You are on page 1of 6

Pendahuluan

Segala puji bagi Allah yang telah menyempatkan saya membuat makalah ini. Dalam
pembahasan kali ini saya mengangkat tema Tauhid Uluhiyah yang cukup penting untuk
dipelajari karena di dalamnya terdapat ajaran-ajaran tauhid yang menjadi fondasi utama
agama ini dan menjadi misi utama para nabi dan rasul Allah .
Pembahasan
Pada awalnya tauhid dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :
Tauhid Al Marifat wal Itsbat, (Pengenalan dan Penetapan) yang mengandung 2 tauhid yaitu
Tauhid Rububiyah yaitu mengenal Allah melalui perbuatan-Nya.
Tauhid Asma wa Sifat yaitu mengenal Allah melalui nama dan sifat-Nya.
Tauhid Al Irodi Ath Tholabi, yaitu tauhid yang diinginkan dan dituntut, disebut juga tauhid
uluhiyah.
Akan tetapi seiring semakin jauhnya umat Islam dari ajaran agama, sehingga banyak terjadi
penyimpangan keyakinan di dalam nama dan sifat Allah, maka Tauhid Asma wa Sifat
disebutkan secara khusus. Sehingga Tauhid dibagi menjadi tiga dengan mengenyampingkan
dua pembagian tersebut:
Tauhid Rububiyah
Tauhid Asma wa Sifat, dan
Tauhid Uluhiyah
1

Kali ini saya tidak akan membahas satu persatu, melainkan hanya menulis tentang Tauhid
Uluhiyah saja .
Uluhiyah secara etimologi adalah mengesakan (dari kata ilah:Tuhan), sementara secara
terminologi menurut Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan bin Abdullah bin Fauzan
2
Tauhid uluhiyah
adalah mengesakan Allah dengan perbuatan para hamba berdasarkan niat taqarrub yang
disyari'atkan seperti do'a, nadzar, kurban, raja' (pengharapan), takut, tawakkal, raghbah
(senang), rahbah (takut) dan inabah (kembali/taubat). Dan jenis tauhid ini adalah inti
dakwah para rasul, mulai rasul yang pertama hingga yang terakhir.
Adapun dalil-dalil mengenai Tauhid Uluhiyah sedikitnya sebagai berikut .
EC+C) +lu4^ EC+C)4 --g4-Oe ^)
Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta
pertolongan (al-Fatihah: 5)

1
Al Ustadz Abu Karimah Askari, dalam http://www.ilmoe.com/585/pembagian-tauhid-rububiyah-uluhiyah-
asma-wa-sifat.html
2
Dalam artikelnya di situs www.almanhaj.or.id
W-+:;N-4 -.- 4 W-O7)O;
gO) 6*^OE- W
sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun (an-
Nisa: 36)
Og^4C +EE4- W-+:;N- N7+4O
Og~-.- 7U 4g~-.-4 }g` 7)U:~
7+UE 4pO+-> ^g
Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang
sebelummu, agar kamu bertakwa (al-Baqarah: 21)
~ EO)E+) Og`q up E+l;N
-.- +)U^C` +O- 4g].- ^
Katakanlah: "Sesungguhnya aku diperintahkan supaya menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama. (az-Zumar: 11)
Lalu beberapa hadist yang saya cantumkan di sini .
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: Allah berfirman kepada ahli neraka yang
paling ringan adzabnya. Kalau seandainya kamu memiliki dunia dan apa yang ada di
dalamnya dan sepertinya lagi, apakah kamu akan menebus dirimu? Dia menjawab ya. Allah
berfirman: Sungguh Aku telah menginginkan darimu lebih rendah dari ini dan ketika kamu
berada di tulang rusuknya Adam tetapi kamu enggan kecuali terus menyekutukan-Ku. ( HR.
Muslim dari Anas bin Malik Radhiallahu Anhu )
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: Allah berfirman dalam hadits qudsi:
Saya tidak butuh kepada sekutu-sekutu, maka barang siapa yang melakukan satu amalan
dan dia menyekutukan Aku dengan selain-Ku maka Aku akan membiarkannya dan
sekutunya. (HR. Muslim dari Abu Hurairah Radhiallahu Anhu)
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam telah membimbing Ibnu Abbas radhiallahu anhu
dengan sabda beliau: Dan apabila kamu minta maka mintalah kepada Allah dan apabila
kamu minta tolong maka minta tolonglah kepada Allah. (HR. Tirmidzi)
Jadi jelaslah bahwa tauhid uluhiyah adalah maksud dari dakwah para rasul. Disebut
demikian, karena uluhiyah adalah sifat Allah yang ditunjukkan oleh namaNya, "Allah", yang
artinya dzul uluhiyah (yang memiliki uluhiyah).
3

