Professional Documents
Culture Documents
Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana - Universitas Indonesia 12 Mei 2009
4/21/2012
DEFINISI SML
Pendekatan pengorganisasian untuk pengelolaan lingkungan Target dan obyektif dari pengelolaan dilaksanakan sebagai bagian dari operasi/kegiatan sehari-hari SML dilaksanakan dalam struktur dan kebijakan yang dilembagakan dan merupakan bagian dalam sistim perbaikan lingkungan yang berlanjut
4/21/2012 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 3
KEBERHASILAN SML
Efektif dalam pembiayaan Ekonomis/murah Selaras dengan peraturan Berlandaskan sistim dan kinerja Dapat dilaksanakan, praktis dan terpakai Fokus pada perbaikan secara terusmenerus (continuous improvement)
4/21/2012 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 4
PRINSIP UMUM
SML membantu/mendukung lembaga/institusi dalam menjalankan misinya bukan sebaliknya SML adalah sebuah proses bukan hasil akhir SML adalah orang dengan kegiatannya bukan aspirasi/ gagasan atau kata-kata yang tidak terimplementasikan Perbaikan lingkungan tercermin pada perubahan sikap dan perilaku pada lingkungan Berawal dari komitmen atasan dan yang dilaksanakan pada seluruh jajaran institusi/lembaga
4/21/2012 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 5
4/21/2012
SIKLUS PDCA
4/21/2012
P: PLANNING (Perencanaan)
4/21/2012
P: PLANNING (Perencanaan)
Identifikasi sumber kegiatan penghasil Limbah B3 Identifikasikan peraturan dan perundangan terkait Identifikasi aspek lingkungan dan dampaknya Tetapkan dampak yang harus dikelola sebagai prioritas Susun obyektif dan target pengelolaannya Buat program pengelolaan lingkungannya !
4/21/2012 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 9
D: DO (Implementasi)
4/21/2012
10
D: DO (Implementasi)
Pengorganisasian dengan struktur yang dilembagakan Training tentang keperdulian dan kompetensi yang terkait Komunikasikan pada seluruh jajaran manajemen Kontrol:
4/21/2012
Dokumentasi SML Dokumen kontrol Dokumen pengoperasian Dokumen Sistim Tanggap Darurat (STD)
S. S. Moersidik: SML Limbah B3
11
4/21/2012
12
4/21/2012
13
4/21/2012
14
4/21/2012
16
4/21/2012
17
4/21/2012
18
Limbah harus dikelola dengan alasan lingkungan, bahwa limbah dapat (berpotensi) mencemari lingkungan kehidupan manusia. Limbah harus dikelola dengan proses dan pendekatan untuk memperkecil dampak melalui upaya memperpanjang nilai tambah sebagai produk/produk sampingan sebelum nantinya limbah diolah Upaya yang dilakukan adalah melalui pendekatan reduce dengan 3R (reuse, recycle dan recovery) Dengan bertambahnya nilai manfaat limbah maka pemakaian sumberdaya dapat diefesiensikan pemanfaatannya Pengolahan limbah sendiri harus menggunakan proses dan pendekatan teknologi yang akrab lingkungan
4/21/2012
19
Proses Produksi
Produk
4/21/2012
21
Manufacturing
Packaging
Consumers
Final Dispositions
Limbah
Jenis Limbah
Padat, cair,
Sifat
Non B3
Potensi Pencemar
Pencemaran ringan-sedang Pencemaran ringan-sedang Pencemaran sedang-berat Pencemaran sedang-berat
Media Tercemar
Air, tanah, pantai
23
Pasca Produksi
Recovery bahan dari produk pasca penggunaan (limbah) Pengolahan dan pemusnahan bahan off-spec dan kadaluawarsa Pengelolaan kemasan
4/21/2012
24
DEFINISI B3
bahan yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan hidup dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lain.
4/21/2012 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 25
B3 LIMBAH B3
Penggunaan/ Pemanfaatan
B3
Penanganan Bahan
Limbah B3
DEFINISI B3 (PP74/2001)
Sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan hidup dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lain.
