You are on page 1of 25

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 bab 1 pasal 1 ayat 6, standart proses pendidikan adalah standart nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai standart kompetensi lulusan. Selain standart proses pendidikan ada beberapa standart lain yang ditetapkan dalam standart nasional itu, yaitu standart kompetensi lulusan, standart isi, standart pendidik dan tenaga kependidikan, standart sarana dan prasarana, standart pengelolaan, standart pembiayaan, dan standart penilaian. Munculnya penetapan standart-standart tersebut di atas, tiada lain didorong untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan yang selama ini jauh tertinggal dari negara-negara lain. Dalam implementasi standart proses pendidikan, guru merupakan komponen yang sangat penting sebab keberhasilan pelaksanaan proses pendidikan sangat tergantung pada guru sebagai ujung tombak. Karena itu upaya peningkatan kualitas pendidikan seharusnya dimulai dari pembenahan kemampuan guru. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki guru adalah bagaimana merancang suatu strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan atau kompetensi yang akan dicapai, karena kita yakin tidak semua tujuan bisa dicapai oleh hanya satu strategi tertentu. Agar proses pembelajaran dapat terkonsepsikan dengan baik, maka seorang guru dituntut untuk mampu menyusun dan merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan tegas. Oleh karena itu, melalui tulisan yang sederhana ini akan dikemukakan secara singkat tentang apa dan bagaimana merumuskan tujuan pembelajaran. Dengan harapan dapat memberikan pemahaman kepada para guru dan calon guru agar dapat merumuskan tujuan pembelajaran secara tegas dan jelas dari mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.

B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud perencanaan pembelajaran? 2. Apa saja prinsip-prinsip dalam perencanaan pembelajaran? 3. Apakah tujuan dari perencanaan pembelajaran? 4. Apakah manfaat dari perencanaan pembelajaran? 5. Apa saja bentuk-bentuk dari perencanaan pembelajaran? C. Tujuan 1. Memahami maksud dari perencanaan pembelajaran 2. Memahami prinsip-prinsip perencanaan pembelajaran 3. Mengetahui tujuan dari perencanaan pembelajaran 4. Mengetahui manfaat dari perencanaan pembelajaran 5. Mengetahui bentuk-bentuk perencanaan pembelajaran

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Perencanaan Pembelajaran Perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan berbagai keputusan yang akan dilaksanakan pada masa yang akan datang untuk mencapai tujuan yang akan ditentukan (Gaffar dalam http://apadefinisinya.blogspot.com, 1987). William H. Newman dalam bukunya administrative action techniques of organization and management mengemukakan bahwa perencanaan adalah menentukan apa yang akan dilakukan. Perencanaan mengandung rangkaianrangkaian putusan yang luas dan penjelasan-penjelasan dari tujuan, penentuan kebijakan, penentuan program, penentuan metode-metode dan prosedur tertentu dan penentuan kegiatan berdasarkan jadwal sehari-hari. . Hal senada dikemukakan oleh Hadari Nawawi bahwa perencanaan berarti menyusun langkahlangkah penyelesaian suatu masalah atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang terarah pada pencapaian tujuan tertentu. Secara umum pengertian dari perencanaan yaitu menyusun langkah-langkah yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Perencanaan tersebut dapat disusun berdasarkan kebutuhan dalam jangka waktu tertentu. Perencanaan pembelajaran adalah kegiatan merumuskan tujuan apa yang akan dicapai oleh suatu kegiatan pembelajaran, cara apa yang dipakai untuk menilai pencapaian tujuan tersebut, materi-bahan apa yang akan disampaikan, bagaimana cara menyampaikannya, serta alat atau media apa yang diperlukan (R. Ibrahim 1993:2 dalam apadefinisinya.blogspot.com. Menurut Nana Sudjana, proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pembelajaran, penggunaan pendekatan atau metode pembelajaran, dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa satu semester yang akan datang untuk mencapai tujuan yang ditentukan. Perencanaan pembelajaran adalah proses untuk menentukan metode pembelajaran apa yang paling sesuai untuk dilaksanakan agar timbul perubahan pengetahuan dan ketera,pilan pada diri siswa ke arah yang dikehendaki (Reigeluth dalam Penaji Setyosari, 2001: 20). Secara

