You are on page 1of 66

Bagian C

Peraturan 35,36,37

SEKSI III - ISYARAT VISUAL


Peraturan 35 Cerawat Parasut
1 Cerawat parasut harus; .1 .2 dimuat dalam kotak tahan air; mempunyai instruksi singkat atau diagram yang secara jelas menggambarkan penggunaan cerawat parasut yang dicetak pada wadahnya; mempunyai alat penyalaan yang menyatu; didesain tidak menyebabkan ketidak nyamanan orang yang memegang wadah saat digunakan menurut instruksi operasi dari pabrik pembuat.

.3 .4

2 Cerawat parasut bila ditembakkan secara vertikal harus mencapai ketinggian tidak kurang dari 300 m. Pada atau dekat puncak lintasannya cerawat harus melontarkan parasit yang harus : .1 .2 .3 .4 .5 terbakar dengan warna merah; terbakar secara seragam dengan rata-rata intensitas kuat penerangan tidak kurang dar 30.000 cd; mempunyai kurun waktu pembakaran tidak kurang dari 40 detik; mempunyai kecepatan rata-rata penurunan saat jatuh tidak kurang dari 5 meter/detik; tidak merusak parasit atau tempat menempelnya saat terbakar.

Peraturan 36 Obor Tangan


128

Bagian C 1 Obor tangan harus ; .1 .2 dimuat dalam tempat yang tahan air.

Peraturan 35,36,37

mempunyai instruksi singkat atau diagram yang secara jelas menggambarkan penggunaan obor tangan yang dicetak pada wadahnya. mempunyai peralatan pembakaran sendiri. didesain sedemikian rupa sehingga tidak mengakibatkan ketidak nyamanan orang yang memegang tempatnya dan tidak membahayakan kendaraan penolong dengan membakar atau menyalakan sisa minyak apabila digunakan sesuai dengan instruksi operasi dari pabrik pembuat.

.3 .4

Obor tangan harus ; .1 .2 .3 terbakar dengan warna merah yang terang; terbakar secara seragam pada rata-rata intensitas kuat penerangan tidak kurang dari 15.000 cd; memiliki kurun waktu pembakaran tidak kurang dari 1 menit tetap terbakar setelah tenggelam untuk waktu 10 detik 100 mm di bawah permukaan air.

. .4

Peraturan 37 Isyarat asap yang mengapung


1 Isyarat asap yang mengapung harus; .1 .2 .3 dimuat dalam wadah yang tahan air. tidak meledak saat digunakan sesuai instruksi operasi pabrik pembuat. mempunyai instruksi singkat atau diagram yang jelas menggambarkan penggunaan isyarat asap apung yang dicetak pada wadahnya.

129

Isyarat asap apung harus ; .1 memancarkan warna yang mencolok (jingga) dengan kecepatan yang konstan untuk waktu tidak kurang dari 3 menit saat mengapung dalam air tenang. tidak memancarkan kobaran api selama waktu pemancaran. tidak padam di laut bebas. tetap memancarkan asap bila tenggelam di air untuk kurun waktu 10 detik 100 mm di bawah air.

.2 .3 .4

SEKSI IV KENDARAAN PENOLONG


Peraturan 38 Persyaratan umum untuk rakit penolong
1 1.1 1.2 Konstruksi rakit penolong Setiap rakit penolong harus dibuat mampu bertahan ditempat terbuka selama 30 hari mengapung disegala kondisi laut. Rakit penolong harus dibuat sedemikian rupa sehingga bila dijatuhkan ke air dari ketinggian 18 meter, rakit penolong dan perlengkapannya dapat beroperasi secara baik. Jika rakit penolong ditempatkan pada ketinggian lebih dari 18 meter di atas garis air, kapal dalam keadaan kosong, rakit tersebut harus dari jenis yang telah diuji paling sedikit pada ketinggian tersebut di atas. Rakit penolong yang mengapung dapat bertahan untuk pengulangan terbanting-banting dari ketinggian setidak-tidaknya 4.5 meter di atas air untuk keduanya baik dengan ataupun tanpa tudung.
Pengujian dijelaskan pada paragraf 5.2.1 dari resolusi A.689 (A) : Pengujian peralatan keselamatan jiwa yang berkaitan dengan lompatan ke dalam rakit tidak boleh diinterpretasikan untuk mengganggu tabung penyokong tudung dan tabung apung atas harus terpisah dari ruangan tabung keseluruhan. Klarifikasi

1.3

1.4

Rakit penolong dan perlengkapannya harus dibuat untuk memungkinkan ditarik pada kecepatan 3 knot pada air tenang bila 130

Bagian C

Peraturan 35,36,37

dimuati dengan orang dan perlengkapannya dalam keadaan penuh dan dengan satu jangkar apung (kala-kala). 1.5 Rakit penolong harus mempunyai tudung untuk melindungi pemakai terhadap sengatan panas yang secara otomatis terpasang pada tempatnya saat diluncurkan dan mencapai air. Tudung harus memenuhi persyaratan berikut ; .1 harus diberi lapisan isolasi panas dan dingin dengan cara salah satu yakni dua lapisan dari bahan yang terpisah oleh udara atau cara lain yang efisien. Harus tersedia sarana yang memberikan pencegahan berkumpulnya air di dalam celah udara ; interiornya harus berwarna yang tidak menyebabkan ketidak nyamanan pemakai. tiap jalan masuk harus digambarkan secara jelas dan dilengkapi dengan tata susunan penutup yang dapat diatur secara efisien yang dapat secara cepat dan mudah dibuka dari dalam dan luar serta memungkinkan adanya ventilasi yang tidak dimasuki air laut, angin dan udara dingin. Rakit penolong yang mampu menampung lebih dari 8 orang harus mempunyai lubang masuk dari dua sisi yang simetris ; harus memungkinkan udara yang cukup untuk penumpnag rakit setiap saat sekalipun dengan jalan masuk dalam keadaan tertutup. harus dilengkapi dengan paling tidak satu tempat untuk melihat keluar; harus dilengkapi dengan peralatan untuk mengumpulkan air hujan. harus mempunyai cukup ruang untuk duduk penumpang rakit di bawah seluruh bagian tudung. bagi

.2 .3

.4

.5 .6 .7 2 2.1

Kapasitas angkut minimum dan massa dari rakit penolong Tidak boleh ada rakit penolong yang disetujui yang mempunyai kapasitas angkut kurang dari 6 orang dihitung menurut persyaratan peraturan 39.3 atau 40.3 sebagaimana mestinya. 131

2.2

Kecuali jika rakit penolong akan diluncurkan oleh perlengkapan peluncur yang disetujui memenuhi persyaratan dan tidak perlu dapat dijinjing, dengan massa keseluruhan rakit penolong, wadah dan perlengkapannya tidak boleh dari 185 kg.
Disamping peraturan III/15.1.2 dan 38.2.2 Badan Pemerintah boleh menyetujui peluncuran langsung dari posisi penempatan kendaraan penolong yang mempunyai massa lebih dari 185 kg tanpa peralatan luncur yang memenuhi persyaratan peraturan 48, dengan catatan bahwa kendaraan penolong yang dibawa sehingga memenuhi kelebihan 200% jumlah total orang diatas kapal dan jumlah yang cukup pada tiap sisinya untuk menampung paling tidak 100% jumlah total orang diatas kapal. Pada kasus tersebut untuk perhitungan harus diambil untuk memungkinkan meluncurkan kendaraan penolong tanpa kemiringan yang besar. Klarifikasi

3 3.1 3.2

Perlengkapan rakit penolong Tali penolong harus dipasang mengintari sisi luar dan dalam rakit penolong. Rakit penolong harus dipasang dengan tali pengecang dengan panjang yang sama dan tidak kurang dari dua kali jarak dari posisi penempatannya ke garis air kapal muatan kosong atau 15 meter dipilih yang lebih besar.

4 4.1

Rakit penolong yang diluncurkan dengan dewi-dewi Sebagai tambahan persyaratan diatas,suatu rakit penolong yang menggunakan peralatan peluncur yang disetujui harus ; .1 ketika rakit penolong dimuati alat-alat, penumpang dan perlengkapannya mampu menahan benturan melintang terhadap sisi kapal, pada kecepatan benturan yang tidak kurang dari 3.5 meter/detik dan juga jatuh ke air dan ketinggian yang tidak kurang dari 3 meter tanpa ada kerusakan yang akan mengurangi fungsinya. dilengkapi dengan peralatan yang membawa rakit penolong sepanjang geladak embarkasi dan menahannya dengan aman selama embarkasi.

.2

4.2

Setiap rakit penolong kapal penumpang yang diluncurkan dengan dewi-dewi harus disimpan sedemikian rupa sehingga dapat 132

Bagian C

Peraturan 35,36,37

diturunkan secara cepat dengan penumpang penuh. 4.3 Setiap rakit penolong kapal barang harus disusun sedemikian rupa sehingga rakit tersebut dapat diluncurkan dengan penumpang penuh dalam waktu tidak lebih dari 3 menit sejak saat instruksi diberikan. Perlengkapan Perlengkapan normal tiap rakit penolong harus terdiri atas ; .1 .2 satu cincin pelampung penyelamat apung yang diikatkan pada tali apung yang tidak kurang dari 30 meter. satu pisau bukan jenis yang dapat dilipat mempunyai pegangan apung dan tali yang diikat dan ditempatkan dalam saku sisi luar dan tudung dekat tempat tali pantek diikatkan terhadap rakit apung. Sebagai tambahan suatu rakit penolong yang mampu menampung 13 orang atau lebih harus dilengkapi dengan pisau dari jenis yang tidak dapat dilipat. untuk rakit penolong yang diizinkan menampung tidak lebih dari 12 orang, satu timba apung, sedangkan untuk rakit penolong yang diizinkan menampung 13 orang atau lebih dua timba apung. dua sepon. dua jangkar apung (kala-kala) satu buah dengan talinya yang tahan kejut dan tali pemutus, satu sebagai cadangan dan lainnya diikat secara permanen pada rakit penolong sedemikian rupa sehingga ketika rakit penolong mengembung atau mencapai air akan menyebabkan lelah rakit penolong dalam posisi di atas air pada kondisi yang paling stabil. Kekuatan dari setiap kala-kala tali penyekat dan tali pemutusan harus memadai untuk semua kondisi laut. Kala-kala harus dilengkapi dengan kili-kili pada bagian ujung dari tali dan dari dua jenis yang sedemikian rupa sehingga tidak akan berputar ke dalam atau ke luar diantara tali pengikatnya dua kayuh apung. 133

5 5.1

.3

.4 .5

. .6

.7 .8

tiga pembuka kaleng (pemisah lipat yang berisi pembuka kaleng khusus dianggap memenuhi persyaratan) sebuah perangkat pertolongan pertama pada kecelakaan yang disimpan dalam kotak yang dapat ditutup secara kedap air setelah digunakan. sebuah peluit atau isyarat bunyi yang sepadan. empat buah cerawat parasut yang memenuhi persyaratan peraturan 35. enam buah obor tangan yang memenuhi persyaratan peraturan 36. dua buah isyarat asap apung yang memenuhi persyaratan peraturan 37. sebuah lampu senter kedap air yang dapat digunakan untuk sinyal morse bersama dengan satu set batere cadangan dan satu bola lampu yang disimpan dalam kotak tahan air. sebuah radar refleksi yang efisien, kecuali apabila ditempatkan sebuah radar transponder dalam rakit penolong. satu cermin pemantul cahaya siang hari dengan instruksi penggunaannya untuk memberi tanda pada kapal dan pesawat terbang. sebuah salinan dari isyarat marabahaya sebagaimana tercantum dalam peraturan V/16 pada kartu yang tahan air atau yang tersimpan dalam kotak tahan air. satu set peralatan pancing. makanan yang kalorinya tidak kurang dari 10.000 kJ untuk tiap orang yang ada dalam rakit penolong ransum ini harus disimpan dalam tempat kedap udara dan disimpan dalam wadah yang kedap air.
Makanan darurat yang memenuhi harus mengandung komponen sebagai berikut : Unit ransum : 500 - 550 gr Energi : minimum 10.000 kJ terbungkus rapat (kaleng) atau dikemas hampa (kemasa yang lentur)

.9 .10 .11 .12 .13 .14 .15

.16

.17 .18

Klarifikasi

Kemasan

134

Bagian C
Komposisi :

Peraturan 35,36,37
1. Kelembaban maksimum 3 -7%

Garam maksimum 0,2% 3. Karbohidrat : 60 -70% berat = 50 60% energi 4. Lemak : 18 - 23% berat = 33 2.

43% energi
5.

Protein : 6 - 10 % berat = 5 - 8%

energi Ransum harus berasa cocok, dapat dimakan saat masa pakainya dan dipaket dengan sara yang dapat dipisah dan mudah dibuka.
.19 wadah kedap air yang berisi total sebanyak 1.5 liter air tawar untuk tiap orang yang ada dalam rakit penolong, 0.15 liter per orang bisa digantikan dengan alat pembuatan air tawar yang mampu memproduksi air tawar untuk keperluan selama dua hari. sebuah wadah air yang tidak berkarat. enam dus obat anti mabuk dan satu dus obat penyakit laut untuk satu orang yang mungkin diangkut dalam rakit penolong. instruksi tentang cara mempertahankan hidup* .* instruksi tentang tindakan segera. baju hangat yang memenuhi persyaratan peraturan 34 yang cukup untuk 10% jumlah orang yang ada dalam rakit penolong dipilih mana yang lebih besar.

.20 .21

.22 .23 .24

5.2 Marka yang diperlukan sesuai peraturan 39.7.3.5 dan 40.7.7 pada rakit penolong yang melengkapi sesuai paragraf 5.1 harus berupa

*Mengacu

pada resolusi A 657(16) yang berhubungan dengan instruksi untuk melakukan tindakan dalam rakit penolong.

135

ASOLAS A PACK@ dalam huruf balok besar dari abjad Roman. 5.3 Dalam hal kapal penumpang berlayar di pelayaran internasional jarak dekat dengan melihat keadaan alam dan waktu tempuh yang menurut Badan Pemerintah tidak seluruh hal yang dinyatakan dalam paragraf 5.1 diperlukan, Badan Pemerintah dapat mengizinkan rakit penolong yang dibawa dilengkapi dengan perlengkapan yang dispesifikasikan di paragraf 5.1.1 sampai 5.1.6 termasuk 5.1.8 , 5.1.9 , 5.1.13 sampai 5.1.16 dan termasuk 5.1.21 sampai 5.1.24 termasuk dan setengah dari perlengkapan yang tercantum dalam paragraf 5.1.10 sampai 5.1.12. Marka yang disyaratkan dalam peraturan 39.7.3.5 dan 40.7.7 pada rakit penolong tersebut harus berupa SOLAS B PACK dalam huruf besar balok dari abjad Roman. 5.4. Jika diperlukan perlengkapan harus ditempatkan dalam wadah, jika ini bukan merupakan bagian yang menyatu atau secara permanen terikat dengan rakit penolong yang harus ditempatkan dan diikat di dalam rakit penolong dan mampu mengapung di atas air selama paling sedikit 30 menit tanpa terjadi kerusakan pada isinya.

