You are on page 1of 6

Ragam Tulis dan Lisan

1. Ragam Bahasa Lisan Ragam bahasa lisan dan tulis memang sangat berperan dalam semua kegiatan berbahasa maupun berkomunikasi. Kedua jenis ragam ini sebenarnya memiliki hubungan yang erat. Ragam bahasa tulis yang unsur dasarnya huruf, melambangkan ragam bahasa lisan. Oleh karena itu, sering timbul kesan bahwa ragam bahasa lisan dan tulis itu sama. Padahal, kedua jenis ragam bahasa itu berkembang menjdi sistem bahasa yang memiliki seperangkat kaidah yang tidak identik benar, meskipun ada pula kesamaannya. Meskipun ada keberimpitan aspek tata bahasa dan kosa kata, masing-masing memiliki seperangkat kaidah yang berbeda satu dari yang lain.

Ragam bahasa lisan adalah bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap (organ of speech) dengan fonem sebagai unsur dasar dan komunikasi terjadi secara langsung / bertatap muka, sehingga terikat oleh kondisi, situasi dan waktu. Dalam ragam lisan, kita juga akan berurusan dengan tata bahasa, kosakata, dan lafal. Kita dapat menemukan ragam lisan yang standar, misalnya pada saat orang berpidato atau memberi sambutan dalam situasi perkuliahan, ceramah, dll. Sedangkan ragam lisan yang nonstandar, misalnya dalam percakapan antarteman, di pasar, atau dalam kesempatan nonformal lainnya.

Seorang pembicara dapat memanfaatkan tinggi rendah suara atau tekanan, air muka, gerak tangan atau isyarat untuk mengungkapkan ide, sehingga si penerima ragam bahasa lisan lebih mudah mengerti dan lebih memahami apa yang ingin disampaikan oleh si pembicara. Dan jika terjadi kesalahan atau pemakaian struktur kalimat yang kurang baik , maka si pembicara dapat langsung menjelaskannya pada saat itu juga. Walaupun demikian, ketepatan dalam pemilihan kata, bentuk kata, dan kelengkapan unsur-unsur dalam struktur kalimat tidaklah menjadi ciri kebakuan dalam ragam lisan. Hal ini disebabkan karena adanya pengaruh dari situasi dan kondisi pembicaraan dalam menyampaikan pemahaman makna gagasan yang ingin disampaikan secara lisan. Jika ragam bahasa lisan dituliskan, ragam bahasa itu tidak dapat disebut sebagai ragam tulis, tetapi tetap disebut sebagai ragam lisan, hanya saja diwujudkan dalam bentuk tulis. Oleh karena itu, bahasa yang dilihat dari ciri-cirinya tidak menunjukkan ciri-ciri ragam tulis, walaupun

direalisasikan dalam bentuk tulis karena kedua ragam itu masing-masing ( ragam tulis dan ragam lisan) memiliki ciri kebakuan yang berbeda.

2. Ragam Bahasa Tulis Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya, jadi komunikasi yang terjadi tidak secara langsung . Penulis menyampaikan gagasan atau idenya tidak pada saat ide itu dibuat atau dituangkan ke dalam tulisan, sehingga jika terdapat struktur kalimat yang kurang baik akan dapat mengganggu komunikasi pembaca .

Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan) di samping aspek tata bahasa dan kosa kata. Dengan kata lain dalam ragam bahasa tulis, kita dituntut adanya kelengkapan unsur tata bahasa dan struktur kalimatnya seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat, ketepatan dan kecermatan dalam pemilihan kosa kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide.

Ragam tulis adalah bahasa yang ditulis atau yang tercetak, sehingga penggunaanya tidak dipengaruhi / ditunjang oleh situasi pemakaiannya. Ragam tulis pun dapat berupa ragam tulis yang standar maupun nonstandar. Ragam tulis yang standar dapat ditemukan dalam buku-buku pelajaran, teks, majalah, surat kabar, poster, iklan. Sedangkan ragam tulis yang non-standar pada majalah remaja, iklan dan poster.

3. Contoh perbedaan antara ragam bahasa lisan dan tulisan:

Ragam bahasa lisan : 1. Putri bilang kita harus belajar . 2. Ayah lagi baca koran . 3. Kita harus bikin karya tulis. 4. Mereka tinggal di Menteng. 5. Saya akan tanyakan soal itu. 6. Tapi kau tak boleh nolak lamaran itu.

