You are on page 1of 14

MAKALAH

KETERAMPILAN MEMBERIKAN PENGUATAN


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah PPL I

Oleh : KELOMPOK II Nama Mahasiswa Saifun Nizar Al Khuri Bambang Priyo Utomo Istiamah Khairun Nisa Rahmah NIM 09.11.03.02.01756 09.11.03.02.01733 09.11.03.02.01708 -

Dosen Pembimbing : Dra. Fadhilatul Ismah, M.Pd

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM JURUSAN TARBIYAH BALIKPAPAN 2011

KATA PENGANTAR Kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan hidayahNya kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang ditugaskan oleh dosen untuk melengkapi mata kuliah PPL I dengan judul Ketrampilan Memberi Penguatan (Reward). Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Baginda Muhammad SAW. yang telah menghantarkan kita dari zaman jahiliyah menuju zaman yang penuh cahaya Ilahi. Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing Dra. FADHILATUL ISMAH, M.Pd. dan dosen-dosen lain serta semua pihak yang telah membantu menyelesaikan tugas makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu kritik, saran dan bimbingan dari semua pihak sangat kami harapkan agar dikemudian hari kami dapat menyelesaikan makalah dengan hasil yang lebih baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi siapapun yang membaca.

Balikpapan, 3 Oktober 2011

Kelompok II

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... DAFTAR ISI ........................................................................................................ BAB I : PENDAHULUAN ......................................................................... A. Latar Belakang ......................................................................... B. Rumusan Masalah .................................................................... C. Tujuan ...................................................................................... BAB : PEMBAHASAN ............................................................................ A. Rasionalisasi dan Pengertian ..................................................... B. Tujuan Pemberi Penguatan ....................................................... C. Prinsip-prinsip Penguatan ......................................................... D. Komponen Keterampilan Memberikan penguatan ..................... E. Cara Penggunaan Penguatan ..................................................... BAB III : PENUTUP .....................................................................................

i ii 1 1 2 2 3 3 4 5 6 8 10

DAFTAR PUSTAKA

ii

BAB I PENDAHULUAN

A.

LATAR BELAKANG

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (UU No. 14 Tahun 2005, Bab I Pasal 1) Keberadaan guru yang kompeten dan profesional merupakan salah satu persyaratan yang wajib dipenuhi guna meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia agar dapat bersaing dengan negara-negara maju lainnya. Hampir semua bangsa di dunia ini selalu mengembangkan kebijakan yang mendorong terciptanya guru yang kompeten dan berkualitas. Salah satu indikator guru profesional dan kompeten adalah guru harus mempunyai Keterampilan memberikan penguatan, sehingga guru dapat membangkitkan motivasi dan rasa percaya diri peserta didik untuk lebih meningkatkan kemampuan belajarnya, yang pada akhirnya akan menghasilkan proses KBM yang berkualitas termasuk peserta didik yang berprestasi. Hal ini penting kita miliki sebagai pendidik karena kadang kita bersikap dingin terhadap respons peserta didik yang memberikan pemikiran ketika di kelas. Sepertinya pemikiran tersebut tidak kita hargai. Tentu hal ini dapat mengakibatkan melemahnya motivasi dalam belajar. Dalam makalah ini kami akan membahas tentang keterampilan memberi penguatan yang nantinya bisa diterapkan melalui micro-teaching yang harus dikuasai terlebih dahulu oleh para calon guru sebelum melaksanakan praktek pengalaman lapangan (PPL).

B. RUMUSAN MASALAH 1. Apakah yang dimaksud dengan penguatan ? 2. Apakah tujuan dari penguatan tersebut ?

C. TUJUAN Untuk menambah wawasan guru tentang bagaimana cara menjadi guru yang professional yang diantaranya dapat memberikan penguatan kepada peserta didik dengan baik dan benar, Dengan penguatan diharapkan akan muncul motivasi meningkatkan diri bagi yang diberi penguatan serta mendorong orang lain di sekitarnya melakukan hal yang sama atau lebih baik lagi. sehingga dapat meningkatkan semangat belajar para peserta didik dan menghasilkan proses KBM yang berkualitas.

