You are on page 1of 20

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran Kelas / Semester Pertemuan ke Durasi Waktu Kompetensi Dasar Indikator : Perbaikan

Sistem Kelistrikan Otomotif (PSKO) : XI (Sebelas) / Ganjil :5 : 3 x 40 Menit : Mengidentifikasi Sistem Pengapian dan Komponennya : Mengidentifikasi fungsi sistem pengapian pada kendaraan Mengidentifikasi komponen-komponen pada sistem

Standar Kompetensi : Memperbaiki Sistem Pengapian

pengapian Informasi yang benar diakses dari spesifikasi pabrik dan A. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari kompetensi dasar ini, siswa diharapkan mampu: 1. Mendefenisikan fungsi dan prinsip sistem pengapian pada kendaraan 2. Mengetahui jenis jenis sistem pengapian pada kendaraan 3. Mengetahui komponen komponen pada tiap tiap jenis sistem pengapian pada kendaraan B. Materi Pembelajaran 1. Fungsi dan prinsip sistem pengapian 2. Jenis jenis sistem pengapian 3. Konstruksi komponen sistem pengapian dipahami

C. Metode Pembelajaran 1. Tanya jawab 2. Ceramah

RPP-Kelistrikan Otomotif Hendri Kurniawan 2009/94174

3. Diskusi

D. Langkah Langkah Pembelajaran Tahap Pembelajaran Kegiatan Awal - Pendahuluan - Apersepsi - Motivasi Kegiatan Pembelajaran - Mengatur dan absensi siswa - Meninjau ulang materi sebelumnya - Memberi dorongan dan bayangan kepada siswa pentingnya materi yang Kegiatan Inti diajarkan Menjelaskan materi pembelajaran : - Fungsi sistem pengapian pada kendaraan - Prinsip sistem pengapian - Jenis jenis sistem pengapian Kegiatan Akhir - Komponen sistem pengapian - Menyimpulkan materi - Memberikan tugas rumah - Menyampaikan sinopsis materi selanjutnya E. Alat / Bahan sumber belajar 1. Toyota Electrical Group Step 2 2. Modul kelistrikan sistem pengapian 3. Gambar F. Penilaian 1. Lembar Pengamatan No. Kegiatan 1 Mengamati peserta didik dalam memahami prinsip kerja sistem Benar Salah 25 Menit 80 Menit Alokasi Waktu 15 Menit

RPP-Kelistrikan Otomotif Hendri Kurniawan 2009/94174

pengapian Mengamati peserta didik dalam Mengidentifikasi peralatan sistim pengapian 2. Soal soal a. b. c. Jelaskan fungsi dari sistem pengapian !

Sebutkan apa saja komponen dari sistem pengapian konvensional ! Jelaskan fungsi dari komponen sistem pengapian berikut : 1. 2. 3. 4. Baterai Coil Distributor Busi

3. Jawaban Terlampir

RPP-Kelistrikan Otomotif Hendri Kurniawan 2009/94174

BAHAN AJAR

Mata Pelajaran Kelas / Semester Pertemuan ke Durasi Waktu Kompetensi Dasar

: Perbaikan Sistem Kelistrikan Otomotif (PSKO) : XI (Sebelas) / Ganjil :5 : 3 x 40 Menit : Mengidentifikasi Sistem Pengapian dan Komponennya

Standar Kompetensi : Memperbaiki Sistem Pengapian

A. Fungsi Sistem Pengapian system pengapian pada kendaraan bertujuan untuk menyediakan percikan bunga api bertegangan tinggi pada busi untuk membakar campuran udara/bahan bakar di dalam ruang bakar engine.

Gambar 1. Sistem Pengapian Konvesional 1. a. Baterai Menyediakan arus listrik tegangan rendah untuk ignation coil. Fungsi bagian-bagian komponen Baterai

