You are on page 1of 21

PERANAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DALAM MEMBANTU MASYARAKAT

I.

PENDAHULUAN

A.

LATAR BELAKANG

Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Prinsipprinsip koperasi merupakan landasan pokok koperasi dalam menjalankan usahanya sebagai badan usaha dan gerakan ekonomi rakyat. Prinsipprinsip tersebut adalah : kemandirian, keanggotaan bersifat terbuka, pengelolaan dilakukan secara demokratis, pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing masing anggotanya, pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal, pendidikan perkoperasian dan kerjasama antar koperasi. Karakteristik koperasi yang membedakannya dengan badan usaha lain adalah bahwa anggota koperasi memiliki identitas ganda, yaitu anggota sebagai pemilik dan sekaligus sebagai pengguna jasa koperasi. Dengan semakin berkembangnya kegiatan usaha koperasi, tuntutan agar pengelolaan koperasi dilaksanakan secara profesional akan semakin besar. Pengelolaan yang profesional memerlukan adanya sistem pertanggungjawaban yang baik dan informasi yang relevan serta dapat diandalkan, untuk pengambilan keputusan perencanaan dan pengendalian koperasi. Salah satu upaya tersebut adalah pengembangan dari sistem informasi yang diperlukan untuk menumbuhkan koperasi melalui akuntansi, khususnya memperkenalkannya pada masyarakat luas karena sangat dibutuhkan perannya dalam membantu masyarakat itu sendiri. Sejak krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997 yang dialami bangsa Indonesia membuat pemerintah dan masyarakat terpuruk dan membuat masyarakat miskin bertambah. Kondisi demikian menyadarkan kita bahwa berbagai kebijakan dan program pembangunan selama ini belum mampu secara tuntas menyelesaikan masalah kemiskinan. Rendahnya tingkat pendidikan dan rendahnya tingkat

pendapatan serta kebijakan Global seperti sosial, politik, hukum dan ekonomi juga bisa menjadi penyebab kemiskinan itu sendiri. Kemiskinan itu sendiri juga bisa menjadi dampak menurunnya kualitas sumber daya manusia, munculnya ketimpangan dan kecemburuan sosial, terganggunya stabilitas sosial,

meningkatnya angka kriminalitas dan dampak sosial lainnya. Adapun hal yang membuat kurang berhasilnya upaya penuntasan penanggulangan kemiskinan yang telah dilakukan yaitu berbagai kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan yang selama ini dilakukan selalu bersifat parsial, sektoral dan tidak terintegrasi serta tidak focus bahkan seringkali beberapa kebijakan program yang justru menyebabkan terjadinya proses kemiskinan di tingkat masyarakat terjadi. Mengingat kompleknya penyebab dan dampak yang ditimbulkan oleh masalah kemiskinan serta kurang berhasilnya kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan yang selama ini dilakukan, maka upaya yang dapat dilakukan dalam menanggulangi masalah kemiskinan salah satunya dibuatnya Koperasi Simpan Pinjam dalam satu masyarakat karena ini akan sangat membantu perekonomian masyarakat terlebih terhadap mereka yang mempunyai penghasilan harian atau penghasilan yang tidak menentu. Mereka dapat menyimpan dan meminjam pada koperasi bila memang membutuhkan dengan syarat yang tidak begitu rumit. jika selama ini penanggulangan kemiskinan hanya difokuskan pada aspek ekonomi maka strategi kedepan akan diperluas tidak hanya meliputi pembangunan aspek ekonomi, tetapi juga aspek sosial budaya dan keamanan, disamping itu kesejahteraan kelompok masyarakat yang hidup di daerah tertinggal memerlukan perhatian dan keberpihakan yang besar dari pemerintah. Salah satu solusi yang bisa dilakukan yaitu dengan dibuatnya Koperasi Daerah yang diyakini mampu meringankan beban rakyat kurang mampu,eh beberapa faktor yang salah satunya adalah kuntitas dan kualitas sumber daya manusia koperasi. Secara obyektif disadari bahwa disamping ada koperasi yang sukses dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terdapat pula koperasi di Indonesia (bahkan mungkin jauh lebih banyak kuantitasnya) yang kinerjanya belum seperti yang diharapkan. Koperasi pada kategori kedua inilah yang memberi beban psikis dan juga trauma bagi sebagian kalangan akan manfaat berkoperasi. Ada beberapa contoh untuk lebih meyakinkan bahwa sesungguhnya sistem koperasi mampu untuk mengelola