umum perencanaan pembelajaran adalah kegiatan memproyeksikan tindakan apa yang akan dilaksanakan dalam suatu pembelajaran (PBM) yaitu dengan mengkoordinasikan (mengatur dan merespon) komponen-komponen pembelajaran, sehingga arah kegiatan (tujuan), isi kegiatan (materi), cara penyampaian kegiatan (metoda dan teknik, serta bagaimana mengukurnya (evaluasi) menjadi jelas dan sisitematis. B. Tujuan perencanaan pembelajaran Menguasai sepenuhnya bahan dan materi ajar, metode dan penggunaan alat dan perlengkapan pembelajaran, menyampaikan kurikulum atas dasar bahasan dan mengelola alokasi waktu yang tersedia dan membelajarkan siswa sesuai yang diprogramkan (Sagala, 2003 dalam apadefinisinya.blogspot.com). Perencanaan pembelajaran itu bertujuan untuk mengarahkan dan membimbing kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Perencanaan pembelajaran membantu guru memilih metode mana yang sesuai sehingga proses pembelajaran itu mengarah dan dapat mencapai tujuan yang telah dirumuskan. C. Manfaat perencanaan pembelajaran Perencanaan pembelajaran memainkan peran penting dalam memandu guru untuk melaksanakan tugas sebagai pendidik dalam melayani kebutuhan belajar siswanya. Terdapat beberapa manfaat perencanaan pembelajaran yaitu
1. Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan pembelajaran 2. Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur

yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran


3. Sebagai pedoman kegiatan pembelajaran bagi setiap unsur, baik guru

maupun murid 4. Pembelajaran menjadi efektif dan efisien. Dengan perencanaan pembelajaran dilakukan analisis pembelajaran dengan cara mengeliminasi isi-isi yang tidak penting sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan efektif dan efisien
5. Membantu koordinasi antara perencana, pengembang, dan sipa saja yang

akan mengimplementasikan pembelajaran. Proses yang sistematis dan menghasilkan dokumen tertulis memungkinkan terjadinya komunikasi dan

koordinasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam merancang dan menyampaikan pembelajaran
6. Mendukung pengembangan sistem penyajian secara alternatif. Guru dapat

menyiapkan alternatif lain jika yang tertulis dalam rancangan tidak dapat dilaksanakan di lapangan 7. Menyelaraskan antara tujuan, aktifitas, dan asesmen. Perencanaan pembelajaran membantu menjamin bahwa apa yang akan diajarkan adalah apa yang menjadi kebutuhan pebelajar, yang pada dasarnya adalah ingin mencapai tujuan yang dirumuskan sehingga evaluasi akan lebih tepat dan sesuai.
8. Sebagai bahan penyusun data agar terjadi keseimbangan dalam pelaksanan

pembelajaran yang akan dilakukan.


9. Untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat dan biaya. D. Prinsip perencanaan pembelajaran

1.

Prinsip-prinsip umum yang melandasi rencana pembelajaran:

a. Sistematis. b. Efektif dan efisien. c. Menyelaraskan antara tujuan, aktifitas, dan asesmen. d. Didasarkan pada kajian teoritis dan empiris. 2. Rencana pembelajaran harus mencakup pertimbangan tentang karakteristik pebelajar (kesamaan dan perbedaan siswa, karakteristik yang berubah dan stabil, pengalaman belajar sebelumnya).
3.

Tugas belajar harus diidentifikasikan tepat dan dianalisis secara

mendalam untuk menentukan komponen-komponen tugas yang penting dan keterampilan serta pengetahuan prasyarat. 4. Evaluasi belajar diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran dan menerapkan teknik-teknik khusus untuk menjamin kesesuaian evaluasi. 5. Perencanaan pembelajaran disusun sebagai sebuah kerangka kerja untuk strategi pembelajaran.
6. Perencanaan pembelajaran harus berdasarkan kurikulum yang berlaku.

Kurikulum dari waktu ke waktu akan mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Hal ini bertujuan untuk menyesuaikan perkembangan zaman dan menyempurnakan hal-hal yang belum dicapai pada kurikulum yang telah diterapkan sebelumnya.
7. Perencanaan pembelajaran harus bersifat fleksibel.

