You are on page 1of 4

TUGAS THT (dr.Indra Setiawan Sp.

THT/KL)

Oleh : Dewi Khodijah NIM : 2010201401011144

1. Operasi Deviasi Septum dan Penatalaksanaan Teknik Operasi dan Penatalaksanaan


Bila gejala tidak ada atau keluhan sangat ringan, tidak perlu dilakukan tindakan koreksi septum. Ada 2 jenis tindakan operatif yang dapat dilakukan pada pasien dengan keluhan yang nyata yaitu reseksi submukosa dan septoplasti.

1. Reseksi Submukosa (submucous septum resection SMR) Pada operasi ini mukosa perikondrium dan mukoperiosteum kedua sisi

dilepaskan dari tulang rawan dan tulang septum.bagian tulang atau tulang rawan dari septum kemudian diangkat, sehingga mukoperikondrium dan mukoperiostem sisi kiri dan kanan akan langsung bertemu digaris tengah. Reseksi submukosa dapat menyebabkan komplikasi seperti terjadinya hidung plana (saddle nose) akibat turunnya puncak hidung, oleh karena bagian atas tulang rawanseptum terlalu banyak diangkat. 2. Septoplasti atau reposis septum Pada operasi ini tulang rawan yang bengkok di reposisi. Hanya bagian yang berlebihan saja dikeluarkan. Dengan cara operasi ini dapat dicegah komplikasi yang mungkin timbul pada operasi reseksi submukosa, seperti terjadinya perforasi septum dan hidung plana. Perawatan Paska bedah Infus Ringer Laktat / Dekstrose 5 % 1 : 4 dilanjutkan selama 1 hari Antibitika profilaksis diteruskan setiap 8 jam , sampai 3 kali pemberian . Analgetika diberikan kalau perlu Penderita sadar betul boleh minum sedikit , sedikit

Bila 8 jam kemudian tidak apa apa boleh makan bubur ( lanjutkan 1 minggu ) Perhatikan posisi tidur , jangan sampai daerah operasi tertekan. Rawat luka pada hari ke 2 3 , angkat jahitan hari ke-7.

2. CTM merupakan generasi pertama


Class Alkylamines Description Examples

The isomerism is a significant Chlorphenamine

(chlorpheniramine)
factor in the activity of the Dexchlorpheniramine agents in this group. Etriprolidine, for example, is 1000-fold more potent than Z-triprolidine. This difference relates to the positioning and fit of the molecules in the histamine H1-receptor

Brompheniramine Triprolidine Dimetindene

binding site.[6] Alkylamines are considered to have

relatively fewer sedative and gastrointestinal adverse

effects, but relatively greater incidence of paradoxical

central nervous system (CNS) stimulation

3. Prednisone bekerja dengan mempengaruhi kecepatan sintetis protein. Molekul hormon memasuki sel melewati membran plasma secara difusi pasif. Hanya di jaringan target hormon ini bereaksi dengan reseptor protein yang spesifik dalam sitoplasma sel dan membentuk kompleks reseptor-steroid. Kompleks ini mengalami perubahan komformasi, lalu bergerak menuju nukleus dan berikatan dengan kromatin. Ikatan ini menstimulasi transkripsi RNA dan sintetis protein spesifik. Induksi sintetis protein ini yang akan menghasilkan efek fisiologik steroid Indikasi Insufisiensi adrenal, nefrotik sindrom, penyakit kolagen, asma bronchial, penyakit jantung, reumatik, leukemia limfositik, limfoma, edema serebral, konjungtifitis alergika, otitis eksterna, penyakit kulit.

You might also like