You are on page 1of 20

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Setelah data dipaparkan dan menghasilkan temuan-temuan, maka kegiatan selanjutnya adalah mengkaji hakekat dan makna temuan penelitian. Masing-masing temuan akan dibahas dengan mengacu pada teori dan pendapat para ahli yang sesuai, agar dapat benar-benar dapat menjadikan setiap temuan tersebut kokoh dan layak untuk dibahas. Dalam bab pembahasan ini ada 4 (empat) buah tema yang akan dibahas secara berurut sebagaimana yang tercantum dalam rumusan masalah, yaitu: (1) Strategi kepemimpinan Kepala Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Ishlah dalam meningkatkan pemasaran jasa pendidikan, (2) Upaya Kepala Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Ishlah dalam meningkatkan pemasaran jasa pendidikan, (3) Kendala yang dihadapi oleh Kepala Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Ishlah dalam meningkatkan pemasaran jasa pendidikan, (4) Solusi yang dilakukan oleh Kepala Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Ishlah dalam menghadapi kendala peningkatan pemasaran jasa pendidikan. A. Strategi Kepemimpinan Kepala Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Ishlah dalam Meningkatkan Pemasaran jasa Pendidikan Dari temuan penelitian dikemukakan bahwa strategi kepemimpinan Kepala Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Ishlah adalah strategi demokratis. Hal ini dapat dilihat dari berbagai karaketristik kepemimpinannya yaitu :

110

111

Dalam kepemimpinannya, kepala Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Ishlah Glanggang Beji memposisikan kepemimpinannya bukan sebagai seorang pejabat, melainkan sebagai pemimpin yang berada di tengah-tengah anggota kelompoknya. Hubungan kepala Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Ishlah dengan anggota kelompoknya bukan sebagai pemimpin ke bawahan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa hasil wawancara dan observasi yang peneliti lakukan. Dalam prakteknya, kepala madrasah memandang semuanya sama, tidak ada perbedaan antara pemimpin dan yang dipimpin, kecuali adanya satu tanggungjawab terhadap lembaga. Rasa tanggung jawab itupun disadari sebagai wujud penghambaannya kepada Tuhan sekaligus wujud pengabdian pada lembaga. Sehingga mereka selalu berusaha meningkatkan kualitas diri dengan melakukan perbaikan secara menyeluruh. Dan kuncinya adalah bagaimana kepala madrasah tidak memandang mereka sebagai pekerja yang harus kami pekerjakan.

Dari hasil obsrvasi penulis waktu berkunjung di MI Al Ishlah pada tanggal 10 Januari 2011 waktu itu peneliti mendatangi ke lokasi penelitian dalam rangka untuk mendapatkan data lokasi penelitian. Secara tidak sengaja penulis mendapati kepala MI Al Ishlah ini sedang berkeliling melakukan supervisi dan bantuan kepada para bawahan. Peneliti mendapati kepala madrasah sedang memberikan arahan kepada para bawahan dengan seksama, seperti bapak memberikan pengarahan kepada anaknya kepala madrasah tidak kelihatan seperti seorang atasan. Tetapi demikian ternyata para bawahannyapun kelihatan sangat menghormati dia.

112

Berdasarkan uraian di atas, dapat dijelaskan bahwa strategi kepemimpinan yang diterapkan oleh kepala Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Ishlah Glanggang Beji dalam peningkatan pemasaran jasa pendidikan adalah strategi kepemimpinan yang demokratis. Dalam melaksanakan tugasnya, kepala Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Ishlah Glanggang Beji selalu mengedepankan kerjasama dengan bawahan dan para guru untuk mencapai tujuan bersama. Ia selalu memupuk rasa kekeluargaan dan persatuan, dan senantiasa berusaha membangun semangat anggota-anggotanya (Guru dan Bawahan) dalam menjalankan dan mengembangkan daya kerjanya. Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala madrasah selalu mengedepankan kerjasama dengan para bawahan. Hal ini dilakukan dalam rangka memberikan pengertian untuk meningkatkan pemasaran jasa pendidikan. Kepala madrasah selalu memberi contoh, selalu memberi dorongan, selalu memupuk rasa kekeluargaan dan persatuan, dan senantiasa berusaha membangun semangat anggota-anggotanya. Alhasil, ini bisa dilakukan mulai awal kepemimpinannya ketika menginjakkan kakinya di lembaga ini. Lebih jauh kepala madrasah selalu memberikan dorongan kepada para bawahan dan para guru secara praktis, memberikan suri tauladan yang baik (uswatun hasanah) kepada para bawahan. Beliau berupaya semaksimal mungkin dengan memberikan keefektifan kepada para anggota dan bawahannya untuk melaksanakan kinerja secara bersama-sama dalam mencapai pemasaran jasa pendidikan di lembaga ini.