BAB II PEMBAHASAN

A. Rasionalisasi dan Pengertian Dalam kehidupan sehari-hari, kegiatan yang kita lakukan sering mendapatkan penghargaan. Misalnya, ketika kita menolong seseorang, hasilnya orang yang kita tolong mengucapkan terimakasih. Ucapan terimakasih ini merupakan satu penghargaan atas pertolongan yang kita berikan. Contoh bentuk penghargaan yang lain seperti : upah, gaji, kenaikan pangkat, dan promosi yang merupakan penghargaan atas pekerjaan seseorang. Pada umunya, penghargaan mempunyai pengaruh positif dalam kehidupan manusia, yakni dapat mendorong seseorang untuk memperbaiki tingkah lakunya dan meningkatkan usahanya. Demikian juga sebaliknya, tidak diperolehnya penghargaan akan menurunnya atau bahkan meniadakan perilaku tersebut pada seseorang. Begitupun dalam proses belajar mengajar. Siswa yang berprestasi akan mempertahankan prestasinya manakala guru memberikan penghargaan atas prestasi tersebut. Bahkan dengan penghargaanyang diberikan guru, muncul motivasi kuat untuk meningkatkan prestasi yang telah dicapai. Hal ini berlaku pula sebaliknya, yang berprestasi tanpa penghargaan dapat mengurangi motivasi. Lebih-lebih dengan cemoohan dan hinaan dapat mematikan prilaku belajar anak. Menyadari pentingnya peranan penghargaan atas siswa yang berprestasi, calon guru atau guru perlu menguasai keterampilan dasar member penghargaan yang dalam bahasan ini disebut Keterampilan dasar memberi penguatan. Apakah yang dimaksud dengan penguatan ? Dalam kamus Bahasa Indonesia penguatan didefinisikan sebagai proses, cara, perbuatan menguati atau menguatkan. Dan di
dalam pendidikan pengertian penguatan dapat dijabarkan sebagai respons positif yang

dilakukan guru atas prilaku positif yang dicapai anak dalam proses belajarnya, dengan tujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan prilaku tersebut. Penguatan (reinforcement) dapat diartikan pula sebagai respons terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut, atau penguatan adalah suatu tingkah laku atau tindakan seorang guru sebagai respon baik
3

bersifat verbal atau nonverbal terhadap tingkah laku siswa yang bertujuan untuk membesarkan hati siswa atau meningkatkan motivasi siswa agar mereka kembali melakukan hal-hal tersebut dan lebih giat berinteraksi dalam kegiatan belajar mengajar. Memberi penguatan dalam kegiatan belajar mengajar kelihatannya sederhana saja, yaitu memberi tanda persetujuan guru terhadap tingkah laku siswa, yang dinyatakan dalam bentuk antara lain : kata-kata membenarkan, pujian, senyuman, anggukan, atau memberi hadiah secara material. Namun demikian, keterampilan ini sulit dilakukan jika guru tidak memahami makna yang ingin dicapai dalam keterampilan memberi penguatan. Untuk tujuan inilah keterampilan penguatan perlu mendapatkan perhatian, sebab respons positif adalah penghargaan yang diberikan guru karena siswa menunjukkan perilaku positif (berprestasi dalam belajarnya). Dengan respons positif tersebut, pada gilirannya memotivasi anak untuk mempertahankan prestasi, bahkan meningkatkannya.

B. Tujuan Pemberi Penguatan Pemberi penguatan apabila dilakukan dengan cara dan prinsip yang tepat dapat mengefektifkan pencapaian tujuan penggunaannya. Adapun tujuan penggunaan penguatan adalah : Meningkatkan perhatian siswa dalam proses belajar Membangkitkan, memelihara, dan meningkatkan motivasi belajar siswa Mengarah pengembangan berfikir siswa kearah berfikir divergen Mengatur dan mengembangkan diri anak sendiri dalam proses belajar Mengendalikan serta memodifikasi tingkah laku siswa yang kurang positif serta mendorong munculnya tingkah laku yang produktif.

C. Prinsip-prinsip Penguatan Agar penguatan yang kita lakukan berhasil, maka beberapa prinsip berikut ini perlu kita perhatikan, yaitu: 1. Kehangatan Seperti halnya penggunaan variasi mengajar, prinsip pemberian penguatanpun dilakukan secara hangat. Kehangatan sikap guru dapat ditunjukkan dengan suara, mimik, dan gerakan badan (gestural). Kehangatan sikap guru akan menjadikan penguatan yang diberikan menjadi lebih efektif. Jangan sampai siswa mendapat kesan bahwa guru tidak ikhlas dalam memberi penguatan. 2. Antusiasme Sikap antusiame dalam memberi penguatan dapat menstimulasi siswa untuk meningkatkan motivasinya. Antusiasme guru dalam memberikan penguatan dapat membawa kesan pada siswa akan kesungguhan dan ketulusan guru. Antusiame dalam memberikan penguatan akan mendorong munculnya kebanggaan dan percaya diri siswa. 3. Bermakna Inti dari kebermaknaan adalah bahwa siswa mengerti dan yakin bahwa dirinya memang layak diberikan penguatan, karena hal itu memang sesuai dengan tingkah laku dan penampilannya. Oleh karena itu, kebermaknaan dalam pemberian penguatan hanya mungkin apabila diberikan dalam konteks yang relevan. Misalnya, jawaban yang sama sekali salah guru malah mengatakan jawabanmu bagus sekali , maka penyataan guru tersebut dianggap sebagai penghinaan. Jika keadaannya seperti diatas, pernyataan yang tepat adalah Kali ini jawabanmu belum tepat, saya percaya dengan belajar yang lebih baik kamu akan menjawab dengan benar. Contoh yang lain, jika anak menjawab pertannyaan dengan benar, kita dapat mengatakan, Tepat Sekali jawabanmu. Penguatan tersebut relevan dengan konteks, yakni sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Kesesuaian antara pernyataan dengan keadaan yang diberi penguatan membuat penguatan menjadi bermakna.
5

