You are on page 1of 20

BAGIAN I PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Vitamin adalah senyawa-senyawa organic tertentu yang diperlukan dalam jumlah kecil dalam diet seseorang tetapi esensial untuk reaksi metabolism dalam sel dan penting untuk melangsungkan pertumbuhan normal serta memelihara kesehatan. Vitamin adalah nutrisi yang sangat penting untuk pertumbuhan, energi, dan fungsi saraf. Tubuh kita mendapatkan vitamin dari makanan, suplemen, atau hasil produksi flora usus. Kebanyakan vitamin-vitamin ini tidak dapat disintesis oleh tubuh. Beberapa di antaranya masih dapat dibentuk oleh tubuh, namun kecepatan pembentukannya sangat kecil sehingga jumlah yang terbentuk tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh. Oleh karenanya tubuh harus memperoleh vitamin dari makanan sehari-hari. Jadi vitamin mengatur metabolisme, mengubah lemak dan kabohidrat menjadi energi, dan ikut mengatur pembentukan tulang dan jaringan. Sejarah penemuan vitamin dimulai oleh Eijkman yang pertama kali mengemukakan adanya zat yang bertindak sebagai faktor diet esensial dalam kasus penyakit beri-beri. Pada tahun 1897 ia memberikan gambaran adanya suatu penyakit yang diderita oleh anak ayam yang serupa dengan beri-beri pada manusia. Gejala penyakit tersebut terjadi setelah binatang diberi makanan yang terdiri atas`beras giling murni. Ternyata penyakit ini dapat disembuhkan dengan memberikan makanan sisa gilingan beras yang berupa serbuk. Hasil penemuan yang menyatakan bahwa dalam makanan ada faktor lain yang penting selain kabohidrat, lemak dan protein sebagai energy, mendorong para ahli untuk meneliti lebih lanjut tentang vitamin, sehingga diperoleh konsep tentang vitamin yang kita kenal sekarang. Pada saat ini terdapat lebih dari 20 macam vitamin. Polish kemudian member nama faktor diet esensial ini dengan vitamin. Selanjutnya hasil pekerjaan Warburg tentang koenzim (1932-1935) dan kemudian penyelidikan R Kuhn dan P Kerrer menunjukkan adanya hubungan antara struktur kimia viatamin dengan koenzim.

2. TUJUAN
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memberikan suatu gambaran, penjelasan yang lebih mendalam mengenai vitamin. Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui lebih dalam tentang vitamin pada mata kuliah biokimia lanjut.

3. DAFTAR ISI BAB I : PENDAHULUAN


1. 2. 3. Latar belakang Tujuan Daftar isi

BAB II

ISI
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.

Vitamin A (Retinol) Asam Nikotinat Tiamin ( vitamin B1 ) Riboflavin ( B2 ) Asam Lipoat Biotin Piridoksin, Piridoksal dan Piridoksamin ( Vitamin B6 ) Asam Folat Vitamin B12 (kobalamin) Asam Pantotenat Vitamin C( Asam Askorbat) Vitamin E V V

BAB III

PENUTUP
1. 2. Kesimpulan Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAGIAN II ISI
1. Vitamin A (Retinol)
Vitamin A adalah suatu alcohol yang terdapat di dalam tumbuhan sebagai provitamin A, yaitu senyawa karoten. Pada hirolisis karoten terjadi vitamin A. Rumus karoten adalah seperti di bawah ini :

