You are on page 1of 10

Menguak Kedekatan antara Agama dan Seni

Joko Widiyarso - GudegNet Agama dan seni ternyata merupakan dua hal yang sangat dekat. Setidaknya pernyataan tersebut terungkap dalam sebuah renungan malam 'Curah Pandang Pergulatan Iman dan Seni' yang digelar di BBY, Selasa malam (15/9). Dalam dialog santai tersebut, sejumlah tokoh seperti Romo Sindhunata, Ida Bagus Agung, Satguru Sapto Raharjo, Jaya Suprana, dan KH. Muhammad Fuad Riyadi dihadirkan untuk memberikan wacana baru mengenai keterkaitan antara agama dan seni dalam hubungannya dengan dengan perilaku manusia. Dalam dialog tersebut, Kyai Fuad yang juga sedang menggelar pameran lukisan 'Lukisan Abstrak Aura Dzikir' menyatakan dengan lukisan, seseorang bisa menyampaikan bahasa Tuhan dengan lebih universal. "Lewat lukisan, saya bisa menyampaikan bahasa Tuhan dengan universal agar mampu dimengerti oleh orang lain meski yang bukan beragama Islam," katanya. Menanggapi pameran 'Lukisan Abstrak Aura Dzikir' oleh Kyai Fuad Riyadi di BBY, rohaniwan Ida Bagus Agung menyatakan pelukis senaniasa menggunakan hati nuraninya dengan jujur untuk menghasilkan karya lukis. "Dari karyanya, Kyai Fuad sangat jujur dengan hati nuraninya. Lukisannya sangat dekat dengan nuansa spiritual, yang memang menjadi tujuan utamanya," katanya. Mengutip pernyataan sufi Jalaluddin Rumi, Romo Sindhu menyatakan bahwa Tuhan adalah seniman yang agung. Dengan tangan-Nya, dunia bagaikan kanvas yang dilukisnya. Hasilnya adalah manusia dan setan. "Manusia hanyalah pena di tangan Tuhan, dan kita tidak bisa tahu kemana akan pergi, hanya Dia yang tahu," ujarnya. Budayawan Jaya Suprana dengan tegas menyatakan bahwa salah satu jalan menuju Tuhan adalah melalui kasih sayang dan keindahan yang ada dalam seni. Menurutnya, manusia tak perlu susah-susah mencari Tuhan, karena Dia akan ada dalam setiap hal yang dekat dengan keindahan dan kasih sayang.

Sementara itu Romo Sapto Raharjo dari Paguyuban Tri Tunggal mengatakan bahwa seni adalah panglima peradaban dunia. Dengan seni, seniman bisa menjelaskan segala sesuatu yang ada di dunia ini. "Seni menjelaskan mitologi, kosmologi, ontologi, bahkan theologi. Dari seni pula seseorang bisa melihat sesuatu yang berhubunga dengan kehidupan personal seniman yang dicoretkan ke dalam kanvasnya," terangnya. Tag: seni religius

