You are on page 1of 9

INTRODUCTION TO MOBILE COMMUNICATION SYSTEM (A BRIEF HISTORY)

Dengan adanya konvergensi TI dengan teknologi telekomunikasi, membuat teknologi telah menjadi segalanya bagi manusia, Teknologi komunikasi khususnya mobile dan selular telah berkembang pesat di dunia. Diawali dengan teknologi fixed telepon, link penghubung antara individu yang berkomunikasi berupa kabel twisted pair sehingga tidak memungkinkan adanya pergerakan bagi pengguna. Dengan diperkenalkannya teknologi handset nirkabel, subscriber/pengguna dapat melakukas proses komunikasi secara bergerak dengan jarak yang terbatas. Namun saat ini konsep mobilitas tersebut telah berkembang pesat sehingga memungkinkan pengguna layanan tidak lagi dibatasi oleh wilayah manapun, lintas Negara bahkan lintas benua. Perkembangan teknologi komunikasi bergerak (mobile communication) tidak serta merta menghasilkan kemajuan gemilang yang kita temui saat ini, seperti kata pepatah nasi di piring dahulunya adalah gabah. Secara umum perkembangannya dapat di kelompokkan menjadi 3 tahapan utama yang lebih spesifik lagi diistilahkan dengan generation, yaitu 1G,2G,3G, masing-masing dicirikan dengan jenis layanan yang diberikan. First Generation ,1G 1G "generasi pertama," adalah generasi pertama teknologi telekomunikasi nirkabel, atau lebih dikenal sebagai ponsel. Satu set standar nirkabel dikembangkan di tahun 1980-an, 1G teknologi pengganti dari teknologi 0G, yang menampilkan telepon radio mobile dan teknologi seperti Mobile Telephone System (MTS), Advanced Mobile Telephone System (AMTS), Improved Mobile Telephone Service (IMTS), dan Push Talk (PTT). Berbeda dengan penggantinya, 2G yang memanfaatkan sinyal digital, jaringan nirkabel 1G digunakan sinyal radio analog. Melalui 1G, panggilan suara dimodulasi ke frekuensi yang lebih tinggi sekitar 150MHz dan ditransmisikan antara menara radio. Hal ini dilakukan dengan menggunakan teknik yang disebut Frequency-Division Multiple Access (FDMA). Dalam hal kualitas koneksi secara keseluruhan, 1G kurang bagus. Ini memiliki kapasitas rendah, handoff tidak dapat diandalkan, link suara kurang bagus dan tidak ada keamanan sama sekali sejak panggilan suara sampai kembali menara radio, panggilan ini rentan terhadap penyadapan yang tidak diinginkan oleh pihak ketiga.

Penggunaan Standar 1G di Berbagai Negara Advanced Mobile Phone System (AMPS) adalah sebuah standar 1G digunakan di Amerika Serikat. Nordic Mobile Telephone (NMT) adalah sebuah standar 1G digunakan di negara-negara Nordik (Denmark, Finlandia, Islandia, Norwegia dan Swedia), juga di negaranegara tetangganya Swiss dan Belanda, Eropa Timur, dan Rusia. Italia menggunakan sistem telekomunikasi yang disebut RTMI. Di Inggris, digunakan Total Access Communication System (TACS). Perancis digunakan Radiocom2000. Di Jerman Barat, Portugal, dan Afrika Selatan, sebuah sistem telekomunikasi dikenal sebagai C-450. Dua sistem yang bersaing di Jepang adalah Nippon Telegraph and Telepon (NTT) dan DDI, dikembangkan berbagai standar: NTT mengembangkan TZ-801, TZ-802 dan TZ-803, sedangkan DDI mengembangkan standar yang disebut Japan Total Access Communications System (JTACS). Second Generation, 2G Teknologi seluler ini hadir menggantikan teknologi seluler pertama, 1G yang menggunakan sistem analog seperti AMPS (Advanced Mobile Phone System). 2G merupakan jaringan telekomunikasi selular yang diluncurkan secara komersial pada jaringan GSM standar di Finlandia oleh Radiolinja. Berbeda dengan 1G, 2G menggunakan sistem digital. Selain melayani komunikasi suara, 2G juga dapat melayani komunikasi teks, yakni SMS. Generasi kedua ini menggunakan teknologi TDMA (Time Division Multiple Access). Cara kerja teknologi ini adalah dengan membagi alokasi frekuensi radio berdasarkan satuan waktu. Teknologi TDMA dapat melayani tiga sesi peneleponan sekaligus dengan melakukan pengulangan pada irisan-irisan satuan waktu dalam satu channel radio. Jadi, sebuah channel frekuensi dapat melayani tiga sesi peneleponan pada jeda waktu yang berbeda, tetapi tetap berpola dan berkesinambungan. Dengan merangkaikan seluruh bagian waktu tersebut, maka akan terbentuk sebuah sesi komunikasi.Sama halnya dengan 1G, 2G memiliki standard penerapan yang berbeda-beda sesuai dengan vendor atau Negara (wilayah) penggunaannya. Berikut ini adalah beberapa standard yang ada pada 2G. Digital European Cordless Telephone (DECT) DECT yang berbasiskan teknologi TDMA difokuskan untuk keperluan bisnis dengan skala enterprise, bukan skala service provider yang melayani pengguna dalam jumlah yang

