You are on page 1of 21

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Penyajian Data Penyajian data merupakan salah satu dalam pembuatan laporan hasil penelitian yang telah dilakukan agar dapat dipahami dan dianalisis sesuai tujuan yang diinginkan. Penyajian data memberikan gambaran sistematis tentang peristiwa-peristiwa yang merupakan hasil penelitian atau observasi sehingga data lebih cepat dimengerti dan mempermudah dalam membuat analisis data serta dapat membantu dalam proses pengambilan keputusan dan kesimpulan. Cara penyajian data dapat berupa tulisan (tekstular presentation), tabel (tabular presentation), dan grafik (graphical presentation) (Eko Budiarto, 2001). Tulisan (tekstular presentation) Penyajian dalam bentuk tulisan merupakan gambaran umum tentang kesimpulan hasil pengamatan. Penyajian dalam bentuk tulisan memberikan keterangan dari keseluruhan prosedur, hasil-hasil, dan kesimpulan-kesimpulan yang dibuat dengan menggunakan tulisan. Misalnya, perbandingan jumlah pendaftar mahasiswa STIS tiap tahun apakah mengalami peningkatan atau penurunan.

Tabel (tabular presentation) Tabel merupakan kumpulan angka-angka yang disusun menurut kategorikategori sehingga memudahkan untuk pembuatan analisis data (Supranto, 2000). Penyajian dalam bentuk tabel merupakan penyajian data dalam bentuk angka yang disusun secara teratur dalam kolom dan baris. Suatu tabel yang lengkap terdiri dari nomor tabel, judul tabel, catatan pendahuluan, badan tabel, catatan kaki, dan sumber data. 1. Nomor tabel Penyajian data yang menggunakan lebih dari satu tabel biasanya memberikan penomeran pada tiap-tiap tabel. Nomor tabel biasanya ditempatkan di atas sebelah kiri sejajar dengan judul tabel. 2. Judul tabel Kalimat pada judul tabel harus singkat, jelas, dan berisi keterangan tentang apa, dimana, dan bilamana. Judul juga diusahakan konsisten dan menggambarkan isi tabel. 3. Catatan pendahuluan Catatan pendahuluan biasanya diletakkan di bawah judul dan berfungsi sebagai keterangan tambahan tentang tahun pembuatan atau jumlah pengamatan yang dilakukan. 4. Badan tabel Badan tabel biasanya terdiri dari judul kolom, judul baris, judul kompartemen, dan sel.

5. Catatan kaki Catatan kaki dimaksudkan untuk memberi keterangan terhadap singkatan atau ukuran yang digunakan. Catatan kaki diletakkan di bawah kiri tabel. 6. Sumber data Sumber data diletakkan di bagian kiri bawah (di bawah catatan kaki).

Gambar 1. Bagian-bagian tabel Table biasanya disebut berdasarkan jumlah karateristik yang dijelaskan. 1. Tabel satu arah (one-way table) Tabel satu arah merupakan tabel yang memuat keterangan tentang satu hal atau satu karateristik saja (Rasdihan Rahsyad, 2003). Misalnya tabel jumlah pendaftar mahasiswa STIS tiap tahun.

Tabel 1. Pendaftar STIS Tahun 2010 dan 2011 Tahun Jumlah Pendaftar (1) 2010 2011 (2) 17.013 22.661

Sumber : Dokumen PMB On-Line 2. Tabel dua arah (two-way table) Tabel yang menunjukkan dua hal atau dua karateristik saja (Rasdihan Rahsyad, 2003). Misalnya tabel pendaftar STIS tahun 2010 dan 2011 menurut jenis kelamin. Tabel 2. Pendaftar STIS Tahun 2010 dan 2011 Menurut Jenis Kelamin Tahun (1) 2010 2011 Laki-Laki (2) 6.754 10.259 Perempuan (3) 8.939 13.772

Sumber: Dokumen PMB On-Line 3. Table tiga arah (three-way table) Tabel yang menunjukkan dua hal atau dua karateristik saja (Rasdihan Rahsyad, 2003). Misalnya tabel pendaftar mahasiswa STIS tahun 2010 dan 2011 menurut jenis kelamin dan asal daerah (Jawa dan luar Jawa).