Vitamin A berperan dalam proses melihat, yaitu pada proses fotokimia pada retina. Pada retina mata terdapat cahaya, yaitu rodopsin, suatu protein gabungan yang dapat terdisosiasi menjadi protein opsin dan retinen trans (vitamin A dalam bentuk aldehida). Disosiasi ini terjadi apabila rodopsin ini terkena cahaya.Trans retinen selanjutnya dapat direduksi oleh NADH dan enzim dehidrogenase alkohol membentuk trans vitamin A1.peran lain cahaya pada siklous rodopsin adalah menghambat pembentukan rodopsin dari protein opsin dan sis retinen. Melalui isomerisasi sisi retinen menjadi trans retinen. Sebaliknya, dalam keadaan gelap, sis retinen membentuk rodopsin kembali dengan opsin. Sis retinen juga dapat terbentuk kembali melalui isomerasi trans retinen atau melalui oksidasi sis vitamin A. Defisiensi vitamin A dapat menyebabkanseseorang tidak dapat melihat dengan jelas dalam cahaya yang redup (rabun senja) Dala proses reproduksi, vitamin A berfungsi sebagai salah satu factor pertumbuhan. Tikus yang kekurangan vitamin A ternyata kurang subur,dan mengalami gangguan dalm sitesis Androgen.

Vitamin A berperan dalam sintesis mukoprotein dan mukopolisakarida yang berfungsi mempertahankan kesatuan epitel, khusunya jaringan mata, mulut, alat pencernaan, alat pernapasan, dan saluran genital atau urin. Gangguan mukosa dapat menyebabkan tubuh mudah terkena infeksi. Dan dalam pertumbuhan tulang dan gusi, vitamin A juga merupakan factor yang esensial. a. Defisiensi vitamin A Rabun malam atau rabun senja

Penyakit ini merupakan awal dari defisiensi vitamin A. penderita juga tidak dapat melihat untuk jangka waktu yang relative lebih lama dibandingkan orang normal, bila datang dari tempat terang ke tempat yang gelap. b. Perubahan epitel

Kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan perubahan-perubahan tertentu pada jaringan epitel diseluruh tubuh, termasuk mata.

2. Asam Nikotinat
Niasin penting untuk pertumbuhan yang normal dan kesehatan sepanjang hidup manusia.

Vitamin ini merupakan bahan dasar dari Koenzim Nikotinamida adenine dinukleotida NAD+). Telah kita ketahui bahwa koenzim ini merupakan koenzim dari enzim deghidrogenase, dengan mentransfer hidogen dalam rekasi oksidasi reduksi PEnyakit / Gejala Degisiensinya Apabila cadangan vitamin di dalam tubuh ini telah habis dalam waktu 30-180 hari dan penambahan dari makanan sangat sedikit atau tidak ada sama sekali, akan timbul penyakit pellagra ( pele = ukilt, agra = kasar ). Penyakit ini dapat mengenai usus, kulit, dan system syarat. Kulit misalnya pada muka, leher, dada, lengan menjadi

kemerah-merahan. Untuk penyembuhan penyakit ini diperlukan makanan sumber vitamin lain pula, yaitu makanan yang mengutamakan sumber vitamin B1, vitamin B2 dan niasin sendiri. Walaupun tidak terdapat kasus pelagra yang sama, namun ciri-ciri berikut merupakan gejala umum dari pellagra. a. Gejala awal diantaranya : lelah, pusing, kehilangan berat badan, tidak mempunyai selera makan. b. Merasa sakit pada lidah, mulut, kerongkongan, disertai glositis (perasaan seperti terbakar pada lidah )yang dapat meluas sampai usus. Lidah dan bibir menjadi merah. c. Mual , muntah-muntah yang diikuti oleh diare. d. Dermatitis ( gatal terasa panas ) khususnya pada permukaan tubuh yanbg terbuka yaitu lengan, tangan, lutut dan leher. e. Gejala neurologis seperti daya ingat lemah, mudah bingung, mudah marah, halusinasi dan demensia ( gangguan jiwa dan gangguan syaraf ). Sumber vitamin ini adalah di antaranya makanan yang kaya akan protein, seperti telur, daging, dan susu. Sumber vitamin nabati misalnya biji-nijian ( beras dan sebagainya ), sayuran hijau, kentang, kacang-kacangan ( leguminosa ) seperti kedelai, dan petai cina. Gejala pellagra dapat dihilangkan dengan pemberian 4,4 mg niasin per 1000 kalori energy yang dibutuhkan tubuh per hari. Niasin dapat larut dalam air, sehingga kehingga kehilangan vitamin ini sering terjadi apabila sayuran di cuci setelah dipotong-potong. Niasin tahan terhadap pemanasan. Di Negara-negara yang penduduknya mengalami kasus pellagra, Niasin ditambahkan ke dalam makanan penduduk.

