You are on page 1of 23

TUGAS MATA KULIAH ENDODONSIA PRINSIP DAN ALAT PREPARASI SALURAN AKAR

Oleh: RIEZA ADHANTI (071610101028)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS JEMBER 2011

BAB 1. PENDAHULUAN

Pembersihan saluran akar secara menyeluruh merupakan hal yang penting karena bila masih ada sisa jaringan yang tertinggal (debris), maka ada kemungkinan menjadi tempat bagi tumbuhnya bakteri dan dapat menyebabkan peradangan periapikal. Debris yang tertinggal dapat pula mengurangi adaptasi bahan pengisi dengan dinding saluran akar. Kurang baiknya adaptasi bahan pengisi dapat menyebabkan kurangnya kerapatan obturasi sehingga dapat memperbesar kemungkinan kegagalan perawatan (Wintarsih, 2009: 15). Pengeluaran bahan-bahan yang dapat merangsang atau mendorong terjadinya radang periapikal, seperti kotoran pulpa nekrotik dan mikroorganisme, akan dapat mengurangi keparahan dan mempercepat penyembuhan. Karena itu, tidak dapat terlalu ditegaskan bahwa panjang kerja yang tepat dan pembersihan serta perbaikan bentuk yang tepat dari sistem saluran akar dapat diperoleh pada kunjungan pertama (Harty, 1992: 137). Untuk meningkatkan keberhasilan dan mengurangi rasa sakit yang dialami pasien, semua alat harus terletak dalam saluran dan setiap usaha untuk melesaknya kotoran ke jaringan periapikal harus dihindari (Harty, 1992: 137). Berbicara mengenai instrumen yang dipakai dalam perawatan endodonsia, instrumen yang di operasikan dengan tangan, seperti kirgi (file) dan rimer (reamer), merupakan instrumen yang paling penting. Walaupun demikian, instrumen khusus lain, seperti sonde dan ekskavator, telah pula dirancang agar sesuai dengan keperluan perawatan saluran akar. Pada awalnya instrumen yang dipakai dalam perawatan saluran akar jumlahnya tidak banyak dan desainnya pun masih kasar. Instrumen genggam (hand instrument) yang muncul di saat-saat awal memiliki gagang yang panjang yang hanya baik digunakan pada gigi anterior. Seiring dengan makin bervariasinya perawatan saluran akar, terciptalah instrumen jari (finger instrument) yang lebih kecil yang digunakan bagi perawatan gigi posterior. Selain lebih mudah diadaptasikan, instrumen ini juga meningkatkan sensasi sentuhan bagi operatornya. Dengan demikian, terciptalah desain baru

dalam instrumen endodonsia yang sejak itu terus berkembang (Walton, 2008: 173). Pada makalah ini akan dijelaskan mengenai prinsip-prinsip dari preparasi saluran akar dan macam alat yang digunakan. Hal ini penting agar dapat membantu para praktikan endodonsia supaya tidak salah dalam menggunakan alat dan dapat melakukan preparasi saluran akar dengan tepat dan efisien tetapi dengan hasil yang memuaskan.

BAB 2. ISI

2.1 Prinsip-prinsip Preparasi Saluran Akar Tujuan utama preparasi saluran akar adalah mengurangi jumlah bakteri yang terdapat pada dinding saluran akar. Pada gigi yang nekrosis, dinding saluran akar yang terinfeksi sampai mencapai 1,2 mm ke dalam tubulus dentin sehingga pembersihan yang sempurna tidak dapat dilakukan hanya dengan instrumen saja, tetapi harus digabung dengan desinfeksi secara khemis (Tarigan, 2004: 111). Pada saat dilakukan preparasi saluran akar akan terbentuk smear layer yang terdiri atas sisa-sisa dentin, sisa-sisa jaringan pulpa, predentin, serta ujungujung odontoblast (Tarigan, 2004: 111). Smear layer akan tertekan masuk ke tubulus dentin akar sedalam 5-40 m. Hal ini menyebabkan timbulnya koloni bakteri di dalam tubulus dentin, sementara efek desinfektan tidak masuk ke koloni bakteri ini. Smear layer juga menghambat perlekatan bahan pengisi saluran ke dinding saluran akar. Kadang-kadang debris ini juga dapat terdorong ke apeks, yang dapat menimbulkan reaksi peradangan (Tarigan, 2004: 111). Prinsip-prinsip preparasi saluran akar menurut Tarigan adalah sebagai berikut: 1. Seluruh bakteri harus dihilangkan, juga sisa-sisa jaringan pulpa, serta debris jaringan nekrotis lainnya. 2. Mempertahankan integritas regio periapeks, atau keadaan yang memungkinkan penyembuhan lesi periapeks. 3. Bentuk saluran akar yang mempermudah pengisian saluran akar. 4. Hendaknya foreamen fisiologikum tidak terganggu. 5. Preparasi dilakukan sebatas titik acuan sehingga tidak ada debris yang terdorong ke arah apikal. 6. Bekerja dalam keadaan asepsis. 7. Tidak terjadi instrumentasi yang berlebihan atau terlalu pendek.

