You are on page 1of 5

1.

Cagar Alam Batukahu


Status Kawasan Ditetapkan sebagai Cagar Alam berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 716/Kpts/Um/11/ 1974 Tanggal 29 Nopember 1974, dengan luas 1.762,80 Ha. Peta Lokasi

Lokasi dan Aksesibilitas Terletak di dua desa, yaitu Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, dan Desa Asah Munduk, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng. Termasuk dalam Register Tanah Kehutanan (RTK) 4, Kelompok Hutan Batukahu, yang terletak pada koordinat geografis 810- 823 LS dan 11502 - 11515 BT. Luas seluruh Kelompok Hutan Batukahu 15.153,28 Ha, terdiri dari 14.262,74 Ha hutan alam, dan 890,54 Ha hutan tanaman. Menurut fungsinya Kelompok Hutan Batukahu didominasi oleh Hutan Lindung seluas 11.899,32 Ha, kemudian Cagar Alam seluas 1.762,80 Ha, dan Taman Wisata Alam seluas 1.491,16 Ha. Batas kawasan Cagar Alam Batukahu adalah sebagai berikut :

Di sebelah utara : Taman Wisata Alam (TWA) D.Buyan - D.Tamblingan, Di sebelah selatan : Kebun Raya Eka Karya, Bedugul, Di sebelah barat : Hutan lindung Batukaru, Di sebelah timur : Kebun Raya Eka Karya, Bedugul dan Hutan Lindung Batukahu. Untuk mencapai lokasi ini dapat menggunakan kendaraan umum (minibus) jurusan Denpasar - Singaraja, dari terminal Ubung Denpasar, kemudian turun di Bedugul /Candikuning. Dengan jarak kurang lebih 55 km, waktu tempuh yang diperlukan kurang lebih satu jam perjalanan. Dapat pula ditempuh dari Singaraja, dengan kendaraan umum (minibus) jurusan Singaraja - Denpasar. Dengan jarak kurang lebih 37 km, diperlukan waktu tempuh kurang lebih 40 menit. Tipe Ekosistem Tipe ekosistem Cagar Alam Batukahu, termasuk dalam hutan hujan tropis dataran tinggi yang dicirikan dengan curah hujan yang tinggi, kondisi kawasan selalu basah, dengan keanekaragaman jenis tumbuhan yang cukup tinggi. Karena letaknya pada daerah pegunungan menyebabkan kawasan hutan ini sangat penting dan strategis bagi daerah resapan dan perlindungan tata air (hidro-orologis) bagi daerah di bawahnya terutama Kabupatenkabupaten di Propinsi Bali bagian selatan. Karena keanekaragaman tumbuhan dan satwa yang cukup tinggi,