113

Dalam meningkatkan pemasaran jasa pendidikan juga, kepala Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Ishlah Glanggang Beji ketika bertindak selalu bertolak pada kepentingan dan kebutuhan para guru dan bawahannya dan mempertimbangkan kesanggupan serta kemampuannya. Ia selalu tanggap akan keberadaan para guru dan bawahan, selalu bertanya keberadaan mereka seputar kompetensi akademik lembaga. Sebagai seorang pemimpin, kepala madrasah sadar akan keberadaan para bawahan. Untuk itu ketika kami bertindak selaku seorang kepala, ya kami selalu bertolak pada kepentingan dan kebutuhan para guru dan bawahan dan mempertimbangkan kesanggupan serta kemampuan mereka. Kami selalu tanggap kepada mereka, misalnya dengan bertanya-tanya mengenai keadaan mereka, kompetensi pengajaran dan kami memulai untuk menciptakan suasana yang praktis dan komunikatif. Selain itu dalam meningkatkan pemasaran jasa pendidikan di MI Al Ishlah Glanggang Beji, kepala Madrasah selalu menerima pendapat, saran, masukan bahkan kritikan dari para guru dan bawahannya. Lebih jauh ia sangat mengharapkan pendapat, saran, masukan dan kritikan mereka. Dalam konteks ini, kepemimpinan kepala sekolah dalam peningkatan pemasaran jasa pendidikan terlihat dari keberadaan dan keberlangsungan kelas tambahan (bimbingan) di sore hari sebagai kebijakan Kepala Madrasah sebelumnya. Kepala madrasah secara umum mempunyai sifat-sifat kepemimpinan yang baik antara lain; selalu terbuka, selalu bisa menerima pendapat, saran, masukan bahkan kritikan dari para guru dan bawahannya. Bahkan ia juga sangat

114

mengharapkan pendapat, saran, masukan dan kritikan dari para bawahan. Hal ini ditunjukkan oleh Kepala Madrasah ketika sepakat akan keberadaan dan keberlangsungan kelas tambahan (bimbingan) di sore hari, hal ini perlu dicermati karena pada dasarnya kelas tambahan ini merupakan kebijakan saya ketika menjadi Kepala MI Al Ishlah sebelumnya. Hal ini juga peneliti temukan dalam observasi penelitian yang dapat disajikan sebagai berikut Pada waktu itu, tanggal 12 Januari 2011 peneliti mengikuti rapat terbuka dengan seluruh komponen guru kelas tambahan. Dalam memimpin rapat tersebut, sangat terasa rasa kekeluargaan yang yang muncul. Dengan arif, kepala madrasah dari awal sampai akhir memberikan waktu kepada peserta untuk dapat memberikan masukan bagi keberlangsungan dan kebaikan kegiatan kelas tambahan. Dan yang mengharukan bagi peneliti adalah ketika kepala madrasah yang memberikan kesempatan kepada beberapa tutor muda (termasuk peneliti) untuk memberikan ktitik dan masukan kepada keberadaan pemasaran jasa pendidikan di lembaga. Kepala Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Ishlah Glanggang Beji dalam upaya peningkatan pemasaran jasa pendidikan juga mempunyai kepercayaan terhadap diri sendiri dan menaruh kepercayaan pula pada anggota-anggotanya bahwa mereka punya kesanggupan bekerja dengan baik dan bertanggung jawab, khususnya dalam usaha meningkatkan pemasaran jasa pendidikan. Yang paling mencolok dari kepemimpinan Kepala Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Ishlah Glanggang Beji adalah ia selalu mengusahakan agar para guru dan bawahan dapat lebih sukses daripada dirinya. Ia beranggapan bahwa keberhasilan

