You are on page 1of 60

BAB.

I PENDAHULUAN
Deskripsi
Mengoperasikan peralatan pengalih daya tegangan rendah merupakan modul bahan ajar praktikum yang mengoperasikan peralatan sesuai dengan identifikasi masing-masing fungsi dan pengoperasiannya. Diagram kerja dan sistim kelistrikan harus dipahami berdasarkan standar praktis. Penggunaan alat ukur dan pembacaannya harus sesuai dengan spesifikasi pabrikan. Pengoperasian peralatan pengalih daya dioperasikan dengan urutan kerja. Mengatasi gangguan yang berkaitan dengan penyimpangan penunjukan alat ukur dan penyebab lainnya. Pelaporan yang dibuat dengan format dan prosedur yang ditetapkan. Modul ini terdiri dari dari 4 (empat) kegiatan belajar yanq terdiri: 1. Menerapkan prosedur pengoperasian sistem kelistrikan, 2. Mengidentifikasi alat ukur, 3. Melaksanakan operasi peralatan pengalih daya tegangan rendah dan 4. Mengamati dan menanggulangi masalah operasi pengalih daya. Setelah mempelajari modul ini diharapkan peserta diklat mampu menguasai cara mengoperasikan peralatan pengalih daya tegangan rendah, membaca peralatan ukur, mengatasi dan menanggulangi masalah operasi pengalih daya.

Prasyarat
Untuk mempelajari modul ini diperlukan prasyarat. Yaitu harus mempelajari modul yang terdahulu yang terdiri dari: 1. Melaksanakan persiapan pekerjaan awal (PTL.KON.001(1)) 2. Menyiapkan bahan kebutuhan kerja (PTL.KON.002(1)) 3. Memasang sistim perpipaan dan saluran (PTL.KON.007(1)) 4. Memasang dan menyambung sistim pengawatan (PTL.KON.008(1)) Mengoperasikan peralatan pengalih daya tegangan rendah merupakan satu dari enam bagian kompetensi yang dimiliki oleh teknisi dengan sertifikat kompetensi Pemasangan dan Pemeliharaan Instalasi Listrik. Keenam kompetensi tersebut adalah: 1. Melakukan pekerjaan dasar perbaikan rambu cahaya, 2. Memasang neon sign, 3.

PTL.OPS.001(2)

Memelihara panel listrik, 4. Mengoperasikan peralatan pengalih daya tegangan rendah, 5. Mengoperasikan peralatan pengalih daya tegangan tinggi dan 6. Merawat dan memperbaiki peralatan pengalih daya tegangan rendah.

Petunjuk Penggunaan Modul


Petunjuk bagi peserta diklat Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum mempelajari modul ini: a. Memahami tujuan pemelajaran sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai b. Membaca tahap demi tahap seluruh materi yang disajikan c. Materi bahan ajar ini merupakan implementasi dari konsep yang dilaksanakan di bengkel ataupun di lapangan d. Untuk menyakinkan pemahaman materi bahan ajar peserta didik harus menyelesaikan semua tugas pada lembar tugas akhir modul ini dan diserahkan kepada guru/pembimbing secara individual/kelompok e. Jika nilai hasil belajar kurang dari 70%, anda belum berhasil dan harus mengulangi lagi seluruh materi pada kegiatan belajar tersebut f. Jika melaksanakan kegiatan praktek, ikutilah prosedur/petunjuk yang ditentukan pada lembar kerja dan bertanyalah pada guru pembimbing setiap ada kesulitan Petunjuk bagi guru pembimbing a. Membantu peserta diklat dalam melaksanakan proses belajar b. Membimbing peserta diklat melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar c. Membantu peserta diklat dalam memahami konsep-konsep maupun praktek melalui dialog/tanya jawab d. Membantu peserta diklat untuk menambah wawasan melalui pengalaman, buku referensi atau melalui narasumber di luar sekolah, misalkan DU/DI e. Merencanakan dan melaksanakan penilaian serta mempersiapkan perangkatnya f. Menjelaskan tentang kompetensi yang harus dikuasai serta merencanakan pemelajaran selanjutnya g. Mencatat hasil pencapaian kemajuan siswa

1.

2.

Tujuan Akhir
Pada akhir pemelajaran peserta diklat diharapkan mampu: 1. Mengetahui prosedur mengoperasikan peralatan pengalih daya tegangan rendah

PTL.OPS.001(2)

2. Membaca peralatan ukur dan peralatan pendukung lainnya 3. Mengoperasikan peralatan pengalih daya tegangan rendah 4. Menanggulangi masalah mengoperasikan pengalih daya tegangan rendah

B.

Cek Kemampuan
1. 2. 3. 4. 5. Sebutkan kebutuhan komponen peralatan pengalih daya! Apa fungsi lampu indikator pada panel tenaga listrik? Apa yang dimaksud dengan rangkaian pengendali? Apa yang dimaksud dengan rangkaian pengawatan? Sebutkan langkah-langkah prosedur mengoperasikan peralatan pengalih daya! 6. Perawatan apa saja yang dilakukan pada panel tenaga listrik? 7. Bagaimana cara mengatasi masalah pada panel listrik bila terjadi gangguan atau kecelakaan!

PTL.OPS.001(2)

BAB. II PEMELAJARAN
A. RENCANA BELAJAR PESERTA DIKLAT Kompetensi : Mengoperasikan Peralatan Pengalih Daya Tegangan Rendah Sub Kompetensi : 1. Menerapkan prosedur pengoperasian sistem kelistrikan 2. Mengidentifikasi alat ukur 3. Melaksanakan operasi peralatan pengalih daya tegangan rendah 4. Mengamati dan menanggulangi masalah operasi pengalih daya. Jenis Kegiata n Tanggal Waktu Tempat Belajar Alasan Perubahan Tanda Tangan Guru

PTL.OPS.001(2)

B. KEGIATAN BELAJAR PESERTA DIKLAT

Kegiatan Belajar 1 Menerapkan Prosedur Pengoperasian Sistem Kelistrikan


a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar 1, diharapkan peserta diklat dapat: 1. Memahami gambar rangkaian pengendali pengalih daya 2. Memahami gambar rangkaian pengawatan pengalih daya 3. Memahami langkah-langkah mengoperasikan sistem kelistrikan b.Uraian Materi Untuk mengoperasikan peralatan pengalih daya tegangan rendah memerlukan pengetahuan dasar tentang prosedur mengoperasikan peralatan. Pengetahuan dasar untuk melaksanakan pengoperasian peralatan pengalih daya tegangan rendah yang dimaksud adalah: Sumber energi yang digunakan Komponen-komponen pengalih daya Memahami rangkaian pengendali pengalih daya Memahami rangkaian power pengalih daya Sumber Energi Sumber energi yang kita jumpai untuk berbagai kegiatan seharihari yang digunakan baik di rumah maupun di industri adalah sumber energi Direct Current (DC) dan Alternating Current (AC). 1.1. Direct Current (DC) Sumber energi DC adalah arus yang memiliki besar dan arah yang konstan /tetap bila dibandingkan terhadap waktu. Sumber DC biasanya dapat diperoleh melalui baterei atau dari sumber AC yang telah disearahkan. Simbol sumber DC seperti gambar di bawah ini:

PTL.OPS.001(2)

Gambar 1. Simbol Sumber DC

1.2.

Alternating Current (AC) Sumber energi AC adalah arus yang besar dan arahnya berubah sepanjang waktu. Arus AC nilainya naik dari nol ke nilai maksimum, turun ke nol lagi, kemudian berbalik mengikuti suatu pola dalam arah yang berlawanan. Pertukaran arah yang berlangsung secara periodik disebut frekuensi.

Frekuensi diartikan pula sebagai jumlah gelombang dari sinyal ac pada setiap detik. Frekuensi diukur dalam satuan Hertz (Hz). Sumber energi yang sering digunakan oleh perumahan atau industri hampir semuanya mempergunakan arus bolak-balik (AC). Keuntungan mempergunakan arus AC ialah arusnya dapat dinaikkan atau diturunkan sehingga mempermudah didalam mengirimkan ke jarak yang jauh. Selain dari pada itu keuntungan lain dari arus AC adalah karena sifatnya yang selalu berubah arah pada setiap setengah putaran (gelombang) maka dalam

PTL.OPS.001(2)

penggunaannya tidak memakai kutub sehingga pemasangan suatu alat ke sumber ini tidak perlu khawatir terhadap polaritas. Sumber AC diperoleh dari generator AC, simbol untuk sumber AC adalah sebagai berikut:

Gambar 4. Simbol Sumber AC 1.3. Bahaya Listrik Pada Manusia

Keselamatan kerja adalah prioritas utama pada setiap pekerjaan. Kecelakaan listrik dapat menyebabkan luka yang serius bahkan kematian. Kecelakaan listrik terjadi akibat kecerobohan atau kurangnya pengertian tentang listrik. Mempelajari lebih dahulu cara mengoperasikan rangkaian peralatan listrik dengan tepat merupakan hal utama. Pelajari bagaimana alat itu bekerja dan cara yang tepat untuk menanganinya. Arus listrik yang mengalir pada kabel tidak nampak oleh kasat mata. Arus listrik akan mudah diketahui dengan menggunakan alat ukur. Barangkali bahaya yang paling besar terhadap aliran listrik adalah bahaya sengatan listrik. Arus yang mengalir ke tubuh manusia yang lebih dari 10 mA dapat melumpuhkan korban. Bahaya sengatan listrik meningkat sesuai dengan kenaikan tegangan (voltase). Karena itu mereka yang bekerja dengan tegangan tinggi harus dilatih dan diperlengkapi peralatan pengaman yang tepat. Jika kulit manusia basah atau luka, maka resistansinya terhadap aliran listrik dapat turun drastik. Jika hal itu terjadi, maka walaupun tegangan yang mengalir hanya sedang saja arus listrik akan menyengat dengan serius. Teknisi yang berpengalaman mengetahui hal tersebut, dan akan membuat pembagian tegangan yaitu tegangan rendah dan tegangan tinggi. Seiring dengan bertambahnya pengetahuan dan

PTL.OPS.001(2)

pengalaman, kita akan mempelajari banyak pengamanan khusus berkaitan dengan listrik. Komponen Peralatan Pengalih Daya

prosedur

Komponen-komponen peralatan pengalih daya ditempatkan pada panel listrik, meliputi: Pengaman listrik, Kontaktormagnit, Time delay, Push botton, Overload, Lampu indikator, Transformator, alat ukur listrik. Pada setiap peralatan pengalih daya disertai gambar rangkaian pengendali dan gambar rangkaian pengawatan. Hal ini bertujuan untuk memudahkan operator memahami cara kerja peralatan pengalih daya tersebut.