3. Tiamin ( vitamin B1 )
Tiamin telah lama dikenal sebagai antineuritik karena digunakan untuk membuat normal kembali susunan syaraf. Adapun struktur /rumus kimia dari Tiamin adalah sebagi berikut :

Fungsi tiamin didalam tubuh adalah sebagai koenzim dalam karbosilasi asam firufat dan asam ketoglutarat, dan tiamin terlibat dalam metabolism lemak, protein, dan sintesis asam nukleat Koenzim yang berasal dari vitamin ini adalah tiamin pirofosfat berfungsi dalam reaksi-reaksi dekarboksilasi asam keton, oksidasi transketolasi. Adapun bagian aktif dari koenzim TPP adalah gugus tiazolnya. (TPP)yang keton,

Tiamin diabsorbsi secara aktif terutama di duodenum bagian atas yang bersuasana asam, dengan bantuan adnin trifosfatase. Setela di absorbs, kurang lebih 30 mg tiamin mengalami fosforilasi dan disimpan sebagai tiamin pirofosfat didalam jantung, otak, hati, dan jaringan otot. Defisiensi vitamin ini menyebabkan terjadinya penyakit beri-beri, terutama pada Negara yang menggunakan nasi sebagai bahan makanan pokoknya. Defisiensi vitamin ini juga mengakibatkan rusaknya alat pencernaan makanan, yang disertai dengan muntahmuntah dan diare. Sumber vitamin ini adalah segala biji-bijian, seperti beras, gandum, dan sumber lainnya adalah daging, unggas, telur, hati, kedelai, kacang tanah, sayuran, dan susu. Tiamin memiliki sifat yang mudah larut dalam air, sehingga dapat hilang dan rusak selama dalam proses pemasakan, dan juga tidak tahan terhadap pemanasan yang

terlalu lama. Faktor lain yang juga menyebabkan kerusakan pada tiamin adalah adanya alkali yang terkandung. Jika dilihat pada proses pemasakan roti, kehilangan tiamin mencapai 25%, daging yang direbus mencapai 50%, dan yang dipanggang kehilangan 25 %. Oleh karena itu, guna menjaga kehilangan tiamin dari makanan, terutama sayuran, maka dalam memasaknya digunakan air yang sedikit saja, kecuali jika air rebusan itu ikut di manfaatkan untuk konsumsi bersama sayuran itu sendiri.

4. Riboflavin ( B2 )
Riboflavin merupakan pembentuk flavin mononukleotida (FMN) dan juga sebagai koenzim FAD, yang mempunyai rumus (b)

Dan struktur kimia vitamin B2 adalah sebagai berikut :

Riboflavin diabsorbsi dibagian atas usus halus secara aktif oleh proses yang membutuhkan natrium untuk kemudian mengalami fosforilasi hingga menjadi FMN di

dalam mukosa usus halus. Sebanyak 200ml Riboflavin dan metabolitnya dikeluarkan melalui urine tiap hari. Jumlahnya bergantung pada konsumsi dan kebutuhan jaringan. Tanda-tanda defisiensi pada vitamin ini adalah keilosis ( terjadi kerak pada sudut mulut yang berwarna merah ). Sumber vitamin ini adalah susu, daging, telur, dan ikan. Adapun biji-bijian seperti beras dan gandum hanya mengandung riboflavin dalam jumlah yang kecil (sedikit).

