You are on page 1of 63

LAPORAN HASIL PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

UPAYA MEMPERKECIL TINGKAT KENAKALAN REMAJA SMAN 1 BANDUNG DENGAN DIADAKANNYA BERBAGAI KEGIATAN ROHANI SESUAI DENGAN VISI DAN MISI SEKOLAH

Disusun oleh : Dta. Hj. Emi Yuliaty, M ,Pd


NIP : 195511071979012001 (Kepala Sekolah SMAN 1 Bandung)

DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 BANDUNG Jl : Ir.H. JUANDA No 93 BANDUNG 2010
6

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Alhamdulillah serta memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT penulis dapat merampungkan laporan Penelitian Tidakan Sekolah (PTS) dengan judul

Upaya Memperkecil Tingkat Kenakalan Remaja SMA Negeri 1 Bandung Dengan Diadakannya Berbagai Kegiatan Rohani Sesuai Dengan VISI dan Misi Sekolah ini dapat penulis selesaikan. PTS ini dipicu oleh adanya kenakalan yang marak sehingga dapat merusak diri siswa itu

sendiri. Beberapa penyimpangan terasa akhir-akhir ini yang dilakukan oleh siswa-siswi SMA Negeri 1 Bandung diantaranya : Banyaknya ketidak hadiran (Absensi), adanya perkelahian, pelanggaran Tata Tertib, Merokok di Sekolah. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan PTS ini tidak menutup kemungkinan masih terdapat kekurangan dari berbagai segi, mungkin sistematikanya, mungkin isinya, maupun segi kebahasaannya. Oleh karena itu, kritik konstrutif dan saran dari pembaca umumnya sangat penulis harapkan. Penulis menghaturkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan PTS ini, semoga laporan PTS ini dapat memberikan kontribusi kepada dunia pendidikan umumnya dan kepada Kepala Sekolah dalam melaksanakan tugasnya. Terimakasih.

Bandung Nopember 2010

Penulis
7

UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan mengucapkan Alhamdulillah serta memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT penulis dapat merampungkan laporan Penelitian Tindakan Sekolas (PTS) dengan judul : Upaya Memperkecil Tingkat Kenakalan Remaja SMA Negeri 1 Bandung Dengan Diadakannya Berbagai Kegiatan Rohani Sesuai Dengan VISI dan MISI Sekolah ini dapat penulis selesaikan. Kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan, baik berupa bantuan materil, dorongan moral dan spiritual, tenaga, doa yang tulus baik langsung maupun tidak langsung sehingga laporan ini dapat penulis selesaikan. Atas semua kontribusi tersebut, dengan penuh rasa takzim, penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, terutama kepada: 1. Kepala Dinas Pendididkan Kota Bandung Bapak Drs. Oji Mahroji yang banyak memberikan sumbangsih pikiran kepada penulis. 2. Bapak Kabid SMAK Disdik Kota Bandung yang selalu memberikan kemudahan kepada penulis dalam bertukar pikiran membahas kenakalan remaja. 3. Bapak Drs. Amin Yusuf Pengawas Pembina Disdik Kota Bandung yang banyak memberikan masukan kepada penulis . 4. Guru-guru dan Siswa SMA Negeri 1 Bandung yang banyak membantu dalam pengisian angket, wawancara, dan kesediaannya untuk hypnotherapy. Semoga semua yang telah mereka kontribusikan mendapat balasan kebaikan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Amin.

Penulis
8

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

1. Judul Penelitian UPAYA MEMPERKECIL TINGKAT KENAKALAN REMAJA SMAN 1 BANDUNG DENGAN DIADAKANNYA BERBAGAI KEGIATAN ROHANI SESUAI DENGAN VISI DAN MISI SEKOLAH

2. Identitas Peneliti a. Nama Lengkap dan Gelar b. Jenis Kelamin c. Pangkat, Golongan, d. NIP e. Asal Sekolah f. Alamat Kantor g. Alamat Rumah

Dra. Hj. Emi Yuliaty, M.Pd Perempuan Pembina Tk I/ IV B 195511071979012001 SMA Negeri 1 Bandung Jl. Ir H. Juanda 93 Bandung Jl. Platina No. 2 Bandung

3. Lama Penelitian

Januari 2009 sampai Nopember 2010

Bandung Nopember 2010 Peneliti

Dra. Hj Emi Yuliaty, M.Pd

DISETUJUI DAN DISYAHKAN OLEH: PENGAWAS PEMBINA DISDIK KOTA BANDUNG

Drs. Amin Yusuf Panirwan Hastya NIP 195208041981121001 (Pembina TK 1/IVb)

DISETUJUI DAN DISYAHKAN OLEH : KEPALA DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG

Drs. H. Oji Mahroji NIP : 195506021984031005 Pembina Utama Muda IV C

10

ABSTRAK Upaya Memperkecil Tingkat Kenakalan Remaja SMA Negeri 1 Bandung Dengan Diadakannya Berbagai Kegiatan Rohani Sesuai Dengan VISI dan Misi Sekolah . Penelitian ini dilatar belakangi maraknya kenakalan remaja yang meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitar nya. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia 13-18 tahun. Pada usia tersebut, seseorang sudah melampaui masa kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia berada pada masa transisi. Jenis kenakalan remaja secara umum biasanya adalah : penyalahgunaan narkoba, seks bebas, tawuran antara pelajar. Sehubungan dengan hal tersebut maka Penulis mengadakan penelitian di lokasi SMA Negeri 1 Bandung dengan judul : Upaya Memperkecil Tingkat Kenakalan Remaja SMA Negeri 1 Bandung Dengan Diadakannya Berbagai Kegiatan Rohani Sesuai Dengan VISI dan Misi Sekolah. Penelitian ini dilatarbelakangi dengan adanya beberapa penyimpangan yang dilakukan oleh siswa-siswi SMA Negeri 1 Bandung diantaranya : Banyaknya ketidak hadiran (absensi), adanya perkelahian, pelanggaran tata tertib, merokok di Sekolah dll. Tujuan penelitian untuk mengetahui (a) sejauh mana kenakalan remaja yang dilakukan oleh siswa-siswi SMA Negeri 1 Bandung (b) apa aktivitas siswa siswi SMA Negeri 1 Bandung dalam kesehariannya (c) apa solusi yang dapat dilakukan untuk memenghilangkan atau setidaknya memperkecil kenakalan remaja yang sedang marak di luar lingkungan sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku 'nakal' remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri (internal) maupun faktor dari luar (eksternal). Faktor internal: Krisis dan Kontrol diri yang lemah identitas. Faktor eksternal: Keluarga, teman sebaya dan komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik. Penelitian dilakukan dengan metode Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) dengan dua siklus yang masing-masing siklusnya terdiri dari tahap (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Melalui teknik observasi dan angket yang disebarkan di lingkungan SMA Negeri 1 Bandung dengan alur siklus diketahui bahwa dengan berbagai kegiatan rohani misalnya : muhasabah, tabligh akbar, idul kurban, bakti sosial, pelatihan manasik haji, mentoring, rihlah, energik pintar soleh edukatif (EPISODE) , Orientasi Pengenalan dan Pengkajian Islam (OPPI). Bagi mereka yang non muslim ada wadah tersendiri yaitu One Creative Ministry (OCM) dan Orientasi Pengenalan Agama Kristen (OPAK ) yang diadakan di sekolah dapat memperkecil kenakan remaja khususnya siswa- Siswi SMA Negeri 1 Bandung. Kegiatan tersebut sangat menunjang dan berhasil memperkecil kenakalan remaja yang ada di SMA Negeri 1 Bandung sesuai dengan VISI dan MISI sekolah bahwa Iman dan Taqwa itu nomor satu harus di terapkan. Sebagai bukti dapat dilihat adanya keberhasilan dalam peningkatan moral di lingkungan SMA Negeri 1 Bandung.

11

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan merupakan pilar utama dalam menggapai kemajuan masa depan suatu bangsa. Bangsa yang ingin maju perlu meningkatkan mutu sumber daya manusia untuk menggerakkan roda pembangunan melalui sistem pendidikannya. Peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui sistem pendidikan antara lain dilakukan melalui proses pendidikan yang terencana, terarah, intensif, efektif dan efisien, sehingga diharapkan setiap individu diberi kesempatan untuk mengembangkan semua potensi pribadinya. Semua tuntutan ini juga harus menjadi perhatian yang serius dari semua komponen pendidikan. sebagaimana yang diamanahkan dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) pada pasal 3 yaitu: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Upaya pengembangan sumber daya manusia yang dimaksudkan adalah

mengembangkan segenap potensi peserta didik dengan segala dimensi kemanusiaannya. Sumber daya manusia yang cerdas akan berdampak kepada corak kehidupan masyarakat yang cerdas sehingga diharapkan dapat menjawab setiap tantangan dalam perubahan yang terjadi ditengah kehidupan masyarakat dewasa ini

12

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memiliki tanggung jawab yang besar dalam mengembangkan segenap potensi yang dimiliki siswa sehingga akan melahirkan insan yang cerdas intektual, emosional, spiritual dan dimensi sosial sehingga akan menempatkan posisisnya yakni sebagai pribadi yang utuh, yaitu makhluk individu dan makhluk sosial. Karena justru kelompok sosial inilah yang menjadikan manusia dapat tumbuh sebagaimana wajarnya. Seiring dengan pelaksanaan tanggung jawab tersebut maka komponen sekolah terutama guru mempunyai peranan penting dalam menggali dan membimbing siswa untuk dapat mengembangkan segenap potensi dan mendapatkan hak-haknya sebagai peserta didik, seperti mendapatkan bimbingan dalam menentukan masa depan dan cita-cita dari institusinya.

Kondisi yang ditemukan selama ini di SMA Negeri 1 Bandung kurangnya pelayanan dan bimbingan guru kepada peserta didik, masih belum maksimal terbukti masih banyak siswa-siswi yang melakukan tindakan yang dapat dikatakan menyimpang dan hal ini berdampak dengan keberadannya yaitu menjadi nakal dan dapat disebut dengan kenakalan remaja.

Secara umum kenakalan remaja di era modern ini sudah melebihi batas yang sewajarnya. Banyak anak dibawah umur yang sudah mengenal Rokok, Narkoba, Freesex, dan terlibat banyak tindakan kriminal lainnya. Fakta ini sudah tidak dapat dipungkuri lagi, kita dapat melihat brutalnya remaja jaman sekarang. Dan kita juga sering mendengar adanya kelompok Geng Motor yang betul-betul tidak punya hati yang begitu tega menyakiti bahkan sampai membunuh.

Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orangorang di sekitarnya. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia 13-18
13

tahun. Pada usia tersebut, seseorang sudah melampaui masa kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia berada pada masa transisi. Jenis kenakalan remaja secara umum biasanya adalah : penyalahgunaan narkoba, seks bebas, tawuran antara pelajar. Melihat keadaan seperti ini sesuai dengan VISI dan MISI SMA Negeri 1 Bandung yaitu Terwujudnya sekolah yang unggul dalam prestasi akademik berdasarkan Iman dan Taqwa. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif dan efisien, meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, meningkatkan kualitas disiplin belajar mengajar, dan layanan administrasi, mewujudkan hubungan kerjasama yang harmonis, kondisif baik di dalam lingkungan sekolah maupun di luar sekolah, meningkatkan sumberdaya manusia yang handal , mewujudkan lingkungan sekolah yang bersih, indah, nyaman dan aman Maka Penulis merasa perlu mengadakan penelitian di lokasi SMA Negeri 1 Bandung dengan judul : Upaya Memperkecil Tingkat Kenakalan Remaja SMA Negeri 1 Bandung Dengan Diadakannya Berbagai Kegiatan Rohani Sesuai Dengan VISI dan Misi Sekolah. Penelitian ini dilatarbelakangi dengan adanya beberapa penyimpangan yang dilakukan oleh siswa-siswi SMA Negeri 1 Bandung diantaranya misalnya : banyaknya ketidak hadiran (Absensi), adanya perkelahian, penyimpangan penggunaan HP, pelanggaran tata tertib, merokok di Sekolah.

14

B. RUMUSAN MASALAH Dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas, dapat dirumuskan bahwa yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah berbagai kegiatan kerohanian (Keagamaan) yang diadakan di SMA Negeri 1 Bandung dapat memperkecil kenakalan remaja? 2. Apakah VISI dan MISI Sekolah dapat mewujudkan upaya memperkecil tingkat kenakalan remaja khususnya di SMA Negeri 1 Bandung ?

C. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH Sebelum menentukan tindakan apa yang dianggap dapat meningkatkan dan mewujudkan VISI dan MISI SMA Negeri 1 Bandung, terlebih dahulu penulis melakukan pengkajian berbagai aktivitas siswa dan guru, diskusi dengan pakar dan teman sejawat dan guru-guru. Hasilnya diperoleh beberapa alternative tindakan yang dihipotesiskan dapat memperkecil kenakalan remaja dan mewujudkan VISI , MISI SMA Negeri 1 Bandung. Alternatif tersebut adalah Melalui monitoring terhadap kegiatan-kegiatan yang ada di SMA Negeri 1 Bandung dan mengikuti acara pada setiap kegiatan kerohanian (keagamaan) di SMA Negeri 1 Bandung, D. TUJUAN PENELITIAN Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Ingin memperkecil bahkan menghilangkan tingkat kenakalan remaja khususnya siswasiswi SMA Negeri 1 Bandung. 2. Ingin mewujudkan VISI dan MISI SMA Negeri 1 Bandung sebagai motivasi untuk memperkecil tingkat kenakalan remaja khususnya di SMA Negeri 1 Bandung ?

15

E. MANFAAT HASIL PENELITIAN 1. Manfaat Teoritis Hasil dari penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan ilmu manajen pendidikan khususnya manajemen (pengelolaan Kesiswaan) 2. Manfaat Praktis Untuk memperkecil dan menanggulangi tingkat kenakalan remaja di SMA Negeri 1 Bandung sebagai solusi bagi Pengelolaan Kesiswaan : a. Sebagai acuan untuk peningkatan dan keberhasilan dalam mewujudkan VISI dan MISI Sekolah b. Meningkatkan kepedulian terhadap prilaku siswa-siswi SMA Negeri 1 Bandung c. Meningkatkan kebersamaan guru dalam menghadapi masalah kenakalan remaja di SMA Negeri 1 Bandung d. Meningkatkan kinerja sekolah dan nilai akreditasi sekolah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP KENAKALAN REMAJA

Pada dasarnya kenakalan remaja menunjuk pada suatu bentuk perilaku remaja yang tidak sesuai dengan norma-norma yang hidup di dalam masyarakatnya. Kartini Kartono (1988 : 93)

16

mengatakan remaja yang nakal itu disebut pula sebagai anak cacat sosial. Mereka menderita cacat mental disebabkan oleh pengaruh sosial yang ada ditengah masyarakat, sehingga perilaku mereka dinilai oleh masyarakat sebagai suatu kelainan dan disebut kenakalan. Dalam Bakolak inpres no: 6 / 1977 buku pedoman 8, dikatakan bahwa kenakalan remaja adalah kelainan tingkah laku / tindakan remaja yang bersifat anti sosial, melanggar norma sosial, agama serta ketentuan hukum yang berlaku dalam masyarakat.

Singgih D. Gumarso (1988 : 19), mengatakan dari segi hukum kenakalan remaja digolongkan dalam dua kelompok yang berkaitan dengan norma-norma hukum yaitu : (1) kenakalan yang bersifat amoral dan sosial serta tidak diantar dalam undang-undang sehingga tidak dapat atau sulit digolongkan sebagai pelanggaran hukum ; (2) kenakalan yang bersifat melanggar hukum dengan penyelesaian sesuai dengan undang-undang dan hukum yang berlaku sama dengan perbuatan melanggar hukum bila dilakukan orang dewasa. Menurut bentuknya, Sunarwiyati S (1985) membagi kenakalan remaja kedalam tiga tingkatan ; (1) kenakalan biasa, seperti suka berkelahi, suka keluyuran, membolos sekolah, pergi dari rumah tanpa pamit (2) kenakalan yang menjurus pada pelanggaran dan kejahatan seperti mengendarai mobil tanpa SIM, mengambil barang orang tua tanpa izin (3) kenakalan khusus seperti penyalahgunaan narkotika, hubungan seks diluar nikah, pemerkosaan dll. Kategori di atas yang dijadikan ukuran kenakalan remaja dalam penelitian.

Kartono, ilmuwan sosiologi ; Kenakalan Remaja atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah juvenile delinquency merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang".

17

Santrock ;"Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal."

B. KENAKALAN REMAJA Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orangorang di sekitarnya. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia 13-18 tahun. Pada usia tersebut, seseorang sudah melampaui masa kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia berada pada masa transisi.

Penyebab terjadinya kenakalan remaja : Perilaku 'nakal' remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri (internal) maupun faktor dari luar (eksternal).

Faktor internal:

1. Krisis identitas Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua. 2. Kontrol diri yang lemah Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku 'nakal'. Begitupun bagi

18

mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.

Faktor eksternal:

1. Keluarga Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja. 2. Teman sebaya yang kurang baik 3. Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik.

Berdasarkan hasil penelitian Masngudin HMS, adalah peneliti pada Puslitbang UKS, Badan Latbang Sosial Departemen Sosial RI. Yang tergolong nakal adalah :

1. Berbohong 2. Pergi keluar rumah tanpa pamit 3. Keluyuran 4. Begadang 5. membolos sekolah

9. membaca buku porno 10. melihat gambar porno 11. menontin film porno 12. Mengendarai kendaraan bermotor tanpa SIM 13. Kebut-kebutan/mengebut

6. Berkelahi dengan teman 14. Minum-minuman keras 7. Berkelahi antar sekolah 15. Kumpul kebo 8. Buang sampah sembarangan 16. Hubungan sex diluar nikah
19

17. Mencuri 18. Mencopet 19. Menodong 20. Menggugurkan Kandungan 21. Memperkosa 22. Berjudi 23. Menyalahgunakan narkotika 24. Membunuh

20

Ciri-ciri kenakalan remaja adalah tidak mau belajar karena yang mereka fikirkan hanyalah bersenang-senang dan berpesta pora. Tidak mau di nasehati mereka akan marah dan memakimaki, mereka merasa kita hanya mengganggu mereka

Dampak negatif kenakalan remaja adalah bodoh. mereka menjadi, bodoh karena mereka tidak mau belajar, tidak pernah belajar dan tidak mau memikirkan pelajaran, tidak dapat mengatur waktu dengan baik. Remaja tidak pernah mempergunakan waktunya dengan baik. Karena waktunya habis terbuang untuk bermain-main dan bersenang-senang tidak pernah memikirkan pelajaran sekolah. Dan juga dapat merusak positif dan tidak pernah melakukan ibadah akibatnya remaja menjadi nakal dan melakukan perbuatan yang tidak baik. C. KEROHANIAN

Kerohanian atau rohani, dalam maksud merujuk kepada perkara-perkara yang berkaitan dengan roh. Manakala dalam maksud yang lebih luas, membawa maksud semangat intrinsik yang dipunyai oleh segala jirim di dunia. Walaupun begitu rohani selalu dikaitkan dengan perasaan dalaman manusia yang melibatkan emosi sendiri dan penaakulan strategik.

Kesucian rohani sangat ditekankan dalam agama. Kesucian rohani membawa maksud keadaan mental yang logik dan mementingkan kebaikan manusia sejagat dan barulah kebaikan individu itu sendiri. Rohani setiap individu merupakan penentu moral sosial masyarakat itu dan penetapan undang-undang.

Undang-undang penting dalam mengawal rohani manusia yang dijadikan bercampur baur di antara emosi positif dan emosi negatif dengan intuisi dan objektif bagi mencorakkan secara optimum manusia yang sempurna dari segi kelakuan dan personaliti.
21

Rohani yang kacau dikaitkan juga dengan emosi negatif dari segi psikologi. Manakala rohani yang sempurna selalu juga dikaitkan dengan aktiviti beragama individu yang tekun dan perbuatan baik yang banyak dilakukan oleh individu itu. Walaupun demikian, dari segi perspektif umum, individu yang mempunyai rohani yang baik diklasifikasikan oleh penentuan dan kepercayaan umum mengenai hal kelakuan kebaikan individu itu secara total. Maksud individiu yang mempunyai kerohanian yang tinggi pada pandangan masyarakat adalah individu yang tidak pernah melakukan kesalahan langsung pada pandangan masyarakat walaupun ironinya setiap individu pasti melakukan kesalahan. Tetapi bagi individu kerohanian tinggi ini, emosi dan kelakuan negatif diperuntukkan untuk dilakukan ketika individu berada jauh dari masyarakat ataupun tidak ditonjolkan kesalahannya di kalangan masyarakat.

