You are on page 1of 16

Doa dan Adab

[DOA] keluaR Rumah


Setiap keluar rumah hendaklah selalu membaca doa. Ada beberapa doa yang diajarkan
Nabi SAW, di antaranya adalah:

ِ‫ َولَ حَ ْولَ َولَ قُوّةَ إِلّ بِال‬،ِ‫ تَ َوكّلْتُ َعلَى ال‬،ِ‫بِسْمِ ال‬.
Bismillahi tawakaltu ‘alallahi laa haula walaa quwwata illa billah
“Dengan nama Allah, aku berserah diri kepada Allah. Tidak ada daya dan kekuatan
selain dari Allah.” (H.R. Abu Daud, tirmidzy dan Nasai )
Catatan
Barangsiapa membaca doa ini ketika keluar rumah maka ia tidak akan diganggu syetan
dan terhindar dari bencana

Doa Lain yang Diajarkan Nabi adalah:

،َ‫ أَوْ أَظْلِم‬،ّ‫ أَوْ أُزَل‬،ّ‫ أَوْ أَ ِزل‬،ّ‫ أَوْ ُأضَل‬،ّ‫اَل ّلهُمّ إِّنيْ أَعُ ْوذُ بِكَ َأنْ َأضِل‬
ّ‫جهَلَ َع َلي‬
ْ ُ‫ أَوْ ي‬،َ‫ أَوْ َأجْهَل‬،َ‫أَوْ أُظْلَم‬.
Allahumma innii a’uudzubika an adlilla au udlalla, au azilla au uzalla, au azhlima au
uzhlama, au ajhala au yujhala ‘alayya
“Dengan nama Allah, aku berserah diri kepada Allah. Ya Allah, aku berlindung kepada-
Mu dari menyesatkan atau disesatkan; dari menggelincirkan atau digelincirkan; dari
menganiaya atau dianiaya; dari membodoho atau saya dibodohi (orang lain) (H.R. Abu
Daud dan Tirmidzy)

Adab Keluar Rumah


1. Sebelum keluar sebaiknya sudah melaksanakan salat dua rakaat sunat
2. Pastikan tidak ada bawaan yang tertinggal
3. jangan keluar dengan terburu-buru, karena terburu-buru itu adalah sifat syetan
4. Melangkah keluar rumah dengan kaki kiri, dan jika masuk rumah dengan
mendahulukan kaki kanan
5. jangan pergi keluar rumah untu maksiyat kepada Allah

http://orido.wordpress.com 1
Doa dan Adab

6. Jika akan berbuat maksiyat harus diurungkan niatnya


7. Jangan lupa membaca ta’awwudz, Basmalah dan doa keluar rumah
8. jangan keluar rumah tanpa pamit, karena Allah akan melaknat kepergiannya
9. Jangan bepergian kalau tidak ada keperluan yang penting
10. Keluar rumah untuk mencari nafkah karena Allah atau untuk melaksanakan
amalan agama dianggap sebagai jihad fie sabilillah, jika meninggal di jalan
akan mati syahid
11. Bagi wanita haram bepergian tanpa izin orang tua/suami dan dilarang
bepergian sampai tiga hari tanpa disertai mahramnya.’Sabda ‫آ‬Nabi SAW :

َ‫لَا يَحِلّ لِا ْم َرأَةٍ تُ ْؤمِنُ بِال ّلهِ وَاْليَ ْومِ الْآ ِخرِ أَنْ تُسَا ِفرَ َسفَرًا َيكُونُ ثَلَاَثة‬
‫أَيّامٍ َفصَاعِدًا ِإلّا َو َم َعهَا َأبُوهَا أَ ِو اْبنُهَا أَوْ زَ ْو ُجهَا أَوْ أَخُوهَا أَوْ ذُو‬
‫ح َرمٍ ِمنْهَا‬
ْ َ‫م‬
Diriwayatkan daripada Abu Said al-Khudri r.a katanya: Rasulullah s.a.w bersabda:
Haram bagi seorang wanita yang beriman kepada Allah dan Hari Akhirat musafir, di
mana perjalanannya melebihi dari tiga hari melainkan bersama ayah, anak lelaki,
suami, saudara lelaki atau siapa sahaja mahramnya yang lain” (H.R. Bukhari-Muslim)

