Professional Documents
Culture Documents
B.6
sungai ini dimaksudkan untuk mengamankan pinggiran sungai, tidak terganggunya pengaliran air sungai oleh beban dari kawasan sekitar, dan meningkatkan nilai estetika sempadan sungai. a. Perumahan
Penggunaan perumahan lebih diarahkan kepada resettlement daerah-daerah hunian yang akan tergusur akibat pengembangan kegiatan lain, seperti perluasan dan lain sebagainya. Sedangkan pembangunan perumahan untuk masa mendatang dibatasi. Program perbaikan lingkungan perlu dilanjutkan. b. Sektor Perdagangan dan Jasa Pengembangan sentra-sentra tetap diutamakan Pengembangan ribbon dibatasi dan ditolerir hanya pada kelas jalan tertentu, yaitu kolektor keatas dan harus terjamin kelancaran lalu lintas dan penyediaan fasilitas parkir yang memadai. Peremajaan pasar harus memperhatikan kepentingan pedagang lama dan ekonomi lemah. c. Sektor Transportasi Beberapa ruas jalan tertentu perlu ditingkatkan kapasitasnya melalui program pelebaran jalan. Pengembangan jaringan jalan baru lebih diutamakan pada bagian utara dan selatan BWK Kecamatan Jagakarsa. d. Sektor Fasilitas Umum Pencadangan lahan untuk pembangunan fasilitas umum harus dilakukan sedini mungkin. Mendorong pihak swasta untuk berperan serta dalam pembangunan fasilitas umum. Optimasi pada lokasi fasilitas umum yang telah ada dengan penambahan lokal. Pembangunan baru untuk memenuhi jumlah kebutuhan dan pencapaian target sesuai standar kecamatan. e. Sektor Air Minum Penambahan jaringan pelayanan air bersih / air minum PAM melalui pengembangan jaringan induk baru dan jaringan distribusi serta hidran umum. Penggunaan air yang melampaui batas harus dicegah. f. Sektor Sanitasi dan Sampah Pengadaan septick tank kelompok pada lokasi-lokasi perumahan yang dihuni oleh penduduk yang berpenghasilan rendah. Sistem perencanaan yang dipakai yaitu perencanaan yang diintegrasikan terhadap sistem sewerage.Meningkatkan kondisi MCK yang ada serta pengadaan baru sesuai kebutuhan lingkungan perumahan padat. Pengelolaan sampah dengan menyediakan container dan dipo-dipo sampah sesuai kebutuhan
III-200
berdaya-guna, berhasil-guna dan tepat-guna untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi Mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan dampak negatif terhadap lingkungan d. Tersusunnya arahan lokasi investasi yang akan dilaksanakan pemerintah dan masyarakat. e. Tersusunnya arahan pelaksanaan pemanfaatan ruang dan merupakan dasar dalam mengeluarkan perijinan lokasi pembangunan.
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
g.
Meningkatkan peran dan fungsi serta menata pusat-pusat kegiatan yang sudah Memperbaiki dan merencanakan kawasan-kawasan yang cenderung kumuh dengan Mempertahankan RTH yang sudah ada dan mengembalikan fungsi RTH khususnya di
Melaksanakan normalisasi kali dan penambahan saluran mikro dan meningkatkan sistem makro drainase yang ada. Melaksanakan kegiatan vegetasi secara serentak. h. Sektor Utilitas Umum.
Penambahan gardu-gardu listrik dan penambahan/peningkatan jaringan pelayanan listrik serta lampu-lampu penerangan jalan. Penambahan telepon umum pada lokasi-lokasi strategis. Koordinasi terpadu antara PLN, Telkom dan Pemda DKI Jakarta dalam perencanaan dan pelaksanaan pengadaan instalasi listrik, telepon dan gas. i. Sektor Ruang Terbuka Hijau Melaksanakan dan mencadangkan serta mengamankan ruang terbuka hijau sepanjang kali dan memanfaatkannya untuk taman dan hortikultura yang dapat dinikmati masyarakat. Mengadakan penghijauan maksimum pada pekarangan-pekarangan individu melalui program penyuluhan pembinaan. Mengadakan penghijauan maksimum pada ROW (lebar badan jalan) arteri dan kolektor.
bantaran sungai, pinggiran Jalan Rel kereta api yang dijadikan perumahan kumuh.
Merealisasikan pembangunan sarana dan prasarana yang mampu meningkatkan Merealisasikan pembangunan jalan lingkungan di dalam lingkungan yang telah
kapasitas perdagangan dan jasa. berkembang guna menyediakan ruang perumahan kota yang dapat menampung perkembangan penduduk.
pendukungnya, diharapkan kebutuhan masyarakat akan terpenuhi. Kecamatan Jagakarsa diharapkan dapat menampung penduduk sebanyak 273.499 jiwa.
B.6.1.3 Strategi
Strategi rencana rinci tata ruang Kecamatan Jagakarsa adalah :
III-201
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Seluruh wilayah Kecamatan Jagakarsa direncanakan akan terlayani jaringan jalan, hal ini dilakukan agar seluruh masyarakat dapat melakukan perpindahan keluar atau masuk wilayah kecamatan dengan mudah. Kondisi eksisting 2008 jaringan jalan di Kecamatan Jagakarsa cukup dapat melayani seluruh masyarakat, namun diperlukan beberapa penambahan ruas jalan dan pelebaran jalan sehingga diharapkan dapat mengatasi permasalahan lalu lintas. Tabel 6.1 menunjukkan rencana pengembangan jaringan jalan di Kecamatan Jagakarsa. Tabel 6.1 Rencana Pengembangan Jaringan Jalan Kecamatan Jagakarsa
Nama Jalan Jalan Tol Pondok Indah Jalan Jagakarsa Raya Jalan Ampera Raya Jalan Pejaten Raya Jalan Warung Jati Barat Jalan Lenteng Agung Jalan Tanjung Barat Jalan TB Simatupang Jalan Lenteng Agung Timur Jalan Lenteng Agung Barat Jalan Cilandak KKO Jalan Cilandak Raya Jalan Harsono RM Fungsi Jalan Jalan Tol Jalan Arteri Primer Jalan Arteri Primer Jalan Arteri Primer Jalan Arteri Primer Jalan Arteri Primer Jalan Arteri Primer Jalan Arteri Primer Jalan Arteri Primer Jalan Arteri Primer Jalan Arteri Sekunder Jalan Arteri Sekunder Jalan Arteri Sekunder ROW Eksisting (meter) 25 14,8 8,7 5 19 11,8 20 16 10 13 24,5 13 15,4 ROW Rencana (meter) 70 38 18 20 30 40 30 30 24 24 48 22 30
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, kebutuhan air bersih di Kecamatan Jagakarsa pada tahun 2030 berjumlah 47.862.325 liter per hari dimana jumlah tersebut dihitung berdasarkan kebutuhan pada kawasan permukiman. Pada Kecamatan Jagakarsa direncanakan penambahan jaringan pipa air minum yaitu ke sebelah utara Jalan Tol Lingkar Luar dengan jaringan PDAM dan ke sebelah selatan Jalan Tol Lingkar Luar dengan hidran umum yang ditempatkan di titik tertentu. Drainase
Sistem jaringan drainase di Kecamatan Jagakarsa sudah cukup baik. Hal ini terbukti dengan adanya beberapa waduk dan kali yang terdapat di Kecamatan Jagakarsa, yaitu Waduk Ragunan 1 dan 2, serta Kali Krukut, Ciliwung, dan Baru. Sementara untuk sistem jaringan drainase yang direncanakan ialah : 1. 2. Drainase primer di Jl. TB Simatupang Drainase sekunder di Jl. Jagakarsa Raya dan Jl. Warung Jati Barat
Limbah
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, produksi air limbah/kotor di Kecamatan Jagakarsa ialah sebesar 18.871,43 liter per hari. Rencana sistem pembuangan air limbah di Kecamatan Jagakarsa ialah sistem on-site (cubluk, septic tank) dengan saluran pembuangan air limbah makro yaitu Kali Ciliwung dan Kali Krukut.
