You are on page 1of 37

STUDI KASUS : PENOLAKAN MASYARAKAT TERHADAP PEMBANGUNAN HOTEL FOUR R DI JLN.

RANCABENTANG 30-32 KELURAHAN CIUMBULEUIT, KECAMATAN CIDADAP, KOTA BANDUNG

KARTINA ANDAM DEWI 15406073

PENDAHULUAN
KAJIAN LITERATUR

GAMBARAN UMUM
ANALISIS

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Latar Belakang Tujuan dan Sasaran Ruang Lingkup Penelitian Metode Penelitian Alur Pemikiran

Penataan ruang merupakan proses mencari solusi atas berbagai kepentingan hingga tercapai kesepakatan semua pihak yang berkepentingan dalam pemanfaatan ruang.

Masyarakat mempunyai hak untuk menikmati dan memanfaatkan ruang beserta sumber daya alam yang terkandung di dalamnya.
spatial planning di Indonesia sangat diwarnai oleh dominasi neo-liberal, dimana tekanan pasar sangat kuat dan aspek kelembagaan dan sosial budaya kurang diperhatikan. Akibatnya dapat dirasakan terutama di masa 5-10 tahun terakhir ini dimana banyak terjadi alih fungsi lahan. Terjadi penyalahgunaan pemanfaatan ruang di Rancabentang dengan adanya pembangunan Hotel Four R. Masyarakat merasa terganggu dan melakukan penolakan terhadap pembangunan hotel. Termasuk kedalam bentuk partisipasi masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang. Ingin mengetahui bagaimana partisipasi masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang di Rancabentang.

Tujuan: mengetahui bagaimana partisipasi masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang di Rancabentang
Sasaran: Mengidentifikasi proses yang dilalui oleh masyarakat dalam mengorganisasikan diri dan merancang tindak kolektif. Menilai sejauh mana peran lembaga/instansi terkait lainnya seperti perguruan tinggi, komunitas peduli lingkungan, dan lainnya dalam melakukan pendampingan masyarakat dan bagaimana lembaga/instansi tersebut mengakomodir dan menindaklanjuti saran, pertimbangan, pendapat dan lainnya dari masyarakat. Menganalisis tingkat partisipasi masyarakat yang terjadi dalam pengendalian pemanfaatan ruang berdasarkan studi kasus di Rancabentang. Melakukan pemetaan jaringan stakeholder yang terjadi dalam upaya pengendalian pemanfaatan ruang di Rancabentang. Menganalisis keseluruhan partisipasi yang terjadi dalam pengendalian pemanfaatan ruang di Rancabentang

Ruang Lingkup Materi

faktor-faktor yang mendorong warga Rancabentang dalam melakukan pengendalian terhadap pemanfaatan ruang

proses yang dilalui oleh masyarakat dalam mengorganisasikan diri peranan stakeholder lain (LSM, akademisi, dll) tingkat partisipasi masyarakat partisipasi keseluruhan stakeholder yang terjadi.

Ruang Lingkup Wilayah Studi


RW. 05 Dusun Sangiang Santeun, Kelurahan Ciumbuleuit, Kecamatan Cidadap, Kota Bandung, dengan lokasi pembangunan hotel yang bertempat di Jl. Rancabentang 30-32, RT.07/05.

Hotel Four R

Secara keseluruhan, metode penelitian yang dilalui adalah sebagai berikut:


Pengumpulan informasi/data awal -Wawancara ketua KMBB - Survey lapangan awal > observasi > wawancara sekretaris organisasi warga dan beberapa warga - Studi literatur
Survey lapangan II -Pengamatan kondisi masyarakat - wawancara ketua FKWCPL dan beberapa warga

Menentukan topik penelitian - Pertanyaan penelitian - Informasi awal

Merumuskan tujuan dan sasaran penelitian

Merumuskan data yang dibutukan

Kesimpulan

Saran

Pengorganisasian -Pengelompokkan data - Pengecekan kembali kebenaran informasi - Analisis data

- Pengamatan lanjutan - wawancara ketua & sekretaris FKWCPL; ketua KMBB; Ketua LBHB; akademisi; dan beberapa masyarakat

Survey lapangan III

Data sekunder

Metode Analisis 1. Metode Analisis Deskriptif Kualitatif Digunakan untuk memberikan gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta sifat-sifat populasi atau daerah tertentu serta mencari penjelasan bagaimana suatu persoalan terjadi. Penelitian akan menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orangorang dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Tailor dalam Moleong, 2001).

2. Metode Analisis Isi (Content Analysis) Metode analisis isi merupakan metode analisis yang biasa dipergunakan untuk menganalisis berbagai bentuk komunikasi (Babbie, 1983).Dalam penelitian ini, analisis isi digunakan untuk merumuskan norma pengendalian pemanfaatan ruang dan konsepsi partisipasi masyarakat. Selain itu, keinginan, pengaruh, dan kepentingan masing-masing stakeholder juga diidentifikasi melalui analisis isi.