sangat banyak. Contoh dari aplikasi teknologi ini adalah wireless PBX, dan interkom antar telepon wireless. Ukuran sell radio yang tidak terlalu besar menyebabkan teknologi ini hanya digunakan dalam rentang yang terbatas. Meskipun demikian, teknologi DECT mengalokasikan bandwidth frekuensi yang lebar, yaitu sekitar 32 Kbps per channel. Pengalokasianbandwidth frekuensi yang lebar ini menghasilkan kualitas suara atau data yang lebih baik dalam format standar ISDN. Personal Handphone Service (PHPS) PHS merupakan teknologi yang dikembangkan dan diimplementasikan di Jepang. Teknologi ini tidak berbeda jauh dari DECT yang juga mengalokasikan 32 Kbps channel untuk menjaga kualitasnya. Teknologi ini difokuskan untuk kepentingan di dalam lingkungan populasi tinggi sehingga coverage area FBR tidak terlalu luas. Biasanya teknologi PHS menempatkan BTS di lokasi sekitar area keramaian, seperti mall, dan perkantoran. IS-95 CDMA (CDMAone) CDMAone berbeda dengan teknologi 2G lainnya karena teknologi ini berbasis Code Division Multiple Access (CDMA). Teknologi ini meningkatkan kapasitas sesi peneleponan dengan menggunakan sebuah metode pengkodean yang unik untuk setiap kanal frekuensi yang digunakannya. Dengan adanya sistem pengkodean ini, maka lalu-lintas dan alokasi waktu masing-masing sesi dapat diatur. Frekuensi yang digunakan pada teknologi ini adalah 800 MHz. Namun, terdapat varian lain yang berada di frekuensi 1900 MHz. Global System for Mobile (GSM) Teknologi GSM menggunakan sistem TDMA dengan alokasi kurang lebih sekitar delapan pengguna di dalam satu channel frekuensi sebesar 200 KHz per satuan waktu. Awalnya, frekuensi yang digunakan adalah 900 MHz. Pada perkembangannya frekuensi yang digunakan adalah 1800 MHz dan 1900 MHz. Kelebihan dari GSM adalah interface yang lebih bagi para provider maupun para penggunanya. Selain itu, kemampuan roaming antarsesama provider membuat pengguna dapat bebas berkomunikasi. Second and A Half Generation, 2.5G Setelah 2G, lahirlah generasi 2,5G yang merupakan pengembangan dari 2 G. 2.5G mengaktifkan layanan kecepatan tinggi transfer data melalui jaringan 2G yang ada ditingkatkan.