Perencanaan pembelajaran bersifat fleksibel artinya tidak mutlak dan dapat disesuaikan dengan karakteristik siswa dan sekolah, fasilitas, bahan ajar dan kondisi lingkungan. Misalnya, dalam RPP disebutkan guru menggunakan video dalam pembelajaran ipa tentang ciri-ciri makhluk hidup. Namun pada pelaksanaannya listrik padam, sehingga guru mengajak siswa ke lingkungan sekolah untuk mengamati secara langsung ciri-ciri mahkluk hidup.
E. Komponen-Komponen Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu rangkaian yang saling berhubungan dan saling menunjang antara berbagai unsur atau komponen yang ada di dalam pembelajaran, atau dengan pengertian lain yaitu suatu proses, mengatur, mengkoordinasikan, dan menetapkan unsur-unsur atau komponenkomponen pembelajaran. Unsur atau komponen yang dimaksud adalah tujuan, bahan ajar / materi, strategi atau metode, dan penilaian atau evaluasi. 1. Tujuan Pembelajaran / Kompetensi Tujuan pembelajaran merupakan penjabaran dari tujuan-tujuan yang ada di atasnya, yaitu tujuan bidang studi, tujuan satuan pendidikan (institusi), dan tujuan pendidikan nasional. Dengan demikian, tujuan pembelajaran ini merupakan tujuan intermedier atau tujuan antara untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Dilihat dari segi operasionalnya, tujuan pembelajaran berisi rumusan pernyataan mengenai kemampuan atau kualifikasi tingkah laku yang diharapkan dimiliki/dikuasai siswa setelah ia mengikuti proses pembelajaran. Tujuan ini dibedakan menjadi tujuan pembelajaran umum (tujuan pembelajaran umum) dan tujuan pembelajaran khusus (tujuan pembelajaran khusus). Tujuan pembelajaran umum dan tujuan yang ada di atasnya disusun dan dirumuskan oleh tim pengembangan kurikulum pusat, sedangkan tujuan pembelajaran khusus

perumusannya diserahkan kepada guru yang melaksanakan proses pembelajaran di sekolah. Mengingat tujuan khusus ini dibuat oleh guru, maka guru perlu memperhatikan tiga hal pokok berikut ini: a. harus memahami kurikulum yang berlaku sebagai pedoman dalam menjabarkan tujuan. b. harus memahami tipe-tipe hasil belajar sebab tujuan tersebut pada hakikatnya merupakan hasil belajar yang ingin dicapai. c. harus memahami cara merumuskan tujuan pembelajaran sampai tujuan tersebut jelas isinya dan dapat dicapai oleh siswa setiap proses pembelajaran berakhir. 2. Materi Pembelajaran Materi pelajaran merupakan isi atau bahan yang dipelajari siswa harus direncanakan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Materi pelajaran harus disusun secara sistematis berdasarkan sekuensinya serta melihat pada Garis-garis Besar Program Pembelajaran (GBPP) untuk mata pelajaran yang bersangkutan. Dalam prosesnya harus dipertimbangkan sumber belajar, yang menunjang terhadap pengembangan kemampuan siswa. Menurut Syaodih dan Ibrahim (2003), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menetapkan materi pembelajaran, antara lain: a. Materi pembelajaran hendaknya sesuai dengan / menunjang tercapainya tujuan intruksional. b. Materi pembelajaran hendaknya sesuai pendidikan / perkembangan siswa pada umumnya. c. Materi pembelajaran hendaknya terorganisasi secara sistematik dan berkesinambungan. d. Materi pembelajaran hendaknya mencakup hal-hal yang bersifat faktual maupun konseptual. Berdasarkan hal itu, materi hendaknya mendukung pencapaian tujuan intruksional, dalam rangka mewujudkan fungsi pendidikan yang diemban oleh sekolah yang bersangkutan. Di samping menunjang pencapaian tujuan intruksional, materi hendaknya ditetapkan dengan mempertimbangkan taraf