4.

Menghindari respons negatif Meskipun disadari bahwa hukuman dan teguran dapat digunakan untuk mengendalikan dan membina tingkah laku siswa, tetapi respons negatif yang diberikan guru seperti komentar yang bernada menghina atau ejekan patut atau perlu dihindari, karena hal itu akan mematahkan semangat siswa dalam mengembangkan dirinya. Oleh karena itu, jika jawaban anak salah, guru tidak boleh merespons negatif dengan mengatakan Jawabanmu salah. Hal ini dapat mematikan motivasi anak. Dalam kasus ini, guru dapat memberikan pertanyaan tuntutan (promting question), atau pindah gilir dengan mengatakan Barangkali ada yang dapat membantu?. Dengan cara ini, anak tidak merasa tersinggung.

D. Komponen Keterampilan Memberikan Penguatan Beberapa komponen yang perlu dipahami dan dikuasai oleh calon guru, agar ia dapat memberikan penguatan secara bijaksana dan sistematis, adalah : 1. Penguatan Verbal Yang dimaksud dengan penguatan verbal adalah sebuah bentuk respons atau apresiasi dalam pembelajaran yang dilakukan secara lisan dengan memberikan kata pujian, penghargaan, persetujuan dan sebagainya, Komentar guru berupa kata-kata pujian, dukungan, dan pengakuan dapat digunakan untuk penguatan tingkah laku dan kinerja siswa. Komentar demikian merupakan balikan yang diberikan guru atas kinerja ataupun prilaku siswa. Penguatan verbal dapat dinyatakan dalam dua bentuk, yakni : Kata-kata, seperti : bagus, ya, tepat, betul, bagus sekali, dan sebagainya. Kalimat, seperti : pekerjaanmu bagus sekali; caramu member penjelasan baik sekali, dan sebagainya.

2.

Penguatan Nonverbal penguatan non-verbal adalah sebuah bentuk apresiasi terhadap peserta didik selain menggunakan lisan, Adapun di antara bentuk penguatan non-verbal adalah : a. Penguatan berupa mimic muka dan gerakan badan (gestural) Penguatan berupa gerakan badan dan mimic muka antara lain seperti : senyuman, anggukan kepala, acungan ibu jari, tepuk tangan, dan sebagainya, seringkali digunakan bersamaan dengan penguatan verbal. Sebagai contoh, ketika guru member penguatan verbal, Pekerjaanmu baik sekali, pada saat itu guru menganggukkan kepalanya. b. Penguatan dengan cara mendekati anak Siswa atau sekelompok siswa didekati guru pada saat mengerjakan soal dapat terkesan diperhatikan. Keadaan ini dapat menghangatkan suasana belajar anak, yang pada gilirannya dapat meningkatkan motivasi. Kesan akrab juga dapat timbul dengan cara ini. Akibatnya anak tidak merasa dibebani tugas. Beberapa prilaku yang dapat dilakukan guru dalam memberikan penguatan ini antara lain adalah berdiri disamping siswa, berjalan menuju siswa, duduk dekat dengan seorang siswa atau kelompok siswa, berjalan disisi siswa dan sebagainya. c. Penguatan dengan sentuhan Tehnik ini penggunaannya perlu mempertimbangkan latar belakang anak, umur, jenis kelamin, serta latar belakang kebudayaan setempat. Dalam memberikan penguatan ini, beberapa perilaku yang dapat dilakukan guru antara lain : menepuk pundak atau bahu siswa, menjabat tangan siswa, mengelus rambut siswa, atau mengangkat tangan siswa yang menang dalam pertandingan. d. Penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan Motivasi belajar anak dipengaruhi pula oleh apakah kegiatan belajar yang dilaksanakan tersebut menyenangkan dirinya atau tidak. Bentuk kegiatan belajar yang disenangi anak dapat mempertinggi intensitas belajarnya. Untuk menguatkan gairah belajar, guru dapat memilih kegiatan-kegiatan belajar yang disukai anak. Karena tiap-tiap anak memiliki kesukaran masing-masing,
7