4/21/2012
27
PENGELOLAAN B3
Penghasil Pengangkut Pengedar Penyimpan Pengguna Pembuangan
4/21/2012
28
KLASIFIKASI B3
Mudah meledak Pengoksidasi Sangat mudah menyala Mudah menyala Amat sangat beracun Beracun Berbahaya Korosif Bersifat iritasi Berbahaya bg lingkungan Karsinogenik Teratogenik Mutagenik
4/21/2012
29
TINGKATAN RACUN B3
Urutan Kelompok LD 50 (mg/kg)
5001 15000
> 15000
30
TATALAKSANA PENGELOLAAN B3
Registrasi oleh penghasil dan pengimpor Prosedur notifikasi bagi impor B3 yg terbatas dipergunakan dan atau pertama kali Produsen wajib membuat MSDS Pengangkutan menggunakan sarana yang memenuhi syarat dari instansi yang berwenang Penggunaan simbol dan label Tempat penyimpanan sesuai syarat teknis dan mempunyai STD
4/21/2012 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 32
NOTIFIKASI B3
Notifikasi ekspor: pemberitahuan terlebih dahulu dari otoritas negara penerima dan negara transit apabila akan dilaksanakan perpindahan lintas batas untuk B3 yg terbatas dipergunakan Notifikasi impor: pemberitahuan terlebih dahulu dari otoritas negara pengekspor dan negara transit apabila akan dilaksanakan perpindahan lintas batas untuk B3 yg terbatas dipergunakan dan atau yg pertama kali diimpor
4/21/2012
33
PENGGUNAAN/ PEMANFAATAN B3
Kaidah penggunaan bahan berdasarkan prinsip K3 Prosedur penggunaan peralatan kerja Kaidah penggunaan bahan berdasarkan MSDS (merek dagang, rumus kimia B3, jenis B3, klasifikasi b3, teknik penyimpanan, tata cara bila terjadi kecelakaan)
4/21/2012
34
PENANGANAN B3
Faktor-faktor dalam penyimpanan B3 (temperatur, kelembaban, interaksi dengan wadah, interaksi antar bahan) Persyaratan teknis penyimpanan Sarana dan prasarana penyimpanan (pencahayaan, sirkulasi udara exhaust fan, pendingin, termometer, higrometer..)
4/21/2012
35
4/21/2012
36
TEKNOLOGI PENGOLAHAN
1. 2. 3. 4. 5. Proses Kimia-Fisik Metoda Thermal Kombinasi kimia-fisik dan thermal Stabilisasi dan Solidifikasi Land disposal (setelah stabilisasi)
4/21/2012
37
PROSES KIMIA-FISIK
1. 2. 3. 4. 5. 6. Reaksi oksidasi-reduksi Netralisasi Stripping Presipitasi Evaporasi Destilasi
4/21/2012
38
4/21/2012
39
4/21/2012
40
4/21/2012
41
IDENTIFIKASI LIMBAH B3
Berdasarkan Sumber (PP 18/1999): Lampiran I, tabel 1: sumber tidak spesifik Lampiran I, tabel 2: sumber spesifik Lampiran I, tabel 3:
bahan kimia kadaluarsa tumpahan, bekas kemasan, buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi
4/21/2012
42
IDENTIFIKASI LIMBAH B3
Berdasarkan Sumber (PP 18/1999): Lampiran I, tabel 1: sumber tidak spesifik
Pelarut terhalogenasi (kode limbah D1xxxa) Pelarut yang tidak terhalogenasi (kode limbah D1xxxb) Asam/Basa (kode limbah D1xxxc) Yang tidak spesifik lainnya (D1xxxd)
Contoh PCB (poly chlorinated Biphenyls) di trafo lama PLN Lead scrap Limbah minyak diesel industri Pelumas bekas
4/21/2012
43
IDENTIFIKASI LIMBAH B3
Berdasarkan Sumber (PP 18/1999): Lampiran I, tabel 2: sumber spesifik
Jenis industri/kegiatan sumber pencemaran dan pencemar utama
Kode limbah D2xx Berasal dari mulai penyimpanan bahan, proses sampai dengan pemanfaatan bahan dan limbah
Di lingkungan PLN: Khas di pembangkit berbahan bakar batubara (D223) Semua jenis industri yang menghasilkan/menggunakan listrik (proses replacement, refilling, reconditioning, atau retrofitting dari transformer dan capasitor (D249)
4/21/2012
44
IDENTIFIKASI LIMBAH B3
Berdasarkan Sumber (PP 18/1999): Lampiran I, tabel 3:
bahan kimia kadaluarsa tumpahan, bekas kemasan, buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi
Kode (D3xxx) Terdapat 178 bahan pencemar dari asetaldehida s/d seng fosfit
4/21/2012
45
KARAKTERISASI LIMBAH B3
Berdasarkan Karakteristik (PP 85/1999): Mudah meledak Mudah terbakar Bersifat reaktif Bersifat racun Infeksius Korosif
Bersifat toksik/racun (BMTCLP-Lampiran II) Bersifat kronis (daftar zat pencemar-Lampiran III)
4/21/2012
46
KARAKTERISASI LIMBAH B3
Bersifat toksik/racun (BMTCLP-Lampiran II)
Kode limbah (D4xxx) Terdapat 53 jenis Dari Aldrin/dieldrin s/d Zinc Prosedur pengetesan TCLP, LD50 dan LC50 Diperuntukkan dari kerangka penggunaan bahan sampai dengan pemanfaatan limbah B3
4/21/2012
47
4/21/2012
49
4/21/2012
50
4/21/2012
51
4/21/2012
52
4/21/2012
53
4/21/2012
54
4/21/2012
55
4/21/2012
56
4/21/2012
57
4/21/2012
58
4/21/2012
60
Layout dari fasilitas Process flow diagram Deskripsi dari sumber limbah B3 yang diketahui Peraturan perundangan yang berlaku termasuk perijinannya Perintah-perintah yang bersifat khusus dari pengadilan dan/atau badan administrasi yang terkait Kebijakan perusahaan yang diterapkan Fasilitas yang digunakan dalam menunjang kebijakan dan prosedur yang digunakannya SOP dan instruksi yang menunjang prosedur dalam penanganan limbah B3 Cara pengelolaan limbah B3 (on site maupun off site), yang meliputi pengumpulan, transportasi, pengolahan, pembuangan akhir.