usaha dengan baik, menyejahterakan anggotanya dan sekaligus berfungsi sebagai kekuatan pengimbang (countervailing power) dalam sistem ekonomi. Dewasa ini kendala utama yang dihadapi para pengusaha kecil dan mikro dalam mendapatkan dana dari luar, khususnya kredit, adalah ketidakmampuan dan ketidak-siapan mereka untuk memenuhi persyaratan teknis perbankan. Para pengusaha kecil dan mikro yang umumnya berpendidikan rendah tidak memiliki asset yang dapat dijadikan jaminan (agunan), salah satu persyaratan yang berlaku umum untuk mendapatkan kredit dari bank. Meskipun para pengusaha kecil dan mikro banyak yang memiliki tanah, yang harganya mungkin jauh lebih tinggi dari nilai kredit yang mereka butuhkan, namun tanah tersebut umumnya masih berupa asset mati, karena masih berstatus tanah girik, belum diurus sertifikat ke kantor pertanahan. Selain itu, para pengusaha kecil dan mikro juga mempunyai kendala tidak terbiasa dengan pengurusan kredit di bank yang harus mengisi berbagai formulir, menyiapkan proposal kredit dan sebagainya. Sementara itu, pihak perbankan sendiri lebih memprioritaskan penyaluran kredit kepada pengusaha menengah ke atas yang lebih siap untuk memenuhi persyaratan teknis perbankan. Bagi bank, tentunya lebih efisien memberikan kredit kepada seorang pengusaha besar Rp 1 m ilyar, ketimbang menyalurkan kepada 100 orang pengusaha mikro, yang masingmasing hanya membutuhkan Rp 10 juta. Pada sisi lain, pihak perbankan justru berlomba-lomba untuk mengajak seluruh lapisan masyarakat agar menabung di bank, bahkan dengan iming-iming hadiah yang sangat menggiurkan. Akibatnya, dana masyarakat disedot oleh bank, termasuk dana milik para pengusaha kecil dan mikro serta petani di desa-desa, untuk kemudian disalurkan pada pengusaha besar di kota-kota. Kendala lain dalam penyaluran kredit kepada para pengusaha kecil dan mikro, serta warga masyarakat ekonomi lemah pada umumnya adalah belum terbangunnya budaya dan perilaku simpan pinjam yang benar. Hal itu disebabkan kegiatan lembaga simpan pinjam belum menjadi salah satu sistem ekonomi dan sekaligus menjadi satu nilai di lingkungan masyarakat. Masyarakat menilai biasa saja jika ada warga yang sengaja tidak membayar kredit, atau bahkan ramai-ramai ikut tidak membayar kredit. Kita tidak mungkin mengharapkan pihak perbankan mengubah aturan mainnya untuk memudahkan para pengusaha kecil mikro mendapatkan fasilitas kredit. Berbagai ketentuanbaku perbankan mengharuskan

seluruh bank untuk melaksankan secara ketat ketentuan teknis perbankan yang berlaku. Oleh sebab itu, para pengusaha kecil mikro haruslah mencari alternatif lain untuk memecahkan maslah permodalan yang mereka hadapi.

