You are on page 1of 6

Kathak

Kathak Kathak(Hindi:, Urdu: ) adalah tarian klasik yang berasal dari India Utara. Kathak adalah tarian yang terbagi secara naratif dan dicirikan dengan gerakan kaki yang cepat (tatkar) dan berputar (chakkar). Bentuk tari khatak saat ini adalah bentuk yang berasal dari banyak pengaruh pada masa lalu, seperti pengaruh mitologi kathakas (nyanyian kuno), tarian kuil, gerakan bhakti (Vaishnavisme dan Shaivite), serta pengaruh Persia pada masa kekuasaan Mughal sejak abad ke16; dan elemen-elemen ini tak dapat terpisahkan. Penari Kathak saat ini sebagian besar belajar dari sekolah untuk tari Kathak yang utama yaitu gharana di Jaipur, gharana di Lucknow serta gharana di Benares. Nama Kathak diambil dari bahasa Sansekerta dari kata katha yang bermakna cerita dan katthaka dalam bahasa Sansekerta berarti seseorang yang sedang bercerita atau bercerita.

Talchum

Pertunjukkan kesenian ini dianggap sebagai bentuk representatif teater tradisional dan dipentaskan di seluruh Korea.[1]Asal mula talchum diperkirakan berawal dari gut yang diselenggarakan di tingkat desa (burakgut) untuk memohon panen yang baik dan kesejahteraan rakyat desa.[3][4] Namun, serupa dengan sebagian besar kesenian rakyat Korea yang lain, tidak ada catatan tertulis mengenai sejarah dan asal pertunjukkan ini.[1] Tulisan yang menuliskan tentang talchum baru dimulai pada abad ke-20.[1] Hal tersebut dikarenakan kesenian ini memiliki beragam improvisasi dalam pertunjukkannya sehingga sulit untuk membuat catatan yang jelas atau tepat.[1] Karena tidak adanya catatan resmi yang akurat, asal dan sejarah talchum dapat ditelusuri dari dialog para tokoh dan lakon yang mereka mainkan.[1] Sejarawan meyakini asal talchum adalah dari kesenian Shamanisme, gisaeng (penghibur), kelompok musik petani ataupun kombinasi ketiganya.[1] Namun, dipercaya talchum telah dimainkan sejak abad ke-13.[1] Kesenian talchum mulai berkembang pesat pada abad ke-17 19 periode Dinasti Joseon yang memfokuskan lakon pada tema rakyat dan kemanusiaan dan digemari oleh rakyat jelata.[2] Penelitian data karbon menunjukkan bahwa topeng Hahoe diproduksi pada abad ke-13.[1] Talchum berkembang lebih pesat di abad ke-18.[1] Sebagian besar tari topeng yang terkenal berasal dari kota-kota seperti Yangju, Bongsan, Tongyeong dan Suyeong.[1]

Barongsai
Barongsai

Barongsai adalah tarian tradisional Cina dengan menggunakan sarung yang menyerupai singa[1]. Barongsai memiliki sejarah ribuan tahun. Catatan pertama tentang tarian ini bisa ditelusuri pada masa Dinasti Chin sekitar abad ke tiga sebelum masehi[2]. Sejarah
Kesenian Barongsai mulai populer di zaman dinasti Selatan-Utara (Nan Bei) tahun 420-589 Masehi. Kala itu pasukan dari raja Song Wen Di kewalahan menghadapi serangan pasukan gajah raja Fan Yang dari negeri Lin Yi. Seorang panglima perang bernama Zhong Que membuat tiruan boneka singa untuk mengusir pasukan raja Fan itu. Ternyata upaya itu sukses hingga akhirnya tarian barongsai melegenda.

Tari Naga

Tari Naga (karakter sederhana: ; karakter tradisional: ; pinyin: w lng) atau disebut juga Liang Liong di Indonesia adalah suatu pertunjukan dan tarian tradisional dalam kebudayaan masyarakat Tionghoa. Seperti juga Tari Singa atau Barongsai, tarian ini sering tampil pada waktu perayaan-perayaan tertentu. Orang Tionghoa sering menggunakan istilah 'Keturunan Naga'( atau , lng de chun rn) sebagai suatu simbol identitas etnis. Dalam tarian ini, satu regu orang Tionghoa memainkan naga-nagaan yang diusung dengan belasan tongkat. Penari terdepan mengangkat, menganggukkan, menyorongkan dan mengibaskibaskan kepala naga-nagaan tersebut yang merupakan bagian dari gerakan tarian yang diarahkan oleh salah seorang penari. Terkadang bahkan kepala naga ini bisa mengeluarkan asap dengan menggunakan peralatan pyrotechnic. Para penari menirukan gerakan-gerakan makhluk naga ini --- berkelok-kelok dan berombakombak. Gerakan-gerakan ini secara tradisional melambangkan peranan historis dari naga yang menunjukkan kekuatan yang luar biasa dan martabat yang tinggi. Tari naga merupakan salah satu puncak acara dari perayaan Imlek di pecinan-pecinan di seluruh dunia. Naga dipercaya bisa membawa keberuntungan untuk masyarakat karena kekuatan, martabat, kesuburan, kebijaksanaan dan keberuntungan yang dimilikinya. Penampilan naga terlihat menakutkan dan gagah berani, namun ia tetap memiliki watak yang penuh kebajikan. Hal-hal inilah yang pada akhirnya menjadikannya lambang lencana untuk mewakili kekuasaan kekaisaran.

You might also like