RPP-Kelistrikan Otomotif Hendri Kurniawan 2009/94174

b. Ignation Coil Menaikan tegangan yang di terima dari baterai menjadi tegangan tinggi yang diperlukan untuk pengapian. c. Distributor Berfungsi membagikan (mendistribusikan) arus tegangan tinggi yang dihasilkan (dibangkitkan) oleh kumparan skunder pada ignation coil ke busi pada tiaptiap selinder sesuai dengan urutan pengapian. Bagian-bagian ini terdiri dari: masing-masing selinder. Kontak point Memutuskan arus listrik yang mengalir melalui kumparan primer dari ignation coil untuk menghasilkan arus listrik tegangan tinggi. Capasitor (condensor) Menyerap lompatan bunga api yang terjadi antara breaker point pada Saat membuka dengan tujuan menaikan tegangan coil skunder. manifold) tiap-tiap busi. Rotor Membagikan arus listrik tegangan tinggi yang di hasilkan oleh ignation coil ke Centrifugal governor advancer Vacuum Advancer Memajukan saat pengapian sesuai dengan putaran mesin. Memajukan saat pengapian sesuai dengan beban mesin (vacuum Intake Cam (nok) Membuka Kontak point (platina) pada sudut cam shaftt yang tepat untuk

RPP-Kelistrikan Otomotif Hendri Kurniawan 2009/94174

Distributor Cap

Membagikan arus listrik tegangan tinggi dari rotor ke kabel tegangan tinggi untuk masing- masing selinder. d. Kabel tegangan tinggi Mengalirkan arus listrik tegangan tinggi dari ignation coil ke busi. e. Busi Mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menajdi loncatan bunga api melalui elektroda.

2. Pengapian

Prosedur Cara Kerja dan Karakteristik Komponen

a. Coil Pengapian Konstruksi

Gambar 2. Konstruksi Coil Pengapian yang umum Coil pengapian terdiri dari rumah logam yang meliputi lembar pelapis logam untuk mengurangi kebocoran medan magnet. Lilitan sekunder, yamg mempunyai lilitan

RPP-Kelistrikan Otomotif Hendri Kurniawan 2009/94174

lebih kurang 20.000 lilitan kawat tembaga halus dililitkan secara langsung ke inti besi yang dilaminasi dan disambungkan ke terminal tegangan tinggi yang terdapat pada bagian tutup coil. Karena tegangan tinggi diberikan pada inti besi, inti harus diisolasi oleh tutup dan insolator tambahan diberikan di bagian dasar. Lilitan primer, terdiri dari 200-500 lilitan kawat tembaga yang relatif tebal, di tempatkan dekat dengan bagian luar sekelililng lilitan sekunder. Panjang dan lebar kawat akan menyebabkan resistansi lilitan primer berubah tergantung pada penggunaannya. Coil pengapian adalah transformator peningkat tegangan. Coil menghasilkan pulsa-pulsa tegangan tinggi yang dikirimkan ke busi-busi untuk menyulut campuran bahan bakar/udara di tabung engine. Lilitan primer coil, menyimpan energi dalam bentuk medan magnet. Pada waktu yang ditentukan kontak poin terbuka, arus primer berhenti mengalir dan medan magnet kolap memotong coil sekunder menghasilkan tegangan tinggi ke dalamnya. Tegangan sekunder menyalakan busi.

Cara Kerja Sistem Pengapian

Rangkaian Primer

RPP-Kelistrikan Otomotif Hendri Kurniawan 2009/94174

Gambar 3. Rangkaian Primer Sistem Pengapian Rangkaian primer merupakan jalur untuk arus tegangan rendah dari baterai (lihat diagram) dan terdiri dari komponen-komponen berikut: Saklar Pengapian Lilitan Lilitan Primer Coil Kontak Poin Distributor Kondensor Rangkaian Sekunder

Gambar 4. Rangkaian Sekunder Sistem Pengapian

Rangkaian sekunder merupakan jalur untuk arus tegangan tinggi yang ditingkatkan oleh coil dan terdiri dari komponen-komponen berikut: Lilitan Sekunder Coil Lengan Rotor Distributor

RPP-Kelistrikan Otomotif Hendri Kurniawan 2009/94174

a.

Tutup Distributor Busi-Busi Cara Kerja Pengapian induktif Cara Kerja Kontak Poin tertutup

Arus dari baterai mengalir melalui lilitan-lilitan primer coil, membentuk medan magnit, metalui kontak poin ke massa.

Distributor Gambar 5. Cara Keya Pengapian Poin-Poin Tertutup b. Cara Kerja Pengapian Kontak Poin Terbuka

Pada saat poin-poin terbuka oleh bubungan pemutus yang berputar, aliran arus primer terputus. Medan magnit di sekitar lilitan primer coil kolap dan menyebabkan tegangan tinggi (4000-30.000 volt) pada lititan-lilitan sekunder. Sentakan tegangan tinggi ini 'mendorong' arus melalui kabel coil tegangan tinggi ke distributor dan kemudian ke busi-busi. Siklus keseluruhan ini terjadi 50 sampai 150 kali per detik tergantung pada kecepatan engine.