Seiring dengan semangat reformasi, pemerintah telah membuat sejumlah kebijakan yang memberikan kesempatan kepada seluruh warga masyarakat, khususnya para pelaku ekonomi rakyat untuk memperkuat posisi mereka melalui wadah badan usaha koperasi. Untuk itu, pemerintah telah mencabut berbagai ketentuan yang menghambat dan menghalang-halangi rakyat untuk berkoperasi, misalnya keharusan untuk bergabung pada Koperasi Unit Desa (KUD). Pemerintah telah menerbitkan Inpres No. 18 Tahun 1998, yang berisi pencabutan terhadap Inpres No. 4 Tahun 1984 tentang Pembinaan KUD, dan membuka kesempatan seluas-luasnya bagi masyarakat untuk mendirikan badan usaha koperasi. Peluang bagi pengembangan KSP sangat besar, karena pemerintah sangat memerlukan adanya lembaga-lembaga keuangan masyarakat yang dapat menjalankan fungsi intermediasi, yaitu menyalurkan dan mengelola secara efektif dana-dana yang dialokasikan untuk pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah. Sementara itu, pemerintah menyadari bahwa sebagian dari asset nasional berupa permodalan haruslah dialokasikan untuk pengusaha kecil dan mikro. Koperasi Simpan Pinjam (KSP) atau ada juga yang menggunakan istilah Koperasi Kredit (Kopdit), secara internasional disebut Credit Union, merupakan Badan usaha yang dimiliki oleh warga masyarakat, yang diikat oleh satu ikatan pemersatu, bersepakat untuk menyimpan dan menabungkan uang mereka pada badan usaha tersebut, shingga tercipta modal bersama untuk dipinjamkan kepada sesama selaku anggota koperasi untuk tujuan produktif dan kesejahteraan. Sementara, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh koperasi, memberikan definisi sebagai kegiatan yang dilakukan untuk menghimpun dana dan menyalurkannya melalui kegiatan usaha simpan pinjam dari dan untuk anggota koperasi yang bersangkutan. Sedangkan pengertian koperasi simpan pinjam berdasarkan PSAK 27/ Reformat 2007 adalah koperasi yang kegiatan atau jasa utamanya menyediakan jasa penyimpanan dan peminjaman untuk anggotanya.

Pengertian simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh anggota kepada

koperasi dalam bentuk simpanan pokok, simpanan wajib dan tabungan. Sedangkan pinjaman adalah penyediaan uang kepada anggota berdasarkan kesepakatan pinjam meminjam, yang mewajibkan kepada peminjam melunasi hutangnya dalam jangka waktu tertentu, disertai dengan pembayaran sejumlah imbalan yang dapat berbentuk bunga atau bagi hasil. Pada dasarnya KSP menjalankan fungsi yang hampir sama dengan bank, yaitu sebagai badan usaha yang melakukan penggalian atau mobilisasi dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit kepada warga masyarakat yang membutuhkan. Yang membedakannya adalah bahwa Koperasi dimiliki secara bersama oleh anggotanya dengan hak dan kedudukan yang sama, dan hanya memberikan pelayanan kredit kepada anggotanya. Sedangkan bank dimiliki oleh sejumlah orang atau badan sebagai pemegang saham, memobilisasi dana dari masyarakat luas untuk menyimpan uang di bank tersebut, namun hanya menyalurkan dana yang terhimpun kepada warga masyarakat yang mampu memenuhi persyaratan teknis bank. Prinsip-prinsip yang harus dimiliki oleh KSP haruslah dijalankan dengan memperhatikan semangat dari prinsip dasr koperasi simpan pinjam rumusan Friedrich William Raiffeisen, selaku pendiri pertama credit union pada pertengahan abad ke-19, yaitu :

Dana koperasi hanya diperoleh dari anggota-anggotanya saja Pinjaman juga hanya diberikan kepada anggota-anggotanya saja Jaminan yang terbaik bagi peminjam adalah watak si peminjam itu sendiri.

Prinsip KSP ala Friedrich William Raiffeisen tersebut mencerminkan bahwa KSP haruslah dibangun atas usaha dan semangat swadaya dari anggotanya melalui usaha simpan pinjam berdasarkan kerjasama dan saling percaya. Oleh sebab itu, pada seluruh anggota KSP haruslah ada suatu kesadaran dan tekad yang kuat untuk membangun KSP secara swadaya, dimana mereka adalah anggota yang sekaligus pemilik serta pengguna jasa dari KSP tersebut, dengan cara :

Tekad untuk tidak tergantung kepada bantuan modal dari siapapun, termasuk dari pemerintah

Hanya menyimpan (menabung) uang di KSP, setiap kali mempunyai kelebihan uang dari kebutuhan sehari-hari, langsung ditabung di KSP.

