You are on page 1of 8

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Keji beling (Strobilanthes cripus B1) merupakan tanaman yang berasal dari daerah Madagaskar. Tanaman ini termasuk dalam familia Acanthaceae. Penyebaran dan perkembangannya di Indonesia belum diketahui secara pasti. Tanaman ini dapat tumbuh di seluruh daerah di Indonesia. Oleh karena itu, ketika tanaman ini tumbuh subur di halaman, langsung dibersihkan halaman tersebut karena diangggap mengganggu tanaman lainnya. Tempat tumbuh keji beling di dataran rendah sampai ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut, di hutan-hutan atau banyak juga yang sengaja ditanam orang sebagai tanaman hias. Tumbuhan ini juga tumbuh liar di ladang-ladang, semak-semak atau di tempat terbuka lainnya. Untuk pengembangbiakannya, meskipun berbunga sepanjang tahun, tumbuhan keji beling ini jarang menghasilkan buah. Itulah sebabnya pada umumnya tumbuhan ini dikembangkan dengan cara setek batang (Dalimartha, 1999). Ciri-ciri dari tanaman ini adalah menyerupai rumput besar. Batang berbentuk bulat, beruas dan berdiameter 0,2 hingga 0, 7 cm. Berkulit batang ungu dengan memiliki bintik-bintik hijau pada saat masih muda, dan berubah menjadi coklat setelah tua. Daun berbentuk bulat telur, dan pada bagian tepinya bergerigi, dan berbulu halus. Panjang helaian daun adalah sekitar 2 hingga 5 cm. Berdaun hijau, dan berbunga setelah dewasa. Bunga akan keluar pada waktu-waktu tertentu (Simbar, 2008). Melonjaknya harga obat sintetis dan efek sampingnya bagi kesehatan meningkatkan kembali penggunaaan obat tradisional oleh masyarakat dengan memanfaatkan sumberdaya alam yang ada di sekitar. Sebagai langkah awal yang sangat membantu untuk mengetahui suatu tumbuhan berkhasiat obat adalah dari pengetahuan masyarakat tradisional secara turun temurun (Dalimartha, 1999). Menurut Rifai (1998), kelompok etnik tradisional di Indonesia mempunyai ciri-ciri dan jati diri budaya yang sudah jelas terdefinisi, sehingga diduga kemungkinan besar persepsi dan konsepsi masyarakat terhadap sumberdaya nabati di lingkungannya berbeda, termasuk dalam pemanfaatan tumbuhan sebagai obat tradisional. Keji beling merupakan salah satu tanaman yang secara tradisional digunakan sebagai obat tumor, diabetes mellitus, liver, wasir, menurunkan

kadar kolesterol, sakit maag, batu ginjal, batu empedu, sembelit, eksim, serta keracunan makanan (jamur dan udang). Daun keji beling mengandung unsur meneral seperti kalium, natrium, kalsium, dan asam silikat. Kalium yang pekat pada daun ini bisa untuk melancarkan air seni, menghancurkan batu empedu, batu ginjal, dan kandung kemih. Sementara kandungan senyawa organik antara lain karbohidrat, lender, steroid, triterpenoid, dan protein (Dudi, 2011).

BAB II ISI
Keji beling (Strobilanthes cripus B1) merupakan tanaman yang berasal dari daerah Madagaskar. Tanaman ini termasuk dalam familia Acanthaceae. Tanaman pagar seperti Keji Beling (Strobilanthes crispus), merupakan tanaman perdu dengan daun yang rimbun sehingga sesuai untuk direka bentuk menjadi hiasan pagar (Kintoko, 2006). Sinonim Strobilanthes crispus adalah Sericocalyx crispus L. Berikut ini adalah gambar keji beling (Strobilanthes crispus).

