Professional Documents
Culture Documents
PENGUKURAN (1)
Pengukuran adalah proses pemberian angka2 atau label kepada unit analisis untuk merepresentasikan atribut2 konsep. Proses ini seharusnya cukup dimengerti orang walau misalnya definisinya tidak dimengerti. Hal ini karena antara lain kita sering kali melakukan pengukuran.
Contoh:
Angka: IP rotring/korelasi Label: restoran enak, restoran enak banget
PENGUKURAN (2)
Pengukuran sehari-hari vs. pengukuran dalam penelitian sosial intuisi vs. aturan2 rinci Metode dan prosedur dalam penelitian harus dirinci dengan gamblang agar:
orang-orang bisa menilai benar-ngawurnya penelitian
PENGUKURAN (3)
Dua langkah awal dalam proses pengukuran:
Konseptualisasi
Operasionalisasi
hipotesis yang lebih refined sering menunjukkan perwujudan konkrit dari konsep
adalah informasi (complete, accurate, relevant, timely, appropriately displayed/CARTA), response time, processing time, availability, security features, navigability, dsb. efektif-efisien: input, output, waktu, dsb.
found in other studies or modified from other measures. Credit must be given. Anticipate difficulties. Remember the units of analysis.
Respon bisa panjang atau pendek/isian jika tidak diberi pilihan jawaban, atau diberi pilihan jawaban dari dua sampai banyak.
Scorereviews.com: **** Cinemusic.net: **** Filmtracks: ** Unweighted score: (4 + 4 + 2)/3 = 3.3 (lebih ke: biasa) Bobot 1 = 10, bobot 2 = 10, bobot 3 = 1. Weighted score: (40 + 40 + 2)/(10 + 10 + 1) = 3.9 (lebih ke: bagus)
Sangat enak (5) Enak (4) Biasa (3) Tidak enak (2) Sangat tidak enak (1)
Misalnya hasilnya sekian: 1.) di atas atau di bawah mean teoretis, 2.) ada di kelas mana.
Archival records
Statistical records Public and private documents Mass communications, dsb.
Classification
Rank order
x
x
x
x x
Equal intervals
Nonarbitrary zero
konsisten, apapun yang diukur itu? Apakah jika pengukuran dilakukan dalam kondisi yang mirip, hasilnya akan sama? Apakah komponen respon/item konsisten satu dengan yang lain?
konsep? Apakah pengukuran yang dilakukan benar2 mengukur apa yang mau diukur?
Contoh: power test vs. speed test. Alat ukur yang tidak reliabel pasti tidak valid. Alat ukur yang reliabel belum tentu valid.
dikerjakan oleh orang non-Amerika. Hasil tes untuk melihat penguasaan materi: pokok bahasan dan tes ngga matched skor rendah.
Contoh: motret tanpa film. Social desirability effect, faking good-bad. Contoh: desa terbelakang yang mendapat bantuan pemerintah. Apa pendapat Anda mengenai Indonesia? Acquiescence response set tidak mendapat jawaban yang sebenarnya. Efek social conformity? Jenis-jenis pengaruh? Contoh: capek di rapat atau capek menjawab pertanyaan. Aktivitas terganggu oleh telepon.
subjek2/objek2 dengan karakteristik sama dengan target aktual. Menambah jumlah item. With repeated measurements, random errors will cancel out each other. Smakin besar jumlah sampel (sampai jumlah tertentu) yang representatif dengan populasi yang mau diukur, makin reliabel. Analisa item satu2. Item dengan nilai diskriminasi jelek dibuang; skor random atau ngga bisa membedakan subjek dilihat dari hal yang diukur. Corrected item-total correlation. Cek masalah pengadministrasian pengukuran, instruksi, dsb.
mengukur apa yang mau diukur Membandingkan hasil pengukuran dengan hasil pengukuran lain, baik yang berhubungan atau tidak.
Dua2nya kurang diterima, tapi dapat membantu mengarahkan. Face validity: pertimbangan subjektif mengenai validitas (mengukur apa yang hendak diukur) berdasarkan yang tampak.
measurement (pengukuran lain). Satu konsep bisa saja diukur dengan berbagai alat (self-reports, observation, archival records). Kalo setiap alat konsisten pengukurannya (sama2 tinggi, sama2 sedang, sama2 rendah skornya), maka valid convergent validity, karena converge on the same underlying concept.
variabel lain musti jangan terlalu tinggi, kalo alat ngga jelas mengukur A atau B, validitasnya rendah; alat harus memperlihatkan bahwa ia mampu membedakan seseorang dalam konsep yang diukur discriminant validity. Contoh: Zick Rubins love scale dan liking scale. Differences among known groups (pengukuran sama, subjek beda). Contoh: Dogmatism scale score pengukuran dari kelompok orang yang dinilai closeminded harusnya beda dengan score pengukuran dari orang yang dinilai tidak close-minded.
Sumber Bahan
Bryman, Alan. (2001). Social Research Methods. New York: Oxford University Press.
Neuman, W. Lawrence. (2003). Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches. Fifth Edition. Singapore: Allyn and Bacon.
Singleton Jr., Royce A. & Bruce C. Straits. (1999). Approaches to Social Research. Third edition. New York: Oxford University Press.