You are on page 1of 95

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dewasa ini perkembangan teknologi sudah semakin maju, khususnya dalam dunia otomotif. Otomotif adalah ilmu yang mempelajari tentang alat-alat transportasi darat yang menggunakan mesin, terutama mobil dan sepeda motor. Teknologi otomotif memang tidak pernah berhenti berevolusi. Inovasi baru selalu bermunculan untuk menggantikan sistem yang lama. Penggunaan teknologi elektronik pada kendaraan bermotor beroda empat pun semakin canggih. Sejalan dengan itu maka kebutuhan tenaga mekanik, semakin bertambah pula baik dari segia kuantitas maupun kualitas. Kebutuhan ini tentu menuntut seorang mekanik yang berkualitas, baik dalam segi pengetahuan, ketrampilan dan juga sikap. Untuk membentuk mekanik yang sangat berkualitas dan profrsional maka pelatihan ini di bentuk. Materi yang saya rencanakan adalah tentang kompetensi kendaraan bermotor lebih spesifiknya yaitu tentang: 1. Memperbaiki sistem starter. 2. Memperbaiki sistem pengisian. 3. Memperbaiki sistem pengapian 4. Memasang, menguji, dan memperbaiki system penerangan dan wiring.

1.2 TUJUAN Banyaknya para lulusan dari SMU/SMK yang kurang mempunyai ketrampilan merupakan salah satu penyebab dari banyaknya para lulusan itu yang tidak mempunyai pekerjaan. Dan di dalam dunia industri sangat dibutuhkan seorang pekerja yang sangat kompeten di bidangnya apabila

seorang pekerja yang dimiliki oleh sebuah industri tidak memenuhi standar pekerjaan maka indistri tersebut akan mengalami kerugian yang besar. Tujuan umum: 1. Mempersiapkan tenaga yang siap pakai serta trampil pada suatu bidang kerja. 2. Memberdayakan masyarakat umum agar berkompetensi dalam bidang otomotif untuk keberlangsungan dimasa yang akan datang. 3. Meningkatkan kualitas ketrampilan para pekerja yang sudah memiliki pekerjaan tetapi bidangnya harus ditingkatkan. Tujuan khusus : 1. Mempersiapkan tenaga trampil, kreatif, mandiri dalam bidang: Memperbaiki sistem starter. Memperbaiki sistem pengisian. Memperbaiki sistem pengapian Memasang, menguji, dan memperbaiki system penerangan dan wiring. 2. Peserta pelatihan diharapkan memahami fungsi dari komponen komponen tersebut. 3. Peserta pelatihan diharapkan mengerti konstruksi dan cara kerja komponenkomponen tersebut.

BAB II GAMBARAN PENYELENGGARAAN

2.1 PERENCANAAN PELATIHAN Agar dapat menghasilkan sumber daya manuia yang sangat berkulitas, kompeten dan professional maka sangat di perlukan pelatihan yang mengacu pada tujuan pendidikan nasional dan tujuan perusahaan. Pelatihan berbasis kompetensi ini difokuskan pada materi system starter, system pengapian, system pengisian,dan system penerangan dan wiring. Untuk menciptakan suasana yang kondusif pada saat pelajaran maka siswa yang mengikuti pelatihan ini dibatasi yaitu hanya 12 orang per kelas. Pelatihan dilaksanakan selama 6 bulan dengan alokasi waktu 6 jam perhari. Dalam waktu 6 bulan peserta training difokuskan untuk mencapai standar kopetensi yang sudah di tetapkan. Untuk perbandingan persentasi waktu praktek dan teori yaitu 20% teori dan 80% praktek dikarenakan dalam pencapaian kompetensi pengalaman langsung sangat di butuhkan. Di dalam training ini terdapat dua kelas yaitu kelas pemula dimana para pesertanya merupakan para lulusan baik smu atau smk yang belum pernah bekerja terutama dalam bidang otomotif. Lalu kelas pemula dimana para pesertanya merupakan para lulusan baik smu atau smk yang belum pernah bekerja terutama dalam bidang otomotif.

2.2 PELAKSANAAN PELATIHAN Kerangka Acuan Teori

Demonstrasi

Simulasi

Praktek

Praktek pada pekerjaan dengan bimbingan Teori : Teori ini berfungsi sebagai pengantar pelajaran agar di waktu praktek tidak terjadi kecanggungan. Demonstrasi : di sini para trainer memberikan contoh kepada peserta trainer bagaimana cara menggunakan peralatan dengan benar. Praktik atau simulasi : para peserta training diberikan kesempatan untuk praktek. Praktik pada pekerjaan dengan umpan balik : Pada waktu para teknisi/mekanik diberikan peluang untuk benar-benar mencoba prilaku pada pekerjaanya dengan para panduan atasannya, semakin akan besar terus

kemungkinan

bahwa

teknisi/mekanik

tersebut

mempraktikan prilaku tersebut dalam lingkungan kerjanya. Praktik pada pekerjaan dengan bimbingan : Pengarahan pada pekerjanya berlangsung dalam jangka waktu tertentu.

BAB III PRINSIP PRINSIP PENGEMBANGAN MODEL YANG AKAN DIPILIH

3.1 Mengkaji Kebutuhan Pelatihan (Training Need Assesment) 1. Identifikasi Masalah Program pelatihan ini diselenggaran atas dasar untuk: a. Meningkatkan, mencapai/ memenuhi Kompetensi serta menambah wawasan peserta training sesuai dengan bidangnya. b. Keterampilan peserta training semakin professional dalam bidang otomotif. c. Mempersiapkan tenaga trampil, kreatif, mandiri dalam bidang: Memperbaiki sistem starter. Memperbaiki sistem pengisian. Memperbaiki sistem pengapian Memasang, menguji, dan memperbaiki system penerangan dan wiring. d. Memahami bagian bagian dari komponen komponennnya yang perlu dipelihara/diservis.

2. Penyebab Timbulnya Masalah Masalah masalah yang sering terjadi dalam penyelenggaraan Diklat pada saat kegiatan berjalan adalah : a) Penyebab yang diakibatkan oleh faktor kemampuan calon mekanik dari segi pengetahuan , keterampilan dan sikap. b) Penyebab yang diakibatkan oleh faktor lain , misalnya: Perkembangan teknologi iklim kerja,

sarana, fasilitas.

3.2 Merumuskan Tujuan Pelatihan (Training Objective) 1. Tujuan Umum Pelatihan yang dilaksanakan adalah merupakan salah satu pelatihan yang bertujuan untuk mempersiapkan calon calon mekanik yang siap diterjunkan dalam dunia industri baik untuk tenaga kerja sendiri atau untuk menjadi mekanik dalam suatu bengkel tertentu yang sebelumnya melalui proses pelatihan yang sistematis agar memiliki kompetensi pengetahuan, skill, dan sikap kerja sehingga siap menghadapi kondisi di lapangan. 2. Tujuan Khusus 4. Mempersiapkan tenaga trampil, kreatif, mandiri dalam bidang: Memperbaiki sistem starter. Memperbaiki sistem pengisian. Memperbaiki sistem pengapian Memasang, menguji, dan memperbaiki system penerangan dan wiring. 5. Peserta pelatihan diharapkan memahami fungsi dari komponenkomponen tersebut. 6. Peserta pelatihan diharapkan mengerti konstruksi dan cara kerja komponen-komponen tersebut.

3.3 Proses Merancang Program Pelatihan(Training Design) 1. Materi Pelatihan Dalam pelatihan atau training ii materi yang diberikan tida berbeda walau ada dua kelas yang berbeda yaitu kelas pemula dan kelas kariawan mungkin pada kelas kariawan lebih mudah menguasai materi yang diberikan karena sudah terbiasa dengan dan terampil pada saat berkerja dibandingkan kelas pemulan yang mungkin belum terbiasa. Materi-materi yang akan di berikan yaitu:

No 1 2 3 4

Materi Memperbaiki sistem pengapian Memperbaiki sistem pengisian Memperbaiki sistem penerangan dan sistem wiring Memperbaiki system starter

Teori 20 % 20 % 20 % 20%

Praktek 80 % 80 % 80 % 80 %

Agar mendapatkan kualitas yang terbaik maka dalam pelaihan atau training ini merencanakan setiap peserta training harus lulus dengan persentase kelulusan yaitu 90%.

2. Metode Penyampaian dan Alat Bantu yang diperlukan Dalam penyampaian materi tiap kelas disediakan 1 orang

instruktur.serta dibantu oleh 4 orang tutor. Agar penyampaian materi lebih mudah dimengerti dan mudah di ingat dalam melaksanakan training maka diperlukan berbagai alat bantu seperti: OHV(over head projector). Audio video. Gambar kerja. Computer. Artikel. Multi media. Dll.

3. Proses Belajar setiap Materi Proses belajar tiap tiap materi para peserta diklat diberikan alokasi waktu untuk menguasainya,tetapi tidak menutup kemungkinan jika ada

peserta yng lebih cepat dalam penguasaan materi sehingga beban tiap materi lebih cepat didapatkan atau dikuasai.

Isi materi serta alokasi waktu yang diberikan:

Alokasi Waktu No 1 2 3 4 Materi Teori Memperbaiki sistem pengapian Memperbaiki sistem pengisian Memperbaiki Sistem Kelistrikan Memperbaiki system starter Jumlah 25 jam 25 jam 25 jam 25 jam 100 jam Praktek 95 jam 95 jam 95 jam 95 jam 380 jam

Keterangan: Jadwal Pelatihan : 1 hari x 8 jam 5 hari (1 minggu) 20 hari (1 bulan) 60 hari (3 bulan) x 8 jam x 8 jam x 8 jam : 8 jam : 40 jam : 160 jam : 480 jam

Proses belajar peserta diberikan buku panduan serta modul, selain itu juga tiap 3 peserta disertai 1 tutor. Pemberian teori selain pada awal pertemuan, teori juga diberikan sebelum praktek dimulai, sehingga pada saat praktek terjadi kesinambungan dengan tepri yang didapatkan, selain itu juga tidak diperbolehkan bagi peserta berpindah ke materi yang lain sebelum materi yang terdahulu lulus baik teori ataupun praktek.

4. Proporsi Waktu Metode penyelenggaraan pelatihan

Metode dalam pelaksanaan dalam program pelatihan ini tidak jauh berbeda dengan kegiatan belajar mengajar biasanya namun kami memberikan fasilitas yang sangat baik dan canggih di setiap pelatihannya. Tapi kami tidak menyimpang dari tujuan pelatihan ini seperti yang sudah tertulis di atas. Metode penyelenggaraanya, antara lain: a) Waktu pelaksanaan Waktu pelaksanaan program pelatihan ini di lakukan 1 tahun dua kali dengan waktu pertemuan 6 jam perhari dalam 6 bulan

b) Pendaftaran Untuk peserta umun atau kelas pemula dapat langsung dating mendaftar atau menghubungi bagian administrasi. Sedangkan bagi suatu perusahaan atau kelas kariawan dapat mengajukan surat rekomendasi dari perusahaan. . Syarat-syarat menjadi peserta diklat diantaranya: Peserta hurus dalam keadaan sehat jasmani maupun rohani. Peserta minimal harus lulus SMA/SMK. Setiap peserta di kenakan biaya sebagai berikut: Kelas pemula Kelas karyawan : Rp 2.000.000,-/orang : Rp 1.750.000,-/orang

c) Jumlah peserta Akagr tercipta suasana yang kondusif pada saat belajar maka disetiap kelas hanya di batasi 12 peserta atau paling sedikit 10 peserta.

d) Fasilitas Untuk fasilitas kami menyediakan fasilitas peralatan sesuai dengan standar kerja. Dan juga dilengkapi fasilitas lain seperti fasilitas kesehatan dan lain lain.

e) Tata tertib Setiap peserta harus mematuhi peraturan yang berlaku apabila peserta melanggar peraturan yang berlaku maka peserta akan diberikan sangsi sesuai dengan peraturan yang sudah di buat.