Tata susunan pengapungan bebas dari penolong


6.

rakit

6.1. Sistim tali pengikat Sistim tali pengikat rakit penolong harus memberikan hubungan antara kapal dan rakit penolong dan harus diatur sedemikian rupa sehingga menjamin saat rakit penolong dilepaskan dan untuk rakit penolong kembung, rakit yang telah dikembungkan tidak terhisap oleh kapal yang tenggelam. 6.2. Tali yang mudah putus Jika digunakan tali yang mudah putus dalam tata susunan pengapungan bebas harus ; .1 tidak dapat putus dengan gaya yang diperlukan
136

Bagian C

Peraturan 35,36,37

untuk menarik tali pengikat ke kapal dari wadah rakit penolong. .2 .3 jika diperlukan, dapat menahan gaya untuk mengembungkan rakit penolong. dapat putus dengan tegangan 2.2 kN 0.4

6.3. Sistem pelepas hidrostatik Sistem pelepas hidrostatik yang digunakan di dalam pengaturan pengapung bebas ; .1 dibuat dari bahan yang sesuai sehingga mencegah terjadinya kesalahan fungsi dari sistem tersebut. Sistem pelepas hidrostatik tidak dibolehkan digalvanisir atau diberi pelapisan logam yang lain ; dapat secara otomatik melepas rakit penolong saat kedalaman belum mencapai 4 meter ; mempunyai saluran pengering untuk mencegah pengumpulan air di dalam ruangan dari sistem pelepas hidrostatik, ketika sistem berada pada posisi normal ; dipasang sedemikian rupa sehingga peralatan tidak terlepas ke laut ketika ombak menimpa peralatan tersebut ; secara permanen diberi marka pada bagian luar, berisi jenis dan nomor seri ; dilengkapi dengan dokumen atau pelat identifikasi tanggal pembuatan, tipe dan nomor seri;
137

.2 .3

.4

.5 .6

.7

dibuat sedemikian rupa sehingga setiap bagian yang tersambung ke sistem tali pengikat memiliki kekuatan tidak kurang dari yang diperlukan untuk tali pengikat.

Peraturan 39 Rakit penolong yang dapat dikembungkan


1 Rakit penolong kembung harus memenuhi persyaratan dalam peraturan 38 dan, sebagai tambahan, harus memenuhi persyaratan yang tersebut dalam peraturan ini.
1.

Konstruksi dari rakit penolong kembung

2.1 Ruang apung utama harus terbagi sedikitnya tidak kurang dari dua kompartemen yang terpisah dimana masingmasing kompartemen dikembungkan melalui katup anti balik pada tiap-tiap kompartemen. Ruang apung harus diatur sedemikian rupa sehingga jika salah satu kompartemen rusak atau tidak bisa mengembung, kompartemen yang masih utuh harus dapat menopang dengan lambung timbul yang positif di sekeliling rakit dengan jumlah penumpang sebanyak yang diizinkan yang dimuat dalam rakit tersebut dan berat setiap orang yang duduk pada posisi normal 75 kg. 2.2 Lantai rakit penolong harus tahan air dan mampu diisolasi secara memadai untuk menahan kondisi cuaca yang dingin dengan salah satu ; .1 dengan cara satu atau lebih kompartemen dapat dikembungkan oleh penumpang atau secara otomatik dapat mengembung dan dapat dikempeskan dan dikembungkan kembali oleh penumpang; atau cara lain yang efisiensinya sepadan yang tidak tergantung dari penggembungannya.
138

.2

Bagian C

Peraturan 35,36,37

2.3 Rakit penolong harus dikembungkan dengan gas tidak beracun. Pengembungan harus selesai dalam waktu 1 menit pada suhu sesuai suhu lingkungan antara 180C dan 200C dan dalam waktu 3 menit pada suhu lingkungan -300C. Setelah pengembungan rakit harus mempertahankan bentuknya meskipun telah diisi penuh oleh penumpang dan peralatan. 2.4 Setiap kompartemen yang dapat dikembungkan harus dapat menahan tekanan sedikitnya 3 kali tekanan kerja dan harus dicegah agar tidak mencapai lebih dari 2 kali tekanan kerja dengan cara melepas tekanan lebih dengan katup pelepas atau dengan membatasi pasokan gas. Harus tersedia pompa untuk menambah tekanan dan menghembus sesuai persyaratan yang ditentukan dalam paragraf 10.1.2 sehingga tekanan kerja dapat dipertahankan. 3 Kemampuan angkut rakit penolong kembung

Jumlah penumpang yang boleh diangkut dalam rakit penolong harus tidak melebihi ; .1 bilangan bulat terbesar yang didapat dengan membaginya dengan bilangan 0.096 terhadap volume dalam meter kubik dari tabung daya apung utama (untuk maksud ini boleh memasukkan sengkan atau sengkan-sengkan bila ada ) diukur pada bagian terdalam dari tabung apung, atau bilangan bulat terbesar yang didapat dengan membaginya dengan bilangan 0.372 terhadap luas lantai rakit penolong dalam meter persegi (untuk maksud ini boleh memasukkan sengkan atau sengkan-sengkan bila ada ) diukur pada bagian terdalam dari tabung apung, atau
139

.2

.3

jumlah penumpang yang memiliki berat rata-rata 75 kg, semuanya memakai baju penolong, yang duduk dengan posisi normal dan menempati ruangan sehingga tidak mengganggu operasi dari peralatan rakit penolong.

Jalan masuk ke dalam rakit penolong kembung

4.1 Sedikitnya satu jalan masuk harus dilengkapi dengan rampa yang agak kaku untuk memudahkan penumpang naik ke dalam rakit penolong dari pengempesan rakit penolong secara besar-besaran jika rampa mengalami kerusakan. Untuk rakit penolong yang diluncurkan dengan dewi-dewi yang memiliki lebih dari sebuah jalan masuk, rampa masuk harus terpasang secara berseberangan secara diametrik dan dilengkapi pula dengan fasilitas embarkasi. 4.2 Jalan masuk yang tidak dilengkapi dengan rampa harus mempunyai tangga naik dengan anak tangga terendah harus berada pada posisi paling sedikitnya 0.4 m di bawah garis air rakit penolong pada keadaan kosong. 4.3 Dalam rakit penolong harus dilengkapi dengan peralatan yang memudahkan penumpang -penumpang untuk menarik dirinya sendiri ke dalam rakit dan tangga. 5 Stabilitas rakit penolong kembung

5.1 Setiap rakit penolong kembung harus dibuat sedemikian rupa ketika mengembung secara penuh dan mengapung dengan tudung yang tertinggi tetap stabil di laut. 5.2 Stabilitas dari rakit apabila terbalik harus sedemikian rupa sehingga dapat ditegakkan kembali pada keadaan laut yang tenang oleh satu orang
140

Bagian C

Peraturan 35,36,37

5.3 Stabilitas rakit penolong ketika diisi penuh oleh penumpang dan peralatan harus sedemikian rupa sehingga dapat ditunda sampai dengan kecepatan 3 knot di perairan tenang.
6.

Peralatan rakit penolong kembung

6.1 Kekuatan tarik dari sistim pengikat beserta perlengkapannya yang melekat pada rakit selain dari tali yang lemah yang disebut dalam peraturan 38.6, tidak boleh lebih kecil dari 10.0 kN untuk rakit yang dizinkan memuat sembilan penumpang atau lebih dan tidak boleh lebih kecil dari 7.5 kN untuk rakit penolong yang lain. Rakit penolong harus dapat dikembungkan oleh satu orang. 6.2 Sebuah lampu yang dapat diatur secara manual dapat dilihat pada jarak 2 mil selama 12 jam dalam kondisi gelap dengan atmosfir yang bersih harus dipasang dibagian di atas tudung. Jika lampu dapat berkedip, lampu tersebut harus berkedip dengan 50 kali kedipan tiap menit selama 2 jam pertama dari 12 jam operasi. Jika lampu tersebut adalah lampu senter maka harus menyorot dengan frekwensi rata rata-rata 50 kali per menit pada dua jam pertama dan kurun waktu operasi selama 12 jam lampu harus dihidupkan oleh sel yang dapat aktif ketika di laut atau sel bahan kimia kering. Sel harus dari jenis yang tidak mudah memburuk karena goncangan alam atau kelembaban selama disimpan dalam rakit penolong. 6.3 Lampu yang diatur secara manual harus dipasang di dalam rakit penolong mampu berfungsi secara menerus selama 12 jam. Lampu tersebut menyala secara otomatis ketika rakit penolong mengembung dan intensitas penerangannya cukup memberikan penerangan untuk membaca instruksi cara bertahan hidup dan membaca
141

perlengkapan. 7 Wadah dari rakit penolong

7.1 Rakit penolong harus dikemas dalam wadah, yang ; .1 .2 dibuat sehingga mampu menahan keausan dalam lingkungan laut mempunyai daya apung yang menyatu, ketika dikemas bersama rakit penolong dan perlengkapannya, untuk menarik tali yang ada di dalamnya dan mengoperasikan mekanisme pengapung ketika kapal tenggelam. harus diusahakan semaksimal mungkin agar kedap air, kecuali lubang pengeringan pada dasar wadah.

.3

7.2 Rakit penolong harus dikemas di dalam wadahnya sedemikian rupa sehingga menjamin semaksimal mungkin ketika menyentuh permukaan air, rakit penolong mengembung dengan posisi yang tegak ketika lepas dari wadahnya.

7.3 Wadah harus diberi marka berupa .1 nama pembuat atau merk .2 .3 .4 nomor seri nama badan yang menyetujui penggunaannya dan jumlah penumpang yang diizinkan diangkat SOLAS
142

Bagian C

Peraturan 35,36,37

.5 .6 .7 .8

tipe peralatan darurat yang terpasang tanggal terakhir diservis panjang tali pengikat tinggi penyimpanan maximum di atas garis air (tergantung dari ketinggian hasil uji jatuh dari panjang tali pengikat) instruksi pelepasan Marka pada rakit penolong kembung

.9
8.

Rakit penolong kembung harus diberi marka berupa ; .1 nama pembuat dan merk .2 .3 .4 .5 .6 nomor seri tanggal pembuatan (bulan dan tahun) nama yang berwenang untuk menyetujui. nama dan stasiun servis tempat dan tanggal dilaksanakannya servis terakhir. jumlah orang yang diizinkan untuk diangkut pada tiap jalan masuk dengan huruf yang tidak kurang dari 100mm tingginya dengan warna kontras terhadap rakit penolong.

9
9.1

Rakit penolong yang diluncurkan dengan dewi-dewi


Sebagai tambahan untuk memenuhi persyaratan diatas, suatu rakit 143

penolong yang digunakan dengan perlengkapan luncur yang disetujui harus ditahan pada pengait atau kekang, dengan kapasitas beban : .1 empat kali massa penumpang penuh beserta barang bawaannya dan perlengkapan pada rakit penolong yang stabilitasnya pada suhu lingkungan 20 + 30 Cdengan keseluruhan katup pelepas tidak beroperasi ; dan 1,1kali massa keseluruhan penumpang beserta barang bawaannya danperlengkapan dari rakit penolong yang stabil pada suhu lingkungan -300 C dengan semua katup pelepas beroperasi.

.2

9.2 Wadah yang tegar untuk rakit penolong yang diluncurkan dengan peralatan peluncur harus diikat sehingga mencegah wadah atau bagiannya jatuh ke laut selama dan setelah penggembungan dan peluncuran dari rakit penolong yang bermuatan. 10 Penglengkapan tambahan untuk rakit penolong kembung.

10.1 Sebagai tambahan untuk perlengkapan tambahan yang disyaratkan dalam peraturan 38.5 setiap rakit penolong kembung harus dilengkapi dengan ; .1 .2 satu set perlengkapan perbaikan kebocoran kompartemen apung. untuk memperbaiki

sebuah pompa di atas untuk menambah tekanan atau penghembus.

10.2 Pisau sebagaimana disyaratkan dalam peraturan 38.5.1.2 haruslah pisau yang aman.

Peraturan 40 Rakit penolong tegar


1 Rakit penolong tegar harus memenuhi persyaratan peraturan 38 dan sebagai tambahan harus memenuhi persyaratan dari peraturan ini. 2 Konstruksi dari rakit penolong tegar. 144

Bagian C 2.1

Peraturan 35,36,37 Daya apung rakit enolong harus dipenuhi dengan bahan yang mempunyai sifat apung yang disetujui diletakkan sedekat mungkin di sekeliling rakit penolong. Bahan apung harus tahan api atau dilindungi dengan penutup yang tahan api.

2.2 3

Kapasitas angkut rakit penolong tegar

Jumlah orang yang diizinkan untuk diangkut dalam rakit penolong harus sama dengan yang lebih kecil ; .1 bilangan bulat terbesar yang diperoleh dari pembagian volume bahan apung dalam meter kubik dengan bilangan 0.096 dikalikan suatu faktor 1 dikurangi massa jenis dari bahan tersebut; atau bilangan bulat terbesar yang diperoleh dari pembagian luas lantai rakit penolong dalam meter persegi dengan bilangan 0.372 ; atau jumlah orang yang mempunyai massa rata-rata 75 kg semuanya memakai baju penolong yang dapat duduk dengan nyaman dan ruangan bagian atasnya tidak mengganggu pengoperasian perlengkapan rakit penolong.

