You are on page 1of 15

MAKALAH

Pengesahan Dasar Negara dan Undang-Undang Dasar 1945

Disusun oleh kelompok 9 :

T. Kusumawardhani

Supyanto Khalilurahman Ulfa Zakiatunnisa


Wanda A.

AKADEMI KEPERAWATAN SAMAWA SUMBAWA BESAR 2010 KATA PENGANTAR

Dengan limpahan rahmat kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kami dapat menyelsaikan penyusunan makalah ini dengan judul Pengesahan Dasar Negara Dan UUD 45 yang berisi tentang Persiapan Kemerdekaan dan Dasar Negara. Saya mengucapkan terimakasih kepada pihak pihak yang telah mendukung dan memberikan bimbingan dalam penyusunan makalah ini, terutama kepada Dosen pembimbing mata kuliah Kewarganegaraan serta teman teman kelompok. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan karena faktor batasan pengetahuan penyusun, maka kami dengan senang hati menerima kritik serta saran saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga hasil dari penyusunan makalah ini dapat dimanfaatkan bagi generasi mendatang, khususnya mahasiswa/mahasiswi D-III Keperawatan Samawa.

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR BAB. I BAB. II : Pendahuluan.............................................................................. i : Pembahasan BAB III Pengesahan Dasar Negara, dan BPUPKI .................................... 1 - 4 Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia....................................... 4-6 Hubungan Dasar Negara Pancasila dan UUD 1945.............................7 : Kesimpulan..........................................................................................8

DAFATAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN

Pengesahan Dasar Negara dan UUD 45, mempelajarai tentang bagaimana tahap tahap perjalanan bangsa Indonesia dalam mempersiapakan kemerdekaan dalam keadaan dijajah oleh Jepang dan Belanda dan perhubungan erat antara Dasar Dasar Negara UUD 45 dengan Pancasila. Tujuan : Memahami dan mengerti tentang persipan kemerdekaan Indonesia dan hubungan Dasar Negara dengan Undang Undang Dasar 1945. penulis berusaha menyusun makalah ini dengan tujuan, agar biasa menjadi bahan bacaan untuk menambah ilmu pengetahuan bagi generasi penerus bangsa. Akhir kata, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca terhadap penyusunan makalah ini, demi kesempurnaanya yang bersifat membangun. Terima kasih.

BAB II Pembahasan

PENGESAHAN DASAR NEGARA DAN UUD 1945


Badan Penyelidikan Usaha Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) Pada tanggal 7 September 1944, dalam sidang Istimewa Parlemen Jepang (Teiko

Gikai) yang ke 85 di Tokyo. Perdana Mentri Koiso mengumumkan tentang Pendidikan Pemerintah Kemaharajaan Jepang bahwa Hindia timur (Indonesia) di perkenankan merdekan di kemudian hari. Untuk mewujudkan janji tersebut Jepang memberikan kelonggaran bergerak kepada penduduk agar Jepang tetap mendapat simpati dari masyarakat, sebaliknya tentara sekutu ditolak karena dianggap sebagai penyerbu. Pada tanggal 1 Maret 1945, Saiko Sisikan Letnan Jendral Kumakishi Harada mengumumkan rencana pembentukan BPUPKI. Pada tanggal 29 Maret 1945 dengan Maklumat No 23 dibentuk BPUPKI (Dokoritsu Jumbi Cosakai) atau disingkat Badan Penyelidik. Maksud dan tujuan dibuat Badan Penyelidik adalah untuk menyelidiki dan memeriksa hal-hal penting mengenai kemerdekaan Indonesia, dalam memberikan bahan