kawasan ini memiliki nilai konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang penting dan prioritas di Propinsi Bali. Tujuan Pengelolaan Penetapan kawasan ini sebagai Cagar Alam, suatu status konservasi yang paling penting dan prioritas bagi perlindungan dan pengawetan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, bertujuan untuk : 1. Melindungi ekosistem penting yang menunjang sistem kehidupan, berupa hutan hujan tropis dataran tinggi yang berfungsi sebagai daerah resapan, daerah tangkapan air, dan daerah pelindung tata air (hidro-orologis) bagi daerah di bawahnya, 2. Perlindungan dan pengawetan keanekaragaman sumber daya alam hayati penting dan langka, berupa : flora khas seperti Cemara Pandak (Podocarpus imbricatus), Kepelan ( .. ), dan Cemara Geseng (Casuarina junghuniana), serta faunanya berupa jenis burung endemik Jawa dan Bali, yaitu Walik Kepala Ungu (Ptilinopus porphyreus), Serindit Jawa (Loriculus pusillus), Tepus Pipi Perak (Stachyris melanothorax), Takur Tohtor (Megalaima armillaris), Cekakak Jawa (Halcyon cyanoventris), Cinenen Jawa (Orthotomus sepium), dan Elang Jawa (Spizaetus bartelsi). 3. Perlindungan terhadap habitat bagi jenis burung (Aves) yang dilindungi yaitu tujuh jenis Elang, yang terdiri dari Elang Jawa (Spizaetus bartelsi), Elang Brontok (Spizaetus cirrhatus), Elang Bondol (Haliaestur indus), Elang Laut Dada Putih ( Haliaestus leucogaster), Elang Hitam (Ictinaetus malayensis), Elang Ular (Spilornis cheela), dan Elang Perut Karat (Hieraetus kienerii). Dan beberapa jenis burung endemik dan dilindungi seperti Cekakak Jawa (Halcyon cyanoventris), Takur Tohtor (Megalaima armillaris), dan Tepus Pipi Perak (Stachyris melanothorax). 4. Perlindungan terhadap habitat bagi beberapa jenis satwa yang dilindungi seperti Kijang (Muntiacus muntjak), Kucing Hutan (Felis bengalensis), Trenggiling (Manis javanica), Landak (Hystrix brachiura), dan Lutung/Budeng (Trachypithecus auratus). Topografi dan Iklim Keadaan topografi kawasan ini berbukit dan bergelombang, yang terdiri atas tiga lokasi bukit yang terpisah, yaitu Cagar Alam Batukahu I (Bulit Tapak), Cagar Alam Batukahu II (Bukit Pohang/Pohen), dan Cagar Alam Batukahu III (Bukit Lesong), dengan altitude/ketinggian antara 1.860 m - 2.089 m dari permukaan laut (dpl). Iklim pada kawasan ini termasuk dalam iklim Tipe A, menurut klasifikasi iklim Schmidt & Fergusson. Rata-rata curah hujan 2.000 mm - 2.800 mm per tahun, dengan jumlah hari hujan rata-rata 155,6 hari/tahun. Jumlah bulan basah 4 - 10 bulan, bulan kering rata-rata 0 - 5 bulan. Suhu udara rata-rata berkisar antara 11,5 C - 24 C. Potensi Flora Keanekaragaman jenis tumbuhan di Cagar Alam Batukahu cukup tinggi dan paling tidak terdapat 45 jenis pohon yang diantaranya termasuk jenis yang langka. Beberapa jenis yang dominan adalah Bunut (Ficus indica), Sompang (Laplaceae sp.), Seming (Engelhardia spicata), Cemara Geseng (Casuarina junghuniana), Udu (Litsea velutina), Belantih (Homalanthus giganteus), Lateng (Laportea sp.), dan Kedukduk (Astronia spectabilis). Jenis flora yang tergolong langka adalah Cemara Pandak (Podocarpus imbricatus), dan Kepelan (Manglitia glouca). Potensi Fauna Selain beberapa jenis burung endemik Jawa - Bali, dan beberapa jenis satwa yang dilindungi, di kawasan ini masih dapat diketemukan berbagai jenis satwa liar. Beberapa diantaranya adalah Kijang (Muntiacus muntjak), Babi Hutan (Sus vitatus), Kucing hutan (Felis bengalensis), Rase (Vivericula malacensis), Trenggiling (Manis javanica), Landak (Hystrix branchura), Budeng/Lutung (Trachypitecus auratus), Kera Abu (Macaca fascicularis), Bajing Tanah (Lariscus insignis), Musang (Paradoxurus hermaproditus), Ayam Hutan (Gallus varius), Burung Kipas (Rhipidura javanica), Burung Hantu (Pypte alba javanica), Srigunting (Dicrurus renifer), Kalong (Pteropus edulis), dan Elang (Haliaestur indus). Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam Cagar Alam Batukahu memiliki panorama alam yang indah, hawa sejuk, dan udara yang bersih. Dengan tipe vegetasi hutan yang khas yang merupakan sisa hutan hujan tropis di Bali, kawasan ini sangat cocok untuk

kegiatan wisata alam terbatas dan penelitian. Kawasan ini berdekatan dengan dengan TWA Danau Buyan Danau Tamblingan, dan obyek wisata lain seperti Kebun Raya Eka Karya, Bedugul, dan Danau Beratan. Sarana dan Prasarana Sampai saat ini di Cagar Alam Batukahu belum memiliki sarana/prasarana untuk mendukung kegiatan penelitian dan kegiatan wisata alam terbatas. Satu-satunya sarana/praarana yang dimiliki adalah Kantor Resort KSDA Batukahu yang berlokasi di Desa Candikuing, Bedugul, dengan beberapa petugas yang siap memandu pengunjung menjelajahi kawasan.

2. Pohon dan Buah Ceremai dan Aneka Manfaat


Penyebab dan Dampak Pencemaran Air Oleh Limbah Pemukiman

Daftar Cagar Alam Indonesia di Pulau Kalimantan


Posted on 26 September 2010 by alamendah

Daftar cagar alam Indonesia di pulau Kalimantan merupakan daftar cagar alam yang terletak di pulau Kalimantan, Indonesia. Daftar ini merupakan seri daftar cagar alam di seluruh Indonesia yang kemudian saya sajikan dalam beberapa artikel meliputi daftar cagar alam (CA) di Pulau Sumatera, CA Pulau Jawa, CA Nusa Tenggara dan Bali, CA Pulau Papua, CA Maluku, CA Sulawesi, dan CA Kalimantan. Cagar Alam Indonesia yang terdapat di pulau Kalimantan ada sejumlah 18 kawasan yang 4 lokasi diantaranya terdapat di provinsi Kalimantan Timur, 5 lokasi terdapat di Kalimantan Selatan, 3 lokasi di Kalimantan Tengah, dan sisanya 6 kawasan berada di Kalimantan Barat. Berikut daftar cagar alam yang terdapat di pulau Kalimantan Indonesia. Daftar Cagar Alam Indonesia di Provinsi Kalimantan Timur