115

kepemimpinan dalam sebuah lembaga (terlebih MI Al Ishlah) tidak sekedar hanya kesuksesan dalam meningkatkan pemasaran jasa pendidikannya, lebih jauh ia melihat bahkan keberhasilan dari sebuah kepemimpinan adalah bagaimana seorang pemimpin bisa menghasilkan para pemimpin yang secara kualitas lebih baik dari dirinya. Kepemimpinan pendidikan merupakan persoalan yang utama dan yang paling utama, karena berjalan tidaknya sebuah lembaga pendidikan sangat bergantung pada kepemimpinan. Kepala madrasah harus bertanggung jawab atas kelancaran dan keberhasilan semua urusan pengaturan dan pengelolaan madrasah secara formal kepada atasannya atau secara informal kepada masyarakat yang telah menitipkan anak didiknya. Kepala madrasah sebagai seorang pendidik, administrator, pemimpin, dan supervisor, diharapkan dengan sendirinya dapat mengelola lembaga pendidikan ke arah perkembangan yang lebih baik dan dapat menjanjikan di masa depan. Dan dengan kepemimpinan kepala madrasah pula tujuan peningkatan kualitas akademik dalam sebuah lembaga pendidikan dapat terpenuhi. Secara umum kepemimpinan diartikan sebagai kemampuan dan kesiapan yang dimiliki seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, memantau, menggerakkan dan kalau perlu memaksa orang lain agar ia menerima pengaruh itu. Selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu pencapaian suatu maksud atau tujuan tertentu.

116

Dan setidaknya dari pengertian kepemimpinan di atas, pada prinsipnya berkisar pada : 1) adanya seorang pemimpin, 2) adanya kelompok yang dipimpin, 3) perilaku mengarahkan aktifitas, 4) Aktifitas hubungan dengan anggota, 5) proses komunikasi dalam mengarahkan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan yang spesifik dan 6) interaksi antar personel untuk mencapai hasil yang ditentukan. Adapun yang dimaksud dengan kepemimpinan dalam pendidikan adalah kemampuan menggerakkan semua personil satuan pendidikan atau sekolah dalam melaksanakan tugas pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip paedagogik atau tindakan (tingkah laku) di antara individu-individu dan kelompok-kelompok yang menyebabkan mereka bergerak ke arah tercapainya tujuan-tujuan pendidikan yang menambah penerimaan bersama bagi mereka. Berdasarkan pengertian kepemimpinan di atas, maka di dalam kepemimpinan ada tiga unsur yang saling berkaitan yaitu adanya unsur manusia, unsur sarana dan unsur tujuan. Dan untuk dapat memperlakukan ketiga unsur tersebut secara seimbang, seorang pemimpin harus memiliki pengetahuan atau kecakapan dan ketrampilan yang diperlukan dalam melaksanakan kepemimpinannya. Pengetahuan dan ketrampilan dapat diperoleh dari pengalaman belajar secara teori ataupun dari pengalamannya dalam praktek selama menjadi pemimpin. Namun secara tidak disadari seorang pemimpin dalam menempatkan ketiga unsur tersebut dalam rangka menjalankan kepemimpinannya menurut caranya sendiri dan cara yang digunakan merupakan pencerminan dari sifat-sifat dasar kepribadian seorang pemimpin. Cara atau

117

teknik seseorang dalam menjalankan suatu kepemimpinan dikatakan sebagai strategi kepemimpinan seseorang. Berdasarkan sub tema sebelumnya, yaitu bahwa strategi kepemimpinan kepala madrasah di MI Al Ishlah Glanggang Beji adalah demokratis. Dari hasil kajian teoritis sebelumnya, disebutkan bahwa salah satu strategi kepemimpinan yang dapat dengan efektif mempengaruhi bawahan dan guru dalam upaya meningkatkan pemasaran jasa pendidikan adalah strategi demokratis. Strategi kepemimpinan demokratis, dalam melaksanakan tugasnya pemimpin semacam ini mau menerima saran-saran dari anak buah dan bahkan kritikan-kritikan dimintanya dari bawahan demi suksesnya pekerjaan bersama. Pemimpin memberikan kebebasan yang cukup kepada anak buahnya karena menaruh kepercayaan yang cukup bahwa mereka itu akan berusaha sendiri menyelesaikan pekerjaannya dengan sebaik-baiknya. Segala usaha ditujukan untuk membuat bawahan senantiasa mencapai hasil yang baik. Untuk itu seorang pemimpin demokratis berusaha memupuk kekeluargaan dan persatuan, membangun semangat dan gairah bekerja pada anak buahnya. Pemimpin strategi ini menafsirkan kepemimpinannya bukan sebagai diktator, melainkan sebagai pemimpin di tengah-tengah anggota kelompoknya. Hubungan dengan anggota kelompok bukan sebagai majikan terhadap buruhnya. Adapun ciri-ciri dari kepemimpinan demokratis adalah : 1) Bekerja untuk mencapai tujuan bersama, 2) Dalam bertindak selalu berpangkal pada kepentingan dan kebutuhan kelompoknya dan mempertimbangkan kesanggupan serta kemampuan kelompoknya, 3) Dalam melaksanakan tugas, pemimpin dengan strategi ini mau

