Struktur organisasi digambarkan pada peta atau skema organisasi
(organigram, organization chart) yang memberi gambaran mengenai keseluruhan kegiatan serta proses yang terjadi pada sebuah organisasi. Terdapat empat komponen dasar yang berperan sebagai kerangka dari definisi struktur organisasi, yaitu: elemen statis (pembagian tugas-tugas serta tanggung, hubungan pelaporan, pengelompokan individu dan pengelompokan bagian-bagian organisasi) serta elemen dinamis (menetapkan sistem hubungan dalam organisasi). "Hubungan didefinisikan sebagai tingkatan koordinasi yang terjadi antara elemen-elemen organisasi. Terdapat dua hubungan dalam suatu organisasi, yaitu hubungan vertical dan hubungan horisontal. Hubungan vertical diperlukan untuk mengkoordinasikan dan mengintegrasikan kegiatan dari berbagai tingkatan hirarki. Hubungan horizontal diperlukan untuk mengkoordinasikan kegiatan individu atau bagian organisasi yang berada pada tingkatan hirarki yang sama. Kualitas hubungan vertical yang dibutuhkan ditentukan oleh dua factor, yaitu ukuran organisasi dan tingkat ketidakpastian yang dihadapi. Ketidakpastian menunjukkan kecepatan maupun kepastian perubahan pada lingkungan dan cara organisasi menjalankan kegiatannya. Terdapat lima jenis alat untuk melakukan hubungan vertical dengan kapasitas yang berbeda-beda, yaitu: hirarki, peraturan dan prosedur, rencana dan jadwal, penambahan tingkat/posisi pada hirarki serta sistem informasi vertical. Jika hubungan vertical telah dimiliki, organisasi masih memerlukan alat hubungan horizontal agar dapat bekerja dengan baik. Terdapat tiga factor, yaitu tingkat ketidakpastian, derajat saling ketergantungan, dan jenis sasaran, yang menentukan kualitas hubungan horizontal yang dibutuhkan. Sasaran organisasi biasanya dirumuskan berdasarkan isu/masalah utama yang dianggap dominan yang perlu diatasi agar organisasi menjadi kompetitif (dominant competitive issue). Terdapat enam jenis alat untuk mengadakan hubungan horizontal, yang masing- masing mempunyai kapasitas berbeda dalam memperbaiki koordinasi maupun aliran informasi horizontal, yaitu: dokumen tertulis, kontak langsung, penghubung, satuan tugas/satgas (task force), tim, serta integrator permanen. Terdapat dua bentuk dasar struktur organisasi, yaitu struktur fungsional dan struktur produk (unit organisasi lengkap). Kedua bentuk dasar organisasi tersebut, kadang-kadang terpaksa disesuaikan bentuknya karena tuntutan dari lingkungan. ikenal dua macam bentuk penyesuaian, yaitu struktur geografis dan struktur campuran (hibrida), yang masing-masing memiliki karakter tersendiri. Untuk kondisi khusus, dapat digunakan struktur matriks, yaitu penggunaan struktur fungsional dan struktur produk secara bersamaan (simultan). Pada struktur hybrid, pemanfaatan sifat struktur fungsional dan sifat struktur produk dilakukan pada bagian yang terpisah, sementara pada struktur matriks, kebutuhan untuk memanfaatkan sifat-sifat kedua jenis organisasi itu terjadi bersamaan pada bagian yang sama. Kebutuhan akan struktur matriks terkait dengan kuantitas sumber yang dimiliki organisasi. Terdapat tiga jenis jabatan yang merupakan kunci keberhasilan suatu organisasi matriks, yaitu pimpinan tertinggi, pimpinan matriks, dan pimpinan dua atasan. Struktur matriks memberikan kesempatan pada organisasi untuk mencapai lebih dari satu tujuan sekaligus, untuk menjadi fleksibel tetapi tetap memiliki efisiensi yang tinggi secara fungsional. Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara karakteristik struktur organisasi dengan j enis teknologi yang digunakan. Thompson mengelompokkan teknologi organisasi menjadi tiga jenis, yaitu: teknologi perantara (mediating technology), teknologi rangkaian panjang (long-linked technology), serta teknologi intensif (intensive technology). Kelompok Aston menemukan tiga variable utama yang dianggap merupakan gambaran dari aliran kerja suatu organisasi, yaitu: otomatisasi peralatan, fleksibilitas aliran kegiatan serta ketelitian evaluasi proses. Ketiga variable tersebut digabungkan menjadi satu skala pengukuran teknologi yang dinamakan integrasi aliran kegiatan (workflow integration). Perrow menunjukkan adanya dua dimensi dari kegiatan kerja yang mempunyai relevansi terhadap struktur maupun kegiatan yang terjadi dalam suatu organisasi, yaitu: variasi tugas dan kemudahan analisis. Kedua dimensi tersebut digunakan oleh Perrow untuk menyusun kerangka klasifikasi teknologi. Ada empat jenis teknologi menurut pengklasifikasian Perrow, yaitu: teknologi rutin, teknologi non-rutin, technology craft, teknologi engineering