.2

.3

4 Jalan masuk menuju rakit penolong 4.1 Sedikitnya satu jalan masuk harus dipasang dengan pintu rampa tegar untuk memungkinkan orang naik ke rakit penolong dari laut. Dalam hal rakit penolong diluncurkan dengan dewi-dewi peluncur yang memiliki lebih dari satu jalan masuk yang berlawanan arah dari jalan masuk dan fasilitas embarkasi yang lain. 4.2 Jalan masuk yang tidak dilengkapi dengan rampa untuk naik harus mempunyai tangga untuk masuk, anak tangga terendah berada tidak kurang dari 0,5 m dibawah garis air rakit dalam keadaan kosong. 4.3 Harus tersedia peralatan untuk menolong orang menarik dirinya sendiri ke dalam rakit penolong dari tangga tersebut. 5 Stabilitas rakit penolong tegar 5.1 Disamping rakit penolong mampu dioperasikan secara aman pada kondisi apapun saat mengapung, kekuatan dan stabilitasnya harus sedemikian rupa sehingga dapat tegak dengan sendirinya atau 145

ditegakkan dengan mudah oleh satu orang pada kondisi air laut yang tenang. 5.2 Stabilitas rakit penolong saat dimuati dengan penumpang penuh dan perlengkapannya harus dapat ditunda dengan kecepatan sampai 3 knot di air tenang. 6 Rakit penolong tegar

6.1 Rakit penolong ini harus dilengkapi dengan tali pengikat yang efisien. Beban putus dari sitem tali painter, termasuk alat pengikatannya terhadap rakit penolong,kecuali tali yang lemah yang disyaratkan pada peraturan 38.6, tidak boleh kurang dari 10,0 kN untuk rakit penolong yang dapat memuat 9 orang atau lebih dan tidak boleh kurang dari 7,5 kN untuk rakit penolong yang lainnya. 6.2 Lampu yang dikontrol secara manual harus dapat terlihat pada kegelapan malam dengan atmosfir yang bersih paling tidak untuk jarak yang tidak kurang dari 2 mil dengan waktu tidak kurang dari 12 jam dan harus dipasang di atas tudung rakit penolong. Jika menggunakan lampu kedip maka tidak boleh kurang dari 50 kedipan per menit untuk 2 jam pertama dari 12 jam waktu operasinya. Lampu-lampu ini harus menggunakan pasok daya dari sel aktif atau baterai kering. Dan dapat menyala secara otomatis jika diletakkan pada tempatnya. Baterai ini harus dari jenis yang tidak dapat rusak akibat gas atau kelembaban dalam penyimpanan di rakit penolong. 6.3 Lampu yang dikontrol secara manual harus terpasang di dalam rakit penolong, dan mampu dioperasikan secara terus menerus paling sedikit untuk waktu 12 jam. Lampu ini dapat menyala secara otomatis apabila tudung dipasang pada tempatnya dan intensitas cahayanya mencukupi untuk dapat membaca cara mempertahankan hidup dan instruksi penggunaan peralatan. 7 Marka pada rakit penolong tegar

Rakit penolong ini harus diberi tanda : .1 Nama dan pelabuhan pendaftaran kapal .2 Nama pembuat dan merek dagang .3 Nomor seri .4 Nama badan yang menyetujui 146

Bagian C

Peraturan 35,36,37

.5 Jumlah orang yang diperbolehkan diangkut pada pintu masuk dengan huruf yang tidak boleh kurang dari 100 mm tingginya dengan warna yang kontras dengan rakit penolong . .6 SOLAS .7 Jenis perlengkapan darurat yang ada di dalamnya. .8 Panjang dari tali pengikat (painter) .9 Tinggi maksimum penempatan yang diizinkan di atas garis air (tinggi uji jatuh) .10 8. Instruksi peluncuran

Dewi-dewi untuk peluncuran rakit penolong tegar

Sebagai tambahan dari persyaratan di atas, rakit penolong tegar yang digunakan dengan menggunakan peralatan peluncuran yang telah disetujui, jika ditarik dari kait pengikatnya atau tali kekang, mampu menahan empat kali massa rakit beserta muatan dan perlengkapannya.

Peraturan 41 Persyaratan umum sekoci penolong


1 Konstruksi Sekoci Penolong

.1.1 Semua sekoci penolong harus dikonstruksi sebaik mungkin dengan bentuk dan ukuranproposional sehingga mempunyai stabilitas yang cukup baik di laut dan lambung timbul yang psotif saat dimuati orang dan semua perlengkapannya secara lengkap. Semua sekoci penolong harus mempunyai lambung yang tegar dan harus dapat mempertahankan stabilitas positif agar tetap dalam keadaan tegak ketika di laut yang tenang serta ketika dimuati secara penuh berikut perlengkapannya dan apabila ada kebocoran di bawah garis air dengan anggapan tidak ada kehilangan bahan apung dan tidak ada kerusakan yang lain. 1.2 Semua sekoci penolong harus mempunyai kekuatan yang cukup 147

untuk : .1 memungkinkan untuk diturunkan secara aman ke air apabila dimuati dengan penuh orang dan semua perlengkapannya secara lengkap; atau mampu diluncurkan dan ditunda saat kapal maju dengan kecepatan 5 knot pada air tenang.
peluncuran seperti itu boleh dilakukan sekoci yang tidak berada vertikal dibawah peralatan peluncurannya pada saat pelepasan jatuh. (lihat resolusi A.689(17)).

.2

Klarifikasi

1.3 Lambung dan penutup yang tegar harus tahan api atau tidak mudah terbakar. 1.4 Tempat duduk harus disediakan pada posisi melintang, bangku dan kursi yang terpasang tetap ditempatkan serendah mungkin dalam sekoci penolong dan dibuat sedemikian rupa sehingga mampu untuk menopang orang yang beratnya 100 kg pada ruang yang tersedia sesuai dengan persyaratan paragraf 2.2.2 1.5 Setiap sekoci penolong harus mencukupi kekuatannya untuk menahan beban tanpa ada defleksi yang tersisa apabila beban itu dipindahkan : .1 dalam hal sekoci penolong dari logam 1,25 kali massa total dari sekoci penolong ketika dibebani dalam kondisi penumpang beserta bawaannya dan perlengkapannya secara penuh. dalam hal bahan sekoci yang lain, 2 kali massa sekoci penolong ketika dibebani dalam kondisi penumpang, beserta bawaannya dan perlengkapannya secara penuh.
Klarifikasi

.2

Sekoci penolong yang jatuh bebas tidak dipersyaratkan untuk dibebani secara berlebihan sebagaimana ditentukan, apabila telah dikenakan pembebanan selama pengujian jatuh bebas, sesuai yang direkomendasikan resolusi A.689(17), telah memberikan keyakinan keutuhan konstruksi sesuai desain.

148

Bagian C

Peraturan 35,36,37

1.6 Setiap sekoci penolong harus mempunyai kekuatan yang mencukupi untuk menahan apabila dimuati penumpang beserta bawaannya dan perlengkapannya dalam keadaan penuh dan apabila memungkinkan papan atau pisang-pisang yang terpasang di samping mampu menahan benturan terhadap lambung kapal dengan kecepatan benturan paling tidak 3.5 m/detik dan juga dijatuhkan ke air dari ketinggian paling sedikit 3 m.
Sekoci penolong jatuh bebas tidak diharapkan diuji pada kekuatan yang telah ditentukan dan pelindung penumpang dalam arah beban mendadak melintang, karena boat jatuh bebas tidak diluncurkan pada sisi kapal dan karena perlindungan beban mendadak untuk penumpang-penumpang sudah memadai dalam pengujian prototype jatuh bebas. Klarifikasi

1.7 Jarak vertikal antara permukaan lantai dan interior penutup atau tudung lebih dari 50% dari luas lantai harus : .1 .2 .3 tidak kurang dari 1,3 m. untuk sekoci penolong yang diizinkan mengangkut 9 orang atau kurang tidak kurang dari 1,7 m. untuk sekoci penolong yang diijinkan mengangkut 24 orang atau lebih tidak kurang dari jarak yang ditentukan berdasarkan interpolasi linier antara 1,3 dan 1,7 m. untuk sekoci penolong yang mengangkut antara 9 dan 24 orang.

2.

Kapasitas angkut sekoci penolong

2.1 Sekoci penolong tidak diperbolehkan mengangkut lebih dari 150 orang. 2.2 Jumlah orang yang diizinkan diangkut dalam sekoci penolong harus ama atau lebih kecil dari : .1 orang-orang mempunyai berat rata-rata 75 kg, semuanya mengenakan baju penolong yang dapat duduk dalam posisi normal tanpa bersentuhan dengan alat penggerak utama atau semua perlengkapan pengoperasian, atau jumlah tempat yang tersedia dalam perencanaan tempat duduk sesuai gambar 1. Bentuknya dapat tumpang tindih seperti diperlihatkan asalkan dipasang tempat kaki dan 149

.2

tersedia ruangan yang cukup untuk kaki dan pemisah vertikal antara tempat duduk atas dan bawah yang tidak kurang dari 350 mm. 2.3 Setiap posisi tempat duduk harus ditunjukkan secara jelas dalam sekoci penolong. 3. Jalan masuk ke sekoci penolong

3.1 Setiap sekoci penolong kapal penumpang harus direncanakan agar secara cepat dapat dimasuki oleh orang.Harus juga dapat diluncurkan secara cepat. 3.2 Setiap sekoci penolongnya kapal barang harus direncanakan agar dapat dimasuki orang secara penuh tidak lebih dari 3 menit sejak dari waktu instruksi diberikan dan harus dimungkinkan diturunkan secara cepat. 3.3 Sekoci penolong harus mempunyai tangga masuk dari kedua sisi untuk memudahkan orang di air naik ke dalam sekoci penolong. Anak tangga terendah tidak boleh kurang dari 0,4 m di bawah garis air terkecil.
Klarifikasi Sekoci penolong harus mempunyai tangga masuk dimana dapat digunakan pada setiap jalan akan masuk ke sekoci penolong.

150

Bagian C

Peraturan 35,36,37

3.4 Sekoci penolong harus diatur sehingga orang-orang yang sudah tidak berdaya dapat dinaikkan baik dari laut atau dari tandu. 3.5 Semua permukaan dimana orang-orang dapat berjalan harus mempunyai permukaan yang tidak licin. 4. Daya apung sekoci penolong

Semua sekoci penolong harus mempunyai daya apung atau dilengkapi dengan bahan yang mempunyai sifat apung yang tidak memburuk oleh pengaruh air laut, minyak dan produk minyak, cukup untuk mengapungkan sekoci penolong beserta perlengkapannya ketika terapung di laut lepas. Tambahan bahan yang mengapung sama dengan 280 N dari gaya angkat setiap orang harus disediakan untuk jumlah orang dalam sekoci penolong yang diperbolehkan. Bahan yang mempunyai daya apung kecuali tambahan seperti diatas harus tidak dipasang dibagian luar sekoci penolong.

5.

Lambung timbul dan stabilitas sekoci penolong

Semua sekoci penolong ketika dimuati dengan 50 % dari jumlah orang yang diperbolehkan untuk dimuat ditempatkan pada posisi normal pada satu sisi dari garis tengah, harus mempunyai lambung timbul yang diukur dari garis air ke bukaan terendah yang dapat memasukkan air ke dalam sekoci adalah 1,5% dari panjang sekoci penolong atau 100 mm, diambil yang lebih besar.
Klarifikasi Peraturan III/41.5 mengenai persyaratan lambung timbul untuk sekoci penolong yang dibebani pada satu sisi dari garis tengah dengan menganggap memiliki pintu pada sisi sekat pembulatan tepi geladak.Beberapa dari sekoci penolong yang tertutup tidak pernah punya bukaan sisi ataupun peralatan tepi geladak sehingga tidak memungkinkan menentukan lambung timbulnya. Untuk sekoci penolong semacam itu kemampuannya dibatasi pada sudut 20o saat dimuati sesuai kondisi yang ditentukan atau stabilitas utuh dan dimuati secara penuh, sekoci penolong tersebut memiliki lengan stabilitas (GZ) paling tidak 0.2 m pada kemiringan 45o.

6.

Propulsi sekoci penolong

151

6.1 Setiap sekoci penolong harus digerakkan mesin dengan penyalaan kompresi.Bahan bakar dengan titik nyala 43o C atau lebih rendah (uji tertutup) tidak boleh digunakan untuk sekoci penolong. 6.2 Mesin harus dilengkapi dengan salah satu sistem pengasutan secara manual atau sistem pengasutan dengan tenaga listrik dengan dua sumber tenaga yang terpisah yang dapat diisi kembali. Masing-masing juga harus dilengkapi dengan alat bantu pengasutan. Sistem pengasutan mesin dan alat bantu pengasutan harus dapat mengasut pada suhu lingkungan -15oC dalam waktu 2 menit sejak mulai pekerjaan pengasutan kecuali jika Badan Pemerintah mempunyai pertimbangan khusus dengan melihat dimana pelayaran kapal yang membawa sekoci penolong tersebut umumnya dilakukan. Suhu yang berbeda dari yang tersebut di atas mungkin lebih sesuai. Sistem pengasutan tidak boleh terganggu oleh penutup mesin, bangku pelintang dan hambatanhambatan yang lain. 6.3 Mesin harus mampu dioperasikan untuk waktu tidak kurang dari 5 menit sejak dimulainya pengasutan pada suhu dingin saat sekoci tidak berada di air. 6.4 Mesin harus mampu dioperasikan ketika sekoci penolong terendam air sampai garis tengah dari poros engkol-nya. 6.5 Poros baling-baling harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga baling-baling dapat dilepas dari mesin. Harus tersedia perlengkapan agar sekoci penolong mampu bergerak maju dan mundur. 6.6 Pipa gas buang harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga mencegah air masuk ke dalam mesin pada pengoperasian yang normal. * 6.7 Semua sekoci penolong harus didisain dengan memperhatikan keamanan dari orang yang berada di air dan kemungkinan terjadinya kerusakan sistem propulsi oleh limbah terapung. 6.8 Kecepatan sekoci penolong jika bergerak maju pada air tenang, apabila dimuati dengan penuh berisi orang dan perlengkapannya dan dengan semua peralatan bantu mesin dalam pengoperasian, harus tidak kurang dari 6 knot dan tidak kurang dari 2 knot bila menarik rakit penolong yang dimuati 25 orang dengan muatan penuh berisi orang dan perlengkapannya atau yang sebanding. Kecukupan bahan bakar, yang

* Mengacu pada MSC/Circ.587, asap dari sekoci penolong yang tertutup


keseluruhannya.

152

Bagian C

Peraturan 35,36,37

cocok untuk digunakan pada rentang suhu yang mungkin dialami pada daerah dimana kapal beroperasi, harus disediakan untuk melaju pada kondisi sekoci penolong muatan penuh dengan kecepatan 6 knot untuk kurun waktu tidak kurang dari 24 jam. 6.9 Mesin sekoci penolong, transmisi dan perlengkapan mesin harus ditutup dengan penutup dari bahan tahan api atau dengan tata susunan lain yang memberikan perlindungan sepadan. Tata susunan seperti ini harus juga melindungi orang dari sentuhan langsung dengan panas atau bagian yang bergerak dan melindungi mesin dari pengaruh cuaca dan laut.Harus tersedia alat yang memadai yang dipasang untuk mengurangi kebisingan mesin. Baterai pengasut harus dilengkapi penutup yang berupa penutup kedap air disekelilingnya baik di bawah maupun dari samping. Tempat baterai harus mempunyai atap kedap dimana disediakan lubang untuk penguapan gas.
Klarifikasi Maksudnya harus disediakan alat untuk mengurangi kebisingan mesin yang menggangu pendengaran.

