You are on page 1of 2

Islam tidak pernah menggambarkan cinta itu hina dan keji sehinggalah cinta itu sendiri dikuasai nafsu

dan diukur dengan nilai-nilai cetek dan sementara tanpa dihubungkan dengan nilai Iman dan kehidupan Akhirat yang kekal abadi. Bukankah cinta itu suci, sesuci embun pagi. Bukankah cinta itu mulia dan tinggi. Bukankah cinta itu datang dari kebersihan hati lalu melahirkan kemuliaan budi, kasih dan kepekaan jiwa. Benarkah itu cinta, Kalau kita semakin keji dan hina? Benarkah itu cinta? kalau kita semakin bodoh dan lupa kemuliaan diri? Benarkah itu cinta? kalau kehidupan kita hilang pedoman hingga akhirnya kita terdampar dipantai maksiat? Benarkah itu cinta? kalau kita lupa diri hingga tercampak kelembah yang hina dina? Benarkah cinta yang menjadikan kita bodoh, hina, keji dan lupa diri? Benarkah cinta yang menjadikan hati kita hitam dan kotor hingga diri kita tidak lagi 'suci'? Benarkah cinta yang menjadikan kita sesat dalam kehidupan? Benarkah cinta yang menjadikan kita lupa dari mana kita datang, untuk apa didatangkan dan kemana akhirnya kehidupan? Benarkah itu cinta Atau nafsu yang menggoda Atau syaithan yang memperdaya Atau Iman yang yang semakin kehilangan Nyala Benarkah itu cinta Atau kejahilan yang menguasai Atau dunia yang memperdaya diri Atau kita yang buta dan lupa Buta terhadap kebenaran dan Iman Buta terhadap kemuliaan dan ketinggian Lupa terhadap syaithan yang penuh kebencian lupa terhadap nafsu yang memperdayakan insan Bukankah semua kita inginkan kemuliaan Bukankah semua kita mencari kebahagiaan Bukankah semua kita mencari 'jalan pulang' Kenapa kehinaan yang datang Kenapa tiada lagi damai dan ketenangan

Kenapa kita tersesat di pertengahan jalan Kenapa kita terlupa 'jalan pulang' Benarkah itu cinta? Atau kita yang diperdaya Kehinaan di hias hingga mempersonakan Kesementaraan dinampakkan kekal Segala yang busuk terbau harum Segala yang keji ternampak indah

You might also like