You are on page 1of 3

EFEKTIVITAS CITRA SPOT 5 DALAM MENDETEKSI BANJIR KALI SILANDAK KOTA SEMARANG

Yunianto Tri Wijayanto*), Tahmid Fitrianto**), Bayu Maulid Muhammad**) Universitas Negeri Semarang Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229, Jawa Tengah *) Mahasiswa Geografi, Angkatan 2007 **) Mahasiswa Geografi, Angkatan 2008

ABSTRAK

Alih fungsi penggunaan lahan dari kawasan terbuka hijau menjadi kawasan industri Candi dan permukiman di daerah hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Silandak mengubah kemampuan DAS tersebut dalam menangkap dan menampung air menjadi berkurang, sehingga terjadi kenaikkan debit aliran sungai dan berkurangnya cadangan air tanah. Informasi penggunaan lahan dapat diperoleh dari pemanfaatan data penginderaan jauh, yaitu citra SPOT 5 perekaman tahun 2006 dan Landsat 5 perekaman tahun 1994. Selisih waktu 12 tahun memperlihatkan perubahan penggunaan lahan yang sangat tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah: a) mengetahui perubahan penggunaan lahan pada DAS Silandak, b) mengetahui efektivitas citra SPOT 5 dalam mendeteksi banjir di Kali Silandak Kota Semarang. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis interpretasi dan multitemporal berbasis citra satelit, serta pemodelan debit puncak aliran sungai menggunakan metode rasional, yaitu Q= 0,280.C.I.A. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kenaikkan luasan penggunaan lahan untuk kawasan industri Candi dan permukiman dari tahun 1994, 2006 dan 2009. Kemampuan citra SPOT 5 dengan resolusi spasial 5 meter memberikan informasi jenis penggunaan lahan yang cukup detail, sehingga mempengaruhi dalam pemodelan debit banjir menggunakan metode rasional yang berbeda dari tahun 1994 menggunakan citra Landsat 5. Pemodelan ini menghasilkan debit puncak aliran sungai sebesar 1,471 m/dt pada tahun 1994, sebesar 3,338 m/dt pada tahun 2006 dan sebesar 7,229 m/dt. Kenaikkan ini dipengaruhi oleh alih fungsi penggunaan lahan, intensitas hujan yang tinggi dan perubahan kemiringan lereng di daerah hulu. Kata kunci: SPOT 5, penggunaan lahan, debit aliran ABSTRACT

PENDAHULUAN

Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan daerah tangkapan air hujan yang berfungsi menyimpan dan mengalirkan air hujan yang jatuh di permukaan bumi mengumpul ke sungai-sungai menuju ke waduk dan akhirnya ke laut (Asdak, 1995:4). Pada suatu Daerah Aliran Sungai terdapat dua wilayah yaitu wilayah hulu yang berfungsi sebagai daerah penampung air dan daerah hilir yang berfungsi sebagai daerah penerima air. Dalam perkembangan suatu wilayah tidak dapat dihindari adanya pertumbuhan jumlah penduduk yang pastinya akan berpengaruh terhadap kebutuhan akan lahan, baik untuk permukiman maupun kegiatan-kegiatan lain seperti pendidikan, industri dan lain-lain. Gejala-gejala tersebut nantinya akan menyebabkan perubahan penggunaan lahan, di manapun akan terjadi tanpa adanya kendali terhadap gejala tersebut. Hal ini tampak pada DAS Silandak Kota Semarang. Terdapat alih fungsi lahan di daerah hulu dari daerah terbuka hijau menjadi daerah kawasan industri Candi dan permukiman. Kondisi seperti ini mengakibatkan kemampuan dari DAS tersebut dalam menangkap dan menampung air menjadi berkurang, serta tidak berjalan maksimal seperti sebagaimana mestinya. Kenaikkan debit aliran sungai dan berkurangnya cadangan air tanah merupakan beberapa akibat dari perubahan penggunaan lahan tersebut. Informasi penggunaan lahan dapat diperoleh dari pemanfaatan data penginderaan jauh, yaitu citra SPOT 5 perekaman tahun 2006 dan Landsat 5 perekaman tahun 1994 (tahun awal dilakukan pembangunan kawasan industri). Selisih waktu 12 tahun memperlihatkan perubahan penggunaan lahan yang sangat tinggi. Berdasarkan paparan di atas dapat diambil perumusan masalah yaitu: a) bagaimana perubahan penggunaan lahan pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Silandak Kota Semarang, b) bagaimana efektivitas citra SPOT 5 dalam mendeteksi banjir di Kali Silandak Kota Semarang. Penelitian yang dilakukan ini menghasilkan beberapa tujuan yaitu: a) mengetahui perubahan penggunaan lahan pada Daerah Aliran Sungai Silandak Kota Semarang, b) mengetahui efektivitas citra SPOT 5 dalam mendeteksi banjir di Kali Silandak Kota Semarang. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan: a) manfaat praktis, sebagai bahan masukan Pemerintah Kota Semarang dan pihak terkait dalam mengambil kebijakan pengembangan Daerah Aliran Sungai Silandak, b) manfaat teoritis, sebagai sarana pengembangan ilmu dan pengetahuan secara teori telah didapatkan di bangku kuliah. Mengacu pada judul penelitian, pemanfaatan data penginderaan jauh digunakan untuk kegiatan penelitian ini. SPOT 5 merupakan jenis citra satelit dengan tingkat resolusi spasial 5 meter menawarkan efektivitas citra

You might also like