NO 1 2

Rencana Anggaran Biaya DESKRIPSI Ijin Usaha DANA YANG DIBUTUHKAN Rp 10.000.000 Rp 27.000.000 KETERANGAN Expences Expences Expences

Sewa dan Renovasi Gedung Gaji Pegawai Alat praktek Filer Kunci pas (1 set) Kunci ring (1 set) Multitester Timah Baterai charging Obeng ( + ) Obeng ( - ) Solder Tespen Lampu Tang

Rp 45.000.000

Rp 3.000.000

Expences

Total Expences 6 Computer 24 unit Bahan Praktek Baterai ( 5 unit) Panel instrumen kelistrikan ( 3 unit ) 7 Air aki Panel Instrumen peringatan Rangkaian system penerangan ( 3 unit) 8 9 10 Sistem starater System pengisian System pengapian

Rp 85.000 000 Rp 80.000.000 Asset

Rp 40.000.000

Aseet

Perangkat Audio-Video 4 unit Perangkat AC Alat tulis kantor Dekorasi Ruangan meja 24 unit kursi 24 unit white board 4 unit OHP 4 unit

Rp 12.000.000 Rp 8.000.000 Rp 4.000.000

Aseet Aseet Aseet

11

Rp 12.500.000

Aseet

12

Pengadaaa modul Alat K3

Rp.450.000

Aseet

13

Jas lab 30 buah Kain lap (majun)

Rp 2 250.000

Aseet

P3K Rp 159.200.000

Total Aseet

Rancang alur proses pelatihan Daftar

Mengisi formulir pendaftaran

Memulai training

Tes

Praktek

Tertulis

Lulus

Lulus

Sertifikat

Penyaluran lulusan oleh lembaga

3.4 Melaksnakan Program Pelatihan (Training Implementation) 1. Kriteria Instruktur Instruktur/Pelatih yang dipilih divisi pengembangan pendidikan adalah Pelatih/instruktur diambil dari karyawan lama atau seleksi dari luar yang telah memenuhi kriteria tertentu dan haruslah kompeten di bidangnya juga memiliki keterampilan mengajar. Syarat-syarat untuk menjadi

pelatih/instruktur : Masa kerja sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun. Pendidikan sekurang-kurangnya Sarjana (S-1). Memiliki keahlian/ keterampilan mengajar (Akta keguruan/kejuruan) Telah lulus Training Of Trainers (TOT). Memiliki kompetensi di bidangnya.

2. Sarana dan Fasilitas Kelengkapan sarana dan fasilitas Diklat maupun penunjangnya mengacu pada standar peralatan pekerjaan yang telah di cantumkan dalam table biaya.

3. Master Training Balai diklat yang saya rencanakan mempunyai master training yang sangat berkompetem serta ahli pada tiap bidang, sehingga untuk tiap pemateri berbeda, para trainer diambil dari beberapa diklat yang sudah ada, dari staf dosen universitas terkemuka, dari kalangan industri. Sehingga kualitas lulusan dapat dipertanggung jawabkan.

3.5 Melakukan Evaluasi Program Pelatihan (Training Evaluation) 1. Evaluasi Pada Tingkatan Reaksi Para peserta training akan merasa puas apabila sarana da prasarana yang disediakan oleh lembaga pelatihan ini sangat memadai dan memenuhi

standar, apabila sarana dan prasaran sangat memadai kegiatan pelatihan ini akan jalan dengan baik dan para peserta training akan mendapatkan keterampilan dan keahlian yang sesuai dengan kompetensi.

2. Evaluasi Pada Tingkatan Belajar Setelah menerima materi pelatihan ini para peserta akan diberikan tes untuk mendapatkan sertifikat dan dapat di disalurkan oleh lembaga ter tersebut di lukukan dengan 2 cara yaitu tes tertulis dan tes praktek. Yang diukur atau dinilai adalah perubahan pengetahuan, keterampilan dan sikap peserta pelatihan sesaui dengan kompetensi yang telah ditetapkan. Sertifikasi dan Persyaratan Syarat yang diperlukan untuk sertifikasi : a. Menyelesaikan training sesuai dengan waktunya. b. Menyelesaikan on the job training. c. Lulus ujian tertulis dan ujian praktek. (nilai kelulusan ujian tertulis 75 %) Skor Kriteria (10100) Kognitif Ketepatann langkah kerja Hasil praktek Ketepatan waktu Keselamatan kerja TOTAL Keterangan

Keterangan : Tidak Ya = 0 (nol) (tidak lulus) = 75 s.d. 100 (lulus)

Penilaian praktek: a. b. c. Mengakses, memahami dan menerapkan informasi teknik. Menggunakan peralatan dan perlengkapan yang sesuai dengan aman. Memasang dan memperbaiki system pnenerangan dan wiring.

d. Melakukan perbaikan sistem pengapian. e. Memperbaiki sistem starter. f. Memperbaiki sistem pengisian.

3. Evaluasi Pada Tingkatan Tingkah Laku Dalam Pekerjaan (Paska Pelatihan) Setelah lulus dari pelatian ini lulusan pelatihan akan di control dalam stu bulan apakah dia bias bekerja dengan baik atau tidak. 1. Pengetahuan dan ketrampilan dasar dapat dinilai melalui pengerjaan dan tidak melalui pekerjaan. 2. lan dapat dilakukan setelah periode pelatihan yang diawasi dan pengalaman melakukan sendiri pada tipe yang sama. Jika kondisi tempat kerja tidak memungkinkan, maka penilaian dapat

tercapai tanpa pengawasan langsung. 3. Kompetensi harus dinilai sesuai dengan konteks kualifikasi yang sedang diperhatikan.

BAB IV PENUTUPAN

4.1 Kesimpulan Lembaga Pendidikan dan Latihan sangat penting untuk mengembangkan potensi seorang mekanik. Dikarenakan teknologi semakin taun semakin maju maka dari itu pelatihan memberikan solusi untuk mengatasi hal tersebut. Pelatihan ini juga berfungsi untuk melatih seorang mekanik agar dapat bererja dengan baik sesuai harapan para industi. Dengan seorang mekanik yang sangat profesional maka akan menguntungkan bagi industri tersebut.

MODUL

1. SISTEM PENGAPIAN Deskripsi Unit ini mengidentifikasikan kompetensi yang dibutuhkan untuk

melaksanakan perbaikan sistem pengapian konvensional (Platina) atau sistem elektronik (tidak termasuk system yang berhubungan dengan Engine Manajemen System dan komponen-komponennya) pada kendaraan ringan. Petunjuk Servis Komponen-komponen pengapian otomotif itu komplek dan seringkali rapuh, karenanya selalu berhati-hati pada waktu melakukan prosedur servis. Gagal dalam menjalankan pedoman servis dapat mengakibatkan kerusakan system yang sangat merugikan. Peringatan: Beberapa macam servis mengharuskan system pengapian energi tinggi dan system pengisian bahan bakar tidak diaktifkan. Amati prosedur yang dianjurkan berikut.

Penanganan yang tidak tepat dapat mengakibatkan:

aan

Pencegahan Bila kendaraan mempunyai sistem bahan bakar elektronik komputernya mempunyai memori yang memuat informasi diagnosa dalam bentuk kode. Melepaskan hubungan terminal baterai dapat menghapus kode tsb. Bila system bahan bakar rusak, pastikan kerusakannya dengan menggunakan kode sebelum melepaskan baterai mobil.
a. Memori

dapat disusun kembali setelah beberapa urutan menghidupkan

mobill.
b.Pelepasan

baterai dapat mempengaruhi jam, radio dan memor.

Catatan: a.Perangkat pengaman memori tersedia. b.Untuk lengkapnya, baca lebih rinci manual servis rutin dari pabrik. Pemeriksaan Pendahuluan Sistem Pengapian

Untuk setiap kesalahan pengapian pemeriksaan visual pendahuluan harus dilakukan dahulu sebelum melakukan prosedur diagnosa kerusakan yang lebih luas.

a.

Periksalah semua pemasangan kawat listrik bila terbakar, isolasinya rusak atau terminal-terminalnya longgar.

b.

Periksalah kabel bertegangan tinggi bila terbakar atau isolasinya rusak dan terminal-terminalnya berkarat.

c. d.

Periksalah koil pengapian bila rusak atau olinya bocor. Periksalah distributornya bila sekrup-sekrupnya, kontak-kontaknya longgar, generator sinyal rusak atau porosnya aus.

e.

Periksalah tutup distributor dan rotor bila retak, korosi atau elektrodaelektrodanya terbakar.

f.

Periksalah busi bila isolasinya rusak atau ada tanda-tanda korslet. Unjuk Kerja Engine modern dengan pembatasan emisi cenderung bekerja dengan menggunakan campuran yang tipis dan perbandingan kompresi yang ringan. Bahkan dengan rancangan engine yang sedemikian rupa dirancang

untuk menghasilkan campuran udara dan bahan bakar yagn mencukupi campuran tipis tersebut kadang-kadang sulit terbakar. Juga tingkat emisi yang rendah telah menempatkan saat percikan (spark timing) pada posisi yang sangat penting. Sistem pengapian harus bekerja dengan baik untuk mencegah:

unjuk kerja engine/kendaraan rendah terjadinya pemborosan bahan bakar tingkat emisi tinggi

Peringatan: Sistem pengapian enerji tinggi dapat menyebabkan kejutan listrik yang fatal. Oleh sebab pengetesan koil-koil pengapian enerji tinggi yang menggunakan alat-alat test sangat berbahaya, dan karenanya kabel-kabel tegangan tinggi rangkaian terbuka menyebabkan komponen-komponen elektronik tidak bekerja, maka suatu cara pengetesan kinerja system pengapian telah dikembangkan dengan menggunakan penguji busi. Busi test hanyalah sebuah busi dengan celah yang sangat lebar (max. 13 mm) dan penjepit massa untuk pengaman (secure grounding)

Coil system yang akan ditest hanya dihubungkan ke busi melalui kabel bertegangan tinggi. Busi dihubungkan ke ground (massa). Anda sekarang dapat menghidupkan engine dengan aman. Coil pengapian dan system yang baik harus dengan mudah dapat melompati celah tanpa gagal. Catatan: Menghubungkan busi test hanya dapat dilakukan bila pengapiannya dimatikan. Penyebab 1. Percikan enerji yang kecil atau tidak terjadi pada satu atau lebih busi:

Celah yang tidak pas, busi yang rusak atau kotor. Resistansi yang tinggi atau isolasi pada kabel-kabel tegangan tinggi rusak.

Isolasi coil pengapian rusak/pecah. Tutup distributor atau isolasi rotor pecah atau elektrodanya terbakar.

Lilitan sekunder coil pengapian rusak.

2. Tidak adanya Kontrol arus atau suplai tegangan primer:

Sekring pengapian berbunyi Komponen-komponen atau lilitan rangkaian primer rusak atau resistansi tinggi (saklar pengapian, resitor ballast, dsb.)

Lilitan-lilitan primer coil pengapian rusak. Kontak-kontak pengapian terbakar atau dipasang tidak tepat. Kondensor pengapian rusak. Lilitan primer grounded. Unit kontrol pengapian elektronik gagal bekerja. Generator sinyal rusak.

3. Saat Pengapian Gagal:


Saat pengapian. Pengaturan timing yang tidak tepat. Kontak-kontak pengapian dipasang tidak tepat. Unit advance vacuum rusak. Mekanisme advance mekanik rusak. Unit kontrol pengapian elektronik tidak berfungsi. Generator sinyal tidak berfungsi. Pengapian awal dikarenakan busi-busi, engine atau system kendali emisi rusak.