8. Preparasi harus tetap dalam keadaan basah (irigasi setiap penggantian ISO). 9. Instrumen dalam keadaan pasif (tidak boleh ada pemaksaan). 10. Urutan pemakaian nomor ISO jangan dilompati. 11. Sedikitnya 3-4 penggantian ISO setiap kali preparasi dilakukan. 12. Preparasi nomor terendah sampai ISO 30/35. 13. Selalu dimulai dengan kanal yang paling sulit. 14. Pada akar bengkok, preparasi akses dilakukan dengan tekhnik stepdown menggunakan bur Gates. Kemudian, instrumen dibengkokkan sampai ke panjang kerja dan dilakukan tekhnik step-back

menggunakan file yang fleksibel (NiTi). 15. Hindari blokade apikal akibat debris dengan cara melakukan rekapitulasi dan irigasi yang cukup (Tarigan, 2004: 112). Prinsip preparasi menurut Harty, yaitu: 1. Selalu mempertahankan bentuk semula dari saluran dan bekerja dalam batas saluran. 2. Membuat preparasi meruncing dalam tiga dimensi, dengan diameter pemotongan melintang tersempit pada penyempitan apikal. 3. Membuat lebar yang cukup besar di bagian koronal saluran untuk memungkinkan digunakannya irigasi yang banyak untuk

mengeluarkan kotoran organik dan bakteri dari sistem saluran akar serta memungkinkan diperoleh ruang yang cukup untuk kondensasi bahan pengisi gutta percha (Harty, 1992: 137-138). Perlu juga diketahui hubungan antara saluran akar dengan anatomi akar keseluruhan. Preparasi akhir, walaupun lebih lebar, tetap merupakan

mempertahankan bentuk, keruncingan dan arah konfigurasi saluran akar semula (Harty, 1992: 138). Reamer dan file digunakan untuk preparasi saluran akar. Keduanya jangan dikacaukan atau ditukar-tukar pemakaiannya. Penggunaan file fleksibel berukuran kecil yang liberal dianjurkan, pemakaian ulang dari alat yang sudah rusak berarti mendorong terjadinya fraktur alat dalam saluran (reamer listrik meningkatkan

kemungkinan terjadinya perforasi akar atau kerusakan penyempitan apikal alami dan sebaiknya jangan digunakan pada terapi saluran akar) (Harty, 1992: 138).

2.2 Alat-alat Preparasi Saluran Akar Salah satu alat pertama yang dibuat khusus untuk digunakan dalam saluran akar diperkenalkan oleh Fauchard pada 1746. Alat ini sangat mirip dengan jarum ulir masa kini dan dibuat untuk mengeluarkan jaringan pulpa saja, tanpa memperbaiki bentuk saluran akar (Harty, 1992: 76). Dewasa ini sudah terbukti bahwa keberhasilan perawatan endodonti tergantung pada pembersihan yang menyeluruh dan perbaikan bentuk saluran akar serta pada pengisian saluran akar tiga dimensi dengan gutta percha dan sealer yang padat (1974) (Harty, 1992: 76). Untuk memenuhi tujuan ini, dokter gigi yang tertarik terhadap bidang endodonti harus mempunyai berbagai alat yang berbeda, masing-masing dibuat untuk tujuan tertentu. Beberapa alat ini sudah digunakan selama bertahun-tahun sedang lainnya masih baru dan mempunyai segi teknis yang canggih. Kemajuan teknologi menghasilkan situasi dimana evaluasi fungsi dan keterbatasan produk menjadi sangat penting (Harty, 1992: 76).

