You are on page 1of 83

HAKIKAT MANUSIA

HAKIKAT MANUSIA
Perbedaan Manusia dan Hewan
Hewan 1. 2. 3. 4. 5. Memiliki kemampuan siap pakai ketika lahir Makhluk biologis Punya instik Bertindak menurut instink Tidak mengenal etika, estetika dan agama 1. 2. 3. 4. 5. Manusia Ketika dilahirkan tidak berdaya sama sekali Makhluk biologis, individu dan sosial Potensi yang berkembang Bertanggung jawab Punya etika, estetika, dan agama

Sifat Hakikat Manusia


Ciri-ciri yang menjadi karakteristik, yang secara prinsipil membedakan hewan dari manusia

Wujud Sifat Hakekat Manusia


Kemampuan Menyadari diri Kemampuan bereksistensi Memiliki kata hati Memiliki moral Kemampuan bertanggung jawab Memiliki rasa kekebasan Melaksanakan kewajiban dan

menyadari hak Kemampuan menghayati kebahagiaan

Pandangan tentang Hakekat Manusia


1. Pandangan Psikoanalitik 2. Pandangan Humanistik 3. Pandangan Behavioristik

Pandangan Psikoanalitik Tradisional


Dipelopori oleh Hansen, Stevic, Warner dan Sigmund Freud Tingkah laku manusia digerakkan oleh dorongan yang bersifat instinktif dan diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan instink biologis manusia

Struktur Kepribadian Manusia terdiri dari 3 komponen (Freud)


Id yang berfungsi untuk menggerakkan

seseorang untuk memuaskan kebutuhannya Ego berfungsi untuk menjembatani antara keinginan id dg lingkungan yang realistis Super ego berfungsi untuk mengawasi dan mengontrol tingkah laku seseorang agar sesuai dengan aturan dan nilai-nilai moral

Pandangan ini tetap mengakui adanya id, ego, dan superego, namun lebih menekankan pada fungsi ego sebagai pusat kepribadian seseorang. Ego berfungsi sebagai pengarah terujudnya id, dan bersifat rasional serta bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial seseorang. Dalam perujudan diri manusia untuk memenuhi kebutuhannya, manusia tidak hanya digerakkan oleh instink, tetapi juga atas rangsangan yang datang dari lingkungannya

Pandangan Humanistik
Dipelopori oleh : Rogers, Adler, Martin Buber Menurut Adler : Manusia mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yg positif, mampu mengatur dan mengontrol dirinya dalam berbagai hal, mampu menentukan nasibnya sendiri, sehingga manusia terbebas dari kecemasan dan kegelisahan. Pada hakekatnya gambaran pribadi manusia adalah selalu dalam proses menjadi, yang merupakan satu kesatuan potensi yang terus menerus berubah dan berkembang, tidak pernah selesai dan tidak pernah sempurna

Pandangan Humanistik
Menurut Adler : Manusia digerakkan sebagian oleh kebutuhan untuk mencapai sesuatu, dan sebagian lagi oleh tanggung jawab sosial dalam membantu orang lain dan dalam membuat dunia menjadi lebih baik

Pandangan Humanistik
Menurut Martin Buber : Manusia merupakan suatu (eksistensi) yang berpotensi, tetapi potensi itu terbatas, sehingga sulit untuk memperkirakan bagaimana masa depan mansia tersebut. Manusia tidak dapat dikatakan baik atau jahat tetapi mengandung kedua kemungkinan itu

Pandangan dipelopori oleh : Skinner, Kohler, Thorndike Menurut pandangan behavioristik : Tingkah laku manusia ditentukan oleh lingkungan di mana individu itu berada Tingkah laku manusia dapat dikendalikan dengan mengatur lingkungan tempat individu itu berada

1. Dimensi Keindividualan
Setiap individu manusia yang dilahirkan telah dikarunia potensi yang berbeda dengan yang lainnya. Tiap individu memiliki kehendak, citacita, kecendrungan, semangat, dan daya tahan yang berbeda