Pada pasteurisasi, evaporasi atau pengeringan susu terjadi pengurangan riboflavin mencapai 20%. Apabila dijemur di bawah sinar matahari langsung selama 3,5 jam terjadi pengurangan sampai 75%. Oleh karenanya pada pengemasan susu harus digunakan tempat dari aluminium, karton atau botol berwarna. Pada pengawetan sayuran yang menggunakan bikarbonat akan menyebabkan perusakan vitamin secara total.

5. Asam Lipoat
Struktur kimia Asam Lipoat adalah sebagai berikut ;

Enzim yang mengandung gugus lipoil, -S-S ini berfungsi sebagai katalis pada reaksi pemindahan/transfer gugus asil dan transfer hidogen. Reaksi berlangsung dalam tiga tahap, yaitu : pengikatan gugus asil oleh guhgus lipoil, pemindahan gugus asil pada koenzim A yang disertai pengikatan dua atom H oleh gugus lipoil, dan pemindahan hydrogen yang diikatnya kepada koenzim NAD+, seperti terlihat dalam persamaan reaksi berikut :

Pada reaksi tahap dua, asil-lipoil-enzim memindahkan asil pada koenzim A dan lipoil sendiri mengalami reduksi karena mengikat 2 atom hydrogen, terakhir lipoil tereduksi kemudian dioksidasi oleh enzim yang mengandung koenzim mengandung FAD. yang

6. Biotin
Rumus kimia vitamin ini adalah sebagai berikut ;

Biotin sebagai kofaktor yang terikat kuat pada bagian protein enzim. Ada tiga jenis reaksi yang dapat dilangsungkan oleh biotin, yaitu reaksi karboksilasi pada karbon dari asil KoA, reaksi karboksilasi pada atom karbon yang berikatan ganda dari rantai karbon senyawa asil KoA, dan reaksi transkarboksilasi pada senyawa asil KoA. Gejala defisiensi yang tampak pada vitamin ini adalah sebagai berikut : a. Kulit menjadi kasar bersisik b. Rasa sakit pada urat-urat c. Kulit memucat d. Anoreksia (kehilangan selera makan) dan mual

e. Kadar hemoglobin menurun f. Kadar kolesterol menaik g. Kadar biotin urin menurun samapi 1/10 normal Adapun sumber utama vitamin biotin adalah daging, kuning telur, kacang polong, kaenari atau kemiri.

7. Piridoksin, Piridoksal dan Piridoksamin ( Vitamin B6 )


Vitamin piridoksal fosfat berpartisipasi dalam reaksi-reaksi metabolism asam amino, seperti reaksi transaminasi, dekarboksilasi dan raseminasi. Masing-masing reaksi ini berlangsung dengan katalis enzim yang berbeda-beda. Namun semua enzim ini memerlukan koenzim yang sama yaitu piridoksal fosfat. Transaminasi

Dekarboksilasi

Raseminasi

Adapun gejala defisiensi yang ditunjukkan oleh vitamin ini adalah hambatan pertumbuhan, badan lemah dan gangguan mental, ernenia, dermatitis (gatal-gatal pada kulit dengan bercak merah). Sumber utama vitamin ini adalah dahing, unggas, ragi, legume, serealia, ubi jalar, dan kentang.

8. Asam Folat
Defisiensi asam folat menunjukkan anemia megaloblastik, glositis (inflamasi pada lidah), dan diare. Makanan sumber asam folat adalah hati, sayuran berwarna hujau tua terutama bayam, asparagus dan kacang-kacangan. Tetrahidofolat berperan dalam pembentukan komponen-komponen RNA dan DNA, oleh karenanya sangat penting dalam pembelahan sel dan reproduksi.

9. Vitamin B12 (kobalamin)


Defisiensi vitamin ini biasanya disebabkan oleh kerusakan sistem absorpsi di usus. Beberapa gejala defisiensi vitamin ini antara lain sebagai berikut ; o Anemia pernisiosa, yang disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh mengabsorpsi B12

o Pucat dan menjadi kurus o Anoreksia (kehilangan nafsu makan) o Gangguan neurologis o Depresi mental Sumber vitamin B12 adalag berasal dari makanan hewani, seperti daging, susu, telur, unggas, mentega, dan hati. Makanan sumber nabati tidak mengandung vitamin B12.

