Professional Documents
Culture Documents
Jaringan Kerja)
5.4 PENDAHULUAN
• Suatu proyek merupakan kombinasi dari kegiatan-kegiatan (activities) yang saling berkaitan dan
harus dilaksanakan dengan mengikuti suatu urutan tertentu sebelum seluruh tugas dapat
diselesaikan secara tuntas.
• Kegiatan-kegiatan ini saling berkaitan sehingga ada kemungkinan suatu kegiatan tidak dapat
dimulai sebelum kegiatan lainnya diselesaikan.
• Suatu kegiatan dalam suatu proyek biasanya dipandang sebagai suatu pekerjaan (job) yang dalam
penyelesaiannya memerlukan waktu, tenaga dan biaya.
• Pada umumnya suatu proyek adalah usaha satu waktu (one-time effort), maksudnya urutan kegiatan-
kegiatan yang sama mungkin tidak terulang lagi di waktu yang akan datang.
• Jauh sebelum ini, penjadwalan suatu proyek dilakukan melalui perencanaan. Perencanaan adalah
penentuan mengenai apa yang harus dicapai, kapan dan bagaimana hal tersebut dilaksanakan.
• Perencanaan (planning) merupakan salah satu fungsi manajemen dan bertujuan untuk memecahkan
persoalan. Ada berbagai macam perencanaan seperti perencanaan pembangunan nasional, regional dan
sektoral, perencanaan personalia/tenaga kerja, perencanaan peralatan, perencanaan keuangan,
perencanaan produksi, serta perencanaan pemasaran/penjualan.
• Karena pendapatan penduduk per kapita rendah, maka peme-rintah melaksanakan perencanaan
pembangunan nasional; karena kekurangan biaya, perusahaan harus pinjam uang di bank atau lembaga
keuangan nonbank; karena permintaan suatu barang belum dapat dipenuhi, maka direncanakan
untuk meningkatkan produksi; karena suatu Departemen/Perusahaan kekurangan pegawai, maka
direncanakan untuk menambah pegawai baru dan lain sebagainya.
• Perencanaan harus tegas, jelas dan mudah dimengerti. Sering kali perencanaan mengalami perubahan,
oleh karena itu perencanaan harus luwes dan terbuka untuk diubah apabila diperlukan dan yang
penting perencanaan harus dapat dicapai.
• Pertanyaan yang pokok dalam menyusun rencana adalah: Apa yang harus dikerjakan? Bagaimana
urutan pekerjaan yang harus dilakukan? Berapa lama tiap-tiap bagian memerlukan waktu. (Sebetulnya
setiap bagian atau komponen perencanaan selain memerlukan waktu juga tenaga dan biaya).
• Yang bersifat kritis adalah bahwa peramalan harus sewajar mungkin. Janganlah memperkirakan atau
mengambil asumsi kalau fakta memang tersedia. Walaupun ada unsur perkiraan, tetap diperlukan
faktor ukuran standar sebagai dasar pegangan perkiraan. Dengan adanya standar tersebut, maka
dapat dipakai sebagai sarana untuk menentukan berhasil atau tidaknya suatu rencana. Mengingat
ramalan (forecasting) menyangkut/mengenai kejadian di waktu yang akan datang, yang jelas belum
pasti, maka ramalan pasti mengandung unsur ketidakpastian (uncertainty).
• Selain perlunya standar, perlu diperhatikan pula kemungkinan kejadian-kejadian yang tidak diinginkan
di dalam pelaksanaan (contingency factor). Tindakan apa, sarana apa dan kapan dilakukan jika suatu
penyimpangan terjadi harus dimasukkan di dalam rangka menyusun suatu rencana.
• Dalam rentetan ketiga kegiatan tersebut, jika no. 1 terlanggar, kebakaran masih bisa dihindarkan oleh
no. 2, dan jika dari no. 2 masih tidak terhindar, maka no. 3 yang memadamkan kebakaran.
• Kegiatan mulai dari kejadian 15 atau i dan berakhir dengan kejadian 16 atau j.
• Untuk selanjutnya kejadian A ditulis kegiatan A (15, 16) atau kegiatan A (i,j), artinya dimulai pada
titik i dan berakhir pada titik j. Selanjutnya i disebut pangkal dan j ujung.
• Kejadian (event) tidak memerlukan waktu, digambarkan sebagai lingkaran pada pangkal
anak panah (saat dimulainya kegiatan) dan pada ujung anak panah (saat akhir/selesainya
kegiatan).
• Pemberian nomor pada kejadian harus memenuhi persyaratan yaitu nomor awal (pangkal)
harus lebih kecil daripada nomor akhir (ujung).
• Untuk selanjutnya perhatikan aturan-aturan berikut:
1. Setiap kegiatan hanya boleh diwakili oleh satu anak panah saja di dalam jaringan kerja
(kecuali kalau satu kegiatan dipecah menjadi kegiatan yang lebih kecil).
2. Tidak boleh ada dua kegiatan diwakili oleh pangkal dan ujung anak panah yang sama.
Dalam hal ini harus dipergunakan anak panah boneka (dummy arrow).
• Perhatikan ilustrasi berikut. Pangkal (1) dan ujung (2), A dan B sama.
• Suatu anak panah boneka (dummy) untuk menggambarkan kegiatan yang tidak memakan waktu
(kegiatan boneka sering juga disebut semu atau buatan, bukan sesungguhnya).