Latar Belakang - Penataan ruang merupakan proses mencari solusi atas berbagai kepentingan hingga tercapai kesepakatan semua pihak yang berkepentingan dalam pemanfaatan ruang.

Alur Pemikiran

- Banyak terjadi alih fungsi lahan yang tidak terkendali, khususnya di kota besar yang menimbulkan dampak menurunnya daya dukung lahan. Salah satunya terjadi di Rancabentang. - Masyarakat merasa terganggu dan melakukan penolakan terhadap pembangunan hotel. Hal tersebut termasuk ke dalam bentuk partisipasi masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang. - Pembangunan hotel dihentikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa masyarakat telah berhasil melakukan pengendalian pemanfaatan ruang.

Pertanyaan Penelitian - Bagaimana proses yang dilalui oleh masyarakat dalam mengorganisasikan diri dan merancang tindak kolektif? - Sejauh mana peran lembaga/instansi terkait lainnya dalam melakukan pendampingan masyarakat? - Siapa saja stakeholder yang terlibat dan apa kepentingan, pengaruh, dan keinginan stakeholder dalam upaya pengendalian pemanfaatan ruang di Rancabentang? - Bagaimana jenis, bentuk, dan derajat partisipasi masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang berdasarkan studi kasus di Rancabentang?

Tujuan

Mengetahui bagaimana partisipasi masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang di Rancabentang


Pendahuluan Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam melakukan pengendalian pemanfaatan ruang.

Kajian Teori, Observasi, dan Wawancara

Analisis Deskriptif Kualitatif, Analisis Isi, Analisis Stakeholder

Mengidentifikasi proses yang dilalui oleh masyarakat dalam mengorganisasikan diri dan merancang tindak kolektif. Analisis

Menilai sejauh mana peran LSM dalam melakukan pendampingan masyarakat

Menganalisis tingkat partisipasi masyarakat yang terjadi dalam pengendalian pemanfaatan ruang di Rancabentang.

Melakukan pemetaan jaringan stakeholder yang mempengaruhi upaya pengendalian pemanfaatan ruang di Rancabentang.

Menganalisis keseluruhan partisipasi masyarakat yang terjadi dalam pengendalian pemanfaatan ruang di Rancabentang.

Kesimpulan dan Rekomendasi


Partisipasi masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang di Rancabentang terjadi karena adanya kolaborasi antar stakeholder dalam menentukan pemanfaatan ruang bersama. Kesimpulan

Pengendalian Pemanfaatan Ruang Konsep Partisipasi Masyarakat

merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pengawasan dan penertiban terhadap implementasi rencana sebagai tindak lanjut dari penyusunan rencana atau adanya produk rencana, agar pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan (Permendagri No. 50 tahun 2009). Upaya pengendalian dapat dilakukan melalui 4 instrumen (Barnstein, 1994): Pengendalian melalui pengaturan oleh pemerintah yang biasanya diterapkan dalam bentuk perizinan bagi kegiatan-kegiatan yang terkait dengan pemanfaatan lahan; Instrumen ekonomi, yaitu pengendalian melalui tindakan-tindakan yang bersifat ekonomis seperti pemberian insentif-disinsentif, penerapan pajak atau retribusi bagi kegiatan pembangunan di suatu kawasan sesuai dengan kepentingannya; Pengadaan prasarana dasar di suatu tempat yang diharapkan dapat berkembang sesuai fungsinya; Pengendalian yang dilakukan dengan melibatkan masyarakat/swasta baik berupa partisipasi maupun dalam bentuk kemitraan.

Pengertian dan Manfaat Partisipasi Masyarakat


Keterlibatan penuh dari para pelakunya baik dalam mengambil keputusan, menjalankan keputusan, dan konsekuensi dari keputusan yang telah disepakati perhatian mendalam mengenai perbedaan atau perubahan yang akan dihasilkan suatu kegiatan sehubungan dengan kehidupan masyarakat; partisipasi adalah kesadaran mengenai kontribusi yang dapat diberikan oleh pihak lain untuk suatu kegiatan ikut mengambil bagian dalam menentukan hal-hal yang menyangkut atau mempengaruhi hidupnya partisipasi masyarakat membuat masyarakat menggali potensi diri dan berani bertindak memperbaiki kualitas hidupnya, dengan cara pembelajaran yang terus menerus.