Tabel 3. Pendaftar STIS Tahun 2010 dan 2011 Menurut Jenis Kelamin Tahun (1) 2010 2011 Laki-Laki Jawa (2) 4.044 6.156 Luar Jawa (3) 2.710 4.103 Jawa (4) 5363 8.263 Perempuan Luar Jawa (5) 3.576 5.509

Sumber: Dokumen PMB On-Line (fiktif) Grafik (graphical presentation) Grafik adalah gambar-gambar yang menunjukkan data secara visual berupa angka (mungkin juga dengan simbol-simbol) yang biasanya juga berasal dari tabel yang telah dibuat (Supranto, 2007). Dalam penyajiannya, bentuk grafik dapat berupa grafik batang (bar diagram), grafik lingkaran (pie diagram), grafik garis (line diagram), grafik titiktitik (diagram pencar = scattered diagram), grafik gambar (piktogram), grafik peta (cartogram). 2.1.2 OLAP (On-Line Analytical Processing) Menurut definisi OLAP Council (1995), On-Line Analytical Processing (OLAP) adalah sebuah kategori teknologi perangkat lunak yang memungkinkan para analis, manajer, dan eksekutif untuk mengakses data dengan cepat, konsisten, interaktif dalam berbagai kemungkinan view dari informasi yang telah ditransformasi dari data mentah untuk mencerminkan dimensionalitas yang nyata dari perusahaan agar mudah depahami oleh pengguna (Paulraj Ponniah, 2010).

OLAP memiliki beberapa karateristik dasar yang meliputi: 1. Multidimensional data dalam data warehouse. 2. Memfasilitasi query yang interaktif dan analisis yang kompleks untuk pengguna. 3. Memungkinkan pengguna untuk melakukan penelusuran lebih dalam untuk agregasi dari matriks satu dimensi atau beberapa dimensi. 4. Mampu melakukan kalkulasi dan perbandingan yang rumit. 5. Menampilkan hasil kalkulasi dalam beberapa cara, termasuk grafik dan diagram. 2.1.3 Star schema (bagan bintang) Menurut Paulraj Ponniah (2010), star schema adalah salah satu teknik pemodelan dimensional. Sebuah bagan bintang umumnya memiliki beberapa tabel dimensi dan satu tabel fakta. Gambar 2 berikut menjelaskan tentang contoh bagan bintang.

Gambar 2. Star Schema Data Model

Sebuah tabel dimensi memiliki beberapa karateristik yaitu: 1. Kunci tabel dimensi (dimension table key). Primary key dari tabel dimensi mengidentifikasi secara unik setiap baris pada tabel. 2. Bentuk tabel yang lebar. Biasanya, tabel dimensi memiliki banyak kolom atau atribut. Bukan suatu hal yang aneh ketika suatu tabel dimensi memiliki lebih dari 50 atribut. Oleh karena itu, tabel dimensi berbentuk lebar. 3. Textual Attributes. Dalam tabel dimensi jarang ditemukan beberapa nilai numerik hasil perhitungan. Atribut-atribut yang ada pada tabel dimensi merupakan tabel dengan format teks. 4. Atribu-atribut tidak berhubungan secara langsung. Terkadang

ditemukan beberapa atribut yang tidak berhubungan langsung dengan atribut lain dalam tabel. 5. Tidak dinormalisasi. Atribut yang ada dalam tabel dimensi digunakan berulang-ulang dalam query. Agar lebih efisien, atribut diambil langsung dalam query serta mengacu secara langsung ke tabel fakta dan bukan melalui tabel-tabel perantara yang lain. Jika tabel dimensi dinormalisasikan maka akan tercipta tabel-tabel perantara seperti itu dan ini mengakibatkan kinerja query menjadi tidak efisien. Oleh karena itu, suatu tabel dimensi tidak dinormalisasikan. 6. Drilling Down, Rolling Up. Atribut dalam tabel dimensi dapat digunakan untuk mendapatkan informasi yang lebih detail dari level yang lebih tinggi.

7. Jumlah baris sedikit. Sebuah tabel dimensi biasanya memiliki jumlah record yang lebih sedikit dibandingkan dengan tabel fakta. Sedangkan tabel fakta memiliki beberapa karateristik, yaitu: 1. Concatenated Key. Baris dalam tabel fakta merupakan kombinasi hubungan dari beberapa baris dari semua tabel dimensi. Primary key dari tabel fakta berupa rangkaian dari Primary key semua tabel dimensi. 2. Bentuk tabel yang dalam (Table is deep, not wide). Pada umumnya suatu tabel fakta memiliki atribut yang lebih sedikit dibanding tabel dimensi. Biasanya, ada sekitar 10 atribut atau lebih sedikit. Tetapi jumlah record di suatu tabel fakta sangat banyak. Oleh karena itu, dikatakan bahwa bentuk tabel fakta adalah dalam. 3. Fully Additive Measures atau Semiadditive Measures. Tabel fakta memiliki beberapa atribut yang berisi suatu nilai numerik yang dapat digunakan dalam perhitungan atau kalkulasi. 2.1.4 Web Service Menurut W3C, sebuah web service adalah sebuah software aplikasi yang diidentifikasi oleh sebuah URI, yang memiliki interface dan dapat didefinisikan, digambarkan, dan dimengerti oleh XML dan juga mendukung interaksi langsung dengan software aplikasi lain menggunakan XML berdasarkan message melalui protokol internet.