S. S. Moersidik: SML Limbah B3 62
4/21/2012
4/21/2012
63
4/21/2012
Menetapkan titik pengahasil limbah B3 dengan tidak melewati untuk memperhitungkannya Menginspeksi cara pengumpulan, penanganan dan penimbunannya Menginspeksi fasilitas penannganan Menginspeksi tempat yang berpengaruh pada luasan dari pengelolaan limbah b3 Menginspeksi tempat pembuangan yang tidak diketahui/disembunyikan Menginspeksi penggunaan bahan, alat dan sistim dsb.
S. S. Moersidik: SML Limbah B3 64
Catat pada titik teridentifikasi sebagai pengahasil dan titik yang tidak teridentifikasi sebelumnya Kaji bilamana limbah tersebut telah diujikan atau bahkan belum diujikan Tetapkan pada titik mana limbah tersebut telah diujikan dan diukur serta diberi tanda/label, runut siapa penanggung jawabnya Bilamana limbah diolah oleh fihal lain, runut siapa kapan dan dengan apa mereka mengambil/mengelolaanya Catat dan kaji laporan mengenai mutu limbah yang dilaporkan serta jenis dan frekuensi pelaporan yang dilakukan Catat bilamana ada laporan lain seperti laporan tahunan yang berkenaan dengan timbulan limbah ini.
4/21/2012
65
4/21/2012
67
4/21/2012
68
4/21/2012
69
Limbah Cair
Limbah Padat
Minyak pelumas ex penggantian Bahan bakar bekas pencucian Limabh reject purifier Ceceran limbah dari mesin Filter-filter/saringan bekas Battery ex pakai Isolasi asbes/keramik Meterial non metal ex pemeliharaan
Limbah PLTU
Limbah Cair
Limbah Padat
Minyak pelumas ex penggantian Bahan bakar bekas pencucian Limbah reject purifier/separator Ceceran limbah dari mesin Limbah water treatment plant dan limbah lab Blowdown dan drain steam water cycle
Filter-filter saringan bekas Battery ex pakai Isolasi asbes/keramik Material non metal ex pemeliharaan Unburn carbon, fly ash, bottom ash, reject mill
4/21/2012
70
Limbah PLTP
Limbah Cair Minyak pelumas ex penggantian Bahan bakar bekas pencucian Limbah reject purifier/separator Ceceran limbah dari mesin
S. S. Moersidik: SML Limbah B3 71
4/21/2012
Limbah PLTA
Limbah Cair Minyak pelumas ex penggantian Limbah reject purifier/separator Limbah Padat Filter-filter saringan bekas Battery ex pakai Material non metal ex pemeliharaan
4/21/2012
72
PERMASALAHAN DI PLN
Pengusaha pengumpul limbah padat B3 belum ada, sehingga sehingga limbah padat B3 bertumpuk di Pusat Pembangkit Tempat Penyimpanan Sementara limbah B3 semua Pusat Pembangkit memiliki tempat ijin Belum semua Pusat Pembangkit bersertifikat ISO 14001 & SMK3 Pembangkit yang berbahan bakar MFO lebih banyak menghasilkan limbah dan lebih sulit penanganannya Belum ada pos anggaran khusus untuk pengelolaan limbah Tidak semua Pusat Pembangkit memiliki organisasi yang menangani lingkungan dan keselamatan kerja (selama ini ditangani Sup Operasi) Bukti penerimaan limbah/manifes oleh Pengelola diterimakan kepada PLN cukup lama (+ 4 bulan) Belum ada legalisasi masalah kompensasi penggantian drum
4/21/2012
73
Terima kasih
4/21/2012
74