PLN dengan kabel isolasi mempertimbangkan segi estetika lingkungan pembangunan jalan baru sebaiknya ditempatkan di bawah tanah eksisting 2008 belum terlayani listrik Telekomunikasi
Air Bersih
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
1. 2. 3.
Pengembangan sistem pelayanan telekomunikasi melalui penerapan teknologi Pembangunan jaringan telekomunikasi baru pada kawasan pemukiman padat, Menciptakan jaringan telekomunikasi yang aman dan menjaga struktur
telekomunikasi yang memadai dengan tujuan untuk memfasilitasi masyarakat dalam melakukan aktifitas bersosial. lingkungan kota di Kecamatan Jagakarsa
B.6.6.1 Permukiman
Kawasan permukiman akan dikembangkan di hampir seluruh kelurahan yang terdapat di Kecamatan Jagakarsa. Permukiman yang dikembangkan di bagian utara yaitu Kelurahan Pejaten Barat, Pejaten Timur, Jagakarsa, Jatipadang, serta sebagian Kelurahan Ragunan dan Cilandak Timur merupakan wisma kecil, sedang dan besar. Sementara pada bagian selatan yaitu Kelurahan Kebagusan, sebagian Kelurahan Ragunan dan Cilandak Timur merupakan direncanakan sebagai wisma taman. Pada beberapa lokasi di Kelurahan Cilandak Timur, Jagakarsa dan Ragunan juga direncanakan pembangunan wisma susun dan wisma susun taman, sedangkan pada Kelurahan Jatipadang, Pejaten Barat, Ragunan dan Cilandak Timur direncanakan untuk pembangunan wisma flat/apartemen. Fungsi wisma yang direncanakan di Kecamatan Jagakarsa ialah seluas 1.009,18 Ha atau sekitar 46,56% dari total luas Kecamatan Jagakarsa.
B.6.7.1 Pendidikan
Sementara itu, perhitungan jumlah penduduk Kecamatan Jagakarsa berdasarkan daya tampung pada tahun 2030 ialah sebesar 273.499 jiwa. Dengan jumlah tersebut dan menggunakan standar penyediaan fasilitas pendidikan, maka diperoleh jumlah kebutuhan fasilitas pendidikan seperti yang terlihat pada Tabel 6.2, yaitu sebanyak 219 unit untuk Taman Kanak-kanak (TK), 109 unit untuk Sekolah Dasar (SD), 18 unit untuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), dan 9 unit untuk Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA). Tabel 6.2 Jumlah Kebutuhan Fasilitas Pendidikan Tahun 2030
No 1 2 3 Jenis Fasilitas TK SD SLTP Eksisting 2006 48 81 22 Kebutuhan 2030 219 109 18 III-203
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
No 4 5
B.6.7.3 Peribadatan
Sementara itu, perhitungan jumlah penduduk Kecamatan Jagakarsa berdasarkan daya tampung pada tahun 2030 ialah sebesar 273.499 jiwa. Dengan jumlah tersebut dan menggunakan standar penyediaan fasilitas peribadatan, maka diperoleh jumlah kebutuhan fasilitas peribadatan seperti yang terlihat pada Tabel 6.4 yaitu mushala 91 unit, masjid 9 unit, masjid kecamatan 1 unit, gereja katolik 4 unit, gereja 4 unit, vihara 4 unit, pura 4 unit serta kelenteng 4 unit. Tabel 6.4 Jumlah Kebutuhan Fasilitas Peribadatan Tahun 2030
No 1 2 3 4 5 6. 7. 8 Jenis Fasilitas Mushala Masjid Masjid Kecamatan Gereja Katolik Gereja Vihara Pura Kelenteng Eksisting 2006 164 88 5 Kebutuhan 2030 91 9 1 4 4 4 4 4
Berdasarkan perbandingan antara perhitungan dengn kondisi eksisting fasilitas pendidikan, maka dapat diketahui bahwa fasilitas pendidikan yang ada saat ini telah cukup untuk mengakomodasi kebutuhan pendidikan masyarakat, terutama untuk fasilitas pendidikan SLTP dan SLTA serta perguruan tinggi dimana kondisi saat ini berlebih dari kebutuhan. Sementara untuk fasilitas pendidikan berupa TK dan SD masih dirasakan kurang sebesar 171 unit dan 28 unit.