Links:
[sunnah-sunnah yang beRkaitan dengan keluaR masuk Rumah]
http://www.almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=1369&bagian=0
 Sunnah/adab keluar masuk rumah: [1]. Dzikir kepada Allah, [2]. Mengucapkan
Doa Masuk Rumah, [3]. Bersiwak, [4]. Mengucapkan Salam,
[dOa keluaR Rumah ke masjid]
http://www.perjalanansuci.com/ZikirHarian4.htm
[menggantungkan doa-doa pada pintu dan selainnya]
http://alsofwah.or.id/index.php?pilih=lihatfatwa&id=922
 Tidak berdosa meletakkan/menggantungkan doa-doa pada berbagai tempat
karena itu meng-ingatkan dan memudahkan bagi mereka untuk membacanya
[shalat dan adab musafir]

http://orido.wordpress.com 2
Doa dan Adab

http://www.pks-anz.org/modules.php?op=modload&name=News&file=article&sid=824
 Safar secara bahasa berarti: Melakukan perjalanan, lawan dari iqomah. Orangnya
dinamakan musafir lawan dari muqim. Sedangkan secara istilah, safar adalah:
Seseorang keluar dari daerahnya dengan maksud ke tempat lain yang ditempuh
dalam jarak tertentu.
[adab mendiami rumah baru]
http://eramuslim.com/konsultasi/arc/4525f90c.htm
 Tidak ada tuntunan khusus dari Rasul tentang menempati rumah baru, tetapi
tidak ada bukan berarti pula tanpa adab.

-perbanyakamalmenujusurga-

http://www.almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=1369&bagian=0

Kamis, 10 Maret 2005 00:12:09 WIB


Kategori : Amalan Sunnah

SUNNAH-SUNNAH YANG BERKAITAN DENGAN KELUAR MASUK RUMAH


Oleh
Syaikh Khalid al Husainan

Imam An-Nawawy berkata : “Sangat dianjurkan untuk mengucapkan bismillah dan


memperbanyak dzikir kepada Allah dan kemudian memberi salam.”
[1]. Dzikir kepada Allah
Dzikir kepada Allah ketika masuk rumah berdasarkan hadits Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam.

"Artinya : Apabila seorang memasuki rumahnya kemudian dzikir kepada Allah ketika
akan masuk dan ketika akan makan maka syaitan berkata : “Aku tidak akan
bermalam di tempat kalian dan tidak akan makan malam”[HR. Muslim no. 2018]

[2]. Mengucapkan Doa Masuk Rumah.

http://orido.wordpress.com 3
Doa dan Adab

Berdasarkan hadits Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam.

"Allahumma innii as-aluka khairan al-mawlaji wa khaira al-makhraji bismillah wa lajna


wa bismillahi kharajnaa wa 'alaa rabbinaa tawaklanaa"

"Artinya : Ya, Allah sesungguhnya aku memohon kepada Mu kebaikan ketika masuk dan
kebaikan ketika keluar. Dengan menyebut nama Allah kami masuk dan kami keluar. Dan
hanya kepada Rabb kami, kami bertawakal"

Kemudian dia memberi salam kepada keluarganya (di rumah)" [HR Abu Dawud] [1]

Sehingga, ia merasa hanya bertawakal kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala ketika masuk
dan keluar rumah. Dengan demikian, terjadilah hubungan yang terus menerus antara
hamba dengan Allah.

[3]. Bersiwak
"Artinya : Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam apabila masuk ke rumahnya beliau
memulai dengan bersiwak" [HR. Muslim no. 253]

[4]. Mengucapkan Salam


Berdasarkan firman Allah Ta'ala.

"Artinya : Maka apabila kamu memasuki (suatu rumah dari) rumah-rumah (ini)
hendaklah kamu memberi salam kepada (penghuninya yang berarti memberi salam)
kepada dirimu sendiri, salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberi berkat lagi
baik. [An-Nuur: 61]

Maka jika seseorang hendak memasuki rumahnya setiap kali selesai mengerjakan
shalat fardhu di masjid kemudian menjalankan sunnah-sunnah tersebut maka jumlah
total keseluruhan sunnah tersebut dalam sehari semalam berjumlah 20 sunnah.