Gambar 5. Panel Pengalih daya 2.1. Pengaman Panel Pengaman listrik harus selalu dipasang pada setiap panel dengan urutan pemasangan sebagai berikut: NFB dan MCB. Ketentuan yang besarnya arus pengaman tidak boleh melebihi arus nominal kabel yang dipasang pada rangkaian pengendali atau rangkaian pengawatan (ayat 412 C 2 , ayat 412 C 5).

NFB

MCB 1 FASA

MCB 3 FASA

PTL.OPS.001(2)

MCB 1 FASA

MCB 2 FASA

MCB 3 FASA

MCB 4 FASA

Gambar 6. Pengaman Listrik Pengaman listrik NFB digunakan untuk pengaman induk, MCB 1 Fasa digunakan untuk pengaman rangkaian pengendali dan MCB 3 Fasa untuk pengaman rangkaian pengawatan. 2.2. Kontaktormagnit Kontaktormagnit adalah saklar yang bekerja berdasarkan elektromagnetis digunakan untuk membuka dan menyambung rangkaian listrik (load). Kontaktormagnit bekerja untuk merubah kontak-kontak Normally Open (NO) dan Normally Close (NC). Pada kontaktormagnit terdapat dua kontak yaitu: Kontak Utama (NO) yang diberi nomor terminal 1-2, 3-4 dan 5-6. dan kontak bantu dengan nomor terminal 13-14 (NO) dan 21-22 (NC). Kontak utama pada terminal 1-3-5 dihubungkan ke sumber energi dan terminal 2-4-6 dihubungkan ke beban (load).

Gambar 7. Kontaktormagnit
1 3 5 13 21

TerminalKontakKeterangana-bSource1-2 3-4 5-6NOKontak utama13-14NOKontak Bantu21-22NC

2 4

14 22

Gambar 8. Simbol Kontaktormagnit Terminal a-b merupakan kumparan penguat magnit yang berfungsi untuk menghasilkan kemagnitan.

PTL.OPS.001(2)

Kontaktormagnit pabrikan terdiri dari beberapa kontak diantaranya: 3NO+1NO; 3 NO+1NO 1NC; 3 NO+2NO 2NC. Untuk kemampuan arusnya dapat memilih dengan kemampuan arus 10 A; 15 A; 25 A; 30A; 50 A dll. 2.3. Push Botton Push botton disebut juga saklar tekan atau tombol tekan. Bekerja pada saat tombol ditekan akan merubah kontak NO menjadi NC dan NC menjadi NO. Berdasarkan jenis kontaknya terdiri dari: Single kontak dan Double kontak.

Gambar 9. Simbol tombol tekan

OFF-Normally Close Gambar 10. Tombol Tekan 2.4. Time Delay

ON-Normally open

Time Delay adalah saklar penunda waktu yang digunakan sebagai alat bantu sistim pengendali. Terminal Source terdapat pada nomor 2-7, Kontak NO pada terminal 1-3 dan 6-8 dan kontak NC terdapat pada terminal 1-4 dan 5-8.
4 3 2 1 8 5 6 7

TerminalKontak27Source 1-3 6-8NO1-4 5-8NC

SOURCE

a. Kedudukan soket PTL.OPS.001(2)

b. Hubungan terminal

c. Simbol Time delay 10

Gambar 11. Time Delay

Gambar 12. Soket 2.5. Thermal Over Load Relay

Gambar 13. Time Delay

Thermal Over Load Relay adalah peralatan kontrol listrik yang berfungsi untuk memutuskan jaringan listrik jika terjadi beban lebih. Jaringan listrik akan putus bila arus yang melewati lebih besar dari setting arus Thermal Over Load dengan melalui proses panas yang terdapat pada relay. Pada saat mereset kembali memerlukan waktu untuk mengaktifkan kembali karena perlu proses pendinginan temperature terlebih dahulu.
95 97

Terminal 95-96 97-98

Kontak NC NO

96

98

a.

TOR (Thermal Over Load Relay)

b. Simbol kontak

c. Hubungan Terminal

Gambar 14. Thermal Over Load Relay (TOR) 3. Memahami Rangkaian Pengendali Pengalih Daya

PTL.OPS.001(2)

11

Pada Panel Pengalih daya terdapat rangkaian pengendali yang ditempelkan pada belakang pintu panel. Hal ini bertujuan untuk memudahkan operator di dalam memahami mengoperasian peralatan pengalih daya. Di dunia industri banyak terdapat berbagai macam rangkaian pengendali seperti misalkan: Rangkaian Pengendali Direct On Line, Forward-reverse Motor, Sistim Pengasutan dan lain-lain. Yang harus diperhatikan di dalam memahami rangkaian pengendali pengalih daya antara lain: Mengetahui sumber energi yang digunakan Memahami simbol-simbol kelistrikan Mengenal komponen yang terpasang Mengetahui cara kerja komponen Mengetahui urutan penempatan komponen Mengetahui Penggunaan Pengalih daya Memahami cara kerja peralatan Memahami cara kerja rangkaian pengendali Berikut ini contoh rangkaian pengendali pengalih daya untuk menjalankan motor 3 fasa ( Direct On Line ).
P MCB OL STOP START K L1 K OL K L2

L3

Gambar 15. Rangkaian Pengendali DOL 4. Memahami Rangkaian Power Pengalih Daya Rangkaian Power adalah rangkaian yang menghubungkan sumber energi ke beban (motor) dengan dilengkapi sistim pengaman listrik. Rangkaian power biasa ditempelkan pada pintu panel berdampingan dengan rangkaian pengendali. Berikut ini contoh rangkaian power Motor 3 Fasa pada rangkaian pengendali DOL. R T S

MOTOR 3 FASA

PTL.OPS.001(2)

12

c. Rangkuman

Gambar 16. Rangkaian Daya (Power)

Prosedur untuk mengoperasikan peralatan pengalih daya sedikitnya harus dimiliki atau mempunyai pengetahuan dasar tentang kelistrikan Pengetahuan dasar kelistrikan yang dimaksud adalah memahami tentang: 1. Sumber energi yang digunakan 2. Komponen-komponen pengalih daya 3. Memahami rangkaian pengendali pengalih daya 4. Memahami rangkaian power pengalih daya Sengatan listrik dengan arus 10 mA apabila menyentuh tubuh manusia maka akan berakibat fatal yang dapat membuat kelumpuhan tubuh Seorang teknisi harus mengenal komponen listrik yang berkaitan dengan pengoperasian peralatan pengalih daya Gambar rangkaian pengendali dan gambar rangkaian daya (Power) harus tertempel dibelakang pintu panel. Hal ini untuk memudahkan operator untuk mengoperasikan peralatan d.Tugas 1. Buatkan rangkaian pengendali DOL Motor 3 Fasa! 2. Buatkan rangkaian daya DOL Motor 3 Fasa! e. Tes Formatif 1. Sebutkan komponen-komponen yang digunakan pada peralatan pengalih daya! 2. Terangkan cara kerja MCB! 3. Apa fungsi Thermal Over Load Relay? 4. Terangkan cara kerja rangkaian pengendali DOL ! 5. Terangkan cara kerja rangkaian daya (Power) DOL! f. Lembar kerja Alat dan bahan: 1. 2. 3. 4. 5. Pensil .......................................................... Penggaris .................................................... Jangka ......................................................... Penghapus ................................................... Sablon simbol .............................................. 1 1 1 1 1 buah set set buah set

PTL.OPS.001(2)

13

6. Kertas gambar ukuran A4 ............................ Kesehatan dan Keselamatan Kerja:

1 lembar

1. Berdoalah sebelum memulai kegiatan belajar! 2. Bacalah dan pahami petunjuk praktikum pada setiap lembar kegiatan belajar! 3. Gunakanlah peralatan gambar dengan benar dan berhati-hatilah! 4. Bersihkan meja gambar sebelum dan sesudah digunakan! 5. Berdoalah setelah selesai melakukan kegiatan belajar! Langkah Kerja: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan Rekatkan kertas gambar dengan isolasi pada sudut kertas gambar Buatlah garis tepi Buatlah gambar rangkaian pengendali DOL Motor 3 Fasa Buatlah gambar rangkaian daya (Power) DOL Motor 3 Fasa Kedua gambar rangkaian dikerjakan pada selembar kertas A4 Rencanakan tata letak (lay out) gambar yang sesuai Kumpulkan hasil pekerjaan jika sudah selesai Setelah selesai bersihkan alat gambar dan kembalikan ke tempatnya

PTL.OPS.001(2)

14

Kegiatan Belajar 2 Mengidentifikasi Alat Ukur


a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar 2, diharapkan peserta diklat dapat: 1. Memasang alat ukur Ampermeter 2. Memasang alat ukur Voltmeter 3. Membaca alat ukur Ampermeter 4. Membaca alat ukur Voltmeter b. Uraian Materi Kelengkapan pada panel listrik sebagai indikator penunjuk besaran listrik adalah alat ukur ampermeter dan voltmeter. Alat ukur Ampermeter dipasang secara seri dengan beban dan Voltmeter dipasang secara paralel dengan beban. Apabila nilai nominal arus terlalu besar dari batas ukur peralatan Ampermeter maka hal ini sangat membahayakan alat ukur Ampermeter dan mengakibatkan kerusakan alat ukur tersebut. Agar alat ukur dapat digunakan maka harus diturunkan lebih dahulu dengan menggunakan transformator arus.