kemampuan siswa yang bersangkutan, suatu topik yang sama dapat berbeda tingkat kedalamannya untuk tingkat kelas yang berbeda. Materi yang sistematis dan berkesinambungan, dimaksudkan bahwa antara bahan yang satu dengan bahan berikutnya ada hubungan fungsional, di mana bahan yang satu menjadi dasar untuk bahan berikutnya. Dalam menentukan materi pelajaran, perlu memasukan bahan yang faktual yang sifatnya konkret dan mudah diingat, serta bahan yang sifatnya konseptual berisikan konsep-konsep abstrak. 3. Kegiatan Belajar Mengajar Dalam pembelajaran yang harus diprioritaskan adalah aktivitas siswa. Komponen ini cenderung pada proses belajar-mengajar yang memadukan antara materi yang dipelajari dengan cara untuk mempelajarinya. Kegiatan belajar harus dilaksanakan secara sistematis, efektif dan efesien serta berorientasi pada tujuan pembelajaran. Dalam perencanaan pembelajaran kegiatan belajarmengajar harus dirumuskan secara jelas dengan memperhatikan kriteria sebagai berikut: a. Kegiatan belajar harus berorientasi pada tujuan pembelajaran khusus (TPK), untuk mencapai setiap TPK harus ada kegiatan belajar mengajarnya. Misalnya tujuan pembelajaran khususnya adalah diharapkan siswa dapat menjelaskan fungsi jantung dalam tubuh manusia. Untuk mencapai TPK tersebut harus ada satu kegiatan belajar atau lebih. Alternatif rumusan kegiatannya adalah: - siswa mendengarkan penjelasan guru tentang fungsi jantung - siswa melakukan tanya jawab tentang fungsi jantung. - alternatif kegiatan lain yang disesuaikan dengan kondisi siswa dan sekolah yang memungkinkan mencapai tujuan pembelajaran khusus tersebut. -Kegiatan belajar harus direncanakan secara sistematis, dan sistemik. Misalnya kegiatan belajar yang akan dilaksanakan harus diurutkan secara sistematis dimulai dengan kegiatan yang mudah sampai pada kegiatan yang sulit. Tahapan tersebut harus sistemik artinya tahapan belajar secara keseluruhan dari awal sampai akhir kegiatan selain berurutan juga mengacu pada ketercapaian tujuan.

- Kegiatan belajar harus efektif dan efisien. Artinya kegiatan belajar yang akan dilaksanakan harus mengutamakan ketepatan kegiatan untuk mencapai tujuan dan dapat dilaksanakan dengan waktu yang relatif singkat serta biaya, tenaga dan fasilitas yang relatif kecil. - Kegiatan belajar harus fleksibel. Artinya kegiatan belajar tidak bersifat kaku harus tetap sesuai dengan rencana akan tetapi dapat dikembangkan sesuai kondisi yang ada. -Kegiatan belajar harus sesuai dengan kemampuan siswa. Misalnya, apabila dalam kegiatan belajar akan dilaksanakan kegiatan observasi, maka siswa harus sudah memiliki kemampuan dalam teknik observasi serta cara melaporkan hasil observasi atau kegiatan lainnya. -Kegiatan belajar harus sesuai dengan alat/fasilitas yang (tersedia) mendukung dalam pembelajaran. Kegiatan belajar yang dilaksanakan perlu mempertimbangkan alat/fasilitas pendukung yang dimiliki oleh sekolah. - Kegiatan belajar harus disesuaikan dengan waktu yang tersedia (alokasi dalam kurikulum). Kriteria ini tidak berbeda dengan kriteria efisiensi. -Kegiatan belajar harus dapat mengembangkan kemampuan siswa. - Dalam rumusan kegiatan belajar mengajar harus menggambarkan atau mendeskripsikan tentang materi atau cara yang digunakan. -Kegiatan belajar harus memberikan peluang atau memungkinkan siswa untuk dapat memanfaatkan sumber belajar yang ada di lingkungan siswa 4. Evaluasi Evaluasi belajar yang harus dilaksanakan pada kegiatan pembelajaran, meliputi evaluasi awal pembelajaran, evaluasi proses pembelajaran dan evaluasi akhir pembelajaran. Evaluasi awal pembelajaran diperlukan untuk mengetahui kemampuan awal (entry behavior) siswa. Evaluasi proses ditujukan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam perbuatan, tindakan (kinerja) secara proses. Adapun evaluasi akhir dilakukan untuk mengetahui sampai dimana tingkat kemampuan siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar.

10

Evaluasi juga berfungsi untuk dasar diagnosis belajar siswa, yang dilanjutkan dengan bimbingan atau diberikan pengayaan atau perbaikan. Evaluasi dalam perencanaan pembelajaran harus jelas tentang: a. Tujuan evaluasi b. Teknik evaluasi yang digunakan c. Bentuk dan jenis evaluasi yang digunakan d. Alat evaluasi dan kunci jawaban e. Kriteria evaluasi dalam perencanaan pembelajaran adalah sebagai berikut: 1. 2. Evaluasi harus berorientasi pada tujuan pembelajaran. Evaluasi harus berdasarkan pada pengembangan

kegiatan belajar dan mengajar. 3. 4. 5. 6. Evaluasi harus memperhatikan waktu yang tersedia. Evaluasi harus memungkinkan ada kegiatan tindak lanjut. Evaluasi harus memberikan umpan balik bagi siswa. Evaluasi harus berdasarkan pada bahasan/ materi.

