Professional Documents
Culture Documents
Created by
CSM TEAM
i
[ Halaman ini kosong ]
ii
REVISION HISTORY
iii
[ Halaman ini kosong ]
iv
DAFTAR ISI
v
8.2 Intermittent (Interference Frequency) .................................................................. 45
8.3 Ping/Telnet to BSU Nok....................................................................................... 47
8.4 BSU State Operasional tetapi Seluruh SU tidak UP ............................................ 48
8.5 BSU State Operasional tetapi tidak Seluruh SU UP ............................................ 48
8.6 BSU State Operasional, Beberapa SU UP lalu Down lagi dan Berulang............. 49
SYSTEM UPGRADE MANAGER ..................................................................................... 51
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
[ Halaman ini kosong ]
viii
DAFTAR TABEL
ix
BAB I
PERANGKAT PACKETWAVE SYSTEM
1
[ Halaman ini kosong ]
2
BAB II
INDOOR UNIT (IDU)
3
Tabel 2.1 Perbandingan PW 1000 dan PW 760
Perbandingan PW 1000 PW 760
Hardware • Support 6 wireless sector • 1 wireless sector
• External clock option • N/A
• Redundant power supply • Single power supply
• Dry relay contacts • N/A
• Fans • N/A
• 4 synch ports • 1 synch port
• Tinggi 3 unit rak • Tinggi 1 unit rak
• Disipasi 360 watt • Disipasi 30 watt
Software • Support 16 service flow per SU • Support 4 service flow per SU
Synchrinozation • Hanya bisa synch dengan PW 1000 • Bisa synch dengan PW 760, PW 600
sendiri dan PW 130R
• Untuk Co-located BSU minimal butuh • Untuk Co-located BSU minimal butuh
selisih frekuensi 18 MHz selisih frekuensi 18 MHz
4
Gambar 2.4 Interface Box Connections (IDU PW 200)
5
[ Halaman ini kosong ]
6
BAB III
OUTDOOR UNIT (ODU)
Tabel 3.1 Perbandingan PacketWave BSU Radio dan Antenna Berdasarkan Frekuensi
Frekuensi 2.5 GHz 3.5 GHz 5.8 GHz
Frequency Options
Range Frekuensi 2.500 – 2.686 GHz 3.400 – 3.700 GHz 5.725 – 5.925 GHz
Channel Width 2-6 MHz in 1 MHz steps (ETSI) 1.75, 3.5 dan 7 2-6 MHz in 1 MHz steps
MHz
(Non-ETSI) 2-6 MHz in
1 MHz steps
7
Distance Covered (Link
availability = 99.99 dan
Integral 18 dBi Antenna)
QPSK Modulation 11.6 mil / 18.6 km 10.5 mil / 16.8 km 8.2 mil / 13.2 km
16 QAM 8.6 mil / 13.8 km 7.8 mil / 12.5 km 6.1 mil / 9.8 km
Transmitter
Maximum Power 17 dBm FCC, 23 dBm max 20 dBm 20 dBm
Transmitter Accuracy ± 1 dB ± 1 dB ± 1 dB
Max. Switching Time 2 µs 2 µs 2 µs
Receiver
Maximum Receiver Noise 2.5 dB 3.0 dB 3.5 dB
Figure
Receiver Gain 36 ± 3 dB 36 ± 3 dB 36 ± 3 dB
Antenna Options
Minimum Gain 17.5 dBi / 16.5 dBi 17.5 dBi / 16 dBi 17.5 dBi / 16 dBi
Maximum VSWR 2.0:1 2.0:1 2.0:1
Azimuth / Elevation 600 or 900 / 90 600 or 900 / 80 600 or 900 / 90
Polarization V V/H V/H
Minimum front to back 30 db 30 db 30 db
Isolation
Minimum Cross - 20 db 20 db 20 db
Polarization Isolation
IF Control Port
• Connector : RJ-45
• Max Cat-5 E / : 825 feet /
Cable length 250 m
RF Port
• Connector : 2 N-type Female
¾ Horisontal
¾ Vertikal
8
3.2 PacketWave Subscriber Integrated Radio/Antenna Unit
PacketWave Subcriber Integrated Radio/Antenna Unit merupakan perangkat
Outdoor yang digunakan untuk Subscriber Unit. Perangkat Outdoor ini merupakan
perangkat radio yang di dalamnya sudah terintegrasi dengan antena. Untuk selanjutnya
perangkat ini disebut ODU CPE (Customer Premises Edge).