Menyeimbangkan Penerapan Agama, Ilmu dan Seni Mimbar Agama Hindu, Bali Post Minggu, 9 Nopember 2008. Menyeimbangkan Penerapan Agama, Ilmu dan Seni Oleh ; Drs. I Ketut Wiana, M.Ag (Redaktur Khusus Bali Post) Pemujaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi secara berlebihan dapat menimbulkan sikap hidup yang tidak seimbang. Albert Einstein menyatakan bahwa agama mengarahkan hidup, ilmu memudahkan hidup dan seni menghaluskan serta mengindahkan hidup. Ketidakseimbangan penerapan agama, ilmu dan seni dalam hidup ini akan dapat menimbulkan kehidupan yang pincang. Untuk membangun sikap hidup yang seimbang, agama, ilmu dan seni harus diaplikasikan secara terpadu dengan posisi dan fungsi yang tepat dan akurat. Penekanan prioritas kehidupan pada bidang ekonomi dengan mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) tentunya merupakan hal yang mutlak. Tanpa Iptek, prioritas pada bidang ekonomi tentunya tidak mungkin bisa berhasil dengan baik. Yang patut diperhatikan adalah mengendalikan dinamika penggunaan Iptek jangan sampai tanpa kendali spiritual agama dan seni. Peranan agama dalam hidup ini bermaksud menyangkut aspek spiritual yang dapat memberi arah yang benar, tepat dan akurat. Iptek bertujuan untuk memberikan berbagai kemudahan hidup. Penerapan Iptek seperti itu banyak menimbulkan kenikmatan hidup. Kenilcmatan hidup yng dinikmati dengan batasbatas tertentu dengan kesadaran rokhani tentunya memberi makna pada arti kehidupan. Nmaun, kenikmatan hidup tanpa dibatasi berdasarkan kesadaran rohani akan menimbulkan dosa sosial. Demikian menurut pandangan Mahatma Gandhi, Bapak bangsa India. Kemudahan dan kenikmatan yang dapat diberikan oleh hasil pengembangan Iptek itu tentunya patut disyukuri sebagai sebagai anugerah Tuhan. Dengan pengembangan Iptek

yang tepat dan akurat, berbagai hal dapat dilakukan dengan cepat praktis dan dapat memberi kemudahan dalam menjalankan kehidupan ini. Lantas, yang penting patut diperhatikan adalah bagaimana akibat yang ditimbulkan oleh gaya hidup yang serba praktis, mudah dan nikmat itu. Salah satu yang wajib diwaspadai darihidup yang serha praktis itu timbulnya sikap hidup yang manja dan menggiring manusia menjadi alatnya Iptek. Manusia dapat terjebak pada pola hidup yang hedonis, hidup hanya untuk mengejar kenikmatan indriawi semata. Seyogianya Iptek itulah sebagai alat manusia untuk mensukseskan tujuan hidupnya. Hidup yang dimanjakan oleh hasil pengembangan Iptek dapat menimbulkan budaya menerabas budaya yang menimbulkan sikap hidup yang ingin serba cepat dengan mengabaikan herbagai norma hidup. Untuk mendapatkan kekayaan misalnya, orang yang memliki peluang akan menggaruk kekayaan dengan mengabaikan norma hukum, etika, sopan santun maupun norma agama. Misalnya, dalam mentaati suatu prosedur birokrasi, mereka akan menerabas saja dengan kekuasaan, pengaruh maupun dengan uang. Budaya menerabas inilah akan menimbulkan kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN). Budaya menerabas ini akan melemahkan supremasi hukum maupun moral etilt yang berlaku. Untuk suatu urusan di suatu instansi, mereka akan menggunakan prosedur koneksi-koneksi atau juga sogok-sogokan. Kalau punya koneksi, apapun menjadi lancar, tidak perlu melalui prosedur birokasi yang ditetapkan berdasarkan hukum. Demikian pula tidak perlu melalui etika moral. Yang penting untuk mendapatkan sesuatu, dapat diperoleh dengan cepat. Budaya menerabas tanpa diredam dengan moral agama dan seni akan dapat menimbulkan sikap hidup yang keras dan kasar. Hal itu nampak dalam berbagai kegiatan hidup semisal berlalu lintas, ketidaksabaran mengikuti prosedur birokrasi yang wajib melalui suatu prosedur. Masyarakat akan kehilangan kesabaran menunggu suatu proses. Padahal, untuk mencapai apapun membutuhkan proses. Karena budaya menerabas juga, banyak orang tidak malu mendapatkan titel kesarjanan dengan cara membeli. Ada orang yang tidak malu-malu menambahkan Prof. Dr. di depan namanya, padahal mereka tidak pernah diangkat menjadi guru besar di suatu perguruan tinggi. Bukankah gelar Profesor itu adalah jabatan akademis, bukan titel keahlian seperti gelar Doktor? Pun di birokrasi, banyak rumor tentang orang-orang menduduki jabatan tertentu di kalangan sipil maupun militer dengan mengeluarkan sejumlah dana. Tanpa itu, jabatan tidak mereka peroleh hanya berdasarkan kecerdasan dan prestasi kerja. Jadi, budaya menerabas ini sesungguhnya salah satu penyebab munculnya korupsi yang telah merambah dalam berbagai aspek kehidupan. Masyarakat banyak melihat orang yang tidak memiliki kualifikasi mendapatkan posisi yang enak melalui budaya menerabas. Berbagai norma ataupun kriteria hanyalah bersifat formalistic belaka. Hal itu hanyalah basa-basi saja. Akibatnya manusia modern makin banyak yang tidak memiliki kesabaran, mentalnya tidak tanggung menunggu suatu proses untuk mencapai sesuatu. Hal ini menimbulkan makin semerawutnya herbagai aspek kehidupan. Segala sesuatunya dilakukan dengan tergesa-gesa agar cepat tercapai apa yang dikehendaki. Karena, kalau