PTL.OPS.001(2)

15

Gambar 17. Alat ukur Ampermeter dan Voltmeter 1. Ampermeter Ampermeter digunakan untuk mengukur besarnya arus yang mengalir pada beban. Pemilihan batas ukur Ampermeter yang dipasang pada panel listrik harus lebih besar 78 kali dari arus nominal beban. Mengingat arus start beban pada motor berkisar 78 arus nominal. Sehingga jarum penunjukan saat start beban tidak sampai pada batas maksimum batas ukur Ampermeter. Ampermeter dipasang secara seri dengan beban seperti dicontohkan sbb:
R S T

Transformator Arus

MOTOR 3 FASA

MOTOR 3 FASA

Gambar 18. Pemasangan Ampermeter 2. Voltmeter Penyesuaian tegangan beban dengan tegangan sumber energi memerlukan penunjukan besaran. Voltmeter digunakan untuk maksud tersebut. Batas ukur voltmeter disesuaikan dengan sumber energi yang disediakan.

PTL.OPS.001(2)

16

Cara penyambungan peralatan Voltmeter dihubungkan paralel dengan sumber energi. Dan dipasang pada rangkaian daya seperti Pada tegangan 3 Fasa terdapat pada contoh sebagai berikut: 2 tegangan yaitu: Tegangan fasa diberi notasi Vf dan tegangan Line diberi notasi VL. VO -R VO Tegangan fasa (Vf) -S VO -T VR-S VR-T Tegangan Line (VL) VS-T Gambar 19. Pemasangan Voltmeter 3. Thermal Overload Relay (TOR) Thermal Overload Relay pada bimetalnya dipasang secara seri dengan beban. TOR akan bekerja bila arus beban lebih besar dari arus beban nominal. Bagian dalam TOR terdapat bimetal, sehingga apabila arus yang melewati TOR melebihi dari arus nominal maka bimetal akan naik suhunya dan mengakibatkan bimetal mengembang dan membuka kontak arus. Thermal Overload Relay disetting pada kedudukan yang sama dengan arus nominal beban. Pemasangan TOR digambarkan sebagaimana berikut:

Gambar 20. Pemasangan TOR

PTL.OPS.001(2)

17

4. Skala Pembacaan Alat Ukur Ketelitian dan kecermatan dalam membaca alat ukur merupakan ketepatan dalam menentukan nilai besaran listrik. Pembagian skala harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh. Apabila terjadi kesalahan menentukan nilai ukur besaran listrik maka akan mengakibatkan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan seperti: Pemberian tegangan beban yang tidak sesuai akan mengakibatkan kumparan Motor bisa terbakar Arus beban tidak dapat terdata dengan sesungguhnya Motor akan rusak Kesalahan menentukan nilai ukur besaran listrik dapat diakibatkan oleh tiga hal, yaitu: a. Kesalahan melihat (Paralak), yaitu kesalahan akibat tidak tepat posisi pada saat membaca alat ukur. Yang benar adalah mata harus tegak lurus dengan alat ukur yang dibaca b. Kerusakan pada alat ukur itu sendiri, yaitu karena alat ukur yang sudah rusak atau penempatan alat ukur yang tidak sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan c. Tidaktahu atau kurang teliti dalam membaca alat ukur c. Rangkuman d. Ampermeter dipasang secara seri dengan beban Voltmeter dipasang secara paralel dengan sumber energi Thermal Overload Relay dipasang secara seri dengan beban. Pembacaan alat ukur harus dilakukan dengan cermat dan teliti

Tugas 1. Pasanglah alat ukur Ampermeter, Voltmeter dan Thermal Overload Relay pada panel listrik yang mengoperasikan peralatan pengalih daya DOL 2. Bacalah penunjukan pada alat ukur Ampermeter dan Voltmeter saat panel listrik sedang bekerja

e.

Tes Formatif

PTL.OPS.001(2)

18

1. Bagaimanakah cara memasang alat ukur Ampermeter! 2. Bagaimanakah cara memasang alat ukur Voltmeter! 3. Berapa amper Thermal Overload Relay disetting pada rangkaian daya! 4. Bagaimanakah cara pemasangan TOR pada beban!

f.

Lembar kerja Alat dan bahan: 1. Panel listrik .................................................. 2. Obeng plus .................................................. 3. Obeng min ................................................... 4. Tang potong ................................................ 5. Tes pen ........................................................ 6. Ampermeter ................................................ 7. Voltmeter ..................................................... 8. MCB 1 Fasa .................................................. 9. MCB 3 Fasa .................................................. 10. Thermal Overload Relay ............................... 11.Kabel NYA ................................................... Kesehatan dan Keselamatan Kerja: 1. Berdoalah sebelum memulai kegiatan belajar! 2. Bacalah dan pahami petunjuk praktikum pada setiap lembar kegiatan belajar! 3. Gunakanlah peralatan praktek dengan benar dan berhati-hatilah dalam bekerja! 4. Jangan menghubungkan sumber tegangan sebelum mendapatkan persetujuan dengan instruktor! 5. Berdoalah setelah selesai melakukan kegiatan belajar! Langkah Kerja: 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah secukupnya

PTL.OPS.001(2)

19

1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan 2. Tempatkan panel listrik pada posisi yang kuat dan tidak goyah 3. Pasang komponen yang diperlukan pada rel omega sesuai dengan kebutuhan pada rangkaian pengendali dan rangkaian daya DOL 4. Lakukan pengawatan rangkaian pengendali DOL 5. Lakukan pengawatan rangkaian daya DOL Motor 3 Fasa 6. Lakukan pengawatan alat ukur Ampermeter, Voltmeter dan Thermal Overload Relay 7. Rencanakan penempatan komponen sesuai dengan tata letak yang praktis dan mudah dalam pemasangannya 8. Kumpulkan hasil pekerjaan jika sudah selesai 9. Setelah selesai bersihkan lingkungan tempat kerja dan kembalikan semua peralatan ke tempat semula

Kegiatan Belajar 3 Melaksanakan Operasi Peralatan Pengalih Daya Tegangan Rendah


a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar 3, diharapkan peserta diklat dapat: 1. Membaca rangkaian pengendali peralatan pengalih daya tegangan rendah 2. Mengetahui cara kerja rangkaian pengendali peralatan pengalih daya 3. Mengoperasikan peralatan pengalih daya tegangan rendah 4. Membaca rangkaian daya peralatan pengalih daya tegangan rendah 5. Mengetahui cara kerja rangkaian daya pengalih tegangan rendah b. Uraian Materi Syarat utama seorang teknisi adalah harus dapat membaca rangkaian pengendali dan rangkaian daya (Power). Apabila kedua rangkaian ini sudah dipahami dan dimengerti maka teknisi sudah bisa melaksanakan pengawatan rangkaian peralatan pengalih daya untuk berbagai jenis operasi pengendali. Dan sekaligus teknisi akan handal dalam mengoperasikan peralatan pengalih daya tersebut. Berikut ini akan diberikan beberapa contoh mengoperasikan peralatan pengalih daya tegangan rendah untuk jenis operasi yang sering digunakan oleh dunia industri.

PTL.OPS.001(2)

20

1. ForwardReverse Motor 3 Fasa

Prosedur mengoperasikan: 1. MCB diubah pada posisi ON dengan cara menaikkan lidah MCB ke atas 2. Tekan tombol FOR maka Motor 3 Fasa akan berputar ke Kanan, lampu indikator menyala merah

PTL.OPS.001(2)

21

3. Apabila menginginkan Motor berputar ke Kiri maka matikan lebih dahulu rangkaian dengan menekan tombol STOP 4. Tekan tombol REV maka Motor 3 Fasa akan berputar ke Kiri, lampu indikator hijau menyala 5. Untuk mematikan Motor 3 Fasa, tekan tombol STOP Kejadian khusus: 1. Bila tombol FOR dan tombol REV ditekan secara bersamaan maka salah satu tombol yang lebih awal menekan akan bekerja lebih dahulu, karena kecepatan menekan antara kedua tombol mempunyai jarak waktu 0.02 detik 2. Pada saat Motor 3 Fasa sedang berputar ke kanan maka apabila tombol REV ditekan tidak akan dapat mengoperasikan motor berputar ke kiri 3. Apabila terjadi short Circuit maka MCB akan trip. Untuk mengaktifkan kembali reset ke posisi ON 4. Demikian juga bila terjadi beban lebih maka Thermal Overload Relay akan Trip dengan ditandai menyala lampu kuning. Dan untuk mengaktifkan kembali tekan tombol reset RunJogging Motor 3 Fasa

2.