6.10 Mesin sekoci penolong dan perlengkapannya harus didesain untuk membatasi emisi gelombang elektromagnetik agar saat pengoperasian mesin tidak akan mengganggu pengoperasian peralatan radio penolong yang digunakan dalam sekoci penolong. 6.11 Harus tersedia alat untuk pengisian ulang semua bataerai pengasutan, radio dan lampu Baterai radio tidak boleh digunakan untuk persediaan tenaga bagi pengasutan mesin. Harus disediakan alat untuk pengisian ulang baterai sekoci penolong dari sumber tenaga kapal dengan tegangan tidak lebih dari 55 volt yang dapat diputus pada stasiun embarkasi sekoci penolong. 6.12 Harus tersedia instruksi pengasutan dan pengoperasian mesin yang tahan air dan dipasang pada tempat yang menyolok dekat dengan alat kontrol pengasut mesin. 7. Perlengkapan sekoci penolong

7.1 Semua sekoci penolong sedikitnya harus satu katup pengering yang terpasang dekat titik terendah dari lambung, yang secara otomatis harus dapat membuka untuk mengeringkan air dari lambung apabila sekoci penolong tidak berada di air dan secara otomatis pula harus dapat menutup untuk mencegah air masuk bila sekoci penolong menyentuh permukaan air. Setiap katup pengering harus dilengkapi 153

tutup atau sumbat untuk menutup katup tersebut yang diikat pada sekoci penolong dengan lanyard, rantai atau alat lain yang memadai. Katup pengering harus mudah dijangkau dari dalam sekoci penolong dan posisinya harus diberi tanda dengan jelas. 7.2 Semua sekoci penolong harus dilengkapi kemudi dan tiller. Apabila tersedia jantra atau alat pengemudian jarak jauh lainnya, tiller harus mampu mengendalikan kemudi ketika terjadi kegagalan peralatan pengemudian. Kemudi harus dipasang permanen pada sekoci penolong. Tiller harus dipasang permanen atau terhubung pada tongkat kemudi; akan tetapi apabila sekoci penolong mempunyai alat pengemudian jarak jauh, maka tiller dapat berupa konstruksi yang dapat dilepas dan ditempatkan dekat tongkat kemudi. Kemudi dan tiller harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak rusak karena pengoperasian alat pelepas atau baling-baling. 7.3 Selain disekeliling kemudi dan baling-baling, tali pengapung harus dirumbaikan disisi luar sekoci penolong. 7.4 Sekoci penolong yang tidak dapat tegak sendiri ketika terbalik harus mempunyai pegangan tangan pada sisi bawah lambung untuk menjamin orang-orang berpegangan ke sekoci penolong. Pegangan tangan tersebut harus dikencangkan ke sekoci penolong sedemikian rupa sehingga ketika terjadi hentakan mendadak yang menyebabkan mereka terhempas keluar dari sekoci penolong, mereka terhempas tanpa merusak sekoci penolong tersebut. 7.5 Semua sekoci penolong harus dipasangi lemari kedap air yang cukup memadai atau kompartemen yang disediakan untuk menyimpan perlengkapan yang kecil-kecil, air dan memenuhi persyaratan paragraf 8. Juga harus disediakan untuk menyimpan air hujan yang terkumpul. 7.6 Setiap sekoci penolong yang diluncurkan dengan peluncur atau peluncur-peluncur yang dilengkapi dengan alat-alat sesuai persyaratanpersyaratan berikut : .1 .2 2.1 Mekanismenya harus diatur sedemikian rupa sehingga jemat pengait melepas secara bersamaan. Peralatan harus mempunyai dua kemampuan melepas, yaitu: Kemampuan lepas normal yang akan melepas sekoci penolong ketika sekoci menyentuh permukaan air atau ketika tidak ada beban pada pengait. 154

Bagian C 2.2

Peraturan 35,36,37 Kemampuan lepas beban yang akan melepas sekoci penolong dengan beban pada pengait. Pelepasan ini harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat melepaskan sekoci penolong dalam segala kondisi beban dari tidak ada beban saat sekoci penolong menyentuh air sampai dengan pembebanan 1,1 kali dari massa total sekoci penolong bila dimuati orang dan perlengkapannya secara penuh. Kemampuan pelepasan ini harus dilindungi secara memadai untuk mencegah kecelakaan atau digunakan sebelum waktunya.

Klarifikasi

Kelayakan melindungi terhadap kecelakaan atau digunakan sebelum waktunya harus termasuk perlindungan mekanik tanpa beban, disamping itu merupakan tanda bahaya. Untuk mencegah terlepas secara tiba-tiba selama pengembalian pada posisi normal sekoci penolong, pelindung secara mekanik harus terpasang satu kali mekanisme pelepasan layak dan dapat balik lagi seperti semula secara utuh. Untuk mencegah pelepasan beban sebelum waktunya, operasi dengan beban dari mekanisme pelepas ini harus memerlukan tindakan hati-hati dan terus-menerus oleh operator. Instruksi pengoperasian yang jelas harus disediakan dengan kata-kata peringatan yang mudah dipahami.

.3 .4

Kontrol pelepasan harus ditandai dengan jelas dengan warna yang mencolok dari sekitarnya. Mekanismenya harus dirancang dengan faktor keamanan yang didasarkan pada tegangan patah dari bahan yang digunakan dengan anggapan bahwa massa sekoci penolong didistribusikan secara merata pada saat dijatuhkan.

7.7 Setiap sekoci penolong harus dilengkapi dengan peralatan pelepasan untuk memudahkan tali pelepas depan dilepaskan pada saat terjadi kepanikan.
Klarifikasi Peralatan pelepasan talin pengait depan tidak diperlukan dalam membantu dalam peluncuran sekoci penolong jatuh bebas, oleh karena itu alat pelepas tali pelepas depan tidak disyaratkan pada saat sekoci penolong jatuh bebas.

7.8 Setiap sekoci penolong yang dilengkapi dengan radio telepon VHF dengan saluran komunikasi dua arah yang tetap dengan antenna yang dipasang terpisah harus dilengkapi dengan tata susunan untuk dudukan dan pengikatan antene secara efektif dari tempat 155

penyimpanannya. 7.9 Sekoci penolong diperuntukkan untuk pe,uncuran dari sisi kapal harus memiliki penekan benturan dan pisang-pisang yang diperlukan untuk membantu peluncuran dan mencegah kerusakan sekoci penolong. 7.10 Lampu yang dikontrol secara manual yang dapat terlihat pada kegelapan malam dengan atmosfir yang cerah pada jarak minimal 2 mil untuk waktu tidak kurang dari 12 jam, harus terpasang diatas tutup atau rumah penutup. Bila lampunya adalah jenis lampu kedip, lampu tersebut harus dapat berkedip sejak awal dengan kedipan tidak kurang dari 5 kali per menit selama lebih dari 2 jam pertama dari 12 jam waktu pengoperasiannya. 7.11 Sebuah lampu atau batere sumber tenaga harus tersedia di sekoci penolong untuk memberi penerangan yang tidak kurang dari 12 jam untuk memungkinkan membaca instruksi cara mempertahankan hidup dan perlengkapan; tetapi lampu-lampu minyak tidak diperbolehkan dipakai. 7.12 Kecuali bila tidak secara jelas dinyatakan lain, setiap sekoci penolong harus dilengkapi dengan peralatan-peralatan efektif untuk penguras atau pengurasan sendiri secara otomatis. 7.13 Setiap sekoci penolong harus disusun sedemikian rupa sehingga pandangan depan, belakang dan kedua sisinya cukup tersedia dari posisi ruang kontrol dan pengemudian demi amannya peluncuran dan olah gerak.
8.

Perlengkapan Sekoci Penolong

Semua perlengkapan sekoci penolong, baik yang disyaratkan oleh paragraf ini atau dari tempat lain pada bab ini, dengan pengecualian untuk kait sekoci harus terbebas dari peralatan yang merintangi, harus diikat pada sekoci penolong dengan tali pengait, disimpan dalam lemari atau kompartemen, disimpan dalam ruangan atau tata susunan penempatan yang serupa atau peralatan lain yang sejenis. Perlengkapan ini harus diamankan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu setiap prosedur penggalan kapal. Semua perlengkapan sekoci penolong harus berukuran kecil dan seringan mungkin dan harus dikemas secara baik dalam
156

Bagian C

Peraturan 35,36,37

bentuk yang rapi. Kecuali apabila dengan tegas dinyatakan lain, perlengkapan dari setiap sekoci penolong pada umumnya harus terdiri atas : .1 dayung apung yang cukup untuk mengayuh sekoci penolong melaju pada air tenang. Penahan dayung beserta pasaknya atau tali susunan yang setara harus disiapkan untuk setiap dayung yang ada. Pasak atau penahan dayung harus diikat ke sekoci dengan tali ikat atau rantai ; dua batang kait sekoci ; sebuah gayung apung dan dua timba ; petunjuk untuk mempertahankan hidup ; rumah kompas berisi kompas yang mendapat penerangan secara efisien atau dilengkapi dengan sarana penerangan yang memadai. Pada sekoci penolong yang tertutup keseluruhan, rumah kompas dipasang permanen pada tempat pengemudian; pada setiap jenis sekoci penolong yang lain, kompas tersebut harus dilengkapi dengan tata susunan perlindungan yang memadai.
Klarifikasi Dalam sekoci penolong yang tertutup keseluruhan, kompas tidak harus diletakkan dalam rumah kompas bila tersedia perlindungan dari cuaca yang cukup baik yang merupakan bagian dari konstruksi sekoci penolong ini.

.2 .3 .4 .5

.6 Kala-kala (jangkar apung) dengan ukuran yang memadai dengan tali yang tahan hentakan dan sebuah tali pengarah yang menyediakan sebuah pegangan tangan yang kuat saat basah.Kuat tarik dari jangkar, kabel, dan tali pengarah harus memadai untuk semua kondisi laut.

157

.7 Dua tali pengikat yang effesien yang panjangnya tidak kurang dari dua kali jarak dari posisi penyimpanan sekoci penolong ke garis air muatan kapal kosong atau 15 meter, diambil yang lebih besar. Sebuah tali pengikat diikatkan ke alat pelepas yang diperlukan sesuai peraturan 41.7.7 harus ditempatkan pada ujung depan dari sekoci penolong dan yang lain harus benar-benar diikat secara aman pada dekat ujung haluan dari sekoci penolong yang siap digunakan. .8 Dua kapak, satunya berada di ujung sekoci penolong.

.9 Wadah-wadah kedap air yang berisi jumlah dari 3 liter air tawar untuk setiap orang yang diizinkan diangkut dalam sekoci penolong, yang mana 1 liter per orang boleh digantikan dengan alat pemurni air asin yang mampu memproduksi air tawar sejumlah itu dalam waktu 2 hari. .10 .11 Sebuah sumbat yang tahan karat. Tempat air minum yang tahan karat.

.12 Ransum makanan total tidak kurang dari 10.000 kJ untuk setiap orang yang diizinkan dimuat dalam sekoci penolong, persediaan ini harus terlindung dalam kemasan kedap udara dan diletakkan dalam wadah kedap air ;
Klarifikasi Makanan darurat yang memenuhi harus mengandung komponen sebagai berikut : Unit ransu : 500 - 550 gr Energi : minimum 10.000 kJ Kemasan : terbungkus rapat (kaleng) atau dikemas hampa (kemasa yang lentur) Komposisi : 1.Kelembaban maksimum 3-7% 2.Garam maksimum 0,2% 3.Karbohidrat : 60 -70% berat = 50 - 60% energi 4.Lemak : 18 - 23% berat = 33 - 43% 5.Protein : 6 - 10 % berat = 5 - 8% energi Ransum harus berasa cocok, dapat dimakan saat masa pakainya dan dipaket dengan sara yang dapat dipisah dan mudah dibuka.

energi

.13

Empat cerawat parasut yang mengeluarkan nyala api sesuai 158

Bagian C dengan persyaratan peraturan 35; .14 .15

Peraturan 35,36,37

Enam obor tangan yang sesuai dengan persyaratan peraturan 36; Dua isyarat apung yang memenuhi persyaratan peraturan 37;

.16 Satu buah lampu senter yang kedap air yang mampu untuk isyarat Morse, bersama dengan satu set cadangan baterai dan satu cadangan bola lampu dalam wadah kedap-air; .17 Satu cermin tanda bahaya beserta instruksinya untuk digunakan memberi tanda ke kapal dan pesawat udara pada siang hari; .18 Satu lembar daftar isyarat penyelamatan yang mengacu pada peraturan V/16 dalam sebuah kartu tahan air atau dalam wadah tahan air .19 Satu peluit atau tanda bunyi sejenis; Satu set P3K yang disimpan dalam tempat tahan-air yang mampu ditutup rapat setelah digunakan Enam dos obat anti-mabok laut dan satu tas mabok laut untuk setiap orang. Sebuah pisau lipat yang diikatkan pada sekoci penolong dengan tali lanyard; Tiga pembuka kaleng ; Dua buah cakram penyelamat apung yang diikat pada tali yang tidak kurang dari 30 meter dari tali apung ; Sebuah pompa tangan. Satu set kail penangkap ikan. Peralatan yang cukup untuk perbaikan kecil mesin dan perlengkapannya. Perlengkapan pemadam memadamkan minyak ; kebakaran yang sesuai untuk

.20

.21 .22 .23 .24 .25 .26 .27 .28 .29

Sebuah lampu senter yang mampu menerangi secara efektif sebuah obyek dengan cahaya berwarna pada malam hari 159

mempunyai lebar 18 m pada jarak 180 m untuk waktu keseluruhan selama 6 jam dan bekerja tidak kurang dari 3 jam terus-menerus; .30 .31 Sebuah reflektor radar yang effesien, kecuali jika terdapat radar penyelamat disimpan dalam sekoci penolong. Baju hangat yang memenuhi persyaratan peraturan 34 mencukupi untuk 10% dari jumlah orang-orang yang diijinkan dimuat dalam sekoci penolong atau dua, mana yang lebih besar; Dalam hal kapal yang digunakan dalam pelayaranpada daerah dengan waktu berlayar yang menurut pertimbangan Badan Pemerintah, perlengkapan yang tercantum dalam paragraf 8.12 dan 8.26 tidak diperlukan, Badan Pemerintah boleh memberikan dispensasi atas perlengkapan tersebut. Marka pada sekoci penolong

.32

9.1 Ukuran dari sekoci penolong dan jumlah orang yang diizinkan untuk diangkut harus diberi marka dengan huruf yang jelas dan permanen. 9.2 Nama dan pelabuhan pendaftaran kapal sekoci penolong berasal harus diberi marka pada setiap sisi pada haluan sekoci penolong dalam huruf latin. 9.3 Sarana untuk mengidentifikasi kapal dari mana sekoci penolong itu berasal dan jumlah orang dalam sekoci penolong harus dicantumkan sedemikian rupa sehingga terlihat dari atas.