D. VISI DAN MISI SEKOLAH

Visi adalah suatu pandangan jauh tentang sekolah, tujuan sekolah dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut pada masa yang akan datang. Visi itu tidak dapat dituliskan secara lebih jelas menerangkan detail gambaran sisten yang ditujunya dikarenakan perubahan ilmu serta situasi yang sulit diprediksi selama masa yang panjang tersebut. Beberapa persyaratan yang hendaknya dipenuhi oleh suatu pernyataan visi:

Orientasi kedepan Tidak dibuat berdasarkan kondisi sekolah saat ini Mengekspresikan kreatifitas
22

Berdasar pada prinsip nilai yang mengandung penghargaan bagi masyarakat

Pengertian Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh sekolah dalam usahanya mewujudkan Visi. Misi sekolah adalah tujuan dan alas an keberadaan sekolah tersebut. Misi juga akan memberikan arah sekaligus batasanproses pencapaian tujuan

BAB III METODE PENELITIAN

A. METODE PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Sekolah (PTS). PTS merupakan suatu prosedur penelitian yang diadaptasi dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Panitia Pelaksana Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Rayon 10 Jawa Barat, 2009 : 73). Penelitian tindakan sekolah merupakan (1) penelitian partisipatoris yang menekankan pada tindakan dan refleksi berdasarkan pertimbangan rasional dan logis untuk melakukan perbaikan terhadap suatu kondisi nyata; (2) memperdalam pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan; dan (3) memperbaiki situasi dan kondisi sekolah / pembelajaran secara praktis (Depdiknas, 2008 : 11-12). Secara singkat, PTS bertujuan untuk mencari pemecahan permasalahan nyata yang terjadi di sekolah-sekolah, sekaligus mencari jawaban ilmiah bagaimana masalah-masalah tersebut bisa dipecahkan melalui suatu tindakan perbaikan. Masalah nyata yang ditemukan di sekolah, khususnya adalah adanya siswa yang masih melakukan penyimpangan social yang dapat dikatakan dengan kenakalan remaja . Prosedur

23

penelitiannya dilakukan secara siklikal. Satu siklus dimulai dari (1) perencanaan awal, (2) pelaksanaan, (3) observasi dan (4) refleksi. 1. Perencanaan Yaitu membuat rencana perbaikan berdasarkan adanya masalah atau kondisi yang menuntut diperbaiki. Hal ini meliputi persiapan bahan-bahan yang diperlukan dalam tahap pelaksanaan, menentukan siapa (subyek penelitian dan teman berkolaborasi), kapan (jadwal pelaksanan), dan tempat pelaksanaan. 2. Pelaksanaan (Action) Yaitu melakukan tindakan substantif penelitian melalui intervensi skala kecil guna memperbaiki kondisi yang diteliti. 3. Observasi (Observation) Yaitu kegiatan mengamati, mengenali sambil mendokumentasikan (mencatat dan merekam) terhadap proses, hasil, pengaruh dan masalah baru yang mungkin saja muncul selama proses pelaksanaan tindakan. 4. Refleksi (Reflection) Yaitu melakukan renungan, kajian reflektif diri secara inquiri, partisipasi diri (partisipatoris), kolaborasi terhadap latar alamiah dan impiikasi dari suatu tindakan, dengan melakukan analisis terhadap rencana dan tindakan yang sudah dilaksanakan dan hasil yang dicapai, dan apa yang belum dapat atau sempat dilakukan. Hasil dari siklus pertama ini menjadi masukan bagi pelaksanaan siklus kedua yang terdiri dari perulangan keempat langkah yang ada pada siklus pertama. Hal ini terjadi karena dimungkinkan setelah melalui siklus pertama, peneliti menemukan masalah baru atau masalah lama yang belum tuntas, sehingga perlu dipecahkan melalui siklus selanjutnya. Dengan

24

demikian, berdasarkan hasil tindakan atau pengalaman pada siklus pertama peneliti akan kembali melakukan langkah perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi pada siklus kedua, dan seterusnya, dan . . . berhenti apabila telah berdampak positif terhadap proses dan hasil yang diperoleh dari tindakan tersebut berhasil (Sudjana, 2009 : 8).

Jika digambarkan , siklus kerja PTS adalah sebagai berikut :

PERENCANAAN

REFLEKSI

PELAKSANAAN

SIKLUS I

PENGAMATAN . PERENCANAAN

REFLEKSI

SIKLUS II

PELAKSANAAN

PENGAMATAN
25

?
Gambar 1. Langkah-langkah PTS (Direktorat Tendik, 2008)

B. SUBJEK PENELITIAN Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi SMA Negeri 1 Bandung yang jumlahnya 20 guru dan 32 siswa. C. DEFINISI OPERASIONAL

1. Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orangorang di sekitarnya. 2. Kerohanian atau rohani, dalam maksud merujuk kepada perkara-perkara yang berkaitan dengan roh. Manakala dalam maksud yang lebih luas, membawa maksud semangat intrinsik yang dipunyai oleh segala jirim di dunia. Walaupun begitu rohani selalu dikaitkan dengan perasaan dalaman manusia yang melibatkan emosi sendiri dan penaakulan strategik.

3. Visi adalah suatu pandangan jauh tentang sekolah, tujuan sekolah dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut pada masa yang akan datang. Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh sekolah dalam usahanya mewujudkan Visi. Misi sekolah

26

adalah tujuan dan alas an keberadaan sekolah tersebut. Misi juga akan memberikan arah sekaligus batasanproses pencapaian tujuan

D. INSTRUMEN (ALAT) PENGUMPULAN DATA Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah : 1. Lembar Observasi awal secara umum ( Lampiran A) 2. Lembar Observasi guru terhadap siswa ( Lampiran B) 3. Lembar observasi untuk Guru dan Siswa. (Lampiran C dan D) 4. Angket yang dibagikan pada Siswa (Lampiran E) 5. Hypnotherapy pada Siswa dan jawabannya (Lampiran F dan G) 6. Wawancara (Diskusi) untuk mengetahui kesulitan apa yang terjadi pada siswa-siswi SMA Negeri 1 Bandung sehingga mereka melakukan penyimpangan social yang dapat digolongkan pada kenakalan remaja. (Lampiran H)

E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA 1. Observasi Observasi adalah semua kegiatan yang dilakukan untuk mengamati, merekam, dan mendokumentasikan setiap indikator dari proses dan hasil yang dicapai. Dalam observasi ini peneliti menggunakan lembar observasi yang sudah diformat untuk diisi dengan membubuhkan tanda centang (v) pada kolom 1 5 pada aspek yang dinilai . Tujuan utama dari observasi ini adalah untuk memantau persiapan, proses, hasil, dan dampak perbaikan dari tindakan setiap siklus. 2. Angket

27

Alat untuk mengumpulkan data adalah daftar pertanyaan, yang sering disebutkan secara umum nama kuesioner. Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner, atau daftar pertanyaan tersebut terperinci dan lengkap. Pertanyaan-pertanyaan yang dibuat sesuai dengan keperluan data yang diperoleh untuk penelitian. 3. Hypnotherapy Terapi yang dilakukan pada subjek dalam hypnosis. Kata "hypnosis" adalah kependekan dari istilah James Braid's (1843) "neuro-hypnotism", yang berarti "tidurnya sistem syaraf". Orang yang terhipnotis menunjukan karakteristik tertentu yang berbeda dengan yang tidak, yang paling jelas adalah mudah disugesti. Hypnotherapy sering digunakan untuk memodifikasi perilaku subjek, isi perasaan, sikap, juga keadaan seperti kebiasaan disfungsional, kecemasan, sakit sehubungan stress, manajemen rasa sakit, dan perkembangan pribadi. 4. Wawancara (Diskusi) Yang dimaksud wawancara di sini meliputi diskusi formal dan dialog informal selama berlangsungnya PTS antara peneliti dengan guru dan siswa. Hal ini untuk mengetahui pikiran yang tidak dapat digali melalui observasi. 5. Studi Dokumenter Studi dokumenter diartikan sebagai usaha untuk memperoleh data dengan jalan menelaah catatan-catatan yang disimpan sebagai dokumen atau files. Teknik ini ditempuh untuk memperoleh data-data mengenai prilaku yang dilakukan oleh siswa-siwa yang dapat tergolong pada sebutan kenakalan remaja serta solusi apa yang telah diupayakan. 6. Studi Pustaka Studi pustaka diartikan sebagai teknik untuk memperoleh data atau informasi dari berbagai tulisan ilmiah baik cetak maupun elektronik yang menunjang penelitian. Teknik ini ditempuh

28

untuk memperoleh pengetahuan yang mendalam mengenai masalah yang diteliti, terutama dalam menentukan arah, metoda dan landasan teoritis penelitian.

F. LOKASI PENELITIAN (KONDISI SOSIAL) Lokasi penelitian dalam penelitian ini adalah SMA Negeri 1 Bandung Waktu pelaksanaan adalah sebagai berikut : Awal Pengamatan dimulai akhir semester 2 bulan Januari 2009. Dimulai pelaksanaan Siklus I pada minggu ke 4 bulan Juli 2010 , Siklus II dilaksanakan minggu kedua bulan Agustus 2010 dan berakhir Nopember 2010 Dibantu dengan tiga guru dua sebagai observer yaitu guru Bimbingan Konseling dan Koordinator TATIBSI, dan satu lagi guru IPS sebagai kolaborasi dalam penggunaan hynotherapy.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ORIENTASI

Sebelum melakukan tindakan perbaikan, peneliti terlebih dahulu melakukan kegiatan orientasi sebagai studi pendahuluan. Dalam kegiatan ini siswa didiagnosissehingga peneliti menemukan adanya pelanggaran tata tertib yang terjadi pada siswa-siswi SMA Negeri 1 Bandung yang dapat digolongkan pada daftar kenakalan remaja . Demikian pula pada gurupun penulis mendiagnosis sehingga menghasilkan bahwa masih banyak guru yang belum bahkan tidak peduli pada apa yang terjadi pada seputar siswa. Peneliti mengamati aktivitas Guru terhadap Siswa dalam setiap pelanggaran yang terjadi pada siswa bagaimana respon guru terhadap masalah pelanggaran tersebut khususnya dalam proses penanganan dan solusi akhir. Kemudian mengevaluasi hal tersebut. Hasil pengamatan dan
29

evaluasi kemudian dijadikan bahan untuk mencari upaya perbaikan (terhadap tindakan) pada silkus penelitian. Dengan hasil pengamatan yang telah tercatat baik Guru maupun Siswa maka ditemukan kondisi awal yaitu tentang kepedulian guru terhadap pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh siswa belum baik dalam mengidentifikasi masalah-masalah yang ada pada siswa , seperti yang terdapat pada gambar di bawah ini jka di masukkan dalam kategori nilai baru mendapat nilai 4 artinya cukup .