B.6.7.2 Kesehatan
Sementara itu, perhitungan jumlah penduduk Kecamatan Jagakarsa berdasarkan daya tampung pada tahun 2030 ialah sebesar 273.499 jiwa. Dengan jumlah tersebut dan menggunakan standar penyediaan fasilitas kesehatan, maka diperoleh jumlah kebutuhan fasilitas kesehatan seperti yang terlihat pada Tabel 6.3 yaitu balai pengobatan sebanyak 91 unit, rumah bersalin sebanyak 9 unit, puskesmas sebanyak 9 unit, apotik sebanyak 9 unit, dan 1 unit puskesmas kecamatan. Tabel 6.3 Jumlah Kebutuhan Fasilitas Kesehatan Tahun 2030
No 1 2 3 4 5 6 7 8 Jenis Fasilitas Rumah Sakit Puskesmas Puskesmas Kecamatan Pos KB Apotik Lainnya Balai Pengobatan Rumah Bersalin Eksisting 2006 4 10 152 58 76 Kebutuhan 2030 9 1 9 91 9
Berdasarkan perbandingan tersebut, maka fasilitas peribadatan yang terdapat saat ini telah sesuai dengan kebutuhan untuk fasilitas ibadah berupa mushala, masjid, dan gereja. Sementara untuk fasilitas ibadah lainnya seperti vihara, pura, maupun kelenteng belum sesuai dengan kebutuhan.
B.6.7.4 Olahraga
Sementara itu, perhitungan jumlah penduduk Kecamatan Jagakarsa berdasarkan daya tampung pada tahun 2030 ialah sebesar 273.499 jiwa. Dengan jumlah tersebut dan menggunakan standar penyediaan fasilitas olahraga, maka diperoleh jumlah kebutuhan fasilitas olahraga seperti yang terlihat pada Tabel 6.5, yaitu tempat bermain berjumlah 1.094 unit, 91 unit lapangan olahraga, 9 unit kolam renang, serta 9 unit gedung olahraga. Tabel 6.5 Jumlah Kebutuhan Fasilitas Olahraga Tahun 2030
No 1 2 3 4 5 6 7 Jenis Fasilitas Tempat Bermain Lapangan Sepakbola Lapangan Bulutangkis Lapangan Tenis Lapangan Voli Kolam Renang Gedung Olahraga Eksisting 2006 12 84 27 60 3 Kebutuhan Daya Tampung 1.094 91 9 9 III-204
Berdasarkan perbandingan antara perhitungan dengan kondisi eksisting fasilitas kesehatan, maka dapat diketahui bahwa fasilitas kesehatan yang terdapat di Kecamatan Jagakarsa saat ini telah cukup melayani masyarakat. Fasilitas kesehatan berupa rumah sakit umum tidak diperlukan mengingat syarat keberadaan rumah sakit bagi wilayah yang memiliki jumlah penduduk minimum 480.000 jiwa.
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
No 8
Eksisting 2006 11
a. Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan budi daya. b. Terwujudnya keterpaduan, keterikatan dan keseimbangan antar wilayah kecamatan serta keserasian antar sektor. c. Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk : Mewujudkan kehidupan masyarakat yang sejahtera lahir dan batin Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan secara
Jika dibandingkan antara kondisi eksisting dengan kebutuhan fasilitas olahraga di Kecamatan Jagakarsa, maka saat ini fasilitas tersebut telah cukup mengakomodasi kebutuhan masyarakat. Namun perlu ditingkatkan untuk fasilitas olahraga/rekreasi berupa taman-taman warga atau tempat bermain.
berdaya-guna, berhasil-guna dan tepat-guna untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi Mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan dampak negatif terhadap lingkungan d. Tersusunnya arahan lokasi investasi yang akan dilaksanakan pemerintah dan masyarakat. e. Tersusunnya arahan pelaksanaan pemanfaatan ruang dan merupakan dasar dalam mengeluarkan perijinan lokasi pembangunan.
4. Sebaran distribusi sarana dan prasana kebakaran pada setiap kelurahan. Perbaikan
lingkungan berupa pelebaran jalan lingkungan sehingga mempermudah evakuasi ketika terjadi kebakaran.
B.6.9.2 Kebijakan
Kebijakasanaan umum Kecamatan Pasar Minggu adalah meningkatkan lingkungan melalui perbaikan sarana dan prasarana ataupun melalui peremajaan daerah yang tidak teratur dengan potensi lahan yang tinggi. Kebijaksanaan pengelolaan kawasan sempadan sungai diarahkan sebagai bagian dari upaya persiapan reorientasi terhadap ketigabelas sungai yang melalui DKI Jakarta dalam program pengembangan kawasan sungai dan Program Kali Bersih. Pengelolaan kawasan sungai ini dimaksudkan untuk mengamankan pinggiran sungai, tidak terganggunya pengaliran air sungai oleh beban dari kawasan sekitar, dan meningkatkan nilai estetika sempadan sungai. 1) Perumahan Penggunaan perumahan legih diarahkan kepada resettlement daerah-daerah hunian yang akan tergusur akibat pengembangan kegiatan lain, seperti perluasan dan lain sebagainya. Sedangkan pembangunan perumahan untuk masa mendatang dibatasi. Program perbaikan lingkungan perlu dilanjutkan. 2) Sektor Perdagangan dan Jasa Pengembangan sentra-sentra tetap diutamakan
III-205
B.6.9 Tujuan, Kebijakan dan Strategi Kecamatan Pasar Minggu B.6.9.1 Tujuan
Rencana rinci tata ruang Kecamatan Pasar Minggu merupakan wujud pemanfaatan ruang yang menggambarkan susunan lokasi pusat perdagangan jasa dan ikatan fungsi antar sub-sub pusat kegiatan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Sesuai dengan hasil identifikasi serta kecenderungan struktur tata ruang masa depan yang akan terbentuk maka tujuan rencana rinci tata ruang Kecamatan Pasar Minggu yaitu :
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Pengembangan ribbon dibatasi dan ditolerir hanya pada kelas jalan tertentu, yaitu kolektor keatas dan harus terjamin kelancaran lalu lintas dan penyediaan fasilitas parkir yang memadai. Peremajaan pasar harus memperhatikan kepentingan pedagang lama dan ekonomi lemah. 3) Sektor Transportasi Beberapa ruas jalan tertentu perlu ditingkatkan kapasitasnya melalui program pelebaran jalan. Pengembangan jaringan jalan baru lebih diutamakan pada bagian utara dan selatan BWK Kecamatan Pasar Minggu. 4) Sektor Fasilitas Umum Pencadangan lahan untuk pembangunan fasilitas umum harus dilakukan sedini mungkin. Mendorong pihak swasta untuk berperan serta dalam pembangunan fasilitas umum. Optimasi pada lokasi fasilitas umum yang telah ada dengan penambahan lokal. Pembangunan baru untuk memenuhi jumlah kebutuhan dan pencapaian target sesuai standar kecamatan. 5) Sektor Air Minum Penambahan jaringan pelayanan air bersih / air minum PAM melalui pengembangan jaringan induk baru dan jaringan distribusi serta hidran umum. melampaui batas harus dicegah. 6) Sektor Sanitasi dan Sampah Pengadaan septick tank kelompok pada lokasi-lokasi perumahan yang dihuni oleh penduduk yang berpenghasilan rendah. Sistem perencanaan yang dipakai yaitu perencanaan yang diintegrasikan terhadap sistem sewerage. Meningkatkan kondisi MCK yang ada serta pengadaan baru sesuai kebutuhan lingkungan perumahan padat. Pengelolaan sampah dengan menyediakan container dan dipo-dipo sampah sesuai kebutuhan 7) Sektor Banjir dan Drainase Melaksanakan normalisasi kali dan penambahan saluran mikro dan meningkatkan sistem makro drainase yang ada. Melaksanakan kegiatan vegetasi secara serentak. 8) Sektor Utilitas Umum. Penambahan gardu-gardu listrik dan penambahan/peningkatan jaringan pelayanan listrik serta lampu-lampu penerangan jalan. Penambahan telepon umum pada lokasi-lokasi strategis. Koordinasi terpadu antara PLN, Telkom dan Pemda DKI Jakarta dalam perencanaan dan pelaksanaan pengadaan instalasi listrik, telepon dan gas. 9) Sektor Ruang Terbuka Hijau Melaksanakan dan mencadangkan serta mengamankan ruang terbuka hijau sepanjang kali dan memanfaatkannya untuk taman dan hortikultura yang dapat dinikmati masyarakat. Penggunaan air yang
Mengadakan penghijauan maksimum pada pekarangan-pekarangan individu melalui program penyuluhan pembinaan. Mengadakan penghijauan maksimum pada ROW (lebar badan jalan) arteri dan kolektor.