2.2.1

Hand Instrument Hand instrumen yang tersedia dapat dikelompokkan menurut

penggunaannya berdasar International Standards Organization dan the Federation Dentaire International (American National Standards Institute, 1974). Persyaratan lebih lanjut (International Standards Organization (ISO), 1975) juga mengatur kode warna, nomor dan simbol (Harty, 1992: 90). 1. Jarum ekstirpasi Terbuat dari kawat baja lunak dengan berbagai diameter. Ulir dibuat dengan memotong melalui logam dan mendorong bagian yang dipotong menjauhi batang alat sehingga arah ujung ulir mengarah ke pegangan. Pemotongan dibuat ekssentrik di sekitar batang pengangan sehingga tidak terlalu lemah pada satu titik. Jarum ekstirpasi digunakan

terutama untuk mengeluarkan jaringan pulpa dari saluran akar. Juga dapat digunakan untuk mengeluarkan kotoran seperti jaringan nekrosis dan dresing kapas (Harty, 1992: 92-93).

(http://www.sumberdental.com/product/Jarum_extirpasi_VDW )

Asalkan alat terletak longgar dalam saluran dan ulir digunakan hanya untuk memegang jaringan lunak saja, resiko fraktur sangat kecil. Namun segera setelah jarum ekstirpasi terjebak pada dinding saluran, ulir akan menjadi datar dalam hubungannya dengan pegangan. Bila alat dikeluarkan dari salura, ujung ulir yang tajam menembus dinding saluran dan menahan ungkitan pengeluaran. Diperlukan tekanan yang besar untuk membebaskan alat yang terjebak dan ada kemungkinan pegangan alat patah atau sekurang-kurangnya patahnya beberapa ulir kecil. Untuk inilah, alat jangan digunakan untuk melebarkan dinding saluran akar (Harty, 1992: 93). Rueggeberg dan Powers (1988) menemukan beberapa masalah yang berhubungan dengan produksi dan penanaman jarum-jarum endodonti. Tampaknya ada variasi derajat pembengkokan serta sifat torsional dari alat. Juga, bila alat diberi label XXX kecil, XX kecil, X kecil, kecil, sedang, dan besar, ada variasi antar pabrik tentang warna pegangan alat, diameter bagian ujung, diameter kerja dan keruncingan alat,

karena belum ada peraturan untuk jarung-jarum ekstirpasi endodonti, tampaknya penyimpangan ini sulit dihindari (Harty, 1992: 93-94).

2. Reamer Reamer dibuat dengan memilin kawat yang mempunyai

penampang melintang segitiga atau segi empat, untuk membentuk alat dengan sudut potong yang tajam di sepanjang ulir. Walaupun potongan melintang merupakan tanggung jawab pabrik, ukuran yang lebih kecil (1550) biasanya dibuat dari potongan segi empat, sedang ukuran yang lebih besar mempunyai potongan melintang berbentuk segitiga (Harty, 1992: 94).

(http://schwed.com/reamers.html)

Reamer digunakan untuk membesarkan dan memperbaiki bentuk saluran akar yang tidak teratur menjadi kavitas dengan potongan melintang yang bulat. Aksi utamanya adalah putaran setengah dan tarik, yang akan mempreparasi dinding saluran serta mengeluarkan potongan dentin dari saluran akar (Harty, 1992: 94). Namun secara otomatis, tidak ada saluran akar yang mempunyai potongan melintang yang bulat dan semua hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada saluran akar yang dapat dipreparasi sehingga potongan melintangnya bulat (Harty, 1992: 94).

Aksi utamanya adalah dalam mempreparasi saluran akar adalah pengisian. Sehingga penggunaan reamer rutin berkurang dengan makin populernya file (Harty, 1992: 94).