• Alasan penggunaan kegiatan boneka (dummy activity) adalah:
1. Menghindarkan keragu-raguan dalam indikasi, seperti gambar di atas A(l,2), B(l,2),
keduanya mempunyai indikasi yang sama, membingungkan. Lihat Gambar a), b),
c) dan d), untuk mengatasinya, di mana:
a). A(l, 2), B(l, 3), D(2,3)
b). A(2,3), B(l, 3), D(1,2)
c). A(l, 3), B(2,3), D(1,2)
d). A(l, 3), B(l, 2), D(2,3).
2. Memberikan gambaran urutan logik yang benar. Contoh: Joni berjanji untuk
membawa buku dari Kantor ke rumah Boy dan menitipkannya di sana kemudian
pulang. Lucy dari rumah akan mengambil buku tersebut di rumah Boy dan terus
berangkat ke stasiun Gambir karena ingin pergi ke Bandung.
Kegiatan A : Joni membawa buku dari kantor ke rumah Boy.
Kegiatan B : Lucy ke rumah Boy untuk mengambil buku.
Kegiatan C : Joni pulang ke rumah.
Kegiatan D : Lucy pergi ke stasiun Gambir.
Pada gambar di atas terlihat bahwa kegiatan C belum dapat berlangsung sebelum kegiatan
B, yang berarti Joni belum bisa pulang sebelum Lucy datang untuk mengambil buku.
Padahal kenyataan cerita tidak demikian. Joni dapat pulang terlebih dahulu tanpa harus
menunggu kedatangan Lucy, yang seharusnya adalah, bahwa Lucy dapat berangkat ke
stasiun Gambir sebelum Joni selesai menyerahkan buku ke rumah Boy.
3. Untuk menjamin urutan hubungan yang benar dalam diagram anak panah, pertanyaan
berikut harus dijawab setiap kegiatan ditambahkan ke dalam jaringan kerja.
A. Kegiatan apa yang harus secepatnya diselesaikan sebelum kegiatan ini dapat
dimulai (atau kegiatan mana yang terlebih dahulu harus diselesaikan)?
B. Kegiatan apa (yang mana) yang harus mengikuti kegiatan ini?
C. Kegiatan apa (yang mana) harus terjadi bersamaan dengan kegiatan ini? Aturan ini
sudah dengan sendirinya jelas, sebab me-mungkinkan untuk checking dan rechecking
urutan hubungan dalam pembentukan jaringan kerja. Ada kegiatan yang disebut dengan
kegiatan berangkai atau bertangga, yang dapat dikerjakan secara tumpang-tindih
(overlapping). Misalnya mem-punch (punching) dan mem-verify (verifying) kartu,
sebelum punching selesai seluruhnya kita sudah dapat melakukan verifying.
• Gambaran ini menunjukkan bahwa V baru bisa dimulai kalau P sudah selesai. Padahal kenyataannya
V sudah bisa dimulai sebelum P seluruhnya selesai, maka gambarnya yang benar sebagai berikut:
Jawaban
• Perhitungan dengan forward pass sudah selesai, semua waktu mulai paling awal sudah dihitung, lihat
nilai dalam bujur sangkar di atas setiap node. ES i i= 1, 2, 3, 4, 5, 6.
• Sekarang tiba waktunya untuk menghitung waktu penyelesaian paling akhir, dengan cara backward
pass caranya sebagai berikut. Kalau i = n, ini berarti kejadian, event atau node yang terakhir di
mana LFn = ESn, merupakan permulaan perhitungan dari cara backward pass.
Semua nilai LFi kemudian dimasukkan dalam segitiga di atas masing-masing node.
Contoh:
Dari i = 3, 4, 5 menuju ke-j = 6 (lihat Gambar 7.1).
Setelah semua nilai ES dan LF dihitung untuk semua node, maka suatu kegiatan (i, j) dikatakan terletak
pada jalur kritis dan merupakan kegiatan kritis kalau memenuhi syarat berikut:
• Dengan menggunakan syarat di atas, ternyata kegiatan atau aktivitas (1,2), (2,3), (3,4), (4,5) dan
(5,6) merupakan kegiatan-kegiatan kritis sekaligus membentuk jalur kritis. Ini merupakan waktu
yang paling pendek atau paling cepat penyelesaian proyek tersebut, di mana jumlah waktu yang
diperlukan = D12 + D23 + D34 + D45 + D56 = 3 + 3 + 0 + 7 + 6 = 19, sebesar LF 6 yaitu waktu
penyelesaian paling akhir atau paling lambat (the latest finish time).
Perhatikan
• Kegiatan (2,4), (3,5), (3,6) dan (4,6) memenuhi syarat (i) dan (ii) tetapi tidak memenuhi syarat (iii),
jadi tidak merupakan jalur kritis. Jalur kritis selain memenuhi syarat (i), (ii) dan (iii) juga harus
membentang (membentuk mata rantai) dari node awal sampai dengan node akhir.
di mana LS = waktu mulai paling lambat (the latest start) dan EF = waktu penyelesaian
paling awal (earliest finish) dan untuk kegiatan (i, j), rumusnya sebagai berikut:
2. Free Float = waktu bebas yang dapat dipakai suatu kegiatan tanpa mengurangi float
kegiatan-kegiatan berikutnya. Free Float (= FFij) untuk kegiatan (i, j) merupakan
kelebihan waktu yang tersedia (= ES - ES) terhadap waktu yang sebenarnya diperlukan (=
Dij yaitu FF ij = (ES j - ES i ) - D ij . Kegiatan yang kritis waktu mengambangnya nol (Zero
total float). Hasil perhitungan di atas kemudian dapat disajikan dalam Tabel 7.1 berikut.
Contoh perhitungan ES, EF, LS, LF, TF dan FF. Pergunakan jaringan kerja (net work) berikut dan
tentukan jalur kritis (lihat Gambar 7.2).