Instrumen pengetesan Instrumen pengetesan yang telah diseleksi dan menggambarkan secara singkat aspek-aspek pengoperasian engine yang bervariasi yang dapat dicek. Volmeter dan Ampermeter Voltmeter dan Ampermeter digunakan dengan cara yang biasa menentukan : Tegangan kerja system dan penurunan tegangan. Mengidentifikasi status sinyal, misalnya AC, DC atau pulsa DC. Status

sinyal input dan output dari unit pengendali system pengapian. Arus yang mengalir pada rangkaian dan komponen. Meter yang disatukan pada analyzer mungkin memerlukan pemilihan fungsi yang berbeda untuk memungkinkannya bekerja secara terpisah dari fungsi analyzer. Ampermeter analyzer umumnya menggunakan jenis pickup induktif yang dihubungkan ke rangkaian kendaraan

Multimeter Digital Multimeter digital disarankan oleh pabrik pembuat komponen dan kendaraan untuk digunakan pada rangkaian dan peralatan elektronik. Volt, amper dan ohmmeter digunakan untuk menguji kondisi rangkaian, nilai dan keterpakaian komponen. Fungsi multimeter digital lainnya seperti pemeriksa dioda dan frekuensi meter dapat digunakan untuk mendiagnosa system pengapian dan keterpakaian komponen. Fungsi frekuensi mampu mengukur: a. Ketersediaan output generator sinyal. b. Frekuensi output generator sinyal dibandingkan dengan variable lain yang sudah diketahui seperti putaran mesin. c. Input dan output dari unit pengendali system pengapian elektronik. Fungsi penguji dioda dapat digunakan untuk memeriksa keterpakaian:

Dioda pelindung Kejutan Listrik pada system. Dioda operasi system. Keterpakaian transistor daya. Kontinuitas rangkaian.

Dewel Meter

Pengertian sudut dwell mengacu pada sudut permutaran distributor selama kontak point tertutup. Sudut dwell harus diatur dengan benar sesuai spesifikasi pabrik, kalau tidak kerja system akan terganggu. Jika sudut dwell terlalu kecil (celah kontak point terlalu besar) koil pengapian mungkin tidak mendapat cukup waktu untuk membangkitkan medan magnit, yang akan menghasilkan tegangan sekunder yang lemah. Jika sudut dwell terlalu besar ( celah kontak point terlalu kecil ) tegangan induksi primeir akan melompat diantara celah kontak point, bukannya mengisi kapasitor, collapsenya medan magnet pada coil menjadi lambat yang akan mengakibatkan tegangan scunder menjadi rendah. Keausan poros distributor atau mekanisme advancer dapat diidentifikasi dengan cara menaikkan putaran mesin atau memberikan kevacuuman yang berbeda pada unit vacuum dan mencatat variasi sudut dwell yang terbaca. Distributor yang memiliki perbedaan lebih dari 20 perlu diperbaiki.

Pengoprasian meter Sambungan meter listrik biasanya ke terminal negatif coil pengapian dan massa. Skala arus harus dipilih sesuai jenis dan jumlah silinder. Hidupkan engine dan perhatikan pembacaan meter. Bila diperlukan stel celah kontak point. Periksa kembali pembacaan dwell meter.

Catatan:
a.

Selalu ikuti petunjuk penggunaan bila menggunakan dwell meter dimana sambungan setiap meter dapat berbeda pada berbagai engine.

b.

Sudut dwell pada system pengapian elektronik sudah tertentu dan tidak dapat distel.

Timing Light Timing light digunakan untuk memeriksa dan menyetel saat pengapian sesuai dengan sudut putar poros engkol dimana secara langsung berhubungan dengan posisi piston Begitu saat pengapian disetel, selanjutnya akan dikendalikan oleh system pengatur pegapian mekanik, vacuum atau elektronik. Timing light yang digunakan bersamaan dengan meter pengatur pengapian memastikan system pemajuan pengapian bekerja sesuai dengan spesifikasi pabrik. Pengetesan Komponen Sistem Pengapian

Coil Pengapian

Pengecekan Lilitan Primer Pemeriksaan resistensi harus dilakukan utnuk mengetes lilitan primeir. Untuk mengetes lilitan primeir, baca ohm meter dengan menggunakan AVO METER, hubungkan pada kedua terminal primeir, dan bacaannya secara akurat dicatat Bacaan tersebut harus cocok dengan spesifikasi pabrik.

Contoh: Koil 12V 2,5 sampai 3 Ohm Koil Ballast 1,5 sampai 2 Ohm Koil Hei 0,8 sampai 1 Ohm.

Bacaan yang benar akan menunjukkan bahwa baik rangkaian dan faktanya tidak ada yang korslet.

Coil Lilitan Sekunder Untuk mengetes lilitan sekunder maka test resistansi harus dilakukan pada lilitan sekunder. Ohmmeter (Diatur pada salah satu rentang yang tinggi) dihubungkan diantara outlet tegangan tinggi dan salah satu dari terminal primer. Pabrik menentukan rentang resistansi dimana nilai sekundernya berada pengaturan umum dari nilai-nilai tersebut berada diantara 9.000 dan 12.000 ohm.

Bacaan yang benar pada rentang yang telah ditetapkan akan menunjukkan baik rangkaian yang lengkap dengan hubungan yang baik pada lilitan primer, maupun lilitan-lilitan tidak korslet bersamaan.

Pengecekan Massa Isolasi Untuk mengecek kesalahan pemassaan satu seri test lamp (lampu pengetes) dihubungkan diantara satu dari terminal primer dan wadah logam coil. Lampunya tidak boleh menyala. Bila menyala, coilnya rusak dan harus diganti.

Pengujian Output Test out put scunder harus juga diterapkan pada coil menghubungkannya pada mesin pengetes yang dapat menghasilkan arus yang terganggu. Dengan menghubungkan outlet tegangan tinggi koil ke celah percikan bunga api yang berubah-ubah, ukuran maksimum percikan bunga api (atau enerji yang tersedia) yang dapat diproduksi, dapat diukur. Hal tersebut harus dibandingkan dengan coil yang baru, lebih kurang 13 mm.

Catatan: Pengujian ini harus dilakukan pada temperatur kerja koil. Catatan penting: Alat uji coil pengapian berdaya tinggi. Alat uji output coil pengapian tidak boleh digunakan untuk menguji coil pengapian yang berenerji tinggi yang dirancang untuk system pengapian elektronik Kondensor Pengapian Ada tiga pengujian yang harus dilakukan terhadap kondensor.
a.

Kebocoran, untuk memastikan arus tidak bocor melalui bahan penyekat dielektrik.

b.

Kapasitas, untuk memeriksa keadaan plat untuk memastikan kondensor mempunyai kapasitas untuk menyimpan semua enerji listrik.

c.

Resistansi seri, untuk memeriksa sambungan kabel kondensor ke plat.

Alat ukur condensor otomotif harus digunakan sesuai dengan kondisi aslinya, menyediakan tegangan dan siklus pengisian yang mensimulasikan kerjanya pada engine

Kontak Point Kontak point pengapian memerlukan perawatan yang tinggi dan penting dalam system pengapian, jika ada keragu-raguan pada kontak point segeralah ganti 1. Periksa permukaan kontak point, warna abu-abu menujukkan pemakaian normal, permukaan yang berwarna biru tua terbakar menunjukka salah satu dari:

celah terlalu kecil. Kondensor rusak Lilitan koil rusak.

2. Pemeriksaan lainnya

Kekuatan pegas. Kabel listrik dan sambungan. Celah kontak point. Keausan poros cam distriburtor.

Ballast Resistor Ballast resistor diperiksa dengan menggunakan ohmmeter, dua kali yaitu saat engine masih dingin dan pada temperatur kerja.

Gunakan spesifikasi pabrik saat menguji keterpakaian ballast resistor.

Kabel Tegangan Tinggi dan Tutup Distributor Resistansi kabel tegangan tinggi dan tutup distributor diperiksa dengan menggunakan ohmmeter.

Rentang nilai resistansi kabel tegangan tinggi biasanya berkisar antara 10 25 K ohm, tergantung panjangnya. Kabel yang diidentifikasi mempunyai resitansi tinggi harus dilepas dari distributor. Terminalnya harus dilepas, periksa dan uji kembali jika terdapat permasalahan karat. Tutup distributor harus diperiksa secara visual untuk mengetahui keretakan, terminal yang berkarat atau rusak.

Kapasitor Penguji kapasitor harus digunakan untuk menentukan:


a. b. c. d. e.

Kapasitas kapasitor Resistansi atau kebocoran insulator Resistansi seri Hubungan singkat atau ke massa Hubungan singkat internal rangkaian.

Untuk mengecek kapasitor dengan pengujian:


a. b. c. d. e.

Hubungkan salah satu kabel alat uji ke kabel kapasitor Hubungkan ujung lainnya ke badan kapasitor. Hidupkan alat uji. Putar tombol penguji ke arah capacity Perhatikan pembacaan alat ukur dan bandingkan dengan spesififkasi pabrik. Putar tombol penguji ke arah leakage. Perhatikan pembacaan alat ukur. Penunjukan jarum harus di luar garis merah. Putar tombol penguji ke arah series resistance. Perhatikan pembacaan alat ukur. Penunjukan jarum harus di dalam garis merah.

f. g.

h. i.

Catatan: Hubungan singkat ke massa atau hubungan singkat di dalam rangkaian akan terdeteksi dengan salah satu pengujian ini. Kapasitor dapat diuji dengan menggunakan alat uji osiloskop.

Pembangkit PulsaUntuk mengetest pembangkit pulsa pada distributor pengapian elektronik


a. b. c.

Gunakan ohmmeter dan aturlah pada rentang terrendah. Masukkan setiap kabel ke kabel tegangan tinggi dari pembangkit pulsa. Periksa pembacaan meter dan bandingkan dengan spesifikasi pabrik

GambarModul Pengendali Pengapian Elektronik Karena tidak ada cara yang umum dalam pemeriksaan kotak pemicu, disarankan mengikuti petunjuk yang dijelaskan oleh pabrik. Instrumen pengujian yang digunakan adalah:

Ohmmeter. Voltmeter. Pada beberapa kasus, baterai kering 1,5 V.

2 . SISTEM STARTER Suatu mesin tidak dapat mulai hidup (start) dengan serndirinya, maka mesin tersebut memerlukan tenaga dari luar untuk memutarkan poros engkol dan membantu untuk menghidupkan. Dari beberapa cara yang ada , mobil pada umumnya menggunakan motor listrik, digabungkan dengan magnetic switch yang memindahkan gigi pinion yang berputar ke ring gear yang dipasangkan ke pada bagian luar dari fly wheel, sehingga ring gear berputar ( dan juga poros engkol ). Motor starter harus dapat menghasilkan momen yang besar dari tenaga yang kecil yang tersedia pada baterai. Hal lain yang harus diperhatikan ialah bahwa motor starter harus sekecil mungkin. Untuk itulah , motor serie DC (arus searah) umumnya yang dipergunakan.

Motor Starter Motor starter yang dipergunakan pada automobile dilengkapi dengan magnetic switch yang memindahkan gigi yang berputar (selanjutnya disebut gigi pinion ) untuk berkaitan atau lepas dari ring gear yang dipasangkan mengelilingi fly wheel (roda gila) yang dibuat pada poros enngkol. Saat ini kita mengenal dua tipe motor starter yang digunakan pada kendaraan atau truck-truck kecil, yaitu motor starter konvensional dan reduksi. Mobil-mobil yang dirancang untuk dipergunakan pada

daerah dingin mempergunakan motor starter tipe reduksi, yang dapat menghasilkan momen yang lebih besar yang diperlukan untuk mensart mesin pada cuaca dingin. Motor starter tipe ini dapat menghasilkan momen yang lebih besar dari pada motor starter konvensional untuk ukuran dan berat yang sama., saat ini mobil cenderung mempergunakan tipe ini meskipun untuk daerah yang panas. Pada umumnya motor starter digolongkan (diukur) berdasarkan output nominalnya (dalam KW) makin besar output makin besar kemampuan starternya

Yoke dan Pole Core Yoke dibuat dari logam yang berbentuk silinder dan berfungsi sebagai tempat pole core yang diikat dengan sekrup.Pole core berfungsi sebagai penopang field coil dan memperkuat medan magnet yang ditimbulkan oleh field coil.