PTL.OPS.001(2)

22

Gambar 26. Rangkaian Daya (Power) Run-Jogging

Prosedur mengoperasikan: 1. MCB di set pada posisi ON dengan cara menaikkan lidah MCB ke atas 2. Tekan tombol RUN maka Motor 3 Fasa akan berputar Runing (maju), lampu indikator warna merah menyala 3. Bila tombol tekan JOG ditekan maka Motor 3 Fasa berputar sesaat selama tombol ditekan (Jogging) 4. Dan bila dilepas maka Motor 3 Fasa berhenti 5. Untuk menjalankan Running kembali tekan tombol RUN 6. Untuk mematikan Motor 3 Fasa, tekan tombol STOP Kejadian khusus: 1. Apabila terjadi hubung singkat (short Circuit) maka MCB akan trip. Untuk mengaktifkan kembali reset ke posisi ON 2. Dan bila terjadi beban lebih maka Thermal Overload Relay akan Trip dengan ditandai menyala lampu warna kuning. Dan untuk mengaktifkan kembali tekan tombol reset Starting Y-

3.

Otomatis (Bintang-Delta)

PTL.OPS.001(2)

23

Gambar 28. Rangkaian Daya (Power) Starting Y

PTL.OPS.001(2)

24

Prosedur mengoperasikan: 1. MCB di set pada posisi ON dengan cara menaikkan lidah MCB ke atas 2. Tekan tombol START maka Motor 3 Fasa bekerja dalam hubungan Bindatang (Y), dengan ditandai lampu indikator warna merah menyala 3. Setelah beberapa detik sesuai dengan pengesetan Time Delay Relay maka Motor 3 Fasa bekerja dalam hubungan Delta ( ), dengan ditandai lampu indikator warna hijau menyala 4. Untuk mematikan Motor 3 Fasa, tekan tombol STOP Kejadian khusus: 1. Apabila terjadi hubung singkat (short Circuit) maka MCB akan trip. Untuk mengaktifkan kembali reset ke posisi ON 2. Dan bila terjadi beban lebih maka Thermal Overload Relay akan Trip dengan ditandai menyala lampu warna kuning. Dan untuk mengaktifkan kembali tekan tombol reset

4.

ForwardReverse Otomatis

PTL.OPS.001(2)

25

Gambar 30. Rangkaian Daya (Power) Forward-Reverse Otomatis

Prosedur mengoperasikan:

PTL.OPS.001(2)

26

1. MCB di set pada posisi ON dengan cara menaikkan lidah MCB ke atas 2. Tekan tombol START-STOP untuk tekanan ke 1 maka Motor 3 Fasa bekerja dengan arah putaran maju (Forward) yang ditandai lampu indikator menyala berwarna merah. Setelah beberapa detik sesuai dengan pengesetan Time Delay Relay (T1) maka Motor 3 Fasa mati dan T2 bekerja untuk menunda waktu 3. Setelah Delay T2 habis maka Motor 3 Fasa berputar mudur (Reverse) yang ditandai dengan menyala lampu warna hijau dan T3 bekerja menunda waktu sesuai pengesetan 4. Apabila Setting T3 telah habis maka Motor 3 Fasa mati, dan T4 bekerja untuk menunda waktu 5. Setelah Delay T4 habis maka Motor 3 Fasa kembali berputar maju (Forward). Demikian seterusnya 6. Untuk mematikan Motor 3 Fasa, tekan tombol START-STOP. Untuk tekanan ke 2 Kejadian khusus: 1. Apabila terjadi hubung singkat (short Circuit) maka MCB akan trip. Untuk mengaktifkan kembali reset ke posisi ON 2. Dan bila terjadi beban lebih maka Thermal Overload Relay akan Trip dengan ditandai menyala lampu berwarna kuning. Dan untuk mengaktifkan kembali tekan tombol reset 5. Motor Pumpa Dengan Kontrol Permukaan

Gambar 31. Rangkaian Pengendali Pumpa dengan kontrol permukaan

PTL.OPS.001(2)

27

Gambar 32. Rangkaian Daya Pumpa dengan kontrol permukaan

Prosedur mengoperasikan: 1. MCB di set pada posisi ON dengan cara menaikkan lidah MCB ke atas 2. Pada saat Bak penampung (Reservoir) kosong maka kedua Float Switch (Saklar permukaan) Float Switch UP dan Float Switch DOWN dalam keadaan tertutup (Normally Close) 3. Tekan tombol START-STOP untuk tekanan pertama maka Motor 3 Fasa bekerja dalam hubungan Bindatang (Y), dengan ditandai menyala lampu indikator warna merah 4. Setelah beberapa detik sesuai dengan pengesetan Time Delay Relay maka Motor 3 Fasa bekerja dalam hubungan Delta ( ). Motor mengisi Bak penampung 5. Pada saat Air telah memenuhi Bak penampung maka Float Switch UP membuka dan Motor 3 Fasa berhenti 6. Setelah Air surut mencapai batas Float Switch Down maka Motor 3 Fasa bekerja kembali 7. Untuk mematikan Motor 3 Fasa, tekan tombol START-STOP untuk tekanan kedua

PTL.OPS.001(2)

28

Kejadian khusus: 1. Apabila terjadi hubung singkat (short Circuit) maka MCB akan trip. Untuk mengaktifkan kembali reset ke posisi ON 2. Dan bila terjadi beban lebih maka Thermal Overload Relay akan Trip dengan ditandai menyala lampu warna kuning. Dan untuk mengaktifkan kembali tekan tombol reset 6. Dasar Mesin Crane

FOR REV

Gambar 33. Rangkaian Pengendali Mesin Crane

Gambar 34. Rangkaian Daya Mesin Crane

PTL.OPS.001(2)

29

Prosedur mengoperasikan: 1. MCB di set pada posisi ON dengan cara menaikkan lidah MCB ke atas 2. Lakukan pemilihan menentukan arah putaran Motor 3 Fasa dengan merubah posisi SELEKTOR SWITCH (Saklar Pemilih) pada posisi Forward (For) 3. Tekan tombol RUN maka Motor akan berputar maju (Forward) dan ditandai dengan menyala lampu merah 4. Dan apabila menekan tombol JOG maka Motor akan berputar maju sesaat selama tombol ditekan dan ditandai dengan menyala lampu merah 5. Apabila menginginkan Motor berputar mundur (Reverse) maka terlebih dahulu tekan tombol STOP kemudian pindahkan saklar SELEKTOR SWITCH pada posisi Reverse (Rev) 6. Tekan tombol RUN maka Motor akan berputar mundur (Reverse) dan ditandai dengan menyala lampu merah 7. Dan apabila menekan tombol JOG maka Motor akan berputar mundur sesaat selama tombol ditekan dan ditandai dengan menyala lampu merah 8. Limit Switch berfungsi untuk pembatas arah gerak mesin forward dan reverse agar tidak mencapai batas tak terhingga 9. Untuk mematikan Motor 3 Fasa, tekan tombol STOP Kejadian khusus: 1. Apabila terjadi hubung singkat (short Circuit) maka MCB akan trip. Untuk mengaktifkan kembali reset ke posisi ON 2. Dan bila terjadi beban lebih maka Thermal Overload Relay akan Trip dengan ditandai menyala lampu warna kuning. Dan untuk mengaktifkan kembali tekan tombol reset c. Rangkuman Seorang teknisi harus memahami Rangkaian pengendali dan rangkaian daya (Power) Prosedur mengoperasikan peralatan pengalih daya harus sesuai dengan urutan kerja peralatan yang telah ditentukan Beberapa contoh rangkaian peralatan pengalih daya seperti: Forward-Reverse, Run-Jogging, Starting Y- , Forward-Reverse Otomatis, Motor Pumpa dengan kontrol permukaan, Dasar Mesin Crane dan lain-lain

PTL.OPS.001(2)

30

d.Tugas 1. Lakukan kegiatan merangkai rangkaian pengendali dan rangkaian daya Run-Jogging Motor 3 Fasa pada panel listrik! 2. Lakukan pula kegiatan merangkai rangkaian pengendali dan rangkaian daya Starting Y- Motor 3 Fasa pada panel listrik! 3. Dan Buatkan rangkaian pada panel listrik untuk rangkaian pengendali dan rangkaian daya Motor Pumpa dengan kontrol permukaan! 4. Buat rangkaian pengendali dasar Mesin Crane! e. Tes Formatif 1. Bagaimanakah cara mengoperasikan peralatan Forward-Reverse Motor 3 Fasa! 2. Bagaimanakah cara mengoperasikan peralatan Run-Jogging Motor 3 Fasa! 3. Bagaimanakah cara mengoperasikan peralatan Starting Y- Motor 3 Fasa! 4. Bagaimanakah cara mengoperasikan peralatan Forward-Reverse Otomatis Motor 3 Fasa! 5. Bagaimanakah cara mengoperasikan peralatan Motor pumpa dengan kontrol permukaan Motor 3 Fasa! 6. Bagaimanakah cara mengoperasikan peralatan Dasar Mesin Crane!