Peraturan 42 Sekoci Penolong yang Tertutup Sebagian


1 Sekoci penolong yang tertutup sebagian harus sesuai dangan persyaratan peraturan 41 dan ditambah sesuai dengan persyaratan peraturan ini. 2 Setiap sekoci penolong yang tertutup sebagian harus dilengkapi dengan peralatan effektif untuk menguras atau pengurasan sendiri secara otomatis. 3 Sekoci penolong tertutup sebagian harus dilengkapi tutup tegar dipasang permanen yang panjangnya tidak kurang dari 20% panjang 160

Bagian C

Peraturan 35,36,37

sekoci penolong hingga mencapai linggi depan namun tidak melebihi 20% panjang sekoci penolong pada bagian paling belakang sekoci penolong tersebut. Sekoci penolong ini harus dipasangi dengan sebuah tudung lipat yang dipasang permanen bersama-sama dengan tutup yang secara utuh menutupi awak sekoci penolong dengan penutup yang kedap-cuaca dan melindungi mereka dari cuaca luar. Tudung harus diatur sedemikian rupa sehingga : .1 .2 .3 dilengkapi dengan bagian-bagian tegar yang memadai atau baji yang dapat untuk menegakkan tudung; dapat ditegakkan dengan mudah oleh tidak lebih dari dua orang; terisolasi untuk melindungi awak sekoci penolong terhadap panas dan hawa dingin dengan peralatan tidak kurang dari dua lapis bahan yang dipisahkan oleh pemisah udara atau peralatan lain yang sejenis; yang efisien; terhadap pengumpulan air dalam dalam pemisah udara tersebut; tampilan luarnya dari bahan yang berwarna dapat terlihat dari jauh sedangkan bagian dalamnya harus warna yang nyaman bagi awak sekoci penolong; mempunyai jalan masuk pada kedua ujung dari setiap sisinya, dilengkapi dengan susunan penutupan yang apat diatur dengan efisien yang dapat dibuka dan ditutup dengan mudah dan cepat dari dalam atau luar agar sedemikian rupa dapat memberikan ventilasi namun tidak termasuk air laut, angin dan hawa dingin; harus tersedia sarana alat pegangan yang aman pada saat posisi membuka dan menutup;
Klarifikasi Badan Pemerintah dapat mengizinkan tepi dari jalan masuk sebagaimana ditentukan dalam peraturan III/42.35 harus dibuat dengan cara yang terpasang secara permanen terhadap penutup tegar dari pada tudung lipat pada sekoci penolong tertutup sebagian, apabila tertutup maka keutuhan dari kekedapan airnya harus tetap

.4

.5

terjaga.

.6 .7

saat pintu masuk tertutup, masih dapat menerima udara yang memadai untuk penumpang sekoci penolong setiap saat; mempunyai sarana untuk pengumpul air hujan; 161

.8

penumpang sekoci penolong dapat menyelematkan diri apabila sekoci penolong terbalik.

4 Interior sekoci penolong harus berwarna yang dapat terlihat dari jauh. 5 Apabila peralatan radiotelepon VHF dua-saluran terpasang tetap pada sekoci penolong, harus dipasang dalam kabin yang luas untuk membawa perlengkapan dan orang yang mengoperasikannya. Tidak disyaratkan kabin terpisah jika konstruksi sekoci penolong dilengkapi ruang yang terlindung yang memenuhi persyaratan Badan Pemerintah;

Peraturan 43 Sekoci penolong tertutup sebagian yang dapat kembali tegak sendiri
1 Sekoci penolong tertutup sebagian yang dapat tegak sendiri harus sesuai dengan persyaratan pada peraturan 41ditambah dengan persyaratan-persyaratan pada peraturan ini. 2 Penutup

2.1 Penutup tegar yang dipasang permanen harus membentang melebihi 20% panjang sekoci penolong dari linggi depan sampai dengan tidak lebih sari 20% panjang sekoci penolong dari bagian paling belakang sekoci penolong tersebut. 2.2 Penutup tegar harus membentuk dua pelindung. Jika mempunyai pelindung sekat, sekat harus mempunyai bukaan dengan ukuran cukup untuk memungkinkan dimasuki dengan mudah oleh orang yang memakai pakaian tenggelam atau baju penghangat dan baju penolong. Tinggi bagian dalam dari pelindung harus mencukupi agar setiap orang dapat dengan mudah ke tempat duduknya di bagian depan dan belakang sekoci penolong. 2.3 Penutup tegar ini harus diatur sedemikian rupa sehingga mencakup jendela atau panel embus pandang untuk memungkinkan masuknya sinar matahari yang cukup ke dalam sekoci penolong saat bukaan atau tudung sedang tertutup sehingga tidak diperlukan sinar buatan. 2.4 Tutup tegar harus mempunyai rel untuk menyediakan pegangan tangan yang aman bagi pergerakan setiap orang di bagian luar sekoci penolong. 162

Bagian C

Peraturan 35,36,37

2.5 Bagian yang terbuka dari sekoci penolong harus dipasangi tudung lipat yang diikat secara permanen sehingga : .1 dapat ditegakkan dengan mudah oleh tidak lebih dari dua orang dan tidak lebih dari 2 menit; .2 diberi isolasi untuk melindungi penumpang sekoci penolong terhadap hawa dingin dengan cara sedikitnya berupa dua lapis bahan yang dipisahkan oleh pemisah udara atau peralatan lain yang setara.

2.6 Penutup yang dibentuk oleh tutup tegar dan tudung yang diatur sedemikian rupa sehingga ; .1 memungkinkan dilakukan peluncuran dan operasi penegakan kembali dilakukan tanpa ada penumpang yang harus meninggalkan penutup sekoci ; memiliki jalan masuk pada kedua ujung pada setiap sisinya, dilengkapi dengan tata susunan penutupan yang efisien yang dapat dengan mudah dan cepat dibuka dan ditutup dari dalam maupun dari luar sehingga memungkinkan adanya ventilasi namun hal ini tidak menyebakan air laut, angin dan udara dingin masuk; harus tersedia alat untuk memegang jalan masuk secara aman, baik saat terbuka mupun tertutup; pada saat tudung ditegakkan dan semua pintu-pintu tertutup, masih dapat menerima udara yang cukup untuk penumpang sekoci penolong setiap saat; mempunyai peralatan untuk pengumpul air hujan; bagian luar dari penutup tegar dan tudung dan bagian dalam dari sekoci yang ditutupi oleh tudung harus berwarna yang mudah dilihat dari jauh. Bagian dalam dari pelindung harus menggunakan warna yang tidak membosankan bagi penumpangnyua; memungkinkan untuk mengayuh sekoci penolong.

.2

.3

.4 .5

.6

163

3 Terbalik dan Tegak Kembali 3.1 Sebuah sabuk pengaman harus terpasang pada setiap posisi tempat duduk. Sabuk pengaman harus dirancang untuk menahan orang dengan berat 100 kg tetap terikat ditempatnya saat sekoci dalam posisi terbalik. 3.2 Stabilitas sekoci penolong harus sedemikian rupa sehingga dapat tegak kembali secara alami atau otomatis jika dimuati secara penuh atau sebagian penumpang danperlengkapannya dan penumpang tersebut terikat secara baik dengan sabuk pengaman.
4.

Propulsi

4.1 Mesin dan transmisinya harus dapat dikendalikan dari posisi juru mudi. 4.2 Mesin dan instalasi mesin harus mampu bekerja pada beberapa kondisi selama terbalik dan terus dapat bekerja setelah sekoci penolong kembali ke posisi tegak atau dapat berhenti secara otomatis pada waktu terbalik dan dapat dihidupkan kembali dengan mudah setelah sekoci penolong kembali ke posisi tegak dan air telah dikeringkan dari sekoci penolong. Disain dari sistem bahan bakar dan pelumasan harus mencegah kehabisan bahan bakar dan tidak akan kehilangan lebih dari 250 ml minyak pelumas dari mesin saat sekoci penolong terbalik. 4.3 Mesin dengan pendinginan udara harus memiliki sistem saluran udara untuk mengambil dan mengeluarkan udara ke luar sekoci penolong. Peredam udara yang digunakan secara manual harus dipasang untuk memungkinkan udara dimasukkan dan dikeluarkan ke dan dari bagian dalam sekoci. 5 Konstruksi dan Pelindung Sisi

5.1 Disamping peraturan 41.1.6, sekoci penolong yang tertutup sebagian yang dapat tegak sendiri harus dibuat dan
164

Bagian C

Peraturan 35,36,37

diberi pelindung sisi untuk menjamin bahwa sekoci penolong memberikan perlindungan terhadap adanya percepatan sebagai akibat terbenturnya sekoci tersebut, saat dimuati penumpang secara penuh beserta perlengkapannya terhadap sisi kapal dengan kecepatan yang tidak kurang dari 3.5 m/det. 5.2 Sekoci penolong harus menguras sendiri secara otomatis.
Peraturan 44 Sekoci Penolong yang tertutup keseluruhan
1 Sekoci penolong yang tertutup keseluruhan harus memenuhi persyaratan peraturan 41 ditambah dengan persyaratan peraturan ini. 2 Penutup

Setiap sekoci penolon yang tertutup keseluruhan harus dilengkapi dengan sebuah penutup kedap-air yang secara keseluruhan menutupi sekoci penoong. Penutupannya harus diatur sedemikian rupa sehingga ; .1 .2 dapat melindungi orang terhadap hawa panas dan hawa dingin; jalan masuk ke sekoci penolong dilengkapi dengan lubang palka yang meungkinkan ditutup sehingga sekoci benarbenar kedap air; lubang palka harus diletakkan sedemikian rupa sehingga memungkinakn peluncuran dan penegakkan kembali dilakukan tanpa harus ada orang yang meninggalkan sekoci tertutup tersebut; lubang-lubang jalan masuk mampu dibuka dan ditutup dari dua sisi dari dalam dan dari luar dan dilengkapi dengan alat untuk memegangnya secara aman pada posisi terbuka; memungkinkan untuk mengayuh sekoci penolong; mempunyai kemampuan, ketika sekoci penolong dalam posisi terbalik dengan lubang palkah tertutup dan tanpa ada 165

.3

.4

.5 .6

kebocoran yang berarti, menahan massa total sekoci penolong,penumpang secara penuh termasuk semua perlengkapan,dan permesinan; .7 mencakup jendela-jendela atau panel tembus cahaya pada kedua sisinya yang mana sinar matahari cukup dapat masuk kedalam sekoci penolong dengan lubang palkah tertutup sehingga tidak diperlukan lagi untuk membuat cahaya buatan .
Klarifikasi

dalam sekoci penolong-sekoci penolong yang tertutup keseluruhan, jendela dan panel-panel tembus cahaya dibolehkan diletakkan pada sisi atas dari penutup kaku.

.8 .9

bagian luarnya harus berwarna yang mudah terlihat dari jauh dan bagian dalamnya berwarna yang tidak menyebabkan ketidaknyamanan penumpang; tersedia rel untuk pegangan tangan yang aman untuk orangorang yang bergerak dibagian luar luar sekoci penolong dan membantu pengumpulan dan menyebarkan orang; orang-orang mempunyai jalan masuk ke tempat duduk dari pintu masuk tanpa memanjat bangku atau penghubung lain; penumpang dilindungi dari akibat tekanan subatmosfir yang berbahaya yang mungkin terjadi akibat oleh mesin sekoci penolong.

.10 .11

Terbalik & Tegak Kembali

3.1 Sebuah sabuk pengaman harus terpasang pada setiap posisi tempat duduk. Sabuk pengaman harus dirancang untuk menahan orang dengan berat 100 kg dengan aman pada tempatnya ketika sekoci penolong pada posisi terbalik. 3.2 Stabilitas sekoci penolong harus sedemikian rupa sehingga dapat tegak kembali secara alami atau otomatis jika dibebani dengan penuh atau berisi sebagian orang dan perlengkapan dan jalan masuk dan bukaan-bukaan tertutup kedap air serta orang-orang teramankan dengan sabuk pengamannya. 3.3 Sekoci penolong harus mampu menahan dengan kapasitas penuh orang-orang dan perlengkapannya ketika dalam keadaan rusak 166

Bagian C

Peraturan 35,36,37

sebagaimana ditentukan peraturan 41.1.1 dan stabilitasnya harus baik pada saat terbalik, sekoci akan mencapai posisinya secara otomatis, yang akan menempatkan jalan penyelamatan penumpangnya di atas permukaan air. 3.4 Disain dari semua pipa-pipa pembuangan gas, pipa-pipa asap, dan bukaan-bukaan lain harus sedemikian hingga air dapat keluar dari mesin saat sekoci penolong terbalik dan kembali ke posisinya. 4 Propulsi

4.1 Mesin dan transmisinya harus dapat dikendalikan dari posisi juru mudi. 4.2 Mesin dan instalasi mesin harus mampu bekerja pada setiap posisi kondisi selama terbalik dan terus dapat bekerja setelah sekoci penolong kembali ke posisi tegak atau dapat berhenti secara otomatis pada waktu terbalik dan dapat dihidupkan kembali dengan mudah setelah sekoci penolong kembali ke posisi tegak. Disain dari sistem bahan bakar dan pelumasan harus mencegah kehabisan bahan bakar dan tidak akan kehilangan lebih dari 250 ml minyak pelumas dari mesin selama sekoci penolong terbalik. 4.3 Mesin dengan pendingin udara harus mempunyai sistem saluran udara untuk mengambil dan membuang udara dari dan ke luar sekoci penolong. Peredam dengan pengoperasian manual harus tersedia untuk memungkinkan udara diambil dan dibuang dari dan ke luar sekoci penolong. 5 Konstruksi dan pelindung sisi

Disamping peraturan 41.1.6, sekoci penolong yang tertutup keseluruhan harus dibangun dan diberi pelindung sisi untuk menjamin bahwa sekoci penolong memberikan perlindungan terhadap bahaya percepatan yang diakibatkan benturan pada sekoci penolong, ketika sekoci dimuati secara penuh berisi orang-orang dan perlengkapannya, terhadap sisi kapal pada kecepatan benturan tidak kurang dari 3,5 m/det.
Klarifikasi Sekoci penolong jatuh bebas tidak perlu diuji untuk menentukan kekuatan dan perlindungan penumpang akibat benturan dari samping, apabila sekoci penolong tersebut tidak diluncurkan dari sisi kapal dan apabila perlindungan benturan untuk penumpang cukup memadai berdasarkan uji jatuh bebas prototipe sekoci.