Darwarti, 2007

Bryant dan White, 1982

Ramlan Surbakti, 1984 Hardjasoemantri (1990)

Gambaran Umum Wilayah Studi Kondisi Umum Masyarakat RW. 05 Gambaran Kasus Pembangunan Hotel Four R Faktor

Pendorong Masyarakat Melakukan Pengendalian

Pemanfaatan Ruang
Gambaran Umum Aktor yang Terlibat dalam Pengendalian

Pemanfaatan Ruang di Rancabentang

RTRWK Bandung (Perda No. 2/2004 jo. No 3/2006 tentang RTRW Kota Bandung): Perumahan di KBU: Guna Lahan: Perumahan KDB : max 20% KLB : max 0,4 Tinggi bangunan : 2 lantai

Utara : Jl. Kiputih Dalam Selatan : Rt. 02

Timur : Rt. 03 dan Rt. 10


Barat : Jl. Rancabentang

Terdapat dua buah sarana kesehatan balita yaitu posyandu di RW.05.


Sarana transportasi yang dapat menjangkau RW.05 adalah becak dan ojek. Jalan yang terdapat di RW.05 yaitu jalan yang diaspal dengan medan jalan yang berbukit.

Hotel Four R

Jumlah penduduk RW. 05 Dusun Sangiang Santeun tahun 2009 adalah 2254 jiwa dengan jumlah laki-laki 1118 dan perempuan 1136 jiwa.
Tingkat pendidikan kepala keluarga (633 KK) di RW.05 umumnya adalah tamat SD-SLTP dan tamat SLTA. Sejumlah 0,11% warga tidak tamat SD-SLTP, 0,43% warga tamat SD-SLTP, 0,33% warga tamat SLTA, dan 0,13% warga tamat AK/PT.
50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 Tidak Tamat SD-SLTP Tamat SD-SLTP Tamat SLTA Tamat AK/PT

0
RT.01 RT.02 RT.03 RT.04 RT.05 RT.06 RT.07 RT.08 RT.09 RT.10

Henry Husada dan Ketua RW 05 membuat Surat Kesepakatan tentang Pembangunan hotel di Jl. Rancabentang No.32.

Kepala Dinas Tata Kota Bandung menerbitkan IPPT kepada Henry Husada.

Walikota Bandung menerbitkan Perubahan/ Perpanjangan IPPT.

Pihak hotel memulai pelaksanaan kegiatan fisik di lapangan.

Warga merasa terganggu dengan adanya pembangunan hotel

Warga melakukan penolakan terhadap pembangunan hotel.

Dampak langsung yang dirasakan oleh warga: Warga terpecah belah menjadi beberapa kelompok Saling curiga satu dengan yang lainnya Ketentraman mulai terganggu Rusaknya beberapa bangunan rumah Penyampaian aspirasi terhambat Kerugian-kerugian menurut warga apabila hotel berdiri: Keluar masuk kendaraan angkut berat mengganggu kelancaran transportasi warga RW.05 Pembuatan sumur artesis dapat berdampak pada sumur penduduk menjadi kering dan terjadi ruang hampa dibawah tanah sehingga mengakibatkan longsor Getaran akibat tiang pancang atau paku bumi akan mengakibatkan bangunan penduduk menjadi retak-retak dan ada kemingkinan akan ambruk Pembuangan air limbah dapat merusak saluran yang ada dan akan sangat berbahaya bagi warga Suara alat berat ketika membangun akan mengganggu kenyamanan dan ketentraman warga Perbuatan maksiat dan penggunaan narkoba diprediksi akan merajalela Taman segitiga yang ada saat ini nantinya tidak akan bisa lagi dinikmati oleh warga Bila terjadi musibah korban jiwa, pemilik hotel tidak akan menjamin karena tidak dapat ternilai.

Forum Komunikasi Warga Ciumbuleuit Peduli Lingkungan (FKWCPL): wadah yang dapat mewakili dan mengorganisir warga

Koalisi Masyarakat Bandung Bermartabat (KMBB): sebagai pendamping masyarakat dalam keseluruhan proses pengendalian yang dilakukan oleh masyarakat

Akademisi: memberikan penilaian terhadap pembangunan hotel dari sisi akademis.

Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bandung: mitra masyarakat dalam bidang hukum

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bandung: mendukung masyarakat dalam mengawasi pelaksanaan undang-undang, peraturan daerah, keputusan kepada daerah, dan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah daerah

Analisis Proses yang Dilalui Masyarakat dalam Mengorganisasikan Diri Analisis Peran KMBB Dalam Melakukan Pendampingan Masyarakat Analisis Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Pengendalian Pemanfaatan

Ruang di Rancabentang
Analisis Stakeholder yang Terlibat dalam Pengendalian Pemanfaatan

Ruang di Rancabentang
Analisis Keseluruhan Partisipasi dalam Pengendalian Pemanfaatan Ruang

di Rancabentang

Warga masyarakat yang diundang (tidak termasuk pengurus RT dan tokoh agama) oleh Henry Husada mengetahui rencana pembangunan hotel. - Terdapat pro dan kontra masyarakat. - Beberapa warga memberitahu tokoh masyarakat (Ketua dan pengurus RT, tokoh agama) mengenai rencana pembangunan hotel.

