You are on page 1of 6

Laporan Praktikum

Mikrobiologi Hari/Tanggal : Sabtu, 17 September 2011


Waktu : 09.00-10.40 WIB
PJP : Ir. Rina Martini, M.Si
Asisten : M. AriI Mulya, S.Pi
Harry Noviardi M.Si


TEKNIK PEMINDAHAN BIAKAN MIKROBA SECARA ASEPTIK

LINDA (J3L110074)











PROGRAM KEAHLIAN ANALISIS KIMIA
DIREKTORAT PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011-2012

PENDAHULUAN
Mikroorganisme sangat erat kaitanya dengan kehidupan kita, ada beberapa
diantaranya bermanIaat dan adapula yang merugikan. Salah satu teknik untuk membiakan
(Menumbuhkan) bakteri, yang menjadi padat dan tetap tembus pandang pada suhu inkubasi.
Media yang baik adalah agar, dapat dilarutkan dalam larutan nutrien dan bilamana menjadi
gel akan tetap padat dalam kisaran temperatur yang luas. Mikroorganisme terdapat dimana-
mana didalam lingkungan kita mereka ada pada tubuh kita, didalam tubuh kita, dan
disekeliling kita. Mereka merupakan komponen penting dalam ekosistem. Dihabitat
alamiahnya, mereka hidup dalam suatu komunitas yang terdiri dari berbagai jenis
mokroorganisme, bersama spesies-spesies biologi lainnya. Didalam komunitas ini, satu
spesies mikroba dapat mempengaruhi spesies lain dengan berbagai cara-cara beberapa
bersiIat menguntungkan beberapa merugikan ( Pelezar, 1988 ).
Jika pertama mengadakan biakan, biasanya yang mikrobakteri yang peroleh itu suatu
biakan campuran. Misalnya seperti sampel diambil dari udara, dari tanah, dari kotoran, jika
bahan itu kita sebarkan pada medium steril, maka akan tumbuh beraneka koloni yang masing-
masing mempunyi siIat-siIat yang khas. Jika mengambil bahan dari salah satu koloni
tersebut, kemudian bahan itu ditanam pada medium baru yang steril, maka bahan itu akan
tumbuh menjadi koloni yang murni, asalkan pekerjaan pemindahan itu dilakukan dengan
cermat menurut teknik aseptik, yaitu menggunakan alat-alat yang steril dan aturan-aturan
laboratorium tertentu. Biakan yang diperoleh dengan jalan demikian dapat disebut sebagai
biakan pertama (primary culture), dan siIatnya murni. Piaraan semacam ini dapat disimpan,
tetapi tiap-tiap waktu tertentu harus diadakan peremajaan dengan memindahkannya ke
medium baru. Biakan- biakan yang diperoleh dari biakan pertama disebut biakan turunan
(sub-culture)(Saputro, 1988).
Tujuan
Praktikum bertujuan dapat memindahkan biakan mikroba secara aseptik.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ialah tabung yang berisi media NB yang telah
disterilkan, kawat ose, pembakar Bunsen, cawan yang telah diisi dengan media NA yang
telah steril.
Bahan yang digunakan ialah media NB, media NA, korek api, alcohol, dan biakan
mikroba yang telah disiapkan.
Prosedur
Pemindahan biakan mikroba dilakukan dengan menguji teknik kerja secara aseptic.
Hal yang dilakukan ialah dua buah tabung masing- masing yang telah berisi aquades dan
media NB yang steril disiapkan. Lalu pembakar bunsen dinyalakan dan bakar kawat ose pada
pembakar bunsen sampai terbentuk pijaran merah pada kawat. Kemudian kawat ose tersebut
dimasukkan kedalam tabung yang berisi aquades dengan mendekatkan mulut tabung pada
pembakar bunsen dan memasukkan kawat ose tidak menjauhi pembakar bunsen. Setelah itu
kawat dipanaskan kembali pada pembakar bunsen sampai berwarna merah. Kawat yang
dipanaskan didinginkan. Setelah dingin, kawat ose dimasukkan pada tabung berisi media NB
dengan memanaskan mulut tabung pada pembakar bunsen terlebih dahulu, serta memasukkan
kawat ose tidak menjauhi pembakar bunsen. Tabung ditutup kembali dengan memanaskan
mulut tabung pada bunsen terlebih dahulu. Tabung dibiarkan sampai 24 jam untuk diamati.
Pemindahan biakan mikroba dilakukan dengan dipijarkan kawat ose terlebih dahulu
pada pembakar bunsen. Setelah berwarna merah pada kawat ose, pemanasan dihentikan.
Cawan biakan mikroba dipanaskan pada bunsen dengan memutar pada bagian sisi cawan.
Lalu cawan dibuka dan didekatkan dengan pembakar bunsen lalu kawat ose dimasukkan pada
cawan dan mengambil koloni yang terpisah dari koloni lainnya dengan ditempelkan kawat
ose pada koloni tersebut. Kemudian kawat ose tersebut digoreskan dengan goresan zigzag
pada media agar yang baru dan diusahakan tidak melukai lempengan agar dengan ose.
Perlakuan tersebut dilakukan dekat pembakar bunsen. Lalu media agar baru dipanaskan pada
pembakar Bunsen sesaat. Setelah selesai kawat ose dipijarkan kembali pada pembakar
Bunsen sampai berwarna merah. Cawan biakan baru diinkubasi sampai 18-24 jam.

