You are on page 1of 4

Tiara Dea Kuswanto 230110100110 Perikanan B 2010

KURVA DISOSIASI OKSIGEN Sifat penting darah dalam transport oksigen adalah ikatan yang reversibel oksigen dengan Hb Hb + O2 HbO2 Pada kondisi tinggi Hb berkombinasi dengan O2 untuk membentuk Oksihemoglobin (HbO2) dan reaksi bergeser ke kanan. Tiap atom Fe dalam mol. Hb mengikat satu mol O2. Bila kita plot jumlah Oksihemoglobin yang ada pada tiap konstanta O2 diperoleh kurva disosiasi oksigen hemoglobin Hb + O2 Oksigen HbO2 Oksihemoglobin Hemoglobin

BOCH EFFECTS CO2 darah menyebabkan pH plasma kurva disosiasi bergeser kekanan. , Konsentrasi CO2 tinggi menyebabkan oksigen dilepaskan pada PO2 tertentu, disebut Bohr effect. Jika CO2 masuk kedalam darah, Hb melepaskan O2 dalam jumlah yang lebih besar dari jika tidak adanya efek CO2 pada ikatan HbO. Jadi Bohr effect memfasilitasi peningkatan pelepasan O2 pada jaringan. CO2 menurunkan afinitas Hb terhadap O2, karena pengikatan CO2 secara langsung pada kelompok amino terminal pada molekul Hb mengurangi ikatan HbO Bohr effect (Efek Bohr) pada hewan kecil > hewan besar, Hb hewan kecil lebih sensitif thd asam dari Hb hewan besar, shg memenuhi kebutuhan laju metabolik tinggi pada hewan kecil. Perubahan pH sedikit menyebabkan pelepasan O2 . PERUBAHAN AFINITAS O2 Respon senyawa fosfat organik merupakan keuntungan fisiologis pada ikan. Pada ikan trout yang didedahkan dalam air yang kandungan oksigennya rendah, maka kandungan ATP dalam eritrositnya menjadi turun (Tabel 3.1.) dan afinitas oksigen darahnya meningkat (P50 menurun). Hemoglobinnya tidak mengalami perubahan afinitas, jadi peningkatan afinitas darah ikan terhadap oksigen ini disebabkan oleh menurunnya kandungan ATP dalam darah.

Oksigen dalam air (mm Hg) 50 P50 darah (mm Hg) ATP (mmol per liter sel darah merah) 16,8 0,5 80 21,7 1,0 150 24,1 1,3

Tabel 3.1. Tekanan setengah jenuh (P50) pada darah ikan rainbow trout yang diaklimatisasi dalam air dengan level oksigen berbeda (Schmidt-Nielsen, 1990). DISOSIASI OKSIGEN Kurva disosiasi oksigen pada ikan berhubungan dengan aktivitasnya. Pada ikan yang aktif dan berenang cepat, seperti misalnya ikan tuna, dan biasanya hidup di air yang kaya oksigen, kurva disosiasinya lebih kekanan dibandingkan ikan-ikan lain. Afinitas oksigen yang rendah tersebut diperlukan untuk pelepasan oksigen ke jaringan pada aktivitas metabolik tinggi. Sebaliknya, pada ikan yang bergerak lamban dan berada di dasar perairan yang kandungan oksigennya rendah biasanya toleran terhadap kekurangan oksigen. Afinitas oksigen hemoglobin ikan semacam ini tinggi, kurva disosiasinya di kiri. Karena ikan ini hidup di perairan yang miskin oksigen dan laju metaboliknya rendah, maka kebutuhan untuk pengambilan oksigen lebih penting daripada kebutuhan untuk melepaskan oksigen ke jaringan.

Pada hewan invertebrata, Hb memiliki afinitas oksigen yang sangat tinggi dan kurva disosiasinya terletak dipinggir kiri. Misalnya pada moluska bivalvia Phacoides dan juga

larva Chironomus, kedua spesies hewan tersebut sering berada pada perairan yang miskin oksigen. Nampaknya bilamana oksigen sangat tipis hemoglobin menjadi sangat penting. Daphnia yang dipelihara dalam air yang kandungan oksigennya rendah akan memiliki konsentrasi hemoglobin tinggi (lihat Gambar). Daphnia yang memiliki konsentrasi hemoglobin tinggi akan lulus hidup dalam perairan dimana Daphnia yang konsentrasi hemoglobinyya rendah mati (Kobayashi and Hoshi, 1982). Hal yang sama juga terjadi pada Artemia, larva Chironomus dan invertebrata lainnya.

You might also like