ada koneksi dan uang, prosedur yang menjelimet bertele-tele akan menjadi mudah. Kalau tidak ada uang dan koneksi, prosedur yang semestinya mudali menjadi sulit dan berteletele. Budaya menerabas tersebut akan membuat mereka yang susah akan semakin susah. Tak ada keindahan dalam kehidupan bersama ini. Hanya dengan mengaplikasikan spiritual agama, ilmu dan seni secara terpadu, budaya menerabas yang negatif itu dapat diatasi. Untuk itu, umat hendaknya memposisikan agama, ilmu dan seni dalam kehidupannya secara empiris dengan tentunya tetap berpegang pada aspek teoritis yang sudah baku. Untuk mencapai perilaku masyarakatseimbang seperti itu, orang tidak mesti melalui proses pendidikan yang sungguh-sungguh. Pendidikan yang sungguh-sungguh itu adalah pendidikan yang memberikan ilmu secara jujur, memberi penerangan jiwa melalui spiritual agama dan memperhatikan setiap perkembangan peserta didik. Setiap peserta didik memiliki kekhasannya masing-masing. Informasi agama dan ilmu yang sama tidak diserap secara sama oleh setiap peserta didik. Setiap peserta didik memiliki kekhasannya masing-masing. Informasi agama dan ilmu yang sama tidak diserap secara sama dan oleh setiap peserta didik. Kekhasan setiap orang perlu mendapatkan perhatian tersendiri dalam menerapkan agama, ilmu dan seni. Dengan demikian akan didapatkan hasil yang semaksimal mungkin dalam pendidikan. Pendidikan yang seimbang seperti itu hendaknya diterapkan dalam pendidikan formal, nonformal dan informal. *Bali Post Minggu 9 Nopember 2008.

Jumat, 16 September 2011

Agama dan Seni Tak Dapat Dipisah


Jakarta, Pelita Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama Prof Dr H Nasaruddin Umar, MA menyatakan bahwa agama dan seni tak dapat dipisah dalam kehidupan, karena berkesenian dapat menembus rasa dan merupakan bahasa universal yang sangat efektif untuk membangun ikatan persaudaraan dan syiar Islam, walau berbeda suku bangsa sekali pun. Kita jangan lihat perbedaan. Kesenian pun tak seragam. Jika seseorang melihat lukisan, tentu beragam warna akan memberi kontribusi agar hasilnya indah. Jadi, kesenian itu tak melulu terkait dengan nyanyian. Masih banyak, misalnya seni lukis dan lainnya, papar Nasaruddin kepada wartawan di Kemenag Jakarta, Kamis (15/9), sehubungan akan digelar Festival Eksibisi Budaya Islam dan dialog Seniman Muslim Negara Anggota MABIMS 2011 di Hotel Borobudur Jakarta, 20-24 September mendatang.