Sama halnya dengan ODU BSR, perangkat ODU CPE berbentuk persegi dengan
ukuran 9 sampai 13 inchi dan ukurannya tergantung pada frekuensi; makin besar frekuensi,
makin kecil ukurannya. Tabel-tabel dibawah menjelaskan beberapa perbandingan
PacketWave Subscriber Integrated Radio/Antenna berdasarkan frekuensi serta interface
port yang tersedia.
PW 200 series
• Ethernet : RJ-45
• Voltage : 35 Vdc
• Vdc pin : 4/5, 7/8
• Power : 30 Watt
• Max coax / : 328 feet /
Cable length 100 m
9
[ Halaman ini kosong ]
10
BAB IV
TRANSMISSION LINE
Tabel 4.1 Recommended Cables for PacketWave Subscriber and Base Station Radios
Tipe Kabel Panjang Maks Konektor
Radio Signal
Commscope 5741 RG-6 50 m (165 ft) Thomas & Betts SNS6QS F connector
Quad shielded, Copper covered steel center Snap and Seal (Environmental)
conductor Anixter #182461
Anixter #CS 5741
Commscope 5781 RG-6 100 m (330 ft) Thomas & Betts SNS6QS F connector
Quad shielded, Copper center conductor Snap and Seal (Environmental)
Anixter #CS5781 Anixter #182461
Belden 9290 RG-6 100 m (330 ft) Thomas & Betts SNS6QS F connector
Quad Bare Copper shield, Copper center Snap and Seal (Environmental)
conductor Anixter #182461
Anixter #B9290
Times Fiber Communications 100 m (330 ft) Thomas & Betts SNS6QS F connector
T6CQ-VBL/DBS RG-6 Snap and Seal (Environmental)
Anixter #182461
Radio Kontrol
Commscope 2003 100 m (330 ft) Tyco/AMP 5-569530-2 (500 pieces)
Shielded Cat5e cable 5-569530-3 (100 pieces)
Outdoor rated, UV protection 5-569530-4 (25 pieces)
Anixter #CM-00424ICAT5E-2003 Mod Plug 8POS 8 CON Shielded
Anixter #176876
Untuk BSU, panjang kabel bisa sampai 200-250 m dengan menggunakan kabel dibawah.
11
4.2 Installation Kit
Untuk memudahkan instalasi, Aperto menyediakan 2 macam peralatan instalasi
yang berisi tool-tool standar yang dibutuhkan untuk menginstal PacketWave Base Station
dan Subscriber Unit.
4.2.1 PA-Install-Tools-LMR400
Peralatan ini berisi 3 macam tool untuk keperluan pemasangan konektor pada
kabel LMR400-75. Tabel dibawah menjelaskan content dari installation kit ini.
1. Pastikan semua kabel sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan (lihat Tabel 4.1
dan 4.2).
2. Pasang konektor yang sesuai untuk ujung kabel yang ada di outdoor (lihat Tabel
4.6, Tabel 4.7 dan Tabel 4.8).
3. Tarik kabel dari outdoor sampai ke ruangan shelter (indoor).
4. Rapihkan kabel dengan tiewrap dan pastikan jalur kabel melewati kabel tray.
12
5. Pasang konektor yang sesuai untuk ujung kabel yang ada diindoor (lihat Tabel 4.6,
Tabel 4.7 dan Tabel 4.8).
Note : Perhatikan urutan warna kabel UTP dan STP (konektor RJ- 45) sesuai dengan
standar yaitu :
13
4.3.1 Tahapan Pemasangan Kabel UTP Cat 5 dengan Konektor RJ-45
14
4.3.2 Tahapan Pemasangan Kabel STP Cat 5e dengan Konektor RJ 45
15
4.3.3 Tahapan Pemasangan Kabel Coaxial dan Konektor RG-6
16
BAB V
PROTEKSI PERANGKAT PACKETWAVE SYSTEM
(a) (b)
Gambar 5.1 Tipe Arrester
17
3. Tambahkan stainless steel pole connector Ring
dengan mur dan sekrup melalui recessed access
holes.
18
5.2 ITW-Linx Surge Protection
Tabel dibawah merupakan langkah-langkah instalasi untuk ITW-Linx surge
protection.
19
[ Halaman ini kosong ]
20
BAB VI
INSTALASI PERANGKAT APERTO PACKETWAVE SYSTEM
Instalasi Perangkat PacketWave System Base Station Unit (BSU) terdiri dari dua
tahap, meliputi instalasi fisik serta setting logic perangkat (setting up interkoneksi dan file
konfigurasi).