118

menerima dan bahkan mengharapkan pendapat dan saran-saran dari kelompoknya, 4) Mau menerima kritik-kritik yang membangun dari para anggota sebagai umpan balik dan dijadikan bahan pertimbangan dalam tindakan-tindakan berikutnya, 5) Mempunyai kepercayaan terhadap diri sendiri dan menaruh kepercayaan pula pada anggota-anggotanya bahwa mereka punya kesanggupan bekerja dengan baik dan bertanggung jawab, 6) Selalu memupuk rasa kekeluargaan dan persatuan, dan senantiasa berusaha membangun semangat anggota-anggotanya dalam menjalankan dan mengembangkan daya kerjanya. Lebih lanjut seorang pemimpin yang demokratis memiliki sifat-sifat : 1) Dalam menggerakkan bawahan bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu makhluk yang termulia di dunia, 2) Senang menerima saran, pendapat, dan kritik dari bawahan, 3) Mengutamakan kerjasama dalam mencapai tujuan, 4) Memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada bawahan dan membimbingnya, 5) Mengusahakan agar bawahan dapat lebih sukses daripada dirinya. B. Upaya Kepala Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Ishlah dalam Meningkatkan Pemasaran jasa Pendidikan Berdasarkan kajian teoritis pada bab sebelumnya dapat dituliskan disini tentang upaya yang dilakukan kepala madrasah dalam memasarkan jasa yang ada di dalam madrasah. "Kami berusaha untuk mewujudkan bahawa pendidikan di madrasah dapat dilihat secara nyata dan terwujud, seperti kegiatan sholat dhuha dan baca al Quran setelahnya." Dari cuplikan wawancara dengan kepala madresah di atas tampak bahwa ada upaya yang dilakukan oleh sekolah untuk mewujudkan bahwa ada hasil

119

nyata dalam pendidikan di madrasah dalam bentuknya. Hasil usaha itu diusahakan untuk dapat dilihat oleh masyarakat. Selain itu dengan memakai nama madrasah sudah memberikan nilai positip dalam memasarkan jasa pendidikan bahwa pendidikan agama di dalam diajarkan lebih dari sekolah lain. Hal ini sudah dapat menarik masyarakat untuk menyekolahkan anaknya ke lembaga tersebut melihat masyarakat sekitar yang agamis. Dalam hal ini sejalan dengan teori yang difrensiasi, yaitu memberikan tawaran yang berbeda dengan pesaingnya (Porter, 1980) Secara lebih gamblang dituturkan oleh kepala sekolah : Paling tidak dengan memberikan nama madrasah kami telah berusaha bahwa kami mempunyai nilai lebih dalam bidang agama dibanding sekolah dasar yang lain. Sebagaimana telah diungkapkan di bab II fungsi pemasaran dalam pendidikan adalah menciptakan citra baik bagi bagi madrasah yang akan menarik minat anggota masyarakat untuk menggunakan jasa layanan yang diberikan oleh madrasah. Karena pendidikan adalah berupa jasa yang tidak dapat dilihat, maka kepala mdrasah berusah untuk memvisualisasikan hasil pendidikan dalam bentuk kegiatan agama yang diadakan di sekolah dan menyebarluaskan info tentang prestasi yang dicapai oleh MI. Al Ishlah kepada masyarakat. Biaya tak luput juga mempengaruhi dalam strategi memasarkan jasa. Karena masyarakat sekitar madrasah adalah ekonomi kurang, maka kepala madrasah mengambil kebjakan untuk lebih menggratiskan sekolah dari pada mengambil biaya dari mereka.

