You are on page 1of 15

TERMOKIMIA

Termokimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari tentang kalor reaksi, yaitu pengukuran kalor yang menyertai reaksi kimia. Karena dalam sebagian besar reaksi kimia selalu disertai dengan perubahan energi yang berwujud perubahan kalor, baik kalor yang dilepaskan maupun diserap. Kalor merupakan salah satu bentuk dari energi.

Dalam suatu sistem, jumlah total energi adalah tetap. Melalui proses kimia, energi tersebut dapat diubah menjadi energi dalam bentuk lain, sehingga James Prescott Joule (1818-1889) merumuskan Asas Kekekalan Energi: Energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari bentuk energi yang satu menjadi bentuk energi yang lain. Jadi, energi yang menyertai suatu reaksi kimia, ataupun proses fisika, hanya merupakan perpindahan atau perubahan bentuk energi. Misalnya energi radiasi diubah menjadi energi panas dan energi potensial menjadi energi listrik (PLTA).

Energi adalah kapasitas untuk melakukan kerja. Jenis energi yang ada di alam, antara lain sebagai berikut : Energi kinetik, yaitu energi yang dimiliki oleh suatu materi yang bergerak. Energi kinetik dapat ditentukan dari persamaan : dengan m = massa dan v = kecepatan gerak. Energi potensial, yaitu energi yang tersimpan dalam suatu zat/materi karena posisinya terhadap materi yang lain. Energi radiasi, yaitu energi yang berasal dari matahari yang merupakan sumber energi utama di bumi. Energi kimia, yaitu energi yang tersimpan dalam senyawa kimia.

Reaksi eksosterm adalah reaksi yang membebaskan kalor, sedangkan reaksi endoterm adalah reaksi yang menyerap kalor. Artinya reaksi pada reaksi eksosterm kalor mengalir dari sistem ke lingkungan, sedangkan pada reaksi endoterm kalor mengalir dari lingkungan ke sistem. Pada reaksi endoterm sistem menyerap energi. Oleh karena itu, entalpi sistem akan bertambah, artinya entalpi produk (Hp) lebih besar daripada entalpi pereaksi (HR). Akibatnya, perubahan entalpi (H), yaitu selisih antara entalpi produk dengan entalpi pereaksi (Hp HR) bertanda positif.

Sebaliknya, pada reaksi eksosterm, sistem membebaskan energi, sehingga entalpi sistem akan berkurang, artinya entalpi produk lebih kecil daripada entalpi pereaksi. Oleh karena itu, perubahan entalpinya bertanda negatif.

Untuk menentukan perubahan entalpi pada suatu reaksi kimia dapat dilakukan melalui eksperimen, biasanya digunakan alat seperti kalorimeter, hukum Hess, dan energi ikatan.

Kalor reaksi dapat ditentukan melalui percobaan yaitu dengan alat kalorimeter. Proses pengukurannya disebut proses kalorimetri. Data reaksi yang terdapat pada tabel umumnya ditentukan secara kalorimetris. Perubahan jangka kalor dari suatu zat dapat ditentukan dari perubahan suhu atau perubahan wujud yang terjadi. Jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikan suhu 1 gram zat sebesar 10C atau 1 K disebut kalor jenis yang dinyatakan dengan J/g0C atau J/g0K

Kalorimeter Bom merupakan suatu kalorimeter yang dirancang khusus sehingga benar-benar terisolasi. Pada umumnya sering digunakan untuk menentukan perubahan entalpi dari reaksi-reaksi pembakaran yang melibatkan gas.

Kalorimeter sederhana dapat dibuat dari wadah yang bersifat isolator (tidak menyerap kalor). Sehingga wadah dianggap tidak menyerap kalor pada saat reaksi berlangsung.

Menentukan jumlah kalor yang massanya untuk menaikan suhunya sebesar berlaku rumus :

QReaksi QLarutan 0

Q m c t

Q m t c

: Kalor (Joule) : Massa zat (gr atau kg) : Perubahan suhu (0C atau 0K) t = t (akhir) t (awal) : Kalor jenis (J/g0C atau J/kg0K)

Kapasitas Kalor adalah jumlah kalor yang diperlukan oleh suatu zat atau sistem untuk menaikan suhu.

Q C t

Q t C

: Kalor Kalorimeter (Joule) : Perubahan suhu (0K) : Kapasitas kalor dari kalorimeter (J/K)

Contoh : Sebanyak 50 mL larutan HCl 1 M bersuhu 27 C dicampur dengan 50 mL larutan NaOH 1 M bersuhu 27 C dalam suatu kalorimeter plastik (air = 1 g/cm3). Ternyata suhu campuran naik menjadi 35 C. Jika kalor jenis larutan dianggap sama dengan kalor jenis air yaitu 4,18 J/g0K, tentukan besarnya perubahan entalpi (H) untuk reaksi penetralan: HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) + H2O(l)

Jawab : Volume HCl = 50 mL = 50 cm3 Volume NaOH = 50 mL = 50 cm3 Bila air = 1 g/cm3, maka massa HCl = massa jenis volume = volume =1 g cm3 50 cm3 = 50 gram Bila air = 1 g/cm3, maka massa NaOH = massa jenis volume = volume =1 g cm3 50 cm3 = 50 gram Massa campuran = massa HCl + massa NaOH = 50 g + 50 g = 100 g Mol HCl =MV = 1 0,05 = 0,05 mol Mol NaOH = M V = 1 0,05 = 0,05 mol

Kenaikan suhu = t = (35 + 273) (27 + 273) =8K q larutan = m c t = 100 4,18 8 = 3.344 J q reaksi = q larutan = 3.344 J Persamaan reaksi: HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) + H2O(l) 0,05 mol 0,05 mol 0,05 mol q reaksi tersebut untuk 0,05 mol NaCl, sedangkan H penetralan untuk 1 mol NaCl, maka H = 1/0,05 (3.344 J) = 66.880 J = 66,88 kJ Jadi, persamaan H penetralan untuk reaksi adalah: HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) + H2O(l) H = 66,88 kJ

You might also like