bahan yang lebih lengkap bagi Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang akan dibentuk kemudian. Hal hal yang dianggap penting tersebut adalah yang berkaitan dengan kemungkinan merancang dan merumuskan dasar tata Negara termasuk urusan pendidikan, urusan tanah, susunan pemerintah di pusat maupun di daerah, dan tentunya Negara baru ini bersifat Asia Timur Raya mendukung kebesaran kemaharajaan Jepang. Dalam pelaksanaan tugasnya Badan Penyelidik mengalami berbagai hambatan antara lain : Alat transportasi yang sulit Media masa sangat dibatasi oleh Jepang Wilayah Indonesia dibagi menjadi beberapa wilayah kekuasaan sehingga menyebabkan sulitnya berkomunikasi antara daerah yang satu dengan daerah lain. Pemerintah Penjajah Belanda membagi wilayah Indonesia dalam propinsi propinsi yang secara sentral dikendalikan dari Batavia sebagai Ibukota, tetapi pemerintah bala tentara Jepang membagi Pulau demi Pulau sebagai berikut : Jawa dan Madura di bawah pemerintah Angkatan Darat berpusat di Jakarta (Batavia) Sumatra di bawah Angkatan Darat lain kesatuan yang berpusat di Bukit Tinggi Kalimantan, Sulawesi dan pulau pulau lain di bawah Angkatan Laut berpusat di Makasar.

Badan penyelidik beranggotakan 60 orang yang mencerminkan suku/golongan yang ada di Indonesia, 4 orang keturunan Cina, 1 keturuna Arab, selebihnya suku Indonesia asli. Badan penyelidik diketuai oleh Dr. Rajiman Wedyoningrat, R.P. Surosa (wakil ketua/ketua muda) dan Itchibangase sorang Jepang (wakil ketua/ketua muda) dan 7 orang Jepang sebagai anggota luar biasa. Badan Penyelidik ini dilengkapi dengan sebuah secretariat yang dipimpin oleh R.P.Suroso. Badan Penyelidik dilantik pada 28 Mei 1945, pada hari Pemerintah bala tentara Jepang menyampaikan pesan pesan bahwa rakyat Indonesia berkewajiban membrikan segala dana dan Jaya bagi kemenangan Jepang demi kepentingan dan kebesaran Asia Timur Raya. Badan Penyelidik mengadakan sidang 2 kali : Priode Pertama : 29 Mei 1945 Priode Kedua : 10 s.d 11 Juli 1945

Pada persidangan priode pertama muncul gagasan gagasan tentang dasar Negara Indonesia merdeka yang disampaikan oleh Mr. Muh Yamin (29 Mei 1945), Prop. Dr.,Mr. R. Soepomo (31 Mei 1945), Ir. Soekarno (1 Juli 1945). Dalam menyampaikan pokok pokok pikirannya pada tanggal 1 Juni 1945 Ir.Soekarno mengemukakan dasar Negara yang dinamakan Pancasila yaitu : Kebangsaan Indonesia. Inter nasionalisme atau peri kemanusiaan Mufakat atau demokrasi Kesejahtraan social Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

Selain digunakan sebagai Forum untuk menyampaikan pemandangan umum dasar Negara, dibentuk suatu panitia kecil beranggotakan 8 orang yang disebut juga Panitia 8 yang trdiri dari Ir. Soekarno sebagai ketua dan aggotanya : Drs. Moh. Hatta, Soetardjo, Kartohardikusuma, Ki Bagus hadikusumo, Oto Iskandar Dinata, Muh. Yamin, Mr. A. Maramis. Panitia 8 ini bertugas menampung sarana sarana, usul usul dan konsepsi konsepsi para anggota. Sidang ke-2 yang berlangsung pada tanggal 10 s/d 17 Juli 1945 digunakan oleh 38 orang anggota Badan Penyelidik yang mernagkap sebagai anggota Cuo Sangiin

(semacam Badan Penasehat yang dibentuk olah pemerintah Penduduk Jepang ) dan bertempat tinggal di Jakarta untuk membentuk Panitia yang disebut Panitia 9. Pada tanggal 22 Juni 1945 Panitia 9 mencapai mufakat bersama yang bertuang dalam sebuah naskah yang dikenal dengan nama Piagam Jakarta yang Berbunyi : Alinea I s/d II sama dengan pembukaan UU D 45 dan pada alinea IV juga hamper sama dengan Pembukaan UUD 45 namun ada perbedaan pada kalimat Ketuhanan Yang Maha Esa di dalam Piagam Jakarta disebut sebagai Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk pemeluknya. Dalam rapat hari ke dua tanggal 11 Juli 1945, Badan Penyelidik membentuk 3 panitia yaitu : Panitia Perancang UUD diketuai Ir. Soekarno Panitia Perekonomian dan Keuangan ketua Drs. Muhammad Hatta Panitia Pembela Tanah Air ketua Abikusno Tjokrosoejoso

