Professional Documents
Culture Documents
K3 PERTAMBANGAN
Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas teknik Jurusan Teknik Geologi Universitas Hasanuddin 2011
DAFTAR ISI
1. Perencanaan & Operasi Tambang 2. Masalah K3 di Operasi Tambang Terbuka di Indonesia 3. Peraturan & Perundangan K3 di Pertambangan 4. Sistem Menejemen K3 5. Menejemen Darurat
Menguntungkan
Arsip
Studi Rekayasa Kuantifikasi & pembandingan konsep2 yg telah dihasilkan agar diperoleh Rancangan & biaya yg pasti
Studi Rancangan Rinci Spesifikasi & gambar konstruksi dari metode yg dipilih
Pemasaran
Laporan Rekayasa Final Keputusan investasi, pengadaan peralatan & jadual pelaksanaan
Keberadaan mineral & batubara adalah suatu karunia Lokasinya given, tersebar tidak merata & tidak terbarukan Temuan cadangan ekonomis 1% dari total projek eksplorasi Padat modal & menggunakan peralatan besar & berteknologi Resiko tinggi: ekonomi, politik, sosial (PETI), K3 & lingkungan (PETI) Pionir pembuka daerah terpencil & pembangkit perubahan ekonomi & sosial dengan cepat Ongkos penambangan & nilai bijih fungsi waktu Mengubah rona lingkungan awal Harus selalu menemukan cadangan baru Karakteristik teknologi - digital Bersifat sementara, selanjutnya diikuti dengan tahap rehabilitasi, reklamasi, dan pengakhiran tambang (mine closure) 4
KLASIFIKASI PENGGALIAN
Keras & kompak Lunak - keras
PENGANGKUTAN BATUBARA
Tahapan Penerowongan
Pembongkaran
Pemuatan
Pengangkutan
9
10
11
12
BAHAYA
Sesuatu yang bisa mencelakai. Contoh tumpahan oli dilantai
RESIKO
Terjadi pada saat energi atau orang ditempatkan pada suatu bahaya. Contoh orang berjalan diatas tumpahan oli
13
Daerah terpencil tidak memiliki latar belakang pendidikan yang cukup untuk kepedulian K3L 24 jam/hari, 365 hari/tahun, Cuaca panas dan lembab Curah hujan 3000-4000 mm/tahun Intensif penggunaan tenaga kerja sebagai operator Memerlukan supervisi dengan kemampuan kepemimpinan
14
15
16
17
18
20
KEPMEN PE NO. 555.K/26/MPE/1995. KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA BIDANG PERTAMBANGAN UMUM
Terdiri dari: 10 Bab 1 Bab. Ketentuan Peralihan 1 Bab. Penutup Berisi: 555 Pasal Bab. Bab. Bab. Bab. Bab. Bab. Bab. Bab. Bab. Bab. Bab. Bab. I. II. III. IV. V. VI. VII. VIII. IX. X. XI. XII. Ketentuan Umum (Pasal 1 s/d 51) Bahan Peledak & Peledakan (Pasal 52 s/d 79) Lingkungan Tempat Kerja (Pasal 80 s/d 91) Sarana Tambang di Permukaan (Pasal 92 s/d 227) Pemboran (Pasal 228 s/d 238) Tambang Permukaan (Pasal 239 s/d 257) Kapal Keruk (Pasal 258 s/d 294) Tambang Bijih Bawah Tanah (Pasal 295 s/d 489) Tambang Batubara Bawah Tanah (Pasal 490 s/d 551) Sanksi (Pasal 552) Ketentuan Peralihan (Pasal 553) Ketentuan Penutup (Pasal 554 dan 555)
21
21
Dasar: kenali resiko, peningkatan produktvitas, efisiensi dan biaya efektif, dan dari peraturan yang bersifat rinci dan kaku menjadi umum, fleksibel & operasional. Tujuan: untuk melindungi karyawan dari timbulnya penyakit, kecelakaan dan kelangsungan usaha dari sebuah industri atau pengusahaan pertambangan dengan memperhatikan kriteria & analisa resiko melalui menejemen resiko
22
22
23
PENGERTIAN KECELAKAAN
Insiden: kontak yg dapat menyebabkan kerugian atau kerusakan. Penyebab potensial kecelakaan adalah kontak dengan energi diatas kemampuan tubuh atau struktur. Contoh: benda terbang atau bergerak mengandung energi kinetik yg berpindah ke tubuh. Apabila energi yg berpindah terlalu besar dapat menyebabkan kerugian atau kerusakan. Kenyataan bahwa tidak hanya energi kinetik, tetapi juga energi listrik, energi panas, maupun energi kimia. Kecelakaan: sesuatu yg tidak diinginkan yg mengakibatkan kerugian pada manusia, kerusakan pada bangunan dan kerugian pada proses. Umumnya Kecelakaan terjadi akibat hasil kontak substansi (zat) dengan sumber energi (kimia, panas, akustik, mekanik, listrik, dan lain lain) diatas batas kemampuan tubuh atau struktur.