Sedangkan ketika keluar dari rumah maka merupakan sunnah untuk mengucapkan :

http://orido.wordpress.com 4
Doa dan Adab

“Artinya : Dengan menyebut nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah, tiada daya
dan kekuatan kecuali dengan (pertolongan) Allah"

Dikatakan ketika itu : “Engkau telah dicukupi, dipelihara, diberi petunjuk dan
kemudian syaitanpun menjauhimu” [HR. Abu Dawud no. 5095, At-Tirmidzi no. 3426]

Seorang muslim dalam kesehariannya berulang kali keluar dari rumahnya, seperti
keluar untuk sholat di masjid, keluar untuk kerja, memenuhi kebutuhan rumah tangga.
Maka setiap keluar rumah hendaklah mengikuti sunnah ini maka akan mendapatkan
kebaikan yang sangat agung dan pahala yang besar.

Faedah Mengikuti Sunnah Tersebut Ketika Keluar Dari Rumah :

[1]. Seorang hamba akan mendapatkan kecukupan dari apa-apa yang membuat
cemas/kuatir dari urusan dunia dan akhiratnya.

[2]. Seorang hamba akan mendapatkan perlindungan dari setiap kejahatan dan apa-
apa yang dibenci baik berasal dari jin maupun manusia

[3]. Seorang hamba akan mendapatkan hidayah. Dan hidayah itu lawan dari kesesatan.

Maka semoga Allah memberikan petunjuk kepadamu di seluruh aktivitasmu baik yang
sifatnya keagamaan maupun keduniawian.

[Disalin dari kitab Aktsaru Min Alfi Sunnatin Fil Yaum Wal Lailah, edisi Indonesia Lebih
Dari 1000 Amalan Sunnah Dalam Sehari Semalam, Penulis Khalid Al-Husainan,
Penerjemah Zaki Rachmawan]
_________
Foote Note
[1] HR Abu Daud no, 5096. Hadits ini Dhaif. Al-Hafidz Al-Mundziri berkata : "Di dalam
sanadnya terdapat Muhammad bin Ismail bin Iyasy, terdapat perbincangan tentang dia
dan ayahnya. –ed

http://orido.wordpress.com 5
Doa dan Adab

http://www.perjalanansuci.com/ZikirHarian4.htm

Ketika keluar dari rumah, dahulukanlah kaki kiri dan bacalah :

Artinya : Dengan nama Allah, aku beriman kepada Allah, aku berserah kepada Allah,
tidak ada daya dan kekuatan melainkan dengan Allah. Ya Allah! Aku berlindung
kepadaMu jangan sampai sesat atau disesatkan, terpisung atau dipisungkan,
menganiaya atau dianiayai, menjadi bodoh atau dibodohkan. Ya Allah! dengan berkat
orang-orang yang berdoa kepadaMu dan dengan berkat orang-orang yang cenderung
beribadat kepadaMu, perjalananku ini adalah kepadaMu, maka sesungguhnya aku
tidak keluar kerana kejahatan, kesombongan, menunjuk-nunjuk, atau mencari
kemasyhuran, tetapi aku keluar kerana mengelakkan kemurkaanMu dan mencari
keredhaanMu. Aku bermohon supaya Engkau menyelamatkanku daripada api neraka,
dan memasukkanku ke dalam syurga.

http://alsofwah.or.id/index.php?pilih=lihatfatwa&id=922

Artikel Fatwa :
Menggantungkan Doa-doa Pada Pintu dan Selainnya

Senin, 24 Januari 05

http://orido.wordpress.com 6
Doa dan Adab

Pertanyaan:
Kami melihat sebagian orang yang meletakkan lembaran-lembaran pada mobil-mobil
mereka dan pada pintu-pintu mereka, seperti doa keluar rumah, doa duduk, yaitu doa-
doa yang diriwayatkan dari Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam ; lalu apakah itu
dibenarkan?