PTL.OPS.001(2)

31

f. Lembar Kerja Alat dan bahan: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Panel listrik ................................................. Obeng plus .................................................. Obeng min .................................................. Tang potong ............................................... Tes pen ....................................................... Ampermeter ................................................ Voltmeter .................................................... MCB 1 Fasa .................................................. MCB 3 Fasa .................................................. Thermal Overload Relay .............................. Kabel NYA .................................................. 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah secukupnya

Kesehatan dan Keselamatan Kerja: 1. Berdoalah sebelum memulai kegiatan belajar! 2. Bacalah dan pahami petunjuk praktikum pada setiap lembar kegiatan belajar! 3. Gunakanlah peralatan praktek dengan benar dan berhati-hatilah dalam bekerja! 4. Jangan menghubungkan sumber tegangan sebelum mendapatkan persetujuan dari instruktor! 5. Berdoalah setelah selesai melakukan kegiatan belajar! Langkah Kerja: 1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan 2. Tempatkan panel listrik pada posisi yang kuat dan tidak goyah 3. Pasang komponen yang diperlukan pada rel omega sesuai dengan kebutuhan pada rangkaian pengendali dan rangkaian daya 4. Lakukan pengawatan rangkaian pengendali 5. Lakukan pengawatan rangkaian daya 6. Lakukan pengawatan MCB, alat ukur Ampermeter, Voltmeter dan Thermal Overload Relay 7. Buatkan rangkaian untuk operasi peralatan pengalih daya RunJogging Motor 3 Fasa 8. Buatkan rangkaian untuk operasi peralatan pengalih daya Starting Y- Motor 3 Fasa 9. Buatkan rangkaian untuk operasi peralatan pengalih daya Motor Pumpa dengan kontrol permukaan Motor 3 Fasa

PTL.OPS.001(2)

32

10.Buatkan rangkaian untuk operasi peralatan pengalih daya Dasar Mesin Crane Motor 3 Fasa 11.Rencanakan penempatan komponen sesuai dengan tata letak yang praktis dan mudah dalam pemasangannya 12.Laporkan kepada instruktur hasil pekerjaan jika sudah selesai 13.Setelah selesai bersihkan lingkungan tempat kerja dan kembalikan semua peralatan ke tempat semula

PTL.OPS.001(2)

33

Kegiatan Belajar 4 Mengamati Dan Menanggulangi Masalah Operasi Pengalih Daya


a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar 4, diharapkan peserta diklat dapat: 1. Mengamati operasi pengalih daya pada saat start, berjalan dan berhenti 2. Menanggulangi masalah bila terjadi gangguan yang terjadi saat peralatan pengalih daya sedang beroperasi 3. Memperbaiki peralatan operasi pengalih daya b. Uraian Materi Panel listrik jarang sekali mengalami kerusakan. Pada kondisi normal sesuai pemakaian dan prosedur yang benar, panel listrik mempunyai daya tahan lama terhadap kerusakan. Kerusakan biasanya disebabkan oleh arus yang melebihi batas nominal peralatan dan dibiarkan terlalu lama. Atau memaksakan peralatan tetap beroperasi walaupun arus melebihi batas yang diizinkan. Akibat langsung dari membiarkan arus yang berlebihan itu tetap mengalir akan mengakibatkan Motor akan terbakar dan atau lapisan kabel NYA yang meleleh. Untuk kelangsungan kerja dan produktifitas mesin harus dilakukan beberapa hal: 1. Mengamati Operasi Peralatan Pengalih Daya Untuk menghindari hal-hal yang tidak diharapkan saat peralatan pengalih daya sedang beroperasi perlu dilakukan pengamatan. Tiga hal yang harus mendapatkan pengamatan yaitu: 1.1. Pengamatan saat Starting Motor 1.2. Pengamatan saat Motor berjalan 1.3. Pengamatan saat memberhentikan Motor 1.1. Pengamatan Saat Starting Motor

PTL.OPS.001(2)

34

Berbagai macam peralatan yang memerlukan cara-cara tertentu dalam menstarting Motor. Untuk motor yang berkapasitas diatas 10 HP memerlukan starting tertentu yaitu: Starting Y- dan pengasutan dengan sistim low voltage (tegangan rendah). Untuk starting Y- Motor 3 Fasa biasanya saat mula jalan arus mencapai 6 kali arus nominal. Sehingga saat start kumparan Motor 3 Fasa terhubung Y, dan menyerap arus lebih kecil sepertiga arus start hubungan . Setelah beberapa detik kemudian kumparan motor terhubung . Pengasutan sistim low voltage (tegangan rendah) adalah cara mengasut Motor dengan mengurangi tegangan, dengan alasan arus dan torsi motor tidak terlalu besar pada saat starting Motor. Sistim low voltage yang sering digunakan yaitu: 1. Pengasutan tahanan primer, 2. Pengasutan autotrafo, dan 3. Pengasutan solid state (sistim SCR). Berikut ini contoh rangkaian pengalih daya Pengasutan Tahanan Primer Motor 3 Fasa .

Gambar 35. Rangkaian Pengendali Pengasutan Tahanan Primer

Gambar 36. Rangkaian daya Pengasutan Tahanan Primer

PTL.OPS.001(2)

35

Pengamatan yang dilakukan pada rangkaian peralatan pengalih daya Pengasutan Tahanan Primer Motor 3 Fasa adalah saat perpindahan pada kerja Kontaktor K1 ke Kontaktor K2. Pada perpindahan tersebut terdapat Resistor 1 ke Resistor 2 yang tujuannya untuk mengurangi tegangan ke kumparan motor. 1.2. Pengamatan Saat Motor Berjalan Pada saat Peralatan Pengalih daya sedang berjalan hal-hal yang harus diamati adalah: a. Pengamatan kecepatan putaran motor Pada Peralatan tertentu kecepatan putaran motor memerlukan kecepatan yang sudah ditetapkan. Sehingga perlu pengaturan kecepatan yang menggunakan beberapa peralatan pendukung. Mengatur kecepatan putaran Motor DC dilakukan dengan cara merubah penguatan magnit pada stator. Dan mengatur kecepatan putaran Motor AC dilakukan dengan merubah jumlah kutub atau dengan mengatur frequensi listrik. b. Pengamatan menentukan arah putaran motor Pada peralatan mesin pengaduk atau mesin lainnya yang arah putarannya Forward dan Reverse secara kontinue memerlukan pengawasan khusus. c. Mengamati tegangan yang terukur Sumber energi yang terpasang harus sesuai dengan tegangan yang diperlukan pada motor. d. Mengamati arus yang mengalir pada peralatan Arus nominal motor merupakan tolok ukur dari alat ukur yang terpasang. Artinya pada saat motor berjalan arus yang tertunjuk tidak boleh melebihi arus nominal motor. e. Pengamatan pada peralatan pengalih daya Pada saat peralatan sedang beroperasi perhatikan bunyi mesinnya. Apabila terdapat suara bising diluar kebiasaannya maka ada kemungkinan gangguan pada bantalan poros yang sudah habis pelumasannya, atau poros mesin yang tidak lurus.

PTL.OPS.001(2)

36

Atau bau mesin yang menyengat akibat kumparan/lilitan yang terbakar. Bisa juga mesin yang panasnya tinggi akibat tidak ada pelumasan pada mesin. 1.3. Pengamatan Saat Memberhentikan Motor Menghentikan Motor dilakukan dengan cara menghilangkan tegangan sumber hingga diperoleh kecepatan putaran sama dengan nol. Terdapat beberapa metode sistim pengereman yaitu: a. Pengereman Plugging b. Pengereman Dinamik (Regeneratif) c. Pengereman Elektromekanis d. Pengereman Beban Listrik Pengereman Plugging Pengereman Plugging dilakukan dengan cara membalik arah putaran sesaat. Dengan urutan kerja sebagai berikut: Pada saat motor motor diberhentikan maka terdapat sisa putaran. Agar sisa putaran tidak terlalu lama berputar maka dilakukan pembalikan arah putaran sesaat dengan menekan tombol Jogging. Pengereman Dinakmik (Regeneratif) Yang dimaksud dengan Pengereman Regeneratif adalah sisa putaran pada rotor menginduksi kumparan stator sehingga pada kumparan stator timbul Ggl induksi. Agar putaran rotor berhenti maka pada kumparan stator diberikan beban Resistif. Pengereman Dinamik banyak digunakan pada Motor-motor DC. Pengereman Elektromekanis Pada mesin Crane sistim pengereman yang paling sesuai adalah sistim pengereman Elektromekanis. Pada saat motor berputar maka tegangan elektromekanis bekerja membuka drum. Apabila tegangan elektromekanis hilang maka drum akan dicengkeram oleh sepatu rem. Kondisi ini akan aman terhadap saat tegangan hilang maka proses pengereman bekerja.

PTL.OPS.001(2)

37

Gambar 37. Pengereman Elektromekanis

Pengereman Beban Listrik Pengerem beban listrik adalah alat yang sederhana dan kuat yang terdiri dari rotor besi yang dipasang didalam perangkat medan diam. Perangkat medan terdiri dari struktur kumparan dan besi yang dirancang sedemikian rupa sehingga ketika arus searah mengalir pada kumparan, mengubah kutub-kutub magnet yang dihasilkan pada besi, yaitu kutub utara dekat dengan kutub selatan dan selanjutnya. Ketika besi rotor bergerak melewati kutub stator, medan berubah-ubah dibangkitkan, menyebabkan arus eddy mengalir pada rotor.