Web service merupakan sistem software yang dirancang untuk mendukung pertukaran dan penggunaan informasi antar aplikasi melalui jaringan. Web service mempunyai tampilan yang dapat dijelaskan melalui format yang dapat diproses oleh aplikasi. Sistem lain yang berinteraksi dengan web service ditentukan oleh deskripsi sistem tersebut menggunakan message SOAP, biasanya disampaikan menggunakan HTTP dengan serialisasi XML dalam hubungannya dengan standar hubungan web. Web service memiliki object-object dan method-method yang terletak di suatu server yang terhubung ke internet sehingga dapat diakses menggunakan protokol HTTP dan SOAP (Simple Object Access Protocol). SOAP adalah sebuah mark-up language berbasis XML untuk pergantian pesan diantara aplikasi-aplikasi. SOAP berguna seperti sebuah amplop yang digunakan untuk pertukaran data objek di dalam jaringan. Web service adalah sebuah software aplikasi yang tidak terpengaruh oleh platform, ia akan menyedikan method-method yang dapat diakses oleh jaringan. Dalam pertukaran data, web service menggunakan XML sebagai alat komunikasinya. Web service bisa menjadi middleware yang menghubungkan antara aplikasi klien dengan basis data. 2.1.5 Yii Framework Yii adalah framework (kerangka kerja) PHP berbasis komponen, berkinerja tinggi untuk pengembangan aplikasi Web berskala besar. Yii menyediakan reusability maksimum dalam pemrograman Web dan mampu meningkatkan kecepatan pengembangan secara signifikan.

Yii mengimplementasikan pola desain model-view-controller (MVC) yang diadopsi secara luas dalam pemrograman Web. MVC bertujuan untuk memisahkan logika bisnis dari pertimbangan antar muka pengguna agar para pengembang bisa lebih mudah mengubah setiap bagian tanpa mempengaruhi yang lain. Dalam MVC, model menggambarkan informasi (data) dan aturan bisnis, view (tampilan) berisi elemen antar muka pengguna seperti teks, input form, sementara controller mengatur komunikasi antar model dan view. Aplikasi Yii dibangun dari komponen-komponen yang berupa objek yang ditulis ke sebuah spesifikasi. kelas dan Sebuah komponen adalah instance meliputi Kelas

dari CComponent atau pengaksesan

induknya.

Pemakaian

komponen

propertinya

memunculkan/menangani

event-nya.

dasar CComponent menetapkan bagaimana untuk mendefinisikan properti dan event. Properti adalah komponen seperti variabel anggota public sebuah objek. Sedangkan event komponen adalah properti khusus yang mengambil metode (disebut pengendali event) sebagai nilainya. Melampirkan sebuah metode ke sebuah event akan menyebabkan metode dipanggil secara otomatis di tempat di mana event dimunculkan. Oleh karena itu, perilaku komponen bisa diubah dengan cara yang tidak terduga selama tahap pengembangan komponen. Selain itu, Yii juga menyediakan CWebService dan CWebServiceAction untuk menyederhanakan pekerjaan implementasi layanan Web dalam aplikasi Web. APIs dikelompokkan ke dalam kelas, disebut service providers. Yii akan membuat sebuah spesifikasi WSDL untuk setiap kelas yang menjelaskan API apa yang bersifat variabel dan bagaimana ia harus dipanggil oleh klien. Ketika sebuah