Jawaban:
Saya tidak melihat bahwa hal itu dilarang, karena itu meng-ingatkan manusia. Banyak
dari mereka yang tidak hafal doa-doa ini. Jika ditulis di depan mereka, maka mudah
bagi mereka untuk membacanya. Tidak berdosa mengenai hal ini, misalnya seseorang
menulis di majelisnya Doa kaffaratul Majlis, untuk mengingatkan orang-orang yang
duduk apabila berdiri supaya berdoa kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala dengan doa
tersebut. Demikian pula halnya dengan stiker kecil yang ditempelkan di depan
pengendara di dalam mobil berupa doa naik kendaraan dan bepergian. Jadi, ini tidak
mengapa.

Nur 'ala ad-Darb, hal. 42, Syaikh Ibn Utsaimin

http://www.pks-anz.org/modules.php?op=modload&name=News&file=article&sid=824

SHALAT DAN ADAB MUSAFIR


Posted by: Editor on Saturday, May 20, 2006 - 07:27 AM
Penjelasan tentang Fiqih Shalat bagi musafir dan adab-adab yang penting untuk
diketahui berkenaan dengan hal tersebut.

SHALAT DAN ADAB MUSAFIR


Bismillahirrahmanirrahim
Safar secara bahasa berarti: Melakukan perjalanan, lawan dari iqomah. Orangnya
dinamakan musafir lawan dari muqim. Sedangkan secara istilah, safar adalah:
Seseorang keluar dari daerahnya dengan maksud ke tempat lain yang ditempuh dalam
jarak tertentu.

Jadi seseorang disebut musafir jika memenuhi tiga syarat, yaitu: Niat, keluar dari

http://orido.wordpress.com 7
Doa dan Adab

daerahnya dan memenuhi jarak tertentu. Jika seseorang keluar dari daerahnya tetapi
tidak berniat safar maka tidak dianggap musafir. Begitu juga sebaliknya jika seorang
berniat musafir tetapi tidak keluar dari daerahnya maka tidak dianggap musafir. Begitu
juga jarak yang ditempuh menentukan apakah seseorang dianggap musafir atau belum,
karena kata safar biasanya digunakan untuk perjalanan jauh.

Rukhsoh Shalat Bagi Musafir


Seorang musafir mendapatkan rukhsoh dari Allah SWT dalam pelaksanaan shalat.
Rukhsoh tersebut adalah: Meng-qashar shalat yang bilangannya empat rakaat menjadi
dua, menjama’ shalat Zhuhur dengan Ashar dan Maghrib dengan ‘Isya, shalat di atas
kendaraan, tayammum dengan debu/tanah pengganti wudhu dalam kondisi tidak
mendapatkan air dll.

SHALAT QASHAR
Mengqashar shalat adalah mengurangi shalat yang 4 rakaat menjadi 2 rakaat, yaitu
pada shalat zhuhur, Ashar dan ‘Isya.

Dalil Shalat Qashar


Allah SWT berfirman:

Artinya: “Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa
kamu menqashar sembahyang(mu), jika kamu takut diserang orang-orang kafir.
Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS an-
Nisaa’ 101)

Rasulullah SAW bersabda:

Dari ‘Aisyah ra berkata : “Awal diwajibkan shalat adalah dua rakaat, kemudian
ditetapkan bagi shalat safar dan disempurnakan ( 4 rakaat) bagi shalat hadhar
(tidak safar).” (Muttafaqun ‘alaihi)

Dari ‘Aisyah ra berkata: “Diwajibkan shalat 2 rakaat kemudian Nabi hijrah, maka
diwajibkan 4 rakaat dan dibiarkan shalat safar seperti semula (2 rakaat).” (HR

http://orido.wordpress.com 8
Doa dan Adab

Bukhari)

Dalam riwayat Imam Ahmad menambahkan : “Kecuali Maghrib, karena Maghrib


adalah shalat witir di siang hari dan shalat Subuh agar memanjangkan bacaan di
dua rakaat tersebut.”

