You are on page 1of 14

Kelompok 2A

1. 2. 3. 4. 5. 6. Ratna Madu W Previta Ninda P Pascalis Adhi K Raden Roro P. Fiprian Yusuf Yoanita Zahra P (G1G009015) (G1G009023) (G1G009034) (G1G009045) (G1G009048) (G1G009053)

Kasus
Bali, drg. Arik, melakukan praktik aborsi. Dg mencantumkan gelar Skg (sarjana Kedokteran gigi) sebagai Sarjana Kandungan ginekologi serta memalsukan papan nama. Ketika dinkes memeriksa tempat praktiknya, ternyata dia tidak memiliki STR dan SIP. Dia sudah mengaborsi 4380 pasien, dengan segala usia janin hingga 7 bulan. Dalam mengaborsi dia menggunakan kuret, alat sedot darah, sebotol infus dan tempat tidur saja. Pasien yang usai di aborsi ternyata mengalami komplikasi, cacat bahkan kematian.

GAMBARAN UMUM KASUS


Kesalahan yang dilakukan drg. Arik : 1. Melakukan aborsi yang merupakan tindak kriminal. 2. Melakukan tindakan medis yang tidak sesuai dengan kompetensinya. 3. Memalsukan gelar. 4. Praktik tidak punya STR dan SIP 5. Menyebabkan kecacatan dan kematian pasien. 6. Menggunakan alat untuk aborsi tidak sesuai standar 7. Membuat papan nama tidak sesuai ketentuan.

GAMBAR PAPAN NAMA

JENIS PELANGGARAN
1. ETIKA 2. DISIPLIN 3. HUKUM

PELANGGARAN ETIKA
SUMPAH DOKTER GIGI Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga martabat dan tradisi luhur profesi Dokter Gigi. Saya akan menjalankan tugas saya dengan cara yang terhormat dan bersusila sesuai dengan martabat pekerjaan saya sebagai dokter gigi Saya akan menghormati setiap hidup insane mulai dari saat pembuahan KODE ETIK KEDOKTERAN GIGI Pasal 3 Dalam menjalankan profesinya Dokter Gigi di Indonesia tidak boleh dipengaruhi oleh pertimbangan untuk mencari keuntungan pribadi

PELANGGARAN DISIPLIN
ABORSI : Pasal 194 UUK SIP : Pasal 76 UUPK STR : Pasal 75 ayat (1) UUPK IDENTITAS PALSU : Pasal 77 UUPK METODE SEOLAH-OLAH SEBAGAI DOKTER OBSGYN : Pasal 78 UUPK

PELANGGARAN HUKUM
MENGHILANGKAN NYAWA Pasal 338 KUHP ABORSI Pasal 348 KUHP MEMBUAT CACAT Pasal 360 KUHP IDENTITAS PALSU Pasal 378 KUHP

PENYELESAIAN
PELANGGARAN DISIPLIN DAN ETIK Kasus ini tidak bisa ditangani MKDKI dan MKEKG karena drg. Arik belum memiliki STR dan SIP. PELANGGARAN HUKUM Penyelesaian hukum melalui pengadilan. Proses : 1. Pengaduan 2. Penyidikan 3. Pengadilan 4. Keputusan

SANKSI HUKUM
Sanksi diputuskan oleh pengadilan. Dalam proses persidangan, drg.Arik bisa dikenai pasal berlapis baik dari KUHP, UUKesehatan, maupun UUPK. Macam sanksi sesuai pasal yang dilanggar: Tidak punya izin praktik: Pasal 73 UUPK: pidana maks 3 tahun / denda maks Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

Memalsukan gelar Pasal 77 UUPK: pidana maks 5 (lima) tahun atau denda maks Rp150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah). Pasal 378 KUHP: pidana penjara paling lama empat tahun. Melakukan aborsi Pasal 194 UUK : 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). Pasal 348 KUHP 1) Aborsi: penjara maks 5 tahun 6 bulan 2) Menyebabkan kematian ibu: penjara maks 7 tahun.

KESIMPULAN
Pada initinya, kita sebagai dokter gigi harus menjalankan tugas dan kewajiban sesuai dengan kompetensi dan standar profesi. Dokter gigi wajib mematuhi segala peraturan yang berlaku. Dokter gigi harus mengutamakan keselamatan pasien.

DAFTAR PUSTAKA
Kitab Hukum Undang-Undang Acara Pidana Kitab Hukum Undang-Undang Pidana Kode Etik Kedokteran Gigi Soeparto, Pitono, dkk. 2008. Etik dan Hukum di Bidang Kesehatan. Surabaya : Airlangga University press Undang-Undang No.29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Undang-Undang No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan

1;; pembukaan, kasus, dan kesimpulan 2;;gambaran umum kasus, gambar 3;; jemis pelanggaran dan pelanggaran etik. 4;; pelanggaran disiplin 5;; pelanggaran hukum 6;;penyelesaian dan sanksi

You might also like