API dipanggil oleh klien, Yii akan menginisiasi penyedia layanan terkait dan memanggil API yang diminta guna memenuhi permintaan. 2.1.6 Object Oriented Analysis and Design Object Oriented Analysis (OOA) merupakan salah satu pendekatan analisis sistem untuk mendefinisikan persyaratan bisnis untuk sistem baru. Menurut Whitten, Bentley, dan Dittman (2004), OOA adalah pendekatan yang digunakan untuk mempelajari objek yang sudah ada untuk mengetahui apakah mereka dapat digunakan kembali atau diadaptasi untuk pemakaian baru. Selain itu, OOA juga digunakan untuk menentukan satu objek baru atau yang dimodifikasi yang akan digabung dengan objek yang sudah ada ke dalam suatu aplikasi komputasi bisnis yang sangat berharga. Teknik analisis berorientasi objek merupakan alat terbaik yang dapat digunakan untuk sebuah proyek yang akan mengimplementasikan sistem yang menggunakan teknologi objek untuk membangun, mengelola, dan merakit objekobjek itu menjadi aplikasi komputer yang berguna. Setelah dilakukan analisis, maka diperlukan sebuah teknik yang berorientasi objek juga untuk mendesain sebuah sistem baru. Teknik ini disebut Object Oriented Design (OOD). Menurut Whitten, Bentley, dan Dittman (2004), OOD adalah sebuah pendekatan yang digunakan untuk menentukan solusi perangkat lunak khususnya pada objek yang berkolaborasi, atribut mereka, dan metode mereka. Dalam OOD, akan digunakan banyak model yang dikembangkan dengan menggunakan analisis yang sama, dan memperbaikinya untuk

merefleksikan lingkungan produksi yang menjadi target, meliputi perangkat lunak, perangkat keras, dan berbagai teknologi arsitektur. Salah satu alat yang digunakan untuk mendesain dan memodelkan untuk sistem dan aplikasi dalam terminologi objek adalah Unified Modelling Language (UML). Unified Modeling Language (UML) adalah satu kumpulan konvensi pemodelan yang digunakan untuk menentukan atau menggambarkan sebuah sistem software yang terkait dengan objek (Whitten, Bentley, dan Dittman; 2004). UML terdiri atas beberapa elemen grafis yang dikombinasikan menjadi diagram. Tujuan dari diagram tersebut untuk merepresentasikan sistem dari berbagai sudut pandang. Satu set sudut pandang ini disebut dengan model. UML 2.0 mendefinisikan 13 tipe diagram yang terbagi menjadi tiga kategori. Berikut ini penjelasan beberapa diagram UML. Use Case Diagram Menurut Whitten, Bentley, dan Dittman (2004), Use Case Diagram

adalah diagram yang menggambarkan interaksi antara sistem dengan sistem eksternal dan pengguna. User case diagram secara grafis menggambarkan sistem sebagai sebuah kumpulan use-case, pelaku (actor), dan hubungan keduanya. Gambar 3 berikut ini merupakan diagram use case.

Gambar 3. Use Case Diagram Activity Diagram Activity diagram adalah sebuah diagram yang dapat digunakan untuk menggambarkan secara grafis aliran proses bisnis, langkah-langkah sebuah use case atau logika behaviour (metode) objek (Whitten, Bentley, dan Dittman; 2004). Diagram ini juga dapat digunakan untuk memodelkan action yang akan dilakukan saat sebuah operasi dieksekusi, dan memodelkan hasil dari action tersebut. Tabel berikut berisi notasi-notasi yang digunakan dalam activity diagram. Tabel 4. Notasi Activity Diagram Notasi (1) Penjelasan (2) Titik awal, menunjukkan awal proses. Titik akhir, menunjukkan akhir dari sebuah proses.

Decision, pilihan untuk mengambil keputusan. Aktifitas, menunjukkan sebuah kegiatan atau tugas yang perlu dilakukan. Teks di dalam [] menggambarkan sebuah sasaran yang

[....]

merupakan sebuah hasil dari kegiatan keputusan. Bar sinkronisasi, menunjukkan kegiatan yang dilakukan secara paralel, atau menggabungkan beberapa kegiatan paralel menjadi satu. Menggambarkan sasaran yang mengawali kegiatan

Class Diagram Menurut Whitten, Bentley, dan Dittman (2004), class diagram adalah gambar grafis mengenai struktur objek statis dari suatu sistem, menunjukkan kelas-kelas objek yang menyusun sebuah sistem dan juga hubungan antara kelas objek tersebut. Gambar 4 berikut adalah bentuk class diagram.