3. File Ada beberapa tipe file baru yang sekarang dapat digunakan dan hasil-hasil penelitian endodonti akhir-akhir ini juga mencakup diskusi tentang manfaat tiap desain file. Tipe file yang tersedia adalah: a. File K b. K-flex c. Fexofile d. Flex-R file e. Hedstroem file f. File S (Harty, 1992: 94). Seperti terlihat dari namanya, alat ini dapat digunakan dengan aksi filling. Alat diletakkan ke arah apeks dan bila terasa bahwa alat sudah mengikat jaringan, ditarik ke luar dan pada saat bersamaan mengamplas dinding saluran akar. Aksi ini disebut rapping dan hanya sedikit atau tidak ada aksi berputar dari alat ini dalam saluran akar. Selain itu, alat dapat digunakan dengan aksi filling sirkumferensial yang merupakan modifikasi rasping. Alat ditarik dan dimasukkan kembali bergantian di sekitar perimeter saluran akar untuk mempreparasi sebagian besar saluran yang terletak koronal terhadap sepertiga apikal. Alat ini juga dapat digunakan dengan aksi reaming bila diperlukan (Harty, 1992: 94-95). File K. Pada dasarnya, alat ini dibuat dari stainles steel dan diasah menjadi mempunyai potongan melintang segi empat atau segi tiga. Potongan stainles steel tersebut dipilin menjadi seri spiral untuk mendapat sudut potongan 0,88-1,97/mm permukaan potong (Harty, 1992: 95). Baru-baru ini teknologi pengeboran mikro digunakan dalam membuat file K dan hasilnya menunjukkan ketajaman yang lebih baik dan fleksibilitas yang lebih baik. (Harty, 1992: 95).

(http://www.net32.com/images/endodontic/mani-k-file-stainless-steel.jpg)

File K yang dibuat dengan penampang melintang berbentuk segi tiga mempunyai efisiensi pemotongan yang lebih baik, dan karena fleksibilitas yang membaik, cenderung dapat mengikuti kurvatur saluran tanpa menyimpang dari bentuk saluran akar semula (Harty, 1992: 95). File K-flex. File ini baru-baru ini diperkenalkan sebagai tambahan dari peralatan endodonti, menunjukkan perubahan dari standar potongan melintang berbentuk segi empat dan segi tiga. Potongan melintang berbentuk jajaran genjang dan alat bila dipilin menunjukkan sudut potong yang tajam (kurang dari 600) dan sudut potong yang tumpul (Harty, 1992: 95).

(https://www.iowadentalsupply.com/images/products/i23069_9CC73EEF74F21.jpg )

10

(http://www.endodonziamauroventuri.it/Strumentario%20manuale/K-Flex%20Kerr%20%20%20Flutes.jpg)

Secara keseluruhan, efisiensi pemotongan dari file K-flex lebih besar dari pada jenis-jenis file lainnya. Ini disebabkan oleh bertambahnya fleksibilitas, serta meningkatkan kemampuan untuk mengeluarkan kotoran yang disebabkan oleh sudut potong yang tumpul yang merupakan tempat untuk mengumpulkan kotoran saluran akar (Harty, 1992: 95). Kekurangan utama dari file K-flex adalah cepat hilangnya efisiensi pemotong, yang dapat diperkirakan dari alat dengan sudut potong yang tajam ini. Dengan berdasarkan ini, kendala penggunaan alat adalah biaya yang cukup besar (Harty, 1992: 95). Flexofile. Alat ini dibuat dengan cara seperti pada file K dengan pemotongan melintang segi tiga. Stainles steel sangat fleksibel dan alat tidak mudah patah (Harty, 1992: 95).

(http://www.daileydental.com/images/flex.jpg)

11

File R-Flex. Miserendino dkk (1986) dalam buku Harty (1992) menyimpulkan bahwa salah satu aspek yang paling sering diabaikan dari suatu geometri alat adalah desain ujungnya. Sebagian besar alat saluran akar mempunyai ujung yang tajam yang disebut Luks sebagai ujung yang sangat aktif (Harty, 1992: 96). Pemotongan ujung alat yang tajam akan membantu mencegah efek tidak menguntungkan dari pembentukan ledge dan perforasi ledge. Pendapat bahwa ujung alat merupakan permukaan potong yang aktif mendorong terjadinya teori dari tekanan seimbang dan desain file R-flex (Harty, 1992: 96).