120

Kepala dalam memasarkan madrasah memakai berbagai cara dalam mempromosikannya. Media promosi adalah sebuah pintu untuk dikenal dan diminati masyarakat. James dan Phillips (1995), berpandangan bahwa promosi adalah kemampuan mengkomunikasikan manfaat dari organisasi bagi pelanggan potensial. Kepala madrasahm memakai beberapa cara dalam mempromosikan madrasah ini. Ada yang melalui brosur dan media jamiyah kampung. Sebab usaha-usaha dalam mengembangkan pemasaran perlu di komunikasikan dengan masyrakat. Selain itu juga kalender pernah dilakukan. Tapi mengalami kendala di pembiayaan. Selain itu pawai keliling kampung untuk memperingati hari agama atau hari nsional pernah dilakukan oleh madrasah. Kegiatan ini disamping menjadi media komunikasi juga memberikan rasa senang pada penduduk sekitar. Lebih menekan bahwa madrasah peduli pada kegiatan keagamaan dan nasioanal. Rupanya harga masih menjadi barang yang cukup ampuh dalam merebut pasar. Dengan melihat keadaan yang ada, kepala sekolah mengambil keputusan dengan penggratisan dari beberapa hal yang berhubungan dengan sekolah semisal LKS dan seragam bagi pendaftar. Beliau memahami bahwa harga masih menjadi pertimbangan dalam memilih sekolah. Rupanya belum berlaku harga mahal dengan fasilitas mewah di MI. Al Ishlah. Ternyata harga yang murah sangat cocok di lingkungan yang masih tergolong daerah menengah ke bawah.Hal ini yang dapat dikatakan bahwa menjadi tetap eksisnya MI. Al Ishlah meskipun berhadapan dengan SDN Glanggang I.

121

Nilai nilai agama tetap menjadi daya tarik, oleh sebab itu pengembangan kegiatan keagamaan, Kegiatan ini banyak memberikan citra pada madrasah tentang kentalnya nilai-nilai agama. Ternyata banyak yang menyekolahkan ke Al Ishlah. Nilai agama sangat berpengaruh sebagai daya pikat untuk menyekolahkan anaknya ke Al Ishlah mengingat masyarakat masih tergolong santri tradisional. Nilai agama di tampakkan dalam berpakaian para guru dan siswa yang mencerminkan nilai agama. Kegiatan yang bertujuan memperingati hari keagamaan tahun baru hijriahnya misalnya diperingati dengan doa dan keliling kampung dan jalan sekitar sekolah. Selain kepedulian pada acara pengumpulan dana bagi korban bencana pun dilaksanakan di madrasah ini. Dari temuan peneliti memberikan gambaran bahwa para tamu atau orang yang berkempentingan, akan mendapatkan pelayanan yang ramah dan kecepatan terselesaikannya masalah yang dibutuhkan tentang sekolah. Hal ini di tanamkan oleh kapala madrasah mengingat menghormati tamu adalah ibadah, selain itu kesan bagi pengunjung tentang sekolahan harus dibangun.dengan baik. Sebab kesan itu akan terbawa kemana-mana tamu itu pergi. Jika hal jelek akan menjadi kesannya, berapa orang yang sudah tahu kejelekan tanpa ia melihat langsung ke madrasah. Selain diadakan guru piket juga posisi kantor kepala yang berdekatan dengan gerbang. Selain itu setiap guru ditanamkan budaya sopan dan cepat menyambut tamu yang ada.

122

Data data umum yang biasa menjadi keperluan para tamu yang berkunjung ke madrasah sudah tersedia baik terpampang maupun bentuk berkas. Sehingga kemudahan akses terjamin. Selain berbagai hal di atas, madrasah juga berusaha memberikan bukti nyata akan keberhasilannya. Beberapa prestasi telah didapatkannya, baik itu tingkat KKM kec. Beji atau Kabupaten. Hal ini telah meningkatkan sedikit banyak mempengaruhi ketertarikan masyarakat pada madrasah. Tjiptono (2000) mengatakan bahwa jasa secara umum adalah tidak terwujud dan hanya dapat dirasakan oleh orang yang sudah ada di dalamnya, maka kepala berusaha memvisualisasi pendidikan dengan adanya meningkatkan informasi tentang prestasi yang telah dicapai. Dari temuan penelitian di atas dikemukakan bahwa bahwa dalam upaya peningkatan pemasaran jasa pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Al Ishlah Glanggang Beji, Kepala Madrasah menyatakan bahwa semuanya kembali kepada sumberdaya manusia yang menjalankannya. Sehingga sumber daya manusia (guru dan bawahan, serta kepala madrasah) di MI Al Ishlah harus ditingkatkan. Untuk mewujudkan peningkatan SDM tersebut, Kepala MI Al Ishlah Glanggang Beji menggunakan upaya sebagai berikut : a) Kepala Madrasah memberikan dorongan kepada guru untuk melanjutkan studi, b) Kepala Madrasah memberikan penyegaran, c) Kepala Madrasah mengikutsertakan pelatihan-pelatihan (Seminar, Diskusi, dan Diklat) terutama untuk memasarkan jasa pendidikan dan d) Kepala Madrasah menganjurkan untuk menambah wawasan dengan banyak membaca.