B.

MASALAH

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat dirumuskan bahwa banyak peranan koperasi sangatlah penting dalam masyarakat, itu dikarenakan : Meningkatnya kebutuhan yang tidak dibarengi dengan penghasilan yang sesuai membuat masyarakat harus berfikir untuk berfikir bagaimana cara tetap menjaga kelangsungan hidup atau bertahan hidup dalam situasi seperti saat ini, Salah satu yang bisa diandalkan adalah Koperasi karena ini sangat bisa membantu ekonomi yang menurun karena kebutuhan yang meningkat saat ini. Disini kita bisameminjam uang dengan pembayaran atau pengembalian dengan cara dicicil.

C. TUJUAN

Adapun tujuan dari peranan Koperasi adalah:

perananan koperasi di indonesia sebagai peningkatan usaha kecil dan menengah dan untuk memperkecil tingkat pengangguran di indonesia. koperasi mempunyai anggota-anggota yang bekerja sama dan memiliki tinkat persaudaraan yang erat. pembagian dana koperasi juga membagi hasil secara rata. dalam perekonomian indonesia koperasi sangat berperan untuk menunjang usaha-usaha kecil. koprasi mempunyai landasan dan badan hukum. landasan idiil koperasi adalah pancasila. koperasi mempunyai tanggung jawab sosial yang bebasiskan masyarakat karena itu koperasi disebut juga usah rakyat. karena koperasi memberikan playana kepada masyarakat secara baik. perbedaan pandangan terhaddap koperasi tidak mempengaruhi koperasi terhadap ekonomi sekarang yang semakin terbuka. koperasi juga menumbukan tingkat kreativitas anggota-anggotanya. dengan menumbuhkan jiwa berorganisasi. anggota koperasi juga tidak hanya dari orangorang yang sudah lulus sekolah. tapi di indonesia siswa-siswi juga bisa untuk menjadi anggota koprasi. untuk mengajarkan siswa-siswi berorganisasi. pemerintah sngat mendukung pertumbuhan koperasi diindonesia karena koperasi sudah berkembang untuk mengurangi tingkat penganguran dan mengangkat kehidupan masyarakat bawah. di koperasi bukan hanya barang yan di jual tetapi jasa yang di tawarkan koperasi juga cukup memuaskan pemakai jasa koperasi.

II.

PEMBAHASAN

Koperasi konsumen maupun koperasi produsen pada umumnya menyediakan kredit bagi anggota yang memerlukan. Misalnya anggota koperasi konsumen memerlukan uang untuk keperluan mendadak (terkena musibah, jatuh sakit dan sebagainya). Anggota koperasi pertanian memerlukan uang untuk membeli sarana produksi dan masih banyak koperasi lain yang memberikan kredit kepada anggota sesuai dengan kepentingannya. Pemberian kredit semacam itu dikeluarkan oleh unit simpan pinjam dari koperasi yang bersangkutan. Contoh diatas dapat dikatakan bahwa hampir semua jenis koperasi mempunyai unit simpan pinjam sebagai usaha penunjang, kecuali itu kita mengenal koperasi yang kegiatan pokoknya melakukannya menghimpun dana dari anggota yang memerlukan. Badan hukumnya ada dua kemungkinan yaitu sebagai berikut : a. Bentuk tunggal (union) merupakan satu badan hukum koperasi yang Bentuk koperasi primer yang beranggotakan orang orang koperasi

mempunyai cabang diberbagai tempat b.