Gambar 38. Rem beban listrik 2. Menanggulangi Masalah Bila Terjadi Gangguan Peralatan Pengalih Daya dapat terjadi kerusakan apabila mesin bekerja melampaui batas yang diizinkan, misalnya: Kecepatan putaran yang terlalu tinggi. Berakibat aus pada bantalan peluru. Perlu diperbaiki atau diganti

PTL.OPS.001(2)

38

Pemberian tegangan yang terlalu besar. Berakibat kumparan motor terbakar. Harus dibongkar dan direwinding Arus yang terlalu besar karena beban yang terlalu berat, dan apabila pengaman beban lebih tidak berfungsi maka akan mengakibatkan kumparan motor panas dan terbakar. Harus dilakukan pembongkaran kumparan dan dililit kembali Ruang lingkup pemeliharaan Untuk mempertahankan kelangsungan kerja peralatan pengalih daya agar tetap bekerja terus menerus dan tidak merugikan perusahaan maka diperlukan pemeliharaan peralatan yang meliputi: Pemeliharaan rutin berencana Pemeliharaan rutin berencana tidak perlu membongkar mesin, pekerjaan yang dilakukan adalah: Pemeriksaan secara teratur pada bagian luar peralatan. Jauhkan benda-benda yang sekiranya dapat menggangu kerja mesin Memeriksa bantalan, kotak kontak, kontaktormagnit Memberikan pelumasan pada bagian yang terjadi pergesekan Pemeriksaan pada sikat-sikat Pemeliharaan rutin Pekerjaan yang dilakukan pada pemeliharaan rutin meliputi: Perbaikan atau mengganti bagian yang cepat aus Pelumasan pada bagian yang bergesek Membersihkan kontak-kontak yang berkarat Memeriksa tegangan sumber Pengujian tahanan isolasi motor Penggantian (Revisi) Penggantian dilakukan apabila terjadi kerusakan berat dan tidak dapat dipergunakan kembali. Pekerjaan revisi meliputi: Mengganti bagian yang rusak Membongkar sebagian yang dirusak Mengganti keselurahan bagian yang rusak

3. Perbaikan Peralatan

PTL.OPS.001(2)

39

Pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan dalam perbaikan peralatan meliputi: Motor dibongkar keseluruhan Bersihkan rotor dan stator dengan kompressor Berilah lapisan lak pada kumparan hingga kering, dengan tujuan untuk mendapatkan tahanan isolasi yang baik Pada bagian rotor (untuk rotor lilit) bersihkan lamel-lamel dan hindari terjadinya goresan pada lamel Perhatikan sikat-sikat dalam keadaan masih dapat dipergunakan secara normal Motor dipasang kembali seperti sediakala c. Rangkuman Pengamatan yang dilakukan pada peralatan pengalih daya adalah : Pengamatan saat starting Motor Pengamatan saat Motor berjalan Pengamatan saat memberhentikan Motor Starting Motor 3 Fasa dapat dilakukan dengan cara: Starting Y- (Bintang-segitiga) Pengasutan dengan sistim low voltage (tegangan rendah) Pengamatan saat Motor berjalan dilakukan pada motor-motor yang memerlukan kerja khusus seperti: Jumlah kecepatan yang tertentu, Arah putaran Forward-Reverse, Run-Jogging dan selain itu juga memperhatikan sumber tegangan yang masuk ke peralatan serta arus yang mengalir. Beberapa cara memberhentikan Motor yaitu: Secara Plugging Secara Regeneratif Secara Elektromekanis Secara beban Listrik Penanggulangan terhadap masalah gangguan Pada kebanyakan peristiwa yang terjadi pada kerusakan peralatan pengalih daya adalah akibat dipaksakannya kemampuan mesin untuk bekerja diluar batas nominal peralatan. Untuk menghindari terjadinya kerusakan pada peralatan dilakukan pemeliharaan yang meliputi: Pemeliharaan rutin berencana Pemeliharaan rutin Revisi (Penggantian)

PTL.OPS.001(2)

40

d.

Tugas 1. Buatkan rangkaian pengendali DOL (direct ON Line) pada panel listrik yang dilengkapi dengan sistim pengereman elektromekanis

e.

Tes Formatif 1. Terangkan cara kerja Starting Y- Motor 3 Fasa! 2. Terangkan cara kerja starting low voltage! 3. Terangkan cara kerja sistim pengereman Plugging, Regeneratif, Elektromekanis, dan beban Listrik! 4. Bagaimana cara menanggulangi masalah pada saat Peralatan sedang beroperasi! 5. Apa langkah-langkah yang dilakukan dalam memperbaiki kerusakan pada peralatan pengalih daya?

f.

Lembar Kerja Alat dan Bahan: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. Panel listrik ................................................. Obeng plus .................................................. Obeng min .................................................. Tang potong ............................................... Tang Kombinasi........................................... Tes pen ....................................................... Ampermeter ................................................ Voltmeter .................................................... MCB 1 Fasa .................................................. MCB 3 Fasa .................................................. Thermal Overload Relay .............................. Motor 3 Fasa................................................ Pengerem elektromekanis........................... Kabel NYA .................................................. 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah secukupnya

PTL.OPS.001(2)

41

Kesehatan dan Keselamatan Kerja: 1. Berdoalah sebelum memulai kegiatan belajar! 2. Bacalah dan pahami petunjuk praktikum pada setiap lembar kegiatan belajar! 3. Gunakanlah peralatan praktek dengan benar dan berhati-hatilah dalam bekerja! 4. Jangan menghubungkan sumber tegangan sebelum mendapatkan persetujuan dari instruktor! 5. Berdoalah setelah selesai melakukan kegiatan belajar! Langkah Kerja: 1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan 2. Tempatkan panel listrik pada posisi yang kuat dan tidak goyah 3. Pasang komponen yang diperlukan pada rel omega sesuai dengan kebutuhan pada rangkaian pengendali dan rangkaian daya 4. Lakukan pengawatan rangkaian pengendali 5. Lakukan pengawatan rangkaian daya 6. Lakukan pengawatan MCB, alat ukur Ampermeter, Voltmeter dan Thermal Overload Relay 7. Buatkan rangkaian untuk operasi peralatan pengalih daya DOL yang dilengkapi dengan sistim pengereman elektromekanis 8. Rencanakan penempatan komponen sesuai dengan tata letak yang praktis dan mudah dalam pemasangannya 9. Laporkan kepada instruktur hasil pekerjaan jika sudah selesai 10. Setelah selesai bersihkan lingkungan tempat kerja dan kembalikan semua peralatan ke tempat semula.

PTL.OPS.001(2)

42

Kunci Jawaban Tes Formatif


Kegiatan Belajar 1
1. Komponen-komponen yang digunakan pada peralatan pengalih daya adalah: Pengaman listrik Kontaktormagnit Time delay Push botton Overload Lampu indikator Transformator Alat ukur listrik Panel listrik 2. MCB bekerja apabila bimetal mendapatkan arus yang besar sehingga terjadi panas dan bimetel mengembang dan akhirnya membuka, disertai dengan terjadinya Trip pada lidah MCB. Untuk mengaktifkan kembali, menunggu bimetal dingin dan kemudian menaikkan lidah MCB ke atas.

PTL.OPS.001(2)

43

3. Thermal Over Load Relay berfungsi untuk mengamankan motor dari beban yang besar. Apabila beban motor besar maka arus motor naik dan Thermal Over Load Relay akan membuka. Untuk mengaktifkan kembali, tekan tombol Reset. 4. Rangkaian pengendali DOL (Direct On Line).
P MCB OL STOP START K K

L1 K OL N

L2

L3

Prosedur operasional: 1. MCB di set pada posisi ON dengan cara menaikkan lidah MCB ke atas 2. Pada kondisi normal Lampu indikator warna hijau menyala. Menandakan bahwa peralatan pengalih daya DOL siap dioperasikan 3. Tekan tombol START maka Motor 3 Fasa akan berputar Runing (maju), lampu indikator warna merah menyala, dan lampu hijau mati 4. Apabila pada saat Motor 3 fasa sedang bekerja terjadi beban lebih maka lampu indikator warna kuning menyala. Dan lampu warna merah mati 5. Untuk mengaktifkan kembali tekan tombol Reset Thermal Over Load dan lakukan seperti langkah 3 Langkah Kerja: 6. Untuk mematikan Motor 3 Fasa, 3 Fasa dihubungkan ke MCB, MCB 1. Tegangan tekan tombol STOP. Dan ditandai dengan lampu warna merah mati, lampumenaikkan lidah diaktifkan dengan cara warna hijau menyala MCB ke atas 2. Bila Kontaktor K bekerja maka Motor 3 Fasa 5. Rangkaian daya (Power) Direct On Line (DOL) akan bekerja 3. Apabila terjadi beban lebih maka Kontak Thermal Over Load akan membuka sehingga Kontaktor K tidak bekerja (kontak membuka) dan Motor mati 4. Reset kembali pada tombol Thermal Over Load, dan rangkaian siap dioperasikan PTL.OPS.001(2) 44 kembali

Kegiatan Belajar 2
1. Alat ukur Ampermeter dipasang secara seri dengan beban

PTL.OPS.001(2)

45

2. Alat ukur Voltmeter dipasang secara paralel dengan sumber tegangan atau beban

Pd t e agn3 Fs aa gn a a a te a a 2 rd p t te a g ny itu: gn a a T g n a fa ad e a g n s ib e n ta i V f d n ri o s a te a g nL ed e n ta i g n a in ib ri o s V. L V -R O V -S T g n a fa a(V f) e agn s O V -T O


3. Thermal Overload Relay disetting V -S rangkaian daya sebesar arus pada R nominal beban (Motor) V -T T g n a L e(V L) e a g n in R 4. TOR dipasang secara seri dengan beban

V -T S

Kegiatan Belajar 3
1. Cara mengoperasikan peralatan Forward-Reverse Motor 3 Fasa

PTL.OPS.001(2)

46

1. MCB diubah pada posisi ON dengan cara menaikkan lidah MCB ke atas. 2.Tekan tombol FOR maka Motor 3 Fasa akan berputar ke Kanan, lampu indikator merah.menyala. 3.Apabila menginginkan Motor berputar ke Kiri maka matikan lebih dahulu rangkaian dengan menekan tombol STOP. 4. Tekan tombol REV maka Motor 3 Fasa akan berputar ke Kiri, lampu indikator hijau menyala 5. Untuk mematikan Motor 3 Fasa, tekan tombol STOP 2. Cara mengoperasikan peralatan Run-Jogging Motor 3 Fasa 1. MCB di set pada posisi ON dengan cara menaikkan lidah MCB ke atas. 2. Tekan tombol RUN maka Motor 3 Fasa akan berputar Runing (maju), lampu indikator warna merah menyala. 3. Bila tombol tekan JOG ditekan maka Motor 3 Fasa berputar sesaat selama tombol ditekan (Jogging). 4. Dan bila dilepas maka Motor 3 Fasa berhenti. 5. Untuk menjalankan Running kembali tekan tombol RUN. 6. Untuk mematikan Motor 3 Fasa, tekan tombol STOP.