B.6.9.3 Strategi
Strategi rencana rinci tata ruang Kecamatan Pasar Minggu adalah : Meningkatkan peran dan fungsi serta menata pusat-pusat kegiatan yang sudah berkembang. Memperbaiki dan merencanakan kawasan-kawasan yang cenderung kumuh dengan membangun rumah susun beserta fasilitas-fasilitasnya. Mempertahankan RTH yang sudah ada dan mengembalikan fungsi RTH khususnya di bantaran sungai, pinggiran Jalan Rel kereta api yang dijadikan permukiman kumuh.
kapasitas perdagangan dan jasa . Merealisasikan pembangunan jalan lingkungan di dalam lingkungan yang telah
berkembang guna menyediakan ruang perumahan kota yang dapat menampung 10 penduduk.
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Pusat kegiatan nasional yang direncanakan di Kecamatan Pasar Minggu ialah Taman Margasatwa Ragunan di Kelurahan Ragunan dengan kegiatan pelayanan rekreasi atau wisata.
a.
b. c. d. e. f. g.
Kantor Lurah Cilandak Timur dengan kegaiatan pelayanan pemerintahan Kantor Lurah Ragunan dengan kegaiatan pelayanan pemerintahan Kantor Lurah Kebagusan dengan kegaiatan pelayanan pemerintahan Kantor Lurah Pasar Minggu dengan kegaiatan pelayanan pemerintahan Kantor Lurah Jatipadang dengan kegaiatan pelayanan pemerintahan Kantor Lurah Pejaten Barat dengan kegaiatan pelayanan pemerintahan Kantor Lurah Pejaten Timur dengan kegaiatan pelayanan pemerintahan
Struktur ruang yang direncanakan untuk Kecamatan Pasar Minggu tidak berbeda dengan struktur ruang pada kondisi eksisting. Hal ini dikarenakan pusat-pusat kegiatan yang ada a. b. Terminal Ragunan di Kelurahan Ragunan dengan kegiatan pelayanan terminal Stasiun Terminal Pasar Minggu di Kelurahan Pasar Minggu dengan kegiatan saat ini telah mampu melayani wilayah Kecamatan Pasar Minggu, sehingga tidak perlu untuk menambah pusat kegiatan yang baru. Terdapat sepuluh pusat kegiatan yang direncanakan yang dapat mendukung perkembangan Kecamatan Pasar Minggu yang memiliki skala pelayanan nasional, kota serta kecamatan. Pusat-pusat kegiatan yang terdapat di Kecamatan Pasar Minggu merupakan pusat dengan fungsi rekreasi, komersial atau perdagangan serta fasilitas pendidikan, dimana pusat kegiatan tersebut menimbulkan bangitan dan tarikan yang cukup besar.
pelayanan terminal dan Pasar Minggu di Kelurahan Pasar Minggu dengan kegiatan pelayanan perdagangan.
c. d. e. f. g.
Mall Pejaten di Kelurahan Jatipadang dengan kegiatan pelayanan perdagangan. Cilandak Commercial Estate di Kelurahan Cilandak Timur dengan kegiatan Universitas Tama Jagakarsa di Kelurahan Pasar Minggu dengan kegiatan Netherland International School di Kelurahan Cilandak Timur dengan kegiatan Universitas Nasional di Kelurahan Pasar Minggu dengan kegiatan pelayanan
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Nama Jalan Jalan TB Simatupang Jalan Lenteng Agung Timur Jalan Lenteng Agung Barat Jalan Cilandak KKO Jalan Cilandak Raya Jalan Harsono RM
Fungsi Jalan Jalan Arteri Primer Jalan Arteri Primer Jalan Arteri Primer Jalan Arteri Sekunder Jalan Arteri Sekunder Jalan Arteri Sekunder
B.6.13.2 Perdagangan
Kawasan perdagangan yang direncanakan dikembangkan di Kecamatan Pasar Minggu umumnya merupakan pelayanan tingkat kota dan kecamatan, dimana fungsinya untuk melayani masyarakat Kecamatan Pasar Minggu. Kawasan perdagangan yang akan dikembangkan berupa wisma dagang (ruko) yang berada pada lokasi sepanjang Jl. Pasar Minggu Raya, Jl. Ampera Raya, Jl. Warung Jati Barat, Jl. Ragunan Raya serta Jl. Cilandak KKO. Kawasan perdagangan yang dikembangkan tersebut perlu dibatasi pertumbuhannya dan diperbaiki fasilitas parkir dan pejalan kaki sehingga tidak memunculkan permasalahan terutama kemacetan akibat tingginya bangkitan.