24
SK
Slide 25 SK5
Suseno Kramadibrata; 23/05/2006
2. Cidera berat
Cidera akibat kecelakaan tambang yg menyebabkan pekerja tambang tdk mampu melakukan tugasnya semula selama > 3 mg termasuk minggu & hari hari libur; Cidera akibat kecelakaan tambang yg menyebabkan pekerja tambang cacat tetap (invalid) yg tidak mampu menjalankan tugasnya semula; Cidera akibat kecelakaan tambang yg tidak tergantung dari lamanya pekerjaan tambang tidak mampu melakukan tugasnya semula, tetapi mengalami cidera seperti salah satu dibawah ini: keretakan tengkorak kepala, tulang punggung, pinggul, lengan bawah, lengan atas, paha atau kaki; pendarahan di dalam, atau pingsan disebabkan kekurangan oksigen; luka berat atau luka terbuka/terkoyak yang dapat mengakibatkan ketidakmampuan tetap; persendian yang lepas yang sebelumnya tidak pernah terjadi; Tumpahan bahan berbahaya yang cukup besar; Memerlukan sumber daya dari luar untuk menangani; Berpotensi untuk eskalasi walaupun terbatas
26
Definisi
LOST TIME INJURY FREQUENCY RATE (LTIFR): TINGKAT TERJADINYA LTI PER 200.000 JAM KERJA:
Lost Time Injury Severity Rate (LTISR): tingkat dimana hari atau shift kerja normal yg terdaftar hilang sebagai konsekuensi dari LTI per 200.000 jam kerja
All Injury Frequency Rate (AIFR): tingkat terjadinya semua cidera per 200.000 jam kerja.
Potensial Fatality Frequensi Rate (PFFR): tingkat terjadi insiden yang berpotensial mematikan per 200.000 jam kerja.