OBSERVASI AWAL 1

NO

ASPEK-ASPEK YANG DIOBSERVASI

NILAI 1 2 V V 0 1 0 4 2 2 4 0 3 0 0 4 0 3 4

1 2

Kepedulian guru terhadap pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan siswa Identifikasi masalah-masalah yang ada pada siswa

Jumlah centang Nilai Jumlah centang X Nilai Nilai Total Keterangan : Nilai total minimum : 2 x 1 = 2 Kategori nilai total Kurang Cukup

baik

Sangat

30

Nilai total maksimum : 2 x 4 = 8 1-2 3-4 5-6

Baik 7-8

Gambar 2: Observasi Awal B. PELAKSANAAN TINDAKAN PERBAIKAN Pelaksanaan Tindakan Perbaikan Siklus I Dalam siklus kesatu ini dilakukan rangkaian kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. 1. . Perencanaan Perencanaan yang dilakukan meliputi : 1) mempersiapkan bahan-bahan dasar rujukan yang perlu dikaji sebelum penelitian dilakukan secara sistematis yang berhubungan dengan ahlak mulia dan tujuan akhir dari keberhasilan sekolah dalam kelulusan , yaitu : a) Keputusan Standar Nasional Pendidikan Nomor 0023/SK-Pos/BSNP/XII/2009 yaitu tentang prosedur operasi standar (POS) ujian Nasional Sekolah Menengah Atas Madrasah Aliyah (SMA/MA) tahun pelajaran 2009/2010. Badan Sandar Nasional Pendidikan. Yang tertera didalam lampiran Kriteria Lulus dari Satuan Pendidikan nomor 2 berisi : Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran (a) kelompok mata pelajaran agama dan ahlak mulia , (b) kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, (c) kelompok mata pelajaran esetika, dan (d) kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan. Penilaian akhir untuk masing-masing kelompok mata pelajaran dilakukan oleh satuan pendidikan dengan mempertimbangkan hasil penilaian peserta didik oleh pendidik.

31

a. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dilakukan melalui pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan afeksi peserta didik, serta melalui ulangan, dan /atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserrta didik. Pengamatan yang dilakukan untuk menilai kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dapat berdasarkan indikator : (1) kerajinan melaksanakan ibadah sesuai dengan agama yang dianut; (2) kerajinan mengikuti kegiatan keagamaan; (3) jujur dalam perkataan dan perbuatan; (4) mematuhi aturan sekolah; (5) hormat terhadap pendidik; (6) tertib ketika mengikuti pelajaran di kelas atau di tempat lain; (7) kriteria lainnya yang dapat dikembangkan oleh masing-masing satuan pendidikan. Ulangan dan/atau penugasan dilakukan sekolah dengan materi ujian berdasarkan kurikulum yang digunakan. Hasil penilaian akhir terdiri dari dua aspek yang masing-masing harus minimum baik : (1) hasil pengamatan terhadap perkembangan perilaku minimum baik; (2) hasil ulangan dan/atau penugasan minimum baik. b. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan keperibadian dilakukan melalui pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan afeksi peserta didik dan keperibadian, serta melalui ulangan, dan/atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik.

32

Pengamatan yang dilakukan untuk menilai kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan lepribadian dalat menggunakan indikator. (1) menunjukkan kemauan belajar; (2) ulet tidak mudah menyerah ; (3) mematuhi aturan sosial; (4) tidak mudah dipengaruhi hal yang negatif; (5) berani bertanya dan menyampaikan pendapat; (6) kerjasama dengan teman dalam hal yang positif; (7) mengikuti kegiatan ekstra kurikuler satuan pendidikan; (8) kriteria lainnya yang dikembangkan oleh satuan pendidikan. Ulangan, dan/atau penugasan dilakukan satuan pendidikan dengan materi uijan berdasarkan kurikulum yang digunakan. Hasil penilaian akhir dari dua aspek yang masing-masing harus minimum baik; (1) hasil pengamatan terhadap perkembangan perilaku minimum baik; (2) hasil ulangan dan /atau penugasan minimum baik. c. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran estetikan dilakukan melaui pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilan perkembangan afeksi dan ekspresi psikomotorik peserta didik Pengamatan yang dilakukan untuk menilai kelompok mata pelajaran estetika dapat menggunakan indikator : (1) apresiasi seni; (2) kreasi seni; (3) kriteria lainnya dapat dikembangan oleh satuan pendidikan.

33

Hasil penilaian akhir yang merupakan gabungan dari observasi ditentukan oleh satuan pendidikan.

hasil penilaian dari beberapa

d. Penilaian hasil kelompok belajar jasmani, olah raga, dan kesehatan melalui pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai menilai perkembangan psikomotorik dan afeksi peserta didik. Pengamatan yang dilakukan untuk menilai kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan dapat menggunakan indikator : (1) aktifitas dalam kegiatan olah raga di satuan pendidikan; (2) kebiasaan hidup sehat dan bersih; (3) tidak merokok; (4) tidak menggunakan narkoba (5) disiplin waktu; (6) ketrampilan melakukan gerak olah raga (7) kriteria lainnya dapat dikembangkan oleh satuan pendidikan. Ulangan, dan/atau penugasan dilakukan satuan pendidikan dengan materi ujian berdasarkan kurikulum yang digunakan. Hasil penilaian akhir terdiri dari dua aspek yang masing-masing harus minimum baik; (1) hasil pengamatan terhadap perkembangan perilaku minimum baik; (2) hasil ulangan dan /atau penugasan minimum baik. b) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistim Pendidkan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, berilmu, cakap kreatif, mandiri dan bertanggung-jawab.
34

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Penyelenggara pendidikan yang dikembangkan mencakup empat aspek kecerdasan, yaitu kecerdasan spiritual ( untuk memperteguh keimanan dan ketaatan, meningkatkan akhlak mulia, budi pekerti atau moral dan kepemimpinan ), kecerdasan intelektual (membangun kompetensi dan kemandirian ilmu pengetahuan dan teknologi ), kecerdasan emosional

(meningkatkan sensivitas, daya apresiasi, daya kreasi, serta daya ekspresi seni dan budaya ) dan kecerdasan kinestatis ( meningkatkan kesehatan, kebugaran daya tahan, kesigapan fisik dan keterampilan kinestetis ). c) VISI dan MISI SMA Negeri 1 Bandung d) Buku-buku yang menunjang e) Tata Tertib Siswa Tahun Pelajaran 2009 2010 f) Program Kerja Kesiswaan Tahun Pelajaran 2009 2010 g) Kegiatan Ikatan Remaja Islam SMA Negeri 1 Bandung 2. Mempersiapkan instrument penelitian berupa Obervasi a) Perhatian dan kepedulian guru guru dalam menangani masalah siswa b) Aktivitas siswa dalam kesehariannya sehubungan VISI dan MISI sekolah c) Dokumen-dokumen yang menunjang. 2 . Pelaksanaan Sebagaimana yang telah dijadwalkan, pada hari Jumat, 26 Juli 2010 pukul 08.00 : 1) Peneliti dan guru berdialog kurang lebih 20 menit mengenai prilaku siswa akhir-akhir ini banyak sekali penyimpangan dan cenderung kearah pada kenakalan remaja , 2) Peneliti dan guru bersama-sama mengamati dan mencatat pelanggaran-pelanggaran apa saja yang terjadi pada siswa dan tindakan apa yang sudah di upayakan oleh guru
35

3) di siklus kesatu. 3. Observasi Bersamaan berlangsungnya pelaksanaan mengamati guru dalam menangani siswa , peneliti melakukan observasi dengan menggunakan 20 lembar observasi pada guru untuk

menilai prilaku siswa sehubungan dengan pelaksanaan VISI dan MISI Sekolah . Aspek yang dinilai secara umum yaitu tentang siswa dalam melaksanakan tata tertib sekolah dan mengikuti kegiatan-kegiatannya. Apakah mereka bertanggung jawab dalam mengatasi masalah dan berani mengumukakan pendapat serta sopan dan baik. Bagaimana kemampuan kerjasa dalam memnyelesaikan program dan yang paling penting kenyamanan dan perasaan siswa apakah at home di SMA Negeri 1 Bandung seperti format dibawah ini: a) OBSERVASI UMUM NILAI NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 ASPEK-ASPEK YANG DIOBSERVASI
Siswa aktif melaksanakan Tata Tertib Sekolah

3 13

4 4 10 7 5 16

5 3 5 2 1 3 2 1

JML 70 78 71 65 81 77 74 70

Siswa bersemangat mengikuti kegiatan-kegiatan Siswa sangat menghargai waktu Siswa dapat bertanggung jawab mengatasi masalah Siswa berani mengemukakan pendapat Siswa berprilaku baik dan sopan Siswa mampu bekerjasama dengan teman Siswa mampu menyelesaikan program dg baik Siswa merasa nyaman di sekolah

3 11

2 1

12

5 2 1 3 8 5

13 14 11 12

78

36

10

Selama di SMA Negeri 1 Bandung siswa merasa at home

78 742 74.2

Julah Nilai Nilai Akhir Kategori Nilai Kurang 50 60 Rendah 61- 70 Sedang 71 80 Tinggi 81- 90 Sangat Tinggi 91 100

Gambar 3. Format Observasi Guru terhadap siswa Hasil evaluasi dari penilaian guru - guru terhadap siswa sesuai dengan aspek-aspek yang diajukan ternyata memperoleh nilai 74.2, artinya hanya ada pada kategori sedang jadi belum mencapai hasil nilai tinggi atau sangat tinggi sehingga masih perlu diadakan obervasi khusus guru dan siswa dengan minta bantuan pada dua guru sebagai observer yaitu penulis mununjuk dari 1) guru Bimbingan dan Konseling 2) Koordinator TATIBSI. Dalam pengamatan lebih lanjut peneliti dibantu oleh observer untuk mengobservasi beberapa aspek untuk guru dan siswa dalam berperilaku di lingkungan sekolah pada khususnya. b) OBSERVASI UNTUK GURU : (OBSERVER 1) NILAI NO 1 2 3 4 ASPEK-ASPEK YANG DIOBSERVASI Guru aktif sebagai pertemanan dengan siswa Mampu menciptakan suasana mendidik bagi siswa Selalu memonitor kegiatan siswa di lingkungan sekolah Mampu memberikan solusi yang dihadapi siswa 1 2 V V V V 3 4 5

37

5 6 7 8 9 10

Perduli terhadap siswa dalam penggunaan HP Perhatian pada siswa yang merokok, mencontek dsb Guru mendidik secara demokratis Guru selalu mencatat jika ada pelanggaran siswa Guru mampu memanfatkan waktu dengan efektif Guru menegur siswa dengan senyum 0 1 0 2 2 4 V

V V V

V V 8 3 24 28 0 4 0 0 5 0

Jumlah centang Nilai Jumlah Centang X Nilai Nilai Total Skor 1 : Sangat rendah Skor 4 : Tinggi Keterangan : Nilai Total minimum 1 X 10 = 10 Nilai Total maksimum 5 X 10 = 50 0 10 11 20 Skor 2 : Rendah Skor 3 : Sedang

Skor 5 : Sangat tinggi Kategori Nilai Total Kurang Rendah Sedang 21 30 Tinggi 31 - 40 Sangat Tinggi 41 50

Gambar 4, Lembar Observasi untuk Guru- 1 Hasil evaluasi dari aspek yang di observasi pada guru memperoleh nilai rendah pada aspek nomor 1 dan 8 sedangkan aspek yang lainnya memperoleh nilai sedang . Idealnya nilai total antara 31 40 atau 41 50, sementara nilai total yang diperoleh baru mencapai 28 jadi belum mencapai nilai yang diharapkan. c) OBSERVASI UNTUK SISWA (OBSERVER 1)