Setiap komponen memiliki fungsi dalam mencapai tujuan pada pembelajaran. Sehingga guru dalam membuat perencanaan pembelajaran perlu merumuskan/ mengembangkan secara profesional sesuai dengan kriteria pada setiap komponen tersebut.
F. Format Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan Pembelajaran dikatagorikan kedalam dua bentuk yaitu silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Unsur-unsur yang mesti ada dalam setiap perencanaan yaitu; Tujuan, materi, metode; sumber belajar dan penilaian hasil belajar. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam membuat Perencanaan Pembelajaran adalah sebagai berikut; 1. Tuliskan identitas mata pelajaran; 2. Tuliskan standar kompetensi; 3. Materi pembelajaran; 4. Kegiatan Pembelajaran;

11

5. Menentukan alat, media dan sumber rujukan; 6. Menentukan prosedur evaluasi. Bentuk Perencanaan Pembelajaran 1. Silabus Dalam kurikulum 2004 yang dimaksud dengan silabus adalah: Seperangkat rencana dan aturan tentang kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas dan penilaian hasil belajar. Komponen silabus menjawab: 1) kompetensi apa yang akan dikembangkan oleh siswa? ; 2) bagaimana cara mengembangkannya? 3)bagaimana cara mengetahui bahwa kompetensi sudah dicapai atau dikuasai oleh siswa? Tujuan pengembangan silabus adalah membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya dalam menjabarkan kompetensi dasar menjadi perencanaan belajar mengajar. Sasaran pengembangan silabus adalah guru, kelompok guru mata pelajaran di sekolah atau madrasah, musyawarah guru mata pelajaran dan dinas pendidikan. Pada umumnya suatu silabus harus mencakup unsur-unsur: Tujuan mata pelajaran yang akan dia ajarkan. Sasaran-sasaran mata pelajaran Keterampilan yang diperlukan agar dapat menguasai mata pelajaran tersebut dengan baik. Urutan topik-topik yang diajarkan Aktifitas dan sumber belajar pendukung keberhasilan pengajaran Berbagai teknik evaluasi yang digunakan Silabus bermanfaat sebagai pedoman dalam pengembangan pembelajaran, seperti pembuatan rencana pembelajaran, baik rencana untuk satu standar kompetensi maupun satu kompetensi dasar. Silabus juga bermanfaat untuk mengembangkan sistem penilaian, yang dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi, sistem penilaian selalu mengacu pada standar kompetensi, kompetensi dasar dan pembelajaran yang terdapat dalam silabus.

12

Tujuh langkah utama dalam pengembangan silabus sebagaimana tercantum dalam buku pedoman umum pengembangan silabus (depdiknas 2004) yaitu : 1) penulisan identitas mata pelajaran. 2) perumusan standar kompetensi. 3)penetuan kompetensi dasar. 4)penetuan materi pokok dan uraiannya. 5)penetuan pengalaman belajar. 6) penetuan alokasi waktu. 7) penentuan sumber bahan 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah perkiraan atau proyeksi mengenai tindakan apa yang akan dilakukan pada saat akan melaksanakan kegiatan pembelajaran. Rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standart isi dan telah dijabarkan dalam silabus. Prinsip-Prinsip Pengembangan RPP 1. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik 2. Mendorong partisipasi aktif peserta didik 3. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut 4. Keterkaitan dan keterpaduan 5. Melakaukan teknologi dan komunikasi Tujuan dan Manfaat RPP 1. Memberika landasan pokok bagi guru dan siswa dalam mencapai kompetensi dasar dan indikator 2. Memberi gambaran mengenai acuan kerja jangka pendek Prinsip- prinsip Penyusunan RPP 1. Sistematis, disusun secara runtut tahap pertahap 2. Spesifik, disusun secara khusus dan tepat pada sasaran yang akan dituju 3. Operasional, indikator yang digunakan dapat diukur sehingga dapat dievaluasi 4. Jangka pendek, berkisar 3-4 kali pertemuan Langkah- langkah Penyusunan RPP 1. Mengisi kolom identitas 2. Menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan yang telah ditetapkan

13

3. Menentukan SK dan KD yang akan digunakan (terdapat pada silabus yang telah disusun) 4. Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan SK dan KD serta indikator yang telah ditentukan 5. Mengidentifikasi materi ajar berdasarkan materi pokok atau pembelajaran yang terdapat pada silabus 6. Menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan 7. Menentuka langkah pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal, initi, dan akhir 8. Menentukan alat, bahan dan sumber belajar 9. Menyusun kriteria penilaian, lembar pengamatan, contoh soal, teknik penskoran, dll.