Field Coil Field coil dibuat dari lempengan tembaga, dengan maksud dapat memungkinkan mengalirnya arus listrik yang cukup kuat/besar. Field coil berfungsi untuk dapat membangkit medan magnet. Pada starter biasanya digunakan empat field coil yang berarti mempunyai empat core.

Armature dan Shaft Armature terdiri dari sebatang besi yang berbentuk silindris dan diberi slot-slot,poros,komulator serta kumparan armature. Dan berfungsi untuk merubah energi listrik menjadi energi mekanik, dalam bentuk gerak putar.

Brush Brush terbuat dari tembaga lunak, dan berfungsi untuk meneruskan arus listrik dari field coil ke armature coil langsung ke massa melalui komutator. Umumnya sarter memiliki empat buah brush, dikelompokkan menjadi dua.
a. b.

yang

Dua buah disebut dengan brush positif. Dua buah disebut dengan brush negative

Armature Brake Armature brake berfungsi sebagai pengereman putaran armature setelah lepas dari perkaitan dengan roda penerus.

Drive Lever Drive lever berfungsi untuk mendorong pinion gear kea rah posisi berkaitan dengan roda penerus. Dan melepas perkaitan pinion gear dari perkaitan roda penerus.

Sarter Clutch Sarter clutch berfugsi untuk memindahkan momen punter saft kepada roda penerus, sehingga dapat berputar.Sarter clutch juga berfungsi sebagai pengaman dari armature coil bilamana roda penerus cenderung memutarkan pinion gear

Sakelar Magnet (Magnetic Switch) Sakelar magnet digunakan untuk menghubungkan dan melepaskan pinion gear ke/dari roda penerus, sekaligus mengalirkan arus listrik yang besar pada sirkuit motor starter melalui teminal utama.

3. SISTEM PENERANGAN DAN WIRING Kegiatan Belajar 1. Memasang Sistem Penerangan dan Wiring a. Tujuan Kegiatan Belajar Siswa diharapkan mampu mengetahui dan memasang sistem penerangan dan wiring. b. Uraian Materi Sistem penerangan (lighting sistem) sangat diperlukan untuk keselamatan pengendara dimalam hari. Sistem ini dinagi 2 sistem penerangan: a. Sistem penerangan luar dan b. Sistem penerangan dalam Untuk jenis-jenis lampu yang terdapat dibagian luar dan dalam sebuah kendaraan adalah sebagai berikut
Lampu Lampu Lampu Lampu Lampu Lampu Lampu Lampu besar belakang rem jara tanda belok hazard plat nomor mundur

Penerangan luar

Sistem Penerangan Lampu meter Penerangan dalam Lampu ruangan

1. Lampu Besar Sistem lampu besar merupakan lampu penerangan untuk menerangi jalan dibagian depan kendaraan. Pada umumnya lampu besar ini

dilengkapi dengan lampu jauh dan lampu dekat (high beam dan low beam) dan dapat dihidupkan dari salah satu switch oleh dimmer switch.

a. Tipe lampu besar Ada 2 (dua) tiPe lampu besar yang digunakan Pada kendaraan, yaitu: 1) Lampu Besar Tipe Sealed Beam Di dalam lampu besar tipe sealed beam, penggunaan bola lampunya tidak terpisah, keseluruhan terpasang menjadi satu seperti bola lampu dan filament terpasang di depan kaca pemantul untuk menerangi kaca lensa.

2) Lampu Besar Tipe Semisealed Beam Perbedaan antara semisealed beam dan sealed beam ialah pada konstruksinya, dimana pada sernisealed beam bola lampunya dapat diganti dengan mudah sehingga tidak di perlukan penggantian secara keseluruhan bila bola lampunya putus atau terbakar. Lagi pula bila menggantinya dapat langsung diganti dengan cepat. Bola lampu besar semi sealed beam tersedia dalam tipe seperti berikut: Bola lampu biasa dan Bola lampu Quartzhalogen

Gambar 1.3 Bola Lampu Jenis Biasa dan Halogen

Cara memasang pada seat mengganti bole lampu Quartz Halogen: Bola lampu quartz halogen lebih panas dibandingkan dengan bola lampu biasa saat digunakan, umur lampu ini akan lebih pendek bila oli atau gemuk menempel pada permukaannnya. Lagi pula garam dalam keringat manusia dapat menodai kacanya (quartz). Untuk mencegah ini peganglah bagian flange bila mengganti bola lampu untuk mencegah jari-jari menyentuh quartz.

Gambar 1.4 Cara memasang bola lampu

2. Lampu-lampu lainnya a. Lampu Jarak dan Lampu Belakang Lampu kecil untuk dalam kota ini memberi isyarat adanya serta lebarnya dari sebuah kendaraan pada malam hari bagi kendaraan lainnya, baik yang ada di depan maupun di belakang. Lampulampu tersebut untuk yang bagian depan disebut dengan lampu jarak (clearence light) dan yang dibagian belakang disebut dengan lampu belakang (tail light).

Gambar 1.5 Letak lampu jarak dan lampu belakang beserta saklarnya

b. Lampu Rem Lampu rem (brake light) dilengkapi pada bagian belakang kendaraan sebagai isyarat untuk mencegah terjadinya benturan

dengan kendaman di bedakang yang mengikuti seat kendaraan mengerem.

Gambar 1.6 lampu rem

c. Lampu tanda belok (turn sighal light) Lampu tanda belok yang dipasang di bagian ujung kendaman sepert! pada fender depan, untuk memberi isyarat pada kendaraan yang ada di depan, belakang dan sisi kendaman bahwa pengendara bermaksud untuk membelok atau pindah jalur. Lampu tanda belok mengedip secara tetap antara 60 sampai 120 kaii setiap menitnya.

Gambar 1.7 lampu tanda belok

d. Lampu hazard (hazard warning light) Lampu hazard digunakan untuk memberi isyarat keberadaan kendaman dari bagian depan, belakang dan kedua sisi selama berhenti atau parkir dalam keadaan darurat. Yang digunakan adalah lampu tanda belok, tapi seluruh lampu mengedip serempak.

Gambar 1.8 Lampu Hazard

e. Lampu Plat Nomor Lampu ini menerangi plat nomor bagian belakang. Lampu plat nomor menyala bila lampu belakang menyala.

Gambar 1.9 Lampu Plat Nomor

f. Lampu Mundur Lampu mundur (back up light) dipasang pada bagian belakang kendaraan untuk memberikan penerangan tambahan untuk melihat kebelakang kendaman saat mundur di malam hari, dan memberikan isyarat untuk kendaman yang mengikutinya bahwa pengendara bermaksud untuk mundur/sedang mundur. Lampu mundur akan menyala bila Luas transmisi diposisikan mundur dengan kunci kontak ON.

Gambar 1.10 Lampu Mundur

g. Lampu Kabut Lampu kabut digunakan pada saat cuaca berkabut, jalanan berdebu atau hujan !ebat. Penggunaan lampu harus mengikuti aturan yang berlaku yakni:

Pemasangan kedua lampu harus berjarak sama baik yang kanan dari titik tengah kendaran. Lampu kabut dihubungkan bersamasama lampu jarak dekat (pada saklar dim). Lampu kabut.tidak dihidupkan bersama-sama dengan lampu jarak dan hanya dihidupkan bersama lampu kota. Lampu kabut boleh menggunakan lensa wama putih atau warna kuning.

Gambar 1.11 Rangkaian lampu kabut

Bila lampu kabut akan diaktifkan maka saklar larnpu kepala harus pada posisi lampu jarak dekat. Saat saklar lampu basket diaktifkan, anus listrik dari saklar lampu kepala akan mengalir ke relay melalui saklar lampu kabut. Dengan aktifnya relay maka arus listrik dari baterai akan mengalir ke lampu kabut melalui sekering dan relay.

h. Lampu Ruangan Lampu ruangan (dome light) menerangi interior ruangan

penumpang yang dirancang agar tidak menyilaukan pengemudi pada malam hari. Umumnya lampu ruangan (interior) letaknya

dibagian tengah ruang penumpang kendaraan untuk menerangi interior dengan merata. Lampu ini disatukan dengan switchnya yang mempunyai 3 (tiga) posisi yaitu: ON, DOOR dan OFF. (untuk memberi kemudahan keluar masuk pada malam hari, lampu ruangan dapat disetel hanya menyala bila salah satu pintunya dibuka. Ini dapat dilakukan dengan menyetel switch pada posisi DOOR.

Gambar 1.12 Lampu ruangan i. Lampu Instrumen Panel (lampu meter) Lampu instrumen panel digunakan untuk menerangi meter-meter pada instrumen panel pada malam hari dan memungkinkan pengemudi membaca meter-meter dan gauge dengan mudah dan cepat pada saat mengemudi. Lampu instrumen panel akan menyala bila lampu belakang (tail light) menyala. Ada beberapa model yang dilengkapi dengan lampu pengontrol rheostat yang memungkinkan pengendara mengontrol terangnya lampu-lampu pada instrumen panel. Flasher tanda belok (Lampu sein) Flasher tanda belok adalah suatu alat yang menyebabkan lampu belok mengedip secara interval. Turn signal flasher bekela pada prinsip yang bervariasi. Pada umumnya menggunakan tipe semi - transistor yang kompak, ringan dan dapat diandalkan. Dalam

flasher tanda belok tipe semi-transistor, bila bola lampunya putus, maka mengedipnya mulai cepat dari yang normal, dan ini merupakan tanda kepada pengemudi untuk menggantinya. Flasher Lampu hazard Flasher lampu hazard pada prinsipnya mirip dengan flasher lampu sein. sebab ia juga menyebabkan lampu berkedip-kedip secara teratur. Dan biasanya disatukan dengan flasher lampu sein.

3. Macam-macam Bola Lampu dan Titik Pengunci dalam Mengganti Bola Lampu Tipe bola lampu bervariasi yang digunakan pada sebuah kendaraan, dapat dikiasifikasikan dalam beberapa cara. Pada modul kompetensi ini dijelaskan beberapa titik pengund pada saat mengganti bola lampu, yang dapat dikiasifikasikan berdasarkan bentuk base capnya yaitu: a. Bola lampu model single-end Tipe bola lampu ini hanya mempunyai satu base cap yang juga sebagai penghubung ke massa. Bola lampu singie-end selanjutnya diklasifikasikan ke dalam dua jenis sesuai dengan jumlah dari filament. Single filament pada bola lampu model single-end dan double filament pada bo!a lampu single end.

Gambar 1.13 Jenis bola lampu single-end

Bola lampu dipasang pada socket dengan menempatkan pin pada base cap. 1) Mengganti bola lampu: tekan bola lampu kedepan socket untuk melepas pin base cap tidak mengunci pada tarikan socket, putar bola lampu tersebut dan tarik keiuar untuk melepasnya. 2) Memasang bola lampu Dalam rnemasang bola lampu yang baru urutannya adalah kebalikan dari cara melepasnya.

Gambar 1. 14. Mengganti bola lampu

Pin pada bola lampu double filament single-end letaknya tidak segaris (offset) dalam pengaturan tingginya. Hal ini Untuk mencegah kesalahan posisi pernasangan lampu. b. Bola lampu widge-base (socket gepeng). Tipe bole lampu ini mempunyai satu filament dan filamennya berhubungan langsung dengan socket terminal.

Gambar 1.15 Bola lampu wigde-base 1) Mengganti bola lampu tarik bola lampu keluar dengan menggunakan jari tangan 2) Memasang bola lampu Dorong/tekan bola lampu pada lubang socket.

Gambar 1.16 Memasang dan melepas bola lampu

c. Bola lampu dengan ujung ganda Tipe bola lampu ini mempunyai satu filament dan dua base-cap. Seperti pada gambar berikut:

Gambar 1.17 Bola lampu dengan ujung ganda

1. Memperbaiki/mengganti bola lampu: Tekan salah satu den terminal socket dam untuk membuka tarik keluar bola lampu tersebut. 2. Memasang bola lampu Tempatkan salah satu ujungnya ke dalarn lubang kemudian dorong/tekan yang lainnya sehingga kedua ujung masuk

pada lubangnya masing-masing.