10.

Asam Pantotenat
Vitamin ini merupakan pembentuk koenzim A. Gugus aktif koenzim A adalah

gugus -S-H. Dalam reaksi-reaksi kimia biasanya dituliskan KoA-SH atau HS-KoA. Gengan gugus karboksil dari substrat koenzim A membentuk ikatan tioester.

Koenzim A dalam reaksi-reaksi kimia merupakan pemindah gugus asil. Defisiensi vitamin ini memberikan gejala sebagai berikut : o Kehilangan selera makan o Tidak dapat melaksanakan pencernaan makanan dengan baik o Depresi mental o Insomnia (tidak dapt tidur) o Mudahterjadi infeksi pernapasan Semua makanan yang berasal dari hewan merupakan sumber dari asam pantotenat. Disamping itu juga biji-bijian dan kacang polong. Buah dan sayur mengandung asam pantotenat dalam jumlah yang rendah.

11.

Vitamin C (Asam Askorbat)


Rumus kimia vitamin C adalah sebagai berikut :

Dalam larutan air, vitamin c mudah dioksidasi, terutama apabila dipanaskan. Oksidasi dipercepat apabila ada tembaga atau suasana alkalis. Kehilangan vitamin c sering terjadi karena pengolahan, pengeringan dan cahaya. Vitamin csangat penting dalam pembuatan zat-zat interseluler dan kolagen. Vitamin ini tersebar diseluruh tubuh dalm jaringan ikat, rangka, matriks, dan lain-lain. Vitamin C berperan dalam hidroksilasi prolin dan lisisn menjadi hidroksiprolin dan hodroksilasi yang merupakan bahan pembentuk kolagen tersebut. Dalam proses pernapasan, vitamin C banyak terlibat , namun mekanismenya belum diketahui dengan jelas. Peran penting vitamin ini adalah sebagai berikut : o Oksidasi fenilalanin menjadi tirosin o Reduksi ion feri menjadi fero dalam saluran pernapasan o Mengubah asam folat menjadi bentuk aktif asam folitat o Sintese hormo-hormon steroid darikolesterol. Vitamin C merupakan reduktor kuat .bentuk teroksidasinya adalah asam dehidroaskorbat seperti di bawah ini.

Dengan demikian vitamin C juga berperan menghambat reaksi-reaksi oksidasi dalam tubuh yang berlebihan dengan bertindak sebagai inhibitor. Tampaknya vitamin C merupakan vitamin yang esensial untukmemelihara fungsi normal semua unit sel termasuk struktur-struktur subsel seperti ribosom dan mitokondria. Kemampuan vitamin ini untuk melepaskan dan menerima menunjukkan adanya peran yang sangat penting dalam proses metabolism. Pada waktu stess dimana aktivitas hormon adrenal korteks tinggi, konsentrasi vitamin dalam jaringan ternyata menurun. Infeksi dan demam tubuh mnemerlukan tambahan jumlah vitamin C yang cukup banyak untuk mecapai kadar normalnya kembali dalam jaringan. Peranan vitamin C dalam menanggulangi flu telah banyak dilaporkan. Pada binatang percobaan, ternyata didapat bahwa kadar vitamin C yang tinggi dapat meningkatkan sintesis vitamin B kompleks dalam intestin. Adapun defisiensi terhadap vitamin ini adalah sebagai berikut ; o Skorbut atau pendarahan gusi o Mudah terjadi luka dan infeksi tubuh, dan kalau sudah terjadi susah disembuhkan o Hambatan pada pertumbuhan bayi dan anak-anak

