You are on page 1of 2

Perubahan Faktor Abiotik Ekosistem Terrestrial Disusun Oleh : Kelompok 4 Dewi Kartika S.

(105090107111012) Arbaul Fauziah (105090100111024) Nurul Faizah (105090100111030) Laboratorium Ekologi Dan Diversitas Hewan. Jurusan Biologi. Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Brawijaya. Malang Pendahuluan Penentuan zona dalam ekosistem terestrial ditentukan oleh temperatur dan curah hujan. Ekosistem terestrial dapat dikontrol oleh iklim dan gangguan. Iklim sangat penting untuk menentukan mengapa suatu ekosistem terestrial berada pada suatu tempat tertentu. Pola ekosistem dapat berubah akibat gangguan seperti petir, kebakaran, atau aktivitas manusia. TUJUAN a. Mampu menggunakan tekhnik sederhana untuk mengukur beberapa faktor lingkungan yang termasuk iklim mikro, faktor geografi, dan faktor edafis. b. Mempelajari interaksi diantara faktor abiotik yang diamati RUMUSAN MASALAH Bagaimana menggunakan peralatan untuk mengukur faktor abiotik di beberapa lokasi di Universitas Brawijaya. bagaimana interaksi diantara faktor abiotik yang diamati. MANFAAT Mampu menentukan jenis tumuhan atau organisme yang dapat hidup di lingkungan tersebut sehingga dapat mengkonservasi organime yang sesuai dengan habitatnya METODOLOGI WAKTU DAN TEMPAT Praktikum ini dilaksanakan pada hari senin tanggal 03 oktober 2011 pukul 08.00. Bertempat di Bundaran Taman Sari dan parkiran FMIPA universitas Brawijaya. CARA KERJA Penentuan lokasi Analisis hasil Pengukuran parameter faktor iklim mikro, kelembapan relative, faktor geografis dan faktor edafis
Kecepatan Angin Ketebalan Serasah Kebisingan

6 4 2 0
Ketinggian

3 2 1 0 Bund aran FMIP A

100 BTS 50 0 FMI PA

Kompilasi dan tabulasi data duplo HASIL DAN PEMBAHASAN


Kelembapan Relatif Intensitas Cahaya

Pengukuran secara

Temperatur 30 BTS FMI PA

100 50 0

80000 BT S 40000 FM 20000 IPA 0 60000

BT S 28 FM IPA 26 24

Grafik menunjukkan adanya perbedaan intensitas 530 cahaya di tempat teduh dan 520 tempat terbuka. Intensitas BTS cahaya rata-rata pada tempat 510 terbuka (BTS) 72.566 lux, FM 500 tempat teduh (FMIPA) 3.900 IPA 490 lux. Dikarenakan pada tempat teduh terdapat pohon pohon besar untuk menghalau cahaya matahari. Grafik menunjukkan adanya pengaruh antara intensitas cahaya dengan suhu. Suhu pada daerah yang teduh memiliki rata rata yang juga relatif kecil. Daerah terbuka memiliki suhu yang lebih tinggi karena intensitas cahaya yang diperoleh juga lebih banyak dari pada daerah teduh. Kelembaban relatif di lokasi teduh memiliki nilai rata rata 60,67 %. Sedangkan di tempat terbuka 85 %. Disimpulkan bahwa ketinggian berpengaruh terhadap kelembaban relatif. Artinya semakin tinggi suatu lokasi, maka kelembabannya akan semakin rendah. Rata rata kecepatan angin di tempat teduh 2,88 km.jam-1 , lokasi terbuka 4,37 km.jam-1. Secara umum angin berhembus dari selatan ke utara atau barat ke timur. Dipengaruhi perbedaan tekanan udara. Lokasi teduh memiliki ketebalan serasah rata-rata yang jauh lebih tinggi dibanding lokasi terbuka, yakni 0,1cm banding 2,5 cm. Karena lokasi teduh memiliki pohon pohon yang juga lebih banyak dari lokasi terbuka. Sehingga daun daun yang terjatuh juga semakin banyak. Nilai rata rata kebisingan di lokasi teduh (55,67 dB), sementara untuk lokasi terbuka (70,17). KESIMPULAN Karakteristik dari lingkungan dapat dilihat dari faktor abiotiknya yaitu kelembapan relative, intensitas cahaya, temperature, kecepatan angin, ketebalan serasah dan ketinggian. DAFTAR PUSTAKA Halfon, E. 1979. Theoretical System in Ecology. Academic Press. New York. Leksono,A.S. 2007. Ekologi. Biomedia Publishing. Malang