Menurut Langeveld: Tiap individu memiliki dorongan untuk mandiri yang sangat kuat, meskipun pada anak terdapat rasa tidak berdaya, sehingga memerlukan pihak lain (pendidik) yang dapat dijadikan tempat bergantung yang memberikan perlindungan dan bimbingan Pendidikan berfungsi mengembangkan kepribadian atau menemukan kediriannya sendiri. Pendidikan harus bersifat demokratis

Manusia membutuhkan manusia lainnya untuk bisa hidup dengan baik. Tiap individu mempunyai dorongan untuk bergaul dengan sesama manusia. Dalam pergaulan terdapat kesediaan untuk memberi dan menerima Immanuel Kant: Manusia hanya menjadi manusia jika berada di antara manusia. Individu dapat mengembangkan dirinya hanya dalam pergaulan sesama manusia

Manusia memiliki nilai-nilai, menghayati dan melaksanakan nilai-nilai dalam kehidupannya. Nilai merupakan sesuatu yang dijunjung tinggi karena mengandung makna kebaikan, keluhuran, kemuliaan, dan sebagainya yang dijadikan pedoman dalam hidup. Ada 2 hal terkait dengan kesusilaan : 1.Etiket : kepantasan dan kesopanan 2.Etika : kebaikan

Manusia adalah makhluk religius karena manusia sejak dulu percaya bahwa di luar alam yang dapat dijangkau dengan alat indra, diyakini adanya kekuatan supranatural yang menguasai hidup di alam semesta Beragama merupakan kebutuhan manusia, karena manusia adalah makhluk yang lemah sehingga memerlukan tempat untuk bertopang dan untuk keselamatan hidupnya

HAKIKAT PENDIDIKAN A. Pengertian Pendidikan itu ?


1. Driyarkara (1980): Pendidikan adalah

usaha sadar untuk memanusiakan manusia muda 2. Crow dan Crow: Proses yang berisi berbagai macam kegiatan yang sesuai dengan kegiatan seseorang untuk kehidupan sosialnya dan meneruskan kebudayaan

3. Langeveld: Pendidikan adalah bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain Diperlukan kewibawaan orang dewasa sebagai pendidik, sehingga anak dengan sukarela melakukan segala sesuatu yang dituntut oleh pendidik

4. John Dewey (Ahli Filsafat Pendidikan Pragmatisme) : Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia

5. KiHajar Dewantara (Tokoh Pendidikan Nasional Indonesia) : Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek) dan pisik anak.

6. Dictonary of Education: - Proses mengembangkan kemampuan, sikap dan tingkah laku dalam masyarakat - Proses sosial, yaitu pengaruh lingkungan terhadap invidu

7. UU RI No. 2 tahun 1989 (Bab I, ps 1, ayat 1) Pendidikan ialah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang

8. UU RI No. 20 tahun 2003 (Bab I, ps 1, ayat 1) Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara

Ciri-ciri umum Pendidikan


1. Mengandung tujuan yang ingin dicapai

yaitu perkembangan kemampuan individu 2. Usaha yang disangaja dan terencana untuk mencapai tujuan 3. Dapat dilakukan di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat

Mendidik
Langeveld: Membimbing anak supaya jadi

dewasa dengan usaha yang disengaja Hoogveld: Membantu anak supaya ia cakapmenyelenggarakan tugas hidupnya atas tanggung jawab sendiri Ki Hajar Dewantara: Menuntun segala kekuatan kodrat anak sebagai manusia sebagai anggota masyarakat agar mancapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya

Perbedaan Pendidikan dan Pengajaran


Pengajaran lebih

mengutamakan pada penguasaan pengetahuan dan ketrampilan Memakan waktu reltif pendek Metodenya lebih teknis, rasional dan praktis

Pendidikan lebih

mengutamakan pembentukan manusianya (nilai dan sikap Waktunya relatif panjang Metodenya bersifat psikologis dan pendekatan manusiawi

Pendidikan Sebagai Suatu Sistem


Pendidikan sebagai suatu sistem merupakan kesatuan dari bermacam-macam komponen yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya dalam mempengaruhi perkembangan peserta didik menuju kedewasaannya

Unsur-unsur Pendidikan
Peserta Didik Pendidik Tujuan Pendidikan Materi (isi) pendidikan Metode/alat pendidikan Lingkungan Pendidikan