Jarak Qashar
Seorang musafir dapat mengambil rukhsoh shalat dengan mengqashar dan menjama’
jika telah memenuhi jarak tertentu. Rasulullah SAW bersabda:

Artinya: Dari Yahya bin Yazid al-Hana?i berkata, saya bertanya pada Anas bin Malik
tentang jarak shalat Qashar. Anas menjawab: “Adalah Rasulullah SAW jika keluar
menempuh jarak 3 mil atau 3 farsakh beliau shalat dua rakaat.” (HR Muslim)

Artinya: Dari Ibnu Abbas berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Wahai penduduk
Mekkah janganlah kalian mengqashar shalat kurang dari 4 burd dari Mekah ke
Asfaan.” (HR at-Tabrani, ad-Daruqutni, hadits mauquf)

Dari Ibnu Syaibah dari arah yang lain berkata: “Qashar shalat dalam jarak
perjalanan sehari semalam.”

Adalah Ibnu Umar ra dan Ibnu Abbas ra mengqashar shalat dan buka puasa pada
perjalanan menempuh jarak 4 burd yaitu 16 farsakh.

Ibnu Abbas menjelaskan jarak minimal dibolehkannya qashar shalat yaitu 4 burd atau
16 farsakh. 1 farsakh = 5541 meter sehingga 16 Farsakh = 88,656 km (maksudnya: 88
km + 656 meter; agar tidak mixed dengan tanda baca standar Australia, pen.). Dan
begitulah yang dilaksanakan sahabat seperti Ibnu Abbas dan Ibnu Umar. Sedangkan
hadits Ibnu Syaibah menunjukkan bahwa qashar shalat adalah perjalanan sehari
semalam. Dan ini adalah perjalanan kaki normal atau perjalanan unta normal. Dan
setelah diukur ternyata jaraknya adalah sekitar 4 burd atau 16 farsakh atau 88,656
km. Dan pendapat inilah yang diyakini mayoritas ulama seperti imam Malik, imam asy-
Syafi’i dan imam Ahmad serta pengikut ketiga imam tadi.

http://orido.wordpress.com 9
Doa dan Adab

Kesimpulan: Jarak dibolehkannya seseorang mengqashar dan menjama’ shalat,


menurut jumhur ulama; yaitu pada saat seseorang menempuh perjalanan minimal 4
burd atau 16 farsakh atau sekitar 88,656 km.

Syarat Shalat Qashar


1. Niat Safar
2. Memenuhi jarak minimal dibolehkannya safar yaitu 4 burd (88, 656 km)
3. Keluar dari kota tempat tinggalnya
4. Shafar yang dilakukan bukan safar maksiat

Lama Waktu Qashar


Jika seseorang musafir hendak masuk suatu kota atau daerah dan bertekad tinggal
disana maka dia dapat melakukan qashar dan jama’ shalat. Menurut pendapat
imam Malik dan Asy-Syafi’i adalah 4 hari, selain hari masuk kota dan keluar kota.
Sehingga jika sudah melewati 4 hari ia harus melakukan shalat yang sempurna.
Adapaun musafir yang tidak akan menetap maka ia senantiasa mengqashar shalat
selagi masih dalam keadaan safar. Berkata Ibnul Qoyyim: “Rasulullah SAW tinggal
di Tabuk 20 hari mengqashar shalat.” Disebutkan Ibnu Abbas dalam riwayat
Bukhari: “Rasulullah SAW melaksanakan shalat di sebagian safarnya 19 hari,
shalat dua rakaat. Dan kami jika safar 19 hari, shalat dua rakaat, tetapi jika
lebih dari 19 hari, maka kami shalat dengan sempurna.”

JAMA’ ANTARA DUA SHALAT SAAT SAFAR


Jama’ antara dua shalat, pada waktu safar dibolehkan. Shalat yang boleh dijama’
adalah shalat Dzuhur dengan Asar, dan shalat Maghrib dengan ‘Isya. Rasulullah SAW
bersabda:

Artinya: Dari Muadz bin Jabal: “Bahwa Rasulullah SAW pada saat perang Tabuk,
jika matahari telah condong dan belum berangkat maka menjama’ shalat
antara Dzuhur dan Asar. Dan jika sudah dalam perjalanan sebelum matahari
condong, maka mengakhirkan shalat dzuhur sampai berhenti untuk shalat
Asar. Dan pada waktu shalat Maghrib sama juga, jika matahari telah

http://orido.wordpress.com 10
Doa dan Adab

tenggelam sebelum berangkat maka menjama’ antara Maghrib dan ‘Isya.