Kegiatan kali ini merupakan yang ketujuh, setelah beberapa tahun sebelumnya pernah diadakan di Ambon, Bali, Palu dan Jakarta. Menurut Nasaruddin, negara MABIMS terdiri dari Malaysia, Indonesia Brunei Darussalam dan Singapura. Kegiatan itu dimaksudkan untuk membangun ikatan persaudaraan (ukuwwah) dan syiar Islam, walaupun berbeda suku bangsa sekalipun. Kegiatan ini sebetulnya merupakan salah satu pro-gram MABIMS. Festival dan dialog akan diikuti oleh delegasi masing-masing negara berjumlah 15 orang, terdiri dua ofisial, 3 peserta seniman/budayawan muslim, 10 orang peserta persembahan seni budaya Islam. Dia memaparkan, melaksanakan nilai-nilai agama akan terasa kering jika tak diikuti dengan seni. Seseorang hatinya akan terasa kering jika ia tak memperdulikan seni. Agar hati tak kering, maka perlu dibasahi dengan berkesenian, ucapnya. Pada kesempatan tersebut ia mengatakan, festival yang akan dibuka Menteri Agama Suryadharma Ali tersebut merupakan itikad baik pemerintah untuk mewujudkan dan memperkuat semangat persaudaraan dan mengangkat kedaulatan umat Islam di Asia Tenggara, khususnya dalam pengembangan seni budaya Islam. Tema yang diusung pada festival tersebut adalah: Melalui Festival Seni Budaya Islam dan Dialog Seniman Muslim Negara Anggota MABIMS, Kita Tingkatkan Ukhuwah Islamiyah. Kebetulan peserta dari festival tersebut adalah negara serumpun, yaitu Melayu. Jadi, bicara etnis Melayu tentu terkait erat dengan Islam. (dik)

dilihat 25 kali. 0

Budaya dan Seni Indonesia

Indonesia kaya dalam seni dan budaya yang berkaitan dengan agama dan tradisi kuno dari zaman awal migran dengan pikiran Barat yang dibawa oleh para pedagang Portugis dan penjajah Belanda. Prinsip-prinsip dasar panduan hidup yang mencakup konsep gotong-royong atau gotong royong dan konsultasi atau musyawarah

untuk mencapai konsensus atau mufakat Berasal dari kehidupan pedesaan, sistem ini masih sangat banyak digunakan dalam kehidupan masyarakat di seluruh negara.

Meskipun sistem hukum didasarkan pada kode pidana Belanda lama, kehidupan sosial serta upacara adat didasarkan pada atau adat hukum yang berbeda dari daerah ke daerah. Adat hukum memiliki dampak yang mengikat kehidupan dan Bahasa Indonesia dapat disimpulkan bahwa undang-undang ini telah memainkan peranan dalam mempertahankan hak-hak yang sama bagi perempuan dalam masyarakat. Pengaruh agama pada masyarakat yang berbeda-beda jelas dari pulau ke pulau. Tidak seperti beberapa negara bentuk-bentuk seni di Indonesia tidak hanya didasarkan pada cerita rakyat, seperti yang banyak dikembangkan di pengadilan seperti mantan kerajaan-kerajaan di Bali, di mana mereka adalah bagian dari upacara keagamaan. Drama tari yang terkenal di Jawa dan Bali berasal dari mitologi Hindu dan sering menampilkan fragmen dari Ramayana dan Mahabharata epos Hindu. Sangat bergaya dalam gerakan dan kostum, tarian dan wayang drama yang disertai dengan penuh gamelan orkestra terdiri xylophone, drum, gong, dan dalam beberapa kasus instrumen string dan seruling. Xylophone bambu yang digunakan di Sulawesi Utara dan bambu angklung instrumen Jawa Barat terkenal denting catatan mereka yang unik yang dapat disesuaikan untuk setiap melodi.

Wayang kulit Jawa dilakukan dengan wayang yang diselenggarakan oleh dalang, yang narates cerita salah satu episode yang terkenal dari epos Hindu, Mahabharata atau Ramayana. Itu dilakukan terhadap layar putih sementara lentera di gips latar belakang bayang-bayang karakter di layar, terlihat dari sisi lain di mana para penonton duduk.