Ragam bahasa tulis : 1. Putri mengatakan bahwa kita harus belajar. 2. Ayah sedang membaca Koran. 3. Kita harus membuat karya tulis. 4. Mereka bertempat tinggal di Menteng. 5. Akan saya anyakan soal itu. 6. Namun, engkau tidak menolak lamaran itu

Kedua ragam itu berbeda. Perbedaannya adalah sebagai berikut. 1. Ragam Lisan menghendaki adanya orang kedua, teman berbicara yang berada di depan pembicara, sedangkan ragam tulis tidak mengharuskan adanya teman bicara berada di depan. 2. Di dalam ragam lisan unsur-unsur fungsi gramatikal, seperti subjek, predikat, dan objek tidak selalu dinyatakan. Unsur-unsur itu kadang-kadang dapat ditinggalkan. Hal ini disebabkan oleh bahasa yang digunakan itu dapat dibantu oleh gerak, mimic, pandangan, anggukan, atau intonasi. Contoh: Orang yang belanja di pasar. Bu, berapa cabenya? Tiga Puluh. Bisa kurang? Dua lima saja, Nak.

Ragam tulis perlu lebih terang dan lebih lengkap daripada ragam lisan. Fungsi-fungsi gramatikal harus nyata karena ragam tulis tidak mengharuskan orang kedua berada di depan pembicara. Kelengkapan ragam tulis menghendaki agar orang yang diajak bicara mengerti tulisan itu. Contoh ragam tulis ialah tulisan-tulisan dalam buku, majalah, dan surat kabar. 3. Ragam lisan sangat terikat pada kondisi, situasi, ruang dan waktu. Apa yang dibicarakan secara lisan di dalam sebuah ruang kuliah, hanya akan berarti dan berlaku untuk waktu itu saja. Apa yang di perbincangkan dalam suatu ruang diskusi susastra belum tentu dapat dimengerti oleh orang yang berada di luar ruangan itu. Ragam tulis tidak terikat oleh situasi, kondisi, ruang, dan waktu. Suatu tulisan dalam sebuah bukuyang ditulis oleh seorang penulis di Indonesia dapat dipahami oleh orang yang berada di Amerika atau Inggris. Sebuah buku yang ditulis pada tahun 1985 akan dapat dipahami dan dibaca oleh orang yang hidup tahun 2006 dan seterusnya. Hal itu dimungkinkan oleh kelengkapan unsure-unsur dalam ranggam tulis. 4. Ragam lisan dipengaruhi oleh tinggi rendahnya dan panjang pendeknya suara, sedangkan ragam tulis dilengkapi dengan tanda baca, huruf besar, dan huruf miring.

Berikut ini dapat kita bandingkan wujud bahasa Indonesia ragam lisan dan ragam tulis. Perbandingan ini didasarkan atas perbedaan penggunaan bentuk kata, kosakata, dan struktur kalimat. Ragam Lisan a. Penggunaan Bentuk Kata 1. Kendaraan yang ditumpanginya nabrak pohon mahoni. 2. Bila tak sanggup, tak perlu lanjutkan pekerjaan itu. 3. Fotokopi ijazah harus dilegalisir dulu olrh pimpinan akademi b. Penggunaan Kosakata 4. Saya sudah kasih tahu mereka tentang hal itu. 5. Mereka lagi bikin denah buat pameran entar. 6. Pekerjaan itu agak macet disebabkan karena keterlambatan dana yang diterima. c. Penggunaan Struktur Kalimat 7. Rencana ini saya sudah sampaikan kepada Direktur. 8. Dalam Asah Terampil ini dihadiri juga oleh Gubernur Daerah Istimewa Aceh. 9. Karena terlalu banyak saran berbeda-beda sehingga ia makin bingung untuk menyelesaikan pekerjaan itu. Ragam Tulis a. Penggunaan Bentuk Kata 1. Kendaraan yang ditumpanginya menabrak pohon mahoni. 2. Apabila tidak sanggup, engkau tidak perlu melanjutkan pekerjaan. Itu. 3. Fotokopi ijazah harus dilegalisasi dahulu oleh pimpinan akademi. b. Penggunaan Kosakata 4. Saya sudah memberi tahu mereka tentang hal itu. 5. Mereka sedang membuat denah untuk pemaran nanti. 6. Pekerjaan itu agak mecet disebabkan oleh keterlambatan dana yang diterima. c. Penggunaan Struktur Kalimat 7. Rencana ini sudah saya sampaikan kepada Gubernur. 8. Asah Terampil ini dihadiri juga oleh Gubernur Daerah Istimewa Aceh.

9. Karena terlalu banyak saran yang bebeda-beda, ia makin bingung untuk menyelesaikan pekerjaan itu.

You might also like