RPP-Kelistrikan Otomotif Hendri Kurniawan 2009/94174

Distributor Gambar 6. Cara Kerja Pengapian Kontak-Poin Terbuka b. Kondensor

Kondensor Gambar7. Kondensor Dipasang Pada Distributor

RPP-Kelistrikan Otomotif Hendri Kurniawan 2009/94174

10

Kondensor mencegah percikan bunga api pada poin-poin pada saat poin-poin tersebut mulai membuka. Arus yang berlebihan mengalir ke dalam kondensor pada saat poin-poin terpisah. Sebuah Kondensor terdiri dari beberapa lembar kertas timah masing-masing lapisan diberi isolasi kertas paraffin, lembar tersebut digulung dengan ketat sehingga berbentuk silinder, masing-masing kumpulan plat dihubungkan dengan satu kawat sebagai kutub positif dan negatif. Kondensor biasanya dipasang didalam distributor dan ada juga yang dipasang diluar distributor. Kondensor itu diperlukan karena: Poin-poin membuka dan menutup secara mekanis; gerakan Poin-poin tersebut hanya membuka sedikit Tegangan di dalam coil dapat menjadi sangat tinggi

tersebut sangat lambat dibandingkan dengan kecepatan aliran arus

Tanpa kondensor, yang terjadi adalah: Tegangan induksi di dalam lilitan primer menjadi sangat tinggi mendorong arus meloncati celah membakar permukaan kontak poin. Aliran arus tidak dapat cepat berhenti, dan medan magnit kolap sangat lambat. Karenanya tegangan sekunder terlalu rendah untuk menyalakan busi. Cara Kerja Kondensor Tahap 1. Poin Tertutup

Konden sor

RPP-Kelistrikan Otomotif Hendri Kurniawan 2009/94174

11

Gambrar 8. Cara Kerja Kondensor Kontak-Poin Tertutup. Dan Osiloskop MenunjukkanTegangan Kondensor

Arus mengalir melalui lilitan primer ke masa melalui poin yang tertutup. Medan magnit terbentuk di sekeliling coil pengapian. Pola osiloskop mengilustrasikan perubahan polaritas tegangan pada rangkaian kondensor coil. Tingkat tegangan adalah 12 V pada satu arah. Tahap 2. Poin Terbuka

Gambar 9. Cara Kerja Kondensor Poin Terbuka. Dan Ositoskop Tegangan Kondenwr Naik Medan magnit kolap, menginduksi tegangan ke dalam lilitan sekunder. Karena medan magnit juga kolap memotong lilitan primer maka tegangan tinggi (kira-kira 300 V) diinduksi kedalamnya juga. Tegangan ini akan menyebabkan arus mengalir ke dalam kondensor. Tegangan kondensor akan naik sampai tegangannya sama dengan tegangan coil.

RPP-Kelistrikan Otomotif Hendri Kurniawan 2009/94174

12

Tahap 3.

Gambar 10. Pengosongan Kondensor dan Osiloskop Tegangan Kondensor turun

Tegangan primer mulai menurun. Tegangan kondensor sekarang akan mendorong balik arus listrik kembali ke lilitan primer coil, hal ini memaksa medan magnet yang kolap mengalami kolap lebih cepat yang akan menghasilkan percikan bunga api sekunder yang lebih besar. Gaya medan magnet yang kolap menghasilkan tegangan induksi dengan arah yang berlawanan.

Tahap 4

Gambar 11. Langkah Pengisian/dan Osiloskop Pengosongan Kondensor

RPP-Kelistrikan Otomotif Hendri Kurniawan 2009/94174

13

Berkaitan dengan pengaruh medan magnet kondensor dan arus pada lilitan sekunder, gerak gaya listrik balik dihasilkan pada lilitan primer beberapa kali. Arus akan mengalir masuk dan keluar pada kondensor melalui lilitan sampai energi listriknya hilang. Hal ini menimbulkan efek osilasi. c. Pengendali Pengapian Sentrifugal Untuk mendapatkan saat pemajuan yang diperlukan saat putaran engine naik, distributor mempunyai mekanisme sentrifugal yang terdiri dari dua buah pemberat yang mempunyai titik tumpu di bagian bawah distributor. Kedua pemberat ini ditahan pada dudukannya oleh pegas dan berputar dengan sumbu distributor. Jika kecepatan putar naik, pemberat terlempar ke arah luar (karena pengaruh gaya sentrifugal) melawan tarikan pegas dan akhirnya memajukan bubungan kontak point. Titik Putar