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan, "Ketahuilah, kebutuhan seorang hamba untuk
menyembah Allah tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun, tidak memiliki bandingan
yang dapat dikias-kan, tetapi dari sebagian segi mirip dengan kebutuhan jasad kepada

3
Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan bin Abdullah bin Fauzan dalam www.almanhaj.or.id
makanan dan minuman. Akan tetapi di antara keduanya ini terdapat perbedaan mendasar.
Karena hakikat seorang hamba adalah hati dan ruhnya, ia tidak bisa baik kecuali dengan
Allah yang tiada Tuhan selainNya. Ia tidak bisa tenang di dunia kecuali dengan mengingat-
Nya. Seandainya hamba memperoleh kenikmatan dan kesenangan tanpa Allah, maka hal itu
tidak akan berlangsung lama, tetapi akan berpindah-pindah dari satu macam ke macam
yang lain, dari satu orang kepada orang lain. Adapun Tuhannya maka Dia dibutuhkan setiap
saat dan setiap waktu, di mana pun ia berada maka Dia selalu bersamanya."
4

Tauhid ini adalah inti dari dakwah para rasul, karena ia adalah asas dan pondasi tempat
dibangunnya seluruh amal. Tanpa mereali-sasikannya, semua amal ibadah tidak akan
diterima. Karena kalau ia tidak terwujud, maka bercokollah lawannya, yaitu syirik.
Sedangkan Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
Ep) -.- NOg^4C p E4O;+C
gO) NOg^4C4 4` 4p1 ElgO
}Eg +7.4=EC _ }4`4 ')O;+C
*.) g -O4O4^- ^)
1g4N ^jg
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa
yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang
mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (an-Nisa: 48)
....... _ O4 W-O74O'= EO):E
_uL4N E` W-O+^~E 4pOUEu4C
^gg
seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang
telah mereka kerjakan (al-Anam: 88)
Dari dalil-dalil di atas, telah jelas tauhid jenis ini adalah kewajiban pertama segenap hamba.
Maka dari itu semua utusan Allah (rasul) berdakwah kepada tauhid uluhiyah dan
mengikhlashkan ibadah semata kepada Allah Subhanahu wa Taala.
;4 4Lu1E4 O) ] lOE`q
OcO ] W-+:;N- -.-
W-O+lg[4-;_-4 =O7-C- W
Dan sesungguhnya, Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan),
Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu. (an-Nahl: 36)

4
Ibid.
.4`4 4LUEcO }g` C)U:~ }g`
OcO ) /^O+^ gO^O) +O^^
4O) ) 4^ p+l;N ^g)
Dan Kami tidak mengutus seorang Rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan
kepadanya, Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah
olehmu sekalian akan Aku. (al-Anbiya: 25)