Gambar d.1. Keji Beling (Strobilanthes crispus) a. Klasifikasi Keji Beling (Strobilanthes crispus) Divisi Sub divisi Kelas Bangsa Suku Marga Jenis Nama umum/dagang Nama daerah Jawa : Spermatophyta : Angiospermae : Dicotyledonae : Solanales : Acanthaceae : Strobilanthes : Strobilanthes crispus Bl : Keji beling : Keji beling yang diperoleh dari tanaman pagar dan tumbuhan liar di Indonesia ditanam dalam waktu 6 bulan, tanaman ini telah cukup

untuk dipanen. Daun pecah beling (Jakarta) Daun keji beling (Jawa Tengah). b. Deskripsi Keji Beling (Strobilanthes crispus) Habitus Batang Daun : Semak, tinggi 1-2 m. : Beruas, bentuk bulat, berbulu Kasar, percabangan monopodial, hijau. : Tunggal, berhadapan, lanset atau lonjong, tepi beringgil, ujung meruncing, pangkal runcing, panjang 9-18 cm, lebar 3-8 cm, bertangkai pendek, pertulangan menyirip, hijau. Bunga Buah Biji Akar : Majemuk, bentuk bulir, mahkota bentuk corong, berambut, ungu, kelopak berambut pendek, ungu, benang sari empat, putih, kuning. : Bulat, coklat. : Bulat, kecil, pipih, coklat. : Tunggang, coklat muda.

c. Kandungan dalam Strobilanthes crispus Menurut Mertens (2000) sampai tahun 2010, diperkirakan tanaman obat yang berfungsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh, mengobati penyakit kanker, penyakit degeneratif, infeksi dan meningkatkan vitalitas tubuh sangat diminati oleh masyarakat. Sejalan dengan meningkatnya trend tersebut dan mencapai tujuan seperti yang diharapkan, maka fokus penggalian potensi keanekaragaman hayati akan diarahkan pada tanaman obat asli Indonesia, yang memiliki fungsi sebagai immunomodulator dan antiinfeksi seperti keji beling (Strobilanthes crispus). Isolasi dari bahan aktif tumbuhan keji beling (Strobilanthes crispus) memperoleh bahan berupa lawson, quersetin dan kaemferol. Daun Strobiianthes crispus mengandung senyawa aktif berupa alkaloid, saponin, flavonoid, polifenol, kalium, kalsium, magnesium, fosfor, karbohidrat, steroid, tripenoid, dan protein. Kandungan lain berupa asam kafeat, asam vanilat, asam gentinat, dan asam sirinat. (Endrini et al., 2002). d. Saponin Saponin adalah suatu glikosida yang mungkin ada pada banyak macam tanaman. Saponin ada pada seluruh tanaman dengan konsentrasi tinggi pada bagian-bagian tertentu, dan dipengaruhi oleh varietas tanaman dan tahap pertumbuhan. Fungsi dalam tumbuh-tumbuhan tidak diketahui, mungkin sebagai bentuk penyimpanan karbohidrat, atau merupakan waste product dari metabolisme tumbuh-tumbuhan. Kemungkinan lain adalah sebagai pelindung terhadap serangan serangga.

Sifat-sifat Saponin adalah: 1) Mempunyai rasa pahit 2) Dalam larutan air membentuk busa yang stabil 3) Menghemolisa eritrosit 4) Merupakan racun kuat untuk ikan dan amfibi 5) Membentuk persenyawaan dengan kolesterol dan hidroksisteroid lainnya 6) Sulit untuk dimurnikan dan diidentifikasi 7) Berat molekul relatif tinggi, dan analisis hanya menghasilkan formula empiris yang mendekati. Toksisitasnya mungkin karena dapat merendahkan tegangan permukaan (surface tension). Dengan hidrolisa lengkap akan dihasilkan sapogenin (aglikon) dan karbohidrat (hexose, pentose dan saccharic acid). Berdasarkan atas sifat kimiawinya, saponin dapat dibagi dalam dua kelompok: 1)Steroids dengan 27 C atom. 2)Triterpenoids, dengan 30 C atom. Macam-macam saponin berbeda sekali komposisi kimiawinya, yaitu berbeda pada aglikon (sapogenin) dan juga karbohidratnya, sehingga tumbuh-tumbuhan tertentu dapat mempunyai macam-macam saponin yang berlainan, seperti: Quillage saponin : campuran dari 3 atau 4 saponin Alfalfa saponin : campuran dari paling sedikit 5 saponin Soy bean saponin : terdiri dari 5 fraksi yang berbeda dalam sapogenin, atau karbohidratnya, atau dalam kedua-duanya. Kematian pada ikan, mungkin disebabkan oleh gangguan pernafasan. Ikan yang mati karena racun saponin, tidak toksik untuk manusia bila dimakan. Tidak toksiknya untuk manusia dapat diketahui dari minuman seperti bir yang busanya disebabkan oleh saponin. Contoh glikosida lain adalah tioglikosida dan bensi