14

BAB III PENUTUP KESIMPULAN Perencanaan pembelajaran merupakan kegiatan merumuskan tujuan apa yang akan dicapai oleh suatu kegiatan pembelajaran, cara apa yang dipakai untuk menilai pencapaian tujuan tersebut, materi-bahan apa yang akan disampaikan, bagaimana cara menyampaikannya, serta alat atau media apa yang diperlukan. Perencanaan pembelajaran memiliki prinsip-prinsip, tujuan, manfaat, serta bentuk-bentuk. Penyusunan perencanaan pembelajaran harus sesuai dengan tujuan pembelajaran, karakteristik materi, dan karakteristik siswa. Perencanaan pembelajaran akan tercapai jika penyusunan dilakukan dengan sistematis dan memperhatikan syarat-syarat yang harus dipenuhi. SARAN Seorang guru hendaknya memahami konsep perencanaan pembelajaran yang diperlukan untuk menyusun suatu pembelajaran yang tepat untuk siswa. Sehingga pembelajaran di dalam kelas dapat berlangsung efektif dan efisien.

15

DAFTAR PUSTAKA Majid, abdul.2007.Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standart Kompetensi Guru.Bandung: PT Remaja Rosda Karya Sanjaya, wina.2009.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses Pendidikan.Jakarta:Kencana apadefinisinya.blogspot.com

16

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas Semester Pertemuan ke Standar Kompetensi Memahami sistem pemerintahan kelurahan dan pemerintah kecamatan. Kompetensi Dasar Mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan desa, kota dan pemerintahan kecamatan. Indikator 1. Mengetahui tata cara pemilihan kepala desa, lurah, dan camat. (tidak boleh ada koma) 2. Menceritakan tata cara pemilihan kepala desa, lurah, dan camat di daerah masing-masing siswa. 3. Menerapkan tata cara pemilihan ketua kelas yang dilaksanakan di dalam kelas. Alokasi Waktu: 2 x 35 menit (1 pertemuan). A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat mengetahui tata cara pemilihan kepala desa, lurah, dan camat. : SD : Pendidikan Kewarganegaraan : IV (Empat) : I (Satu) : 4 (Empat)

17

2. Siswa dapat menceritakan tata cara pemilihan kepala desa, lurah, dan camat di daerah masing-masing siswa.. 3. Siswa dapat menerapkan tata cara pemilihan kepala desa untuk memilih ketua kelas yang dilaksanakan di dalam kelas.

B. Materi Ajar 1. Tata cara pemilihan kepala desa 2. Tata cara pemilihan lurah 3. Tata cara pemilihan camat C. Metode Pembelajaran 1. Metode ceramah 2. Metode tanya jawab 3. Pemberian tugas 4. Metode bermain peran D. Langkah-Langkah Kegiatan Pertemuan keempat 1. Kegiatan Awal a. b. c. Mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaannya Mengajak siswa bertanya jawab tentang kegiatan apa saja yang dilakukan Bertanya kepada siswa apakah pernah mengetahui bagaimana pemilihan masing-masing untuk mengawali pelajaran. pada pagi hari sejak bangun tidur sampai anak berangkat ke sekolah. kepala desa, lurah, dan camat di daerah masing-masing. 2. Kegiatan Inti a. Guru bertanya apakah siswa mengetahui yang dimaksud tentang pemilihan kepala desa, lurah, dan camat. b. Guru menjelaskan tentang pengertian pemilihan kepala desa, lurah, dan camat.

18

c. Semua siswa diminta untuk menyebutkan pemilihanpemilihan apa saja yang ada di daerahnya masing-masing. d. Guru bertanya apakah mengetahui tata cara dalam pemilihan dan apakah ada perbedaan tata cara dalam pemilihan kepala desa, lurah, dan camat. e. Guru bercerita tentang bacaan dalam buku yang berkaitan dengan tata cara pemilihan kepala desa, lurah, dan camat. f. Guru menjelaskan bagaimana tata cara pemilihan kepala desa, lurah, dan camat. g. Mengajak siswa untuk menceritakan tata cara pemilihan kepala desa, lurah, dan camat yang ada di daerahnya masing-masing. h. Guru menanyakan kepada siswa apakah sudah pernah menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. i. Guru bertanya tentang tata cara pemilihan mana yang cocok digunakan untuk memilih ketua kelas dan meminta siswa mengemukakan alasannya. j. Guru memberikan contoh penerapan tata cara pemilihan kepala desa untuk memilih ketua kelas, dan diajak untuk menerapkannya. k. Guru meminta beberapa anak untuk mempraktekkan pemilihan ketua kelas dengan bermain peran. l. Memberikan pertanyaan pemahaman agar siswa lebih memahami tata cara pemilihan tersebut. m. Mengajak siswa untuk mengerjakan soal-soal yang ada dalam buku kerja/buku paket PKn. n. Memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah masingmasing. 3. Kegiatan Penutup a. Bersama-sama dengan seluruh siswa membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.