sekunder yang anggotanya terdiri dari berbagai jenis koperasi

Dalam kedudukannya sebagai pemilik, anggota koperasi memberikan kontribusi modal kepada koperasi, yang sistemnya diatur dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga koperasi. Sedangkan dalam kedudukannya sebagai pengguna jasa koperasi, maka anggota koperasi memanfaatkan pelayanan pelayanan koperasi yang sengaja diselenggarakan untuk mereka. Adapun jasa pelayanan koperasi diantaranya adalah memasarkan atau menjual produk produk yang dihasilkan oleh para anggota ke pasar konsumen. Dengan harga jual koperasi ke konsumen misalnya sebaesar Rp.300.00 koperasi membayar kepada anggota produsen sebesar Rp.200.00 berarti ada selisih harga (yang diambil koperasi) sebesar Rp. 100.00. Uang sebesar Rpp. 100.00 tersebut diperolehkoperasi dengan cara mengurangkan harga penjualan barang terhadap penjualan barang terhadap harga tembusannya kapada anggota, dipergunakan oleh koperasi untuk memenuhi segala kebutuhan biaya dalam rangka menjalankan tugas tugas yang dibebankan

oleh anggota kepadanya. Menurut pasal 45 ayat 1, uang selisih dari laba operasi dari setiap unit barang yang diterima koperasi dari anggota tersebut, dibukukan oleh koperasi sebagai pendapatan koperasi. Sebagai pembanding, bila perusahaan non koperasi selisih harga tersebut disebut margin harga atau mark up. Kewajiban anggota pemilik koperasi, bukan saja harus memodali koperasi, tetapi juga harus memberikan kontribusi dalam keseluruhan biaya operasional koperasi. Biaya biaya operasional tersebut adalah biaya umum (overhead) untuk rapat anggota, pengurus, rapat rapat, tata usaha dan sebagainya dan biaya biaya tetap lainnya serta biaya variabel. Keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuannya dapat diukur dari peningkatan kesejahteraan anggota. Kesejahteraan bermakna sangat kluas dan juga bersifat relatif, karena ukuran sejahtera bagi seseorang dapat berbeda satu sama lain. Manusia pada dasarnya adalah makhluk yang tidak pernah merasa puas, karena itu kesejahteraan akan terus dikejar tanpa batas. Keberhasilan koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi anggotanya akan lebih mudah diukur, apabila aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh anggota dilakukan melalui koperasi, sehingga peningkatan kesejahteraannya akan lebih mudah diukur. Dalam pengertian ekonomi, tingkat kesejahteraan itu dapat ditandai dengan tinggi rendahnya pendapataan riil. Apabila pendapatan riil seseorang atau masyarakat meningkat, maka kesejahhteraan ekonomi seseorang atau masyarakat tersebut meningkat pula. Berkaitan dengan jalan pikiran tersebut, maka apabila tujuan koperasi adalah meningkatkan kesejahteraan anggotanya, maka berarti pula tujuan koperasi itu diwujudkan dalam bentuk meningkatnya pendapatan para anggotanya. Dengan demikian, pengertian kesejahteraan yang bersifat abstrak dan relatif tersebut dapat diubah menjadi pengertian yang lebih konkrit dalam bentuk pendapatan, sehingga pengukurannya dapat dilakukan secara nyata. Dalam pengertian ekonomi, pendapatan dapat berbentuk pendapatan nominal dan pendapatan riil. Pendapatan nominal adalah pendapatan seseorang yang diukur dalam jumlah satuan uang yang diperoleh. Sedangkan pendapatan riil adalah pendapatan seseorang yang diukur dalam jumlah barang dan jasa pemenuh kebutuhan yang dapat dibeli, dengan membelanjakan pendapatan nominalnya. Apabila pendapatan nominal seseorang meningkat, sementara harga harga barang atau jasa tetap (tidak naik), maka orang tersebut akan lebih mampu