Ciri-cirinya: 1. Individu yang memiliki potensi pisik dan psikis yang khas (uni) 2. Individu yang sedang dalam perkembangan 3. Individu yang membutuhkan bimbingan dan perlakuan yang manusiawi 4. Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri

UU RI No. 20 tahun 2003 (Bab I, pasal 1 ayat 4)

Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu

UU RI No. 20/2003 (Bab V, pasal 12, ayat 1): Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak:
a. Mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang danutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama b. Mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya c. Mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya d. Mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya e. Pindah ke program pendidikan pada jalur dan satuan pendidikan lain yang setara f. Menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu

Pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik agar dia menjadi dewasa Pendidik ada 2 macam: 1. Pendidik karena kodrat : orang tua 2. Pendidik karena jabatan (profesi) : orang diberi tugas untuk mendidik di lembaga pendidikan

Pendidik harus memiliki kewibawaan, yaitu kekuatan bathin pendidik, sehingga menimbulkan sikap menurut, mengakui dan menerima dari pihak lain (siswa). Pendidik dapat berwibawa karena peserta didik membutuhkan suatu perlindungan, bantuan dan bimbingan, di pihak lain pendidik rela dan bersedia memenuhinya

Bab XI, pasal 39 ayat 1: Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi

Bab XI pasal 40 ayat 1: Pendidik dan tenaga kependidikan berhak memperoleh : a. Penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan memadai b. Penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja c. Pembinaan karier sesuai dengan tuntutan pengembangan kualitas d. Perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil kekayaan intelekrual e. Kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanan tugas

Bab XI pasal 40 ayat 2 : Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban: a. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis b. Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan c. Memberikan teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya

Pasal 42 ayat 1: Pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional Pasal 42 ayat 2: Pendidik untuk pendidikan formal pada jenjang pendidikan usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi dihasilkan oleh perguruan tinggi yang terakreditasi

Pasal 43 ayat 1 : Promosi dan penghargaan bagi pendidik dan tenaga kependidikan dilakukan berdasarkan latar belakang pendidikan, pengalaman, kemampuan, dan prestasi kerja Pasal 43 ayat 2 : Sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi

3. Tujuan Pendidikan
Fungsi tujuan : 1. Memberikan arah kegiatan pendidikan 2. Merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh kegiatan pendidikan
Hirarkhi Tujuan Pendidikan 1. Tujuan Pendidikan nasional 2. Tujuan Institusional 3. Tujuan Kurikuler 4. Tujuan Pembelajaran (Umum dan Khusus)

UU RI No 20/2003 (Bab II pasal 3) Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab

4. Materi (Isi) Pendidikan


Materi pendidikan sesuai dengan kurikulum yang berlaku, baik untuk kurikulum nasional maupun kurikulum muatan lokal

5. Metode dan Alat Pendidikan


Metode hendaknya dipilih sesuai dengan kondisi peserta didik, materi, dan kemampuan pendidik Alat Pendidik dapat berupa benda (media) dan alat pendidikan berupa siasat (psikologis) Alat pendidikan psikologis 2 macam: 1. Preventif mencegah terjadinya yang negatif dan mendorong yang positif 2. Kuratif bermaksud untuk memperbaiki yang negatif dan menguatkan yang positif

Lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi proses pendidikan yang dilakukan Lingkungan pendidikan terdiri dari : 1. Lingkungan Keluarga 2. Lingkungan sekolah 3. Lingkungan masyarakat

A. ALIRAN KONVENSIONAL
Aliran konvensional merupakan pandangan atau pendapat yang membahas tentang faktor-faktor yang menentukan perkembangan manusia dan kepribadiannya

1. Empirisme Aliran ini berpandangan bahwa manusia dilahirkan dalam keadaan bersih tanpa mempunyai pembawaan sama sekali dari lahirnya, tetapi perkembangan anak ditentukan oleh lingkungan yang akan menentukan arah hidupnya. Aliran ini disebut juga dengan Tabularasa yang berarti anak lahir seperti kertas putih yang masih kosong dan dapat ditulis sesuai dengan keinginan orang yang akan menulisnya. Aliran ini dipelopori oleh John Locke. Aliran ini bersifat optimis terhadap pendidikan