6.1.1 Preparation
Sebelum memulai proses instalasi, sebaiknya periksa dahulu keseluruhan
perangkat PacketWave BSU seperti IDU, ODU BSR (radio), Antena, Arrester untuk
proteksi perangkat, kabel dan konektor serta mounting untuk dudukan antena dan radio.
Pastikan perangkat yang tersedia bekerja pada frekuensi yang sama. Selain itu juga
persiapkan installation kit seperti rubber tape, aspal, heatshrink, silicon gel, tie wrap,
sekun, cagenut dan baut.
Untuk membantu pekerjaan instalasi juga dibutuhkan perkakas/tool yang meliputi
standar tool kit Aperto, kunci Inggris, obeng, kunci sock, tang potong, cutter, teropong,
tang sekun, multitester, heatgun, safety belt, katrol dan tambang. Selain itu kita juga
membutuhkan GPS (garmin atau magellan), altimeter dan kompas (sunto) untuk membantu
memudahkan kita mengenal koordinat, mengetahui besarnya kecepatan angin dan arah
mata angin. Kompas Sunto juga berguna untuk tilting antena (mengatur sudut tunduknya
antena). Kemudian untuk melakukan setting konfigurasi perangkat dibutuhkan cabling
yaitu cross-over cable, straight-through cable dan console cable.
21
Gambar 6.1 PacketWave 1000 (PW 1000) Front Panel
Sedangkan untuk PacketWave 760, interface yang dimiliki identik dengan PW1000
hanya saja wireless interfacenya hanya satu buah serta tidak dilengkapi dengan slot
tambahan
22
Untuk mengkoneksikan Radio dan Antena digunakan kabel jumper tipe LMR 600
N-type Male Connector. Kita bisa memilih polarisasi yang kita inginkan (V/H). Kemudian
pasang kedua device tersebut di dudukan mounting atau pole, dan eratkan pegangannya
dengan menggunakan bracket atau clamhouse seperti gambar dibawah.
23
Gambar 6.5 Koneksi BSU-Radio-ITW Link Surge Protection
24
Gambar-gambar berikut merupakan contoh hasil instalasi PacketWave system di
Node CSM yang sesuai standar.
25
6.2 Setting Up Logical
Management Tools and Utilities, berisi program-program yang dipergunakan
untuk mengkonfigurasi BSU/Indoor Unit (IDU). Paket program ini terdapat dalam CD
instalasi yang disertakan dalam produk Aperto.
Untuk setting up logical perangkat PacketWave BSU Aperto, menggunakan
management tools dan utiliti yang merupakan perangkat lunak berbasis Java. Seluruh
program ini terdapat dalam CD instalasi yang terdapat pada paket instalasi Aperto. Tahapan
untuk setting up logical perangkat PacketWave BSU adalah sebagai berikut :
26
6.2.1.1 Main Menu
a) General
27
Saat ini semua Node BSU CSM menggunakan mode operasi Bridge. Contoh
konfigurasi Bridge diperlihatkan pada gambar dibawah.
b) Server IP
28
6.2.1.2 WSS Menu
a) Frame
29
b) WSSx
30
Tabel 6.4 WSS – QoS dan IP Configuration
MAX. SU/Service Flows Menyatakan jumlah maksimum subscriber unit per WSS dan jumlah
maksimum service flow per Subscriber Unit.
Standar = 254/4
CIR/CBR/BE BW (%) Menyatakan prosentase dari bandwidth yang akan dipergunakan untuk kelas
service, misalnya 40 % untuk CIR, 10 % untuk CBR dan 50 % untuk BE.
Total prosentasi harus = 100 %.
Standar = CIR : 100 %; CBR : 0 %; BE : 0 %
WSS IP Address Memberikan IP address untuk WSS subnet.
Tidak diperlukan pada BSU mode operasi Bridge
WSS Subnet Mask Memberikan subnet mask untuk mendefinisikan range subnet address.
Tidak diperlukan pada BSU mode operasi Bridge
c) Bandwidth Available
31
Tabel 6.5 Parameter Kesalahan Input
System Name BSU harus diisi dengan karakter
(maks 32 karakter)
32
6.2.1.3 Generate BSU Configuration
Save File Konfigurasi di Local System dengan nama file (Nama BSU.cfg),
kemudian Select Destination Directory untuk meletakkan File Konfigurasi ini.