3. Cara mengoperasikan peralatan Starting Y- Motor 3 Fasa

PTL.OPS.001(2)

47

1. MCB di set pada posisi ON dengan cara menaikkan lidah MCB ke atas. 2. Tekan tombol START maka Motor 3 Fasa bekerja dalam hubungan Bindatang (Y), dengan ditandai lampu indikator warna merah menyala. 3. Setelah beberapa detik sesuai dengan pengesetan Time Delay Relay maka Motor 3 Fasa bekerja dalam hubungan Delta ( ), dengan ditandai lampu indikator warna hijau menyala. 4. Untuk mematikan Motor 3 Fasa, tekan tombol STOP. 4. Cara mengoperasikan peralatan Forward-Reverse Otomatis Motor 3 Fasa 1. MCB di set pada posisi ON dengan cara menaikkan lidah MCB ke atas. 2. Tekan tombol START-STOP untuk tekanan ke 1 maka Motor 3 Fasa bekerja dengan arah putaran maju (Forward) yang ditandai lampu indikator menyala berwarna merah. Setelah beberapa detik sesuai dengan pengesetan Time Delay Relay (T1) maka Motor 3 Fasa mati dan T2 bekerja untuk menunda waktu. 3. Setelah Delay T2 habis maka Motor 3 Fasa berputar mudur (Reverse) yang ditandai dengan menyala lampu warna hijau dan T3 bekerja menunda waktu sesuai pengesetan. 4. Apabila Setting T3 telah habis maka Motor 3 Fasa mati, dan T4 bekerja untuk menunda waktu. 5. Setelah Delay T4 habis maka Motor 3 Fasa kembali berputar maju (Forward). Demikian seterusnya. 6. Untuk mematikan Motor 3 Fasa, tekan tombol START-STOP. Untuk tekanan ke 2. 5. Cara mengoperasikan peralatan Motor pumpa dengan kontrol permukaan Motor 3 Fasa

PTL.OPS.001(2)

48

1. MCB di set pada posisi ON dengan cara menaikkan lidah MCB ke atas. 2. Pada saat Bak penampung (Reservoir) kosong maka kedua Float Switch (Saklar permukaan) Float Switch UP dan Float Switch DOWN dalam keadaan tertutup (Normally Close). 3. Tekan tombol START-STOP untuk tekanan pertama maka Motor 3 Fasa bekerja dalam hubungan Bindatang (Y), dengan ditandai menyala lampu indikator warna merah. 4. Setelah beberapa detik sesuai dengan pengesetan Time Delay Relay maka Motor 3 Fasa bekerja dalam hubungan Delta ( ). Motor mengisi Bak penampung. 5. Pada saat Air telah memenuhi Bak penampung maka Float Switch UP membuka dan Motor 3 Fasa berhenti. 6. Setelah Air surut mencapai batas Float Switch Down maka Motor 3 Fasa bekerja kembali. 7. Untuk mematikan Motor 3 Fasa, tekan tombol START-STOP untuk tekanan kedua. 6. Cara mengoperasikan peralatan Dasar Mesin Crane 1. MCB di set pada posisi ON dengan cara menaikkan lidah MCB ke atas. 2. Lakukan pemilihan menentukan arah putaran Motor 3 Fasa dengan merubah posisi SELEKTOR SWITCH (Saklar Pemilih) pada posisi Forward (For). 3. Tekan tombol RUN maka Motor akan berputar maju (Forward) dan ditandai dengan menyala lampu merah.

PTL.OPS.001(2)

49

4. Dan apabila menekan tombol JOG maka Motor akan berputar maju sesaat selama tombol ditekan dan ditandai dengan menyala lampu merah. 5. Apabila menginginkan Motor berputar mundur (Reverse) maka terlebih dahulu tekan tombol STOP kemudian pindahkan saklar SELEKTOR SWITCH pada posisi Reverse (Rev). 6. Tekan tombol RUN maka Motor akan berputar mundur (Reverse) dan ditandai dengan menyala lampu merah. 7. Dan apabila menekan tombol JOG maka Motor akan berputar mundur sesaat selama tombol ditekan dan ditandai dengan menyala lampu merah. 8. Limit Switch berfungsi untuk pembatas arah gerak mesin forward dan reverse agar tidak mencapai batas tak terhingga. 9. Untuk mematikan Motor 3 Fasa, tekan tombol STOP.

Kegiatan Belajar 4
1. Cara kerja Starting Y- Motor 3 Fasa adalah saat mula jalan kumparan motor 3 Fasa terhubung Y, setelah beberapa detik kemudian kumparan motor diubah ke dalam hubungan . 2. Cara kerja starting low voltage adalah cara mengasut Motor dengan mengurangi tegangan, dengan alasan arus dan torsi motor tidak terlalu besar pada saat starting Motor. Sistim low voltage yang sering digunakan yaitu: 1. Pengasutan tahanan primer 2. Pengasutan autotrafo 3. Pengasutan solid state (sistim SCR) 3. a. Cara Kerja Sistim Pengereman Plugging adalah pada saat motor diberhentikan maka terdapat sisa putaran. Agar sisa putaran tidak terlalu lama berputar maka dilakukan pembalikan arah putaran sesaat dengan menekan tombol Jogging. b. Cara Kerja Sistim Pengereman Regeneratif adalah sisa putaran pada rotor menginduksi kumparan stator sehingga pada kumparan stator timbul Ggl induksi. Agar putaran rotor berhenti maka pada kumparan stator diberikan beban Resistif. Pengereman Dinamik banyak digunakan pada Motor-motor DC. c. Cara Kerja Sistim Pengereman Elektromekanis adalah pada saat motor berputar maka tegangan elektromekanis bekerja membuka drum. Apabila tegangan elektromekanis hilang

PTL.OPS.001(2)

50

maka drum akan dicengkeram oleh sepatu rem. Kondisi ini akan aman terhadap saat tegangan hilang maka proses pengereman bekerja. d. Cara Kerja Sistim Pengereman Elektromekanis adalah alat yang sederhana dan kuat yang terdiri dari rotor besi yang dipasang didalam perangkat medan diam. Perangkat medan terdiri dari struktur kumparan dan besi yang dirancang sedemikian rupa sehingga ketika arus searah mengalir pada kumparan, mengubah kutub-kutub magnet yang dihasilkan pada besi, yaitu kutub utara dekat dengan kutub selatan dan selanjutnya. Ketika besi rotor bergerak melewati kutub stator, medan berubah-ubah dibangkitkan, menyebabkan arus eddy mengalir pada rotor. 4. Cara menanggulangi masalah pada saat Peralatan sedang beroperasi adalah dengan mematikan sumber tegangan. 5. Langkah-langkah yang dilakukan dalam memperbaiki kerusakan pada peralatan pengalih daya. Motor dibongkar keseluruhan Bersihkan rotor dan stator dengan kompressor c. Berilah lapisan lak pada kumparan hingga kering, dengan tujuan untuk mendapatkan tahanan isolasi yang baik d. Pada bagian rotor (untuk rotor lilit) bersihkan lamel-lamel dan hindari terjadinya goresan pada lamel e. Perhatikan sikat-sikat dalam keadaan masih dapat dipergunakan secara normal f. Motor dipasang kembali seperti sediakala.

a. b.

PTL.OPS.001(2)

51

BAB. III EVALUASI


A. Test Tertulis
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan singkat dan jelas! 1. Sebutkan bagian-bagian Panel listrik! 2. MCB berfungsi untuk! 3. Kontaktor adalah? 4. Time Delay Relay berfungsi untuk? 5. Thermal Over Load berfungsi untuk? 6. Besarnya setting arus beban lebih adalah? 7. Yang dimaksud dengan pengasutan Starting Y- adalah? 8. Tujuan Pengasutan Motor 3 Fasa adalah? 9. Yang dimaksud pengasutan tahanan primer adalah? 10. Sistim pengereman secara plugging dilakukan dengan cara! 11. Pengereman secara Regeneratif adalah? 12. Pengereman secara Elektromekanis adalah? 13. Pengereman secara Beban Listrik adalah? 14. Sebutkan Pemeliharaan peralatan yang harus dilakukan! 15. Langkah-langkah perbaikan peralatan adalah!

B. Test Praktik
1. Buatkan rangkaian pengendali dan rangkaian daya Motor pumpa dengan kontrol permukaan pada Panel listrik yang telah disediakan! 2. Lengkapi dengan lampu indikator!

Kunci Jawaban Evaluasi

PTL.OPS.001(2)

52

a. b. c. d. e. f. g. h. i.