167

6.

Sekoci penolong jatuh bebas

Sebuah sekoci penolong yang didisain untuk diluncurkan secara jatuh bebas harus dibuat sedemikian rupa sehingga mampu memberikan perlindungan terhadap bahaya percepatan akibat peluncurannya saat dimuati penumpang secara penuh beserta dengan perlengkapannya dan sekurang-kurangnya tinggi maksimum sesuai penempatan yang direncanakan di atas garis air muatan kosong, pada kondisi yang tidak menguntungkan yakni trim sampai 10o dan kemiringan kapal kurang dari 20o.
Klarifikasi PERLINDUNGAN TERHADAP PERCEPATAN YANG BERBAHAYA PADA SEKOCI PENOLONG JATUH BEBAS DAN PERALATAN PELUNCURAN SERTA EMBARKASI SAAT PELUNCURAN 1. 1.1 Definisi Tinggi yang diizinkan ialah jarak maksimum, diukur dari titik terendah dari sekoci penolong pada posisi peluncuran ke permukaan air, dimana sekoci penolong tersebut disetujui untuk peluncuran jatuh bebas. Percepatan yang berbahaya adalah nilai perubahan kecepatan yang terjadi yang dialami oleh orangorang yang dibawa dalam kendaraan penolong selama peluncuran yang melebihi batasan yang ditentukan dalam standar kinerja. Pembebasan dari kapal ialah kemampuan sekoci penolong untuk bergerak menjauh dari kapal setelah peluncuran jatuh bebas. Sudut air masuk adalah sudut antara garis mendatar dan lunas pada sekoci penolong jatuh bebas ketika ia pertama kali masuk air setelah peluncuran. Penempatan Kendaraan Penolong Jarak dari titik terendah pada sekoci penolong jatuh bebas pada posisi peluncurannya ke permukaan air dengan kapal pada kondisi muatan kosong tidak boleh melebihi tinggi yang diizinkan. Rakit penolong harus disimpan sedemikian hingga terhindar dari kecelakaan saat peluncuran.

1.2

1.3

1.4

2. 2.1

2.2

168

Bagian C

Peraturan 35,36,37

3. 3.1 3.1.1

Kendaraan penolong jatuh bebas Konstruksi sekoci penolong jatuh bebas Tempat-tempat duduk harus diberi lapisan empuk dan tersedia, untuk setiap orang, penopang samping untuk kepala, tubuh dan paha sesuai dengan paragraf 3.2. Setiap tempat duduk harus mampu untuk menahan gaya yang menekannya selama peluncuran jatuh bebas dari ketinggian yang diijinkan dengan berat orang 100 kg. Setiap sekoci penolong jatuh bebas mempunyai kekuatan yang cukup mengakibatkan sisa deformasi : harus tanpa

3.1.2

.1

apabila ditopang oleh peralatan peluncuran, bebannya sama dengan 1,5 kali dari massa total sekoci penolong ketika dimuati penumpang secara penuh berikut perlengkapannya; dan gaya-gaya yang bekerja padanya, ketika dimuati dengan massa yang terdistribusi sama dengan seluruh penumpang dan perlengkapannya, selama peluncuran jatuh bebas dari ketinggian yang sama dengan 1,3 kali dari tinggi yang diizinkan. Kapasitas muat sekoci penolong jatuh bebas

.2

3.2

Kapasitas muat dari sekoci penolong jatuh bebas adalah sejumlah orang yang disediakan tempat duduk tanpa mengganggu alat propulsi dan pengoperasian setiap perlengkapan sekoci penolong. Lebar tempat duduk tidak boleh kurang dari 430 mm. Ruang bebas didepan sandaran tidak boleh kurang dari 635 mm. Sandaran harusG membentang setidak-tidaknya 1.000 mm di atas tempat duduk seperti pada gambar 1. Direkomendasikan juga bahwa baju penolong yang dibawa dalam sekoci penolong jatuh bebas tidak dipakai sampai seleseinya peluncuran sekoci penolong.gambar 1.

169

3.2

Alat propulsi sekoci penolong jatuh bebas

Peraturan III/41.6.3 berlaku pada pengoperasian mesin sekoci penolong jatuh bebas dalam posisi penyimpanan normalnya. 3.4 3.4.1 Pemasangan perlengkapan pada sekoci penolong jatuh bebas Harus tersedia alat sebagaimana disyaratkan, untuk mencegah kerusakan pada alat propulsi dan sistem pengemudian selama peluncuran dari ketinggian 1,3 kali dari tinggi yang diizinkan. Peraturan III/41.7 (kecuali III/41.7.6 , III/41.7.7 dan III/41.7.9) berlaku untuk sekoci penolong-sekoci penolong jatuh bebas. Apabila tali penolong berumbai terapung sebagaimana yang dipersyaratkan pada peraturan III/41.7.3 tidak tersedia, maka beberapa peralatan lain untuk pegangan orang dalam air pada sekoci penolong harus disediakan. Perlengkapan sekoci penolong jatuh bebas Peraturan III/41.8 (kecuali III/41.8.1 dan III/41.8.7) berlaku untuk sekoci penolong-sekoci penolong jatuh bebas. Setiap sekoci penolong jatuh bebas harus membawa dua tali pengikat yang effisien, masingmasing untuk menunda, panjangnya kurang dari 15 m. Sekoci penolong-sekoci penolong jatuh bebas

3.4.2

3.4.3

3.5 3.5.1

3.5.2

4.

170

Bagian C

Peraturan 35,36,37
Selain yang disebutkan berikut, sekoci penolong jatuh bebas harus sesuai dengan persyaratan peraturan III/44 4.1 4.1.1 4.1.2 Penutup Peraturan III/44.2.5 tidak berlaku untuk sekoci penolong jatuh bebas. Peraturan III/44.2.7 harus diartikan termasuk jendela-jendela dan panel tembus cahaya yang mana sinar matahari dapat masuk kedalam sekoci penolong saat lubang-lubang palkah tertutup. Jatuh bebas, terbalik dan tegak kembali

4.2

Sebuah tali pengikat yang aman dalam warna yang mencolok harus dipasang pada masing-masing posisi tempat duduk. Tali pengikat yang aman harus didisain untuk mengikat dengan aman ditempatnya seseorang dengan berat 100 kg. dan membatasi gerakannya ke segala arah selama peluncuran jatuh bebas dan ketika sekoci penolong dalam posisi terbalik. 4.3 Konstruksi dan Pelindung sisi

Peraturan III/44.5 tidak berlaku untuk sekoci penolong jatuh bebas. 4.4 Tingkat percepatan jatuh bebas

Tingkat percepatan dari sekoci penolong jatuh bebas harus sesuai dengan bagian 1/6.6 dan 1/6.18 Resolusi A.689(17) : APengujian alat-alat keselamatan jiwa@. 4.5 Pembebasan dari kapal

Sekoci penolong ini harus secara efektif membebaskan dari kapal setelah peluncuran jatuh bebas baik pada saat terjadi trim 100 maupun pada kemiringan kapal 200 dengan ketinggian 1.3 kali tinggi yang diizinkan, saat dimuati penumpang secara penuh beserta perlengkapannya. 5. Alat-alat peluncuran penolong jatuh bebas. dan embarkasi sekoci

Selain yang tercantum berikut ini semua alat peluncuran dan embarkasi sekoci penolong jatuh bebas harus sesuai dengan persyaratan peraturan III/48 :

.1

Persyaratan umum

171

.1.1

Suatu peralatan peluncuran jatuh bebas harus diatur sedemikian rupa sehingga saat sekoci penolong berisi penuh saat dipakai harus dapat diluncurkan dengan aman dengan trim sampai dengan 10o dan maupun kemiringan sampai 20o; dimuati sesuai ketentuan peraturan III/22 atau III/28, dengan penumpang secara penuh; dan ketika dilepaskan dengan dimuati awak peluncuran saja. Suatu alat peluncuran untuk menurunkan sekoci penolong jatuh bebas harus disusun sedemikian rupa sehingga beserta perlengkapannya secara lengkap dapat memberikan kemungkinan untuk dapat iturunkan secara aman pada saat kapal pada keadaan sarat datar; ketika dilepaskan sebagaimana dipersyaratkan sesuai peraturan III/22 atau III/28, penuh berisi orang; dan tanpa orang didalam sekoci penolong. Peraturan III/48.1.2 berlaku untuk sekoci penolong jatuh bebas kecuali hal ini harus diinterpretasikan bahwa seolah-olah anak kalimat pada baris terakhir Apada sisi bawah dari kapal A tidak berlaku untuk sekoci penolong jatuh bebas telah dihapus, Peraturan III/48.1.3 tidak berlaku pada alat peluncuran untuk menurunkan sekoci penolong jatuh bebas dengan cara dijatuhkan. Suatu mekanisme pelepasan pada peluncuran jatuh bebas harus terdiri dari dua sistem yang terpisah yang hanya memungkinkan digerakkan dari dalam sekoci penolong. Mekanisme pelepasan harus dilindungi terhadap penggunaan secara tak sengaja. Harus memungkinkan untuk mencoba mekanisme pelepasan tersebut tanpa peluncuran sekoci penolong. Suatu mekanisme peluncuran untuk penurunan sekoci penolong jatuh bebas sebaiknya diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan digerakkan oleh satu orang dari posisi pada geladak kapal. Mekanisme peluncuran pada sekoci penolong tersebut harus kelihatan oleh orang di geladak tempat mengoperasikan mekanisme peluncuran. Peralatan peluncuran dengan cara dijatuhkan atau menggunakan winch.

.1.1.1 .1.1.2 .1.2

.1.2.1

.1.2.2 .1.3

1.4

1.5

.1.6

.2

172

Bagian C

Peraturan 35,36,37
Peraturan III/48.2.4 dan III/48.2.6 tidak berlaku untuk sekoci penolong jatuh bebas.

Peraturan 45
Sekoci Penolong dengan suatu sistem pendukung yang dapat mengisi udara sendiri * Sebagai tambahan untuk memenuhi persyaratan peraturan 41 dan 44, sebuah sekoci penolong dengan sistem pendukung udara dapat mengisi sendiri harus disusun sedemikian rupa sehingga ketika jalan masukdan bukaan-bukaan tertutup, dalam sekoci penolong masih menyisakan udara yang aman untuk dihirup dan mesin masih bekerja normal untuk periode waktu tidak kurang dari 10 menit. Selama kurun waktu ini, tekanan atmosfir di dalam sekoci penolong harus tidak pernah berada dibawah tekanan atmosfir luar, juga tidak boleh melebihinya tidak lebih dari 20 mbar. Sistem ini harus mempunyai indikator yang kelihatan untuk mengidentifikasi tekanan dari pasokan udara pada setiap waktu.

Peraturan 46
Sekoci penolong dengan pelindung kebakaran 1 Sebagai tambahan untuk memenuhi dengan persyaratanpersyaratan regulasi 41, 44, dan 45, sebuah sekoci penolong dengan pelindung kebakaran ketika diatas air harus mampu melindungi sejumlah orang yang diijinkan untuk dimuat apabila terjadi kebakaran minyak terus-menerus bahwa dapat menyelubungi sekoci penolong untuk periode waktu tidak kurang dari 8 menit. 2 Sistem penyemprot air

Suatu sekoci penolong yang mempunyai sebuah sistem perlindungan kebakaran dengan penyemprot air harus memenuhi hal berikut : .1 air untuk sistem ini harus diambil dari laut oleh pompa dengan motor yang digerakkan sendiri. Aliran air harus memungkinkan untuk dihidupkan dan dimatikan dari bagian luar sekoci penolong.;

Mengacu pada petunjuk dan spesifikasi sistem evakuasi udara tekanan tinggi yang ditetapkan oleh Organisasi sesuai Resolusi A 692 (17)

173

.2

pipa hisap air laut harus diletakkan sedemikian rupa sehingga dapat mencegah penyedotan cairan-cairan yang mudah terbakar dari permukaan air laut; sistem ini harus disusun untuk dapat digelontordengan air tawar dan dapat dikeringkan dengan baik.
Klarifikasi Pengukuran salah satu dari ketebalan film air atau kecepatan

.3

SEKSI V - PERAHU PENYELAMAT


Peraturan 47 Perahu Penyelamat *
1.

Persyaratan umum

1.1 Selain yang ditentukan dalam peraturan ini, semua perahu penyelamat harus memenuhi persyaratan peraturan 41.1 sampai 41.7.4 termasuk 41.7.6, 41.7.7, 41.7.9, 41.7.12 dan 41.9. 1.2 Perahu penyelamat dimungkinkan menggunakan salah satu dari konstruksi kaku atau gembung atau kombinasi dari keduanya dan harus : .1 panjangnya tidak kurang dari 3,8 m dan tidak lebih dari 8,5 m . .2 mampu membawa paling sedikit membawa lima orang yang duduk dan satu orang berbaring. 1.3 Perahu penyelamat yang konstruksinya kombinasi dari konstruksi tegar dan gembung harus memenuhi ketentuan peraturan ini yang seusai dengan persyaratan dari Badan Pemerintah. * Mengacu pada pedoman untuk perahu penyelamat yang ditetapkan oleh Organisasi
dengan reolusi A.656 (16).

174

Bagian C

Peraturan 35,36,37

1.4 Kecuali apabila perahu penyelamat mempunyai sheer yang cukup, maka sekoci harus dilengkapi dengan penutup haluan membentang tidak lebih dari 15% panjangnya. 1.5 Perahu penyelamat harus mampu membelok pada kecepatan sampai dengan 6 knot dan bertahan pada kecepatan tersebut untuk periode waktu tidak kurang dari 4 jam.
Klarifikasi Peraturan ini tidak menghalangi untuk menerima perahu penyelamat dengan kecepatan olah gerak lebih dari 6 knot.