B.6.13.1 Permukiman
Kawasan permukiman akan dikembangkan di hampir seluruh kelurahan yang terdapat di Kecamatan Pasar Minggu. Permukiman yang dikembangkan di bagian utara yaitu Kelurahan Pejaten Barat, Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jatipadang, serta sebagian Kelurahan Ragunan dan Cilandak Timur merupakan wisma kecil, sedang dan besar. Sementara pada bagian selatan yaitu Kelurahan Kebagusan, sebagian Kelurahan Ragunan dan Cilandak Timur merupakan direncanakan sebagai wisma taman. Pada beberapa lokasi di Kelurahan Cilandak Timur, Pasar Minggu dan Ragunan juga direncanakan pembangunan wisma susun dan wisma susun taman, sedangkan pada Kelurahan Jatipadang, Pejaten Barat, Ragunan dan Cilandak Timur direncanakan untuk pembangunan wisma flat/apartemen. Fungsi wisma yang direncanakan di Kecamatan Pasar Minggu ialah seluas 1.009,18 Ha atau sekitar 46,56% dari total luas Kecamatan Pasar Minggu.
B.6.14.2 Drainase
Sistem jaringan drainase di Kecamatan Pasar Minggu sudah cukup baik. Hal ini terbukti dengan adanya beberapa waduk dan kali yang terdapat di Kecamatan Pasar Minggu, yaitu Waduk Ragunan 1 dan 2, serta Kali Krukut, Ciliwung, dan Baru. Sementara untuk sistem jaringan drainase yang direncanakan ialah :
III-208
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
a. b.
Drainase primer di Jl. TB Simatupang Drainase sekunder di Jl. Pasar Minggu Raya dan Jl. Warung Jati Barat
fasilitas sosial tersebut berupa pendidikan, kesehatan, peribadatan, olahraga, serta fasilitas pengendali bencana.
B.6.14.3 Limbah
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, produksi air limbah/kotor di Kecamatan Pasar Minggu ialah sebesar 18.871,43 liter per hari. Rencana sistem pembuangan air limbah di Kecamatan Pasar Minggu ialah sistem on-site (cubluk, septic tank) dengan saluran pembuangan air limbah makro yaitu Kali Ciliwung dan Kali Krukut.
B.6.15.1 Pendidikan
Sementara itu, perhitungan jumlah penduduk Kecamatan Pasar Minggu berdasarkan daya tampung pada tahun 2030 ialah sebesar 273.499 jiwa. Dengan jumlah tersebut dan menggunakan standar penyediaan fasilitas pendidikan, maka diperoleh jumlah kebutuhan fasilitas pendidikan seperti yang terlihat pada Tabel 6.7, yaitu sebanyak 219 unit untuk Taman Kanak-kanak (TK), 109 unit untuk Sekolah Dasar (SD), 18 unit untuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), dan 9 unit untuk Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA). Memperbaiki jaringan listrik yang ada Meningkatkan daya transmisi yang sudah ada Mencegah kebocoran atau kebakaran listrik dengan mendistribusikan kabel-kabel Menempatkan gardu-gardu listrik secara terpadu dengan sektor lain, serta
No 1 2 3 4 5
B.6.14.4 Listrik
Arahan pengembangan jaringan listrik di Kecamatan Pasar Minggu adalah : 1.
2.
3. 4. 5. 6.
PLN dengan kabel isolasi mempertimbangkan segi estetika lingkungan Menempatkan jaringan listrik sesuai dengan jaringan jalan dan untuk keamanan Menambah jaringan listrik hingga dapat melayani wilayah yang pada kondisi pembangunan jalan baru sebaiknya ditempatkan di bawah tanah eksisting 2008 belum terlayani listrik
B.6.14.5 Telekomunikasi
Arahan rencana pengembangan jaringan telekomunikasi di Kecamatan Pasar Minggu adalah: 1. 2. 3. Pengembangan sistem pelayanan telekomunikasi melalui penerapan teknologi Pembangunan jaringan telekomunikasi baru pada kawasan pemukiman padat, Menciptakan jaringan telekomunikasi yang aman dan menjaga struktur telekomunikasi yang memadai dengan tujuan untuk memfasilitasi masyarakat dalam melakukan aktifitas bersosial. lingkungan kota di Kecamatan Pasar Minggu
Berdasarkan perbandingan antara perhitungan dengn kondisi eksisting fasilitas pendidikan, maka dapat diketahui bahwa fasilitas pendidikan yang ada saat ini telah cukup untuk mengakomodasi kebutuhan pendidikan masyarakat, terutama untuk fasilitas pendidikan SLTP dan SLTA serta perguruan tinggi dimana kondisi saat ini berlebih dari kebutuhan. Sementara untuk fasilitas pendidikan berupa TK dan SD masih dirasakan kurang sebesar 171 unit dan 28 unit.
B.6.15.2 Kesehatan
Sementara itu, perhitungan jumlah penduduk Kecamatan Pasar Minggu berdasarkan daya tampung pada tahun 2030 ialah sebesar 273.499 jiwa. Dengan jumlah tersebut dan menggunakan standar penyediaan fasilitas kesehatan, maka diperoleh jumlah kebutuhan fasilitas kesehatan seperti yang terlihat pada Tabel 6.8, yaitu balai pengobatan sebanyak 91
B.6.15 Rencana Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial Kecamatan Pasar Minggu
Rencana pengembangan fasilitas umum dan fasilitas sosial di Kecamatan Pasar Minggu akan disesuaikan berdasarkan analisis kebutuhan daya tampung kecamatan. Fasilitas umum dan
III-209
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
unit, rumah bersalin sebanyak 9 unit, puskesmas sebanyak 9 unit, apotik sebanyak 9 unit, dan 1 unit puskesmas kecamatan. Tabel 6.8 Jumlah Kebutuhan Fasilitas Kesehatan Tahun 2030
No 1 2 3 4 5 6 7 8 Jenis Fasilitas Rumah Sakit Puskesmas Puskesmas Kecamatan Pos KB Apotik Lainnya Balai Pengobatan Rumah Bersalin Eksisting 2006 4 10 152 58 76 Kebutuhan 2030 9 1 9 91 9
Berdasarkan perbandingan tersebut, maka fasilitas peribadatan yang terdapat saat ini telah sesuai dengan kebutuhan untuk fasilitas ibadah berupa mushala, masjid, dan gereja. Sementara untuk fasilitas ibadah lainnya seperti vihara, pura, maupun kelenteng belum sesuai dengan kebutuhan.
B.6.15.4 Olahraga
Sementara itu, perhitungan jumlah penduduk Kecamatan Pasar Minggu berdasarkan daya tampung pada tahun 2030 ialah sebesar 273.499 jiwa. Dengan jumlah tersebut dan menggunakan standar penyediaan fasilitas olahraga, maka diperoleh jumlah kebutuhan fasilitas olahraga seperti yang terlihat pada Tabel 6.10, yaitu tempat bermain berjumlah 1.094 unit, 91 unit lapangan olahraga, 9 unit kolam renang, serta 9 unit gedung olahraga.