Wayang Golek (boneka kayu) Jawa Barat didasarkan pada konsep yang sama. Kerajinan tangan di Indonesia berbeda-beda di kedua menengah dan bentuk seni. Secara keseluruhan orang-orang yang artistik oleh alam dan mengekspresikan diri pada kanvas, kayu, logam, tanah liat dan batu. Proses batik waxing dan pencelupan berasal dari Jawa berabad-abad lalu dan desain klasik telah dimodifikasi dengan tren modern di kedua pola dan teknologi. Ada beberapa pusat-pusat batik di Jawa, yang utama menjadi Yogyakarta, Surakarta, Pekalongan dan Cirebon. Batik juga diproduksi di beberapa daerah lainnya seperti di Bali dimana desain lokal dimasukkan. Provinsi lain menghasilkan kain tenun tangan dari benang emas dan perak, sutra atau katun dengan desain rumit. Lukisan sangat banyak di seluruh negeri, baik tradisional dan kontemporer, ukiran kayu untuk ornamen dan perabotan, silverwork dan bentuk ukiran Yogyakarta dan Sumatera, filgree dari Sulawesi Selatan dan Bali dengan gaya yang berbeda dari tanah liat, batu pasir dan patung kayu. Ini hanyalah beberapa dari kerajinan ditemukan di Indonesia. adat, agama, batik, budaya, cerita rakyat, gotong royong, indonesia, pulau, seni, tari, tradisi, ukiran, wayang Share This entry was posted by haryanto on 18 Januari 2010 at 07:42, and is Print this filed under Sosial & Budaya. Follow any responses to this post through article post! RSS 2.0. You can leave a response or trackback from your own site.

PDF] hubungan antara agama dengan seni dan budaya


F100990058.pdf
File Name Filesize Header Content-Type : F100990058.pdf : : hubungan antara religiusitas keislaman dengan sikap terhadap : PDF Adobe Acrobat

Snippets

esenian yang dijiwai agama dan kebudayaan merupakan warisan budaya yang unik . menggunakannya untuk menyatakan dan menyeimbangkan hubungan-hubungan oleh grll simatupang - artikel terkaitpenelitian (kaitan agama dan seni), kapan penelitian tersebut menurut budaya setempat? bagimana hubungan antara tradisi pergelaran tersebut dengan disiplin ilmu dan salahsatu didalamnya seni budaya. hakekatnya institusi mari kita berupaya untuk memahami hubungan antara agama dan seni, dan kesenian. 2.1.4. kaidah-kaidah budaya. 2.1.5. bahasa. 2.1.6. agama budaya. 2.1.7. teknik antara keduanya tentu saja dapat saling hubungan dengan budaya. 2.2 mendeskripsikan hubungan dan fungsi bahasa, seni dan agama/religi/kepercayaan. 2.3 mengidentifikasi karakteristik dinamika budaya melalui contoh oleh i nyoman - 2007seni dan budaya yang menarik. oleh karena itu bali tetap menarik bagi berbicara mengenai seni di bali, karena hubungan agama hindu dengan seni tak dapat meningkatkan peran seni budaya dalam. pendidikan agama islam pada masyarakat;. 2. meningkatkan hubungan kerjasama seni budaya;. 3. meningkatkan dengan kata lain, hubungan timbal balik antara sastra dan pemiliknya memang sah-sah saja. . hal ini memang harus diakui, karena pada dasarnya agama, seni, dan budayaseni, dan budaya jawa adalah suatu hal yang amat mungkin......
k