membeli barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhannya, yang berarti tingkat kesejahteraannya meningkat. Pendapatan koperasi simpan pinjam diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan penyusutan penyusutan dan biaya biaya dari tahun buku yang bersangkutan dan dari pemberian jasa. (R. A. Rivai Wirasasmita & Ani Kenangasari, 2000 ; 5). Karena itu, pada akhir tahun buku seluruh penerimaan pendapatan koperasi itu harus dilaporkan dan dipertanggung jawabkan oleh pengurus koperasi kepada rapat anggota karena variasi aktivitas kerja koperasi, maka dapat saja pendapatan tersebut timbul dari sumber sumber lain dari luar kontribusi anggota dan di masukan pula sebagai pendapatan koperasi yang harus dipertanggung jawabkan kepada rapat anggota. Di sinilah letak perbedaan perngertian antara pendapatan dengan margin harga non koperasi, dimana margin harga non koperasi tidak akan dilaporkan apalagi dipertanggung jawabkan kepada pelanggan. Adapun pendapatan simpan pinjam yang ditetapkan dalam KPRI KKG adalah dapat dicari dengan menggunakan perhitungan seperti contoh dibawah ini : PENDAPATAN 1. Pendapatan Pokok Uang pangkal dan KTA Adm Pinjamam / Provisi Bunga / Jassa pinjaman Rp. XXXXX Rp. XXXXX Rp. XXXXX + Rp. XXXXX +

Total Pendapatan Pokok

2. Pendapatan Lainnya Jasa Bank Jasa dari PKPRI Rp. XXXXX Rp. XXXXX + Rp. XXXXX + Rp. XXXXX

Total Pendapatan Lainnya

Pendapatan Unit Simpan Pinjam

Pendapatan adalah Arus masuk aktiva dan atau penambahan lainnya pada aktiva suatu satuan usaha atau penyelesaian kewajiban kewajibannya (atau kombinasi keduanya) dari pengiriman atau produksi barang, pemberian jasa atau kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama atau pusat dari satuan usaha yang berkesinambungan . (Eldon S. Hendriksen & Michael F. Van Breda, 2000 ; 377).

III.

KESIMPULAN

Peranan Koperasi dalam masyarakat sangatlah penting karena sangat membantu perekonomian masyarakat luas, masyarakat mampu membuat usaha kecil yang bisa menopang perekonomian para pengusaha kecil mikro haruslah mencari alternatif lain untuk memecahkan masalah permodalan yang mereka hadapi. Seiring dengan semangat reformasi, pemerintah telah membuat sejumlah kebijakan yang memberikan kesempatan kepada seluruh warga masyarakat, khususnya para pelaku ekonomi rakyat untuk memperkuat posisi mereka melalui wadah badan usaha koperasi. Untuk itu, pemerintah telah mencabut berbagai ketentuan yang menghambat dan menghalang-halangi rakyat untuk berkoperasi, misalnya keharusan untuk bergabung pada Koperasi Unit Desa (KUD). Pemerintah telah menerbitkan Inpres No. 18 Tahun 1998, yang berisi pencabutan terhadap Inpres No. 4 Tahun 1984 tentang Pembinaan KUD, dan membuka kesempatan seluas-luasnya bagi masyarakat untuk mendirikan badan usaha koperasi. Peluang bagi pengembangan KSP sangat besar, karena pemerintah sangat memerlukan adanya lembaga-lembaga keuangan masyarakat yang dapat menjalankan fungsi intermediasi, yaitu menyalurkan dan mengelola secara efektif dana-dana yang dialokasikan untuk pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah. Sementara itu, pemerintah menyadari bahwa sebagian dari asset nasional berupa permodalan haruslah dialokasikan untuk pengusaha kecil dan mikro. Koperasi Simpan Pinjam (KSP) atau ada juga yang menggunakan istilah Koperasi Kredit (Kopdit), secara internasional disebut Credit Union, merupakan Badan usaha yang dimiliki oleh warga masyarakat, yang diikat oleh satu ikatan pemersatu, bersepakat untuk menyimpan dan menabungkan uang mereka pada badan usaha tersebut, shingga tercipta modal bersama untuk dipinjamkan kepada sesama selaku anggota koperasi untuk tujuan produktif dan kesejahteraan.

Daftar Pustaka

IV.

You might also like