Perubahan Faktor Abiotik Ekosistem Terrestrial Disusun Oleh : Kelompok 4 Dewi Kartika S. (105090107111012) Arbaul Fauziah (105090100111024) Nurul Faizah (105090100111030) Laboratorium Ekologi Dan Diversitas Hewan. Jurusan Biologi. Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Brawijaya. Malang Judul dari laporan pertama ini adalah Perubahan Faktor Abiotik Ekosistem Terrestrial. Dengan anggota kelompok dewi kartika sari, Arbaul fauziah dan Nurul faizah. Praktikum ini dilakukan di parkir FMIPA dan Bundaran Taman Sari. HALAMAN PERNYATAAN DAN DESKRIPSI TUGAS Kami yang bertanda tangan di bawah in menyatakan dengan sesungguhnya bahwa laporan yang berjudul Perubahan Faktor Abiotik Ekosistem Terrestrial ini adalah hasil kerja kelompok 4 dan tidak mengandung sedikitpun unsure plagiarism (mendapat pengaruh dari kelompok lain). Dengan pembagian tugas sebagai berikut: Dewi kartika: editor, pendahuluan, grafik, abstrak Nurul faizah : hasil dan pembahasan, kesimpulan Arbaul fauziah: metodologi Pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya, tidak terpaksa namun dengan kesadaran anggota kelompok Dewi kartika, Arbaul Fauziah dan Nurul Faizah Malang 10 oktober 2011 Perubahan Faktor Abiotik Ekosistem Terrestrial Kelompok 4: Kartika, Dewi. Arbaul fauziah dan Nurul Faizah Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Brawijaya, Malang ABSTRAK Penentuan zona dalam ekosistem terestrial ditentukan oleh temperatur dan curah hujan. Ekosistem terestrial dapat dikontrol oleh iklim dan gangguan. Tujuan dilaksanakannya praktikum ini mampu menggunakan tekhnik sederhana untuk mengukur beberapa faktor lingkungan yang termasuk iklim mikro, faktor geografi, dan faktor edafis, Mempelajari interaksi diantara faktor abiotik yang diamati. Praktikum ini dilaksanakan pada hari senin tanggal 03 oktober 2011 pukul 08.00. Bertempat di Bundaran Taman Sari dan parkiran FMIPA universitas Brawijaya. Intensitas cahaya rata-rata pada tempat terbuka (BTS) 72.566 lux, tempat teduh (FMIPA) 3.900 lux. Dikarenakan pada tempat teduh terdapat pohon pohon besar untuk menghalau cahaya matahari. Kelembaban relatif di lokasi teduh memiliki nilai rata rata 60,67 %. Sedangkan di tempat terbuka 85 %. Disimpulkan bahwa ketinggian berpengaruh terhadap kelembaban relatif. Rata rata kecepatan angin di tempat teduh 2,88 km.jam-1 , lokasi terbuka 4,37 km.jam-1. Nilai rata rata kebisingan di lokasi teduh (55,67 dB), sementara untuk lokasi terbuka (70,17). Karakteristik dari lingkungan dapat dilihat dari faktor abiotiknya yaitu kelembapan relative, intensitas cahaya, temperature, kecepatan angin, ketebalan serasah dan ketinggian. Kata Kunci:, ekosistem terrestrial, Faktor abiotik, lokasi teduh, lokasi terbuka.

You might also like