d. Pemanfaatan Tanaman Keji Beling 1. Tumor Bahan: Daun Keji Beling mentah dan segar 3 lembar.

Cara pemakaian: dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan secara teratur. Pantangan: Ikan Asin, cabai, tauge, sawi putih, kangkung, nanas, durian, lengkong, nangka, es, alkohol dan tape, limun dan vitzin. 2. Diabetes Mellitus Bahan: Daun Keji Beling mentah dan segar 3 lembar. Cara Pemakaian: dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan secara teratur. Pantangan: makanan yang manis-manis. 3. Lever (sakit Kuning) Bahan: Daun Keeji Beling mentah dan segar 3 lembar. Cara Pemakaian: dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan secara teratur. Pantangan: makanan yang mengandung lemak. 4. Ambeien (wasir) Bahan: Daun Keji Beling mentah dan segar 3 lembar. Cara Pemakaian: dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan secara teratur. Pantangan: Daging kambing dan makanan/masakan yang pedas. 5. Kolesterol tinggi Bahan: Daun Keji Beling mentah dan segar 3 lembar. Cara Pemakaian: dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan secara teratur. Pantangan: makanan yang berlemak. 6. Maag Bahan: Daun Keji Beling mentah dan segar 3 lembar. Cara Pemakaian: dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan secara teratur. Pantangan: makanan pedas atau asam. 7. Kena Bisa Ulat dan Semut Hitam Bahan: Daun Keji Beling mentah dan segar 1 lembar. Cara Pemakaian: digosokkan pada bagian tubuh yang gatal hingga daun tersebut mengeluarkan air dan hancur. Dilakukan 2 kali setelah berselang 2 jam (Tampubolon, 1995)

KESIMPULAN

1. Keji beling (Strobilanthes cripus B1) merupakan tanaman yang berasal dari daerah Madagaskar. Tanaman ini termasuk dalam familia Acanthaceae. 2. Daun Strobiianthes crispus mengandung senyawa aktif berupa alkaloid, saponin, flavonoid, polifenol, kalium, kalsium, magnesium, fosfor, karbohidrat, steroid, tripenoid, dan protein. Kandungan lain berupa asam kafeat, asam vanilat, asam gentinat, dan asam sirinat.

DAFTAR PUSTAKA
Dalimartha, S, 1999, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Trubus Agriwidya, Ungaran. Dudi, 2011, Keji Beling, http://dudimyid.blogspot.com/2011/07/keji-beling-stachytarpehtamutabilis.html [diakses tanggal 4 Oktober 2011]. Fajaru, 2008, Susi Endrini, S.Si, M.Sc, Ph.D Ilmuwan Penemu Obat Antikanker. http://kinton.multiply.com/reviews/item/3 [diakses tanggal 28 September 2011]. Kintoko, 2006, Prospek Pengembangan Tanaman Obat, Fakultas Farmasi Universitras Ahmad Dahlan, Jakarta. Simbar, Victor, 2008, Keji Beling, http://victor-health.blogspot.com/2008/03/keji-beling.html [diakses tanggal 28 September 2011]. Tampubolon, O. T, 1995, Tumbuhan Obat, Penerbit Bhratara, Jakarta

You might also like