Gambar 4. Class Diagram

Sequence Diagram Sequence diagram digunakan untuk menggambarkan perilaku pada sebuah skenario. Diagram ini menunjukkan sejumlah contoh objek dan pesan (message) yang diletakkan di antara objek-objek ini di dalam use case. Sequence diagram tersusun atas sekumpulan participant, yaitu bagianbagian dari sistem yang saling berinteraksi dalam satu sequence. Participant diletakkan pada bagian atas diagram dengan urutan horizontal dari kiri ke kanan. Diagram ini berfokus pada komunikasi antar participant melalui lifeline. Komunikasi ini dapat dinyatakan dalam beberapa bentuk antara lain memanggil metode (methode call), pengiriman sinyal (sending signal), menciptakan objek (create), menghapus/menghancurkan objek (destroy) dan sebagainya. Semua bentuk komunikasi ini disebut message. Sebuah message bisa dibagi menjadi tiga tipe yaitu simple message, synchronous message dan asynchronous message. Simple message yaitu perpindahan (transfer) control dari satu participant ke participant yang lain. Synchronous message merupakan message yang harus menunggu terlebih dahulu jawaban dari participant sebelum proses dilanjutkan. Sedangkan jika participant mengirim asynchronous message maka jawaban atas message tersebut tidak perlu ditunggu. Dalam sequence diagram dikonsepkan bahwa waktu dimulai dari atas ke bawah. Message yang berada di atas akan dijalankan terlebih dahulu dibanding message yang ada di bawah.

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa sequence diagram mencakup 2 dimensi yang berbeda. Dimensi dari kiri ke kanan menunjukkan tata letak participant, dan dimensi dari atas ke bawah menunjukkan lintasan waktu. Notasi-notasi yang digunakan dalam menyusun sequence diagram dinotasikan pada gambar berikut.

Gambar 5. Sequence Diagram 2.2 Kajian Teori Setelah melakukan penelitian maupun observasi, data yang dihasilkan pada umumnya akan disajikan agar lebih mudah dalam analisa data. Tujuan dari penyajian data adalah: 1. Memberikan gambaran yang sistematis tentang peristiwa-peristiwa yang merupakan hasil penelitian atau observasi, 2. Data lebih cepat ditangkap dan dicermati, 3. Memudahkan dalam membuat analisis data, dan

4. Membuat proses pengambilan keputusan dan kesimpulan lebih tepat, cepat, dan akurat. Dalam pengambilan keputusan dari data yang disajikan diperlukan analisis dari berbagai aspek atau dimensi. Bagan bintang merupakan salah satu bagan data model yang dapat digunakan sebagai teknik penyimpanan multidimensional data. Kelebihan penggunaan bagan bintang adalah (Paulraj Ponniah, 2010): 1. Mudah dipahami pengguna. Bagan bintang mencerminkan secara tepat bagaimana para pengguna berpikir dan memerlukan data untuk dianalisis. Pemikiran pengguna dalam hal ini dalam kaitannya dengan menggunakan istilah dimensi-dimensi dalam melakukan analisis. Hal ini karena bagan bintang menggambarkan alur-alur gabungan yang sama tepat dengan cara para pemakai secara normal mengkhayalkan hubungan antara dimensi dan fakta. 2. Mengoptimalkan penelusuran basis data. Meskipun pengguna

membutuhkan query yang terlihat kompleks, tujuan penelusuran yang diinginkan masih sederhana dan tepat sasaran. 3. Lebih pantas untuk proses query. Kinerja query data yang berisi fungsi pengolahan untuk analisis seperti sum, avg, dan lain sebagainya menjadi lebih optimal. Untuk menampilkan multidimensional data ke dalam bentuk tabel digunakan kubus data (data cube). Suatu kubus data memiliki tiga dimensi atau

properti yakni pages, rows, and columns. Ketiga properti kubus data tersebut selanjutnya digunakan untuk membentuk layout tabel yang akan ditampilkan. Kubus data merupakan bagian dari teknik yang terdapat dalam OLAP. Keuntungan dari penggunaan OLAP terkait dengan multidimensional analysis adalah sebagai berikut (Paulraj Ponniah, 2001). 1. Peningkatan produktifitas para manajer bisnis, para eksekutif, serta para analis. 2. Fleksibilitas bagi para pengguna dalam artian dapat mencukupi kebutuhan diri sendiri dalam melakukan analisis tanpa bantuan para ahli dalam bidang IT (Information Technology). 3. Efisiensi operasi dalam hal mengurangi waktu query serta pada lalu lintas jaringan. 4. Kemampuan untuk memodelkan tantangan dunia bisnis melalui suatu nilai terukur dan dimensi data. Untuk mengimlementasikan sistem digunakan teknik analisis dan desain berorientasi objek (OOAD). Dari sistem pembangkit tabel yang ada, objek-objek yang sudah dibentuk dianalisis. Jika dibutuhkan objek baru, maka akan ditambahkan dan dirakit dengan objek-objek yang sudah ada. Semua objek-objek yang sudah terbentuk akan dimodelkan dengan UML untuk menjelaskan hubungan dan refleksi lingkungan objek.