Kegiatan Belajar 2. Menguji Sistem Penerangan dan Wiring


a. Tujuan Kegiatan Belajar Setelah mempelajari kegiatan belajar 2 ini diharapkan siswa mampu menguji pada sistem penerangan yaitu mengenai pengujian komponenkomponen sistem penerangan dan wiring.

b. Uraian Materi Selain pemasangan komponen-komponen sistem penerangan yang tidak kalah pentingnya itu pengujian sistem penerangan. Komponen-komponen yang perlu kita periksa pada sistem penerangan dan wiring adalah:baterai, saklar utama, sekering, lampu-lampu, relay, wiring atau pengkabelan. 1. Baterai Baterai dapat kita periksa dengan baterai checker, sehingga kita dapat mengetahui kondisi baterai apakah masih baik atau sudah jelek. Jika hasilnya masih baik berarti masih dapat kita gunakan sedangkan apabila kondisinya kurang baik maka perlu ditambah air accu atau perlu dicharger. 2. Saklar utama Dengan menggunakan avometer kita dapat mengidentifikasi dan sekaligus memeriksa kondisi saklar utama. Apabila kerja dari saklar utama sudah benar maka tugas selanjutnya tinggal menyambungkan dengan komponen-komponen sistem

penerangan yang lain. Apabila hubungan-hubungannya tidak baik maka perlu adanya perbaikan.

3. Fuse Fuse berfungsi untuk menyalurkan dan membatasi arus listrik yang mengalir pada sustui rangkaian dalam suatu sistem. Untuk itu fuse

perlu diuji kondisinya apakah masih dapat digunakan ataukah harus diganti. Kita dapat menguji kodisi fuse secara visual, kalau tidak dapat dengan cara visual, kita dapat menggunakan alat yaitu avometer.

Apabila kita lihat filamen pada fuse terputus berarti kondisi fuse jelek. Apabila terlihat tidak putus maka kita perlu memastikannya dengan bantuan avometer. Apabila kita hubungkan kedua ujung fuse dengan Ohmmeter jarum menunjuk berarti kondisi fuse masih baik dan apabila jarum tidak menunjuk (pada posisi hambatan terbesar) berarti kondisi fuse jelek. Maka perlu diadakan penggantian. 4. Lampu Pengujian lampu apabila dalam kondisi terpasang tidak menyala, maka terlebih dahulu lampu kita lepas dari dudukannya. Kemudian kita gunakan ohmmeter untuk memeriksanya. Kita hubungkan kedua colok ohmmeter dengan kedua kaki filamen lampu. Apabila jarum menunjuk berarti lampu tidak putus dan kita periksa komponen yang lain. Apabila jarum tidak menunjuk berarti lampu putus, maka harus diganti. 5. Relay Sistem penerangan tidak bekerja sakah satu penyebab diantaranya adalah relay rusak. Kerusakan relay ini biasa disebabkan oleh lamanya pemakaian. Untuk selang yang menggunakan 4 kaki, terminal-terminal yang ada yaitu terminal 30,85,86,87. Cara pengujian relay kita dapat menggunakan ohmmeter dan baterai. Pertama kita hubungkan kedua colok ohmmeter dengan terminal 85 dan 86. Apabila jarum menunjuk berarti kumparan penghasil medan magnet tidak putus. Untuk memastikan kerja dari relay kita bisa menggunakan baterai. Terminal 30 dan 86 kita hubungkan dengan terminal (+) baterai dan terminal 85 kita hubungkan dengan (-) baterai sementara tes lamp kita hubungkan antara (-) baterai dengan terminal 87 relay, bila tes lamp menyala berarti relay dalam keadaan baik, Bila tidak menyala berarti relay harus diganti.

6. Wiring (Pengkabelan) Kerusakan pada wiring ini biasanya disebabkan karena keteledoran mekanik dan usia mobil. Pemasangan pengkabelan yang tidak rapi setelah proses perbaikan mesin ataupun body sering menjadi penyebab kesalahan ataupun kerusakan wiring. Apabila pemasangan tidak rapi maka kabel-kabel akan mudah tersentuh oleh pengguna ataupun alat pada saat proses perbaikan, hal ini akan berakibat kabel putus atau hubungan singkat. Karena usia mobil juga dapat menimbulkan kerusakan pada kabel-kabelnya. Sebagai contoh mobil yang sudah tua maka pada pengkabelannya akan timbul kerak-kerak putih dan bila sering terjadi tekukan-tekukan maka kabel akan cepat putus. Untuk itu perlu diadakan pengecekan dan pengujian pada wiring jika terjadi sistem penerangan tidak bekerja dengan baik. Untuk melakukan pengujian wiring maka kita memerlukan alat bantu Avometer. Untuk mengetahui putus tidaknya suatu kabel dan untuk melihat ada tidaknya tegangan pada suatu kabel. Cara memeriksa / menguji suatu kabel yaitu dengan jalan menghubungkan kedua colok ohmmeter dengan kedua ujung kabel. Bila ada hubungan (jarum bergerak) berarti kabel putus, maka perlu kita perbaiki. Setelah kita memahami cara pengujian atau memeriksa kerja atau tidaknya masing-masing komponen di dalam sistem penerangan. Selanjutnya kita harus bisa menguji kerja keseluruhan sistem penerangan. Cara menguji sistem penerangan pada setiap mobil yang ada tidak sama persis, tetapi pada prinsipnya sama hanya letaknya yang berbeda. Caranya yaitu dengan mengoperasikan saklar utama sistem penerangan. Pada saat saklar utama sebelah kanan kita putar sekali maka lampu kota harus hidup, dan bila kita putar dua kali maka lampu kota dan lampu kepala harus hidup. Pada saat lampu kota hidup maka lampu-lampu yang lain yang harus hidup diantaranya lampu pada meter kombinasi, lampu plat nomer, lampu kota belakang. Kalau saklar sebelah kanan kita geser ke belakang maka lampu

tanda belok sebelah kanan harus menyala dan bila digeser ke depan maka lampu tanda belok sebelah kiri menyala. Apabila digeser ke atas maka lampu jarak jauh akan menyala sesaat sesuai lampunya kita geser ke atas. Apabila kita geser ke bawah, walaupun kita lepas maka lampu kepala yang menyala adalah lampu jarak jauh. Untuk menghidupkan lampu hazard biasanya disebelah depan saklar utama dilengkapi saklar untuk lampu hazard. Untuk saklar yang sebelah kiri biasanya digunakan untuk wiper dan washer. Pada saat posisi kunci kontak ON dan posisi transmisi pada kecepatan mundur maka lampu mundur akan menyala. Begitu juga pada saat pedal rem diinjak maka lampu rem akan menyala. Untuk lampu ruangan dapat menyala pada saat pintu terbuka atau memang saklarnya dihidupkan oleh penumpang ataupun sopir. Jika yang terjadi tidak seperti di atas atau lampu-lampu ad yang tidak bekerja maka kita harus cek per komponen dan kita perbaiki.

c. Rangkuman Setelah mempelajari lembar kerja belajar 2 ini diharapkan siswa mengetahui cara menguji sistem penerangan dan wiring diantaranya adalah pengujian: 1. Baterai Baterai dapat kita uji dengan menggunakan baterai checker, apabila baik maka dapat kita gunakan lagi, apabila jelek maka harus kita perbaiki dengan cara diisi air aki atau dicharger. 2. Saklar utama Dengan menggunakan avometer kita dapat menguji saklar utama, jika kondisinya masih baik maka dapat kita gunakan, namun jika kondisinya jelek dapat kita perbaiki atau diganti. 3. Fuse Dengan bantuan avometer kita juga bisa menguji fuse. Apabila jarum ohmmeter bergerak maka fuse baik.

4. Lampu Dengan menggunakan ohmmeter kita dapat memeriksa apakah lampu putus atau baik. 5. Relay Untuk mengecek relay kita perlu baterai dan teslamp, jika kondisi masih baik maka bisa kita gunakan, tetapi kalau jelek harus kita ganti.

6. Wiring (Pengkabelan) Untuk memeriksa wiring kita bisa menggunakan ohmmeter ataupun teslamp. Dengan alat itu kita dapat mengetahui apakah kondisi pengkabelan baik atau tidak.

Kegiatan Belajar 3. Memperbaiki Sistem Penerangan dan Wiring a. Tujuan Kegiatan Belajar Diharapkan siswa mempunyai ketrampilan dalam melakukan perbaikan sistem penerangan dan wiring setiap gangguan-gangguan yang ada dalam kendaraan.

b. Uraian Materi Dalam melakukan perbaikan sistem penerangan dan wiring harus mengetahui sirkuit/diagram atau jaringan-jaringan kabel kelistrikannya, sehingga untuk melakukan perbaikan adanya gangguan-gangguan pada sistem penerangan dengan mudah dapat ditelusuri. Adapun gangguan-gangguan pada sistem penerangan biasanya dapat dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain: 1. Lampu tidak menyala 2. Lampu menyala tidak terang

3. Lampu menyala terang apabila mesin berputar cepat, dan tidak terang waktu mesin berputar lambat. Gangguan-gangguan tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal. Adapun bagaimana cara menguji dan mencari gangguan tersebut akan dijelaskan dalam uraian ini. 1. Lampu Tidak menyala Peristiwa ini dapat terjadi pada sernua lampu atau sebagian saja. Tidak menyalanya lampu dapat disebabkan oleh: Putusnya filamen dari lampu tersebut Tidak adanya aliran arus a. Semua lampu tidak menyala Apabila semua lampu tidak menyala, maka kemungkinan besar yang dapat terjadi adalah tidak adanya aliran arus pada sakelar lampu (gambar 3.1). Untuk itu, maka lakukanlah hal-hal sebagai berikut: 1) Periksalah sekering yang menghubungkan saklar lampu dengan baterai a) Apabila sekering putus, maka gantilah sekering. Hidupkan lampu-tampu. Kalau sekarang lampu menyala, berarti gangguan disebabkan oleh sakering yang putus b) Apabila sekering tidak putus, maka periksalah terminal sekering yang menuju ke lampu tester (gambar 3.2) kalau lampu tester tidak menyala berarti hubungan sekering ke bated lewat ammeter putus. Untuk itu, periksalah sambungannya dari kemungkinan kendor atau terlepas. Kemudlan keraskan dan betulkan.

Gambar 3.1 Instalasi penerangan pada mobil Keterangan Gambar: 1. Lampu kepala 2. Lampu parkir 3. Regulator 4. Baterai 5. Kotak sekering 8. Lampu indikator jarah jauh 9. Ammeter 10. Lampu dashboard 11. Sakelar fampu 12. Lampu belakang den lampu parkir

6. Motor starter 7. Sakelar dim

13. Lampu plat nomer

c) Apabila temyata pada terminal sekering ke baterai ada aliran listrik, maka selanjutnya periksa terminal sekering yang menuju ke sakelar lampu dengan menggunakan lampu tester. Apabila ternyata pada terminal tersebut tidak ada aliran, berarti kedudukan sekering kendor atau jepitannya berkarat. Untuk ini keraskan duduknya sekering dan bersihkan kotoran atau karat yang ada, hingga terminal dapat mengeluarkan arus listrik. Sekarang hidupkan lampu, apabila lampu menyala, berarti gangguan disebabkan oleh duduknya sekering tadi.