Tokoh masyarakat memberikan pandangan positif dan negatif apabila dibangun hotel.

- Beberapa warga tersebut memberitahu warga lainnya mengenai pandangan tokoh masyarkat - Masyarakat meminta untuk diadakan pertemuan bersama. Diadakan pertemuan bersama antara warga dengan para tokoh masyarakat untuk membahas rencana pembangunan hotel berikut dampak yang ditimbulkan.

tahap identifikasi masalah

- Menghasilkan kesimpulan bahwa akan lebih banyak dampak negatif yang ditimbulkan daripada dampak positif. - Warga masih terpecah antara pro dan kontra terhadap pembangunan hotel.

Pihak hotel mulai melakukan pembangunan

- Warga merasakan dampak langsung pembangunan hotel, antara lain bising, rumah retak, dan polusi udara. - Semakin banyak warga yang kontra terhadap pembangunan hotel.
tahap analisis masalah

Tokoh masyarakat berinisiatif untuk kembali mengumpulkan warga dan membahas bersama.

- Warga mengungkapkan keluhan-keluhan yang dirasakan sejak hotel mulai dibangun. - Masyarakat merasa perlu dibentuk organisasi warga untuk mengakomodir kepentingan warga.

Warga membentuk Forum Komunikasi Warga Ciumbuleuit Peduli Lingkungan (FKWCPL)

tahap menyusun penanggulangan masalah

- FKWCPL berinisiatif untuk mengadakan pertemuan dengan Adnan Buyung Nasution untuk meminta pandangan baik sebagai warga setempat maupun sebagai negarawan. - Adnan Buyung menjelaskan pelanggaran yang dilakukan pemilik hotel dan sangat mendukung warga. Adnan Buyung mengusulkan pada warga untuk menggandeng LSM untuk memperkuat pengetahuan warga
tahap memutuskan untuk mengorganisasikan diri

- Warga memutuskan menggandeng Koalisi Masyrakat Bandung Bermartabat (KMBB) untuk melakukan aksi bersama dalam hal penolakan terhadap pembangunan Hotel Four R di Jalan Rancabentang.

Jenis Peran dan Keterampilan Peran dan Keterampilan KMBB

P E R A N P E R W A K I L A N

Advokasi

-KMBB melakukan tindakan persuasi terhadap kelompok elit tertentu, misalnya anggota dewan, agar dapat tercapai tujuan yang diharapkan. -KMBB memanfaatkan media untuk mengekspos kasus Rancabentang agar semakin banyak memperoleh dukungan dari berbagai pihak dan membangun wacana publik. -KMBB melakukan pendekatan personal kepada warga masyarakat dalam memberikan

Memanfaatkan media

Hubungan masyarakat

pemahaman. -KMBB menggunakan cara komunikasi dan penyampaian informasi yang mudah kepada masyarakat, misalnya dengan pemutara video.

Mengembangkan jaringan

-KMBB memiliki keterampilan dalam menjalin relasi -melakukan pendekatan personal kepada relasi untuk membentuk jaringan kerja - KMBB memberikan gambaran kesuksesan suatu kegiatan yang telah dilaksanakan di daerah lain dengan situasi dan kondisi yang mempunyai kemiripan dengan kasus Rancanbentang.

Membagi pengetahuan dan pengalaman

Jenis Peran dan Keterampilan Peran dan Keterampilan KMBB - KMBB membangkitkan energi, inspirasi, antusiasme masyarkat, termasuk didalamnya mengaktifkan, Animasi sosial

menstimulasi, dan mengembangkan motivasi warga untuk bertindak.


- KMBB tidak melaksanakan seluruh kegiatan oleh dirinya sendiri tetapi lebih ke arah memperbolehkan warga untuk mau terlibat aktif dalam keseluruhan proses kegiatan penolakan pembangunan hotel.

P E R A N

- KMBB dapat menjalankan fungsi mediasi ataupun menjadi mediator dalam menghubungkan perbedaaan Mediasi dan negosiasi - Peran KMBB sebagai mediator ini tentu saja terkait dengan peran sebagai negosiator karena KMBB seringkali menengahi dan mencari titik tentu yang dapat dikerjakan bersama tanpa menimbulkan perpecahan. - KMBB memberi dukungan warga dengan cara menyediakan waktu bagi warga apabila ingin berkonsultasi Pemberi dukungan serta memberi pujian dan penghargaan dalam bentuk kata-kata atas implementasi rencana tindak yang telah warga lakukan. Membentuk konsensus (kesepakatan) - KMBB membantu warga untuk bergerak ke arah pencapaian konsensus dengan melakukan penekanan terhadap tujuan umum bersama dengan mempertimbangkan keragaman dalam masyarakat sehingga tercapai rasa menghargai keragaman pandangan dalam upaya mencari jalan terbaik untuk memperbaiki kondisi. pendapat antar warga.