Untuk pengembangan table generator system yang sudah disediakan oleh BPS sebagai bentuk penyajian data berbasis internet, digunakan web service yang memberikan layanan menampilkan penyajian data dari publikasi-publikasi BPS yang sudah diterbitkan ke dalam website pengguna agar masyarakat lain yang mengunjungi website-website tersebut juga bisa melihat publikasi data BPS. Web service memiliki kemudahan dalam proses deployment, karena tidak memerlukan registrasi khusus ke dalam suatu sistem operasi. Web service cukup diunggah ke web server dan siap diakses oleh pihak-pihak yang telah diberikan otorisasi. Untuk mengimplementasikan web service, dalam pengembangan table generator system ini menggunakan web service yang disediakan oleh Yii. 2.3 Kerangka Pikir Pembangunan sistem ini menggunakan metode siklus hidup

pengembangan sistem atau System Development Life Cycle (SDLC). Metode SDLC mengikuti beberapa tahapan meliputi: perencanaan sistem, analisis sistem, perancangan sistem, implementasi sistem, dan evaluasi sistem. Tahap-tahap yang dilakukan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Analisis Pada tahap ini dilakukan analisis pada sistem pembangkit tabel BPS yang sudah ada. Analisis dilakukan dengan memahami sistem yang sudah ada serta mengidentifikasi masalah dan kebutuhan pemakai. Dari fakta-fakta yang didapat ditentukan mengenai kebutuhan sistem usulan.

2. Perancangan Pada tahap ini dilakukan perancangan sistem usulan yaitu suatu pengembangan aplikasi dari sistem pembangkit tabel yang sudah ada. Rancangan aplikasi meliputi rancangan proses, rancangan basis data, dan rancangan user interface. Pada rancangan proses digunakan UML diagram untuk membantu dalam pemodelan proses. UML diagram yang digunakan antara lain: use case diagram, activity diagram, dan class diagram. Pada rancangan basis data digunakan ERD (Entity Relationship Diagram). Pada rancangan user interface dibuat sketsa tampilan aplikasi yang akan digunakan pengguna untuk mengakses fungsi-fungsi aplikasi. 3. Implementasi Tahap implementasi adalah realisasi dari rancangan aplikasi yang telah dibuat. Rancangan proses diimplementasikan dengan bahasa pemrograman PHP dengan Yii sebagai framework. Untuk rancangan basis data diimplementasikan menggunakan MySQL. Sedangkan rancangan user interface diimplementasikan dengan Netbeans IDE. 4. Uji coba dan Evaluasi Tahap uji coba ini dilakukan untuk menjawab tujuan dari penelitian. Uji coba dilakukan pada aplikasi sistem pembangkit tabel. Tahap terakhir yaitu evaluasi terhadap aplikasi yang telah diuji-coba untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari aplikasi.

2.4 Studi tentang Penelitian Sebelumnya Sebelum melakukan penelitian, dilakukan kajian terhadap penelitianpenelitian terkait. Ada beberapa penelitian terkait yang telah dilakukan sebelumnya. Pertama, Francisca Wenny A. W. (2006) sebelumnya telah melakukan penelitian yang dituangkan dalam skripsinya yang berjudul Pengembangan Sistem Publikasi Elektronik (SPE) BPS. Dalam penelitiannya ini, Francisca membangun sebuah aplikasi yang memungkinkan pengguna data BPS untuk mengakses dan menampilkan data publikasi BPS dengan waktu yang relatif cepat. Kedua, Arrahman Adnani (2009) juga telah melakukan penelitian dalam skripsinya dengan judul Pengembangan Sistem Pembangkit Tabel Data Publikasi Badan Pusat Statistik untuk Multidimensional Analysis. Dalam penelitiannya, Arrahman membangun sebuah sistem pembangkit tabel yang dapat menampilkan tabel data publikasi BPS secara dinamis untuk memenuhi kebutuhan para pengguna data dalam melakukan analisis data dari berbagai bidang atau multidimensional analysis. Sistem pembangkit tabel yang dihasilkan berupa program berbasis web dan diimplementasikan secara online dengan alamat http://daps.bps.go.id/tablegenerator.

You might also like