You are on page 1of 8

Menghargai Hidup

A.M Cestakara Widhiasta B 8 SBI 1/05

Doa Pembuka
Tuhan Yesus, dalam kesempatan kali ini kami akan merenungkan sabda Mu.Tema yang kami ambil kali ini adalah menghargai kehidupan. Kami berharap engkau mendapingi kami supaya kami lebih dapat menghargai makna hidup ini. Kiranya Tuhan berkenan membuka hati kami. Terima Kasih Tuhan. Amin.

Bacaan Injil
Lalu seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal jawab dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-orang itu, datang kepada-Nya dan bertanya: "Hukum manakah yang paling utama?" Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini."

Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: "Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia. Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan." Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!" Dan seorangpun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus.

Renungan
Prioritas itu penting. Apa yang paling penting dalam agama atau beragama? Ialah pada saat orang mengasihi Tuhan-nya dengan serius, progresif dalam komitmen yang dilandasi cinta dan bukan keterpaksaan. Singkatnya, dari hati. Hanya itu? Tidak. Jika hanya itu saja maka agamanya hanya menjadi agama doktrin (sesuatu yang belum di ketahui keberannya) belaka. Tidak sedikit orang yang malah berperang, membenci dan menyakiti orang lain dengan alasan membela dan mencintai Tuhan-nya.

Cinta kasih kepada Tuhan harus beriringan dengan cinta kasih kepada sesama manusia. Jika dua dimensi ini menjadi prioritas dalam agama, maka agama menjadi katalisator yang berdampak bagi perbuahan sosial kemasyarakatan. Pada masa Yesus, orang-orang Yahudi mengkoleksikan ratusan hukum keagamaan. Seorang ahli sejarah mengatakan jumlahnya 613 hukum. Beberapa pemimpin agama mencoba untuk mengelompokkan mana yang menjadi hukum mayor dan minor. Ada kelompok yang berpendapat bahwa semua hukum sama bobotnya serta saling melengkapi dan menjadi berbahaya bila dikelompok-kelompokkan. Pertanyaan dari seorang guru agama kepada Yesus pada bacaan ini bisa jadi akan menimbulkan kontroversi antara kelompok-kelompok keagamaan yang ada pada waktu itu, tetapi rupanya jawaban Yesus adalah jawaban yang bijaksana. Yesus mengajarkan apa yang paling penting dari semua hukum keagamaan yang ada.

Hukum yang diberikan Allah tidak dimaksudkan untuk menjadi beban. Yesus menyarikannya menjadi: Kasih kepada Allah dan Kasih kepada sesama manusia. Perintah ini berasal dari Perjanjian Pertama (Ulangan 6:5;Imamat 19:18). Saat seseorang mengasihi Allah dengan sepenuhnya dan mengasihi orang lain seperti ia mengasihi dirinya sendiri maka orang itu telah memenuhi maksud dan jiwa dari 10 Hukum dan hukum-hukum turunannya. Dalam pikiran dan keputusan tindakan yang ditempuhnya, setiap orang perlu merenungkan dengan sungguh hal ini: Tindakan apakah yang harus kulakukan sehingga pada akhirnya berujung kepada pendemonstrasian kasih kepada Allah dan kepada sesama dalam wujud yang sebaik-baiknya? Perenungan ini menjadi proses seumur hidup yang patut untuk terus dihidupi, untuk menghasilkan perubahan sosial berangkat dari nilai ilahi yang luhur.

Doa Penutup
Terima kasih Yesus, Kau telat membuka hati kami. Sekarang kami telah dapat menghargai hidup yang telah engkau berikan kepada kami, kami mohon engkau bersedia untuk membimbing kami agar kami dapat menerapkan apa yang kami peroleh hari ini dalam kehidupan sehari-hari. Amin.

You might also like