Gambar 3.2 Teslamp ( lampu tester )

2) Periksalah terminal B pada sakelar lampu dengan menggunakan lampu tester a) Kalau lampu tester tidak menyala, berarti ada kebocoran atau hubungan putus di antara kotak sekering dengan sakelar lampu. Periksa hubungannya dari kemungkinan kendor berkarat, hubungan terbuka dan hubungan singkat. Jika demikian, maka perbaiki terlebih dahulu.

b) Kalau lampu tester menyala, berarti pada terminal tersebut terdapat aliran arus. Selanjutnya hidupkan lampu. Bila lampu-lampu tetap tidak menyala, maka perbaiki atau ganti sakelar lampu. b. Lampu Besar Tidak Menyala Kalau semua lampu besar tidak menyala, berarti tidak ada aliran arus pada sakelar dim. Untuk menentukan di manakah letak gangguan, maka lakukanlah pemeriksaan sebagai berikut: 1) Hidupkan lampu parkir a) Kalau lampu parkir tidak menyala, berati gangguan terletak di antara baterai dengan sakelar lampu. b) Kalau lampu parkir menyala, berarti gangguan terletak di antara sakelar lampu dan sakelar lampu dan sakelar dim. Maka lanjutkan pemeriksaan. 2) Periksa terminal L pada sakelar lampu yang menghubungkan sakelar dalam dengan sakelar lampu Sakelar harus dalam posisi hidup dan hubungkan terminal tersebut dengan masa melalui lampu tester. a) Apabila lampu tester ticak menyala, berarti tidak ada aliran listrik. Maka bongkar dan perbaiki sakelar lampu atau ganti dengan sakelar baru. b) Apabila lampu tester menyala, maka lanjutkan dengan pemeriksaan sakelar dim. 3) Periksa terminal L yang menggunakan lampu tester a) Kalau lampu tester tidak menyala, berarti ada hubungan terbuka atau hubungan singkat di antara sakelar lampu dan sakelar dim. Periksa hubungannya dan kemungkinan putus, kendor, berkarat atau hubungan singkat. Jika demikian, maka lakukanlah perbaikan. masuk sakelar dim dengan

b) Kalau lampu tester menyala, berarti ada arus masuk. Selanjutnya periksa terminal ke lampu-lampu dengan menggunakan lampu tester. Apabila pada terminal tersebut tidak keluar arus, berarti sakelar dim rusak. Selanjutnya bongkar dan perbaiki atau ganti dengan yang baru. Apabila dari terminal keluar arus, maka periksa dan perbaiki hubungan antara sakelar dim dan lampu, hingga lampu menyala. c. Sebuah Lampu Tidak Menyala Kalau sebuah lampu tidak menyala, maka kemungkinannya adalah putusnya hubungan antara lampu dengan sakelar dim. Untuk ini lakukan pemeriksaan sebagal berikut: 1) Periksa bola lampu a) Kalau bola lampu putus, maka ganti dengan lampu yang baru. b) Kalau bola lampu tidak putus, maka periksa hubungan masa pada dudukan lampu dari kemungkinan longgar dan berkarat. Jika demikian, maka perbaiki terlebih dahulu, hingga hubungan masa lampu baik. Kalau sekarang lampu menyala, berarti gangguan terletak pada masa lampu tadi. Kalau lampu masih belum menyala, maka lanjutkan dengan pemeriksaan. 2) Periksa hubungan antara lampu Periksa hubungan antara lampu dengan sakelar dim, dari kemungkinan putus, sambungan kendor atau hubungan singkat. Jika demikian, maka perbaiki sambungan atau ganti kabel hingga lampu menyala.

Gb. 3.3. (a) Rangkaian sistem lampu besar dengan relay (b) Rangkaian sistem lampu besar tanpa relay

2. Lampu Menyala Tidak Terang a. Semua Lampu Menyala Tidak Terang Kalau semua lampu menyala tidak terang, berarti arus yang mengalir kelampu-lampu adalah kecil. Maka lakukanlah

pemeriksaan sebagai berikut: 1) Periksa lampu tanda pengisian atau jarum ammeter pada dashbord a) Kalau lampu tanda pengisian atau ammeter menunjukkan tidak ada pengisian (discharge), berarti tidak terangnya nyala lampu disebabkan oleh pemakaian arus yang tidak seimbang terhadap kapasitas sumber arus. Untuk ini, maka kurangi pemakaian alat-alat listrik atau percepat putaran mesin. Apabila dengan mengurangi pemakaian alat atau

penambahan putaran mesin, masih belum ada pengisian,

maka perbaiki sistem pengisian terlebih dahulu, hingga terjadi pengisian. b) Kalau lampu tanda pengisian atau jarum ammeter menunjukkan adanya pengisian, maka gangguan terdapat pada sistem penerangan. Untuk ini, maka lanjutkan pemeriksaan pada sistem penerangan. 2) Lepaskan semua bola lampu, memeriksa duduknya bola lampu dari kemungkinan kendor dan berkarat. Jika ternyata demikian, maka perbaiki dudukannya bola lampu hingga baik hubungan masanya. 3) Periksa dari kemungkinan terjadi hubungan singkat sebagai berikut: a) Setelah semua bola lampu terlepas, tempatnya sakelar lampu pada OFF. Periksa hubungan kabel lampu dengan masa dengan menggunakan ohmmeter atau multitester. Apabila jarum tester bergerak ke kanan, berarti terdapat hubungan pendek dan bila jarum tester, tidak bergerak, berarti tidak terdapat hubungan singkat. b) Apabila semua lampu menyala tidak terang, maka hubungan singkat terjadi antara sekering dengan ammeter. c) Apabila tidak terdapat hubungan pendek, maka periksa sambungan-sambungan. Bersihkan dan keraskan

sambungan yang kotor dan longgar. d) Periksa pula sakelar lampu dan sakelar dim dari aus dan kotor. Perbaiki dan bersihkan kausan dan kotoran karena dapat menjadi hambatan yang besar. b. Salah satu lampu menyala tidak terang Apabila terjadi keadaan seperti ini, maka lakukanlah pemeriksaan sebagai berikut: 1) Periksa duduknya bola lampu dari kemungkinan kendor dan berkarat

Bila demikian, kokohkan duduknya bola lampu dan bersihkan karatnya. Apabila sekarang lampu menyala terang, berarti gangguan pada dudukan bola lampu tadi. 2) Apabila dengan demikian nyala lampu masih tidak terang, maka periksalah hubungan kabel lampu tersebut yang menuju ke sakelarnya. Keraskan hubungan yang longgar, bersihkan karat dan kotoran yang menempel pada sambungan. Bila dengan demikian lampu masih menyala tidak terang, maka periksalah kabel dan kemungkinan hampir putus. Gantilah kabel yang hampir putus, supaya lampu menyala terang kembali. 3. Lampu menyala terang apabila mesin berputar cepat dan tidak terang apablia mesin berputar lambat Pada peristiwa ini, besarnya aliran listirik pada lampu-lampu tergantung putaran mesin. Makin cepat putaran, makin besar arus yang mengalir ke alat-alat, dan sebaliknya. Jadi tidak stabil, berarti alat penyetabil arus yaitu baterai tidak bekerja. Baterai tidak dapat menampung kelebihan arus dari sistem pengisian dan tidak dapat menambah kekurangan arus ke alat-alat, sewaktu sistem pengisian menghasiikan arus kecil. Untuk itu, maka periksa elektrolit dalam baterai. Kalau elektrolitnya habis, maka tambah accu. Kalau Jumlah elektrolit cukup, tetapi nyala lampu tidak terang, menandakan baterai tidak dapat menyimpan arus lagi. Pada sel-seinya sudah terjadi hubungan singkat. Oleh karenanya ganti baterai. 4. Lampu-lampu lekas putus Apabila terjadi umur lampu yang pendek, rnenandakan bahwa kekuatan lampu berada jauh di bawah kekuatan sumber arus. Jadi tegangan arus terlalu tinggi. Untuk ini, maka periksa regulator tegangannya, dan setelah hingga tegangan listrik pengeluaran dinamo/alternartor tidak lebih dari 14,8 volt. Kalau dengan menyetel

regulator tegangan, tidak diperoleh penurunan tegangan, maka periksa dinamo/alternator. Menguji dan memperbaiki lampu tanda belok (lampu sein) Sistem lampu tanda belok, mempunyai komponen-komponen yang tersusun seperti pada, gambar berikut:

Gambar 3.4 Rangkaian sistem lampu tanda belok

1. Baterai 6. Sakelar lampu tanda belok 2. Kunci kontak 7. Lampu tanda belok kanan depan 3. Kotak sekering 8. Lampu tanda belok kirl depan 4. Flaser 9. Lampu tanda belok kanan belakang 5. Lampu indikator 10. Lampu tanda belok kiri belakang Dalam kerjanya sistem ini dapat mengalami berbagai gangguan yang disebabkan oleh beberapa hal yaitu: 1. Adanya kerusakan pada bagian-bagian sistem pada rangkaian tersebut, misalnya sekering putus, flaser rusak, saklar/switch rusak atau bola lampunya putus dan sebagainya. 2. Adanya tahanan yang terialu tinggi, hal ini bisa terjadi pada jaringan kabel, sambungan berkarat atau connectornya juga mungkin berkarat dan longgar. 3. Tegangan, listrik yang terlalu rendah. Hal-hal tersebut dapat langsung kita saksikan dengan panca indera kita seperti:

a. Lampu tidak menyala b. Lampu tidak berkedip. Untuk mengatasi gangguan tersebut dengan cara yang mudah, perlu kita tinjau gangguan tersebut satu persatu terlebih dahulu dan juga harus mengetahui sirkuit atau diagram dari lampu tanda belok (lampu sein) itu sendiri. Sirkuit / diagram dari lampu tanda belok dapat dlihat pada gambar berikut:

Gambar 3.5 Rangkaian diagram lampu belok

1. Gangguan pada bagian-bagian sistem lampu belok a. Menguji kunci kontak Dalarn hal ini kunci kontak berfungsi sebagai penghubung antara batere dengan sekering untuk komponen pada rangkaian kelistrikan. Gangguan yang terjadi adalah kunci kontak tidak

dapat menghubungkan arus dengan baik. Dari hal tersebut dapat menyebabkan: 1) Adanya sambungan yang longgar antara kabel penyalur dengan terminal kunci kontak. 2) Adanya kerusakan pada kunci kontak itu sendiri, misainya telah mengalami keausan yang banyak. Sambungan yang kendor dapat langsung kita periksa dengan mudah menggunakan tangan. Kalau ternyata kendor maka perbaikan yang harus diiakukan yaitu dengan mengeraskan sekrup-sekrupnya. Untuk kerusakan pada kunci itu sendiri tidak dapat diperiksa dengan panca indra namun harus menggunakan sebuah multitester atau Ohmeter. Pemeriksaan dilakukan dengan mengukur besarnya tahanan antara terminal B (AM) dengan, terminal St kunci kontak dalam keadaan starter den netral. Dalarn keadaan starter, tahanannya harus nol. Dan dalam keadaan netral, tahanan kedua terminal haruslah tak terhingga. Gangguan-gangguan yang terjadi dalam kunci kontak maupun pada kunci sambungan selain kendor sebagian besar disebabkan oleh adanya karatan. Dengan membersihkan karat gangguan akan teratasi.