(http://www.dentalofficeproducts.com/flex-r-files-p-250.html)

Desain flex-R meniadakan kemungkinan pembentukan ledge, dengan menghilangkan permukaan potong pada ujung alat. Hal ini memungkinkan ujung alat digerakkan sepanjang saluran, bukan terjebak dalam dinding saluran. Pada saat bersamaan, daerah potongan melintang berbentuk segitiga dari file flex-R dibuat agar mempunyai fleksibilitas maksimal, sehingga berbeda dengan file K konvensional, file flex-R dapat dibawa melalui saluran bahkan yang sangat bengkok ke arah apeks. Hasilnya adalah:

12

a. Kontrol yang lebih besar pada pembersihan dan perbaikan bentuk. b. Preparasi saluran lebih merata dan lebih menyeluruh. c. Mengurangi kemungkinan komplikasi (Harty, 1992: 96). File flex-R merupakan salah satu tahap perkembangan dalam desain file endodonti yang menarik (Harty, 1992: 96). Hedstroem file. Hedstroem file terbuat dari potongan baja dengan potongan melintang berbentuk bulat untuk mendapat sudut potong yang lebih menonjol. Efek derajat keruncingan tampaknya membentuk seri konus yang saling berpotongan (Harty, 1992: 96). Walaupun desain meningkatkan fleksibilitas alat, alat ini lemah karena berkurangnya diameter batang pegangan dan karena itu mudah patah. Webber, Mosser dan Heuer (1980) dalam buku Harty (1992) menemukan bahwa hedstroem file mempunyai efisiensi pemotongan yang lebih rendah bila dibanding dengan tipe alat saluran akar yang lain karena hanya dapat mempreparasi pada setiap gerak pengangkatan file dari saluran (Harty, 1992: 96). Hedstroem file dapat digunakan untuk mengeluarkan alat yang patah dalam saluran akar dan mengeluarkan silver point. Dua hedstroem file dapat diletakkan saling melintang di sekitar objek dan dapat menariknya ke luar dari saluran. Alat juga dapat digunakan untuk mengeluarkan bahan pengisi gutta percha yang perlu diganti (Harty, 1992: 96).

13

(http://schwed.com/images/files_body_img2.jpg)

File S. Dibuat pertama kali di Swedia, alat ini mempunyai potongan melintang berbentuk S, yang dibuat secara geometri dengan pengasahan. Hasilnya adalah alat yang lebih kaku daripada Hedstroem file. Skala milimeter juga tercantum pada batang pegangan alat, antara bagian pemotong dan pegangan, ini akan membantu dalam pengkontrolan panjang (Harty, 1992: 97).

(http://www.atlantadentalsupplies.com/others/endodontic-products/s-files.html)

Pabrik pembuatnya mengatakan bahwa alat dapat digunakan setiap waktu dengan efisiensi pemotongan yang meningkat baik dengan aksi filling atau reaming. Ujung alat mempunyai sisi potong 900 agar dapat membentuk stop apikal alami, dengan efektif (Harty, 1992: 97).

14

2.2.2

Instrumen Yang Digerakkan Dengan Mesin Beberapa tekhnik preparasi saluran akar memerlukan instrumen rotatif

dengan kecepatan rendah guna mempermudah preparasi, terutama dalam memperoleh akses lurus, walaupun di pasaran tersedia juga rimer dan file untuk pembersihan dan pembentukan yang digerakkan dengan mesin. Yang paling sering adalah Gates Glidden drill (GGd) dan rimer peeso (Walton, 2008: 178). Gates Glidden drill dan rimer Peeso terbuat dari baja karbon atau baja antikarat. Sifat baja karbon tidak sebaik baja antikarat, terutama dalam kekuatannya sehingga pemakaiannya tidak di anjurkan. Pada baja antikarat tidak ada masalah dengan korosi, tetapi instrumen ini bisa tumbul akibat prosedur sterilisasi dan pemakaian yang berulang kali (Walton, 2008: 178). Gates Glidden drill (GGd): instrumen ini adalah bur berbentuk elips (seperti nyala api) dan dipakai pada handpiece dengan sistem gerendel (latch type). Instrumen ini digunakan untuk membuka orifis, membuat akses yang lurus dengan membuang tonjolan-tonjolan dentin dan dapat membentuk corong yang besar dengan cepat di daerah korona dan sepertiga saluran akar (Walton, 2008: 179).