Berdasarkan perbandingan antara perhitungan dengan kondisi eksisting fasilitas kesehatan, maka dapat diketahui bahwa fasilitas kesehatan yang terdapat di Kecamatan Pasar Minggu saat ini telah cukup melayani masyarakat. Fasilitas kesehatan berupa rumah sakit umum tidak diperlukan mengingat syarat keberadaan rumah sakit bagi wilayah yang memiliki jumlah penduduk minimum 480.000 jiwa.
No 1 2 3 4 5 6 7 8
B.6.15.3 Peribadatan
Sementara itu, perhitungan jumlah penduduk Kecamatan Pasar Minggu berdasarkan daya tampung pada tahun 2030 ialah sebesar 273.499 jiwa. Dengan jumlah tersebut dan menggunakan standar penyediaan fasilitas peribadatan, maka diperoleh jumlah kebutuhan fasilitas peribadatan seperti yang terlihat pada Tabel 6.9, yaitu mushala 91 unit, masjid 9 unit, masjid kecamatan 1 unit, gereja katolik 4 unit, gereja 4 unit, vihara 4 unit, pura 4 unit serta kelenteng 4 unit. Tabel 6.9 Jumlah Kebutuhan Fasilitas Peribadatan Tahun 2030
No 1 2 3 4 5 6. 7. 8 Jenis Fasilitas Mushala Masjid Masjid Kecamatan Gereja Katolik Gereja Vihara Pura Kelenteng Eksisting 2006 164 88 5 Kebutuhan 2030 91 9 1 4 4 4 4 4
Jika dibandingkan antara kondisi eksisting dengan kebutuhan fasilitas olahraga di Kecamatan Pasar Minggu, maka saat ini fasilitas tersebut telah cukup mengakomodasi kebutuhan masyarakat. Namun perlu ditingkatkan untuk fasilitas olahraga/rekreasi berupa taman-taman warga atau tempat bermain.
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
3. 4. 5.
Perbaikan saluran air yang tertutup perkerasan serta membuat saluran air baru Sebaran distribusi sarana dan prasana kebakaran pada setiap kelurahan. Perbaikan lingkungan berupa pelebaran jalan lingkungan sehingga
Rencana rinci tata ruang Kecamatan Kecamatan Cilandak merupakan wujud pemanfaatan ruang yang menggambarkan susunan lokasi pusat perdagangan jasa dan ikatan fungsi antar sub-sub pusat kegiatan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Sesuai dengan hasil identifikasi serta kecenderungan struktur tata ruang masa depan yang akan terbentuk maka tujuan rencana rinci tata ruang Kecamatan Cilandak yaitu : a. Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan Terwujudnya keterpaduan, keterikatan dan keseimbangan antar wilayah Terwujudnya rencana tata ruang mempertimbangkan aspek optimalisasi kawasan budi daya. b. c. kecamatan serta keserasian antar sektor. pemanfaatan ruang yang ada, serta memperhatikan kemungkinan-kemungkinan pemanfaatan ruang bawah tanah pada bagian-bagian tertentu di wilayah Kecamatan Cilandak. d. Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk : Mewujudkan kehidupan masyarakat Kecamatan Cilandak yang sejahtera lahir Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan secara berhasil-guna dan tepat-guna untuk meningkatkan kualitas dan batin
berdaya-guna,
sumberdaya manusia Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi Mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan dampak negatif terhadap lingkungan e. Tersusunnya arahan lokasi investasi yang akan dilaksanakan pemerintah dan masyarakat. Tersusunnya arahan pelaksanaan pemanfaatan ruang dan merupakan dasar dalam mengeluarkan perijinan lokasi pembangunan.
B.6.18.2 Kebijakan
Wilayah perencanaan Kecamatan Cilandak berada di Wilayah Pengembangan Pusat dan Wilayah Pengembangan Selatan, dimana karakteristiknya adalah permukiman penduduk berpendapatan sedang sampai tinggi. Sebagian besar penduduk Kecamatan Cilandak berkarya di luar Kecamatan Cilandak. Kebijakasanaan umum Kecamatan Cilandak adalah meningkatkan lingkungan melalui perbaikan sarana dan prasarana ataupun melalui peremajaan daerah yang tidak teratur dengan potensi lahan yang tinggi.
III-211
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Kebijaksanaan pengelolaan kawasan sempadan sungai diarahkan sebagai bagian dari upaya persiapan reorientasi terhadap ketigabelas sungai yang melalui DKI Jakarta dalam program pengembangan kawasan sungai dan Program Kali Bersih. Pengelolaan kawasan sungai ini dimaksudkan untuk mengamankan pinggiran sungai, tidak terganggunya pengaliran air sungai oleh beban dari kawasan sekitar, dan meningkatkan nilai estetika sempadan sungai. Ketigabelas kali tesebut, tiga kali diantaranya melalui Kecamatan Cilandak yaitu Kali Krukut, Kali Grogol dan Kali Cilandak. Tabel 6.11 Indikasi Program Pengembangan Kecamatan Pasar Minggu
TAHUN IMPLEMENTASI 5 Th I 5 Th II 5 Th III 5 Th IV SUMBER DANA
NO I
KEGIATAN
LOKASI
PIHAK TERKAIT
Penataan permukiman dengan perbaikan lingkungan Mengembangkan kawasan permukiman baru A. Permukiman Mempertahankan kawasan permukiman yang teratur Pengendalian pembangunan permukiman Bantuan Rehabilitasi Permukiman Kumuh Peningkatan penghijauan pada jalur jalan antara lain di sepanjang jalan tol, Jalan Arteri serta di sepanjang daerah aliran sungai yang menjorok ke dalam kota B. Ruang Terbuka Hijau
Kecamatan Pasar Minggu Kecamatan Pasar Minggu Kecamatan Pasar Minggu Kecamatan Pasar Minggu Semua kelurahan Jalan Tol Jagorawi, Jalan Lingkar Luar Jakarta, PHU tepi Kali Sunter dan Kali Cilangkap, serta kawasan Mabes Hankam TPU Pondok Rangon di Kelurahan Pondok Rangon
X X X X
X X X X X
X X X X X APBD APBD APBD Swasta, DTK DTK DTK Dinas Pekerjaan Umum Propinsi DKI dan Jak-Tim, Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI dan JakTim Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI dan JakTim Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI dan JakTim Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI dan JakTim Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI dan JakTim
APBD
Peningkatan Penyempurna Hijau Makam (Phm) Peningkatan Penyempurna Hijau Taman (Pht), Penyempurna Hijau Rekreasi (Phr) dan Penyempurna Hijau Umum (Phu) Peningkatan kawasan perdagangan
APBD
Semua Kelurahan
APBD
C.Komersial/Jasa/Perk antoran Peningkatan kawasan perkantoran dan jasa II FASILITAS UMUM DAN SOSIAL A. Pendidikan Pembangunan dan pemeliharaan sarana dan sarana pendidikan pra sekolah, SD/MI, SLTP, SLTA
Jl. Lubang Buaya, Jl. Pasar Minggu Raya dan Jl. Munjul
Semua Kelurahan
APBD, Swasta
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
NO
PROGRAM
KEGIATAN Penambahan fasilitas pendidikan berupa TK,SD, SLTP dan SLTA. Peningkatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana kesehatan yang sudah ada.