33
6.2.2.1 Memberi alamat IP ke Aperto device
Untuk memberikan IP ke aperto device, PC dihubungkan dengan aperto device
melalui Command Line Interface (CLI) / interface RS 232 (craft port) seperti gambar
dibawah.
34
Setelah itu mulai mengakses ke aperto device dan masukkan beberapa parameter seperti
dibawah ini.
35
Gambar 6.20 Parameter Vlan Management
36
BAB VII
INSTALASI PERANGKAT APERTO PACKETWAVE SYSTEM
Instalasi Perangkat PacketWave System Subscriber Unit (SU) terdiri dari dua
tahap, meliputi instalasi fisik serta setting konfigurasi perangkat. Pada bab ini hanya akan
dibahas mengenai instalasi fisik.
7.1.1 Preparation
Persiapan yang dibutuhkan mengenai installation kit dan perkakas sama halnya
dengan BSU meski tidak perlu selengkap itu disesuaikan dengan keadaan yang diperoleh
setelah survey site. Periksa juga keseluruhan perangkat seperti IDU, ODU CPE, kabel dan
konektor serta mounting pole jika diperlukan. Pastikan juga frekuensi dari perangkat SU
sama dengan frekuensi dari sektor BSU yang akan dituju.
Untuk mengetahui BSU mana yang akan dituju serta mengetahui keadaan di
lokasi SU, perlu dilakukan survey site terlebih dahulu. Hal-hal yang harus diperhatikan
dalam survey adalah :
• Tentukan koordinat letak kedudukan SU dan koordinat BSU yang paling dekat
atau paling memenuhi syarat Line of Sight (LOS).
• Tentukan bearing (sudut arah) dan jarak SU terhadap BSU.
• Apabila lokasi SU/ODU CPE kurang LOS terhadap BSU, bisa ditambahkan
alternatif pole atau apabila memungkinkan tower dengan ketinggian sesuai
kebutuhan.
37
Tabel 7.1 Front Panel LEDs PW 100
LED INDIKASI
LAN Tx Berkedip ketika terjadi aktivitas transmit
Rx Berkedip ketika terjadi aktivitas receive
LINK On ketika link Ethernet up
Off ketika link Ethernet down
WIRELESS Tx Berkedip ketika terjadi aktivitas Transmit
wireless
Rx Berkedip ketika terjadi aktivitas Receive
wireless, jika TX dan RX Off, kabel radio
tidak terhubung dengan benar
STATUS • Off : IDU tidak beroperasi
• Berkedip pelan : menerima sinyal
inisialisasi wireless
• Berkedip cepat : ranging process
• On : file konfigurasi diterima, IDU
beropersi
POWER • Hijau : ketika IDU diberi daya, dan
tidak terjadi kesalahan pada saat
diagnosa
• Kuning : jika terjadi kesalahan diagnosa
atau tak ada koneksi ke radio
• Off : IDU tidak menerima daya
Note : LED indikator pada PW 200 yang menyala hanya LED ODU, sedangkan LED LAN memang tidak
menyala. Kondisi seperti ini normal.
38
Setelah pointing mendapatkan hasil yang bagus dan terjadi sinkronisasi antara SU
dan BSU serta ada report Installation Succesfull, segera kencangkan semua baut pointing
antena. Pastikan semua baut kencang agar sudut ODU CPE tidak bergeser apabila
menerima gooncangan angin. Mengenai pointing, sinkronisasi dan report installation akan
lebih dikupas mendalam pada subbab setting Aperto Installation Manager. Gambar
dibawah merupakan contoh hasil instalasi outdoor yang bagus.
39
Gambar 7.3 Koneksi Notebook ke PW 200
40
Gambar 7.6 Configuration General
41
Gambar 7.9 SNR vs Time & Signal Indicators
42
BAB VIII
MAINTENANCE PERANGKAT PACKETWAVE SYSTEM
Untuk dapat melakukan maintenance dengan cepat, baik dan efisien diperlukan
analisa maupun diagnosa terlebih dahulu mengenai jenis problem yang terjadi. Apabila
perlu datang ke lokasi dibutuhkan team yang beranggotakan minimal 2 orang. Mengenai
tool yang dibutuhkan sama dengan untuk instalasi BSU hanya disesuaikan dengan
kebutuhan. Berikut ini akan diuraikan beberapa masalah yang sifatnya common dan sering
ditemui beserta panduan singkat untuk maintenance.