(http://www.westvalleydentalsupply.info/endodontics/gates-glidden-drills-1.html)

15

(http://www.net32.com/ec/miltex-5-gates-glidden-drill-32-mm-d-33130)

GGd didesain untuk, kalau terjadi, patah di daerah shank yang dekat ke gagang. Ini akan memudahkan pengeluarannya dari gigi jika instrumen patah; jika patah di dekat daerah pemotong, instrumen akan menyumbat saluran. Tidak ada spesifikasi ADA tentang kegagalan torsional untuk istrumen rotatif intrakanal, tetapi GGd biasanya memang fraktur di tempat yang dikehendaki. Yang penting, instrumen ini harus dirotasikan terus, karena kalau berhenti kepalanya akan terkunci dalam saluran akat dan menyebabkan kegagalan torsional serta patah. GGd tersedia dalam ukuran panjang 15 dan 19 mm. Instrumen yang pendek digunakan pada gigi posterior yang akses ke orifis salurannya terbatas (Walton, 2008: 179). Rimer Peeso: instrumen ini juga merupakan instrumen pelengkap dalam preparasi saluran akar. Pada dasarnya, instrumen ini sama dengan GGd tetapi daerah pemotongnya sejajar tidak elips seperti GGd. Instrumen ini tersedia dalam model puncak tidak memotong dan puncak memotong. Rimer Peeso dianggap merupakan cara untuk meningkatkan akses lurus walaupun kurang bisa dikendalikan daripada GGd. Kedua tipe ini bersifat agresif dan dapat dengan cepat memperlebar saluran akar secara berlebihan (Walton, 2008: 180).

16

(http://schwed.com/reamers.html)

Rimer yang digerakkan mesin: instrumen ini dipakai untuk membersihkan dan membentuk saluran akar. Tipe tradisionalnya adalah instrumen dari baja antikarat. Karena sifatnya yang relatif kaku, pengendaliannya sukar dan umumnya menciptakan preparasi yang tidak teratur, tidak begitu bersih, terutama di saluran akar yang bengkok. Instrumen yang agresif ini juga menimbulkan debris dalam jumlah banyak yang akan terdorong ke arah apeks. Penggunaannya tidak dianjurkan (Walton, 2008: 180). Kirgi Nikel Titanium yang digerakkan dengan mesin: Kirgi ini memungkinkan pengendalian yang lebih sempurna dalam saluran akar kecil dan bengkok. Puncak instrumen ini tidak memotong dan kecenderungan menimbulkan transportasi di daerah apeks tidak besar. Kirgi ini tersedia dalam berbagai bentuk dan desain. Pada pemakaian di preklinik oleh mahasiswa. Kesalahan yang terjadi lebih sedikit dibandingkan instrumen baja antikarat (Walton, 2008: 180).

(http://www.endodonticfiles.com/nickel-titanium/nickel-titanium-2/)

17

2.2.3

Alat Pengukur Saluran Akar Elektronik Akhir-akhir ini, ada beberapa alat elektronik yang diperkenalkan untuk