Tetapi jika sudah berangkat sebelum matahari matahari tenggelam maka
mengakhirkan waktu shalat Maghrib sampai berhenti untuk shalat ‘Isya,
kemudian menjama’ keduanya.” (HR Abu Dawud dan at-Tirmidzi).

Shalat jama’ terdiri dari dua macam, yaitu jama’ taqdim dan jama’ ta’khir. Jama’
taqdim adalah menggabungkan shalat antara shalat Zhuhur dan Asar yang dilakukan
pada waktu Zhuhur dan shalat Maghrib dan ‘Isya yang dilakukan pada waktu
Maghrib. Sedangkan jama’ ta’khir adalah menggabungkan shalat antara shalat
Zhuhur dan Asar yang dilakukan pada waktu Asar dan shalat Maghrib dan ‘Isya yang
dilakukan pada waktu ‘Isya.

Shalat Jama’ah bagi Musafir yang Melakukan Qashar dan Jama’ Shalat
Seorang musafir yang melakukan qashar dan jama’ shalat, maka shalat jama’ah
yang dilakukan sbb:

1. Niat untuk melakukan shalat jama’ dan qashar secara berjama’ah.


2. Disunnahkan membaca iqomah pada setiap shalat (misalnya iqomah untuk shalat
Zhuhur dan iqomah untuk shalat Ashar).
3. Berimam pada orang yang sama-sama melakukan qashar dan jama’.
4. Shalat jama’ dilakukan secara langsung, tanpa diselingi dengan shalat sunnah
atau do’a atau lainnya.

MENGHADAP KIBLAT

Menghadap kiblat merupakan syarat sahnya shalat, baik dalam keadaan muqim
maupun musafir sebagaimana firman Allah:

Artinya: “Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja


kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya.” (QS Al Baqarah 144)

Maka jika seorang musafir berada dalam kendaraan; baik itu mobil, kereta api,
kapal laut atau pesawat udara dan mampu menghadap kiblat, maka ia harus
menghadap kiblat. Sedangkan bagi musafir yang naik kendaraan sedang ia tidak

http://orido.wordpress.com 11
Doa dan Adab

tahu arah kiblat atau tidak mampu menghadap kiblat, maka ia harus shalat
menghadap arah mana saja yang ia yakini dan shalat sesuai kondisi di kendaraan.
Allah SWT berfirman:

Artinya: “Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka ke manapun kamu
menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-
Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS Al Baqarah 115)

TATA CARA SHALAT DI ATAS KENDARAAN


1. Jika dimungkinkan maka shalat seperti biasa, yaitu shalat berjama’ah,
menghadap kiblat, berdiri, ruku dan sujud seperti biasa.
2. Jika tidak dapat berdiri maka shalat sambil duduk dengan gerakan shalat dalam
kondisi duduk. Ruku’ dan sujud dengan membungkukkan punggung, dan saat
sujud punggung lebih menurun dari ruku’.
3. Apabila tidak mendapatkan air, maka dapat bertayammum. Cara tayammum
yaitu menepuk tanah atau debu pada dinding kendaraan dengan dua telapak
tangan, lalu diusapkan keseluruh wajah. Kemudian tangan yang satu mengusap
yang lain sampai pergelangan tangan.