LOKASI
PIHAK TERKAIT Dinas Pendidikan Propinsi DKI dan Jak-Tim Dinas Kesehatan Propinsi DKI dan Jak-Tim Dinas Kesehatan Propinsi DKI dan Jak-Tim Dinas Kesehatan Propinsi DKI dan Jak-Tim
Kecamatan Pasar Minggu Semua kelurahan Kecamatan Pasar Minggu Semua kelurahan
B. Kesehatan
Penambahan fasilitas kesehatan berupa balai pengobatan, puskesmas serta rumah sakit Peningkatan kawasan sehat/bersih.
III
TRANSPORTASI Perbaikan ruas-ruas jalan yang kondisinya rusak Pembangunan fasilitas, sarana dan prasarana transportasi yang terpadu dengan sistem angkutan umum Pengembangan angkutan transportasi massal Peningkatan Kualitas Jalan dan Jembatan Akses Ke Jalan-jalan utama Kecamatan Pasar Minggu X X X APBD Dinas Pekerjaan Umum Propinsi DKI dan Jak-Tim Dinas Pekerjaan Umum Propinsi DKI dan Jak-Tim, Dinas Perhubungan DKI Dinas Perhubungan DKI Dinas Pekerjaan Umum Propinsi DKI dan Jak-Tim,
X X X
X X X
X X X
X X X
IV
PENGEMBANGAN UTILITAS DASAR Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Jaringan Air Bersih di semua kelurahan Kerjasama dengan Swasta untuk Pengembangan Sumber Air Bersih Pembangunan dan pemeliharaan Jaringan Sistem Sanitasi Mendorong pembangunan Jaringan Sistem Sanitasi Komunal pada pusat-pusat kegiatan C. Jaringan Listrik Peningkatan Jaringan Listrik Pengembangan dan pemeliharaan Jaringan Drainase Perkotaan D. Jaringan Drainase Peningkatan Kapasitas Drainase Mikro yaitu Kali Sunter Penataan Ruang Kawasan sekitar DAS dan normalisasi sungai E. Jaringan Telekomunikasi Pengembangan jaringan telekomunikasi terutama bagi wilayah yang belum terlayani Semua kelurahan Kecamatan Pasar Minggu Semua kelurahan Kecamatan Pasar Minggu Kecamatan Pasar Minggu Semua kelurahan Kecamatan Pasar Minggu Kecamatan Pasar Minggu Semua kelurahan X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X APBD APBD/Swasta APBD APBD APBD APBD APBD APBD APBD/Swasta Dinas Pekerjaan Umum Propinsi DKI dan Jak-Tim, Dinas Pekerjaan Umum Propinsi DKI dan Jak-Tim, Dinas Pekerjaan Umum Propinsi DKI dan Jak-Tim, Dinas Pekerjaan Umum Propinsi DKI dan Jak-Tim, PLN Dinas Pekerjaan Umum Propinsi DKI dan Jak-Tim, Dinas Pekerjaan Umum Propinsi DKI dan Jak-Tim, Dinas Pekerjaan Umum Propinsi DKI dan Jak-Tim, Telkom
A. Air Bersih
B. Air Limbah
III-213
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
NO
KEGIATAN
LOKASI
Penambahan jaringan pelayanan air bersih / air minum PAM melalui pengembangan jaringan induk baru dan jaringan distribusi serta hidran umum. Penggunaan air yang melampaui batas harus dicegah. f) Sektor Sanitasi dan Sampah Pengadaan septick tank kelompok pada lokasi-lokasi permukiman yang dihuni oleh penduduk yang berpenghasilan rendah. Sistem perencanaan yang dipakai yaitu perencanaan yang diintegrasikan terhadap sistem sewerage. Meningkatkan kondisi MCK yang ada serta pengadaan baru sesuai kebutuhan lingkungan permukiman padat. Pengelolaan sampah dengan menyediakan container dan dipo-dipo sampah sesuai kebutuhan.
g) Sektor Banjir dan Drainase Melaksanakan normalisasi kali dan penambahan saluran mikro dan meningkatkan sistem makro drainase yang ada. h) Sektor Utilitas Umum Penambahan gardu-gardu listrik dan penambahan/peningkatan jaringan pelayanan listrik serta lampu-lampu penerangan jalan. Penambahan telepon umum pada lokasi-lokasi strategis. Koordinasi terpadu antara PLN, Telkom dan Pemda DKI Jakarta dalam perencanaan dan pelaksanaan pengadaan instalasi listrik, telepon dan gas. i) Sektor Ruang Terbuka Hijau Melaksanakan dan mencadangkan serta mengamankan ruang terbuka hijau sepanjang kali dan memanfaatkannya untuk taman dan hortikultura yang dapat dinikmati masyarakat.
III-214
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Mengadakan penghijauan maksimum pada pekarangan-pekarangan individu melalui program penyuluhan pembinaan. Mengadakan penghijauan maksimum pada ROW (lebar badan jalan) arteri dan kolektor.
No
Daya Tampung dan Kepadatan Penduduk Per kelurahan Kecamatan Cilandak Tahun 2030
Daya Tampung Penduduk (jiwa) 37,133 65,729 101,291 28,761 36,143 269,057 Kepadatan Penduduk (jiwa/Ha) 90 168 167 162 155 148
Kelurahan
B.6.18.2.2 Strategi
Strategi rencana rinci tata ruang Kecamatan Cilandak adalah : Meningkatkan peran dan fungsi serta menata pusat-pusat kegiatan yang sudah Memperbaiki dan merencanakan kawasan-kawasan yang cenderung kumuh Mempertahankan RTH yang sudah ada dan mengembalikan fungsi RTH berkembang. dengan membangun rumah susun beserta fasilitas-fasilitasnya. khususnya di bantaran sungai, pinggiran Jalan Rel kereta api yang dijadikan permukiman kumuh. Merealisasikan pembangunan sarana dan prasarana yang mampu meningkatkankapasitas perdagangan dan jasa . Merealisasikan pembangunan jalan lingkungan di dalam lingkungan yang telah berkembang guna menyediakan ruang perumahan kota yang dapat menampung perkembangan penduduk.