menentukan panjang saluran. Ini bukanlah konsep baru, karena Custer (1918) sudah pernah memperkenalkan metode pengukuran saluran akar berdasar pada perbedaan konduktivitas listrik pada saluran yang kering atau yang sudah diisi dengan media nonkonduktif dan mukosa mulut (Harty, 1992: 106). Alat-alat mutakhir sangat tergantung pada fakta bahwa tahanan listrik antar elektroda yang terpasang di mukosa mulut dan elektroda yang melewati saluran akar akan berkontak dengan ligamen periodontal, kontan (Sunada, 1962). Peralatan mutakhir mempunyai dua tipe: pertama (diperkenalkan oleh Sunada pada 1962) tergantung besar meteran; kedua (diperkenalkan oleh Inoue, 1973) mengeluarkan bunyi yang berasal dari osilasi berfrekuensi rendah. Beberapa mesin mengkombinasikan kedua fasilitas ini (Harty, 1992: 106). Walaupun alat-alat yang digunakan untuk menentukan panjang saluran akar, alat ini sangat bervariasi. Beberapa peneliti mempertanyakan apakah adanya cairan (nanah, eksudat, larutan irigasi) akan mengganggu penentuan dari panjang kerja. Huang (1987) menemukan bahwa faktor utama yang sangat berpengaruh adalah panjang foramen apikal. Bila hal ini terlalu besar, setiap angka yang diperoleh tentu dipengaruhi oleh adanya cairan, tetapi bila lebih kecil, angka ini benar dan diperoleh tanpa tergantung pada isi saluran akar (Harty, 1992: 106). Sebagai pedoman: 1. Saluran harus sekering mungkin. 2. Alat harus digunakan sebelum dilakukan preparasi, karena pembesaran foramen apikal akan mempengaruhi pengukuran. 3. Pengukuran harus ditunda bila ada nanah dan pendarahan di dalam saluran yang tidak dapat dikeraingkan (Harty, 1992: 107). The hygenic corporation sudah membuat alat baru yang disebut Endocater dimana sonde saluran akar akan dilapisi dengan selubung isolator untuk menanggulangi masalah isi saluran dan alat dapat memberikan hasil tanpa memerlukan elektroda membran mukosa mulut standart (Harty, 1992: 107).

18

Baru-baru

ini

bahkan

alat

elektronik

pengukur

saluran

sudah

dikombinasikan dengan alat pengetes pulpa untuk mendapat unit tunggal dengan dua fungsi (the Endodontic Analyser, 001) (Harty, 1992: 107).

2.2.4

Alat Pengukur, Jangka, dan Penggaris Pengukur digunakan untuk mengetahui panjang saluran akar, ada beberapa

cara untuk menandai alat. Alat dapat diberi tanda dengan menggunakan pasta (campuran agar petroleum dan zinc oksid) dan dengan penggaris. Metode ini mempunyai kekurangan yaitu bahwa pasta dapat terusap hilang dan tidak ada stop positif pada alat. Stop karet merupakan stop yang paling sederhana dan paling positif untuk instrumentasi. Tentu saja umumnya stop perlu digunakan dan berbagai cara sudah dicoba untuk membuat pekerjaan menjadi lebih mudah. Stop karet sulit digunakan untuk file saluran akar yang kecil, dan stop dispenser sekarang tersedia untuk membuat pekerjaan ini menjadi lebih mudah (Harty, 1992: 107-108). Tangan yang kuat dan penggaris yang baik mungkin merupakan alat satusatunya yang diperlukan untuk menentukan panjang saluran akar. Jepit diperlukan bila alat harus disusun berurutan di dekat kursi unit. Beberapa penjepit dapat dicari di pasaran (Harty, 1992: 108). Alat Untuk Mengeluarkan Alat Endodonti Yang Patah Dan Patah Masserann Kit Mencegah kejadian ini lebih mudah daripada menganggkat alat yang patah dari saluran akar (Harty, 1992: 109). Alat yang digunakan untuk pekerjaan ini adalah tang dengan ujung kecil dan trephine dengan desain khusus (Harty, 1992: 109). Tang hanya digunakan bila ujung alat yang patah atauu silver point sudah terlihat dan tidak terjebak cukup dalam di dinding saluran. Haemostat dengan ujung kecil kadang-kadang dapat digunakan tetapi tang dengan ujung yang mempunyai groove atau tang Stieglitz akan memberikan kemungkinan keberhasilan yang lebih tinggi (Harty, 1992: 109).