2,5G adalah layanan komunikasi suara, sms dan data 153 kbps. Teknologi 2,5 G yang terkenal adalah GPRS (General Packet Radio Service) dan EDGE (Enhanced Data for GSM Evolution) serta CDMA2000 1X (IS-2000). GPRS (General Packet Radio Service) GPRS merupakan sistem transmisi berbasis paket untuk GSM yang menggunakan prinsip 'tunnelling'. Ia menawarkan laju data yang lebih tinggi. Laju datanya secara kasar sampai 160 kbps dibandingkan dengan 9,6 kbps yang dapat disediakan oleh rangkaian tersakelar GSM. Kanal-kanal radio ganda dapat dialokasikan bagi seorang pengguna dan kanal yang sama dapat pula digunakan dengan berbagi antar pengguna sehingga menjadi sangat efisien. Dari segi biaya, harga mengacu pada volume penggunaan. Penggunanya ditarik biaya dalam kaitannya dengan banyaknya byte yang dikirim atau diterima, tanpa memperdulikan panggilan, dengan demikian dimungkinkan GPRS akan menjadi lebih cenderung dipilih olehpelanggan untuk mengaksesnya daripada layanan-layanan IP. GPRS merupakan teknologi baru yang memungkinkan para operator jaringan komunikasi bergerak menawarkan layanan data dengan laju bit yang lebih tinggi dengan tarif rendah ,sehingga membuat layanan data menjadi menarik bagi pasar massal. Para operator jaringan komunikasi bergerak di luar negeri kini melihat GPRS sebagai kunci untuk mengembangkan pasar komunikasi bergerak menjadi pesaing baru di lahan yang pernah menjadi milik jaringan kabel, yakni layanan internet. Kondisi ini dimungkinkan karena ledakan penggunaan internet melalui jaringan kabel (telepon) dapat pula dilakukan melalui jaringan bergerak. Layanan bergerak yang kini sukses di pasar adalah, laporan cuaca, pemesanan makanan, berita olah raga sampai ke berita-berita penting harian. Dari perkembangan tersebut, dapat dirasakan dampaknya pada kemunculan berbeagai provider HP yang bersaing menawarkan tarif GPRS yang semakin terjangkau. Dalam teorinya GPRS menjanjikan kecepatan mulai dari 56 kbps sampai 115 kbps, sehingga memungkinkan akses internet, pengiriman data multimedia ke komputer, ''notebook'' dan''handheld computer''. Namun, dalam implementasinya, hal tersebut sangat tergantung faktor-faktor sebagai berikut:

Konfigurasi dan alokasi time slot pada level BTS Software yang dipergunakan Dukungan fitur dan aplikasi ponsel yang digunakan

Ini menjelaskan mengapa pada saat-saat tertentu dan di lokasi tertentu akses GPRS terasa lambat, bahkan lebih lambat dari akses CSD yang memiliki kecepatan 9,6 kbps. CDMA2000 1X (IS-2000), CDMA2000 1X (IS-2000), yang jugadikenal dengan nama 1x dan 1xRTT, adalah inti dari CDMA2000 wireless interface standard. Tanda "1x", menunjukkan bahwa system ini memiliki 1 times Radio Transmission Technology, yang mengindikasikan memiliki kesamaan dengan bandwidth radio frequency (RF) IS-95: yaitu sepasang jalur duplex sebesar 1.25 MHz. Kapasitas1xRTT hampir dua kali lipat dari kapasitas pendahulunya IS-95 dengan menambahkan 64 kanal trafik kepada forward link secara ortogonal. Standard 1X memiliki kecepatan transfer data yang mencapai 153 kbit/s dalam keadaan idealdan rata-rata sebesar 60100 kbit/s pada kondisi real. EDGE (Enhanced Data for GSM Evolution) GPRS menawarkan kecepatan data sebesar 115 kbps, dan secara teori dapat mencapai 160 kbps. Sedangkan pada EDGE (yang juga dikenal dengan teknologi 2.75G) kecepatan datanya sebesar 384 kbps, dan secara teori dapat mencapai 473,6 kbps. Secara umum kecepatan EDGE tiga kali lebih besar dari GPRS. Hal ini dimungkinkan karena pada EDGE digunakan teknik modulasi (EDGE menggunakan 8PSK, GPRS menggunakan GMSK) dan metode toleransi kesalahan yang berbeda dengan GPRS, dan juga mekanisme adaptasi pranala yang diperbaiki. EDGE juga menggunakan coding scheme yang berbeda dengan GPRS. Dalam EDGE dikenal 9 macam skema pengkodean, sedangkan di GPRS hanya ada 4 skema pengkodean. Kelebihan lain, bila teknologi GPRS memiliki kemampuan transfer data hingga 114 Kbps, teknologi EDGE mampu mendukung data, layanan multimedia hingga 384 Kbps. EDGE merupakan sebutan baru buat GSM 384. Teknologi ini disebut GSM 384, karena memiliki kemampuan transmisi data hingga 384 Kbps. Menurut GSM World Association, EDGE bahkan dapat mencapai kecepatan hingga 473,8 kbps. Dengan EDGE, operator seluler dapat memberikan layanan komunikasi data dengan kecepatan lebih tinggi dibandingkan GPRS, di mana GPRS hanya mampu melakukan pengiriman data dengan kecepatan sekitar 25 Kbps. Begitu juga bila dibandingkan platform lain, kemampuan EDGE mencapai 3-4 kali kecepatan akses jalur kabel telepon (biasanya sekitar 30-