NILAI

38

NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

ASPEK-ASPEK YANG DIOBSERVASI


Siswa bersahabat (terbuka) dengan guru

2 V

Siswa menciptakan suasana tenang di sekolah Siswa mampu menghargai orang lain Siswa bertanggung jawab Siswa ketergantungan pada HP Siswa suka merokok, mencontek jika ulangan Siswa mampu bekerjasama dengan teman Siswa melaksanakan aturan Tata Tertib Sekolah Siswa tidak pernah terlambat masuk sekolah Siswa aktif jika ada Tablig Akbar di sekolah 1 1 1 2 2 4 V V

V V V V

V V

V 5 3 15 29 1 4 4 1 5 5

Jumlah centang Nilai Jumlah Centang X Nilai Nilai Total Skor 1 : Sangat rendah Skor 4 : Tinggi Keterangan : Nilai Total minimum 1 X 10 = 10 Nilai Total maksimum 5 X 10 = 50 0 10 11 20 Skor 2 : Rendah Skor 3 : Sedang

Skor 5 : Sangat tinggi Kategori Nilai Total Kurang Rendah Sedang 21 30 Tinggi 31 - 40 Sangat Tinggi 41 50

Gambar 5. Observasi siswa -1 Hasil evaluasi dari aspek-aspek yang di observasi pada siswa terdapat nilai yang sangat rendah yaitu pada aspek nomor 6. Sedangkan aspek nomor 10 mendapat nilai tinggi dan nomor 5

39

mendapat nilai sangat tinggi . Rata-rata nilai dalam rinciannya setiap aspek memperoleh sedang belum mencapai nilai tinggi atau sangat tinggi. Sementara nilai total yang diperoleh mencapai 29 jadi belum mencapai nilai yang ideal . d) OBSERVASI GURU : (OBSERVER 2) NILAI NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ASPEK-ASPEK YANG DIOBSERVASI Guru aktif sebagai pertemanan dengan siswa Mampu menciptakan suasana mendidik bagi siswa Selalu memonitor kegiatan siswa di lingkungan sekolah Mampu memberikan solusi yang dihadapi siswa Perduli terhadap siswa dalam penggunaan HP Perhatian pada siswa yang merokok, mencontek dsb Guru mendidik secara demokratis Guru selalu mencatat jika ada pelanggaran siswa Guru mampu memanfatkan waktu dengan efektif Guru menegur siswa dengan senyum 0 1 0 5 2 10 V V V 5 3 15 25 Skor 2 : Rendah Skor 3 : Sedang 4 0 5 0 V V V V V 1 2 V V 3 4 5

Jumlah centang Nilai Jumlah Centang X Nilai Nilai Total Skor 1 : Sangat rendah Skor 4 : Tinggi Keterangan :

Skor 5 : Sangat tinggi Kategori Nilai Total

40

Nilai Total minimum 1 X 10 = 10 Nilai Total maksimum 5 X 10 = 50

Kurang 0 10

Rendah 11 20

Sedang 21 30

Tinggi 31 - 40

Sangat Tinggi 41 50

Gambar 6. Observasi guru -2 Hasil evaluasi dari aspek yang di observasi pada guru mendapat nilai rendah pada nomor 1, 3, 5, 6, 8. Sedangkan nomor 2, 4, 7, 9, 10 memperoleh nilai sedang dari keseluruhan aspek yang dinilai belum mencapai nilai tinggi atau sangat tinggi. Idealnya nilai total antara 31 40 atau 41 50, sementara nilai total yang diperoleh baru mencapai 25 jadi belum mencapai nilai yang diharapkan. e) OBSERVASI UNTUK SISWA (OBSERVER 2)

NILAI NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ASPEK-ASPEK YANG DIOBSERVASI


Siswa bersahabat (terbuka) dengan guru

3 V V V V

Siswa menciptakan suasana tenang di sekolah Siswa mampu menghargai orang lain Siswa bertanggung jawab Siswa ketergantungan pada HP Siswa suka merokok, mencontek jika ulangan Siswa mampu bekerjasama dengan teman Siswa melaksanakan aturan Tata Tertib Sekolah Siswa tidak pernah terlambat masuk sekolah Siswa aktif jika ada Tablig Akbar di sekolah 0 V V 2

V V V V

Jumlah centang

41

Nilai Jumlah Centang X Nilai Nilai Total Skor 1 : Sangat rendah Skor 4 : Tinggi Keterangan : Nilai Total minimum 1 X 10 = 10 Nilai Total maksimum 5 X 10 = 50 0 10 11 20 Skor 2 : Rendah Skor 3 : Sedang

1 0 31

2 4

3 15

4 12

5 0

Skor 5 : Sangat tinggi Kategori Nilai Total Kurang Rendah Sedang 21 30 Tinggi 31 - 40 Sangat Tinggi 41 50

Gambar 7. Observasi Siswa -2 Hasil evaluasi dari aspek-aspek yang di observasi pada siswa terdapat nilai yang rendah yaitu pada aspek nomor 9 dan 10 . Sedangkan nomor 1, 2, 3, 4, 8 memperoleh nilai sedang dan nomor 5, 6, 7 memperoleh nilai tinggi. Sehingga penilaian oleh observer 2 mendapat nilai 31. Evaluasi dari Observer pada Siklus 1 memperoleh nilai : NO 1 2 OBSERVER Dra. Hj. Siti Muallifah ( BK) Dra. Rukmini Susanti ( TATIBSI) GURU 28 25 SISWA 29 31

(Gambar 8. Evaluasi dari Observer 1 dan 2 bagi Guru dan Siswa Dari evaluasi tersebut perlu diadakan tindakan perbaikan baik pada guru maupun pada siswa pada Siklus 1. 4. Refleksi Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan tindakan pada siklus kesatu, masih banyak hal yang perlu diperbaiki yaitu:

42

Pada Guru yang masih dinilai rendah adalah 1) Aktif sebagai pertemanan dengan siswa 2) Selalu memonitor kegiatan siswa di lingkungan sekolah 3) Peduli terhadap siswa dalam penggunaan HP 4) Perhatian pada siswa yang merokok, mencontek dsb 5) Mencatat jika ada pelanggaran siswa 6) Menegur siswa dengan senyum. Pada Siswa yang masih dinilai sangat rendah adalah 1) Terbuka pada guru 2) Suka merokok, mencontek jika ulangan 3) Keterlambatan masuk sekolah 4) Keaktifan mengikuti kegiatan kerohanian atau keagamaan di sekolah. Berdasarkan evaluasi pada siklus 1 maka perlu diadakan perbaikan tindakan.

C. PELAKSANAAN TINDAKAN PERBAIKAN Pelaksanaan Tindakan Perbaikan Siklus II Dalam siklus kedua observasi, dan refleksi. 1. Perencanaan Perencanaan yang dilakukan meliputi : a) Mengobservasi kembali guru dan siswa dengan bantuan du Observer b) Membuat instrument berupat angket sebanyak 32 lembar untuk siswa kelas X 10 lembar , kelas XI -10 lembar, kelas XII- 12 c) Membuat instrument pertanyaanpertanyan untuk wawancara d) Mewajibkan siswa untuk mengikuti kegiatan kerohanian/ keagamaan yang diadakan di sekolah. e) Untuk guru memberikan pembinaan pada setiap hari Senin dan setiap hari Jumat bersamaam dengan waktu Shalat Jumat bagi Ibu-Ibu guru mengikuti Pengajian Majelis Taklim di SMANegeri 1 Bandung. 2. Pelaksanaan
43

ini dilakukan rangkaian kegiatan perencanaan, pelaksanaan,

Sesuai dengan kesepakatan yang telah dirundingkan oleh peneliti dan observer maka pada tanggal 9 Agustus 2010 hari senin a) Peneliti mengadakan observasi guru dan siswa dengan aspek sama seperti terdahulu b) Menyebarkan angket sebanyak 32 kepada kelas X, XI, XII. c) Mewawancara pada beberapa siswa, lembar pertanyaan terlampir pada halaman lampiran d) Mengadakan kegiatan keagamaan misalnya tabligh akbar, dzikir akbar, muhasabah dengan mengundang penceramah dari luar agar lebih tertarik.( terlampir acara kegiatan pada lampiran kegiatan Ikatan Remaja Islam SMA Negeri 1 Bandung)

3. Observasi Bersamaan berlangsungnya pelaksanaan mengamati guru dalam menangani siswa , peneliti melakukan beberapa observasi dengan dibantu oleh Observer . a) OBSERVASI UNTUK GURU : ( Observer 1) NILAI NO 1 2 3 4 5 6 7 8 ASPEK-ASPEK YANG DIOBSERVASI Guru aktif sebagai pertemanan dengan siswa Mampu menciptakan suasana mendidik bagi siswa Selalu memonitor kegiatan siswa di lingkungan sekolah Mampu memberikan solusi yang dihadapi siswa Perduli terhadap siswa dalam penggunaan HP Perhatian pada siswa yang merokok, mencontek dsb Guru mendidik secara demokratis Guru selalu mencatat jika ada pelanggaran siswa V 1 2 3 V V V V V V V 4 5

44

9 10

Guru mampu memanfatkan waktu dengan efektif Guru menegur siswa dengan senyum 0 1 0 0 2 0 2 3 6 38 Skor 2 : Rendah Skor 3 : Sedang

V V 8 4 32 0 5 0

Jumlah centang Nilai Jumlah Centang X Nilai Nilai Total Skor 1 : Sangat rendah Skor 4 : Tinggi

Skor 5 : Sangat tinggi

Keterangan : Nilai Total minimum 1 X 10 = 10 Nilai Total maksimum 5 X 10 = 50

Kategori Nilai Total Kurang 0 10 Rendah 11 20 Sedang 21 30 Tinggi 31 - 40 Sangat Tinggi 41 50

Gambar 9. Observasi Guru -1 pada siklus 2 Hasil evaluasi aspek yang di observasi dari guru pada nomor 3 dan 8 mendapat nilai sedang. Dan rata-rata sudah mencapai rata-rata tinggi Idealnya nilai total antara 31 40 atau 41 50, sementara nilai total yang diperoleh sudah mencapai 38 . b) OBSERVASI UNTUK SISWA (Observer 1)

NILAI NO 1 ASPEK-ASPEK YANG DIOBSERVASI


Siswa bersahabat (terbuka) dengan guru

3 V

45

2 3 4 5 6 7 8 9 10

Siswa menciptakan suasana tenang di sekolah Siswa mampu menghargai orang lain Siswa bertanggung jawab Siswa ketergantungan pada HP Siswa suka merokok, mencontek jika ulangan Siswa mampu bekerjasama dengan teman Siswa melaksanakan aturan Tata Tertib Sekolah Siswa tidak pernah terlambat masuk sekolah Siswa aktif jika ada Tablig Akbar di sekolah 2 1 2 0 2 0 1 3 3 35 Skor 2 : Rendah Skor 3 : Sedang V V