o Pembentukan tulang yang tidak normal pada bayi dan anak-anak o Kulit mudah mengelupas Sumber vitamin C adalah sayuran berwarna hijau dan buah-buahan. Kadar vitamin C dapat hilang karena hal-hal sebagai berikut : o Pemanasan, yang menyebabkan rusak/berbahayanya struktur o Pencucian sayuran setelah dipotong-potong terlebih dahulu o Adanya alkali atau suasana basa dalam pengolahan o Membuka tempat berisi vitamin C sebab oleh udara akan terjadi oksidasi yang tidak reversibel Penambahan tomat atau jeruk nipis dapa mengurangi kadar vitamin C. Pemanasan sayuran hendaknya dilakukan sebentar saja dan dengan mendidihkan airnya terlebih dahulu.

12. Vitamin E
Vitamin E adalah nama umum untuk semua metil-tokol, jadi istilah tokoferol bukan sinonim dari vitamin E, namun pada praktek sehari-hari, kedua istilah tersebut disinonimkan. Terdapat enam jenis tokoferol, (alfa), (beta), (gama), (delta), (eta), (zeta), yang memiliki aktivitas bervariasi, sehingga nilai vitamin E dari suatu bahan pangan didasarkan pada jumlah dari aktivitas-aktivitas tersebut. Tokoferol yang terbesar aktivitasnya adalah tokoferol alfa. Strktur kimia tokoferol alfa yaitu,

Struktur kimia -tokoferol Stabilitas kimia vitamin E mudah berubah akibat pengaruh berbagai zat alami. Minyak tak jenuh, seperti minyak hati ikan cod, minyak jagung, minyak kacang kedele,

minyak biji bunga matahari, semuanya mempertinggi kebutuhan vitamin E. Hal ini terjadi jika minyak-minyak tersebut mengalami ketengikan oksidatif dalam makanan. Bila minyak-minyak tersebut tengik sebelum makanan dimakan, maka berarti telah terjadi kerusakan vitamin E dalam minyak dan dalam makanan yang mengandung minyak tersebut. Garam-garam besi, seperti feriklorida, kalium ferrisianida bersifat mengoksidasi tokoferol. Nitrogen klorida dan klor dioksida pada konsentrasi yang biasa digunakan untuk memutihkan tepung akan merusak sebagian besar tokoferol yang terdapat dalam tepung. Pembuatan tepung menjadi roti akan merusak 47% tokoferol yang terdapat dalam tepung. Fungsi metabolik vitamin E dalam tubuh antara lain. o sebagai antioksidan; o dalam pernapasan jaringan normal, berperan membantu fungsi sistem sitokrom oksidase atau untuk melindungi susunan lipida di dalam mitokondria dari kerusakan oksidasi; o dalam reaksi fosforilasi normal, terutama ikatan energi fosfat, seperti kreatin fosfat dan adenosin fosfat; o dalam metabolisme asam nukleat; o dalam sintesis vitamin C, dan o dalam metabolisme asam amino bersulfur. Vitamin E lebih mudah diserap usus, apabila terdapat lemak dan dalam kondisi tubuh yang mempermudah penyerapan lemak. Tokoferol dari makanan diserap oleh usus digabungkan dengan kilomikron dan ditransportasikan ke hati melalui sistim limfatik dan saluran darah. Di hati, tokoferol disebarkan ke sel-sel jaringan tubuh melalui saluran darah. Di dalam plasma darah, tokoferol bergabung dengan lipoprotein, terutama VLDL ( Very Low Density Lipoprotein). Kira-kira 40 60% tokoferol dari makanan yang dikonsumsi dapat diserap oleh usus. Peningkatan jumlah yang dikonsumsi akan menurunkan persentase yang diserap. Vitamin E disimpan terutama dalam jaringan adiposa, otot dan hati. Pada orang yang