Dalam rapatnya tanggal 13 Juni 1945 Panitia Perancang UUD membentuk Panitia Penghalus Bahasa yang terdiri dari : Husein Djajadiningrat. Agus salim dan Soepomo.

Rapat Pleno tanggal 14 Juli 1945 yang dipimpin oleh Dr. Radjiman Wedyoningrat (Ketua Badan Penyelidik), acara mendengarkan laporan dari Panitia Perancang UUD yang diketuai Ir. Soekarno. Panitia perancang UUD berhasil memuat 3 buah rancangan yaitu : Rancangan Pernyataan Indonesia Merdeka Rancangan Pembukaan UUD 1945 Rancangan UUD yang terdiri dari 42 pasal

Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) Tanggal 7 Agustus 1945, Pemerintah Jepang mengumumkan Panitia Persiapan

Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dan membubarkan BPUPKI. Tanggal 8 Agustus 1945. Jendral besar Trauchi memangil 3 Tokoh Bangsa Indonesia yaitu : Ir. Soekarno, Drs. Muh. Hatta, dan Dr. Radjiman Wedjoningrat. Untuk keperluan pembentukan PPKI itu. Pada tanggal 12 Agustus 1945 di Dalat sekitar 360 Km dari Saigon, Jendral Terauchi menyampaikan kepada 3 tokoh Indonesia bahwa Kemaharajaan Jepang akan memberikan kemerdekaan Indonesia dengan ketentuan sebatgai berikut : Ir. Soekarno diangkat sebagai ketua PPKI, Drs. Muh. Hatta sebagai wakil dan Dr. Radjiman sebagai anggota Panitia boleh bekerja sejak tanggal 19 Agustus 1945 di Saigon (Vietnam selatan)

Lekas atau tidaknya pekerjaan PPKI diserahkan seluruhnya ke panitia.

Ketiga tokoh tersebut kembali ke Indonesia tanggal 14 agustus 1945, menurut rencana PPKI dilantik tanggal 19 Agustus 1945 dan mulai sidang tanggal 20 Agustus 1945. Dan tanggal ini diberi kemerdekaan tanggal 24 Agustus 1945. Manusia merencanakan Tuhan menentukan lain. Pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945 sekutu menjatuhkan bom berturut turut di Hirosima dan Nagasaki, diturunkan resmi di Indonesia pada tanggal 21 Agustus 1945. Pada saat kekosongan kekuasaan itulah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Anggota PPKI pada mulanya terdiri dari 21 orang tetapi kemudian ditambah 6 orang atas tanggungan Ir. Soekarno yakni terdiri dari : Wiranat Kusuma Ki Hajar Dewantara Mr. Kasman Singodimetjo Sayuti Melik Mr. Iwan Kusuma Sumantri Mr. Ahmad Subardjo

Saat saat genting menjalang proklamasi kemerdekan Indonesia terdapat dua kelompok pendapat.

Kel 1 : Soekarno-Hatta , menghendaki kemerdekaan Indonesia ditempuh jalan melalui ketetapan PPKI. Kel 2 : Dari golongan muda, menghendaki dengan perebutan kekuasaan, yatu