1.6 Perahu penyelamat yang mempunyai kemampuan bergerak dan berputar yang memadai di laut untuk memungkinkan orang diselamatkan dari air, rakit penolong terdepan, dan rakit penolong penarik besar yang dibawa di kapal ketika dimuati penuh berisi orang dan perlengkapannya atau yang sebanding pada kecepatan tidak kurang dari 2 knot. 1.7 Perahu penyelamat harus dilengkapi dengan mesin dalam atau motor tempel. Apabila ia dipasang dengan sebuah motor tempel, kemudi dan tiller menjadi satu bagian dengan mesin. Disamping persyaratan peraturan 41.6.1, mesin tempel yang menggunakan bahan bakar bensin dengan sistem bahan bakar yang disetujui boleh digunakan dengan catatan tangki bahan bakarnya dilindungi secara khusus terhadap kebakaran dan ledakan. 1.8 Tata susunan untuk penarikan harus dipasang permanen pada perahu penyelamat dan harus mempunyai kekuatan yang cukup untuk mengatur dan menunda rakit penolong sebagaimana disyaratkan pada paragraf 1.6. 1.9 Perahu penyelamat harus ditempatkan denganpenyimpanan kedap cuaca untuk melindungi peralatan dan perlengkapan yangkecil-kecil.
2.

Perlengkapan perahu penyelamat

2.1 Semua hal yang menyangkut perlengkapan perahu penyelamat, dengan pengecualian galah berkait yang harus
175

bebas untuk tujuan penarikan, harus diamankan pada sekoci penolong dengan cara diikat, disimpan dalam lemari atau kompartemen, disimpan di sela-sela bagian konstruksi atau sarana lainnya yang memadai. Perlengkapan tersebut harus diamankan dalam cara sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu prosedur peluncuran atau penaegakkan kembali : Semua peralatan perlengkapan perahu penyelamatan harus dibuatsekecil dan seringan mungkin dan dapat dikemas dalam bentuk yang padat dan rapi. 2.2 Perlengkapan yang umumnya ada di perahu penyelamat harus terdiri dari : .1 dayung apung atau pengayuh yang mencukupi untuk membuat gerakan maju pada laut tenang. Pen pasak penahan, pemegang dayung atau tata susunan yang sejenis harus tersedia untuk setiap dayung. Pen pasak penahan atau pemegang dayung harus dipasang ke sekoci oleh tali pengikat atau rantai; .2 .3 sebuah gayung apung ; sebuah rumah kompas yang berisi kompas yang effesien yang bercahaya atau tersedia dengan alat untuk pencahayaan yang sesuai; sebuah kala-kala dan tali pengarah dengan tali penarik yang kekuatannya memadai, panjangnya tidak kurang dari 10 m; sebuah tali pengikat dengan panjang dan kekuatan yang memadai, dipasang ke peralatan penurunan sesuai dengan persyaratan peraturan 41.7.7 dan diletakkna pada ujung depan perahu penyelamat;

.4

.5

176

Bagian C

Peraturan 35,36,37

.6

satu tali apung, panjangnya tidak kurang dari 50 m, mempunyai kekuatan yang memadai untuk menarik sebuah rakit penolong sesuai persyaratan paragraf 1.6; sebuah lampu senter kedap-air yang mampu untuk tanda Morse, bersama dengan satu set cadangan baterai dan satu cadangan bola lampu dalam wadah kedap-air; satu peluit atau tanda bunyi sejenis; seperangkat pertolonganpertama pada kecelakaan di dalam wadah kedap air yang dapat ditutup kembali dengan kedap setelah digunakan;

.7

.8 .9

.10 dua cincin penyelamat terapung, diikatkan pada tali yang panjangnya tidak kurang dari 30 meter ; .11 sebuah lampu sokley yang dapat menerangi dengan efektif benda yang berwarna cerah pada malam hari yang mempunyai lebar 18 m pada jarak 180 m untuk kurun waktu total 6 jam dan bekerja tidak kurang dari 3 jam terus-menerus; .12 sebuah reflektor radar yang effesien; .13 peralatan perlindungan panas sesuai dengan persyaratan-persyaratan pada peraturan 34 mencukupi untuk 10% dari jumlah orang-orang yang diijinkan dimuat dalam sekoci penolong atau dua, dipilih yang lebih besar. 2.3 Sebagai tambahan untuk perlengkapan yang disyaratkan dalam paragraf 2.2, perlengkapan yang biasanya terdapat dalam perahu penyelamat tegar harus meliputi :
177

.1 .2 .3

sebuah galah berkait; sebuah timba sebuah pisau atau kapak

2.4 Sebagai tambahan untuk perlengkapan yang disyaratkan pada paragraf 2.2, perlengkapan yang biasanya tersedia pada perahu penyelamat gembung harus terdiri dari : .1 .2 .3 .4 .5 3. sebuah pisau pengaman terapung; dua sepon; sebuah penghembus yang dioperasikan secara manual atau dengan pompa; sebuah peralatan perbaikan dalam wadah yang cocok untuk memperbaiki kebocoran; sebuah pengait boat yang aman.

Persyaratan-persyaratan tambahan untuk perahu penyelamat kembung

3.1 Persyaratan peraturan 41.1.3 dan 41.1.5 tidak berlaku untuk perahu penyelamat kembung. 3.2 Sebuah perahu penyelamat kembung harus dibangun sedemikian rupa sehingga ketika dicabut tali pengekangnya atau pengait angkatnya : .1 perahu mempunyai kekuatan dan kekakuan untuk menjamin dapat diturunkan dan ditegakkan pada saat dimuati orang dan perlengkapannya secara penuh;
178

Bagian C

Peraturan 35,36,37

.2

perahu mempunyai kekuatan untuk menahan sebuah beban 4 kali massanya yang berisi penuh orang dan perlengkapannya pada suhu sekitar 20 oC dengan semua katup pelepas tidak 30 berfungsi; perahu mempunyai kekuatan untuk menahan sebuah beban 1,1 kali massanya yang berisi penuh orang dan perlengkapannya pada suhu sekitar -30oC dengan semua katup pelepas yang berfungsi.

.3

3.3 Perahu penyelamat kembung harus dibangun sedemikian rupa sehingga mampu bertahan pada keadaan terbuka : .1 .2 apabila ditempatkan diatas geladak terbuka kapal yang berlayar di laut; untuk 30 hari terapung dalam semua kondisi laut.

3.4 Sebagai tambahan untuk memenuhi persyaratan peraturan 41.9,perahu penyelamat kembung harus diberi marka dengan nomor seri, nama pembuat dan merek dagang dan tanggal pembuatannya. 3.5 Daya apung suatu perahu penyelamat kembung harus dilengkapi dengan salah satu sebuah tabung tunggal yang dibagi menjadi paling sedikitnya lima kompartemen yang terpisah dengan volume yang hampir sama atau dua tabung terpisah yang masing-masing volumenya tidak ada yang melebihi 60% dari volume total. Daya apung harus disusun bahwa pada saat salah satu kompartemen mengalami kebocoran, keseluruhan kompartemen yang lainnya harus mampu menahan semua jumlah orang yang diijinkan untuk dimuat, yang masing-masing mempunyai massa 75 kg,

179

ketika duduk pada posisi normal dengan lambung timbul yang positif di sekeliling perahu penyelamat. 3.6 Daya apung tabung yang membatasi perahu penyelamat harus mengembung dengan volume tidak kurang dari 0,17 m3 untuk setiap orang yang diijinkan untuk dimuat dalam perahu penyelamat. 3.7 Masing-masing kompartemen apung harus dilengkapi dengan katup anti-balik untuk penggembungan secara manual dan alat pengempisan. Suatu katup pengaman untuk pelepasan juga harus dipasang kecuali jika Badan Pemerintah menganggap katup tersebut tidak diperlukan. 3.8 Dibawah lambung dan diatas tempat-tempat yang mudah kena goresan pada sisi luar perahu penyelamat kembung harus tersedia potongan-potongan karet sesuai persyaratan yang ditentukan pemerintah. 3.9 Apabila dipakai batang kayu, maka panjang sisipan tersebut tidak melebihi 20% dari keseluruhan panjang perahu penyelamat. 3.10 Tempelan-tempelan kecil yang cocok harus tersedia untuk mengamankan tali pengikat depan dan belakang dan tali penolong berumbai disisi dalam dan sisi luar perahu. 3.11 Perahu penyelamat setiap saat harus senantiasa berada dalam keadaan kembung.

180

Bagian C

Peraturan 35,36,37

SEKSI VI - ALAT-ALAT PELUNCURAN DAN EMBARKASI


Peraturan 48 Alat-alat peluncuran dan ambarkasi
Klarifikasi Persyaratan peraturan III/48.1 berlaku untuk peluncuran sesuai III/48.2 demikian juga III/48.4,48.5 dan 48.6 meskipun tidak ada persyaratan dalam III/48.2 yang secara khusus menyebutkannya. Apabila yang dipakai acuan untuk alat peluncuran muatan III/48, ini berarti suatu peralatan yang memenuhi III/48.2, III/48.4, III/48.5 atau III/48.6 sama halnya denganpersyaratan umum III/48.1

1.

Persyaratan umum

1.1 Masing-masing alat peluncuran bersama-sama dengan peralatan penurun dan penegakkan harus disusun sedemikian rupa sehingga kendaraan penolong dan perahu penyelamat dengan perlengkapannya secara lengkap dapat diturunkan dengan aman dalam keadaan aman trim sampai 100 dan miring sampai 200 dengan salah satu : .1 ketika dimuati, sebagaimana disyaratkan dalam peraturan 22 atau 28 dengan penumpang dan perlengkapannya secara penuh ; tanpa dimuati orang dalam kendaraan penolong atau perahu penyelamat.

.2

1.2 Disamping persyaratan paragraf 1.1, alat peluncuran sekoci penolong untuk kapal tangki minyak, kapal tangki bahan kimia dan kapal pengangkut gas dengan sudut kemiringan akhir lebih besar dari 20o dihitung sesuai dengan Konvensi Internasional tentang Pencegahan Pencemaran dari Kapal, 1973, sebagaimana telah diubah dengan Protokol 1978 yang berhubungan dengan itu dan rekomendasi

181

Organisasi* yang berlaku, harus mampu dioperasikan pada sudut kemiringan akhir pada sisi bawah dari kapal. 1.3 Sebuah alat peluncuran tidak boleh bergantung pada suatu peralatans elain sistem gravitasi atau sumber tenaga penggerak yang terpisah dari sumber tenaga listrik kapal untuk meluncurkan kendaraan penolong atau perahu penyelamat yang dapat melayani pada kondisi muatan penuh disamping juga pada saat muatan kosong. 1.4 Mekanisme peluncurannya harus disusun sedemikian rupa sehingga dapat dilakukan oleh satu orang dari posisi di atas kapal, dan dari suatu posisi dari dalam kendaraan penolong atau perahu penyelamat; kendaraan penolong harus dapat dilihat oleh orang di atas geladak yang mengoperasikan alat peluncuran.
Klarifikasi Tercatat bahwa Apeluncuran jatuh bebas@ yang dilakukan dari suatu posisi geladak kapal dapat membahayakan jika tidak dikontrol dari dalam sekoci penolong, persyaratanpersyaratan peraturan III/48.1.4 untuk mengendalikan peluncuran dari posisi diatas geladak kapal tidak boleh diterapkan untuk moda Apeluncuran jatuh bebas@.

1.5 Setiap peralatan peluncuran harus dibangun sedemikian rupa sehingga sejumlah pekerjaan pemeliharaan minimum yang diperlukan, semua bagian yang memerlukan pemeliharaan berkala oleh awak kapal harus siap untuk dimasuki dan mudah dirawat. 1.6 Rem winch peralatan peluncuran harus mempunyai kekuatan yang mencukupi untuk menahan : .1 .2 pengujian statis dengan sebuah beban uji yang tidak kurang dari 1,5 kali beban kerja maksimum; dan pengujian dinamis dengan sebuah beban sanggup tidak kurang dari 1,1 kali beban kerja maksimum pada kecepatan penurunan maksimum.

Mengacu pada persyaratan stabilitas kapal bocor pada IBC Code yang ditetapkan oleh Komite Keselamatan Maritim dengan resolusi MSC 4(48) dan 16C Code yang ditetapkan oleh Komite Keselamatan Maritim dengan resolusi MSC 5(48)

182

Bagian C

Peraturan 35,36,37

1.7 Peralatan peluncuran dan pengikat-pengikat selain dari rem winch harus mempunyai kekuatan yang mencukupi untuk menahan beban uji statis dalam pengujian tidak kurang dari 2,2 kali beban kerja maksimumnya. 1.8 Bagian konstruksi dan semua blok-blok, tali penurun, pelat mata, tali baja,pengencang dan pelengkap lainnya yang berhubungan dengan perlengkapan peluncuran harus didesain dengan faktor keamanan yang sekurang-kurangnya berdasarkan beban kerja maksimum yang ditentukan dan tegangan puncak dari bahan yang digunakan. Faktor keamanan minimum 4,5 harus diterapkan untuk semua bagian kosntruksi dari dewi-dewi dan winch, dan faktor keamanan minimum 6 harus diterapkan untuk alat pelepas, rantai bersuspensi tali baja dan blok. 1.9 Setiap peralatan peluncuran harus sepraktis mungkin, masih tetap efektif dalam kodnsisi diselimuti es. 1.10 Sebuah peralatan peluncuran sekoci penolong harus mampu menegakkan sekoci penolong beserta awaknya. 1.11 Tata susunan peralatan peluncuran harus sedemikian rupa sehingga memungkinkan kendaraan penolong tersebut dimuati dengan aman sesuai pengantar peraturan 38.4.2, 38.4.3, 41.3.1 dan 43.3.2.

Peralatan peluncuran menggunakan tali penurun dan sebuah winch.


2.

2.1 Tali penurun harus dari kaat baja tahan rotasi dan tahan karat. 2.2 Dalam hal winch terdiri dari banyak drum, kecuali jika dipasang alat kompensasi, pelepasannya harus diatur sedemikian rupa sehingga kecepatan winch untuk mengulur dan menggulung sama saat menurunkan dan manaikkan. 2.3 Setiap alat peluncuran perahu penyelamat harus dilengkapi dengan winch bermotor yang mempunyai kapasitas sedemikian rupa sehingga perahu penyelamat
183

dapat dinaikkan dari air saat dimuati penuh dengan penumpang berikur perlengkapannya. 2.4 Sebuah alat yang digerakkan secara manual harus dipasang untuk menegakkan setiap kendaraan penolong dan perahu penyelamat. Pegangan alat penggerak tersebut tidak dapat diputar oleh bagian-bagian winch yang bergerak saat kendaraan penolong atau perahu penyelamat sedang diturunkan atau dinaikkan. 2.5 Bilamana lengan dewi-dewi digerakkan oleh tenaga listrik, harus dilengkapi dengan pengaman yang akan bekerja secara otomatis memutus tenaga listrik sebelum lengan dewi-dewi mencapai batas penghenti untuk menghidari tegangan yang berlebihan pada tali penurun atau dewi-dewi kecuali jika motor tersebut didesain untuk mencegah tegangan yang berlebihan. 2.6 Kecepatan pada waktu kendaraan penolong atau perahu penyelamat diturunkan ke air tidak kurang dari hasil yang didapat dari rumus : S = 0,4 + 0,002 H dimana: S = kecepatan penurunan (m/det); dan H = tinggi (m) dari kepala dewi-dewi ke garis air pada saat kapal kosong.
Klarifikasi 1 Peraturan ini memberikan sebuah rumus untuk kecepatan penurunan minimal kendaraan penolong yang digunakan untuk sekoci penolong akan tetapi bukan untuk rakit penolong yang dimuati, yang dianggap lebih berat daripada dalam keadaan kosong. Hal ini akan mengakibatkan kecepatan dan gaya yang bekerja pada pengereman menjadi berlebihan apabila digunakan kecepatan penurunan rakit penolong kosong yang diambil dari rumus tersebut di atas.