29
Cacat/cidera berat
Cidera/luka ringan
Hampir celaka
30
MODEL 5 PRINSIP PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PP MENAKER NO. PER. 05/MEN/96
VISION
Total Commitment Top Management untuk Perbaikan Berkelanjutan Komitmen & Kebijakan Pengorganisasian SMK3 Peninjauan & Peningkatan Pencapaian oleh Menejemen Perencanaan Obyektif & Target, Identifikasi Bahaya Pembuatan Manual Standard SMK3. Terukur, Tercapai & Realistis Penerapan SMK3 Tindakan & Prioritas Jiwa manusia/karyawan adalah segala-galanya Patuh kepada semua peraturan terkait Mencegah dampak K3L Perbaikan berkesinambungan Lingkungan kerja yang aman Membantu operasi tambang untuk mencapai pencegahan fataliti sekaligus mengelola dampak lingkungan yang dihasilkan dari operasi tambang yang efektif & efisien untuk meningkatan kualitas hidup manusia yang terlibat dengan operasi
KepMen PE No. 555.K/201/MPE/1995 Tentang 31 Pelaksana Inspeksi Tambang Bidang Pertambangan Umum
Catatan
Operasi tanpa kematian, cedera dan penyakit Nil kecelakaan kematian
TARGET
Kurangi kecelakaan potensi kematian Kurangi LTI Tingkatkan leadership baris menejemen menegah & frontline Identifikasi resiko K3 di setiap aktivitas operasi & yg mengarah ke kematian Perbaiki Sistem Menejemen K3, laksanakan Standard Perusahaan Terapkan sistem Menejemen K3 kepada kontraktor Cegah kematian dengan menerapkan praktek K3 terbaik Perbaiki kualitas proses identifikasi, menaksir dan menilai resiko
PRIORITAS
Perbaiki material pelatihan dari upaya pencegahan kematian Berikan dukungan & perkuat kepatuhan dengan contoh kepemimpinan Lakukan supervisi yg tepat & lengkapi kebutuhan dasar didaerah beresiko tinggi
32
Analisis Keselamatan Kerja (Job Safety Analysis) merupakan suatu sistem perencanaan suatu pekerjaan dengan keselamatan kerja sebagai prioritas utama. Perlu diperhatikan bahwa tidak setiap orang mengetahui dengan pasti cara melakukan pekerjaannya dengan benar dan aman. Proses formal mengidentifikasi bahaya, mengevaluasi dan mengendalikan resiko Langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melakukan pekerjaan adalah keselamatan menjadi pertimbangan utama Pikirkan terhadap pekerjaan tersebut dan bahaya apa yang akan muncul sebelum dimulai
33
34
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Apa yang akan saya lakukan? Dengan bahan-bahan apa sajakah saya akan berkerja? Peralatan dan perlengkapan apa yang saya gunakan? Kapan saya akan melakukan pekerjaan itu? Bagaimana pengaruh pekerjaan ini terhadap pekerjaan yang lain? Adakah pengaruh yang lain? Dimana pekerjaan ini dilakukan?
35
TAHAP-TAHAP JSA
1. 2. 3. 4. 5.
Pilih pekerjaan/tugas yang akan dianalisa Jabarkan pekerjaan/tugas ke dalam urutan yang logis Kenali bahaya/resiko dalam setiap urutan Tentukan cara mengendalikannya Lengkapi formulir JSA dengan informasi penting lainnya
36
Mesin milling dan copy mill Google, gloves, masker, safety shoes, safety helmet
Tahapan pekerjaan Potensial bahaya Tangan terjepit Tindakan yang dianjurkan Pemasangan dengan hatihati
Pasang benda yang akan di bentuk/dikikis (milling) di penjepit Pasang mata pisau (modul) sesuai kebutuhan Nyalakan mesin, atur kecepatan putaran Matikan mesin setelah selesai memilling benda kerja
2.
Tangan terkena mata mata pisau (modul) Tangan terkena mata pisau
Jangan memegang mata pisau (modul), gunakan sarung tangan Jaga jarak dengan mesin, jangan memegang mata pisau (modul), gunakan safety google Tunggu sampai modul benar-benar berhenti berputar
3.
4.