19

b. Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari selama pertemuan itu untuk mengetahui ketercapaian indikator dan kompetensi dasar. c. Bersama-sama dengan seluruh siswa menyimpulkan pesan moral yang dapat diambil dari materi yang telah disampaikan. Pesan moralnya yaitu 1. seorang pemimpin yang patut untuk dipilih adalah pemimpin yang mampu, bertanggung jawab, adil, jujur, dan menguasai pengetahuan dalam bidangnya. 2. sebagai warga negara yang baik, kita harus menggunakan hak pilih dengan sebaik-baiknya. b. Mengakhiri pelajaran dengan mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.

E. Sumber atau Bahan Ajar 1. Bestari, Prayoga, dkk.2008. Pendidikan Kewarganegaraan: Menjadi Warga Negara yang Baik IV. Jakarta: Media Cendikia. (hal: 3-14) 2. 3. 4. 5. F. Evaluasi 1. Tes Proses a. b. Bentuk Pengamatan dilakukan saat KBM berlangsung, meliputi keaktifan, keterampilan, dan keberanian : Pengamatan atau observasi Umar, H. Arsyad, dkk.2006. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SD Kelas IV. Jakarta: Erlangga. (hal: 1-6) Lingkungan masyarakat Orang Tua Teman

Alat Evaluasi: Lembar pengamatan Pengamatan dilakukan saat siswa menceritakan tata cara

pemilihan kepala desa, lurah, dan camat di daerah masing-masing siswa

20

meliputi penggunaan bahasa, intonasi, dan ekspresi dalam menyampaikan cerita serta keruntutan cerita yang disampaikan. 2. Tes Hasil Memberikan soal-soal untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah diberikan Jenis Bentuk : Tes Tulis : Subyektif Bentuk : Pengamatan atau Observasi

Alat Evaluasi: Lembar Pengamatan

Alat Evaluasi : Soal, Lembar Jawaban, dan Kunci Jawaban

G. Lampiran 1. Rangkuman materi 2. Lembar Pengamatan 3. Soal-Soal evaluasi dan kunci jawaban 4. Pekerjaan Rumah (PR)

Malang, 22 Mei 2010

Mengetahui, Dosen Pembimbing Praktikakan

Bu Mardiah Munir

Dwika Anggraeni

21

NIP.

NIM. 109151422293

Rangkuman Materi 1. Tata cara pemilihan kepala desa, lurah, dan camat adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat di tingkat desa, kota, dan kecamatan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. 2. Lembaga pemerintahan di bawah kecamatan adalah desa/kelurahan.Sebuah desa dipimpin oleh seorang kepala desa. Kepala desa bukanlah pegawai sipil. Seorang kepala desa merupakan orang yang berpengaruh dan berperan baik di desanya. Kepala desa dipilih secara langsung oleh masyarakat di desa tersebut melalui pemilihan kepala desa (pilkades). Syarat dan tata cara pemilihannya diatur oleh peraturan daerah yang berpedoman pada peraturan pemerintahan. Masa jabatan kepala desa adalah enam tahun. Seorang kepala desa dilantik oleh bupati/walikota paling lambat tiga puluh hari setelah dinyatakan terpilih. 3. Pemerintahan kelurahan berbeda dengan pemerintahan desa. Kelurahan biasanya terdapat di daerah perkotaan. Perbedaan desa dan kelurahan dapat terlihat dari pemimpin dan cara pemilihannya. Kepala kelurahan disebut lurah. Lurah diangkat dan dipilih oleh pemerintah. Lurah adalah seorang pegawai negeri sipil yang mampu dan cakap dalam menjalankan tugas. Lurah diangkat oleh bupati/walikota atas usul kepala