Prosedur Maintenance
1. Mula-mula coba hidupkan port yang stopped melalui Web GUI yang terdapat pada
bagian menu Utility | Device Control | Turn on/off port. Action ini bisa dilakukan dari
server by Network Operation.
43
Gambar 8.2 Turn on/off port
2. Jika masih belum berhasil, perlu ada tim yang datang ke lokasi Node BSU. Lakukan
langkah yang sama dengan terlebih dahulu melakukan cabut pasang pada port yang
mengalami gangguan. Adakalanya masalah ini timbul karena instalasi fisik yang
kurang sempurna.
3. Jika langkah ke-2 belum berhasil, cabut koneksi RG-6 dan RJ-45. Untuk menghindari
terjadinya bunga api listrik yang dapat membahayakan, perlu diketahui urutan
pemasangan kabel pada port WSS di BSU sebagai berikut :
- Untuk Instalasi, pasang dan kencangkan terlebih dahulu Port RG-6, setelah selesai
kemudian lanjutkan dengan pemasangan/instalasi kabel RJ-45.
- Untuk Deinstalasi, cabut terlebih dahulu kabel RJ-45 dari port WSS, setelah itu
kendurkan dan cabut kabel RG-6 dari port WSS di BSU.
4. Untuk menguji kondisi port WSS di BSU, gunakan kabel jumper RG-6 dan RJ-45
pendek. Kemudian hubungkan port WSS di BSU dengan ODU BSR spare yang telah
disediakan. ODU BSR tersebut harus dihubungkan ke dummy load antena gain 0 dB.
Coba hidupkan kembali port WSS melalui menu Utility | Device Control | Turn on/off
port. Tujuannya adalah untuk melakukan simulasi koneksi antara port WSS IDU
dengan ODU BSR sehingga dapat diketahui kondisi dari port WSS IDU. Dalam
beberapa kasus, tindakan ini juga menjadi semacam trigger untuk mengembalikan
kondisi port WSS IDU ke kondisi standby/initialize yang sebelumnya berada dalam
state operasional namun mengalami hang karena terjadi kerusakan.
5. Jika langkah 4 berhasil (port WSS IDU hidup) maka problem kemungkinan besar
disebabkan oleh kerusakan pada ODU. Jika hal ini terjadi, maka mengganti ODU
existing dengan ODU yang telah diuji oleh tim workshop dapat menjadi solusi.
44
6. Jika mengganti ODU masih belum menyelesaikan masalah, dalam arti port masih
stopped, kemungkinan masalah timbul karena kondisi konektor dan kabel yang sudah
tidak prima lagi. Karena itu harus dilakukan tindakan pengecekan koneksi kabel
dengan menggunakan tester RG-6 dan RJ-45 yang terdapat dalam tools Aperto
standard.
7. Jika telah dilakukan hasil pengujian dan hasilnya passed, maka perlu dilakukan trigger
pada port WSS IDU seperti langkah 4, setelah itu koneksikan kembali port WSS IDU
dengan ODU yang baru.
8. Setelah state port WSS IDU menjadi Operasional, selanjutnya dilakukan monitoring
untuk memastikan bahwa semua customer yang tercover dalam sector yang
bersangkutan statusnya UP dan dapat berjalan normal kembali.
45
Prosedur Maintenance
1. Apabila hasil BER-Test BSU cukup tinggi (diatas 5 %) dan menimbulkan intermittent
di customer, hal pertama yang dilakukan adalah dengan menaikkan nilai threshold
receive power di sisi base station. Menu ini terdapat di Utility | Link Configuration.
Nilai default adalah -80 dBm. Nilai ini dapat kita naikkan perlahan-lahan dengan step
1 dBm kemudian dilakukan monitor BER-Test di Web GUI.
46
Gambar 8.5 Frequency Scanning Algorithm
4. Dari hasil scanning frekuensi akan diperoleh beberapa frekuensi kerja yang pada saat
itu relative bersih dalam artian tidak banyak mengalami interferensi. Nilai frekuensi
ini kemudian dijadikan referensi bila harus dilakukan pemindahan frekuensi. Semakin
pendek diagram batang maka semakin bersih frekuensi di channel tersebut.
Prosedur Maintenance
1. Masuk ke PE Router di Node, kemudian lakukan ping ke BSU. Jika sukses
kemungkinan berarti koneksi bagus, hanya saja perlu diingat bahwa untuk traffic
manajemen memperoleh prioritas yang lebih rendah dibanding traffic milik customer.