V V V V

V V

V 5 4 20 2 5 10

Jumlah centang Nilai Jumlah Centang X Nilai Nilai Total Skor 1 : Sangat rendah Skor 4 : Tinggi Keterangan : Nilai Total minimum 1 X 10 = 10 Nilai Total maksimum 5 X 10 = 50 0 10 11 20

Skor 5 : Sangat tinggi Kategori Nilai Total Kurang Rendah Sedang 21 30 Tinggi 31 - 40 Sangat Tinggi 41 50

Gambar 10. Observasi Siswa -1 pada siklus 2 Evaluasi dari obesrvasi nampak adanya perkembangan mendapat nilai total 35 . Namun masih ada yang harus diperbaiki yaitu pada aspek nomor 6 dan 9 karena masih sangat rendah dan nomor satupun masih sedang. c) OBSERVASI UNTUK GURU : ( Observer 2)

46

NILAI NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ASPEK-ASPEK YANG DIOBSERVASI Guru aktif sebagai pertemanan dengan siswa Mampu menciptakan suasana mendidik bagi siswa Selalu memonitor kegiatan siswa di lingkungan sekolah Mampu memberikan solusi yang dihadapi siswa Perduli terhadap siswa dalam penggunaan HP Perhatian pada siswa yang merokok, mencontek dsb Guru mendidik secara demokratis Guru selalu mencatat jika ada pelanggaran siswa Guru mampu memanfatkan waktu dengan efektif Guru menegur siswa dengan senyum 0 1 0 0 2 0 1 3 3 40 Skor 2 : Rendah Skor 3 : Sedang 8 4 32 V V V 1 5 5 1 2 3 4 V V V V V V V 5

Jumlah centang Nilai Jumlah Centang X Nilai Nilai Total Skor 1 : Sangat rendah Skor 4 : Tinggi Keterangan : Nilai Total minimum 1 X 10 = 10 Nilai Total maksimum 5 X 10 = 50 0 10 11 20

Skor 5 : Sangat tinggi Kategori Nilai Total Kurang Rendah Sedang 21 30 Tinggi 31 - 40 Sangat Tinggi 41 50

Gambar11. Observasi Guru -2 Siklus 2 Hasil evaluasi aspek yang di observasi dari guru pada nomor 3 mendapat nilai sedang. Dan rata-rata sudah mencapai rata-rata tinggi . Aspek nomor 10 sudah sdangat tinggi. Ideal nilai
47

total antara 31 40 atau 41 50, sementara nilai total yang diperoleh sudah mencapai 40. d) OBSERVASI UNTUK SISWA (Observer 2) NILAI NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ASPEK-ASPEK YANG DIOBSERVASI
Siswa bersahabat (terbuka) dengan guru

4 V V . V

Siswa menciptakan suasana tenang di sekolah Siswa mampu menghargai orang lain Siswa bertanggung jawab Siswa ketergantungan pada HP Siswa suka merokok, mencontek jika ulangan Siswa mampu bekerjasama dengan teman Siswa melaksanakan aturan Tata Tertib Sekolah Siswa tidak pernah terlambat masuk sekolah Siswa aktif jika ada Tablig Akbar di sekolah 0 1 0 37 Skor 2 : Rendah Skor 3 : Sedang 1 2 2 2 3 6 V V V

V V

V 6 4 24 1 5 5

Jumlah centang Nilai Jumlah Centang X Nilai Nilai Total Skor 1 : Sangat rendah Skor 4 : Tinggi Keterangan : Nilai Total minimum 1 X 10 = 10 Nilai Total maksimum 5 X 10 = 50 0 10 11 20

Skor 5 : Sangat tinggi Kategori Nilai Total Kurang Rendah Sedang 21 30 Tinggi 31 - 40 Sangat Tinggi 41 50

Gambar 12. Observasi Siswa -2 Silkus 2


48

Evaluasi dari obesrvasi 49ampak adanya perkembangan mendapat nilai total 37 . Namun masih ada yang harus diperbaiki yaitu pada aspek nomor 6 masih rendah, nomor 5 dan 6 masih mendapat nilai sedang dan nomor yang lainnya sudah tinggi bahkan nomor 3 sudah sangat tinggi.

Evaluasi dari Observer pada Siklus 2 memperoleh nilai : NO 1 2 OBSERVER Dra. Hj. Siti Muallifah ( BK) Dra. Rukmini Susanti ( TATIBSI) GURU 38 40 SISWA 35 37

Gambar 13. Evaluasi Siklus 2) Walaupun pada hasil evaluasi pada Siklus II mendapat nilai tinggi baik Guru maupun Siswa namun masih ada yang harus diperbaiki yaitu tentang guru untuk lebih peduli pada siswa dan mencatat jika ada pelanggaran pada siswa. Untuk siswa yang masih dinilai rendah adalah tentang merokok, mencontek jika ulangan atau membuat PR dan keterlambatan masuk sekolah. Pada silkus kedua ini pengamatan yang tercatat baik Guru maupun Siswa sudah mengalami perbaikan dari kondisi awal tentang kepedulian guru terhadap pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh siswa dalam mengidentifikasi masalah-masalah yang ada pada siswa , jka di masukkan dalam kategori nilai sudah mendapat nilai 8 artinya sangat baik.

49

OBSERVASI 2

NO

ASPEK-ASPEK YANG DIOBSERVASI

NILAI 1 2 3 4 V V 0 1 0 8 0 2 0 0 3 0 2 4 8

1 2

Kepedulian guru terhadap pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan siswa Identifikasi masalah-masalah yang ada pada siswa

Jumlah centang Nilai Jumlah centang X Nilai Nilai Total Keterangan : Nilai total minimum : 2 x 1 = 2 Nilai total maksimum : 2 x 4 = 8 1-2 3-4 Kategori nilai total Kurang Cukup

baik 5-6

Sangat Baik 7-8

Gambar 14, Observasi 2 Evaluasi pada siklus kedua peneliti mengobservasi dengan formasi seperti kondisi awal pada kepedulian guru terhadap siswa seperti terdapat pada gambar di bawah ini.

50

e) OBSERVASI UMUM 2 NILAI NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ASPEK-ASPEK YANG DIOBSERVASI


Siswa aktif melaksanakan Tata Tertib Sekolah

3 4 2 3 2 4 5 2 4

4 14 12 14 17 11 11 16 14 13

5 2 6 3 1 5 4 2 2 7 6

JML 78 84 80 79 81 79 80 78 87 85 811 81.1

Siswa bersemangat mengikuti kegiatan-kegiatan Siswa sangat menghargai waktu Siswa dapat bertanggung jawab mengatasi masalah Siswa berani mengemukakan pendapat Siswa berprilaku baik dan sopan Siswa mampu bekerjasama dengan teman Siswa mampu menyelesaikan program dg baik Siswa merasa nyaman di sekolah
Selama di SMA Negeri 1 Bandung siswa merasa at home

13

Julah Nilai Nilai Akhir Kategori Nilai Kurang 50 - 60 Rendah 61- 70 Sedang 71 - 80 Tinggi 81- 90 Sangat Tinggi 91 - 100

Gambar 15. Observasi guru terhadap siswa pada siklus 2 Hasil observasi pada siklus kedua ini secara umum menunjukkan perbaikan yang cukup tinggi yaitu 81.1, namun penulis masih ingin mengetahui bagaimana sebenarnya menurut siswa dalam pengetahuannya tentang kenakalan remaja pada zaman sekarang dan bagaimana dengan

51

keterlibatan siswa dalam mewujudkan VISI dan MISI SMA Negeri 1 Bandung sehubungan banyaknya tantangan dan hambatan secara ekternal dan internal dalam dirinya, maka penelis membagikan angket untuk dijawab secara jujur. f) MENYEBARKAN ANGKET Angket dibagikan pada siswa sebanyak 32 agar dijawab sejujurnya .

NO 1

PERTANYAAN

KESIMPULAN JAWABAN

2 3

5 6 7

Bagaimana pandangan menurut siswa tentang 80% menjawab mengerikan, brutal kenakalan remaja zaman sekarang? apalagi adanya geng motor dan bebasnya mendownload video porno, banyak yang menjadi perokok jadi cenderung ke narkoba. Bagaimana perasaan siswa jika tidak mengikuti 70 % menjawab kurang gaul, minder, pergaulan zaman sekarang ini? gengsi Apa yang dilakukan oleh siswa pada waktu 90% menjawab dengan positif ; belajar, senggang ? olah raga, ngumpul dengan teman, nonton TV, main PS, membantu orang tua, ibadah . 10% merokok Apakah di sekolah ada kegiatan yang 90% menjawab ada yaitu ekskul, menyenangkan bagi siswa ? Fibosa, Liga SMANSA, belajar kelompok, Sholat bareng Tahukan siswa apa VISI dan MISI SMA 70% menjawab tahu, 30% tidak tahu Negeri 1 Bandung ? karena kurang disosialisasikan Apakah VISI dan MISI SMA Negeri 1 ini 70 % menjawab sudah terwujud dengan sudah terwujud ? baik, yang 30% belum sempurna Dapatkah siswa menyebutkan keberhasilan dari 80% menjajawab adanya prestasi VISI dan MISI dari SMA Negeri 1 akademik, renovasi masjid untuk Bandung? solat berjamaah, alumni yang berhasil di Perguruan Tinggi Favorit, menciptakan ketertiban dan lebih religius Apakah menurut siswa lingkungan disekolah 70% menjawab cukup memadai, dengan segala sarana dan prasarana yang lumayan. 30% menjawab kurang ada cukup mendukung untuk mendukung, masih kurang menghilangkan atau memperkecil pengawasan guru sehingga WC kenakalan remaja ? menjadi smoking area, dan masih ada beberapa tempat yang belum
52

Apakah orang tua siswa turut terlibat dalam terwujudnya VISI dan MISI sekolah ?

10

Apakah SMA Negeri 1 Bandung sudah dapat dikatakan berhasil dalam membina Siswa dibidang kerohanian dan dapat menghilangkan atau memperkecil kenakalan remaja ?

terpantau oleh guru 80% menjawab ya dan memang sudah seharusnya. 20% menjawab kurang sosialisasi, tidak tahu 90% menjawab cukup berhasil, lumayan, perlu ditingkatkan. pendekatan rochani memang sangat diperlukan 10% belum masih secara teori akademik

Gambar 16. Tanya Jawab Angket Siswa Hasil jawaban dari siswa melalui angket dapat dikatakan positf 79% positif jadi dapat dikatakan cukup berhasil dan masih ada beberapa yang harus di perbaiki dan ditingkatkan. Sebagai pelengkap Penulis mewawancarai secara langsung pada siswa seputar kegiatan mereka di sekolah. g) WAWANCARA Wawancara pada beberapa siswa dengan pertanyaan yang sudah dipersiapkan.