Hasil dan Data Pengamatan
Teknik aseptik : tidak terjadi kekeruhan pada media dalam tabung.
Biakan mikroba : terdapat goresan zigzag pada media agar NA







Gambar 1 Teknik Aseptik Gambar 2 Pemindahan Biakan Mikroba

Pembahasan
IdentiIikasi biakan mikroorganisme seringkali memerlukan pemindahan ke biakan
segar tanpa terjadi pencemaran. Pemindahan mikroorganisme ini dilakukan dengan teknik
aseptic untuk mempertahankan kemurnian biakan selama pemindahan berulang kali
(Lay.Bibiana, 1994). Pekerjaan pemindahan mikroorganisme dari medium lama ke medium
baru harus dilakukan secara teliti. Terlebih dahulu harus diusahakan agar semua alat- alat
yang terlibat dengan medium dan pekerjaan inokulasi(penanaman) tersebut benar- benar
steril. Hal ini untuk menghindari kontaminasi, yakni masuknya mikroorganisme yang tidak
diinginkan(Waluyo,2004)
Beberapa langkah pada pekerjaan inokulasi dan isolasi microbe ialah dengan
menyiapkan ruangan. Ruang tempat inokulasi harus bersih dan bebas angin. Dinding ruang
yang basah menyebabkan butir- butir debu menempel. Kemudian pemindahan dengan kawat
inokulasi sebaiknya ujung kawat inokulasi dari platina atau dari nikrom. Sebelum dan setelah
menggunakan kawat inokulasi ujung kawat ini dipijarkan, sedangkan sisanya sampai tangkai
cukup dilewatkan nyala api saja( Waluyo,2004).
Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dalam biakan cair atau padat. Dalam biakan
cair, mikroorganisme menunjukkan ciri pertumbuhan tersendiri. Kekeruhan dalam media
terjadi akibat pertumbuhan mikroorganisme. Jumlah mikroorganisme yang cukup banyak
akan terlihat keruh. Bila pertumbuhan mikroorganisme menumpuk dibagian dasar tabung
akan terlihat sedimen. Sebaliknya bila mikroorganisme tumbuh dibagian permukaan media
cair, maka pertumbuhan ini akan terlihat sebagai pelikel berupa lapisan tipis pad permukaan.
Kadangkala pertumbuhan dalam media merupakan gabungan dari kekeruhan, sedimen, atau
pelikel (Lay,Bibiana,1994).
Ada biakan species bakteri yang sewaktu-waktu, yaitu tiap 2 atau 3 bulan sekali,
perlu diremajakan, meskipun biakan itu selalu disimpan di dalam almari es. Untuk
meremajakan biakan itu caranya sama dengan yang telah disebutkan di atas yaitu dengan
memindahkan 'bibit dari koloni yang lama kepada medium yang baru. Setelah tanaman baru
itu dibiarkan tumbuh beberapa jam dalam temperatur biasa (25C 27 C), koloni baru ini
dimasukkan dalam almari es, untuk diperbaharui 2 atau 3 bulan lagi. Cara lain untuk
menyimpan biakan murni ialah dengan jalan lioIilisasi yang prosedurnya ialah sebagai
ditanamnya bakteri didalam air susu yang tidak mengandung lemak atau di dalam serum yang
steril. Setelah tumbuh, diambillah 0,1 ml dari medium tersebut untuk dimasukkan ke dalam
botol-botol kecil (ampul) yang dari dalam telah dilapisi dengan alkohol yang mengandung
CO2 yang kental (temperatur -78C). Kemudian leher botol itu dipijarkan sehingga
tertutuplah botol berisi bakteri itu. Dalam keadaan demikian ini, bakteri dapat disimpan
sampai bertahun-tahun, asal selalu ada dalam suhu 4C (Saputro, 1988).
Beberapa cara untuk mendapatkan biakan murni ialah dengan teknik penggoresan
agar, teknik agar tuang,dan teknik agar sebar. Pada prinsipnya ketiga cara ini ialah
pengenceran, sehingga nantinya akan diperoleh koloni terpisah yang mengandung satu
macam bakteri. Teknik goresan dibagi menjadi beberapa teknik yaitu teknik goresan T,
goresan kuadran, goresan radian dan goresan sinambung. Pada cara penggoresan, bakteri
yang mempunyai Ilagel seringkali membentuk koloni yang menyebar tertama bila digunakan
lempengan agar yang basah. Untuk mencegah hal tersebut digunakan lempengan yang benar-
benar kering (Waluyo,2004).
Berdasarkan percobaan teknik yang digunakan untuk mendapatkan biakan
mikroorganisme baru ialah dengan menggunakan teknik penggoresan agar dengan
menggunakan goresan kuadran. Pada dasarnya teknik ini memerlukan keterampilan, karena
untuk mendapatkan koloni yang terbentuk dengan baik dilakukan dengan hati- hati dan teliti.
Pada media NA koloni yang terbentuk membentuk zigzag.
Teknik aseptic pada perlakuan pemindahan mikroorganisme harus benar- benar
diperhatikan. Karena ketika perlakuan yang dilakukan kurang baik akan mempengaruhi
mikroorganisme lain untuk tumbuh pada media yang baru. Berdasarkan percobaan, teknik
aseptic yang dilakukan perlakuan pada tabung tidak terbentuknya mikroorganisme (terjadinya
kekeruhan). Hal ini menunjukkan perlakuan terhadap tabung dilakukan dengan steril.
Sehingga cairan ( media NB) pada tabung tetap jernih.


DaItar pustaka
Lay,Bibiana W. 1994. Analisis MIkrpba di Laboratorium. Jakarta: PT. Raja Grasindo Persada
Pelezer, Michael. 2006. Mikrobiologi Dasar. Universitas Indonesia Press : Jakarta
Saputro D. 1988. Dasar-dasar Mikrobiologi. Cetakan ke 10. Jakarta : Universitas Indonesia
( IU-Press ).
Waluyo,Lud. 2004. Mikrobiologi Umum. Malang: Universitas Muhammadiyah Press

You might also like