Menurut pandangan aliran ini manusia dilahirkan telah mempunyai pembawaan (baik atau buruk). Pembawaan ini tidak dapat diubah ke arah lain oleh lingkungan atau pendidikan. Aliran ini dipelopori oleh Schopenhauer. Pandangan aliran ini bersifat pessimis terhadap pendidikan untuk bisa mengubah anak ke arah lain selain dari pembawaan yang dibawa sejak lahir. Jika pembawaan baik, maka anak akan berkembang ke arah yang baik, tetapi jika pembawaan itu jelek, anak akan berkembang ke arah yang jelek tanpa dapat diubah

3. Aliran Naturalisme
Pandangan ini berpendapat bahwa semua anak yang baru lahir mempunyai pembawaan baik, namun pembawaan itu manjadi rusak karena pengaruh lingkungan, bahkan pendidikan yang diberikan orang dewasa kepada anak dapat merusak pembawaan baik itu. Aliran ini dipelopori oleh John Jacke Rousseau. Aliran ini disebut juga dengan Negativisme yang beranggapan bahwa pendidikan itu tidak perlu tetapi anak diserahkan saja kepada alam agar pembawaan yang baik tidak menjadi rusak.

4. Aliran Konvergensi
Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh pembawaan dan pendidikan. Bakat yang dibawa sejak lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa dukungan yang sesuai untuk perkembangan bakat itu. Sebaliknya lingkungan yang baik tidak akan menghasilkan pendidikan yang optimal kalau tidak ada bakat yang kuat. Aliran ini dipelopori oleh William Stern yang mempunyai pandangan positif terhadap pendidikan.

Gerakan baru dalam pendidikan merupakan upaya yang dilakukan untuk mencari perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan khususnya perbaikan dalam proses pembelajaran. Ada beberapa model (bentuk) perbaikan yang dajukan oleh gerakan baru pendidikan ini.

Pengajaran alam sekitar lebih menekankan kepada kegiatan pengajaran yang dilakukan di sekolah harus terkait dengan kehidupan nyata yang dialami oleh anak, sehingga lebih kongkrit dan terkait secara emosional dengan kebutuhan dan kehidupan anak. Pelopornya F.A.Finger dan J.Ligthart Prinsip Pengajaran alam sekitar: 1. Peragaan 2. Aktivitas anak 3. Pengajaran totalitas 4. Menyatu dengan pengalaman anak 5. Memberikan apersepsi emosional anak

Dirintis oleh Ovideminat Decroly dari Belgia dengan semboyan Sekolah untuk hidup dan oleh hidup Anak harus mempunyai pengetahuan terhadap dirinya sendiri dan tentang dunianya yaitu lingkungan tempat hidup di hari depannya. Metode yang dikemukakan oleh Decroly: 1. Metode global (gestalt) yaitu pendidikan hendaknya dimulai dari suatu keseluruhan yang punya pengertian 2. Pusat minat yaitu dalam pembelajaran harus disesuaikan dengan minat spontan yang dimiliki anak

Sekolah kerja dipelopori oleh G. Kerschenteiner dengan nama Arbeitsschule di jerman. Sekolah kerja bertolak dari pandangan bahwa pendidikan tidak hanya demi kepentingan individu tetapi juga demi kepentingan masyarakat
Bentuk Sekolah kerja : a. Sekolah Kerja Sosiologis (kebutuhan masyarakat) b. Sekolah Kerja Psikologis (pengembangan bakat anak) c. Sekolah Kerja Sosiologis-Psikologis (gabungan) d. Sekolah Kerja Kepribadian (Pembentukan pribadi)

Konsep pengajaran proyek diletakkan oleh John Dewey dan dilaksanakan oleh W.H.Kilpatrick. Dalam pengajaran proyek anak bebas menentukan pilihannya (jenis pekerjaan), merancang dan memimpin kegiatan proyek. Proyek yang ditentukan sendiri oleh anak akan mendorong mereka untuk mencari cara pemecahan masalah yang ditemui secara aktif (sesuai keinginannya). Mata pelajaran tidak terpisah antara satu dengan lainnya, tetapi didasarkan atas keperluan pemecahan masalah