1. Bagian-bagian Panel listrik terdiri dari: Rel Omega Terminal kabel MCB 1 Fasa MCB 3 Fasa Kontaktor Push Botton Time Delay (bila diperlukan) Thermal Over Load Lampu indikator 2. MCB berfungsi untuk pengaman terhadap arus hubung singkat 3. Kontaktor adalah saklar yang bekerja secara elektromagnetik 4. Time Delay Relay berfungsi untuk menunda waktu kontak NO (Normally Open) maupun kontak NC (Normally Close) 5. Thermal Over Load berfungsi untuk pengaman arus kumparan motor terhadap beban lebih 6. Besarnya setting arus beban lebih adalah sama dengan arus nominal motor 7. Yang dimaksud dengan pengasutan Starting Y- adalah pengasutan motor 3 Fasa berdaya besar dengan start awal kumparan motor terhubung dalam hubungan Y dan kemudian setelah beberapa detik kumparan motor terhubung dalam hubungan 8. Tujuan Pengasutan Motor 3 Fasa adalah untuk mengurangi arus start motor 9. Yang dimaksud pengasutan tahanan primer adalah pengasutan yang dilakukan dengan mengurangi tegangan melalui tahanan awal yang dihubungkan secara seri dengan kumparan motor 10. Sistim pengereman secara plugging dilakukan dengan cara membalik arah putaran sisa 11. Pengereman secara Regeneratif adalah pengereman yang menfaatkan sisa putaran motor yang berubah menjadi generator 12. Pengereman secara Elektromekanis adalah pengereman dengan menggunakan sepatu rem. Membuka dan menutupnya sepatu rem untuk mencengkeram drum dilakukan oleh kumparan yang bekerja secara elektromagnetis 13. Pengereman secara Beban Listrik adalah pengereman dengan melakukan pembebanan pada motor saat putaran hilang. 14. Pemeliharaan peralatan yang harus dilakukan antara lain: Pemeliharaan rutin berencana, Pemeliharaan rutin dan Revisi (penggantian) 15. Langkah-langkah perbaikan peralatan adalah: a. Motor dibongkar keseluruhan b. Bersihkan rotor dan stator dengan kompressor

PTL.OPS.001(2)

53

c. Berilah lapisan lak pada kumparan hingga kering, dengan tujuan untuk mendapatkan tahanan isolasi yang baik. d. Pada bagian rotor (untuk rotor lilit) bersihkan lamel-lamel dan hindari terjadinya goresan pada lamel. e. Perhatikan sikat-sikat dalam keadaan masih dapat dipergunakan secara normal. f. Motor dipasang kembali seperti sediakala.

LEMBAR PENILAIAN TES PRAKTIK

PTL.OPS.001(2)

54

Nama Peserta No. Induk Program Keahlian Nama Jenis Pekerjaan

: : : :

.............................................................. .............................................................. .............................................................. ..............................................................

PEDOMAN PENILAIAN
No .
1

Aspek Penilaian
2

Skor Maks.
3

Skor Peroleha n
4

Keteranga n
5

I.

II.

Persiapan 1.1. Gambar rencana 1.2. Koordinasi pekerjaan 1.3. Peralatan yang diperlukan 1.4. Perlengkapan utama dan pelengkap 1.5. Perencanaan kerja Sub total Pelaksanaan 2.1. Penempatan komponen 2.2. Memasang perlengkapan pelengkap 2.3. Merangkai rangkaian pengendali 2.4. Merangkai rangkaian daya (power) Sub total Pengujian 3.1. Pengujian secara visual 3.2. Pengujian secara mekanik 3.3. Pengujian dengan aliran listrik Sub total Mengindentifikasi Masalah 4.1. Mengindentifikasi penyimpangan kondisi lapangan 4.2. Pemecahan masalah terhadap penyimpangan Sub total Laporan 5.1. Pembuatan berita acara 5.2. Laporan Sub total Sikap/Etos Kerja 6.1. Tanggung jawab 6.2. Ketelitian 6.3. Inisiatif 6.4. Kemandirian 6.5. Keselamatan kerja Sub total Total

2 2 2 2 2 10 15 15 10 10 50 3 4 3 10 5 5 10 5 5 10 2 2 2 2 2 10 100

III.

IV.

V.

VI.

PTL.OPS.001(2)

55

KRITERIA PENILAIAN
No . I. Aspek Penilaian
Persiapan 1.1. Gambar rencana pemasangan

Kriteria Penilaian

Sko r
2 1 2 1 2 1

Alat dan bahan disiapkan sesuai kebutuhan Alat dan bahan disiapkan tidak sesuai kebutuhan Melaksanakan koordinasi pekerjaan Tidak melaksanakan koordinasi pekerjaan Mempersiapkan peralatan yang diperlukan Tidak mempersiapkan peralatan yang diperlukan Dapat menunjukkan jenis perlengkapan utama dan perlengkapan pelengkap Tidak dapat menunjukkan jenis perlengkapan utama dan perlengkapan pelengkap Dapat membuat perencanaan kerja dengan benar Tidak dapat membuat perencanaan kerja dengan benar Menempatkan komponen sesuai pada tempatnya Menempatkan komponen tidak sesuai pada tempatnya Memasang perlengkapan pelengkap dengan benar Memasang perlengkapan pelengkap tidak sesuai

1.2. Koordinasi pekerjaan

1.3. Peralatan yang diperlukan

1.4. Perlengkapan utama dan pelengkap

1.5. Perencanaan kerja

II.

Pelaksanaan 2.1. Penempatan komponen

15 1 15 1

2.2. Memasang perlengkapan pelengkap

PTL.OPS.001(2)

56

aturan
2.3. Merangkai rangkaian pengendali

Memasang rangkaian pengendali dengan benar Memasang rangkaian pengendali tidak sesuai aturan Memasang rangkaian daya dengan benar Memasang rangkaian daya tidak benar Mengamati/melihat secara cermat bagian-bagian dari pekerjaan Tidak mengamati/melihat secara cermat bagianbagian dari pekerjaan Melakukan pengujian secara mekanik terhadap hasil pekerjaan Tidak melakukan pengujian secara mekanik terhadap hasil pekerjaan Melakukan pengujian jaringan dengan aliran listrik Tidak melakukan pengujian jaringan dengan aliran listrik Melakukan indentifikasi terhadap penyimpangan yang terjadi di lapangan Tidak melakukan indentifikasi terhadap penyimpangan yang terjadi di lapangan Melakukan pemecahan masalah yang terjadi di lapangan Tidak melakukan pemecahan masalah yang

10 1

2.4. Merangkai rangkaian daya

10 1

III.

Pengujian 3.1. Pengujian secara visual

3 1

3.2. Pengujian secara mekanik

4 1


3.3. Pengujian listrik dengan aliran

3 1


IV.
Mengindentifikasi Masalah 4.1. Mengindentifikasi penyimpangan kondisi lapangan

5 1

4.2. Pemecahan masalah terhadap penyimpangan

5 1

PTL.OPS.001(2)

57

terjadi di lapangan V.
Laporan 5.1. Pembuatan berita acara

Membuat berita acara dengan benar Tidak membuat berita acara dengan benar Membuat laporan Tidak membuat laporan Membereskan kembali alat dan bahan yang dipergunakan Tidak membereskan alat dan bahan yang dipergunakan Tidak banyak melakukan kesalahan kerja Banyak melakukan kesalahan kerja Memiliki inisiatif bekerja Kurang/tidak memiliki inisiatif kerja Bekerja tanpa banyak diperintah Bekerja dengan banyak diperintah Menggunakan peralatan keselamatan kerja dengan benar Tidak menggunakan peralatan keselamatan kerja dengan benar

5 1 5 1
2 1

5.2. Laporan

VI.

Sikap/Etos Kerja 6.1. Tanggung jawab

6.2. Ketelitian

2 1

6.3. Inisiatif

2 1 2 1 2 1

6.4. Kemandirian 6.5. Keselamatan kerja

PTL.OPS.001(2)

58

BAB. IV PENUTUP
Setelah menyelesaikan modul ini, maka Anda berhak untuk mengikuti tes praktek untuk menguji kompetensi yang telah dipelajari. Dan apabila Anda dinyatakan memenuhi syarat kelulusan dari hasil evalusi dalam modul ini, maka Anda berhak untuk melanjutkan ke topik/modul berikutnya. Mintalah pada pengajar/instruktur untuk melakukan uji kompetensi dengan sistem penilaiannya dilakukan langsung dari pihak dunia industri atau asosiasi profesi yang berkompeten apabila Anda telah menyelesaikan suatu kompetensi tertentu. Atau apabila Anda telah menyelesaikan seluruh evaluasi dari setiap modul, maka hasil yang berupa nilai dari instruktur atau berupa porto folio dapat dijadikan sebagai bahan verifikasi bagi pihak industri atau asosiasi profesi. Kemudian selanjutnya hasil tersebut dapat dijadikan sebagai penentu standard pemenuhan kompetensi tertentu dan bila memenuhi syarat Anda berhak mendapatkan sertifikat kompetensi yang dikeluarkan oleh dunia industri atau asosiasi profesi.

PTL.OPS.001(2)

59

DAFTAR PUSTAKA
Badan Standarisasi Nasional. Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000). Jakarta: Yayasan PUIL, 2000. Kismet Fadillah. Instalasi Motor Listrik. Bandung: PT Angkasa, 1999 E. Setiawan, Ir. Instalasi Arus Kuat. Jakarta: PT Bina Cipta, 1986 Perusahaan Listrik Negara. Teknologi Jaringan Distribusi. Jakarta: Pusat Pendidikan dan Latihan, 1986. Sumaryono, Marsudi. Petunjuk Keselamatan Kerja. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1998.

PTL.OPS.001(2)

60

You might also like