40 kbps) dan hampir 2 kali lipat kecepatan CDMA 2000 1x yang hanya sekitar 70-80 kbps. Tentang layanan yang diberikan teknologi ini, yakni berbagai aplikasi layanan generasi ketiga yakni audio streaming kualitas tinggi, video streaming, permainan on line, high speed download. Third Generation, 3G 3G merupakan sebuah standar yang ditetapkan oleh International Telecommunication Union (ITU) yang diadopsi dari IMT-2000 untuk diaplikasikan pada jaringan telepon selular. Melalui 3G, pengguna telepon selular dapat memiliki akses cepat ke internet dengan bandwidth sampai 384 kbps ketika alat tersebut berada pada kondisi diam atau bergerak secepat pejalan kaki. Akses yang cepat ini merupakan andalan dari 3G yang tentunya mampu memberikan fasilitas yang beragam pada pengguna seperti menonton video streaming dari internet atau berbicara dengan orang lain menggunakan video (teleconference) 3G mengalahkan semua pendahulunya, baik GSM maupun GPRS. International Telecommunication Union (ITU) mendefinisikan 3G sebagai sebuah solusi nirkabel yang bisa memberikan kecepatan akses :

Sebesar 128 Kbps untuk kondisi bergerak cepat atau menggunakan kendaraan bermotor. Sebesar 384 Kbps untuk kondisi bergerak. Paling sedikit sebesar 2 Mbps untuk kondisi statik atau pengguna stasioner. Penggunaan General Packet Radio Service (GPRS) mencapai 114 Kbps.

Teknologi 3G terbagi menjadi GSM dan CDMA. Teknologi 3G sering disebut dengan Mobile broadband karena keunggulannya sebagai modem untuk internet yang dapat dibawa ke mana saja. Secara evolusioner Standar IMT-2000 menerapkan 2 macam evolusi ke 3G, yaitu: 1. Dari 2G CDMA standard IS-95 (cdmaOne) ke IMT-SC (cdma2000). 2. Dari 2G TDMA standars (GSM/IS-136) ke IMT-SC (EDGE).

CDMA 1xEV-DV
Sistem 1xEV-DV adalah salah satu sistim jaringan komunikasi yang berbasis CDMA pada 3G dengan interface udara. Sistim 1xEV-DV merupakan fase kedua dari perkembangan CDMA 2000 yang menawarkan kompatibilitas yang lengkap sebagaimana dimiliki CDMA 2000. Sistim 1xEV-DV juga kompatibel dengan standar jaringan inti dari ANSI-41. Entitas utama dalamarsitektur jaringan 3G yakni Radio Access Network (RAN) dan Core Network. Terminal Mobile dalam RAN berkomunikasi dengan base station dari point contact mereka untuk jaringan. Komunikasi nirkabel yang menghubungkan antar terminal-terminal dan BS menggunakan interface udara juga dikenal dengan Um interface . Jaringan inti circuit-switched berakhir di PSTN, sedangkan jaringan inti packet-switched berakhir di internet. Sistim 1xEV-DV tidak membawa dampak ke jaringan inti dari CDMA 2000. Konsep Kunci 1xEV-DV Modulasi dan Coding yang adaptif (Adaptive Modulation dan Coding) Berdasarkan kondisi kanal rata-rata pengalaman pengguna bahwa Modulation fleksibel dan skema Coding telah dipilih untuk layanan terhadap pelanggan yang bervariasi. Kondisi kanal secara kontinyu berkomunikasi melalui mobile station menggunakan F-PDCH melalui RCQICH. Hal ini memungkinkan adaptif rate operation. 3.2.2. Penjadwalan Cepat (Fast Scheduling ) Penjadwalan cepat untuk paket data mengontrol alokasi kanal untuk pengguna dan menentukan sifat secara umum dari sistem. Penjadwal (scheduler) mentransmisikan data ke pengguna dengan kondisi kanal terbaik setiap waktu, dan memungkinkan data rate tertinggi setiap saat. Hal tersebut dimaksimalkan dalam throughput. Multi -User Diversity Sistim CDMA memiliki bandwidth yang cukup signifikan untuk pengiriman paket data meski kondisi kanal lemah. Dengan teknik adaptive rate , sistim 1xEV-DV mampu mencapai tingkat efisien multiplexing diantara berbagai pengguna. Sistim 1xEV-DV mendukung packet based TDM dan CDM. Pada TDM, base station mentransmisikan paket-paket yang pendek ke pengguna sebanyak satu paket dalam satu satuan waktu dengan menggunakan segala kemungkinan sumber daya udara (power dan code space), serta pada maximum data rate kondisi kanal penerima yang memungkinkan.