Gambar 12. Salah satu contoh Mekanisme Pemaju Pengapian Jenis Sentrifugal

Bubungan dapat bergerak bebas pada poros distributor dan saat pemberat bergerak ke arah luar akibat gaya sentrifugal, bubungan bergeser, atau berputar, searah

RPP-Kelistrikan Otomotif Hendri Kurniawan 2009/94174

14

dengan perputaran poros. Hal ini membuat bubungan kontak poin bersinggungan lebih cepat dengan kontak poin, dengan demikian terjadilah pemajuan pengapian. d. Pengendali Pengapian Vacuum Interval waktu antara saat terjadinya penyalaan dan saat diperoleh tekanan kompresi maksimum adalah tidak tetap, tetapi berubah-ubah sesuai kecepatan pembakaran. Jika campuran kaya dan tekanan kompresi tinggi, dia akan terbakar dengan sangat cepat sewaktu di sulut - Jika campuran miskin dan tekanan kompresi rendah, campuran akan terbakar dengan lambat Walaupun perbandingan kompresi tidak berubah-ubah pada suatu engine, jumlah campuran udara/bahan bakar di dalam silinder (pada awal langkah kompresi) berubah-ubah sesuai posisi pembukaan katup throttle, dengan demikian terjadi perubahan pada tekanan kompresi pada rentang kerja engine. Mekanisme pengendali pemajuan pengapian vacuum terdiri dari unit diafragma vacuum, dihubungkan dengan pelat dudukan distributor dan sisi lain diafragma dihubungkan dengan saluran vacuum karburator melalui selang vacuum. Diafragma ditahan pada posisinya oleh pegas. Pelat dudukan dan kontak poin akan berputar saat diafragma berhubungan dengan kevacuuman saluran masuk engine. Cara Kerja katup throttle yang kecil akan memberikan tingkat

Pembukaan

kevacuuman yang tinggi pada diafragma yang mengakibatkan pelat dudukan berputar mempercepat saat pengapian. Saat pembukaan katup throttle membuka semakin lebar, pengaruh kevacuuman akan menurun mengurangi pemajuan saat pengapian. Pembukaan penuh katup throttle akan memberikan tekanan udara luar (tidak ada

RPP-Kelistrikan Otomotif Hendri Kurniawan 2009/94174

15

kevacuuman) terhadap diafragma mengakibatkan tidak terjadi pemajuan saat pengapian. Catatan: Kerjasama antara pemaju pengapian sentrifugal dan kevacuuman secara otomatis memberikan perubahan yang pasti terhadap saat pengapian pada setiap rentang kerja engine. Sudut Dwell Sudut Dwell adalah besarnya sudut putaran bubungan distributor saat kontak poin menutup. Sudut Dwell yang tepat sangat penting pada coil pengapian. Coil pengapian, agar dapat bekerja dengan baik memerlukan waktu aliran arus yang mengalir pada lilitan primer cukup lama agar mampu membangkitkan medan magnet yang kuat di sekitarnya. Kekuatan medan magnet digunakan untuk memotong liiitan sekunder agar menghasilkan tegangan yang diperlukan untuk menyalakan busi. a.

b.

c.

Gambar 13. Sudut Dwell

RPP-Kelistrikan Otomotif Hendri Kurniawan 2009/94174

16

Keterangan: a) b) c) Kontak Poin Tertutup Celah Kontak Poin Besar, sudut Dwell kecil Celah kontak Poin kecil, sudut Dwell besar

Celah kontak poin dapat merubah sudut dwell. Celah kontak poin yang sempit akan menaikkan sudut dwell. Ini berarti kontak poin tertutup lebih cepat dan menutupnya terlambat dan ini meningkatkan sudut dwell. Besarnya sudut dwell dapat di tentukan dengan rumus: 60% x 360/n. n = jumlah selinder. Sudut dwell yang terlalu besar dapat menimbulkan kerugian. Kontak poin menutup lebih cepat dapat mempengaruhi kerja coil pengapian dan kondensor menyebabkan pembakaran yang jelek dan kontak poin terbakar karena percikan yang berlebihan. Celah yang besar atau sudut dwell yang kecil, menyebabkan kontak poin menutup lambat dan membuka lebih cepat, coil tidak punya waktu untuk memperoleh kejenuhan medan magnet dengan demikian menimbulkan pembakaran yang jelek. e. Busi Busi berguna untuk menghasilkan bunga api dengan menggunakan tegangan tinggi yang dihasilkan oleh koil. Bunga api yang dihasilkan oleh busi kemudian di pergunakan untuk memulai pembakaran campuran bahan bakar dengan udara yang telah di kompresikan di dalam selinder.