F A S I L I T A T I F

- KMBB fokus pada membantu kelompok untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Fasilitasi kelompok - KMBB mengarah pada bagaimana agar seluruh warga bersatu untuk melakukan penolakan, sehingga tidak ada lagi pihak yang pro terhadap pembangunan hotel. Pemanfaatan sumber daya dan keterampilan - KMBB mengoptimalisasi sumber daya dan keterampilan yang dimiliki oleh masyarakat. Setiap warga

menyumbangkan sumber daya dan ketramplian yang berbeda, misalnya saja uang, tenaga, pikiran, atau bahan
baku.

Mengorganisasi

- KMBB memiliki kemampuan untuk berpkir tentang hal-hal apa saja yang perlu dilakukan; hal mana yang dilakukan sendiri atau bersama dengan warga; dan memastikan bahwa semua itu mungkin untuk diwujudkan.

Jenis Peran dan Peran dan Keterampilan KMBB Keterampilan


P E R A N E D U K A S I O N A L

Membangkitkan
kesadaran masyarakat Menyampaikan informasi

- KMBB menyadarkan masyarakat tentang struktur dan strategi perubahan sosial dimana partisipasi
warga akan dapat mempengaruhi keputusan pemerintah. - Membantu masyarakat untuk dapat melihat berbagai alternatif yang ada. - KMBB memberikan informasi yang relevan dengan masalah yang sedang dialami masyarakat, yaitu dalam bidang tata ruang, lingkungan, hukum, dan politik. -KMBB memberi pengajaran kepada FKWCPL bagaimana cara melakukan sesuatu hal yang akan berguna bagi mereka.

Pelatihan - KMBB bertindak sebagai penghubung guna mencarikan ahli dalam melakukan pelatihan, misalnya ahli tata ruang, ahli lingkungan, dan ahli hukum. -KMBB melakukan riset dan investigasi terhadap permasalahan yang ada serta aktor-aktor yang terlibat.

P E R A N T E K N I S

Melakukan riset

-KMBB memetakan kebutuhan masyarakat dan melakukan penilaian terhadap kebutuhan masyarakat. -KMBB menentukan strategi dari hasil riset.

Melakukan presentasi

-KMBB melakukan presentasi kepada warga atas hasil riset atau pengamatan yang dilakukan. Hal ini dilakukan pada saat dilakukan forum diskusi bersama FKWCPL.

-KMBB memonitor dan mengevaluasi perkembangan kegiatan yang dilakukan, termasuk mengontrol Mengontrol pemanfaatan sumberdaya yang ada agar terdistribusi secara efektif dan efisien.

Jenis partisipasi masyarakat dalam melakukan pengendalian pemanfaatan ruang di Rancabentang berdasarkan bentuk partisipasi yang digolongkan oleh Dusseldorp, termasuk kedalam jenis partisipasi bebas. Partisipasi bebas yang terjadi adalah: Partisipasi spontan, yaitu terdapat pada warga yang dari awal telah mengorganisasikan diri kedalam FKWCPL untuk melakukan penolakan terhadap pembangunan hotel berdasarkan pada keyakinan dan kebenaran tanpa adanya pengaruh dari orang lain.
Partisipasi terbujuk, yaitu terdapat pada warga yang bergabung

dengan FKWCPL dan melakukan penolakan terhadap pembangunan hotel setelah dilakukan sosialisasi dan diskusi bersama.

Bentuk Partisipasi Masyarakat

Hubungan yang Terjadi Antara Masyarakat dengan Pemerintah -Pemerintah membuka ruang kemudahan bagi konsultasi warga dan sharing informasi dengan warga terkait pembangunan hotel. -Terdapat komunikasi dua arah, tetapi tidak ada jaminan input dari warga akan menjadi pertimbangan. - Pemerintah menginformasikan kegiatan pemanfaatan ruang yaitu pembangunan hotel kepada masyarakat atau pihak tertentu. -Masyarakat hanya menerima laporan mengenai pemanfaatan ruang. -Komunikasi satu arah. -Pemerintah membuka ruang kemudahan bagi konsultasi warga dan sharing informasi dengan warga terkait pembangunan hotel. -Terdapat komunikasi dua arah, tetapi tidak ada jaminan input dari warga akan menjadi pertimbangan. -Pemerintah membuka ruang kemudahan bagi konsultasi warga dan sharing informasi dengan warga terkait pembangunan hotel. -Terdapat komunikasi dua arah, tetapi tidak ada jaminan input dari warga akan menjadi pertimbangan. -Pemerintah membuka ruang kemudahan bagi konsultasi warga dan sharing informasi dengan warga terkait pembangunan hotel. -Terdapat komunikasi dua arah, tetapi tidak ada jaminan input dari warga akan menjadi pertimbangan.