123

Kepala madrasah selalu mendorong para guru dan staf terutama yang masih muda supaya mau melanjutkan studi. Lebih-lebih dengan tuntutan jaman yang semakin maju dan kebutuhan akan pendidikan, makanya ia sering mengatakan pada mereka kalau ada kesempatan tolong sekolah lagi. Kepala madrasah memberikan kesempatan kepada semua guru untuk melanjutkan studi. Kepala MI Al Ishlah Glanggang Beji sangat memahami posisi upaya yang diembannya yakni sebagai sebagai educator, pemimpin, organisator, inovator, motivator, manajer dan supervisor. Adapun peran-peran itu kemudian dimanifestasikan dalam upaya Kepala Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Ishlahdalam meningkatkan pemasaran jasa pendidikan di sana, yaitu: a) Kepala Sekolah (Melalui Waka Kurikulum) Merombak Struktur Pembelajaran, b) Kepala Sekolah Memperbaiki Manajemen Pembelajaran secara Total, c) Kepala Sekolah memberikan semangat dan kesadaran kepada seluruh elemen lembaga untuk menjunjung komitmen dan budaya pemasaran jasa, d) Melibatkan orang tua dan masyarakat dalam upaya peningkatan pemasaran jasa madrasah, antara lain melalui kerjasama dengan Madrasah-madrasah Diniyah di sekitarnya, serta selalu mengadakan tali asih silaturahmi antara Kepala Sekolah dengan para orang tua siswa. Dari temuan di atas dapat dikatakan bahwa pekerjaan pemimpin (Kepala Madrasah) tidak semudah membalik telapak tangan, terlebih di madrasah. Sebab di dalam madrasah terdiri dari berbagai komponen yang berbeda, baik dari segi latar belakang pendidikan dan lingkungan sosialnya. Sehingga masing-masing membawa budaya dan keinginan masing-masing, khususnya dalam upaya peningkatan pemasaran jasa akademik.

124

Menurut Kotler dan Fox (1995), institusi pendidikan memiliki hubungan timbal balik dengan lingkungannya. Hubungan timbal balik ini terkait erat dengan teori pertukaran sosial. Institusi pendidikan memerlukan berbagai macam sumber daya (seperti para siswa, dana, sukarelawan, waktu, dan energi), dan sebagai imbalannya menawarkan pelayanan dan kepuasan. Hal ini sangat bervariasi tergantung pada jenis institusinya. Misalnya, sekolah menyediakan jasa pemeliharaan dan perawatan anak (custodial care), jasa kemasyarakatan, serta penyiapan murid untuk ujian negara. Menurut Joewono (2008) menjelaskan pengertian pemasaran jasa sebagai suatu konsep pemasaran yang mendefinisikan bahwa organisasi harus lebih peduli terhadap apa yang dirasakan konsumen dibanding apa yang dipikirkan konsumen tentang produk/jasa yang mereka tawarkan. Di dalam pemasaran jasa, lebih penting mengetahui bagaimana cara menawarkan produk/jasa daripada apa yang ditawarkan produk/jasa. Jadi, pemasaran jasa bertujuan untuk menciptakan memorable experience bagi konsumen. Dalam dunia pendidikan, pemasaran jasa dengan rumusan yang jelas serta konkrit menjadi sebuah keharusan dalam penyelenggaraan pendidikan, walaupun diakui beberapa pakar pendidikan bahwa pembahasan tentang pemasaran jasa dalam konteks pendidikan sulit didefinisikan dan difahami. Maksud dari pengertian ini diarahkan pada pemasaran jasa lembaga pendidikan sebagai sebuah institusi yang harus memberikan dan memanfaatkan sumber-sumber pendidikan secara efektif sehingga dapat meningkatkan proses pembelajaran. Sumber-sumber dimaksud adalah seluruh komponen mulai dari input, proses pendidikan, komponen siswa, dan komponen hasil belajar (learning outcomes).