Lembaga Pendidikan yang Berjiwa Nasional


1. Perguruan Kebangsaan Taman

Siswa 2. INS Kayu Tanam 3. Perguruan Muhammadiyah 4. Diniyah Putri Padang Panjang

Perguruan Kebangsaan Taman Siswa


Taman Siswa didirikan oleh Ki Hajar Dewantara tanggal 3 Juli 1922 di Yogyakarta Ki Hajar Dewantara lahir di Yogyakarta tanggal 2 Mei 1889dengan nama Suwardi Suryaningrat

Setiap orang berhak mengatur dirinya sendiri

Asas Taman Siswa

mengingat tertibnya persatuan dan perdamaian (sistem among) Pendidikan yang diberikan hendaknya dapat menjadikan manusia yang merdeka Pendidikan didasarkan atas keadaan dan budaya bangsa Indonesia Pendidikan harus diberikan kepada seluruh rakyat, tanpa kecuali Bekerja sesuai dengan kemampuan dan kekuatan sendiri Memikul beban belanja sendiri (hemat) Pendidik harus mendidik dengan sepenuh hati, tulus dan ikhlas

Dasar Taman Siswa (1947) (Panca Darma)


Kebudayaan Kemerdekaan Kodrat alam Kemanusiaan Kebangsaan

Jenis Pendidikan Taman Siswa


Taman Indriya (Taman Kanak-kanak) Taman Anak (Kelas I III SD) Taman Muda (Kelas IV VI SD) Taman Dewasa (SLTP) Taman Madya (SLTA) Taman Guru

Ruang Pendidik INS Kayu Tanam


INS (Indonesicche Nederlandsche School)

didirikan oleh Mohammad Syafei pada tanggal 31 Oktober 1926 di Kayu Tanam
Moh. Syafei lahir di Natan Kalimantan Barat

1895 dan dianugerahi gelar Doctor Honoris Causa dari IKIP Padang tahun 1968

Asas INS Kayu Tanam


Berfikir logis dan rasional Keaktifan dan kegiatan Pendidikan masyarakat Memperhatikan pembawaan anak Menentang intelektualisme

Tujuan INS

Mendidik rakyat ke arah kemerdekaan Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa Manusia yang harmonis dalam

perkembangannya (jasmani dan rohani) Memberikan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Menanamkan kepercayaan pada diri sendiri Harus dapat membiayai diri sendiri

Jenjang Pendidikan
Ruang Ruang Ruang Ruang Ruang

Rendah (7 tahun setara SD) Antara (1 tahun) Dewasa (4 tahun) Masyarakat (1 tahun) Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan di Padang Panjang Program Khusus untuk menjadi guru (1 tahun) setelah ruang dewasa (1953)

Perguruan Muhammadiyah
Didirikan oleh Kiyai Haji Ahmad Dahlan di

Yogyakarta pada 18 November 1912 Kiyai Haji Ahmad Dahlan lahir di Yogyakarta dengan nama Muhammad Darwis pada tahun 1869.

Latar Belakang didirikan


Adanya kerusakan aqidah umat Islam Kebekuan dalam bidang hukum Fiqh Kemunduruan dalam pendidikan Islam Kemajuan zending Kristen dan misi Katolik

Dasar Pendidikan
Tajdid, mengubah cara berfikir dan berbuat Kemasyarakatan Aktivitas Kreativitas Optimisme Pensyukuran nikmat Sumbangan terhadap masyarakat & bangsa

Diniyah Putri Padang Panjang


Didirikan oleh Rahmah El Yunusiyah pada

tanggal 1 November 1923 di Padang Panjang Rahmah El Yunusiah lahir 29 Desember 1900 M, atau 1 Rajab 1318 H dan meninggal 26 Februari 1969 atau 9 Zulhijjah 1388

Program Pendidikan
Program Pendidikan Umum untuk

mengembangkan kemampuan dan sikap ilmiah Program pendidikan di bidang keahlian agama Islam Program pendidikan untuk menjadi ibu pendidik yang baik Program pendidikan ketrampilan Program pendidikan di asrama

Jenis Pendidikan
Sekolah menyesal Sekolah Taman kanak-kanak Islam Sekolah Diniyah Putri Rendah (SD) Diniyah Putri B (SLTP) Diniyah Putri C (SLA) Sekolah Kulliyatul Muallimat (Sekolah Guru) Perguruan Tinggi Diniyah Putri