Posisi/Tingkatan Partisipasi

Masyarakat Rancabentang melakukan pengawasan secara langsung terhadap pemanfaatan ruang di Rancabentang

Consultation

Masyarakat Rancabentang menerima laporan secara tertulis mengenai pemanfaatan ruang di Rancabentang

Informing

Masyarakat Rancabentang memberikan bantuan pemikiran atau pertimbangan secara lisan untuk penertiban dalam kegiatan pemanfaatan ruang kawasan dan peningkatan kualitas pemanfaatan ruang di Rancabentang Masyarakat Rancabentang memberikan bantuan pemikiran atau pertimbangan secara tertulis untuk penertiban dalam kegiatan pemanfaatan ruang dan peningkatan kualitas pemanfaatan ruang di Rancabentang Masyarakat Rancabentang dapat mengajukan keberatan baik secara tertulis maupun lisan apabila terjadi penyimpangan pemanfaatan ruang dari perencanaan yang ditetapkan

Consultation

Consultation

Consultation

Pada dasarnya, masyarakat Rancabentang memiliki tingkat partisipasi yang tinggi terhadap pengendalian pemanfaatan ruang di Rancabentang. Namun pemerintah membatasi hal tersebut karena tidak ada jaminan bahwa input dari masyarakat akan menjadi pertimbangan dalam pembuatan keputusan.
Partisipasi yang terjadi hanya pada tahap informing dan consultation, yang berarti masuk kedalam tingkatan pseudo participation. Dalam pelaksanaannya, masyarakat melakukan pengendalian pemanfaatan ruang dengan dibantu oleh berbagai stakeholder.

Kelompok Stakeholder berdasarkan keinginan Menginginkan pembangunan hotel

Stakeholder -sektor swasta, yaitu pihak hotel -Pemerintah Kota Bandung (Dinas Tata Ruang dan Kota Bandung, Camat Cidadap, serta Ketua RW.05) -FKWCPL -LSM mitra, yaitu KMBB dan LBH Bandung -DPRD Kota Bandung -akademisi -serta tokoh negara sekaligus warga RW. 05, yaitu Bapak Adnan Buyung Nasution. -PTUN Bandung -Gubernur Jawa Barat -Komnas HAM

Tidak menginginkan pembangunan hotel

Tidak memiliki keinginan khusus

Pemerintah Kota Bandung

Pihak Pengembang Hotel menyetujui pembangunan hotel

Pemetaan Jaringan Kolaboratif dalam Pengendalian Pemanfaatan Ruang Di Rancabentang

tidak menyetujui pembangunan hotel

DPRD Kota Bandung

LBH Bandung

KMBB

PTUN Bandung

FKWCPL

Gubernur Jawa Barat

Akademisi

Adnan Buyung Nasution

stakeholder di luar negara

skateholder negara
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia

Keterangan:

masyarakat lembaga pemerintah

kelompok kepentingan

informasi

FKWCPL

DPRD Kota Bandung

Komnas HAM

Pengkategorian Stakeholder Berdasarkan Pengaruh Pada Pengendalian Pemanfaatan Ruang di Rancabentang

KMBB

Pengendalian Pemanfaatan Ruang di Rancabentang

Keterangan:

pengaruh tinggi, kepentingan tinggi pengaruh tinggi, kepentingan rendah

Gubernur Jawa Barat

PTUN Bandung Akademisi

Adnan Buyung N.

stakeholder kunci : -Forum Komunikasi Warga Ciumbuleuit Peduli Lingkungan (FKWCPL); dengan posisi sebagai inisiator, penyusun, dan pelaksana kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang di Rancabentang. -Koalisi Masyarakat Bandung Bermartabat (KMBB); dengan posisi sebagai lembaga pendamping dan mitra utama dalam keseluruhan kegiatan pengendalian penataan ruang yang dilakukan FKWCPL. -Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bandung; dengan posisi sebagai pendamping dalam bidang hukum.

-Adnan Buyung Nasution; dengan posisi sebagai warga sekaligus tokoh negara yang memberikan informasi dan jaringan pihak yang berpengaruh dalam pembuatan keputusan kepada FKWCPL, KMBB, dan LBH Bandung.
-Akademisi; dengan posisi sebagai pemberi masukan utama permasalahan penyalahgunaan pemanfaatan ruang di Rancabentang dari sisi akademis.

Keberhasilan masyarakat Rancabentang dalam melakukan pengendalian terhadap pemanfaatan ruang di lingkungannya, yaitu dengan melakukan penolakan terhadap pembangunan hotel yang melanggar beberapa peraturan dapat terjadi karena adanya kolaborasi antar stakeholder yang mendukung pengendalian pemanfaatan ruang di Rancabentang.