ADAB SAFAR
Apabila seorang muslim hendak melakukan safar maka hendaknya memperhatikan
adab-adab safar sbb:

1. Jika terdiri dari dua orang atau lebih, maka harus diangkat seorang ketua
rombongan.
2. Sebelum berangkat dianjurkan melakukan shalat sunnah dua rakaat.
3. Berdo’a kepada Allah memohon keselamatan dirinya, keluarga yang ditinggal
dan kaum muslimin, seperti:

Artinya: ”Ya Allah, kepada-Mu aku memohon dan bertawakkal, ya Allah mudahkan
urusan kami, gampangkan kesusahan safarku, berilah rizki padaku berupa
kebaikan yang lebih banyak dari yang aku minta, jauhkan dariku segala

http://orido.wordpress.com 12
Doa dan Adab

keburukan. Ya Rabb lapangkan dadaku, mudahkan urusanku. Ya Allah aku


memohon perlindungan-Mu, dan menitipkan diriku, agamaku, keluargaku,
kerabatku dan ni’mat yang telah engkau berikan padaku dan pada mereka dalam
hal akherat dan dunia, dan jagalah kami semua dari setiap keburukukan ya
Karim.”

4. Memberi wasiat (nasehat) dan meminta wasiat, sebagaimana yang dilakukan


Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Dikatakan Ibnu Umar pada Qoz?ah:
“Kemarilah saya akan melepasmu sebagaimana Rasulullah SAW melepepasku (saat
akan bepergian):

"Saya titipkan pada Allah dinmu, amanatmu dan akhir amalmu”.” (HR Abu
Dawud)

Di riwayatkan oleh at-Tirmidzi, datang seseorang kepada Nabi saw. dan berkata:
“Wahai Rasulullah saw. saya akan bepergian maka bekalilah saya.” Rasulullah saw.
bersabda: “Semoga Allah membekali engkau dengan taqwa.” “Tambahlah”,
“Semoga Allah mengampuni dosamu.” “Tambahlah”, “Semoga Allah
memudahkanmu dimana saja engkau berada.”

5. Saat dalam perjalanan harus menggunakan waktunya pada sesuatu yang baik dan
bermanfaat, seperti; memperbanyak dzikir dan do’a, baca al-Quran, membaca
buku, tafakur alam, mendengarkan nasyid (lagu-lagu Islami) dll.

6. Jangan melakukan kemaksiatan, dan mengupayakan agar suasana di kendaraan


menjadi Islami.

7. Membawa bekal-bekal dan sarana-sarana untuk mendukung suasana yang Islami


tersebut, misalnya: Membawa mushaf Al-Quran, buku bacaan yang Islami, kaset
nasyid (lagu-lagu Islam) dll.

DO’A SAFAR
Do’a Keluar Rumah:

http://orido.wordpress.com 13
Doa dan Adab

Artinya: “Dengan nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah, tiada daya dan
kekuatan kecuali dari Allah.”

Do’a Naik Kendaraan dan Safar:


Artinya: "Maha Suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal
kami sebelumnya tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kami akan
kembali kepada Tuhan kami. Ya Allah sesungguhnya kami memohon kepada-Mu
dalam safar ini kebaikan dan ketaqwaan, dan dari amal yang Engkau ridhai. Ya
Allah mudahkan pada safar kami, dan pendekkan jauhnya perjalanan. Ya Allah
engkau teman dalam safar dan pemimpin keluarga. Ya Allah aku berlindung
kepada-Mu dari susahnya safar, kesedihan dan buruknya kesudahan pada harta dan
keluarga.”

Jika akan pulang maka baca do’a serupa dan ditambah: (artinya) “Kami kembali,
bertaubat, beribadah dan memuji kepada Allah.”

Ketika Kendaraan yang dinaiki adalah kapal laut, maka membaca do’a:

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya.


Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Artinya: “Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang


semestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat
dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Maha Suci Tuhan dan Maha
Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.” (QS Az-Zumaar 69)

Dikutip dari: Syariahonline


(YP | PIP PKS-ANZ | pks-anz.org)

http://eramuslim.com/konsultasi/arc/4525f90c.htm

Adab Mendiami Rumah Baru

http://orido.wordpress.com 14
Doa dan Adab

Selasa, 10 Okt 06 09:28 WIB

Assalamu'alaikum wr. wb.