Lingkungan Pendidikan
Lingkungan pendidikan adalah semua kondisi

yang dengan cara itu mempengaruhi tingkah laku, pertumbuhan dan perkembangan manusia Lingkungan pendidikan pada dasarnya adalah latar tempat berlangsungnya pendidikan. Lingkungan meliputi segala material dan stimuli di dalam dan di luar diri individu, bersifat fisiologis, psikologis, atau ssosiokultural

Jenis Lingkungan Pendidikan


Lingkungan keluarga pendidikan informal,

berlangsung secara alamiah Lingkungan sekolah pendidikan formal, sengaja dirancang dan dilaksanakan dengan aturan yang ketat Lingkungan masyarakat pendidikan non formal, aturan lebih longgar dan tidak selalu dipersyaratkan berjenjang

Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan

yang pertama dan utama dalam membentuk kepribadian anak didik Pendidikan dalam keluarga dilakukan melalui teladan dalam pergaulan keluarga Pola tindakan dalam keluarga akan mempengaruhi perkembangan anak

Pola Tindakan dalam Keluarga


1. Pola Tindakan yang bersifat otoriter, sehingga dapat menimbulkan reaksi dalam bentuk : a. Menurut secara pasif b. Perlawanan secara pasif c. Perlawanan secara aktif 2. Pola tindakan yang demokratis 3. Pola tindakan yang memberikan kebebasan

Cara yang dilakukan orang tua


Pemodelan prilaku Memberikan ganjaran dan hukuman Perintah langsung Menyatakan peraturan-peraturan Penggunaan nalar Menyediakan fasilitas dan suasana yang

menunjang

Lingkungan Sekolah
Sekolah bukan mengambil alih fungsi orang

tua dalam mendidik anak, tetapi sekolah bersama orang tua membantu mendidik anak Sekolah berfungsi untuk menghasilkan tenaga yang memiliki pengetahuan, ketrampilan dan sikap sesuai dengan kebutuhan masyarakat Membina masyarakat sesuai yang diinginkan

Fungsi Sekolah
Menumbuh-kembangkan anak sebagai

makhluk individu dengan berbagai pengetahuan Mengembangkan sikap sosial, toleran dan gotong royong Pembinaan watak anak Pengembangan sikap religius Menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas Pewarisan dan pengembangan kebudayaan

Lingkungan Masyarakat
Masyarakat merupakan penyelenggara

pendidikan, baik yang dilembagakan atau tidak Lembaga yang ada di masyarakat mempunyai peran dalam pendidikan Di masyarakat tersedia berbagai sumber belajar baik yang dirancang atau yang dimanfaatkan

Fungsi Pendidikan di masyarakat


Pelengkap, melengkapi perkembangan

kepribadian anak melalui berbagai kegiatan pendidikan untuk melengkapi kemampuan, ketrampilan, pengetahuan dan performance Pengganti, menyediakan pendidikan yang berfungsi sama dengan sekolah Penambah, menyediakan tambahan untuk mendalami pengetahuan dan ketrampilan yang sudah dipelajari di sekolah

Diskusi
1.

Bagaimana pengaruh lingkungan pasar thd peserta didik 2. .. Lingkungan yang bagaimanakah yang baik contoh nya
3.

Bagaimana peran masyarakat menyiapkan anak dalam menghidupi globalisasi

Tahap ke 2

Mana yang lebih pengaruh dari ketiga

lingkungan Bagaimana kalau salah satu lingkungan tidak dialami oleh anak

Bagaimana upaya guru (sekolah)

menyeimbangkan ketiga lingkungan

Tahap 3
..
Tiap tahun ada anak yang MBA (kelas I) walaupun

sekolah telah berusaha, Bagaimana pendapat Anda menyelesaikan sebagai calon guru ?

.
Kekerasan dalam keluarga , Bagaimana

mengatasinya ?

.
1. Sejauh mana keluarga mempengaruhi

perkembagnan anak 2. Tinggal di asrama masih ada atau tidak lingkungan masy. 3. Asrama menutup pengaruh lingkungan masyarakat

You might also like