Gb. 3.6. (a) Mengukur tahanan kunci kontak sewaktu kunci dalam keadaan netral

kontak

(b) Mengukur tahanan kunci kontak sewaktu kunci kontak dalam keadaan starter.

b. Gangguan Pada Sekering Hal-hal pada sekering yang dapat merupakan gangguan ialah sekering putus, dudukannya sekering kurang kuat dan dudukan yang berkarat. Keadaan ini dapat mengakibatkan hal-hal sebagai berikut: 1) Tidak mengalirkan arus listrik dari baterai ke alat-alat bantu listrik. 2) Tegangan listrik yang bekerja pada alat-alat bantu menjadi terlalu rendah. Apabila terjadi hal yang demikian, berarti alat-alat bantu tidak dapat bekerja dengan sempurna. Untuk itu, maka sekering yang putus harus segera diganti, dudukan yang longgar dan berkarat harus segora di kokohkan dan dibersihkan. c. Gangguan pada flaser

Kalau kita khat konstruksinya, maka flaser ada tiga macam yaitu: Flaser Induksi flaser bimetal Flaser kawat pijar

Gambar 3.7 Tiga macam flaser

1) Flaser Induksi Ketiga jenis flaser tersebut, sama-sama mempunyai kontak platina. Pada jenis a dan b lampu indikator dihubungkan dengan sakelar tanda belok. Tetapi pada jenis c lampu indikator dihubungkan dengan flaser. Kerusakan yang biasa terjadi ialah kumparan K atau K1 dan K2 terbakar maka medan magnet yang terjadi adalah kecil, sehingga tidak kuat untuk menarik kontak platina membuka. Akibatnya lampu tanda belok menyala terang tanpa berkedip. Apabila kumparan K2 terbakar, maka sewaktu kontak platina membuka, pada kumparan K2 tidak terjadi medan magnet yang berlawanan dengan medan K1, sehingga kontak platina agak lambat untuk membuka

kembali. Akibatnya lampu berkedip pelan-pelan. Apabila kontak platina kotor, maka arus yang mengalir melalui kumparan K1 ke lampu-lampu menjadi kecil. Medan magnet yang kecil, membuka dan menutupnya kontak platina lambat, nyala lampu tidak terang, lampu berkedip pelan-pelan. Pada flaser kawat pijar, bila kumparan K terbakar, maka tidak dapat timbul medan magnet lagi, sehingga kontak platina tidak menutup. Akibatnya lampu menyala tidak berkedip. Bila resistor R atau kawat pijar KP putus, maka flaser tidak dapat mengalirkan arus lagi. Lampu tanda belok tidak bekerja. d. Gangguan pada sakelar tanda belok Kadang-kadang lampu tanda belok tidak dapat bekerja karena kerusakan pada sakelarnya. Hal ini dapat terjadi karena plat-plat kontak di dalam sakelar sudah aus, sehingga tidak dapat menempel dengan baik dan tidak dapat menghantarkan arus. Atau kadang-kadang disebabkan oleh karat/kotoran yang menempel pada plat kontak. Untuk kedua hai tersebut di atas, maka sakelar harus diganti atau dibersihkan. e. Gangguan pada lampu Hal-hal pada lampu tanda belok yang dapat merupakan gangguan ialah: Putusnya filamen lampu Hubungan masa yang kurang bak Apabila filamen lampu putus, maka lampu itu sendiri tidak

menyala, juga menyebabkan pasangan lampu yang searah tidak berkedip, karena arus yang mengalir pada flaser menjadi kecil. Sedang hubungan masa yang kurang baik, akan menyebabkan kecilnya aliran arus, sehingga lampu menyala tidak terang dan tidak berkedip, adanya hubungan masa yang tidak baik, dapat

disebabkan oleh adanya karat atau duduknya lampu yang kurang kuat. 2. Gangguan Arus Apabila tegangan listrik yang bekerja pada sstem lampu tanda belok rendah. Akibatnya lampu tidak, dapat bekerja dengan baik. Arus yang mengalir rendah pula. Lampu-lampu, menyala tidak terang dan tidak berkedip. Rendahnya tegangan ini disebabkan oleh dua faktor yaitu: Sistem pengisian tidak bekerja. Adanya tahanan yang besar pada sistem. Selanjutnya tegangan, yang besar dapat disebabkan oleh tiga faktor yaitu: Sambungan yang berkarat atau kotor. Sambungan yang kurang sempurna. Kabel hampir putus. Apabila pada sambungan-sambungan, terdapat hal yang demikian, maka harus segera diperbaiki karena dapat menimbulkan kerugian tegangan yang besar, sehingga tegangan yang bekerja pada sistem lampu tanda belok menjadi kecil. 3. Cara Menentukan Gangguan. a. Semua lampu tidak menyala Kemungkinan-kemungkinan yang menyebabkan semua lampu tidak menyala ialah: Kunci kontak rusak Sekering putus atau kendor Flaser rusak

Untuk ini, maka lakukanlah pemeriksaan sebagai berikut: 1) Periksa sekering dari kemungkinan putus, duduk nya kendor dan berkarat.

a) Apabila sekering putus, maka ganti sekering. Kemudian hidupkan lampu tanda belok. Bila lampu menyala berkedip, berarti kerusakan disebabkan oleh sekering. Apabila lampu tidak menyala, maka periksa terminal arus masuk, dan keluar sekering dari ada tidaknya aliran arus. b) Kalau pada terminal arus masuk sekering, tidak ada aliran listrik, berarti gangguan ada pada kunci kontak. Untuk ini, periksa sambungan kabel-kabel pada terminal AM dan ACC dari kemungkinan terlepas, kendor atau berkarat dan jika demikian maka perbaikilah. Kemudian periksa hubungan terminal AM-ACC kunci kontak dengan menggunakan lampu tester atau multitester. Dalam keadaan ON kedua terminal harus berhubungan dan dalam keadaan OFF harus tidak berhubungan. Kalau ternyata kunci kontak rusak, maka gantilah dengan kunci kontak yang baik. Kemudian hidupkan lampu-lampu tanda belok. Bila lampu-lampu menyala, berarti gangguan ada pada kunci kontak. c) Apabila pada terminal keluar sekering terdapat

tegangan, tetapi lampu tidak menyala, berarti gangguan terletak pada flaser. Selanjutnya periksa sambungansambundan pada terminal flaser, dari kemungkinan lepas, kendor dan berkarat. Perbaiki jika ternyata demikian. Hidupkan lampu-lampu. Bila sekarang lampu-lampu menyala, berartl gangguan disebabkan oleh sambungan yang tidak baik. Bila lampu tetap tidak menyala, maka periksa hubungan terminal B dan L dari flaser dengan menggunakan multitester atau lampu tester. Bila lampu tester menyala, berarti ganguan terletak pada sakelar tanda belok. Bila lampu tester

tidak menyala berarti gangguan pada flaser. Unituk ini gantilah fiaser. 2) Periksa sambungan-sambungan pada terminal sakelar dari kemungkinan lepas, kendor dan berkarat. Bila temyata demikian, perbaikilah. Bila setelah diperbaiki lampu menyala, berarti gangguan terletak pada sambungan. Tetapi bila sambungan baik dan lampu tetap tidak menyala, berarti sakelar rusak. Untuk ini, maka perbaiki atau ganti sakelar. b. Lampu sebelah tidak menyala Apabila semua lampu sebelah tidak menyala, maka

kemungkinan besar gangguan terletak pada sakelar. Untulk ini, maka perbaiki atau.ganti sakelar. c. Sebuah lampu tidak menyala Kejadian ini biasanya disebabkan oleh gangguan di dalarn lampu itu sendiri. Untuk ini, maka periksa bola lampu dari kemungkinan putus dan hubungan masanya yang tidak baik. Untuk ini, gantilah bola lampu yang putus dan perbaiki hubungan masa yang kurang baik, sehingga lampu menyala dan berkedip kembali dengan baik. d. Semua lampu menyala tidak berkedip Kejadian ini dapat disebabkan oleh dua hal yaitu: Tegangan masuk flaser rendah Kerusakan di dalam flaser

Tegangen masuk flaser yang rendah dapat disebabkan oleh sambungan kendor dan berkarat, serta kunci kontak yang kurang baik. Untuk ini, maka perbaiki sambungan pada terminal AM dan ACC pada kunci kontak serta terminal B den L pada flaser. Bila sambungan-sambungan ternyata baik dan lampu-lampu masih tidak berkedip, maka untuk menyakinkan penyebab gangguannya, hubungan terminal B flaser langsung

dengan baterai yang isi penuh. Hidupkan lampu-lampu. Bila lampu tanda belok menyala dan berkedip, berarti kerusakan ada pada kunci kontak. Bila lampu tanda belok tetap menyala tidak berkedip, berarti ganggguan di dalam flaser. e. Lampu sebelah menyala tidak berkedip Apabila lampu sebelah menyala tidak berkedip, sedang lampu sebelah yang lain menyala dengan berkedip baik, maka gangguan dapat dipastikan ada pada sakelar tanda belok atau pada lampu-lampu itu sendiri. Untuk ini, maka pertarna periksalah hubungan masa dari lampu-lampu terhadap kemungkinan kendor atau berkarat. Keraskan duduknya masa. Bila lampu-lampu sekarang menyala dan berkedip, berarti gangguan disebabkan oleh hubungan mesa yang kurang balk. Bila lampu-1ampu tidak berkedip, maka periksa kapasitas (watt) dari lampu-lampu tersebut, ada kemungkinan lebih kecil dari kapasitas yang telah ditentukan oleh flasernya. Gantilah bola lampu yang ternyata kapasitasnya lebih kecil dengan bola lampu yang sesuai besar kapasitasnya. Bila hal-hal tersebut, di atas ternyata baik, lampu-lampu tetap tidak berkedip, maka gangguan ada pada sakelar. Untuk

memastikan rusak atau tidaknya sakelar, maka hubungkan langsung kabel masuk sakelar dengan kabel yang menuju ke lampu-lampu yang tidak berkedip. Bila sekarang lampu-lampu berkedip, berarti sakelar rusak. Untuk ini gantilah sakelar.

Gambar 3.8 Skema lampu flaser

Berikut tabel perbaikan untuk, mengatasi gangguan pada sistem penerangan dalam kendaraan GANGGUAN KEMUNGKINAN SEBAB CARA MENGATASI

Hanya satu lampu tidak Bola lampu putus, soket Ganti bola lampu menyala (lampu luar) rangkaian masa rusak Lampu besar tidak me- Sekreing HEAW putus nyala Relay kontrol lampu besar, rusak, Swit kontrol lampu besar,rusak Rangkaian kabel atau masa, rusak Lampu besar jauh atau kilatan lampu besar tidak menyala Swit kontrol lampu rusak Rangkaian kabel, rusak Periksa swit Perbaiki seperlunya Ganti periksa Hubungan singkat Periksa relay Periksa swit Perbaiki seperlunya sekring dan kabel atau Perbaiki seperlunya

Lampu belakang lampu parkir dan lampu plat nomor tidak menyala

Sekering "TAIL"putus Relay kontrol lampu kecil rusak Swit kontrol lampu, rusak Rangkaian kabel atau masa, rusak Sekering STOP putus Swit lampu rem, rusak. Rangkaian kabel atau masa, rusak

Ganti sekering dan periksa hubungan singkat Periksa relay Periksa swit Perbaiki seperlunya

Lampu rem tidak menyala

Ganti sekring dan periksa hubungan singkat Periksa swit Perbaiki seperlunya

Lampu rem tetap rnenyala Lampu instrumen tidak menyala (lampu belakang menyala) Salah satu arah (lampu tanda belok tidak berkedip)

Swit lampu rem, rusak Rangkaian kabel atau masa rusak

Setel atau ganti swit Perbaiki seperlunya

Swit lampu tanda belok, rusak Rangkaian kabel atau masa, putus

Periksa swit Perbaiki seperlunya

Lampu tanda belok tidak bekerja

Sekering "ENGINE" putus Flasher, rusak Swit lampu tanda belok, rusak Rangkaian kabel atau masa, rusak

Ganti sekring dan periksa hubungan singkat Periksa flasher Periksa swit Perbaiki seperlunya

Lampu peringatan darurat tidak bekerja

Sekering "Hazard" putus Swit lampu peringatan darurat rusak, Flasher,

Ganti sekering dan periksa hubungan singkat

rusak Rangkalan kabel atau masa, rusak

Periksa flasher Periksa swit Perbaiki seperlunya

Tabel 3.1 Gangguan dan perbaikan pada sistem penerangan

4. SISTEM PENGISIAN Uraian Fungsi baterai pada automobile adalah untuk mensuplai kebutuhan listrik pada komponen-komponen listrik pada mobil tersebut seperti motor starter, lampu-lampu besar dan penghapus kaca. Namun demikian kapasitas baterai sangatlah terbatas, sehingga tidak akan dapat mensuplai tenaga listrik secara terus menerus. Dengan demikian, baterai harus selalu terisi penuh agar dapat mensuplai kebutuhan listrik setiap waktu yang diperlukan oleh tiap-tiap komponen-komponen listrik.Untuk itu pada mobil diperlukan siatem pengisian yang akan memproduksi listrik agar baterai selalu terisi penuh. Sistem pengisian (charging system) akan memproduksi listrik untuk menngsi kembali baterai dan mensuplai kelistrikan ke komponen yang memerlukannya pada saat mesin dihidupkan. Sebagian besar mobil dilengkapi dengan alternator yang menghasilkan arus bolak-balik yang lebih baik dari pada dynamo yang menghasilkan arus searah dalam hal tenaga listrik yang dihasilkan maupun daya tahannya. Mobil yang menggunakan arus searah (direct current), arus bolak-balik yang dihasilkan oleh alternator harus disaerahkan menjadi arus searah sebelum dikeluarkan.