Cagar Alam TELUK ADANG; Pasir, Kalimantan Timur, 61.900,00 ha, Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor: 79/Kpts-II/2001, 15 Maret 2001. Cagar Alam GUNUNG AMBANG; Pasir, Kalimantan Timur, 46.900,00 ha, Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor: 86/ Kpts-II/1993, 10 Februari 1993. Cagar Alam MUARA KAMAN SEDULANG; Kutai, Kalimantan Timur, 62.500,70 ha, Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor: 598/Kpts-II/1995, 2 November 1995. Cagar Alam PADANG LUWAI; Kutai, Kalimantan Timur, 5.000,00 ha, Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor: 792/ Kpts/Um/10/82, 29 Oktober 1982.

Daftar Cagar Alam Indonesia di Provinsi Kalimantan Selatan

Cagar Alam SELAT SEBUKU LAUT KELUMPANG; Kota Baru, Kalimantan Selatan, 66.650,00 ha, Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor: 329/Kpts-II/1987, 14 Oktober 1987.

Cagar Alam GUNUNG KENTAWAN; Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan, 257,90 ha, Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan RI Nomor: 336/Kpts-II/1999, 24 Mei 1999.

Cagar Alam SUNGAI LULAN-BULAN; Kota Baru, Kalimantan Selatan, 1.857,63 ha, Keputusan Men-hutbun Nomor: 453/Kpts-II/1999, 17 Juni 1999. Cagar Alam TELUK PAMUKAN; KALIMANTAN SELATAN, Kota Baru, 20.618,84 ha, Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan RI Nomor: 453/Kpts-II/1999, 17 Juni 1999.

Cagar Alam GUNUNG SEBATUNG; Kota Baru, Kalimantan Selatan, 250,00 ha, Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor: 920/Kpts/Um/12/82, 24 Desember 1982.

Daftar Cagar Alam Indonesia di Provinsi Kalimantan Tengah

Cagar Alam PARARAWEN I/II; Barito Utara, Kalimantan Tengah, 5.855,00 ha, Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan RI Nomor: 85/Kpts-II/1999, 25 Februari 1999

CAGAR ALAM BUKIT SAPAT HAWUNG; Murung Raya, Gunung Mas, Kalimantan Tengah, 239.000,00 ha, Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor: 174/Kpts/Um/3/83, 8 Maret 1983.

Cagar Alam Bukit TANGKILING; Palangkaraya, Kalimantan Tengah, 2.061,00 ha, Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor: 46/Kpts/Um/1/77, 25 Januari 1977.

Daftar Cagar Alam Indonesia di Provinsi Kalimantan Barat

Cagar Alam Laut KEPULAUAN KARIMATA; Ketapang, Kalimantan Barat, 77.000,00 ha, Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor: 381/Kpts-II/1985, 27 Desember 1985. Cagar Alam Muara KENDAWANGAN; Ketapang, Kalimantan Barat, 150.000,00 ha, Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor: 407/Kpts-II/1988, 13 Agustus 1988. Cagar Alam LO PAT FUN PI; Sambas, Kalimantan Barat, 8,00 ha, ZB No. 1/1936, 23 Maret 1936. Cagar Alam MANDOR; Pontianak, Kalimantan Barat, 2.000,00 ha, ZB No. 8/1937, 15, 16 April 1937. Cagar Alam GUNUNG NYIUT PENRISEN; Pontianak, Sambas, Kalimantan Barat, 180.000,00 ha, Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor: 524/Kpts/Um/6/82, 15 Juni 1999.

Cagar Alam GUNUNG RAYA PASI; Sambas, Kalimantan Barat, 3.700,00 ha, Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor: 701/Kpts-II/1990, 11 Maret 1990.

Cagar alam cagar alam yang terdapat di pulai Kalimantan ini menjadi salah satu kawasan pelestarian dan konservasi lingkungan hidup, satwa, dan flora di pulau dengan tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi ini. Referensi: www.dephut.go.id/informasi/PHPA/ca_rekap.html

Baca artikel tentang alam lainnya:


Daftar Cagar Alam Indonesia di Maluku Daftar Cagar Alam Indonesia di Papua Daftar Cagar Alam Indonesia di Jawa Daftar Cagar Alam Indonesia di Nusa Tenggara dan Bali Daftar Suaka Margasatwa di Indonesia 2 (Kalimantan, Jawa, dan Nusa Tenggara) Daftar Suaka Margasatwa di Indonesia 1 (Sumatera) Kucing Merah (Pardofelis badia), Kucing Endemik Kalimantan Bekantan Si Hidung Panjang Dari Kalimantan Mangga Kasturi Maskot Kalimantan Selatan yang Punah In Situ Bertan (Eugeissona utilis) Palem Endemik Kalimantan

You might also like