Karena itu bila pada saat tertentu traffic dari customer sangat padat, maka traffic
manajemen akan menunggu hingga traffic di kanal komunikasi/trunk menjadi lebih
rendah, untuk kemudian menyalurkan traffic manajemen.
2. Jika proses ping dari PE – L2 lancar, maka lakukan telnet ke L2 switch kemudian
lakukan proses ping ke BSU.
3. Dalam kondisi normal proses ini akan berlangsung lancar, namun jika gagal
kemungkinan ada masalah di logical (port L2 yang terkoneksi ke backhaul tidak
terconfigure dengan benar) atau di physical (konektor yang kendur) atau bisa jadi
karena BSU berada dalam status Halt.
47
4. Periksa status logical port di L2 yang terhubung ke BSU, cek juga kondisi konektor
dan bila perlu lakukan restart BSU. BSU yang operasional dapat mengalami state halt
karena traffic yang mengalir melaluinya sangat padat atau karena factor eksternal,
semisal terjadi hit dari petir yang mengakibatkan adanya arus berlebih.
5. Jika telah direstart namun masalah masih tetap timbul maka dapat di arrange untuk
dilakukan penggantian perangkat BSU.
Prosedur Maintenance
1. Cek ulang parameter config file BSU seperti BSU ID, frekuensi, WSSx serta
polarisasi. Parameter di semua SU yang tercover sector ini harus sama dengan BSU
tersebut. Apabila dirasa perlu ada team yang datang ke salah satu atau beberapa lokasi
SU untuk memastikan kesamaan parameter di SU dengan menggunakan fasilitas
Aperto Installation Manager (AIM).
Prosedur Maintenance
1. Apabila diidentifikasi SU yang tidak UP adalah SU yang lokasinya jauh dari BSU,
kemungkinan besar sudut antena BSU agak bergeser dari kedudukan semula. Untuk
itu segera dilakukan re-pointing antena sampai semua status SU UP dan RSLnya stabil
seperti semula.
2. Apabila di sektor BSU yang bermasalah mengcover lebih dari 8 SU, kemudian setelah
dilakukan action maintenance penggantian BSU ternyata SU yang UP hanya 8 dan
acak, artinya bisa SU yang terjauh atau yang terdekat atau yang medium jaraknya
dengan BSU, maka besar kemungkinan BSU yang baru tersebut masih unlicensed.
Untuk meng-upload license-key BSU tersebut melalui menu Utility | Device Control |
Software License Upgrade.
48
Gambar 8.6 License BSU
3. Kalau ternyata identifikasi problem tidak mengarah ke 2 hal diatas, kemungkinan
penyebabnya adalah SU tersebut yang mengalami problem.
8.6 BSU State Operasional, Beberapa SU UP lalu Down lagi dan Berulang
Problem yang kadang membingungkan teknisi di lapangan. Kemungkinan
terbesar adalah salah koneksi kabel antara ITW-Link dengan perangkat indoor maupun
outdoor. Kemungkinan lain adalah kabel terisi air mungkin dari air hujan atau rembesan
embun sehingga menyebabkan suhu konektor panas dan akhirnya port BSU mengalami
Hang.
Prosedur Maintenance
1. Cek keseluruhan koneksi antar perangkat. Apabila terjadi kesalahan koneksi seperti
dijelaskan diatas, maka fungsi proteksi dari ITW-link terhadap perangkat tidak ada
artinya.
2. Apabila tidak ada kesalahan koneksi, cek performance dari kabel dan konektor. Kalau
memang dirasa perlu, ganti konektor atau tarik ulang kabel baru.
Note : Problem-problem yang identik dengan penjabaran diatas kadangkala prosedur maintenancenya tidak
selalu sama !!!
49
[ Halaman ini Kosong ]
50
BAB IX
SYSTEM UPGRADE MANAGER
51
2. a) Click yes
52
2. c) Click yes
53
3. a) Select the download mode
54
3. b) This message will appear if the license key of the IDU not found
3. c) Click yes
55
56
57
58
59
4. The last step (Switch over) Æ the new software version will upload to the IDU and
the old software version will be the backup software
60
61
5. Reboot the IDU
62
5. a) Click Utility Tab and then choose the Software License Upgrade Æ to insert the
license key
63
5. b) Insert the license key to activate all of the WSS and achieves unlimited or the
maximum number of SU
64
5. c) License key has activated
65