Seni dan Budaya Dalam Pendidikan Agama Islam


A. Pengertian Seni, Budaya dan Pendidikan Agama Islam Membahas seni dan budaya dalam pendidikan agama islam tanpa mengenali pengertian sebagai pembatasan dalam penelahannya kiranya kurang begitu mengena dengan yang diharapkan. Seni memiliki pengertian segala yang berkaitan dengan karya cipta yang dihasilkan oleh unsur rasa . Dari pengertian seni secara umum tadi dapat disimpulkan bahwa semua buah hasil yang dikerjakan manusia merupakan sebuah seni selama tidak bertentangan dengan norna etis, yaitu sebuah norma yang membahas apakah sebuah pekerjaan itu pantas untuk dilakukan atau tidak. kata budaya memiliki bayak padanan kata dalam bahasa Inggris dikenar dengan istilah Culture, Asal kata budaya berasal dari bahasa sansekerta buddhayah, , yaitu bentuk jamak dari dari buddhi yang berarti akal . Sehingga kebudayaan memiliki pengertian hal-hal yang bersangkutan dengan akal. Para ahli antropologi memberikan yang berbeda terhadap pengertian kebudayaan yaitu keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik dari manusia dengan belajar. Dari pengertian oleh ahli antropologi diatas dapat dipahami bahwa hampir seluruh tindakan manusia adalah kebudayaan karena hanya sedikit tindakan manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang tak perlu dibisakan dengan belajar. Pengertian yang diberikan oleh ilmuan antropologi sangat berbeda dengan ilmuan lain hal ini dekarenakan dalam ilmu antropologi telah menjadikan berbagai cara hidup manusia dengan berbagai macam sistem tindakan sebagai objek penelitian dan analisisnya, serta adanya perhatian yang lebih terhadap aspek belajar dalam semua tindakan manusia. Sedangkan pendidikan secara umum dapat diartikan sebagai suatu proses memanusiakan manusia, dalam Undang-undang sistem pendidikan nasional pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,masyarakat, bangsa dan negara . Apabila dikaitkan dengan pendidikan Agama Islam memilki persamaan akan tetapi pendidikan Agama

Islam lebih menekankan pada penbentukan moral sebagai fondasi dasar dari tujuan hidup manusia sehingga mampu meniru Nabi Muhammad SAW sebagai teladan. B. Hubungan Seni, Budaya dan Pendidikan Agama Seni, budaya dan pendidikan Agama apabila dilihat dari hubungan ketiganya saling terkait memiliki persamaan dalam hal tingkah laku yang dilakukan. Dapat dicontohkan pendidikan agama tidak terlepas dari upaya tindakan manusia dalam melaksanakan proses pembelajaran. Seni merujuk pada hasil cipta rasa, hasil cipta rasa tidak hanya terbatas pada hal yang konkrit saja melainkan lebih pada yang bersifat abstrak, sedangkan budaya tidak terlepas dengan akal manusia sebagai pembeda dengan mahluk lain. Karena pendidikan Agama Islam merupakan bentuk usaha sadar manusia untuk mampu menjadi manusia yang berahlak mulia dan setelah manusia belajar juga dapat merasakan hasil dari apa yang ia lakukan makanya antara ketiganya tidak dapat terlepas. Seni dan agama memilki hubungan yang erat yaitu dalam masalah-masalah unsur-unsur ritual dan emosionalnya . Keeratan seni dan agama menjadikan tempat-tempat ibadah menjadi sebagai bentuk wisata, objek wisata dapat berupa tempat atau benda bahkan kejadian yang menjadikan perhatian banyak manusia. Masyarakat bayak memilih mengunjungi tempat-tempat ibadah adakalanya mereka bertujuan ganda sehingga mampu menggunakan waktu luang dengan bermanfaat sambil menghilangkan kejenuhan. Ketika tempat ibadah dijadikan sebagai tempat wisata agaknya berkonotasi negatif karena seolah-olah kurang etis, akan tetapi tempat ibadah banyak memiliki keindahan yang mampu menyejukan hati manusia shingga tempat-tempat tersebut banyak diminati oleh manusia. C. Pendidikan Islam dalam Perspektif Budaya Budaya yang tidak terlepas dengan akal manusia kiranya hal ini juga sama dengan pendidikan dimana dalam proses pendidikan itu sendiri mengasah pikiran manusia sehingga pendidikan merupakan proses pembudayaan. Budaya menilai bahwa pendidikan Agama Islam merupakan usaha sadar manusia untuk mampu mencontoh rosulullah SAWsebagai tauladan dengan menggunakan pikiran sebagai alat utama dalam prosesnya. Pendidikan Islam dalam perspektif antropologi sebagai ilmu yang didalamnya menbahas kebudayaan setidaknya terdapat tiga model masalah dalam pelaksanaan pendidikan Agama Islam itu sendiri. 1. transmisi Pelaksanaan pendidikan Agama Islam yang pertama yang perlu ditanamkan pada peserta didik yaitu menanamkan doktrin-doktrin keagamaan, sehingga peserta didik mampu memahami dasar dari ajaran Agama Islam. 2. Transformasi Merupakan bentuk perubahan atau merubah tingkah laku manusia menggunakan pendidikan Agama Islam sebagai alat yang efektif. Sehingga peserta didik mampu bersikap baik mencontoh rosululloh SAW sebagai panutannya. 3. Konservatori Bentuk pemeliharaan atau melestarikan terhadap pendidikan Agama Islam itu sendiri. Adapun bentuk konkrit dari konservatori yaitu dengan pembudayaan pendidikan Islam dalam lingkungan keluarga maupun sosial kemasyarakatan. D. Wujud Kebudayaan dalam Pendidikan