NO 1

PERTANYAAN JAWABAN Bagaimana menurut kalian tentang Bagus sudah cukup ketat, cuma tata tertib sekolah ? masih ada guru yang belum menerapkan disiplin Senangkah kalian mengikuti Iya senang sekali kegiatan-kegiatan di Sekolah ? Apakah kalian sering terlambat dan Tidak tapi sekali-sekali pernah, mengerjakan tugas-tugas pelajaran belum bisa tepat waktu tepat waktu ? Jika kalian menghadapi masalah , Biasanya curhat sama teman apakah kalian selesaikan dengan karena sulit untuk curhat dengan baik atau kalian tinggalkan begitu guru saja tanpa ada penyelesaian ?

2 3

53

Jika pendapat kalian tidak sesuai Berani dengan yang lain apakah kalian berani mengemukakan pendapat kalian sendiri ? Bagaimana sikap kalian jika Berusaha untuk sopan menghadap/ bicara dengan guru ? Apa yang kalian lakukan jika kalian Minta bantuan teman menghadapi pekerjaan yang lumayan berat menurut kalian ? Jika kalian pengurus OSIS agar Membuat program dan kerjasam semua dapat dilaksanaakan dengan dengan teman baik apa yang harus kamu lakukan ? Bagaimana menurut kalian situasi Lumayan nyaman, asik banyak dan kondisi SMA Negeri 1 Bandung temen, ekskulnya rame apakah kalian merasa nyaman ? Apakah kalian merasa at home Iya karena ada masjid yang di SMA Negeri 1 Bandung ini ? membuat lebih tenang jkadi bias ngumpul bareng temen di masjid Gambar 17. Tanya Jawab lisan pada Siswa Dari hasil wawancara secara langsung menghasilkan jawaban yang cukup positif. Namun

10

penulis masih terus ingin memperbaiki dengan menggunakan hypnotherapy .

h) HYPNOTHERAPI Untuk mengetahui lebih akurat lagi masalah-masalah apa yang ada pada siswa sebenarnya maka penulis berkolaborasi dengan guru IPS yang mampu melakukan hypnotherapy, pertanyaan dapat dilihat pada lampiran. Hasil dari hynotherapi dari sepuluh siswa hampir semua mengatakan ayahnya galak , egois dan keras. Dan semua menyatakan sangat sayang pada ibunya

54

Waktu senggang yang ada semua digunakan untuk main dengan teman, nonton TV, hanya seorang yang membuka situs porno, rata-rata mereka baru bias tidur jam 12 malam. Semua ratarata sudah mempunyai .pacar . dan rekaman video melalui HP. 4. Refleksi Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan tindakan kedua , dapat terindetifikasi bahwa guru-guru sudah mulai peduli pada siswa, dan tanggap terhadap masalah pelanggaran yang dilakukan oleh siswa misalnya merokok di lingkungan sekolah ,banyaknya ketidak hadiran (Absensi), perkelahian, penyimpangan penggunaan HP, pelanggaran tata tertib, kasus Video porno dsb. Bagi Siswa pada siklus kedua ini sudah menunjukkan kemajuan melalui beberapa instrument yang digunakan. D. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 1. Orientasi Dalam kegiatan orientasi, peneliti menemukan adanya pelanggaran tata tertib yang terjadi pada siswa-siswi SMA Negeri 1 Bandung yang dapat digolongkan pada daftar kenakalan remaja . Demikian pula pada gurupun penulis mendiagnosis sehingga menghasilkan bahwa masih banyak guru yang belum bahkan tidak peduli pada apa yang terjadi pada seputar siswa. Peneliti mengamati aktivitas Guru terhadap Siswa dalam setiap pelanggaran yang terjadi pada siswa bagaimana respon guru terhadap masalah pelanggaran tersebut khususnya dalam proses penanganan dan solusi akhir. Kemudian mengevaluasi hal tersebut. Hasil pengamatan dan evaluasi kemudian dijadikan bahan untuk mencari upaya perbaikan (terhadap tindakan) pada silkus penelitian. Peristiwa ini didokumentasikan oeh siswa dalam bentuk foto

55

Dengan hasil pengamatan yang telah tercatat baik Guru maupun Siswa maka ditemukan kondisi awal yaitu tentang kepedulian guru terhadap pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh siswa belum baik dalam mengidentifikasi masalah-masalah yang ada pada siswa . 2. Tindakan Perbaikan Siklus Kesatu Pada tindakan perbaikan kesatu penulis melakukan Siklus 1 kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. mempersiapkan bahan-bahan dasar rujukan yang perlu dikaji sebelum

penelitian dilakukan secara sistematis yang berhubungan dengan ahlak mulia dan tujuan akhir dari keberhasilan sekolah dalam kelulusan, VISI dan MISI SMA Negeri 1 Bandung, Buku-buku yang menunjang, Tata Tertib Siswa Tahun Pelajaran 2009 2010, Program Kerja Kesiswaan Tahun Pelajaran 2009 2010, Kegiatan Ikatan Remaja Islam SMA Negeri 1 Bandung .

Mempersiapkan instrument penelitian berupa Obervasi a) Perhatian dan kepedulian guru - guru dalam menangani masalah siswa b) Aktivitas siswa dalam kesehariannya sehubungan VISI dan MISI sekolah c) Dokumen-dokumen yang menunjang. Peneliti dan guru berdialog kurang mengenai prilaku siswa akhir-akhir ini banyak sekali penyimpangan dan cenderung kearah pada kenakalan remaja , Peneliti dan guru bersama-sama mengamati dan mencatat pelanggaran-pelanggaran apa saja yang terjadi pada siswa dan tindakan apa yang sudah di upayakan oleh guru dan pihak sekolah. Pada siklus kesatu menunjukkan hasil evaluasi dari penilaian guru - guru terhadap siswa sesuai dengan aspek-aspek yang diajukan ternyata memperoleh nilai 74.2, artinya hanya ada pada kategori sedang jadi belum mencapai hasil nilai tinggi atau sangat tinggi sehingga masih perlu diadakan obervasi khusus guru dan siswa dengan minta bantuan pada dua guru sebagai observer yaitu penulis mununjuk dari 1) guru Bimbingan dan Konseling 2) Koordinator TATIBSI.

56

Hasil evaluasi observasi

observer pertama dari aspek yang di observasi pada guru

memperoleh nilai rendah pada aspek nomor 1 dan 8 sedangkan aspek yang lainnya memperoleh nilai sedang . Idealnya nilai total antara 31 40 atau 41 50, sementara nilai total yang diperoleh baru mencapai 28 jadi belum mencapai nilai yang diharapkan. Hasil evaluasi dari aspek-aspek yang di observasi pada siswa terdapat nilai yang sangat rendah yaitu pada aspek nomor 6. Sedangkan aspek nomor 10 mendapat nilai tinggi dan nomor 5 mendapat nilai sangat tinggi . Rata-rata nilai dalam rinciannya setiap aspek memperoleh sedang belum mencapai nilai tinggi atau sangat tinggi. Sementara nilai total yang diperoleh mencapai 29 jadi belum mencapai nilai yang ideal . Hasil evaluasi observasi dari observer kedua dari aspek yang di observasi pada guru mendapat nilai rendah pada nomor 1, 3, 5, 6, 8. Sedangkan nomor 2, 4, 7, 9, 10 memperoleh nilai sedang dari keseluruhan aspek yang dinilai belum mencapai nilai tinggi atau sangat tinggi. Idealnya nilai total antara 31 40 atau 41 50, sementara nilai total yang diperoleh baru mencapai 25 jadi belum mencapai nilai yang diharapkan. Hasil evaluasi dari aspek-aspek yang di observasi pada siswa terdapat nilai yang rendah yaitu pada aspek nomor 9 dan 10 . Sedangkan nomor 1, 2, 3, 4, 8 memperoleh nilai sedang dan nomor 5, 6, 7 memperoleh nilai tinggi. Sehingga penilaian oleh observer 2 mendapat nilai 31. Evaluasi dari Observer pada Siklus 1 memperoleh nilai : NO OBSERVER 1 2 Dra. Hj. Siti Muallifah ( BK) Dra. Rukmini Susanti ( TATIBSI) GURU 28 25 SISWA 29 31

Gambar, 18 . Evaluasi observasi pada siklus 1 dalam pembahasan


57

Jika di buat grafik menunjukkan hasil sebagai berikut :


40 38 36 34 32 OBSERVER 1 OBSERVER 2 GURU SISWA

Gambar 19. Grafik Evaluasi siklus 1 Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan tindakan pada siklus kesatu, masih banyak hal yang perlu diperbaiki yaitu: Pada Guru yang masih dinilai rendah adalah 1) aktif sebagai pertemanan dengan siswa 2) selalu memonitor kegiatan siswa di lingkungan sekolah 3) peduli terhadap siswa dalam penggunaan HP 4) perhatian pada siswa yang merokok, mencontek dsb 5) encatat jika ada pelanggaran siswa 6) menegur siswa dengan senyum. Pada Siswa yang masih dinilai sangat rendah adalah 1) terbuka pada guru 2) suka merokok, mencontek jika ulangan 3) keterlambatan masuk sekolah 4) keaktifan mengikuti kegiatan kerohanian atau keagamaan di sekolah. 3. Tindakan Perbaikan Siklus Kedua Dalam siklus kedua ini dilakukan rangkaian kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Perencanaan yang dilakukan meliputi : a) mengobservasi kembali guru dan siswa dengan bantuan du Observer b) membuat instrument berupat angket sebanyak 32 lembar untuk siswa kelas X - 10 lembar , kelas XI -10 lembar, kelas XII- 12 c) membuat instrument pertanyaan58

pertanyan untuk wawancara d) mewajibkan siswa untuk mengikuti kegiatan kerohanian/ keagamaan yang diadakan di sekolah. e) untuk guru memberikan pembinaan pada setiap hari Senin dan setiap hari Jumat bersamaam dengan waktu Shalat Jumat bagi Ibu-Ibu guru mengikuti Pengajian Majelis Taklim di SMANegeri 1 Bandung.