37
ANALISA RESIKO
Untuk identifikasi resiko yg berasosiasi dgn aktivitas dimana studi akan dilakukan Menetapkan konsekuensi & peluang kejadian dari konsekuensi untuk sebuah resiko. Resiko diidentifkasi melalui aktivitas diskusi yang menantang but nothing personal
Rekaman Resiko
Nomor resiko Detail resiko Perlakuan resiko yang ada atau yang diusulkan Analisa resiko yang ada tingkat/bobot resiko dengan kontrol yang ada atau yang berlaku Tingkat konsekuensi (CL-consequence level) 1, 2, 3, 4, 5 (5 rendah dan 1 tinggi) Tingkat peluang kejadian konsekuensi (LL-likelihood) A, B, C, D, E (A berulang setiap tahun dan E tidak mungkin terjadi selama umur tambang) Tingkat resiko (RL-risk level) kritikal, tinggi, medium atau rendah Resiko juga di rangking dari 25 (rendah) sampai dengan 1 tinggi/kritikal Rekomendasi perlakuan resiko Tingkat resiko residual tingkat resiko dengan penambahan kontrol yang direkomendasikan Orang yang bertanggung jawab
38
1 2 4 7 11
3 5 8 12 16
6 9 13 17 20
10 14 18 21 23
15 19 22 24 25
Resiko kritikal Resiko kritikal 1-5: Hentikan aktivitas Lakukan tindakan koreksi & preventif segera Hanya mulai jika kontrol terjadi Resiko rendah 18-25: Lakukan tindakan koreksi seperlunya
Resiko tinggi
Resiko menengah
Resiko rendah
Resiko tinggi 6-12: Lakukan tindakan koreksi & preventif segera Tindakan kontrol dikaji atau ditentukan oleh menejemen Resiko menengah 13-17: 39 Lakukan koreksi dalam jangka waktu yang sesuai Tindakan kontrol dikaji seperlunya
Tambang
Interaksi AAB (ADR) Stabilitas lereng Penangangan & pemakaian Bahan Peledak Jalur angkutan Peralatan mudah bakar
Peraturan K3 Perusahaan harus dipatuhi setiap waktu 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Harus mampu identifikasi hazard Pekerjaan harus disupervisi K3 Kendaraan kecil dan berat Peraturan lalulintas Isolasi & penguncian isolasi K3 kelistrikan Bekerja diketinggian Bekerja diruang terbatas Peralatan angkat dan beban Bekerja dekat air Bekerja dekat daerah mudah longsor Bekerja dekat peledakan
Penunjang Tambang
Interaksi kendaraan kecil Mesin bergerak Peralatan angkat Bekerja di ketinggian Isolasi peralatan bergerak Logistik Bahan Peledak Pengangkutan karyawan Pekerjaan dekat air Pekerjaan listrik Pekerjaan uap panas Pekerjaan bertekanan tinggi 40
Representatif perusahaan bertanggung jawab untuk memastikan setiap karyawan yang bekerja dengan resiko atau yang didaerah yang wajib dilindungi dengan PPE berhak memiliki Personal Protective Equipment (PPD) yang sesuai dan ketika anda memasuki yang memerlukannya pastikan anda menggunakannya
Kebutuhan PPE
41
Traffic Control
Monthly Inspection
Who
By two people from Safety Dept, and one Non trained Prinasa staff form area responsible as a witness & escort Behavioral observation Focus to particular procedure, e. g.: SOP, SWP, JSA, & Risk Assessment No fixed schedule but min by 2 yearly basis per each procedure Guided by PTO standard form May be replaced by Prinasa by focusing in specific procedure Interview
By Safety Dept staff and one from area responsible as witness & escort
By Safety Dept staff Involve one staff from By appointed staff from Department area responsible as contractors witness & escort e. g.: Mining area Traffic rules compliance montoring Mobile equipment condition monitoring Physical inspection Relevant PN Standards
Focus
Behavioral and physical Behavioral observation observation Compliance to FPE Focus to FPE standards and PN standards compliance
How
Follow fixed schedule No fixed schedule Guided by set of No guided checklist checklist Interview Interview
No fixed schedule No guided by specific checklist Identifying left current substandard conditions by Dept monthly inspections Without interview