TAHAPAN

KEGIATAN

OUTPUT

BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT -Masyarakat menceritakan pengaruh pembangunan hotel yang dirasakan -Masyarakat aktif dalam diskusi -Masyarakat ikut serta mengajukan usul dalam diskusi -Masyarakat setuju dengan dibentuknya forum warga -Masyarakat bermusyawarah dalam memilih pemimpin -Masyarakat merancang langkah selanjutnya -Masyarakat turut serta dalam musyawarah untuk menentukan LSM yang akan dijadikan mitra -Masyarakat memberikan informasi kepada KMBB mengenai permasalahan yang dirasakan

BENTUK KETERLIBATAN PIHAK LAIN

Diskusi internal warga akibat dampak pembangunan hotel


timbul interest dan kepentingan bersama diantara masyrakat

Identifikasi Masalah

Membentuk organisasi FKWCPL


masyarakat mengorganisasikan diri dan mencari mitra

-Adnan Buyung N. memberi pandangan mengenai kasus pembangunan hotel -Adnan Buyung N. mengusulkan warga untuk menggandeng LSM

Menjadikan KMBB sebagai mitra masyarakat menciptakan visi bersama


Pemberian pemahaman mengenai permasalahan dan pelanggaran yang terjadi
masyarakat mengetahui permasalahan yang sebenarnya

-Masyarakat ikut aktif dalam diskusi dengan memberikan pertanyaan kepada pembahas dan memberi tanggapan

-KMBB mengoordinir para ahli untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat -Akademisi menjelaskan permasalahan yang terjadi dari sisi tata ruang dan lingkungan

Menganalisis masalah dan merancang rencana tindak kolektif tercipta tujuan bersama untuk merancang aksi bersama

-Masyarakat ikut aktif dalam diskusi dengan memberikan pendapat dalam hal kegiatan yang akan dilakukan

-LBH Bandung menjelaskan pelanggaran hukum yang terjadi

Membuat rencana tindak kolektif dan menentukan prioritas pengumpulan gagasan dan penentuan prioritas Pemetaan terhadap pihak yang berpengaruh masyarakat mengetahui pihakpihak yang terlibat Mengajukan surat keberatan mengenai pembangunan hotel kepada pihak hotel
masyarakat mengajukan keberatan tertulis mengenai pembangunan hotel yang dilakukan Menyampaikan surat kepada DPRD dan Pemerintah Kota Bandung yang intinya meminta agar memerintahkan pihak hotel menghentikan seluruh pelaksanaan pembangunan hotel

-Masyarakat ikut aktif dalam diskusi dengan memberikan pendapat dalam hal kegiatan yang akan dilakukan, apa saja yang dibutuhkan, alokasi sumber daya, dan sumber dana -Masyarakat memberikan kritik dan saran dalam menentukan prioritas pelaksanaan rencana tindak

Analisis

-KMBB, LBH Bandung, Akademisi, dan Adnan Buyung turut serta dalam diskusi dan memberikan usulan-usulan

-Masyarakat diberitahu mengenai pihak-pihak yang terkait dengan kasus ini

-KMBB melakukan pemetaan pihak yang berpengaruh -Adnan Buyung memberikan beberapa link/jaringan pihak yang telah dipetakan -Adnan Buyung juga memberikan surat peringatan keras untuk menghentikan pembangunan hotel kepada pihak hotel

-Masyarakat menandatangangi surat pernyataan keberatan terhadap pembangunan hotel

Implementasi rencana tindak kolektif

-Masyarakat menandatangangi surat permintaan penghentian pelaksanaan pembangunan hotel

masyarakat mengadukan keluhan kepada wakil rakyat Memasang portal secara swadaya untuk menghalangi masuknya kendaraan pengangkut alat berat
masyarakat melakukan aksi sepihak akibat tidak ada respon DPRD atau pihak hotel

-KMBB melakukan lobby kepada para anggota dewan yang terkait -Masyarakat mengumpulkan sumbangan uang, tenaga kerja, waktu, dan gagasan untuk pembuatan portal -KMBB menggandeng media untuk membangun wacana publik -Masyarakat menentukan penanggung jawab untuk demo -Masyarakat mengumpulkan sumbangan uang, tenaga kerja, waktu untuk melakukan demo -KMBB, LBH Bandung, Akademisi, dan Adnan Buyung turut serta dalam demonstrasi yang dilakukan masyarakat

Melakukan demo di kantor DPRD Kota Bandung dan sekitar Gedung Sate
masyarakat secara terang-terangan menyatakan keluhannya

Mengajukan gugatan ke PTUN Bandung


masyarakat menggugat Pemkot Bandung dan pemilik hotel

-Masyarakat menandatangangi surat pengajuan gugatan kepada Walikota Bandung dan Henry Husada atas pelanggaran yang dilakukan

