Professional Documents
Culture Documents
Grahat Nagara Program Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia Program Peminatan Hukum Pidana, Kelas Reguler 1106030965 Teori Hukum Pidana Tugas 1
Dengan tradisi civil law eropa kontinental, Indonesia memegang teguh prinsip legalitas sebagaimana termaktub dalam Pasal 1 Kitab Undang-undang Hukum Pidana yang diterapkan di Indonesia sejak zaman kolonial pada tahun 1918 berdasarkan azas konkordansi pemerintahan Belanda. Belakangan azas ini juga masuk dalam konstitusi, baik di Indonesia maupun di Belanda. Meskipun demikian azas legalitas pada dasarnya dpat ditemukan baik dalam tradisi civil law maupun common law. Meskipun memiliki beberapa perbedaan secara spesifik dalam aspek dan cara pandangnya.
perlindungan terhadap kesewenang-wenangan negara yang secara hukum memiliki kekuasaan dan kewenangan untuk melakukan penghukuman atas nama publik.
Keempat. Analogi. Dalam tradisi civil law pembatasan interpretasi terletak di dalam kejahatan yang didefinisikan. Hakim harus memastikan bahwa penghukuman disesuaikan dengan kata-kata yang ada dalam pasal pidana. Meskipun sesekali diperdebatkan, tradisi pelarangan analogi dalam sistem peradilan pidana, masih merupakan aspek yang dominan. Dalam tradisi common law analogi tidak terlalu dipermasalahkan. Tradisi common law menganggap bahwa kombinasi antara dan penalaran common law memiliki keterkaitan yang kuat. Ketika terjadi penemuan hukum maka kriteria yang dipertahankan adalah forseeability, atau bahwa hukum tersebut dimaklumi keberadaannya. Dalam bukunya Friedman menjelaskan sejarah hukum pidana dan pemidanaan di Amerika: Dalam kasus Maine 1821, tersangka membuang mayat seorang anak kecil ke Sungai Kenebec. Tidak pernah ada peraturan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai hal ini sebelumnya. Namun tersangka diputuskan bersalah. Pengadilan Tinggi Maine menyatakan kita sudah terbiasa untuk melakukan penghormatan tertentu pada kuburan-kuburan leluhur kita. Sementara ada hukum yang melarang untuk menggali kuburan. Oleh karena itu seharusnya ada hukuman bagi perbuatan buruk terhadap mayat yang seharusnya dikubur dengan layak. Norma kebaikan, kepantasan, perasaan kebaikan, hukum alam, semua melarang perbuatan tersebut.