You are on page 1of 3

BAB 1 PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Hingga saat ini padi masih merupakan produk utama pertanian dinegara agraris termasuk Indonesia, hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa beras merupakan bahan makanan pokok. Sekam padi merupakan salah satu produk samping dari proses penggilingan padi, selama ini hanya menjadi limbah dan belum dimanfaatkan secara optimal. Sekam padi merupakan lapisan keras yang terdiri dari dua bentuk daun, yaitu sekam kelopak dan sekam mahkota. Saat proses penggilingan padi, sekam akan terpisah dari butiran beras dan menjadi bahan sisa/limbah dari penggilingan padi. Dari penggilingan padi akan menghasilkan sekitar 25% sekam, 8% dedak, 2% bekatul & 65% beras. (Haryadi. 2006) Ditinjau dari komposisi kimia, sekam padi mengandung beberapa unsur kimia penting yaitu kadar air (9,02%), protein kasar (3,03%), lemak (1,18%), serat kasar (35,68%), abu (17,17%) dan karbohidrat (33,71%). (Houston.1972) Hasil pembakaran sekam padi dapat menghasilkan arang yang dinamakan arang sekam padi, dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan diantaranya sebagai bahan baku untuk industri kimia, bahan bangunan, sebagai adsorben logam-loga m berat seperti Pb, Cd, Cr, Fe dalam air. (http://Penggunaan-arangsekampadi.htmL.aditbayore.blogspot.com) Besi merupakan salah satu elemen kimia yang dapat ditemui hampir disetiap tempat dibumi/semua lapisan geologis. Umumnya besi yang terdapat dalam air dapat bersifat terlarut sebagai Fe 2+ dan Fe 3+ , sebagai butiran koloidal dalam bentuk senyawa Fe(OH)3, Fe2O3, FeO dan bergabung dengan zat anorganik seperti tanah liat. Kekeruhan pada air umumnya disebabkan oleh adanya bahan anorganik yang terlarut(lumpur dan pasir halus) maupun bahan organik yang berupa plankton dan mikroorganisme lain. Salah satu masalah dari air sumur yaitu tingginya kandungan besi, jika air sumur tersebut didiamkan dalam bak penampungan maka secara perlahan akan berubah warnanya menjadi kuning atau kelihatan keruh karena Fe 2+ teroksidasi oleh udara menjadi Fe2O3. (Alaerts.1984) Berbagai macam bahan baku dapat digunakan untuk menghasilkan arang aktif yaitu bahan yang mengandung karbon, antara lain berbagai jenis kayu, serbuk gergaji, kulit atau biji buah-buahan, batu bara, tongkol jagung, tempurung kelapa, sekam padi dan lain-lain. Dari semua bahan baku ini ada kalanya dapat langsung diproses sebagai arang aktif dan ada pula yang melalui proses aktivasi. Cara mengaktifkan yaitu dngan memakai gas pengoksidasi seperti udara atau karbondioksida dan karbonasi bahan baku dengan memakai pelarut kimia seperti seng klorida atau asam fosfat. (Kusnaedi, 2010) Dari hasil penelitian terdahulu, telah dilakukan pembuatan arang aktif dari sekam kayu dengan menggunakan asam fosfat sebagai aktivator. Peneliti terdahulu

juga telah melakukan penelitian tentang pemakaian berbagai aktivator dalam pembuatan arang aktif dan diperoleh bahwa asam fosfat merupakan aktivator yang baik karena lebih efektif untuk menghasilkan arang aktif dengan daya serap yang tinggi, bila dibandingkan dengan aktivator lain seperti H2SO4, NaOH, senyawa khlorida dan lain-lain. (Silalahi.1996) Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti tertarik untuk memanfaatkan sekam padi sebagai adsorben dengan menggunakan aktivator asam fosfat dan diaplikasikan untuk menurunkan kadar besi dalam air sumur. 1.2 Permasalahan Berapa besar kemampuan arang aktif dari sekam padi untuk menurunkan logam Besi yang terdapat dalam air sumur. 1.3 Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini, penulis memberikan batasan masalah sebagai berikut : 1. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan arang aktif yaitu dari sekam padi. 2. Parameter yang dianalisis yaitu menurunkan kadar besi secara spektrofotometri. 3. Perlakuan sampel dilakukan sebelum dan setelah dilewatkan dari kolom, dalam hal ini fase diam adalah arang aktif dari sekam padi dan fase geraknya adalah sampel. Sampel yang akan dianalisis yaitu air sumur bor dan air sumur gali. 1.4 Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk menentukan persen penurunan kadar Besi dari sampel dengan memanfaatkan sekam padi sebagai adsorben. 1.5 Manfaat Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat memberikan informasi tentang pemanfaatan sekam padi bagi masyarakat sehingga tidak hanya sekedar limbah yang akan dijadikan sebagai pupuk untuk tanaman, namun dapat bermanfaat sebagai adsorben yaitu untuk menurunkan kadar Besi dalam air sumur. 1.6 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Sumatera Utara1.7 Metodologi Penelitian Penelitian ini merupakan eksperimen laboratorium, dilakukan dengan cara : 1. Penyediaan Bahan Baku sebagai Adsorben Sekam padi diambil dari pabrik kilang padi di daerah Setia Budi, pemanfaatan sekam padi sebagai adsorben dengan menggunakan aktivator asam fosfat. Dilakukan perendaman selama 24 jam, dilakukan pengarangan didalam tanur pada suhu 500C selama 4 jam. Sekam padi yang diolah lebih lanjut menjadi arang aktif di ayak dengan ukuran partikel 80 mesh. Penurunan kadar Besi dari air sumur yaitu dengan melewatkan air sumur melalui kolom yang berisi arang aktif dari sekam padi dan dibiarkan selama 1 jam (arang aktif sebagai fase diam dan air sumur sebagai fase gerak ). Penentuan kadar Besi (Fe) dilakukan dengan metode spektrofotometri. 2. Pengambilan Sampel Sampel air sumur bor dan air sumur gali diambil dari perumahan penduduk di jalan Sempurna pasar 7 Tembung Bandar Kalippa. Kedalaman sumur bor 30 m dan sumur

gali 9 m. Pengambilan sampel air sumur bor dan air sumur gali masing-masing dilakukan dari 3 titik pengambilan. Pengambilan sampel air sumur bor diambil langsung dari kran/mulut pompa, ditampung kira-kira lima menit setelah air mulai dibuang (dikeluarkan), pengambilan dilakukan berdasarkan variasi waktu yaitu dengan selang waktu 1 jam untuk setiap pengambilan. Pengambilan air sumur gali yaitu secara sembarang sebanyak 3 kali pengambilan. Masing-masing sampel air sumur bor dan air sumur gali yang telah diambil dari 3 titik pengambilan dicampur dalam suatu wadah dengan volume yang sama.

You might also like