-LBH Bandung menyiapkan materi gugatan -Masyarakat hadir dalam persidangan -Masyarakat bersedia memberikan saksi di persidangan
-KMBB menghadirkan akademisi untuk menjelaskan pelanggaran yang terjadi dari sisi akademis ke PTUN Bandung -KMBB melakukan lobby kepada Gubernur Jabar -KMBB meminta perlindungan Komnas HAM

Hasil implementasi rencana tindak kolektif

Proses persidangan masyarakat menjalani proses hukum Masyarakat memenangkan gugatan


masyarakat merasa puas dan terlindungi haknya sebagai warga negara

-Masyarakat telah berpartisipasi dalam melakukan pengendalian pemanfaatan ruang di Rancabentang

-KMBB berhasil membangun jaringan dan mengadvokasi pihak-pihak terkait atas dukungan Adnan Buyung, akademisi, dan LBH Bandung

Kesimpulan Rekomendasi

Faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang di Rancabentang berasal dari internal masyarakat sendiri, yaitu kebutuhan dan manfaat langsung yang ingin diperoleh masyarakat. Ketersediaan fasilitator, yaitu KMBB sangat membantu dalam partisipasi yang dilakukan masyarakat ini, karena masyarakat membutuhkan pengetahuan dan keterampilan teknis yang terkait dengan partisipasi mereka. Selain itu, KMBB juga dapat menjembatani antara masyarakat dengan pihak-pihak lain yang berpengaruh dalam hal pengendalian pemanfaatan ruang di Rancabentang. Partisipasi yang terjadi antara pemerintah dengan masyarakat di Rancabentang termasuk kedalam partisipasi semu. Hal tersebut dikarenakan tidak adanya komunikasi dua arah antara masyarakat dan pemerintah. Masyarakat hanya diinformasikan dan dikonsultasikan, atau melakukan identifikasi isu dan aspirasi, namun tidak ditanggapi dan tidak direalissasikan. Partisipasi masyarakat akan berhasil apabila seluruh stakeholders berpartisipasi. Tindakan pengendalian pemanfaatan ruang yang dilakukan oleh masyarakat membutuhkan koordinasi dan keterpaduan tindak dari berbagai pihak, baik LSM, akademisi, tokoh yang berengaruh, maupun birokrat. Dampak langsung dari partisipasi masyarakat dalam upaya pengendalian pemanfaatan ruang di Rancabentang adalah terhentinya pembangunan Hotel Four R. Jika dilihat lebih jauh, dampak partisipasi masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang di Rancaentang ini adalah dapat menyelesaikan masalah dengan tepat dan tidak sepihak, meningkatkan produktivitas masyarakat, dan menciptakan lingkungan yang lebih baik.

Seluruh stakeholder harus memfokuskan dan mendukung upaya partisipasi masyarakat dalam melakukan pengendalian pemanfaatan ruang di Rancabentang terutama untuk saat ini yang sedang dalam tahap banding sehingga menjadi dorongan dan semangat bagi warga, serta kedepannya warga mau untuk terus berpartisipasi. Untuk menjaga eksistensi dan konsistensi organisasi warga, diharapkan FKWCPL dapat terus aktif dalam mengawasi kegiatan pemanfaatan ruang terutama di daerah Ciumbuleuit dan Kawasan Bandung Utara (KBU). Strategi yang perlu dilakukan kedepan adalah dengan memperkuat kelembagaan partnership di tingkat lokal, baik antar masyarakat, KMBB, perguruan tinggi, maupun stakeholder lain yang bepengaruh. Selain itu, FKWCPL juga harus memperluas jaringan komunikasi dan kerjasama, terutama ke berbagai institusi pemerintah daerah dan pusat. Membangun kesadaran generasi muda sebagai dasar keberlanjutan partisipasi masyarakat di Rancabentang. Pemerintah Kota Bandung harus melakukan evaluasi terhadap implementasi good governance yang mensyaratkan dibukanya aksesibilitas rakyat atas informasi, partisipasi dan akses pada keadilan, khususnya dalam proses pengambilan keputusan terkait dengan perijinan usaha dan/ atau kegiatan, maupun pelibatan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan lainnya. Masyarakat daerah yang lain harus mampu menghimpun kekuatan untuk dapat melakukan pengendalian pemanfaatan ruang di daerahnya. Kekuatan yang perlu dikembangkan adalah kemampuan mengorganisir diri, menyampaikan umpan balik atas kebijakan yang telah dibuat pemerintah, menghimpun pengetahuan, dan membangun jejaring dengan pihak yang memiliki pengaruh dan keinginan yang sama. Untuk studi lebih lanjut, dapat dipelajari bagaimana bentuk pembelajaran yang terjadi dalam proses pengendalian pemanfaatan ruang di Rancabentang serta bagaimana partisipasi perempuan dalam melakukan pengendalian pemanfaatan ruang di Rancabentang.

You might also like