sehat, jumlah vitamin C cadangan cukup digunakan dalam beberapa bulan. Secara normal, kadar vitamin E dalam plasma darah adalah antara 0,5 1,2 mg/ml. Asam lemak tidak jenuh ganda (PUFA/ Poly Unsaturated Fatty Acid), dapat menurunkan penyerapan dan penggunaan vitamin E. Hal ini berkaitan kemungkinan dengan kecenderungan vitamin E bersifat mudah teroksidasi. Oleh karena itu kebutuhan vitamin E akan bertambah seiring dengan semakin bertambahnya konsumsi PUFA. Dengan demikian, peningkatan konsumsi PUFA yang tidak diikuti dengan prningkatan asupan vitamin E akan menimbulkan penurunan secara gradual -tokoferol dalam plasma. Di dalam hati, -tokoferol diikat oleh -TPP (-tokoferol transfer protein). Setelah menjalankan fungsinya sebagai antioksidan, tokoferol dapat teroksidasi menjadi tokoferil (tokoferol bentuk radikal) bentuk radikal ini dapat direduksi kembali menjadi tokoferol oleh kerja sinergi dari antioksidan yang lain, misalnya vitamin C dan glutation. Kelebihan vitamin E dalam tubuh akan disimpan dalam beberapa organ, antara lain hati, jaringan adiposa, otak dan lipoprotein. Vitamin E diekskresikan dari tubuh bersama dengan empedu melalui feses, sebagian lagi melalui urin setelah diubah lebih dahulu menjadi asam tokoferonat dan tokoferonalakton yang dapat berkonjugasi dengan glukoronat. Sumber-sumber yang kaya akan vitamin E antara lain minyak tumbuh-tumbuhan, biji-bijian dan telur. Kolustrum manusia dan sapi mengandung vitamin E sepuluh kali lebih tinggi daripada susunya. Minyak kapas, minyak jagung, dan minyak lembaga gandum mengandung vitamin E sekitar 0,01 0,05 persen. Vitamin E dapat pula dibuat secara sintetis. Kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan tubuh tidak bertenaga, aktifitas seksual menurun, deposit lemak yang tidak normal di otot, perubahan degenerasi di hati dan otot, kulit kering, dan peningkatan resiko kanker. Defisiensi vitamin A juga menyebabkan sterilitas pada tikus dan kerusakan otot pada anjing, marmut dan kelinci. Suatu tanda awal kekurangan vitamin E adalah

hilangnya pergerakan spermatozoa. Kebuntingan bisa terjadi pada tikus betina penderita, tetapi pertumbuhan embrio terganggu dan sering mengakibatkan penyerapan fetus. Gejala lain dari defisiensi vitamin E adalah (1) hilangnya fertilitas pada marmut, tikus, dan mungkin pada babi; (2) warna kecoklatan dari uterus tikus dan jaringan lemak; (3) kerusakan otot lurik marmut, domba, kelinci dan tikus; (4) kelainan otot jantung pada sapi, domba, monyet, unggas, kelinci dan tikus; (5) nutritional encephalomalacia pada unggas, disebut pula gila ayam, gejalanya terdiri dari hilangnya koordinasi, kepala ditarik ke belakang, anggota badan menjadi kaku; (6) nekrosis hati pada tikus dan degenerasi hati dan otot pada babi.

BAB III PENUTUP


1. KESIMPULAN
Vitamian adalah zat-zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil dan pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Oleh karena itu, harus didatangkan dari makanan. Tetapi esensial dalam metabolism sel dan penting untuk melangsungkan pertumbuhan dan untuk memelihara kesehatan. Kebanyakan vitamin tidak dapat disintesis oleh tubuh sehingga harus memperoleh dari makanan. Vitamin diperlukan dalam jumlah sedikit karena vitamin bekerja sebagai katalisator yang memungkinkan transformasi kimia macron nutrient yang secara bersama-sama kita sebut dengan metabolisme.

2. SARAN
Sebagai manusia yang sadar akan gizi hendaknya menjaga keseimbangan vitamin didalam tubuh agar tidak terjadi berbagai penyakit. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menjaga pola makan, yang terdiri dari 4 sehat 5 sempurna.

DAFTAR PUSTAKA

You might also like