Pak Andan, Insya Allah dalam waktu dekat kami akan menempati sebuah rumah baru,
apakah ada adabnya dalam tuntunan Islam, apa yang pertama kita lakukan? Terima
kasih atas bantuannya.
Wassalamu'alaikum wr. wb.
Rochman
rochman at eramuslim.com

Jawaban
Assalaamu'laikum wr wb

Bapak Rochman yang sedang berbahagia karena akan menempati rumah baru,

Sungguh nikmat yang tiada tara bisa memiliki rumah. Baru lagi. Karena masih banyak
saudara-saudara kita yang belum dapat merasakannya. Himpitan ekonomi dan
sempitnya lapangan kerja adalah faktor terbesar. Maka bersyukurlah atas nikmat Allah
ini. Semoga menjadi barokah.

Sejauh pengetahuan saya, tidak ada tuntunan khusus dari Rasul tentang menempati
rumah baru. Tidak ada bukan berarti pula tanpa adab. Karena dalam beberapa hal
Islam mengatur hal ini, memang tidak terkait langsung dengan rumah baru. Yang paling
sering dilakukan biasanya adalah 'Selamatan' atau 'Tasyakuran'. Budaya inilah yang
kemudian menjadi semacam standar baku.

Namun perlu digarisbawahi, karena ia sebatas budaya maka jangan sampai terkesan
wajib dan justru memberatkan. Karena acara selamatan pasti ada biaya keluar. Di sisi
lain jangan sampai pula acara ini menjadi ajang pamer. Ingin beradab Islami malah
kepleset jadi takabbur. Untuk itu yang tengah-tengah saja.

Maka jika tak harus dengan acara syukuran yang identik dengan makan-makan, ia juga
dapat berupa berkunjung ke tetangga untuk saling kenal. Terutama mungkin ke Pak RT
dan Pak RW setempat. Atau ke Ketua Masjid dan sesepuh lingkungan.

Pak Rochman, prinsipnya secara umum ada beberapa tuntunan:

1. Mankaana yu'minu billahi wal yaumil aakhir fal yukrim jarrohu. Rasul berpesan:
barang siapa yang berimankepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia memuliakan
tetangganya. Ini adab berlingkungan. Bisa dengan mengundang tetangga datang ke
rumah untuk acara pengajian menempati rumah baru atau kita yang berkunjung jika
dana terbatas.

http://orido.wordpress.com 15
Doa dan Adab

2. Tahadduts binni'mah. Menyebut-nyebut nikmat Allah sebagaimana termaktub di


surat Adh dhuha. Nikmat Allah kita tunjukkan dengan cara Tasyakuran. Mengundang
anak yatim ke rumah. Mengundang ustadz hingga acara lebih tercerahkan secara
keilmuan.

3. Jangan ada acara yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Seperti ritual yang
mengandung kemusyrikan. Pesta berlebihan apalagi ada khamr di dalamnya. Bacalah
Al-Qur'an di dalamnya. Walaupun tidak harus surat yaasin. Demikian juga dzikir-dzikir
yang mengagungkan Allah. Dan ditutup dengan doa.

Selebihnya, lakukan tata cara atau tuntunan sebagaimana adab seorang muslim dalam
rumah. Masuk dan keluar memberikan salam. Masuk kamar mandi baca 'Allahumma
inni a'udzu bika minal khubutsi wal khobaits'. Makan dan minum baca basmalah.
Menghidupkan rumah dengan tilawatil qur'an dan sholat sunnah bagi pria. Karena
wajibnya di Masjid. Keluar rumah hendak bepergian baca 'Bismillaahi tawakkaltu
'alallaahi la haula wala quwwata illa billah'.

Dengan ini, acara selamatan rumah baru kita jauh lebih bermakna. Karena ibarat
membangun masjid, jangan semangat di awalnya saja. Setelah masjidnya jadi kosong
dari jama'ah.

Demikian Pak Rochman. Semoga Ramadhan yang berkah ini membawa kesan dan pesan
terseniri bagi bapak sekeluarga. Karena menempati rumah baru dalam keadaan
berpuasa.

Wallahu a'lam bishowab. Billaahi taufik wal hidayah,

Wassalaamu'alaikum wr. wb.

Ir. Andan Nadriasta - eramuslim.com

http://orido.wordpress.com 16

You might also like