• TERDIRI DARI :
4 Kabupaten
2 Kota,
122 Kecamatan
174 Puskesmas
28 Rumah Sakit
TUJUAN
PROGRAM PENYEHATAN AIR
TINGKAT DUNIA
MILLENIUM DEVELOPMENT
GOALS
INDONESIA
SEHAT 2010
STANDAR
PELAYANAN
MINIMAL
MASYARAK
AT
1
RAPID
SURVEY
SKRT
DLL
RISET
SDKI OPERASIONAL
Peringatan Peningkatan
Kajian Kewaspadaan
Dini
Epidem &
Ancaman Kesiapsiagaan
iologi KLB KLB
Jejaring Upaya
SE-KLB
Pencegahan
(Sektor)
2
KLB dengan SKD Kesling
Kajian Epidemiologi
Rawan KLB
90
80
Peringatan Dini Penang
70
Ancaman KLB gulangan
KASUS
60
50 KLB
40 Kewaspadaan dan
30 Kesiapsiagaan KLB
20
10
0
HARI
60 dapat dicegah
50
40
30
20
10
0
HARI
100%
80%
NO 2001
60% NO 2002
40% NO 2003
NO 2004
20%
0%
SERANG KAB LEBAK PANDEGLANG KOTA CILEGON BANTEN
TANGERANG TANGERANG
3
CAKUPAN KASUS SANITASI JAGA DI PROPINSI
BANTEN TAHUN 2004
100 85
73
80 66
56
60 45
37 Series2
40 31
20
0
Serang Pandeglang Lebak Tangerang Kota Kota Cilegon PROPINSI
Kab, Tangerang
70 65
60 53
50 41
36
40
27 26
30
20
10 0
0
Serang Pandeglang Lebak Tangerang Kab, Kota Tangerang Kota Cilegon PROPINSI
4
5
K O R E L A SI C A K U P A N SA N I T A SI D A N P E N Y A K I T A K I B A T
L I N G K U N G A N D I P R O P I N SI B A N T E N T A H U N 2 0 0 4
15 100
80
10 60
5 40
20
0 0
SERANG PANDEGLANG LEBAK T ANGERANG TANGERANG CI LEGON PROPI NSI
KAB KOT A
UNTUK MENINGKATAN
KUALITAS DATA DAN
SUSTAINIBILITY
DARI PROGRAM AMPL
DI PROPINSI BANTEN
MAKA
DIBUAT SOFT WARE
SISTIM INFORMAS KESEHATAN
LINGKUNGAN
MULAI TAHUN 2006
6
SYARAT SURVEY CEPAT
• DIPERGUNAKAN UNTUK MENGUKUR
KEJADIAN YANG SERING TERJADI DI
MASYARAKAT
• PENGAMBILAN SAMPEL DILAKUKAN 2
TAHAP, TIAP KABUPATEN DIAMBIL 30
KLUSTER, DAN MASING-MASING
KLUSTER DIAMBIL 7-10 SAMPEL.
• PERTANYAAN DIBATASI 20-30 BUAH
• RANCANGAN SAMPEL,
PEMASUKAN,PENGOLAHAN DAN
ANALISIS DATA DILAKUKAN DENGAN
BANTUAN KOMPUTER
LANGKAH-LANGKAH
SURVEY CEPAT
MENENTUKAN
MASALAH KESEHATAN
SESUAI PRIORITAS
MENENTUKAN
BESAR DAN METODA
SAMPEL
MENGEMBANGKAN
ALAT PENGUMPUL
DATA
7
PENGORGANISASIAN
DAN PELAKSANAAN
ANALISIS
DAN INTERPRETASI
PENGEMBANGAN
PROGRAM KEGIATAN
LANJUTAN
SECOND STAGE
SAMPLE
POPUILATION
FIRST STAGE SELECTION PROBABILITY
CLUSTER
SRS 4 5
ӨӨӨӨӨӨӨӨ
ӨӨӨӨӨӨӨӨ
SRS ӨӨӨӨ
ӨӨӨӨ X = 0.0010
ӨӨӨӨӨӨӨӨ
100
ӨӨӨӨ 200 100
ӨӨӨӨӨӨӨӨ
ӨӨӨӨ 5 SAMPEL
ӨӨӨӨ
ӨӨӨӨӨӨӨӨ
ӨӨӨӨӨӨӨӨ
ӨӨӨӨӨӨӨӨ
ӨӨӨӨ 4 X 5 = 0,0017
60 ӨӨӨӨ
ӨӨӨӨӨӨӨӨ
ӨӨӨӨӨӨӨӨ
ӨӨӨӨ
ӨӨӨӨ
200 60
ӨӨӨӨӨӨӨӨ
5 SAMPEL
ӨӨӨӨӨӨӨӨ
ӨӨӨӨӨӨӨӨ
30
ӨӨӨӨ
ӨӨӨӨ
4 X 5 = 0,0033
ӨӨӨӨӨӨӨӨ
ӨӨӨӨӨӨӨӨ
ӨӨӨӨ 200 30
ӨӨӨӨӨӨӨӨ
ӨӨӨӨӨӨӨӨ 10 ӨӨӨӨ
4
X 5 = 0.002
ӨӨӨӨ
ӨӨӨӨӨӨӨӨ
200 10
SECOND STAGE
SAMPLE
POPUILATION
FIRST STAGE SELECTION PROBABILITY
CLUSTER
SRS 4 X 100 5
ӨӨӨӨӨӨӨӨ
ӨӨӨӨӨӨӨӨ
SRS ӨӨӨӨ
ӨӨӨӨ X = 0.002
ӨӨӨӨӨӨӨӨ
100
ӨӨӨӨ 10000 100
ӨӨӨӨӨӨӨӨ
ӨӨӨӨ 5 SAMPEL
ӨӨӨӨ
ӨӨӨӨӨӨӨӨ
ӨӨӨӨӨӨӨӨ
ӨӨӨӨӨӨӨӨ