; 4LUEcO ~O+^ _O)
gOg`O~ 4 O4C
W-+l;N- -.- 4` 7 ;}g)`
O) ++OOEN EO)E+) ~
7^OU4 =-EO4N `O4C 1g4N ^)_
Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu ia berkata, Wahai kaumku
sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya (kalau kamu
tidak menyembah Allah), aku takut kamu akan ditimpa adzab hari yang besar (kiamat).
(al-Araf: 59)
_O)4 1~4 ;e-~ -41O-
4~ O4C W-+l;N- -.- 4`
7 ;}g)` O) ++OOEN _ E
4pO+-> ^g)
Dan (kami telah mengutus) kepada kaum Aad saudara mereka, Hud. Ia berkata, Hai
kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain dari-Nya. Maka,
mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya? (al-Araf: 65)
_O)4 E1O -~ w)U=
4~ O4C W-+l;N- -.- 4`
: ;}g)` O) ++OOEN
Dan (kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka shalih. Ia berkata, Hai
kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. (al-Araf: 73)
_O)4 -4;4` -~ 4l^1E7-
4~ O4C W-+l;N- -.- 4`
: ;}g)` O) ++OOEN W
Dan (kami telah mengutus) kepada penduduk Madyan saudara mereka, Syuaib. Ia berkata,
Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. (al-Araf:
85)
Kesimpulan
Pada asalnya bani Adam bertauhid dengan benar dan itu berlalu sampai sepuluh abad
antara Nabi Nuh dengan Nabi Adam.
Jelas kesyirikan yang terjadi pada manusia adalah kesyirikan dalam uluhiyah.
Setelah jelas dua hal ini, nampaklah para rasul diutus untuk mengajak manusia untuk
bertauhid uluhiyah dengan benar dengan cara beribadah hanya kepada Allah dan tidak
kepada selain-Nya. Dari sini, jelaslah kewajiban pertama seorang hamba adalah
menauhidkan Allah Subhanahu wa Taala dengan tauhid uluhiyah, ditambah lagi adanya
dalil-dalil yang menunjukkan manusia dilahirkan dalam keadaan fithrah.
Setiap orang yang belum mengakui keberadaan Allah Subhanahu wa Taala harus didakwahi
pertama kali untuk mengakui hal ini yang akan menjadi sarana untuk mengakui peribadatan
hanya milik Allah Subhanahu wa Taala dan tidak pantas diberikan kepada selain-Nya.
Dengan demikian, kewajiban mengakui adanya Allah Subhanahu wa Taala menjadi sarana
mengetahui kewajiban yang inti yaitu tauhid uluhiyah, sebab pengakuan Allah saja tidak
cukup.
5

Penyimpangan dalam tauhid jenis ini yaitu dengan memalingkan ibadah kepada selain Allah
Azza wa Jalla seperti berdoa kepada kuburan atau ahli kubur, meminta pertolongan kepada
jin, meminta barokah kepada orang tertentu, menyandarkan nasibnya (bertawakkal) kepada
benda tertentu, seperti batu, jimat, cincin, keris, dan semacamnya. Karena doa dan
tawakkal termasuk ibadah, maka harus ditujukan hanya kepada Allah Azza wa Jalla semata.
6

Contoh lain yaitu ketika seseorang mengalami musibah di mana ia berharap bisa terlepas
dari musibah tersebut. Lalu orang tersebut datang ke makam seorang wali, atau kepada
seorang dukun, atau ke tempat keramat atau ke tempat lainnya. Ia meminta di tempat itu
agar penghuni tempat tersebut atau sang dukun, bisa melepaskannya dari musibah yang
menimpanya. Ia begitu berharap dan takut jika tidak terpenuhi keinginannya. Ia pun
mempersembahkan sesembelihan bahkan bernadzar, berjanji akan beritikaf di tempat
tersebut jika terlepas dari musibah seperti keluar dari lilitan hutang.
Ibnul Qoyyim mengatakan: Kesyirikan adalah penghancur tauhid rububiyah dan pelecehan
terhadap tauhid uluhiyyah, dan berburuk sangka terhadap Allah.
Kepustakaan
1. Al Ustadz Abu Karimah Askari dalam http://www.ilmoe.com/
2. Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan bin Abdullah bin Fauzan dalam www.almanhaj.or.id
3. Tim Redaksi pengusahamuslim.com
4. Fadhl Ihsan dalam http://yaaukhti.wordpress.com/



5
Tim Redaksi pengusahamuslim.com
6
Fadhl Ihsan dalam http://yaaukhti.wordpress.com/

Ahmed Othman

You might also like