22

kecamatan dari pegawai sipil yang berprestasi. Syaratnya, dia harus mampu dan menguasai pengetahuan tentang pemerintahan. Selain itu memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 4. Wilayah kecamatan merupakan gabungan dari beberapa desa dan atau kelurahan. Kecamatan dipimpin oleh seorang camat. Camat diangkat oleh bupati/walikota atas usul sekretaris daerah kabupaten/kota. Seorang camat harus berasal dari pegawai negeri sipil yang menguasai pengetahuan teknis pemerintahan dan memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Lembar Penilaian Proses Lembar Pengamatan Mata Pelajaran Kelas/Semester Kompetensi Dasar : Pendidikan Kewarganegaraan SD : IV/1 : Mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan desa, kota dan pemerintahan kecamatan. 1. Pengamatan dilakukan saat KBM berlangsung, meliputi keaktifan, keterampilan, dan keberanian. No 1. 2. 3. 4. 5. Aspek yang dinilai Keaktifan Keterampilan Kriteria Penilaian A: Siswa aktif bertanya tanpa disuruh guru. B: Siswa aktif bertanya setelah disuruh guru. C: Siswa kurang aktif bertanya A: Siswa terampil dalam kegiatan belajar Nama Siswa Keaktifan A B C Aspek yang dinilai Keterampilan Keberanian A B C A B C Keterangan A: Baik B: Cukup C: Kurang

23

Keberanian

B: Siswa kurang terampil dalam kegiatan belajar C: Siswa tidak terampil dalam kegiatan belajar A: Siswa berani menyampaikan pendapat tanpa disuruh guru B: Siswa berani menyampaikan pendapat setelah disuruh guru C: Siswa kurang berani menyampaikan pendapatnya

2. Pengamatan dilakukan saat siswa menceritakan tata cara pemilihan kepala desa, lurah, dan camat di daerah masing-masing siswa meliputi penggunaan bahasa, intonasi, dan ekspresi dalam menyampaikan cerita serta keruntutan cerita yang disampaikan. Aspek yang dinilai No 1. 2. 3. 4. 5. Keterangan: A: Baik B: Cukup C: Kurang Nama Siswa A Penggunaan Bahasa B C A Intonasi B C Ekspresi A B C Keruntutan A Cerita B C

24

Soal Evaluasi Petunjuk: Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan benar! 1. Jelaskan yang dimaksud dengan tata cara pemilihan kepala desa, lurah, dan camat! 2. Bagaimana tata cara pemilihan kepala desa, lurah, dan camat! 3. Apa syarat-syarat seseorang dapat dicalonkan sebagai kepala desa, lurah, dan camat? 4. Apakah syarat-syarat agar dapat mengikuti pemilihan kepala desa? 5. Sebutkan satu contoh penerapan pemilihan kepala desa, lurah, dan camat di sekolahmu! Kunci Jawaban ISIAN 1. Tata cara pemilihan kepala desa, lurah, dan camat adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat di tingkat desa, kota, dan kecamatan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. 2. Tata cara pemilihan kepala desa yaitu dipilih langsung oleh masyarakat di desa tersebut melalui pemilihan kepala desa (pilkades). Tata cara pemilihan lurah yaitu lurah diangkat dan dipilih oleh pemerintah (bupati/walikota) atas usul kepala kecamatan dari pegawai sipil yamg berprestasi. Tata cara pemilihan camat yaitu camat diangkat oleh bupati/walikota atas usul sekretaris daerah kabupaten/kota. 3. Syarat-syaratnya yaitu a. Kepala desa: bukan seorang pegawai negeri sipil dan merupakan orang yang berpengaruh dan berperan baik di desa tersebut.

25

b.

Lurah: merupakan pegawai negeri sipil yang berprestasi dan

mampu serta menguasai pengetahuan tentang pemerintahan. Selain itu memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. c. Camat: seorang camat harus berasal dari pegawai negeri sipil yang menguasai pengetahuan teknis pemerintahan dan memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 4. Syarat dan tata cara pemilihannya diatur oleh peraturan daerah yang berpedoman pada peraturan pemerintahan.yaitu calon pemilih merupakan warga Indonesia dan warga asli daerah yang mengadakan pemilihan, calon pemilih minimal berusia 17 tahun, dan terdaftar sebagai pemilih. 5. Satu contoh penerapan pemilihan kepala desa, lurah, dan camat di sekolah adalah pemilihan ketua kelas.

TUGAS INDIVIDU (PR) NAMA KELAS : : NO. ABSEN :

TUGAS: Carilah 10 contoh kegiatan yang bisa mencerminkan pemilihan kepala desa, lurah, dan camat baik di lingkungan sekolah, keluarga, maupun masyarakat di sekitarmu!

You might also like