You are on page 1of 3

Reapprochement ( saling mendekat ) antara sejarah dan ilmu-ilmu social dalam pendekatan-pendekatan yang disebut interdisiplin atau multidimensional

adalah langkahlangkah yang menempatkan sejarah sejajar dengan ilmu social daripada subordinasi sejarah pada ilmu-ilmu social. Model Model adalah suatu proyeksi teoritis secara rinci dari suatu system yang mungkin dari hubungan-hubungan antara manusia (seperti dalam ilmu ekonomi, ilmu politik, atau psikologi. 1. Model dalam sejarah Dalam perkembangan metodologi sejarah, terutama ketika terjadi reapprochement antara sejarah dan ilmu social, pemanfaatan fakta,konsep,generalisasi,teori,hipotesis,serta model merupakan suatu keperluan dikarenakan berkaitan satu sama lain. Dalam hal ini teori memperhatikan penyusunan model dan konsep, begitu juga metodologi sendiri memperhatikan kerangka pemikiran dari model-model. Menurut Denish Smith, model yang dinyatakan secara eksplisit lebih merupakan suatu penuntun berpikir dari suatu produk penelitian empiris. Sebenarnya dalam sejarah sendiri modal dapat diartikan menjadi dua, pertama, model dalam arti sempt, yaitu model-model tersebut dapat berupa contoh, paradigm, yang melekat pada individu-individu tertentu, kelompok-kelompok, peristiwa-peristiwa sejarah. Kemudian yang kedua model dapat dipakai dalam stuktur social. Christoper Lloyd, menyebutkan ada lima tipe abstrak dari model-model struktur social yang masing-masing dinamakan : a. Model Dramaturgi Masyarakat dianalogikan dengan sebuah drama, dengan sebuah teater, penggung, kamar pakaian, skrip,peran,actor,penonton,bahkan para pengkritik. Salah satu tokoh dalam model ini adalah Clifford Geertz yang telah menulis Negara The Teathre State in Nineteenth century Bali (1980) b. Model Nomologi, model dimana masyarakat sebagai suatu struktur dari aturan dan hokum tingkah laku yang sedikit banyak disepakati oleh seluruh anggota-anggotanya. c. Model relasi organisasi. Masyarakat dilihat sebagai sebuah struktur dari berbagai bentuk hubungan antar personal atau suatu jaringan tukar menukar. Termasuk konsep

ini yang sekarang amat berpengaruh dalam pendekatan umum misalnya teori-teori kekerabatan, dimana masyarakat dilihat dalam suatu ikatan luas melalui hubungan darah dan perkawinan. d. Model sistemik-organik-sibernik Masyarakat dilihat sebagai suatu system ketat terintegrasi dimana bagian-bagian berfungsi untuk memelihara keseimbangan dari keseluruhan. Setiap bagian yang berbeda memainkan fungsi dan peranan yang berlainan dalam integrasi tersebut

sehingga terdapat suatu kompleks struktur yang berbeda dan hierarkis dari unit-unit tokoh utama dari model ini adalah talcott parsons e. Model ekologi Masyarakat dilihat sebagai suatu system fisik terbuka alamiah dari pertukaran yang seimbang dari energy. Semua bagian system adalah esensial bagikeseimbangan atau pertumbuhan dan ada suatu himpunan pembagian tugas-tugas. Sejumlah sejarawan dari Prancis dari aliran Annals menggunakan model ini dan digunakan secara luas dalam mengaji system-sistem ekonomi primitive bahkan juga oleh beberapa ahli teori ekonomi dari masyarakat kapitalis.

Menurut Lyod model-model tersebut digunakan dengan cara kombinasi dan tidak digunakan secara murni. Penggunaan khusus yang lain untuk pengertian model adalah seperti yang telah ditulis oleh Dr. Kuntowijoyo dalam bukunya Metodologi Sejarah (1994) mengenai bentuk-bentuk penulisan sejarah sosialnseperti model, evolusi, model lingkar sentral, model interval, model tingkat perkembangan model jangka panjang-tengah-pendek, dan model sistematis.

Rangkuman. Terdapat hubungan erat antara metode dan metodologi sejarah. Dimana metode merupakan bagian dari metodologi. Fakta dapat berupa obyek benda, individu, peristiwa-peristiwa masa lalu. Agar mempunyai makna fakta harus ditempatkan dalam konsep dan generalisasi. Berbeda dengan fakta, konsep merupakan definisi. Jika fakta konkret maka konsep merupakan absatrak karena merupakan ide-ide yang ada dalam pikiran seseorang. Mengenai hubungan konsep dengan generalisasi, generalisasi merupakan pernyataan yang menyetakan hubungan antara konsep-konsep. Selain

mendeskripsikan data, generalisasi memberikan struktur pada data. Seperti halnya konsep, generalisasi penting bagi penembangan ilmu karena berfungsi membantu manusia sendiri dalam memahami dunia dengan segala fenomena di sekitarnya. Berbeda dengan fakta, jika fakta menunjuk kepada individu atau situasi tunggal yang unik, generalisasi menunjukkan lebih dari satu kemungkinan.. bagaimanapun juga, fakta, konsep, dan generalisasi mempunyai kaitan satu sama lain. Hipotesis dalam setiap penyidikan atau wacana termasuk sejarah dibicarakan mengenai fungsinya; bagaimana bandingan antara hipotesis dalam ilmu alam dan sejarah mengingat hakikat dari keduanya dianggap berbeda. Begitu pula dengan teori, masihndipertanyakan apakah sejarah membutuhkan teori-teori sebagaimana ilu alam atau ilmu social yang lain. Penggunaan model pun dipertanyakan dalam relevasinya dengan kajian sejarah.

You might also like