guru perlu menyediakan berbagai alternatif pilihan yang sesuai dengan kesukaan masing masing anak. Dengan memberikan alternatif kegiatan belajar yang sesuai dengan kesukaan anak tersebut, maka hal itu bias juga menjadi bentuk penguatan bagi anak. Dapat juga penguatan ini diberikan sebagai akibat dari prestasi baik yang ditunjukkan anak. Misalnya, anak yang berprestasi dalam hasil belajarnya ditunjuk sebagai pemimpin kelompok belajar. e. Penguatan berupa symbol atau benda Jenis symbol atau benda yang diberikan di selaraskan dengan usia perkembangan anak. Untuk anak tingkat sekolah dasar, berbeda dengan anak usia sekolah lanjutan. Anak SMA yang berprestasi diberi penghargaan berupa pensil tentunya kurang relevan. Penguatan berupa simbol atau benda ini dapat berupa piagam penghargaan, benda-benda berupa alat-alat tulis dan buku, dan dapat pula berupa komentar tertulis pada buku anak. Perlu diperhatikan dalam hal penggunaan penguatan yang berupa benda. Hendaknya tujuan belajar siswa tidak mengarah pada benda tersebut. Oleh karena itu, perlu dibatasi frekuensi penggunaannya.

E. Cara Penggunaan Penguatan Ada beberpa cara penggunaan penguatan yang perlu diperhatikan, yakni sebagai berikut : 1. Penguatan pada pribadi tertentu Penguatan harus jelas ditunjukkan kepada siswa tertentu. Pandangan guru harus tegas diarahkan kepada anak yang memperoleh penguatan. Oleh karena itu, penguatan harus jelas ditujukan kepada siapa dan usahakan menyebut namanya serta memandang kepadanya. Contoh : Jika Ahmad menjawab dengan tepat pertanyaan guru, sebaiknya guru memandang Ahmad dan mengatakan Ahmad, tepat jawabanmu atau Betul Ahmad. Penguatan akan kurang berarti bagi Ahmad jika guru mengatakan bagus
8

atau tepat jawabanmu, sambil guru melihat ke luar kelas atau sedang menulis dipapan tulis. 2. Penguatan kepada kelompok Penguatan dapat juga diberikan kepada kelompok siswa, misalnya jika satu tugas telah dilaksanakan dengan baik oleh satu kelas, guru dapat mengizinkan kelas tersebut untuk bermain basket yang menjadi kegemaran mereka. Atau jika ada satu atau sebagian kelompok kelas yang berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik, maka guru dapat pula mengatakan bapak senang sekali, kelompok A telah menunjukkan kemajuan yang pesat. 3. Penguatan yang tidak penuh Sering didapat jawaban yang diberikan anak atas pertanyaan guru sedikit mengandung kebenaran. Untuk itu, penguatan yang digunakan tentu penguatan tidak penuh. Teknik ini dapat dilakukan dengan mengatakan, Jawabanmu ada benarnya, akan lebih sempurna kalau perinciannya secara sistematis. Tentang bagaimana teknik ini mengatakan tergantung konteks dan keadaan jawaban anak, Prinsip dalam penguatan tidak penuh adalah pengakuan guru atas jawaban yang sebagian jawaban salah. 4. Variasi penggunaan Untuk menghindari ketidakbermaknaan, guru dapat menggunakannya secara bervariasi. Penggunaan penguatan yang itu-itu saja dapat menjadi bahan tertawaan anak-anak ikut serta memberikan penguatan apabila teman lain menjawab dengan benar. Untuk menghindari lunturnya makna penguatan dan kemungkinan menjadi bahan tertawaan anak, guru dapat menvariasikan penggunaanya, dan yang lebih penting untuk itu adalah menerapkan prinsip-prinsip penggunaannya secara matang.

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN Sebagai seorang pendidik, guru diharapkan memiliki keterampilan memberikan penguatan kepada peserta didik yang memberika respons positif dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat memotivasi peserta didik. Sebagai Pendidik yang professional seorang guru harus menghargai setiap pemikiran peserta didiknya agar tidak melemahkan motivasinya dalam belajar.

10

DAFTAR PUSTAKA

1. Marno, M.Pd dan M. Idris, S.Si, Strategi & Metode pengajaran ; Menciptakan Keterampilan Mengajar yang Efektif dan Edukatif ; Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2010 2. E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005. 3. Menjadi Guru Profesional ; Drs. Moh. Uzer Usman 4. Beni S. Ambarjaya, S.Pd, Model-Model Pembelajaran Kreatif; Bandung : Tinta Emas Publishing, 2008 5. Kamus Bahasa Indonesia

11

You might also like