Macro Diversity Setiap terminal 1xEV-DV secara konstan memonitor kanal pilot yang menerima dari berbagai base station yang berbeda. Terminal tersebut berkomunikasi dengan transmisi base station yang berkaitan dengan pilot terkuat yang menerima. Dengan cara ini terminal akan mengidentifikasi dari base station mana dia akan menerima sinyal. Hal ini menolong dalam mengurangi beban pada pengontrol jaringan radio. Selain itu juga cukup menolong dalam mengkonservasi sumber daya udara dalam situasi handoff yang soft yang mana didalamnya multiple base station mengirimkan frame yang sama ke terminal tertentu yang yang sedang mengerjakan dengan soft handoff. Konsumsi Power (Power Consumption) Tanpa melihat teknologi RF, pengiriman high data rate mensyaratkan power yang lebih besar, dan oleh sebab itu akan menghasilkan pembuangan power dari baterai. Untuk mengurangi konsumsi power, maka apabila bit yang dikirimkan sedikit (misalnya pesan singkat atau short message) maka hanya akan membutuhkan power yang sedikit pula. Jika bit yang dikirimkan lebih banyak seperti video clip, maka membutuhkan power lebih besar. Jadi, terminal 1xEV-DV menjadi lebih efisien, dimana dalam pengalokasian power RF hanya sesuai dengan yang dibutuhkan untuk mentransimisikan bit. Selain it, sistim 1xEV-DV juga mendukung Discontinuous Transmission (DTX) dimana Base station atau mobile station memindahkan (switches) transmiternya menjadi tidak aktif (off ) apabila tidak ada data yang harus dikirimkan dan akan segera mengaktifkan (o n) apabila ada data yang sedang dalam antrian untuk dikirim. Quality of Service dalam Sistim 1xEV-DV Quality of Service (QoS) sistim 1xEV-DV memberi kemampuan kepada pengguna maupun perator jaringan secara langsung dalam menyediakan layanan yang berbasis perbedaan (differentiated) berdasarkan aplikasi yang dibutuhkan pengguna. Terdapat empat perbedaan 11 QoS terhadap kelas layanan sebagaimana ditunjukkan pada berikut dimana mirip dengan pembagian klas pada lalu lintas UMTS.

Klas Klas Percakapan (Conversational class) Klas Streaming (Streaming class)

Penjelasan Dua jalur, rendah penundaan, kehilangan data rate rendah, sensitif terhadap variasi penundaan, misalnya video conferencing. Sama dengan conversational, satu jalur, sensitifitas rendah terhadappenundaan, kemungkinan mensyaratkan bandwidth tinggi, misalnya pengambilan event olahraga secara live maupun event lainnya. Dua jalur, bursty, mensyaratkan bandwidth bervariasi, penundaan moderat, koreksi kehilangan data rate secara moderat untuk sebagian, misalnya WWW, Email. Telnet. Toleransi tinggi terhadap penundaan dan kehilangan data rate, memiliki variasi bandwidth, misalnya latar belakang download file.

Klas Interaktif (Interactive class) Klas Latar Belakang (Background class)

Perbedaan tingkatan layanan yang terkait dengan penjelasan diatas termasuk antara lain: 1. Bandwidth: kemampuan sistim untuk menyediakan kapasitas yang diperlukan untuk mendukung persyaratan throughput untuk aplikasi pengguna. 2. Latency (delay): Jumlah waktu yang digunakan untuk mengir imkan paket dari node pengirim ke node penerima. 3. Jitter: Ukuran variasi penundaan antara kedatangan paket pada penerima. 4. Traffic loss: Pembuangan packets karena kesalahan (error) atau kebakaran jaringan.

You might also like