Sesuai dengan kesepakatan yang telah dirundingkan oleh peneliti dan observer maka pada tanggal 2 Agustus 2010 hari senin a) Peneliti mengadakan observasi guru dan siswa dengan aspek sama seperti terdahulu b) menyebarkan angket sebanyak 32 kepada kelas X, XI, XII.c) mewawancara pada beberapa siswa, lembar pertanyaan terlampir pada halaman lampiran d) mengadakan kegiatan keagamaan misalnya tabligh akbar, dzikir akbar, muhasabah dengan mengundang penceramah dari luar agar lebih tertarik.( terlampir acara kegiatan pada lampiran kegiatan Ikatan Remaja Islam SMA Negeri 1 Bandung). Bersamaan berlangsungnya pelaksanaan mengamati guru dalam menangani siswa , peneliti melakukan observasi secara umum seperti operasi awal dengan hasil Pada silkus kedua ini pengamatan yang tercatat baik Guru maupun Siswa sudah mengalami perbaikan dari kondisi awal tentang kepedulian guru terhadap pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh siswa dalam mengidentifikasi masalah-masalah yang ada pada siswa , jka di masukkan dalam

kategori nilai sudah mendapat nilai 8 artinya sangat baik. Evaluasi pada siklus kedua peneliti mengobservasi dengan formasi seperti kondisi awal pada Hasil observasi pada siklus kedua ini secara umum menunjukkan perbaikan yang cukup tinggi yaitu 81.1. Jika dibuat grafik maka akan terlihat sebagai berikut :

UMUM
10

59
85 80 OBSERVASI AWAL

Gambar 19. Observassi Umum

Gambar 20. Observasi Guru terhadap Siswa

Bersamaan berlangsungnya pelaksanaan mengamati guru dalam menangani siswa , peneliti melakukan beberapa observasi dengan dibantu oleh observer Hasil evaluasi observasi dari penilaian observer pertama guru pada nomor 3 dan 8 mendapat nilai sedang. Dan rata-rata sudah mencapai rata-rata tinggi Idealnya nilai total antara 31 40 atau 41 50, sementara nilai total yang diperoleh sudah mencapai 38 . Evaluasi dari obeservasi pada siswa nampak adanya perkembangan mendapat nilai total 35 . Namun masih ada yang harus diperbaiki yaitu pada aspek nomor 6 dan 9 karena masih sangat rendah dan nomor satupun masih sedang. Hasil evaluasi observasi dari observer kedua guru pada nomor 3 mendapat nilai sedang. Dan rata-rata sudah mencapai rata-rata tinggi . Aspek nomor 10 sudah sdangat tinggi. Ideal nilai total antara 31 40 atau 41 50, sementara nilai total yang diperoleh sudah mencapai 40. Evaluasi dari obeservasi pada siswa nampak adanya perkembangan mendapat nilai total 37 . Namun masih ada yang harus diperbaiki yaitu pada aspek nomor 6 masih rendah, nomor 5 dan 6 masih mendapat nilai sedang dan nomor yang lainnya sudah tinggi bahkan nomor 3 sudah sangat tinggi. Evaluasi dari Observer pada Siklus 2 memperoleh nilai :

60

NO 1 2

OBSERVER Dra. Hj. Siti Muallifah ( BK) Dra. Rukmini Susanti ( TATIBSI)

GURU 38 40

SISWA 35 37

Gambar 21, Evaluasi Observasi Siklus 2

Jika dibuat grafik maka terlihat sebagai berikut :

40 39 38 37 36 35 34 33 32 OBSERVER 1 OBSERVER 2 GURU SISWA

Gambar 22. Grafik Penilaian Observer 1 dan2 terhadap Guru dan Siswa

Gambar 22. Grafik Penilaian Observer 1 dan2 terhadap Guru dan Siswa

Evaluasi dari observasi penulis masih ingin mengetahui bagaimana sebenarnya menurut siswa dalam pengetahuannya tentang kenakalan remaja pada zaman sekarang dan bagaimana dengan keterlibatan siswa dalam mewujudkan VISI dan MISI SMA Negeri 1 Bandung sehubungan banyaknya tantangan dan hambatan secara ekternal dan internal dalam dirinya, maka penulis membagikan angket untuk dijawab secara jujur. Angket dibagikan pada siswa sebanyak 32 agar dijawab sejujurnya .
61

Hasil jawaban dari siswa melalui angket dapat dikatakan positf 79% positif jadi dapat dikatakan cukup berhasil dan masih ada beberapa yang harus di perbaiki dan ditingkatkan. Sebagai pelengkap Penulis mewawancarai secara langsung pada siswa seputar kegiatan mereka di sekolah. Wawancara pada beberapa siswa dengan pertanyaan yang sudah dipersiapkan. Dari hasil wawancara secara langsung menghasilkan jawaban yang cukup positif. Namun penulis masih terus ingin memperbaiki yang masih belum maksimal dengan menggunakan hypnotherapy Untuk mengetahui lebih akurat lagi masalah-masalah apa yang ada pada siswa sebenarnya maka penulis berkolaborasi dengan guru IPS yang mampu melakukan hypnotherapy, pertanyaan dapat dilihat pada lampiran. Hasil dari hypnotherapi dari sepuluh siswa hampir semua mengatakan ayahnya galak , egois dan keras. Dan semua menyatakan sangat sayang pada ibunya Waktu senggang yang ada semua digunakan untuk main dengan teman, nonton TV, hanya seorang yang membuka situs porno, rata-rata mereka baru bias tidur jam 12 malam. Semua rata-rata sudah mempunyai .pacar . video melalui HP. Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan tindakan kedua , dapat terindetifikasi bahwa guru-guru sudah mulai peduli pada siswa, dan tanggap terhadap masalah pelanggaran yang dilakukan oleh siswa misalnya merokok di lingkungan sekolah ,banyaknya ketidak hadiran (Absensi), perkelahian, penyimpangan penggunaan HP, pelanggaran tata tertib, kasus Video porno dsb. Bagi Siswa pada siklus kedua ini sudah menunjukkan kemajuan melalui beberapa instrument yang digunakan. Hasil dari observasi antara Observer satu dan dua pada siklus satu1 dan dua jika di buat grafik akan Nampak sebagai berikut : Peristiwa ini didokumentasikan oeh siswa dalam bentuk foto dan rekaman

62

40 35 30 25 20 15 10 5 0 SIKLUS 1 SIKLUS 2 GURU SISWA

Gambar 23. Grafik Observasi Guru dan Siswa pada Siklus 1 dan 2

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan masalah nyata yang ditemukan di sekolah, khususnya siswa SMA Negeri 1 Bandung adalah adanya siswa yang masih melakukan pelanggaran-pelanggaran yang dapat dikatakan dengan kenakalan remaja . Prosedur

penelitiannya dilakukan secara siklikal. Satu siklus dimulai dari (1) perencanaan awal, (2) pelaksanaan, (3) observasi dan (4) refleksi. Dengan melalui Orientasi , Obsevasi secara umum dan Observasi pada Guru dan Siswa yang di antu oleh dua guru sebagai Observer dan satu guru IPS sebagai kolaborasi penggunaan hypnotherapy, pengisisan Angket, wawancara dapat disimpulkan hasil pada siklus 1 masih terdapat penilaian yang belum baik, kenudian dilakukan penetian perbaikan pada siklus 2 ternyata dapat menghasilkan evaluasi yang boleh dikatakan tinggi.

63

Sesuai dengan rumusan masalah maka dapat dikatakan bahwa kerohanian

berbagai kegiatan

(Keagamaan) yang diadakan di SMA Negeri 1 Bandung dapat memperkecil

kenakalan remaja. Jika kenakalan remaja tidak ada atau sangat kecil dapat dipastikan VISI dan MISI SMA Negeri 1 Bandung akan terwujud dengan baik . Dari hasil penelitian Kepedulian Sekolah, Guru pada siswa akan membuat Siswa nyaman dan at home di sekolah. Kegiatan Ekstra Kurikuler sangat menunjang untuk memperkecil bahkan menghilangkan kenakan remaja yang semakin memprihatinkan. Sarana beribadah merupakan hal yang sangat penting untuk membina secara moral dan spriritual.

B. SARAN. Sebaiknya semua individu yang terkait dengan masalah kenakalan remaja yang ada di lingkungan sekolah hendaknya turut memantau secara hirarkhi mulai dari atas

sampai bawah. Karena pada dasarnya semua siswa yang ada di SMA Negeri 1 Bandung memang perlu perhatian sehubungan dengan maraknya kenakalan remaja yang memprihatinkan. Hendaknya efektifkan seefisien mungkin sarana yang ada di SMA Negeri 1 Bandung ini untuk mendidik, membina, melatih, memotivasi, membimbing dan mendewasakan siswa kearah yang positif agar SKL yang berhubungan dengan akhlak mulia dapat berhasil maksimal

64

DAFTAR PUSTAKA

Achlis, 1992, Praktek Pekerjaan Sosial I, STKS , Bandung

BSNP. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta : BSNP.

Depdiknas. (2008). Pedoman Penelitian Tindakan Sekolah (School Action Research)

Gunarsa Singgih D at al, 1988, Psikologi Remaja, BPK Gunung Mulya,Jakarta

Kartini Kartono,1986, Psikologi Sosial 2, Kenakalan Remaja, Rajawali, Jakarta

Nazir, Moh, 1985, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta

Peningkatan Kompetensi Supervisi Pengawas Sekolah SMA / SMK. Jakarta : Dirjen PMPTK. Panitia Pelaksana Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Rayon 10 Jawa Barat. (2009). Bahan Ajar Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG), Pengawas. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Sagala, H. Syaiful. (2006). Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung : Alfabeta.

Sartono, Suwarniyati, 1985, Pengukuran Sikap Masyarakat terhadap Kenakalan Remaja di DKI

Jakarta, laporan penelitian, UI, Jakarta

Soerjono Soekanto, 1988, Sosiologi Penyimpangan, Rajawali, Jakarta

65

Sudjana, H. Nana. (2009). Penelitian Tindakan Kepengawasan, Konsep dan Aplikasinya bagi Pengawas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Wardani, IGAK, dkk. ((2007). Penelitian Tindakan Kelas. Buku Materi Pokok

LAMPIRAN - LAMPIRAN I. LAMPIRAN OBSERVASI

A. LEMBAR OBSERVASI SECARA UMUM B. LEMBAR OBSERVASI GURU TERHADAP SISWA C. LEMBAR OBSERVASI UNTUK GURU D. LEMBAR OBSERVASI UNTUK SISWA E. ANGKET KEPADA SISWA F. PERTANYAAN HYPNOTHERAPY G. JAWABAN HYNOTHERAPY

II. A.

LAMPIRAN SURAT PERJANJIAN DAN PERNYATAAN SURAT PERNYATAAN TIDAK LAGI MENJADI ANGGOTA GENG INTERNAL BACKSIDE

66

B.

SURAT

PERJANJIAN

TIDAK

MELANGGAR

KETERTIBAN

DENGAN

MEROKOK C. D. SURAT PERJANJIAN PELANGGARAN KETERTIBAN SURAT PERNYATAAN ORANG TUA UNTUK MENDIDIK ANAK-ANAKNYA UNTUK TIDAK MENILIKI VIDEO PORNO DI HP E. F. SURAT PERNYATAAN ORANG TUA UNTUK MENDIDIK PUTRANYA SURAT SKORSING KARENA PELANGGARAN DENGAN MENCEMARKAN NAMA BAIK SEKOLAH G. III. A. B. C. SURAT PERJANJIAN UNTUK TIDAK MAIN KARTU FOTO-FOTO HYNOTHERAPY KEGIATAN KEAGAMAAN PEMBINAAN

67

68

You might also like