RPP-Kelistrikan Otomotif Hendri Kurniawan 2009/94174

17

Konstruksi busi

Ceramic Insulator Center Electrode

Glass Seal Resistor Gaske t Nose Insulator

Coppe r Core

Ground Electrode Gambar 14. Konstruksi Busi Pada busi terdapat dua buah elektroda yaitu elektroda tengah dan samping elektroda tengah mengalirkan arus listrik dari distributor yang kemudian akan melompat menuju elektroda samping. Isolator yang ada pada busi untuk mencegah bocornya arus listrik tegangan tinggi, sehingga tetap mengalir melalui elektroda tengah dan elektroda samping terus ke masa sambil menghasilkan bunga api dari elektroda tengah ke elektroda samping. Rangkuman Distributor berfungsi membagikan (mendistribusikan) arus tegangan tinggi yang dihasilkan (dibangkitkan) oleh kumparan sekunder pada ignation coil ke busi pada tiap-tiap selinder sesuai dengan urutan pengapian. Coil pengapian terdiri dari rumah

RPP-Kelistrikan Otomotif Hendri Kurniawan 2009/94174

18

logam yang meliputi lembar pelapis logam untuk mengurangi kebocoran medan magnet. Lilitan sekunder, yang mempunyai lilitan lebih kurang 20.000 lilitan kawat tembaga halus dililitkan secara langsung ke inti besi yang dilaminasi dan disambungkan ke terminal tegangan tinggi yang terdapat pada bagian tutup coil. Lilitan primer, terdiri dari 200-500 lilitan kawat tembaga yang relatif tebal, ditempatkan dekat dengan bagian luar sekeliling lilitan sekunder. Panjang dan lebar kawat akan menyebabkan resistansi lilitan primer berubah tergantung pada penggunaannya. Rangkaian primer merupakan jalur untuk arus tegangan rendah dari baterai (lihat diagram) dan terdiri dari komponen-komponen berikut: - Saklar Pengapian - Lilitan Primer Coil - Kontak Point Distributor - Kondensor Rangkaian sekunder merupakan jalur untuk arus tegangan tinggi yang ditingkatkan oleh coil dan terdiri dari komponen-komponen berikut: - Lilitan Sekunder Coil - Lengan Rotor Distributor - Tutup Distributor - Busi-busi Kondensor mencegah percikan bunga api pada kontak poin pada saat kontak poin tersebut mulai membuka. Arus yang berlebihan mengalir ke dalam kondensor pada saat kontak point terpisah. Sudut Dwell adalah besarnya sudut putaran bubungan distributor saat kontak poin menutup. Besarnya sudut dwell dapat ditentukan dengan rumus: Sudut Dwell = 60 % x 360 n n = jumlah selinder

RPP-Kelistrikan Otomotif Hendri Kurniawan 2009/94174

19

Sudut dwell yang terlalu besar, Kontak poin menutup lebih cepat dan dapat mempengaruhi kerja coil pengapian. Yang menyebabkan pembakaran yang jelek dan kontak poin terbakar karena percikan yang berlebihan. Celah kontak point yang besar atau sudut dwell yang kecil, menyebabkan kontak poin menutup lambat dan membuka lebih cepat, coil tidak punya waktu untuk memperoleh kejenuhan medan magnet dengan demikian menimbulkan pembakaran yang jelek. Mekanisme sentrifugal advancer berfungsi untuk memajukan saat pengapian sesuai dengan pertambahan putaran mesin. Mekanisme Vacuum advancer berfungsi memajukan saat pengapian pada saat beban mesin bertambah atau berkurang. Busi mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menjadi loncatan bunga api melalui elektroda. Nilai panas busi adalah kemampuan meradiasikan sejumlah panas oleh busi. Nilai panas busi dapat ditentukan dengan nomor yang ada pada busi, semakin tinggi angka atau nomor suatu busi maka semakin tinggi nilai panas busi.

RPP-Kelistrikan Otomotif Hendri Kurniawan 2009/94174

20

You might also like