A.L kroeber ahli antropologi dan Talcott Parsons menganjurkan untuk membedakan secara tajam wujud kebudayaan sebagai suatu sistem dari idea-idea dan konsep-konsep dari wujud kebudayaan sebagai rangkaian tindakan dan aktifitas manusia yang berpola . Secara eksplisit tentang wujud kebudayaan dalam pendidikan belum ditemui namun disini stidaknya dari wujud kebudayaan secara umum dapat dimasuki roh pendidikan. Menurut kontjaraningrat wujud kebudayaan ada tiga yaitu idea, aktifitas dan artifacts . Pertama Idea, idea sebagai wujud umum pendidikan ketika dimasuki roh pendidikan dapat terwujud dalam ide-ide manusia tentang pendidikan, namun hal ini susah untuk dilihat karena sifatnya masih abstrak lokasinya ada dalam setiap kepala-kepala manusiaatau berada dalam lingkungan masyarakat akademis. Kedua aktifitas, aktifitas merupakan tindakan berpola dari manusia itu sendiri, aktifitas aktifitas sebagai bagian dari sistem sosial manusia yang beriteraksi, berhubungan serta bergaul satu dengan yang lainnya. Dalam lingkungan akademis wujudnya bisa berupa aktifitas proses pembelajaran, diskusi, maupun seminar Ketiga artifacts, bentuk inilah wujud kebudayaan yang paling bisa diketahui manusia karena merupakan bentuk hasil dari aktifitas-aktifitas manusia yang dapat dilihat dan difoto. Dalam bidang pendidikan dapat diketahui hasilnya berupa bentuk dari karya dalam pendidikan itu sendiri. KESIMPULAN Seni dan budaya manusia merupakan suatu hal kiranya agak sulit untuk dipisahkan karena keduanya saling terkait, dalam ilmu antropologi pembahasan tentang kebudayaan secara eksplisit belum terdapat yang berbicara secara langsung mengenai wujud-wujud budaya dalam pendidikan. akan tetapi wujud seni dapat dimasuki roh pendidikan karena pendidikan mencangkup seni, aktifitas dan dari aktifitas itu muncul benda-benda seperti buku-majalah pendidikan dan masih banyak yang lainnya. Pendidikan sebagai sebuah proses yang terencana menjadi sesuatu yang memiliki nilai keindahan tersendiri ketika dilakukan dengan seni, seni memberikan warna lain terhadap pendidikan, akan menjadi lebih menarik lagi ketika seni dalam pendidikan dilakukan oleh sekelompok masyarakat sehingga muncul masayarakat yang berbudaya pendidikan tinggi.

You might also like