You are on page 1of 9

TUGAS ILMU SOSIAL DASAR BAB 2

UNIVERSITAS GUNADARMA

NAMA NPM KELAS

: ADE KOSWARA : 10111121 : 1 KA 40

2. PENDUDUK, MASYARAKAT, DAN KEBUDAYAAN

2.1 PENDAHULUAN

Pertumbuhan penduduk yang cepat mendorong pertumbuhan aspek kehidupan yang meliputi aspek-aspek sosial budaya, ekonomi, politik dan sebagainya. Karenanya bertambahlah sistem mata pencaharian hidup dari homogen menjadi kompleks.

Manusia mempunyai kelebihan dalam kehidupannya dengan memanfaatkan dan mengembangkan akal budinya pada perkembangan budaya, kebudayaan rohaniah maupun kebudayaan kebendaan.

Akibatnya dari perkembangan kebudayaannya ini, mengubah cara berpikir manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Dalam bahasan ini akan ditelaah mengenai pertumbuhan penduduk,

perkembangan kebudayaan dan timbulnya pranata sebagai akibat perkembangan budaya.

2.2 PERTUMBUHAN PENDUDUK


Pertumbuhan penduduk berpengaruh terhadap jumlah dan komposisi penduduk khususnya juga berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi suatu daerah atau negara bahkan dunia pada umumnya. Ada 3 (tiga) faktor demografi yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk disuatu daerah atau negara yaitu:

2.2.1. KEMATIAN (Mortalitas)

2.2.2. KELAHIRAN (Fertilitas)

2.2.3. MIGRASI

2.2.1. KEMATIAN (Mortalitas) Tingkat Kematian dibedakan menjadi 2 (dua) Yaitu :

2.2.1.a. Tingkat kematian kasar ( Crude Death Rate/ CDR) Adalah banyaknya orang yang meninggal pada suatu tahun, per jumlah penduduk pertengahan tahun tersebut, sehingga dapat dirumuskan:

D CDR K Pm

D = Jumlah kematian Pm = Jumlah Penduduk per Pertengahan Tahun K = Konstanta = 1000

Jadi jumlah penduduk yang mewakili suatu tahun tertentu ialah jumlah penduduk pada bulan Juni. Penduduk pertengahan tahun ini dapat dicari dengan rumus sebagai berikut : 1. 2. 3. Pm = (P1 + P2) Pm = P1 + (P2 P1) 2 Pm = P2 (P2 P1) 2

Pm = Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun P1 = Jumlah Penduduk Awal Tahun P2 = Jumlah Penduduk Akhir Tahun

2.2.1.b. Tingkat Kematian Khusus (Age Specific Death Rate/ ASDR) Tingkat kematian dipengaruhi beberapa faktor yaitu umur, jenis kelamin, pekerjaan. Sehingga dapat dirumuskan:

Di ASDR K Pm

Di = Kematian penduduk kelompok umur i Pm = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun kelompok umur i K = Konstanta = 1000

2.2.2. KELAHIRAN (Fertilitas) Dalam hal ini pengukuran fertilitas (Kelahiran) sangat berbeda dengan pengukuran mortalitas (Kematiian), hal ini disebabkan adanya beberapa alasan sbb: 1. Kesulitan memperoleh angka statistik lahir hidup, serta tidak dicatatkan kedalam peristiwa kelahiran/kematian dan sering dicatatkan sebagai lahirmati;

2. Wanita mempunyai kemungkinan melahirkan lebih dari seorang anak (tetapi meninggal hanya sekali);

3. Semakin tua umur wanita tidaklah berarti, karena kemungkinan mempunyai anak/keturunan semakin menurun;

4. Di dalam pengukuran fertilitas akan melibatkan satu orang saja. Tidak semua wanita mempunyai kemungkinan untuk melakukan.

Ada dua istilah asing yang kedua-duanya diterjemahkan sebagai kesuburan :

Facundity (Kesuburuan) Facundity adalah lebih diartikan sebagai kemampuan biologis wanita untuk mempunyai anak.

Fertility (Kelahiran) Adalah jumlah kelahiran hidup dari seorang wanita atau kelompok wanita. Kelahiran hidup adalah kelahiran dengan tanda-tanda kehidupan. Tinggi rendahnya kelahiran dalam suatu kelompok penduduk erat hubungannya pada struktur umur, penggunaan alat kontrasepsi, penganggugran, tingkat pendidikan, dan status pekerjaan wanita serta pembangunan ekonomi. Tingkat Kelahiran dibedakan menjadi 3 yaitu :

Tingkat Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate/CBR) adalah jumlah kelahiran hidup pada suatu daerah pada tahun tertentu tiap 1000 penduduk pada pertengahan tahun tersebut, dan dirumuskan sebagai berikut:

BCDR

B K Pm

B = Jumlah kelahiran hidup pada suatu tahun tertentu Pm = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun K = Konstanta = 1000

Angka Kelahiran Umum (General Fertility Rate/GFR) adalah jumlah kelahiran per 1000 wanita usia produktif. Wanita yang berumur produktif antara 15 44 tahun atau antara 15 49 tahun. Jadi untuk menghitung angka kelahirah ini diperlukan jumlah penduduk wanita usia produktif/subur. Rumus :

GFR

B K Fm

Fm = Jumlah penduduk wanita pada pertengahan tahun

Tingkat Kelahiran Khusus (Age Specific Fertility Rate/ASFR) adalah jumlah kelahiran menurut umur dari wanita yang berada dalam kelompok umur 15 49 tahun. Ukuran lebih baik daripada ukuran di atas, karena pengaruh daripada variasi kelompok umur dapat dihilangkan. Oleh karena itu ada perbedaan yang jelas mengenai fertilitas wanita dalam tiap kelompok interval 5 tahun. Rumus:

Bi ASFRi K Fmi

Bi = Jumlah kelahiran dari wanita kelompok umur i tahun Fmi = Jumlah penduduk wanita pada pertengahan tahun dalam kelompok umur i

2.2.3. MIGRASI

Dalam hal ini aspek dinamis kehidupan kelompok dalam ruang, ialah gerakan yang dinamai Migrasi, Selain migrasi ada istilah tentang dinamika penduduk, serta mencakup perpindahn penduduk secera permanen atau sementara yang disebut Mobilitas. Barikut ini adalah contoh skema mobilitas penduduk.
Harian (Commuting) Sirkuler (Non Permanen) Musiman

Periodik Mobilitas Penduduk

Permanen

Migrasi

2.2.3.a. Faktor-faktor yang harus diketahui seseorang migrasi dalam menentukan keputusannya untuk pindah ke daerah lain atau kawasan lain.yaitu sebagai berikut :

Persediaan sumber daya alam

Lingkungan sosial budaya

Potensi perekonomian

Alat masa depan

2.2.3.b. Ada 2 (dua) proses migrasi yang disebabkan oleh adanya intervening obtacles (rintangan antara), yakni :

a. Migrasi bertahap

b. Migrasi langsung

2.2.3.c. Bareikut ini adalah skema dari proses migrasi tersebut:


Keterangan:

TRANSIT

Migrasi langsung Migrasi bertahap

ORIGIN (ASAL)

DESTINATION (SASARAN)

2.2.3.d. Akibat dari Migrasi ada 3(tiga) yaitu:


1. UBANISASI

Adalah (migrasi dari desa ke kota) walaupun tergolong kecil, tetepi dapat mempengaruhi distribusi pertumbuhan penduduk. Para urbanit kebanyakan berusia muda yg sangat produktif. Sehingga dapat mempercepat pertumbuhan penduduk.

2. MIGRASI INTEREGIONAL

Migrasi ini kebanyakan dilaksanakan oleh mereka yang berusia muda dan berkreatifitas tinggi, hal tersebut merupakan akibat dari adanya migrasi interregional yang menjadikan pertumbhan penduduk semmakin cepat.

3. MIGRASI ANTAR NEGARA

Migrasi ini masih tergolong sangat kecil, sehingga akibat pertumbuhan penduduk yang ditimbulkan sangat kecil/kurang nyata.

2.2.3.e. Rasio Ketergantungan (Dependency Of Ratio)


Adalah angka yang menujukan jumlah perbandingan penduduk golongan umur yang belum produktif dan sudah tidak produktif kerja lagi dengan umur produktif kerja; biasanya dinyatakan dalam persen %

Sebagai ukuran rasio ketergantungan adalah sebagai berikut : DR kurang dari 62,33% adalah baik DR lebih dari 62,33 % adalah jelek

2.2.3.f. Penggolongan umur dalam kelompok produktif sangat berpengaruh dalam lapangan penghidupan produktivitas kerjanya dalam lapangan produksi. Berikut ini penggolongan umur menurut beberapa tokoh:

Penggolongan menurut DW Sleumer : 0 - 14 golongan belum produktif 15 - 19 golongan kurang produktif penuh 20 - 54 golongan produktif 55 - 64 golongan tidak produktif penuh 65 ke atas golongan inproduktif

Penggolongan menurut Sumbarg : 0 - 15 golongan belum produktif 15 - 65 golongan produktif penuh 65 ke atas golongan produktif berkurang

Penggolongan menurut Widjojo, Pullerd dan John Clark : 0 - 15 golongan belum produktif 15 - 64 golongan produktif 65 ke atas golongan tidak produktif

2.3 KEBUDAYAAN DAN KEPRIBADIAN


2.3.1. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN Zaman batu sampai zaman logam Zaman Batu Tua (Paleolithikum) Alat yang digunakan pada zamanbatutuayaitu bentuk ataupun permukaan peralatan masih kasar, misalnya kapak genggam; Zaman Batu Muda (Neolithikum) Pada zaman batu muda, manusia telah mengenal dan memiliki kepandaian mengecor/mencairkan logam dari besi; Pada permulaan zaman logam ini, bahwa Indonesia sebelum zaman Hindu telah mengenal kebudayaan yang tinggi derajatnya.

2.3.2. KEBUDAYAAN HINDU, BUDHA, DAN ISLAM Kebudayaan Hindu dan Budha Hindu berasal dari India berlangsung sekitar abad ke-3 dan ke-4 di pulau Jawa; Budha masuk sekitar abad ke-5; Ajaran Budha dapat dikatakan berpandangan lebih maju karena tidak menghendaki adanya kasta-kasta.

Kebudayaan Islam
Pada abad ke-15 dan ke-16 agama Islam dikembangkan di Indonesia oleh para pemuka Islam yang disebut Wali Songo; Dalam proses perkembangannya agama Islam juga dibawa oleh para pedagang Gujarat, Arab, dan Pakistan. 2.3.3. KEBUDAYAAN BARAT Unsur kebudayaan barat diawali dengan kedatangan kolonialisme Belanda (VOC) yang membagi dua lapisan sosial, yaitu: kaum buruh dan kaum pegawai; Dalam lapisan sosial kemampuan bahasa Belanda menjadi syarat utama untuk mencapai kenaikan kelas sosial.

You might also like