2.2.5

19

Bila alat point terjebak cukup kuat, alat harus dibebaskan seluruhnya untuk mengurangi tahanan friksional. Ini adalah pekerjaan yang sulit akan menjadi lebih sederhana dengan digunakannya teknik Masserann (1971) dan alat-alat yang dibuat khusus (Harty, 1992: 109). Prinsip metode ini terdiri dari membebaskan frakmen patah di sekitar perifernya. Ini dapat dilakukan dengan menggunakan bur trepan yang berlubang yang diameter bagian dalamnya sama dengan diameter alat yang patah. Keuntungan metode ini adalah bahwa frakmen alat sendiri akan berfungsi sebagai pedoman dan mencegah terbentuknya jalan masuk palsu serta perforasi dari akar. Lubang yang terbentuk di sekitar alat yang patah akan mengurangi tahanan frakmen yang akan dikeluarkan dan juga membentuk ruang yang memungkinkan dimasukkannya alat kedua yang dapat memegang dan mengangkat frakmen alat yang patah tersebut (Harty, 1992: 109-110). Masseran kit tersedia dalam kotak yang mengandung: 1. 14 bur trepan yang mempunyai kode warna, dengan diameter yang makin besar dari 1,1-2,4 mm. Dinding trepan kurang dari 0,25 mm. 2. Dua pegangan yang merubah trepan dari tipe latch yang bekerja dengan tenaga listrik menjadi trepan yang bekerja dengan kekuatan tangan. 3. Dua gauge Masserann masing-masing mempunyai tujuh tabung, diameternya makin membesar 0,1 mm. Gauge ini memungkinkan kita memilih ukuran trepan. 4. Gauge datar yang mencakup kunci yang meruncing untuk memeriksa diameter yang tepat bagi trepan yang diperlukan untuk tiap kasus. 5. Dua ekstraktor Masserann untuk digunakan dalam mengeluarkan alat saluran akar yang patah seperti jarung ekstirpasi dan reamer serta file yang kecil, juga silver point. 6. Spanner untuk mengeluarkan trepon dari pegangannya (Harty, 1992: 110).

20

Masseran kit disertai dengan manual teknis yang lengkap dan bergambar, karena itu pembaca sebaiknya melihat mempelajari manual ini terlebih dahulu sebelum menggunakannya (Harty, 1992: 110).

21

BAB 3. KESIMPULAN

Perawatan saluran akar adalah perawatan yang paling banyak dilakukan dalam kasus perawatan endodontik. Perawatan saluran akar dapat dibagi atas tiga tahap utama yaitu : preparasi biomekanis saluran akar atau pembersihan dan pembentukan (cleaning and shaping), disinfeksi saluran akar dan obturasi saluran akar. Obturasi saluran akar yang hermetis merupakan syarat utama keberhasilan perawatan saluran akar, hal ini tidak mungkin dicapai bila saluran akar tidak dipreparasi dan dipersiapkan untuk menerima bahan pengisi. Pembersihan saluran akar secara menyeluruh merupakan hal yang penting karena bila masih ada sisa jaringan yang tertinggal (debris), maka ada kemungkinan menjadi tempat bagi tumbuhnya bakteri dan dapat menyebabkan peradangan periapikal. Debris yang tertinggal dapat pula mengurangi adaptasi bahan pengisi dengan dinding saluran akar. Kurang baiknya adaptasi bahan pengisi dapat menyebabkan kurangnya kerapatan obturasi sehingga dapat memperbesar kemungkinan kegagalan perawatan. Prinsip utama dan pembersihan saluran akar yaitu alat harus mencapai seluruh dinding saluran akar dan melepaskan debris yang kemudian dikeluarkan dari saluran akar oleh larutan irigasi.

22

DAFTAR PUSTAKA

Harty, F. J. 1992. Endodonti klinis. Jakarta: Hipokrates Tarigan, Rasinta. 2004. Perawatan pulpa gigi (endodonti). Jakarta: EGC. Walton, Richard E. 2008. Prinsip dan praktik ilmu endodonsia. Jakarta: EGC. Wintarsih, Okti. 2009. Kebocoran apikal pada irigasi dengan EDTA lebih kecil dibandingkan yang tanpa EDTA. Jurnal PDGI 58 (2) hal 14-19 2009

23

You might also like