Follow fixed schedule set by Safety Dept Monthly basis per And or follow accepted area as PN Standards special request by Guided by set of dept./ contractors checklist that Guided by Traffic customized to the Offence checklist & need of the Dept Mobile equipment Without interview condition checklist Interview
Report
Use standard Prinasa form to report findings Addressed to relevant observed persons or area supervisor if necessary Report to Exco
Use standard CMR report template Comprehensive report Addressed to relevant area manager and copied to relevant GM The achievement in percentage reported to Exco meeting
Use standard PTO form Revised SOP, SWP, JSA or Risk Assessment Addressed to relevant supervisor/ the procedure user
Use standard OSI report template Less comprehensive report than CMR Addressed to area manager
42
Prinsip OPK
Make safety equal - Input
Observe people working Use all senses Enter into conversation - use questions only Make agreements & give praise
Kunci
44
45
AUDIT K3
Audit adalah proses pengukuran dan evaluasi sebuah system organisasi K3 dengan tujuan untuk melaksanakan perbaikan berkelanjutan Program Audit dilakukan secara regular baik untuk eksternal & internal. Eksternal:
Pemerintah Badan Independent
Internal
Tipe pekerjaan diaudit sebelum sebuah kontraktor diberi pekerjaan Tindak lanjut audit harus dilakukan untuk perbaikan
46
PELAPORAN
KepMen PE No. 555.K /26/ M.PE /95. Ketentuan Melapor Pasal 41 Semua insiden yang terjadi didalam kawasan proyek harus dilaporkan ke Perusahaan dan dicatat dalam sistem K3 Database dan statistik perusahaan Semua insident berakibat celaka serius atau kematian harus segera dilaporkan ke Kepala Inspeksi Tambang oleh KTT
47
INVESTIGASI INSIDEN
KepMen PE No. 555.K /26/ M.PE /95. Penyelidikan Kecelakaan Tambang & Kejadian Berbahaya - Pasal 46 Semua insiden atau kecelakaan harus di-investigasi terlepas kecil atau besar/serius Standard K3 Perusahaan memberikan rujukan proses investigasi Semua hasil investigasi harus disimpan dalam sistem database.
48
Statistik Kecelakaan K3
400
Ringan
Korban
1994
1996
1998
2000 Tahun
2002
2004
2006
2008
5.21%
0.00%
19.79%
27.08%
47.92%
A<20 20<A<30 30<A<40 40<A<50
49
A>50
50
ISU K3 DI PERTAMBANGAN
51
ISU K3 DI PERTAMBANGAN
52
Electrical safety
54
55
Incident Notification
Tanggal : Jam : Lokasi : Deskripsi: Rabu 30 Mei 2007 05.45am South Waste Dump 2 Sebuah DT 777A masuk ke South Waste Dump 2 dan berencana menumpahkan material ke bagian South Eastern Tetapi operatornya kemudian mundur di tanggul sebelah timur dan menaikan baknya sekitar 2 meter dan ternyata material disitu lunak sehingga DT berguling ke lantai bawah daerah bantingan Gagal melakukan barikade pada daerah yang dianggap tidak aman dan menumpahkan material bukan pada tempat yang diizinkan Gagal untuk patuh kepada peraturan yg berlaku utk tidak menumpahkan material pada sisi lereng yang tingginya >10 m Gagal mencatat instruksi verbal saat pengalihan shift kerja Melanggar Aturan Baku # 1-identify hazards & # 2-supervision of work Horizontal distance 35 m; Vertical distance 19 m; Slope distance 40 m; Gradient: 54%
Hasil Investigasi:
56
Kecelakaan Tambang
57
58
5. KEADAAN DARURAT
59
TANGGAP DARURAT
KEADAAN DARURAT ADALAH SITUASI DIMANA ANCAMAN SERIUS KEPADA ORANG ATAU KERUSAKAN BESAR KEPADA ASET PERUSAHAAN
Dalam Keadaan Darurat: 1. Telepone xxxx 2. Radio Channel 1A Mining & other defined areas. 3. Ketika darurat ucapkan may day,.. 3X untuk ancaman jiwa 4. Ucapkan Nama anda Nomor telepon anda Lokasi keadaan darurat Tipe keadaan darurat Jenis keperluan bantuan Jumlah yang cedera atau korban
61
1. 2. 3. 4.
62
63
1. Skenario peluang kecelakaan 2. Kemampuan & kompetensi orang 3. Peralatan Handal 4. Prosedur
64
SEKIAN
SUMBER:
Dr.Ir. Suseno Kramadibrata Teknik Pertambangan ITB, 2009
65