perjuangan secara pisik tanpa menunggu penentuan dari Pemerintah Jepang. Setelah melewati jalan pajang dengan tahapan tahapan yang sangat kritis tercapai mufakat unutk mengumandangkan proklamasi kemerdekan Indonesia dengan mengambil tempat di jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, di tempat kediaman Soekarno tepat jam 10:00 WIB tanggal 17 Agustus 1945, berkumandanglah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia atas nama bangsa Indonesia Soekarno-Hatta. Pada tangal 18 Agustus 1945 PPKI dalam sidang pertamanya menetapkan keputusan yang sagat penting bagi kehidupan bangsa yaitu : Menetapkan dan mengesahkan UUD Republik Indonesia yang kemudian hari dikenal dengan UUD 1945. Memilih Ir. Soekarno sebagai Presiden dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakil Presiden. Rancangan UUD hasil karya BPUPKI pada sidangnya tanggal 16 Juli 1945 setelah mengalami perubahan dan penyempurnan, rancangan inilah yang kemudian ditetapkan disahkan oleh PPKI sebagai UUD 1945. Pada sidang kedua tanggal 19 Agustus 1945 PPKI memutuskan keputusan lagi: Menetapkan 12 Departemen dilingkungan pemerintah :

Departemen Dalam Negeri, Luar Negeri, Kehakiman. Keuangan, Kemakmuran, Kesehatan, Pengajaran, Sosial, Pertahanan, Peneranagan, Perhubungan, dan Pekerjaan Umum. Menetapkan pembagian daearah/wilayah RI menjadi 8 propinsi yaitu: Sumatra, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sunda Kecil, Maluku dan Kalimantan. Pada sidang ketiga tanggal 22 Agustus 1945 PPKI mengambil keputusan membentuk : Komite Nasional Partai Nasional Badan Keamanan Rakyat (BKR).

Hubungan Dasar Negara Pancasila dengan UUD 1945 Sejak UUD 1945 disahkannya tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI, maka Pancasila

yang tercantum didalam pembukaan berfungsi sebagai Dasar Negara. Yang dimaksud dengan UUD 1945 adalah keseluruhan naskah yang terdiri dari : Pembukaan, Batang Tubuh (16 Bab, 37 Pasal, 4 Pasal Aturan Peralihan dan 2 Ayat. Aturan Tambahan dan Penjelasannya). Naskah resminya dimuat dan disiarkan dalam Aturan Tambahan dan Penjelasannya). Naskah resminya dimuat dan disiarkan dalam Berita Republik Indonesia Nomor 7 Tahun II tanggal 15 Februari 1946

Pancasila sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 mempunyai sifat hakekat kedudukan serata fungsi pokok kaedah Negara yang fundamental. Oleh karena itu UUD 1945 yang memuat pancasila itu mempunyai kedudukan yang tetap dan melekat pada kelangsungan hidup Negara Republik Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Pancasila menjiwai UUD 1945, oleh karena itu UUD 1945 tidak akan dapat dipahami, atau akan dilaksanakan secara keliru jika tidak terlebih dahulu memahami dan melaksanakan Pancasila.

BAB III KESIMPULAN

Persipan kemerdekaan Indonesia yang diumumkan oleh perdana mentri kaiso menerangkan bahwa hindia timur (Indonesia) akan diperkenankan merdeka di kemudian hari, namun sebelum janji tersebut diwujudkan ada beberapa hal yang harus ditepati bagi panitia persipan kemerdekaan, seperti urusan pendidikan, tanah, susunan pemerintah de pusat maupun daerah. Sebelumnya sudah terbentuk badan penyelidik, namun dalam hal tersebut masih mengalami hambatan, seperti hal berkomunikasi antar daerah dan hal hal lain. Setelah mengalami jalan panjang dicapailah mufakat untuk megadakan persiapan kemerdekaan Indonesia di tempat pegangsaan timur 19 Agustus 1945 Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Hubungan Dasar Negara pancasila dan UUD 45 memiliki keterkaitan dalam melangsungkan hidup Negara Republik Indonesia sebab UUD 45 tidak akan dapat dipahami jika tidak terlebih dahulu memahami dan melaksanakan pancasila.

DAFTAR PUSTAKA

Yamin Muhammad H. Pembahasan Undang Undang Dasar Republik Indonesia, Jakarta: Erlangga,1988.

Marami,dkk,Naskah Persipan UUD 1945, penerbit : Yayasan Prapanca, tahun 1950, jilid I,II dan III.

Susanto Tirtoprodjo, MR. Sejarah Revolusi Nasional Indonesia Sriwjaya,2000

You might also like