125

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pemasaran jasa pendidikan. Namun semuanya itu kembali kepada faktor manusia yang menjalankannya. Oleh sebab itu manusia yang berada di dalam lingkungan pendidikan harus berusaha menjadi professional. Aktor kunci yang mengemban dalam peningkatan pemasaran jasa akademik di sekolah adalah Kepala Sekolah sebagai Manajer Sekolah dan Guru sebagai Manajer Kelas. Kepemimpinan Kepala Sekolah yang kuat (demokratis) akan juga sangat mendukung karakter peningkatan pemasaran jasa pendidikan. Kepemimpinan yang kuat ini meliputi beberapa kemampuan, antara lain:a) Kemampuan Manajerial, b) Kemampuan Memobilisasi, c) Memiliki otonomi luas. Dan untuk melihat sejauh mana kepemimpinan seorang kepala sekolah bisa dikatakan kuat, Aan menjelaskan ada beberapa indicator yang bisa digunakan antara lain: a) Bisa dihubungi dengan mudah, b) Bersifat responsive kepada guru dan siwa, c) Responsif kepada orang tua dan masyarakat, d) Melaksanakan kepemimpinan yang berfokus pada pembelajaran, e) Menjaga agar arsio antara guru/siswa sesuai dengan rasio ideal. Di samping itu Sallis sebagaimana dikutip Aan menegaskan bahwa kepemimpinan pendidikan membutuhkan kualifikasi sebagai berikut: a. Visi dan symbol, yakni Kepala Sekolah harus mengkomunikasikan

nilai-nilai lembaga pada stafnya, siswa, dan masyarakat luas.. b. For The Kids, dalam konsep pendidikan diartikan sebagai sesuatu

yang dekat dengan pelanggan.

126

c.

Otonomi, percobaan, dan dukungan pada kegagalan. Yakni Kepala

Sekolah harus menganjurkan adanya inovasi pada stafnya dan menyiapkan segala sesuatu untuk mengantisipasi kemungkinan yang timbul. d. Ciptakan perasan kekeluargaan. Kepala Sekolah perlu menciptakan

rasa kekeluargaan dan memasyarakatkannya pada siwa, orang tua, guru, dan staf lainnya. e. Rasa kesatuan, irama, keinginan, intensitas, dan antusias. Hal tersebut

merupakan kualitas personal yang diperlukan oleh pemimpin pendidikan. Posisi upaya Kepala Sekolah sebagai pemimpin, organisator, manajer dan supervisor pendidikan tidak dapat dipungkiri lagi. Sebagai pemimpin, Kepala Sekolah harus dapat menerapkan orientasi kepemimpinannya sesuai dengan bawahan yang dipimpinnnya. Sebagai organisator, ia dituntut untuk menyusun struktur organisasi yang tepat, penempatan personel pada tempat yang tepat, jabatan pekerjaan dan tugas yang jelas, dan mekanisme kerja yang pasti dan tegas. Dan sebagai Manajer, Kepala Sekolah harus dapat menerapkan fungsi-fungsi manajemen mulai dari perencanaan sampai evaluasi dan pelaporan dengan lancar. Yang terakhir sebagai supervisor ia harus dapat membina, mengembangkan, memperbaiki, dan meningkatkan semua sumberdaya yang ada di sekolah demi peningkaan pemasaran jasa akademik di sekolah. Peningkatan sumber daya manusia di sekolah tidak saja mengacu pada berpemasaran jasanya lulusan sekolah, tetapi juga peningkatan kualitas sumber daya dan semua personel yang langsung maupun tidak langsung dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah. Namun sebagai suatu lembaga pendidikan, sekolah berusaha

