You are on page 1of 5

BAB I PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Perkembangan kota Jakarta pada saat ini telah menunjukkan tingkat pertumbuhan yang sangat cepat. Tingkat pertumbuhan itu dapat dilihat dari makin bertambahnya bangunan-bangunan fisik untuk memenuhi kebutuhan dan aktifitas warga kota Jakarta. Dapat dilihat bahwa faktor penduduk kota Jakarta merupakan faktor terpenting. Makin besar jumlah penduduk makin banyak dan beragam pula fasilitas yang dibutuhkan dalam suatu kota. Dalam perkembangannya, kebutuhan akan fasilitas pelayanan jasa seperti pusat perbelanjaan di kota Jakarta semakin pesat. Menurut Kompasiana, tahun 2010 tercatat 90 pusat perbelanjaan terbangun di kota Jakarta, dari berbagai kelas pusat perbelanjaan. Selain itu permintaan ruang perkantoran juga akan terus membaik hingga dua tahun mendatang seiring dengan terus membaiknya ekonomi dan iklim bisnis. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat, serta mengantisipasi perubahan drastis yang mengancam kemantapan suatu komunitas, maka muncul pendekatan pemanfaatan lahan dengan konsep bangunan multi fungsi yang mengintegrasikan dua bangunan yang sesuai dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang bangunan gedung yang lebih ramah lingkungan dan hemat energi selaras dengan lingkungan asal. Banyak isu-isu yang berkembang saat ini bahwasanya : 1. Permasalahan perkotaan yang kerap muncul dalam hal pengembangan infrastruktur dan property sumber : http://www.vibiznews.comdiantaranya: Keterbatasan Lahan & Nilai Lahan (Sistem Pertanahan & Harga Patokan). Keterbatasan Sumber Daya (Alam, Manusia, Buatan). Peraturan (Pertanahan, Zoning Regulation), Urbanisasi Penyediaan Prasarana Dasar (Air, Listrik, rumah) Jumlah Penduduk Yang Besar 2. Pusat perbelanjaan dan gedung perkantoran potensi penghematan energi besar. (sumber : JAKARTA, ESDM.go.id)

3. Pembangunan bangunan gedung hemat energi dan ramah lingkungan murah, mudah,
dan berdampak luas. Hal ini dilakukan untuk mengurangi pemanasan global dan krisis ekonomi global. (sumber : NIRWONO JOGA Arsitek Lanskap)

4. Pemerintah telah lama menggalakkan penggunaan segala sesuatu yang bersifat ramah lingkungan dan hemat energi. (sumber : www.inilah.com) Dengan adanya isu-isu yang ada maka pembangunan multifungsi hemat energi ke arah vertikal diharapkan dapat memanfaatkan keterbatasan lahan semaksimal mungkin dan memanfaatkan energi alam iklim setempat untuk menciptakan kondisi kenyamanan bagi penghuninya. Kondisi ini merupakan faktor pendorong untuk menerapkan bangunan multifungsi dalam satu lahan berupa pusat perbelanjaan dengan perkantoran yang hemat energi. Sedangkan lokasi yang diambil adalah di Jakarta Pusat tepatnya di Jalan Salemba Raya di mana lokasi tersebut yang memenuhi kriteria dari tata ruang kota Jakarta Pusat sebagai pusat perdagangan dan jasa.

1.2.

Tujuan 1. Mendorong program pemerintah dalam hal konservasi energi pada bangunan gedung. 2. Menciptakan mengurangi pemanasan global dan krisis ekonomi global dengan konsep
Hemat Energi.

1.3.

Sasaran 1. Para pengusaha atau perusahaan dari dalam maupun luar negeri. 2. Para pedagang kelas menengah ke atas (baik domestik maupun asing).

1.4.

Identifikasi Masalah 1. Keterbatasan lahan khususnya di kota jakarta menimbulkan kurangnya penghijauan pada tapak, selain itu resapan air pada tapak juga masih kurang. 2. Pengolahan air pada tapak yang kurang dapat menimbulkan banjir. 3. Lahan parkir yang tidak mengikuti standarisasi sehingga menyebabkan kemacetan khususnya di jakarta. 4. Fasade bangunan yang tidak berorientasi sehingga penghematan energi pada bangunan yang tidak tercapai. 5. Pemakaian bahan bangunan yang tidak hemat energi.

6. Bukaan-bukaan pada bangunan yang tidak maksimal menimbulkan bangunan kurang efisien. 7. Kurang maksimalnya pemanfaatan energi cahaya dan udara dalam ruang bangunan yang bersifat servis.

1.5.

Batasan Masalah Pembahasan ditekankan pada permasalahan dan persoalan diantaranya penghematan energi pada bangunan multifungsi yang dapat terintegrasikan sesuai kebutuhan ruang yang ada yaitu mulai dari fungsi, tapak dan bangunannya (sebagai dasar perencanaan dan perancangan fisik bangunan multifungsi).

1.6.

Masalah Dalam perencanaan bangunan multifungsi ini permasalahan yang dibahas adalah bagaimana mewujudkan suatu bangunan multifungsi yang hemat energi yang dapat memaksimalkan bukaan-bukaan pada ruang dan fasade bangunan yang berorientasi, baik dalam tapak, bangunan dan ruang pada lahan yang terbatas.

1.7.

Pendekatan Masalah Rumusan masalah dalam perancangan bangunan multifungsi pusat perdagangan dan perkantoran ini adalah sebagai berikut : Bangunan dirancang dengan pemanfaatan lahan yang maksimal, keterbukaan ruang, orientasi bangunan dan pemanfaatan sirkulasi udara sehingga didapat penghematan energi pada bangunan multifungsi.

1.8.

Metodologi Penulisan Cara pengumpulan data dan sumber-sumber yang digunakan sebagai bahan penulisan dan referensi dalam menyusun laporan perencanaan ini adalah berdasarkan pengamatan langsung di lapangan, studi banding, studi literature dan materi-materi perkuliahan.

1.9. Kerangka Berfikir


Feed Back

Tujuan nciptakan bangunan multifungsi perkantoran dan pusat perbelanjaan yang hemat energi.

Permasalahan bagaimana menerapkan suatu bangunan multi fungsi perkantoran dan pusat perbelanjaan yang hemat energi baik dalam tapak, bangunan dan

Latar Belakang 1. Meningkatkan kegiatan berbisnis menuntut tersedianya tempat untuk menampung kegiatan tersebut. 2. Kebutuhan masyarakat akan fasilitas umum sebagai tempat untuk perkantoran dan pusat perbelanjaan. 3. Banguana multi fungsi yang hematan energi.

Ide / Gagasan Kantor Sewa dan Pusat Perbelanjaan di Jakarta Y h t i

Data : 1. Data Primer 2. Data Sekunder 3. Data Kwantitatif 4. Data Kwalitatif

Analisis 1. Tapak 2. Bangunan 3. Struktur dan Kontruksi 4. Fungsi 5. Tekno Ekonomi

Sasaran 1. Para pengusaha atau perusahaan dari dalam maupun luar negeri. 2. Para pedagang kelas menengah ke atas (baik domestik maupun asing).

Batasan bahasan ditekankan pada permasalahan dan persoalan diantaranya penghematan energi yang dapat mengintegrasikan bangunan multifungsi dan kebutuhan ruang yang ada yaitu mulai dari fungsi, tapak dan bangunannya (sebagai dasar perencanaan dan perancangan fisik bangunan multifungsi).

Konsep Perencanaan dan

DESAIN

You might also like