ӨӨӨӨ 4 X 60 X 5 = 0,002
60 ӨӨӨӨ
ӨӨӨӨӨӨӨӨ
ӨӨӨӨӨӨӨӨ
ӨӨӨӨ
ӨӨӨӨ
10000 60
ӨӨӨӨӨӨӨӨ
5 SAMPEL
ӨӨӨӨӨӨӨӨ
ӨӨӨӨӨӨӨӨ
30
ӨӨӨӨ
ӨӨӨӨ
4 X 30 X 5 = 0,002
ӨӨӨӨӨӨӨӨ
ӨӨӨӨӨӨӨӨ
ӨӨӨӨ 10000 30
ӨӨӨӨӨӨӨӨ
ӨӨӨӨӨӨӨӨ 10 ӨӨӨӨ
4 X 10
X 5 = 0.002
ӨӨӨӨ
ӨӨӨӨӨӨӨӨ
10000 10
8
9
Persiapan SUSENAS 2006-07
Daftar Isi
• Konteks WSLIC-2 dan fokus presentasi
• Kebutuhan data WS&ES dalam WSLIC-2
• Sumber data WS&ES untuk WSLIC-2
• Kebutuhan data lainnya
• Beberapa isu SUSENAS
• Hal-hal yang perlu diperhatikan
1
Apa itu WSLIC-2 (2 dari 2)
• Pelaksanaannya menggunakan
“community based approach” untuk
perencanaan dan pelaksanaan.
Menggunakan metodologi MPA dan
PHAST dalam proses dan difasilitasi oleh
CF dan konsultan.
• Masyarakat bertanggung jawab terhadap
operasional dan pemeliharaan pada waktu
paska konstruksi.
Fokus Presentasi
• Fokus kepada aplikasi data dan implikasi
dalam proses persiapan dan perencanaan
Proyek WSLIC-2.
• Terutama yang terkait dengan “community
based” WS&ES di tingkat desa.
2
Sumber data WSLIC-2 untuk
WS&ES
• Ditingkat propinsi – dari Kantor Statistik Tk.I (dalam
angka) dan data milik DinKes.
• Ditingkat kabupaten – Kantor Statistik Tk. II (dalam
angka) dan data milik DinKes (dikumpulkan dari
Puskesmas, Posyandu, Bidan desa dan instansi
kesehatan lainnya di tingkat kecamatan dan kabupaten).
• Ditingkat desa (shortlisting) – data ditingkat desa
berdasarkan inspeksi lapangan di masing-masing desa.
• Ditingkat desa (perencanaan) – berdasarkan penilaian
ditingkat masyarakat pada proses MPA/PHAST.
• Data SUSENAS tidak dipakai pada Proyek WSLIC-2,
kecuali sebagai perbandingan.
3
Isu Spesifik Susenas (1 dari 3)
• Kategori Perkotaan/Pedesaan: SUSENAS
mengunakan kategori Perkotaan/Pedesaan.
Kebijaksanaan Nasional WS&ES memakai kategori
“manajemen berbasis kelembagaan” dan “berbasis
masyarakat”. Dapatkah sejalan?
• Standar Fasilitas : Data seharusnya berdasarkan
standard fasilitas/pelayanan harus sesuai dengan
panduan MDG. Data yang lebih rinci ditingkat nasional
mungkin tidak diperlukan.
• Data Optimis: Hampir semua hasil data cacupan
WS&ES SUSENAS menujukan angka yang tinggi,
kenyataannya berdasarkan observasi lapangan tidak
demikian. Mengapa demikian?
WSLIC-2 Prepared by WSLIC-2 CPMU 10
4
Hal-hal yang perlu diperhatikan
• SUSENAS merupakan salah satu sumber data
yang dipakai untuk perencanaan WS&ES.
• Setiap data yang perlu dikumpulkan harus
dedisain dengan hati-hati sehingga data yang
diperoleh layak digunakan sesuai kebutuhan.
• Data-data yang dihasilkan seharusnya ketidak
konsisten dan tidak duplikasi (misalnya antara
SUSENAS dan instansi lain).
• Perlunya ditingkatkan koordinasi antar lembaga
terkait sehingga dihasilkan data yang valid untuk
semuanya.
Terima kasih