Fungsi alternator

Fungsi alternator adalah untuk mengubah energi mekanis yang didapatkan dari mesin tenaga listrik . Energi mekanik dari mesin disalurkan sebuah puli, yang memutarkan roda dan menghasilkan arus listrik bolak-balik pada stator. Arus listrik bolak-balik ini kemudian dirubah menjadi arus searah oleh diode-diode. Komponen utama alternator adalah : rotor yang menghasilkan medan magnet listrik, stator yang menghasilkan arus listrik bolak-balik, dan beberapa diode yang menyearahkan arus. Komponen tambahan lain adalah : sikat-sikat yang mensuplai arus listrik ke rotor untuk menghasilkan kemagnetan (medan magnet), bearing-bearing yang memungkinkan rotor dapat berputar lembut dan sebuah kipas untuk mendinginkan rotor, stator dan diode.

Konstruksi alternator bagian-bagiannya terdiri dari : a. Puli (pulley) d. Startor coil b. Kipas (fan) e. Rectifier (silicon diode) c. Rotor coil

a. Pull (pully)

Puli berfungsi untuk tempat tali kipas penggerak rotor.

b. Kipas (fan) Fungsi kipas adalah untuk mendinginkan diode dan kumparan-kumparan pada alternator.

c. Rotor Rotor merupakan bagian yang berputar di dalam alternator, pada rotor terdapat kumparan rotor (rotor coil) yang berfungsi untuk membangkitkan kemagnetan. Kuku-kuku yang terdapat pada rotor berfungsi sebagai kutubkutub magnet, dua slip ring yang terdapat pada alternator berfungsi sebagai penyalur listrik kekumparan rotor.

Rotor ditumpu oleh dua buah bearing, pada bagian depannya terdapat puli dan kipas, sedangkan di bagian belakang terdapat slip ring. d. Stator

Pada ganbar diatas terlihat ganbar konstruksi dan stator coil.Kumparan stator adalah bagian yang diam dan terdiri dari tiga kumparan yang pada salah satu ujung-ujungnya dijadikan satu. Pada gambar sebelah kanannya terlihat teori gambar konstruksi ini disebut hubungan Y atau bintang tiga fhase. Bgian tengah yang menjadi satu adalah pusat gulungan.Dan bagian ini disebut terminal N. Pada bagian ujung kabel lainnya akan menghasilkan arus bolak-balik (AC) tiga phase. e. Rectifier (Diode)

Pada gambar diatas memperlihatkan konstruksi dan hubungan antara stator coil dengan diode. Ketiga ujung dari stator dihubingkan dengan kedua macam diode. Pada model yang lama terdapat dua bagian yang terpisah antara diode positif (+) dan diode negative (-). Bagian positif (+) mempunyairumah yang lebih besar daripada yang negative (-). Selain

perbedaan tersebut ada lagi perbedaan lainnya yaitu strip merah pada diode positif dan strip hitam pada diode negative. Fungsi dari diode adalah menyearahkan arus bolak-balik (AC) yang dihasilkan oleh stator coil menjadi arus searah (DC). Diode juga berfungsi mencegah arus balik dari baterai ke alternator. Regulator Uraian Tegangan listrik dari alternator tidak selalu constant hasilnya. Karena hasil listrik alternator tergantung daripada kecepatan putaran motor. Makkin cepat putarannya makin besar hasilnya demikian juga sebaliknya. Rotor berfungsi sebagai magnet.Adapun magnet yang dihasilkan adalah magnet listrik, maka dengan menambah atau mengurangi arus listrik yang masuk ke rotor coil akan mempengaruhi daya magnet tersebut sehingga hasil pada stator coilpun akan terpengaruh.Jadi hasil alternator sangat dipengaruhi oleh adanya arus listrik yang masuk ke rotor coil. Fungsi regulator adalah mengatur besar arus listrik yang masuk ke dalam rotor coil sehingga tegangan yang dihasilkan oleh alternator tetap constant (sama) menurut harga yang telah ditentukan walaupun putarannya berubah-ubah. Selain daripada itu regulator juga berfungsi untuk mematikan tanda dari lampu pengisian, lampu tanda pengisian akan secara otomatis mati apabila alternator sudah menghasilkan arus listrik.

Gambar diatas memeperlihatkan fungsi dari regulator, alternator dan baterai. Apabila alternator tidak menghasilkan listrik, maka hanya dari baterai saja untuk mengatasi kebutuhan kelistrikan, bila hal ini terjadi maka regulator akan bekerja memberi tanda pada pengemudi (lampu CHG). Ada dua tipe regulator yaitu tipe point (point type) dan tipe tanpa point (pointless type). Tipe tanpa point juga biasa disebut IC regulator karena terdiri dari intergrated circuit.

Adapun cirri-ciri IC regulator yang dibuat jadi satu dengan alternator adalah sebagai

berikut : a) Ukuran kecil dan output-nya tinggi b) Tidak diperlukan penyetelan voltage (tegangan) c) Mempunyai silet konpensasi temperature untuk control tegangan yang dimiliki untuk pengisisan baterai dan suplai ke lampu-lampu. Apikasi dalam Sistem Pengisian (Charging System)

Gambar diatas menunjukan sirkuit/ranngkaian dari system pengisian yang memakai regulator dua titik kontak. Kebutuhan tenaga untuk

menghasilkan medan magnet (magnetic flux) pada rotor alternator disuplai dari terminal F. Arus ini diatur dalam arti ditambah atau dikurangi oleh regulator sesuai dengan tegangan terminal B. Listrik dihasilkan oleh stator alternator yang disuplai dari terminal B, dan dipakai untuk mensuplai kembali beban-beban yang terjadi pada lampu-lampu besar (head llights), wipers, radio, dan lain-lain dalam penambahan untuk mengisi kembali baterai. Lampu pengisian akan menyala, bila altenator tidak mengirimkan jumlah listrik yang normal.Hal tersebut terjadi apabila tegangan dari teminal N alternator kurang dari jumlah yang ditentukan.

Seperti telah ditunjukan oleh gambar diatas, bila sekering terminal IG

putus, listrik tidak akan mengalir ke rotor dan akibatnya alternator tidak membangkitkan listrik.Walaupun sekering CHG putus alternator akan berfungsi.Hal tersebut dapat dibuktikan dengan bantuan sirkuit pengisian sebagai berikut. Cara kerja Pada saat kunci kontak ON dan mesin mati

Bila kinci kontak diputar ke posisi ON , arus dari baterai akan mengalir ke rotor dan merangsang rotor coil.Pada waktu yang sama, arus baterai juga mengalir ke lampu pengisisan (CHG) dan akibatnya lampu menjadi menyala (ON). Secara keseluruhan mengalirnya arus listrik sebagai berikut :

a. Arus yang ke field coil Terminal(+)bateraifusible linkkunci kontak (IG switch)sekeringterminal IG regulatorpoint PLpoint PLterminal F regulatorterminal F alternatorbrushslip ringrotor coiilslip ringbrushterminal E alternatormassabodi. Aibatnya rotor terangsang dan timbul kemagnetan yang selanjutnya arus ini disebut araus

medan (field current).

b. Arus ke lampu charge Terminal (+) bateraifusibler linksakjelar kunci kontak IG (IG switch) sekeringlampu CHGterminal L regulatortitik kontak Ptitik kontak Pterminal E regulatormassa bodi. Akibatnya lampu charge akan menyala.

Mesin dari kecepatan rendah ke kecepatan sedang. Sesudah mesin hidup dan rotor berputar, tegangan/voltage dibangkitkan dalam stator coil, dan tegangan netral dipergunakan untuk voltage relay, karena itu lampu charge jadi mati.Pada waktu yang sama, tegangan yang dikeluarkan beraksi pada voltage regulator. Arus medan (field current) yang ke rotor dikontrol dan disesuaikan dengan tegangan yang dikeluarkan terminal B yang beraksi pada voltage regulator. Demikianlah, salah satu arus medan akan lewat menembus atau tidak menembus

resistor R, tergantung pada keadaaan titik kontak PL.

Catatan

Bila gerakan P dari voltage relay, membuat hubungan dengan titik kontak P, maka pada sirkuit sesudah dan sebelum lampu pengisian (charge)

tegangannya sama. Sehingga pada aris tidak akan mengalir ke lampu dan akhirnya lampu mati. Untuk jelasnya aliran arus pada masing-masing peristiwa sebagai relayterminal E berikut reguilatormassa : bodi. a. Tegangan Netral Terminal N alternatorterminal N regulatormagnet coil dari voltage

Akibatnya pada magnet coil dari voltage relay akan terjadi kemagnetan dan dapat menarik titik kontak P dari P dan selanjutnya P akan bersatu dengan P. Dengan demikian lampu pengisian (charge) jadi mati. b. Tegangan yang keluar (output Voltage) Terminal B alternatortrminal B regulatortitik kontak Ptitik kontak Pmagnet coil dari voltage regulatorterminal E regulatormassa bodi. Akibatnya pada coil voltage regulator timbul kemagnetan yang dapat mempengaruhi posisi dari titik kontak (point) PL. Dalam hal ini PL akan tertarik dari PL sehingga pada kecepatan sedang PL akan mengambang (seperti terlihat pada gambar diatas). c. Arus yang ke field Termional B alternatorIG switchFuseterminal IG regulatorPoint PLPoint F PLReristor RTerminal coilterminal F E alternatorRotor

regulatorTerminal

alternatormassa bodi. Dalam hal ini jumlah arus/tegangan yang masukkerotor coil bias melalui dua saluran. Bila kemagnetan di voltage regulator besar dan mampu menarik PL dari PL, maka arus yang ke rotor coil akan melalui resistor R.Akibatnya arus akan kecil dan kemagnetan yang ditimbulkan rotor coil-pun kecil (berkurang). d. Out Put current Terminal B alternator baterai dan bebanmassa bodi.

Mesin dari Kecepatan Sedang ke Kecepatan Tinggi

Bila putaran mesin bertambah , voltage yang dihasilkan oleh kumparan stato naik, dan gaya tarik dari kemagnetan kumparan voltage regulator menjadi lebih kuat. Dengan daya tarik yang lebih kuat, field current yang ke rotor akan mengalir terputus-putus (intermittently).Dengan kata lain , gerakan titik kontak PL dari voltage regulator kadang-kadang membuat hubungan Catatan dengan titik kontak PL . :

Bial gerakan titik kontak PL pada regulator berhubungan dengan titik kontak PL,field current akan dibatasi. Bagaimanapun juga point dari voltage relay tidak akan terpisah dari point P,sebab tegangan netral terpelihara dalam sisa flux dari rotor. Aliran arusnya adalah senagai berikut :

a. Voltage Netral (Tegangan Netral) Terminal N alternatorterminal N regulatormagnet coil dari voltage relayterminal E regulatormassa bodi. Arus ini juga sering disebut netral voltage.

b. Out Put Voltage Terminal B alternatorterminal B regulatorpoint Ppoint Pmagnet coil dari N regulatorterminal E regulator. Inilah yang disebut dengan Output voltage.

c. tidak ada arus ke Field Current Terminal B alternator IG switchfuseterminal IG regulatorreristor RTerminal F regulatorterminal F alternatorrotor coilataupoint PLPoint Pground (NO.F.C)Terminal E alternatormassa (F Current). Bila arus resistor Rmengalir teminal Fregulatorrotor coilmassa, akibatnya arua yang ke rotor ada, tapi kalau PL-maka arus mengalir ke massa sehingga yang ke rotor coil tidak ada.

d. Out Put Current Terminal B alternatorbaterai/loadmassa.

You might also like