You are on page 1of 3

PRODUKSI TANAMAN SAYURAN TERHADAP CEKAMAN LAHAN KERING

Oleh: Septiari Anggraini Diah Warosyah Rahmat Kurniawan Nurhalimah (10-1023) (10-1024) (10-1025) (10-1028)

Nike Virgita Ayu P. (10-1031) Dwi Erwin Kusbianto (10-1035) Agus Hasan Ashari Distiana Wulanjari Khusnul Khotimah Laily Ilman Widuri (10-1037) (10-1038) (10-1039) (10-1042)

Lahan merupakan sumber daya alam yang sangat penting untuk pengembangan usaha pertanian, terutama untuk memenuhi kebutuhan sandang dan pangan. Meningkatnya kebutuhan dan persaingan dalam penggunaan lahan baik untuk keperluan produksi pertanian maupun untuk keperluan lainnya memerlukan pemikiran yang seksama dalam mengambil keputusan yang paling menguntungkan dari sumber daya lahan yang terbatas. Salah satu yang membuat kesulitan yaitu mengenai kekeringan. Masalah kekeringan dalam sektor pertanian masih menjadi masalah yang rumit terkait dengan laju pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi sehingga pasokan air untuk sektor pertanian semakin menurun. Di samping itu adanya anomali iklim yang terjadi saat ini baik dalam lingkup lokal maupun regional telah menyebabkan masalah kekeringan menjadi semakin kompleks. Permasalahan lahan dan air di sektor pertanian yang menyangkut aspek kesuburan tanah dan pasokan air yang memadai masih belum mendapatkan solusi. Pengelolaan sarana irigasi yang dikelola pemerintah masih sangat terbatas dan juga masih banyak ditemukan sarana irigasi yang belum berfungsi optimal. Hal ini tentunya akan menyulitkan pengembangan pertanian terutama bagi petani komoditas hortikultura yang sangat bergantung pada ketersediaan air. Pendayagunaan lahan dan penataan air sebagai upaya penanggulangan kekeringan mutlak diperlukan. Pengembangan pengelolaan yang tepat dan berkelanjutan serta penerapan teknologi tepat guna perlu diterapkan untuk mencegah dan mengurangi kerusakan sumber daya alam serta untuk mempertahankan agar budidaya tanaman khususnya komoditas sayur sayuran masih tetap dapat bertahan . Pengendalian teknologi pengolahan tanah untuk menghadapi masalah kekeringan terutama komoditas hortikultura secara lestari bisa dilakukan secara sederhana, tidak memerlukan peralatan serba modern (canggih) dan pendidikan tinggi. Azas pengelolaan lahan kering adalah menciptakan lingkungan perakaran yang dalam, mempertahankan kemampuan tanah menyimpan air dan mengedarkan udara, tindakan terakhir adalah memperkaya tanah dengan zat hara yang harus tersedia untuk diabsorbsi oleh akar. Zat hara tersebut didapat dari pupuk buatan, pupuk kandang (kotoran ternak), mulsa atau pupuk hijau. Lahan kering umumnya terdapat didataran tinggi (daerah pegunungan) yang ditandai dengan topografinya yang bergelombang dan merupakan daerah penerima dan peresap air hujan yang kemudian dialirkan kedataran rendah, baik melalui permukaan tanah (sungai) maupun melalui jaringan bumi air tanah. Melihat keadaan topografi diatas, untuk menanggulanginya ada beberapa cara yang dapat digunakan diantaranya irigasi tetes telah dikembangkan sejak beberapa tahun yang lalu

untuk komoditas yang mempunyai nilai ekonomis tinggi salah satunya adalah komoditas hortikultura. Selain itu untuk mengatasi kekeringan juga dapat ditanggulangi dengan penerapan strategi teknologi pengelolaan lahan dan air yang paling murah, cepat, dan efektif serta hasilnya langsung terlihat yakni dengan cara memanen aliran permukaan dan air hujan di musim penghujan melalui water harvesting. Upaya ini juga didukung oleh usaha memperbesar daya simpan air tanah di sungai, waduk, atau danau untuk dijadikan pasokan sumber daya air untuk keperluan pertanian. 2 3 Kebutuhan akan sayuran dalam kehidupan sehari-hari semakin meningkat dengan semakin bertambahnya penduduk. Sehingga petani mau tidak mau memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat tersebut. Usaha petani dalam peningkatan produksi pertanian harus seimbang dengan permintaan pasar. Keseimbangan antara permintaan sayuran harus terus digalakkan. Sementara di beberapa lahan kering pun harus diupayakan untuk meningkatkan produksi sayuran dalam lahan yang kekeringan. Diantara cara tersebut adalah dengan melakukan pengairan terpadu untuk jangka pendek serta melakukan sistem tanam tumpang sari untuk menghemat lahan serta pengairan yang diperlukan tanaman tersebut. Dengan pengairan yang terpadu diharapkan dapat menghasilkan sayuran dengan kualitas dan kuantitas yang bagus. Sehingga permintaan pasar dengan persediaan produk yang diinginkan akan sesuai dan harga yang ditawarkanpun tidak akan memberatkan si konsumen. Selain itu sistem pengairan yang terpadu dan sesuai dengan karakteristik akan semakin meminimalisir terjadinya ledakan OPT yang ada hubungannya dengan sistem pengairan. Sistem pengairan memang merupakan cara yang paling efektif dalam menanggulangi hama, terutamanya dalam menghadapi cekaman kekeringan. Tanaman sayuran sangat sensitif terhadap kekeringan, jika tanaman sayuran tidak diairi dengan lancar maka tanaman mudah mati, serta juga tanaman mudah terserang oleh hama. Dampakya yaitu terjadi penurunan hasil produktivitas pertanian. Dengan usaha-usaha pengairan bisa dijadikan cara yang efektif dalam penanggulangan lahan kering, setidaknya dapat memberikan peningkatan produksi sayuran sekaligus memperkecil serangan OPT.

You might also like