127

menyiapkan sumber daya manusia yang dapat didayagunakan oleh masyarakat pemakai. Sumber daya manusia ini adalah para lulusan dari sekolah. C. Kendala yang dihadapi oleh Kepala Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Ishlah dalam meningkatkan pemasaran jasa pendidikan. Dari temuan penelitian dikemukakan bahwa secara umum kendala yang ditemui dalam kepemimpinan kepala Madarasah Ibtidaiyah (MI) Al Ishlah untuk meningkatkan pemasaran jasa pendidikan adalah: a. Kurangnya pengetahuan para guru dan bawahan tentang peningkatan

pemasaran jasa pendidikan di sana. b. c. d. Masih kurangnya keberadaan guru yang berkompeten. Dana tetap yang pasti juga kurang. Tenaga Tata Usaha juga masih sangat kurang. Dari temuan di atas dapat dikatakan bahwa upaya peningkatan pemasaran jasa pendidikan juga mengahadapi banyak kendala dan tantangan. Berbagai pembaharuan pendidikan di negara kita tidak terlepas dari pengaruh system pendidikan yang berlaku di negara-negara maju. Pembaharuan atau inovasi yang berlangsung di Indonesia, dalam sejarahnya telah dilakukan demi peningkatan sumber daya manusianya. Hasil pendidikan disebut berpemasaran jasa dari segi produk jika mempunyai salah satu dari segi produk di bawah ini: a) Peserta didik menunjukkan tingkat penguasaan yang tinggi terhadap tugas-tugas belajar sesuai dengan tujuan pendidikan, antara lain NUN (Nilai Ujian Nasional), b) Hasil pendidikan sesuai dengan kebutuhan peserta didik, tidak hanya mengetahui

128

tetapi dapat melakukan sesuatu yang fungsional dalam kehidupan. Prinsip ini banyak didengungkan sejak orang belajar tentang pendidikan, namun realisasi atas prinsip itu selalu tertinggal dengan trend pendidikan non formal yang berlangsung di luar persekolahan. Akhirnya masyarakat banyak membanjiri kursus-kursus pendidikan jangka pendek yang fungsional dalam kehidupan, c) Hasil pendidikan sesuai dan relevan dengan tuntutan lingkungan khususnya dunia kerja. D. Solusi yang dilakukan oleh Kepala Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Ishlah dalam Menghadapi Kendala Peningkatan Pemasaran jasa Pendidikan. Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan di atas, maka Kepala Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Ishlah Glanggang Beji melakukan kiat-kiat sebagai berikut: a. Untuk mengatasi permasalahan minimnya kesadaran guru dan bawahan akan peningkatan pemasaran jasa pendidikan, Kepala Madrasah secara terus menerus melakukan komunikasi dan kampanye budaya pemasaran jasa pendidikan di lembaga. b. Dalam mengatasi kurangnya tenaga pengajar mata pelajaran tetap, madrasah mengajukan permohonan tenaga guru dan pegawai tata usaha melalui instansi terkait, terutama lewat Depag Daerah atau Pusat. MI Al Ishlah juga mengangkat guru tidak tetap dan pegawai tidak tetap yang berkelayakan untuk mengatasi kebutuhan yang sangat mendesak. c. Untuk mengatasi kurangnya sarana prasarana maka MI ini berupaya mengajukan proposal ke pemerintah selain juga bantuan dari donatur. d. Mempromaosikan madrasah dengan berbagai media

129

Jika dibentuk sebuah bagan Peningkatan Pemasaran Jasa Pendidikan yang dilakukan oleh Kepala MI. Al Ishlah adalah sebagai berikut.

:Pendukung Kepala Madrasah telah berpengalaman. 1 Pemimpin yang demokrasi. 2 Guru sebagian sudah PNS dan Lulusan S-1. 3 Masyarakat sekitar yang agamis. 4 Gedung yang memadai. 5 Prestasi siswa. 6 Donatur. 7

Kepala Madrasah

:Strategi Pemasaran Visualisasi hasil jasa pendidikan Promosi Diferensiasi; penawaran yang berbeda dengan sekolah lain (Plus agama) Biaya yang murah Mempermudah akses dan keramahan n

SISWA

:Penghambat Belum meratanya teknik bagi semua. 1 guru dalam memasarkan madrasah Masih terimej madrasah kurang bermutu. 2 Sumbangan masih bersifat donatur. 3 Berkurangnya pengaruh ketokohan. 4

Nampak strategi yang dipakai dalam meningkatkan pemasaran jasa yang dilakukan oleh Kepala MI. Al Ishlah Glanggang Beji.

You might also like