184

Bagian C
2

Peraturan 35,36,37
Oleh karena itu direkomendasikan bahwa untuk kecepatan penurunan rakit penolong yang diijinkan, dalam kondisi kosong, harus sesuai dengan yang disetujui Badan Pemerintah.

2.7 Kecepatan penurunan maksimum harus ditetapkan oleh Badan Pemerintah dengan memperhatikan desain kendaraan penolong dan perahu penyelamat, perlindungan penumpangnya terhadap gaya-gaya yang berlebihan, dan kekuatan dari tata susunan peluncuran dengan memperhitungkan gaya-gaya inersia selam pemberhentian darurat. Sarana harus digabungkan dalam peralatan untuk menjamin bahwa kecepatan ini tidak dilampaui. 2.8 Setiap peralatan peluncuran perahu penyelamat harus mampu untuk mengangkat perahu penyelamat saat dimuati penumpang dan perlengkapannya secara penuh pada kecepatan tidak kurang dari 0,3 m/det. 2.9 Setiap peralatan peluncuran harus dilengkapi dengan rem-rem yang mampu memberhentikan penurunan kendaraan penolong dan perahu penyelamat dengan aman ketika dimuati secara penuh berisi orang dan perlengkapan; lapisan alas rem harus, bilamana diperlukan dilindungi terhadap air dan minyak. 2.10 Pengereman secara manual harus diatur sedemikian rupa sehingga rem harus dapat dipakai kecuali jika operator atau sistem mekanis diaktifkan oleh operator, memegang kontrol rem pada posisi mati atu off. 3 Peluncuran untuk pengapungan bebas

Bilamana sebuahkendaraan penolong memerlukan suatu alat peluncuran dan juga didesain untuk mengapung, alat pengapung bebas melepas kendaraan penolong dari posisi penyimpanannya secara otomatis.
4.

Peluncuran Jatuh Bebas*

Setiap peralatan peluncuran jatuh bebas yang menggunakan bidang miring harus, sebagai tambahan untuk memenuhi

* Mengacu pada sirkular MSC/Circ 616, Evaluasi kinerja peluncuran jatuh bebas.
185

dengan persyaratan-persyaratan yang ada pada paragraf 1, juga memenuhi persyaratan sebagai berikut : .1 peralatan peluncuran harus diatur sedemikian rupa sehingga gaya-gaya yang berlebihan tidak dialami oleh penumpang kendaraan penolong selama peluncuran. peralatan peluncuran harus dari struktur yang tegar dengan sudut kemiringan dan panjang yang mencukupi untuk menjamin bahwa kendaraan penolong terbebas secara efektif dari kapal. peralatan peluncuran harus secara efektif dilindungi terhadap korosi dan dibuat sedemikian rupa sehingga mencegah gesekan yang tajam atau menimbulkan bunga api selama peluncuran.

.2

.3

Evakuasi dengan alat peluncur dan embarkasi

Setiap evakuasi dengan alat peluncur harus, sebagai tambahan untuk memenuhi [ersyaratan paragraf 1, juga memenuhi persyaratan berikut ; .1 .2 6 Alat peluncur evakuasi harus dapat diangkat oleh satu orang pada stasiun embarkasi. Alat peluncru evakuasi harus dapat digunakan pada saat angin kencang di laut.

Alat-alat Peluncuran Rakit Penolong

Setiap alat peluncuran rakit penolong harus sebagai tambahan untuk memenuhi persyaratan paragraf 1 dan 2, kecuali dengan memperhatikan cara gravitasi untuk memutar keluar peralatan, embarkasi di tempat penyimpanannya dan menegakkan rakit penolong yang
186

Bagian C

Peraturan 35,36,37

dimuati. Alat peluncuran harus disusun sedemikian rupa sehingga mencegah pelepasan dini selama penurunan dan harus melepas rakit penolong ketika alat peluncur diangkut ke kapal.
Klarifikasi .1 Peraturan ini pada peralatan peluncuran harus diartikan untuk megijinkan pengoperasian secararakit penolong harus diartikan suatu cara untuk mengizinkan pengoperasian secara manual untuk memutar keluar alat tersebut. Persyaratan peraturan III/8.6 tentang peralatan peluncuran disusun sedemikian rupa sehingga mencegah pelepasan sebelum waktunya selama penurunan dan harus melepaskan rakit penolong ketika menyentuh air Aharus dilengkapi dengan kait pelepas otomatis yang telah lulus uji kait pelepas otomatis untuk dewi-dewi peluncur yang direkomendasikan oleh organisasi dalam seksi 1/8.2 yang disahkan dalam sidang umum sesuai resolusi A 689 (17) Pengujian alat keselamatan jiwa.

..2

Tangga Embarkasi

7.1 Pegangan tangan harus disiapkan untuk menjamin jalan aman dari geladak ke puncak tangga dan kebalikannya. 7.2 Anak tangga harus : .1 dibuat dari kayu keras, bebas dari mata kayu atau ketidakteraturan lainnua, diketam dengan halus, dan ujungujungnya tidak tajam dan tidak ada serpihan atau bahan yang sesuai dengan sifat-sifat yang sejenis. disiapkan dengan permukaan yang tidak licin baik dengan cara diberi alur secara membujur maupun dengan pelapisan bahan anti slip yang disetujui. panjang tidak kurang dari 480 mm, lebar 115 mm dan tebal 25 mm, tidak termasuk permukaan anti slip atau pelapisan.

.2

.3

187

.4

spasi yang sama tidak kurang dari 300 mm atau tidak lebih dari 380 mm terpisah dan dijamin dalam cara tersebut yang akan mempertahankan secara mendatar.

7.3 Tali-tali samping dari tangga terdiri dari dua tali manila yang tidak terbungkus kelilingnya, tipa-tiap sisi tidak kurang dari 65 mm. Setiap tali harus menerus tanpa sambungan di bawah anak tangga teratas. Bahan lain boleh dipakai dengan catatan ukuran ,beban putus, daya tahan cuaca, keuletannya dan kemampuan untuk dipegang setidak-tidaknya sama dengan tali manila. Semua ujung-ujung tali harus diamankan agar tidak terburai.

SEKSI VII - ALAT-ALAT PENOLONG LAIN


Peraturan 49 Alat pelempar tali
1 Setiap alat pelempar tali harus ; .1 .2 mampu melemparkan tali dengan jarak yang memadai secara efektif. membawa tidak kurang dari empat proyektil yang masingmasing mampu membawa tali paling tidak 230 m pada cuaca tenang. membawa tidak kurang dari empat buah tali yang masingmasing memiliki beban putus yang tidak kurang dari 2 KN. mempunyai instruksi singkat atau diagram secara jelas menggambarkan pemakaian alat pelempar tali.

.3 .4

2 Roket, dal digunakan pistol untuk menembakkan roket atau gabungannya, jika tali dan roket menjadi satu bagian, harus disimpan 188

Bagian C

Peraturan 35,36,37

dalam wadah tahan air. Tambahan, dalam hal pistol yang menembakkan roket bersamaan dengan alat untuk menyalakan harus disimpan dalam suatu wadah yang memberikan perlindungan terhadap cuaca.

Peraturan 50
Sistem alarm darurat umum Sistem alarm darurat umum harus mampu membunyikan sinyal alarm darurat umum terdiri dari 7 atau lebih bunyi pendek diikuti oleh satu ledakan panjang pada peluit kapal atau sirine dan sebagai tambahan bel listrik atau klakson atau sistem peringatan sebanding lainnya, yang harus dipasok dari sumber tenaga listrik utama dan sumber tenaga listrik darurat sebagaimana disyaratkan dalam peraturan II-1/42 atau II1/43, yang berlaku. Sistem harus mampu beroperasi dari anjungan navigasi dan dari tempat-tempat strategis lainnya. Sistem harus terdengar diseluruh ruang akomodasi dan tempat yang biasa dipakai bekerja oleh awak kapal an geladak terbuka dan suaranya memenuhi standar yang ditentukan oleh Organisasi* Alarm harus terus menerus . berfungsi setelah dijalankan sampai dimatikan secara manual atau sementara dipotong oleh pesan pada sistem pengeras suara.

SEKSI VIII - LAIN-LAIN


Peraturan 51 Pedoman Latihan
Pedoman latihan, dapat terdiridari beberapa bagian, harus berisi instruksi dan informasi dalam istilah yang mudah dimengerti jika mungkin dengan ilustrasi, tentang alat-alat keselamatan yang tersedia di kapal dan metode penyelamatan yang terbaik.Beberapa bagian dari informasi tersebut harus disediakan dalam bentuk bantuan audio-visual sebagai pengganti dari pedoman. Hal-hal berikut harus dijelaskan secara rinci : .1 .2 pemakaian baju penolong dan baju tenggelam secara benar ; berkumpul pada stasiun yang ditentukan ;

* Mengacu pada Kode pada alarm dan indikator, 1995 yang ditetapkan oleh Organisasi
sesuai resolusi A.830 (19)

189

.3 .4 .5 .6 .7 .8 .9 .10 .11 .12 .13 .14 .15 .16

naik, meluncur, menjauhkan kendaraan penolong serta perahu penyelamat ; metoda peluncuran dari sekitar kendaraan penolong ; pelepasan dari alat peluncuran ; metoda-metoda dan penggunaan alat-alat untuk melindungi diri di daerah peluncuran, bilamana tersedia ; penerangan disekitar tempat peluncuran ; pemakaian dari semua perlengkapan alat-alat penolong ; pemakaian dari semua perlengkapan deteksi : dengan bantuan gambar-gambar, pemakaian dari pesawat pemancar radio ; pemakaian dari cerawat payung; pemakaian mesin dan perlengkapannya ; penegakan kendaraan penolong dan perahu penyelamat termasuk penempataan dan pengikatan ; bahaya pada udara terbuka dan kebutuhan baju hangat ; pemakaian terbaik dan fasilitas kendaraan penolong untuk mempertahankan hidup ;* metoda pencarian kembali, termasuk pemakaian alat bantu helikopter penyelamat (sling, keranjang, tandu) celana apung dan alat penolong keselamatan jiwa di darat dan alat pelempar tali yang ada di kapal ; semua fungsi lain terdiri dari dalam sijil peran dan perintah darurat ; perintah untuk keselamatan perbaikan darurat dari perlengkapan

.17 .18

Mengacu pada resolusi A.657 (16) menyangkut perintah untuk bertindak dalam kendaraan penolong.

190

Bagian C

Peraturan 35,36,37

Peraturan 52 Perintah untuk perawatan di kapal


Perintah untuk perawatan di kapal dari perlengkapan keselamatan harus difahami dengan mudah, bilamana mungkin dalam bentuk gambar yang sesuai harus termasuk hal berikut untuk tiap peralatan : .1 .2 .3 .4 .5 .6 .7 daftar cel untuk digunakan bila dilakukan pemeriksaan yang disyaratkan oleh regulasi 19.7; instruksi pemeliharaan dan perbaikan ; jadwal pemeliharaan ; diagram pelumasan direkomendasikan; dengan pelumas yang

daftar dari bagian-bagian yang dapat diganti ; daftar dari sumber-sumber suku cadang ; log untuk catatan inspeksi dan pemeliharaan.

Peraturan 53 Sijil kumpul dan isntruksi darurat


1 Sijil kumpul harus menjelaskan secara rinci sinyal alarm yang tercantum dalam peraturan 50 dan juga tindakan yang diambil oleh awak kapal dan penumpang bila alarm berbunyi. Sijil kumpul juga harus menjelaskan bagaimana perintah untuk meninggalkan kapal diberikan. 2 Sijil kumpul harus menunjukan tugas-tugas masing-masing awak kapal yang berbeda mencakup :

191

.1

penutupan dari pintu-pintu kedap air, pintu tahan api, katupkatup, saluran pembuangan geladak, tingkap sisi, jendela cahaya, pintu samping dan bukaan yang sejenis di sisi kapal ; perlengkapan dari kendaraan penolong dan perlengkapan keselamatan lainnya; persiapan dan peluncuran dari kendaraan penolong ; persiapan umum dari alat-alat penolong yang lain ; pengumpulan penumpang ; pemakaian dari alat komunikasi ; penunjukkan petugas yang menangani kebakaran ; tugas-tugas khusus yang berkaitan dengan perlengkapan dan instalasi pemadam kebakaran ;

.2 .3 .4 .5 .6 .7 .8 3

Sijil kumpul harus menunjukkan perwira yang mendapat tugas untuk menjamin bahwa alat-alat keselamatan dipelihara dengan baik dan siap untuk dipakai secara mendadak. Sijil kumpul harus menentukan pengganti dari personil inti yang mungkin cedera, dengan memperhitungkan bahwa keadaan darurat yang berbeda memerlukan tindakan berbeda.

5 Sijil kumpul menunjukan tugas-tugas ditentukan untuk anggota awak kapal yang berhubungan dengan penumpang dalam keadaan darurat. Tugas-tugas ini harus mencakup : .1 .2 .3 .4 .5 peringatan pada penumpang; melihat apakah mereka berpakaian sesuai dan telah memakai baju penolong dengan benar ; menggabungkan penumpang ditempat berkumpul ; memberikan perintah di jalan lintasan dan di tangga tapak dan secara umum mengontrol gerakan dari penumpang; menjamin bahwa penyediaan selimut kendaraan penolong telah dilakukan. 192

Bagian C

Peraturan 35,36,37

6 Sijil kumpul harus disiapkan sebelum kapal berlayar. Setelah sijil kumpul disiapkan, jika ada perubahan awak kapal yang terkait dengan sijil kumpul, Nakhoda harus merevisi sijil kumpul atau menyiapkan suatu sijil kumpul yang baru. 7 Bentuk dari sijil kumpul yang dipakai pada kapal penumpang harus disetujui.

193

You might also like