You are on page 1of 2

Pelatihan Peningkatan Kemampuan Perencanaan Teknis Irigasi Permasalahan dan tantangan pembangunan ke depan khususnya bidang SDA semakin

kompleks dan tidak ringan seperti masalah menurunnya ketersediaan air, menurunnya kualitas dan kuantitas SDA, kerusakan sarana maupun prasarana fisik, alih fungsi lahan dan belum optimalnya peran serta masyarakat. Untuk itu salah satu sektor yang paling penting adalah perencanaan irigasi sebagai salah satu komponen pendukung keberhasilan pembangunan pertanian. Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Jenderal SDA Kementerian PU, Moch. Amron ketika membuka Pelatihan Peningkatan Kemampuan Perencanaan Teknis Irigasi, di Surabaya, Jawa Timur (130611). Turut dihadiri oleh Direktur Irigasi dan Rawa, Kapusdiklat Kementerian PU, Kepala BBWS Brantas dan Kepala Dinas PU Pengairan Jatim serta para peserta pelatihan yang berasal dari Ditjen SDA, BBWS dan BWS Sumber Daya Air. Acara ini merupakan hasil kerjasama antara Direktorat Irigasi dan Rawa dengan Pusdiklat Kementerian Pekerjaan Umum. Pelatihan ini diadakan dengan maksud untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para peserta dalam hal perencanaan teknis irigasi khususnya bagi para perencana muda yang baru memasuki lingkup pekerjaan irigasi, sehinga dapat bersinergi satu sama lain. Dilaksanakan atas hasil kerjasama dengan pusdiklat pekerjaan umum PP No. 20 thn 2006 tentang Irigasi menempatkan irigasi dan fungsinya untuk mendukung produktivitas usaha tani guna meningkatkan produksi pertanian dalam rangka ketahanan pangan nasional dan kesejahteraan masyarakat khususnya petani yang diwujudkan melalui keberlanjutan sistem irigasi. Sesuai dengan UU no. 41 tahun 2009 tentang ketahanan pangan, yang mana ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah dan mutunya, aman, merata dan terjangkau.

Adanya perubahan tujuan pembangunan pertanian yang semula adalah meningkatkan produksi dan swasembada beras lalu berubah menjadi melestarikan ketahanan pangan, meningkatkan kesempatan kerja dan perbaikan gizi keluarga serta desentralisasi maka harus mendapatkan perhatian yang serius dari para pemangku kebijakan pengembangan dan pengelolaan irigasi, jelas Amron. Maka untuk perencanaan teknis irigasi harus dikembangkan kembali sebagai salah satu komponen keberhasilan pendukung pembangunan pertanian. Menurut FAO dari sisi prasarana irigasi Indonesia, sekitar 93%, berada diurutan kedua setelah Cina yang hampir 96% daerah pertaniannya didukung oleh prasarana irigasi. Direktur Jenderal SDA berharap agar hasil dari pelatihan ini dapat mencetak SDM yang kreatif dalam mewujudkan perencanaan irigasi untuk mendukung ketahanan pangan Indonesia. (ardi, datin SDA)

You might also like