1 2 3 4 5
Lebak Bulus Pondok Labu Cilandak Barat Gandaria Selatan Cipete Selatan Jumlah
pendidikan
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
2. 3. 4.
Depdiknas Jakarta Selatan dengan kegiatan pelayanan pendidikan pemerintahan Pusat Pertokoan dan Perkantoran DBest Fatmawati dan Rukan Fatmawati Mas Sekolah Tinggi Manajemen Prasetya Mulya dengan kegiatan pelayanan
h. i. j. k. l. m.
Jalan Adiyaksa Raya Jalan Cipete Raya Jalan Gaharu 1 Jalan Cipete Utara Jalan H. Saidi Jl. Asem 2 Jalan H. Nawi
Rencana simpang susun di Kecamatan Cilandak sampai dengan tahun 2005 meliputi rencana Fly Over dan Under Pass diantaranya adalah : Fly Over menyebrangi Jalan TB. Simatupang Underpass Antasari, menyebrangi Jalan TB. Simatupang
Parkir berupa gedung atau lahan parkir di Kecamatan Cilandak ditempatkan pada bengunan-
bangunan umum untuk menghapus parkir di tepi jalan. Pengembangan transportasi di Kecamatan Cilandak mempertimbangkan faktor-faktor berikut : a. b. c. d. e. Pembangunan jalan baru disesuaikan dengan program DKI Jakarta keseluruhan Perbaikan/pelebaran jalan sesuai dengan prioritas pengembangan, dikaitkan Pengembangan jalan layang pada persimpangan yang diperkirakan akan Pengembangan angkutan umum kapasitas besar dengan pembatasan serta dikaitkan dengan peremajaan lingkungan dengan usaha mengatasi kemacetan lalu-lintas menimbulkan kemacetan yang parah kendaraan pribadi Penyediaan angkutan umum dengan memberikan kebebasan memilih bagi penumpang dengan peningkatan kecepatan perjalanan serta peningkatan sarana-sarana pemberhentian f. g. h. i. j. Pembatasan daerah operasi angkutan yang dikaitkan dengan perencanaan route Pematasan jalur dan jam operasi angkutan barang skala besar, agar tidak Penyediaan parkir di luar jalan dan pengawasan pelaksanaan pengadaan parkir Perbaikan, pengembangan dan pengadaan sarana pejalan kaki, dikaitkan Pengaturan route angkutan umum untuk mempercepat waktu perjalanan dan kendaraan umum untuk kemudahan penumpang memperlambat kecepatan lalu lintas bangunan umum untuk menghapus parkir di tepi jalan dengan pelebaran dan pembangunan jalan baru megurangi biaya perjalanan, dikaitkan dengan tempat-tempat pemberhentian/halte
III-216
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
pada jalan-jalan arteri seperti pada Jl. Ciledug Raya, Jl RSC. Veteran (Biintaro), Jl. Bintaro Permai. Sedangkan pada jalan-jalan kolektor kegiatan perdagangan dan jasa terdapat di Jl. H. Sulaiman, Jl. Mesjid Darul Falah, Jl. Ulujami Raya, Jl. H. Saidi, Jl. Kesehatan Raya dan Jl. Cempaka 5, serta di sekitar perumahan Taman Alfa Indah, Bintaro Jaya 1 dan Komplek Perdagangan.
pengembangan kegiatan industri sebagai upaya pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kecamatan Cilandak.
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Rencana pengembangan kawasan permukiman berkepadatan tinggi direncanakan melalui cara rehabilitasi atau program dan perbaikan dan peningkatan kualitas lingkungan. Sedangkan untuk unit lingkungan permukiman yang berkepadatan sedang dan rendah dilakukan persiapan dengan pembangunan kawasan permukiman berskala besar pada lahan yang masih kosong. Daerah permukiman direncanakan menyebar di seluruh wilayah Kecamatan Cilandak pada semua kelurahan baik dalam bentuk vertikal atau apartemen dan landed house dengan memperhatikan kebutuhan perumahan penduduk Kecamatan Cilandak dimasa yang akan datang dengan memperhitungkan kecenderungan perkembangan dan aksesbilitas. Rencana pengembangan kawasan perumahan kepadatan tinggi di Kecamatan Cilandak diarahkan pada Kelurahan Petukangan Utara Kelurahan Ulujami Perumahan Bumi Cilandak Indah, Pulo Indah, Villa Pratama, Cilandak Permai Komplek Petukangan Indah, Komplek Kodam Jaya, dan permukiman di sekitar Jl.
Komplek IKPN, Komplek YRS, Perumahan Bintaro Jaya 1, Taman Bintaro, Puri
(Kelurahan Petukangan Selatan) Kesadaran (Kelurahan Cilandak) Tabel 6.13 Rencana Peruntukan Tanah Kecamatan Cilandak Tahun 2030 Peruntukan Tanah (Ha) Kaw. Perum Susun Kaw.Perum Kepadatan Rendah Kaw. Perum Susun Taman Kaw.Perum Kepadatan Sedang Kaw.Penyempurna Hijau Lindung Kaw.Perdagangan Kaw.Terbuka Biru Kaw.Jalur Hijau & Hutan Kota Kaw.Perum Kepadatan Tinggi Kaw.Perkantoran Pemerintahan Kaw.Perkantoran Swasta Kaw.Perkantoran Taman Kaw.Pemakaman Campuran Besar Campuran Kecil
Pelayanan Umum/Sosial
Kaw.Industri
Kaw.Taman
No
Kelurahan
Olah Raga
Total (Ha)
1 2 3 4 5
Cilandak Barat Cipete Selatan Gandaria Selatan Lebak Bulus Pondok Labu Kecamatan
5.54 120.91 163.28 75.02 40.57 1.55 156.08 143.28 65.41 25.45 90.68 54.35
5.45
45.59 6.19
10.21 2.97 0.96 0.74 0.77 1.40 3.57 1.98 13.85 0.48 29.36 7.56
20.01
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
%
Sumber : Rencana 2009
0.50
37.65
28.05
2.58
0.73
2.67
2.19
3.83
1.58 0.00
1.38
7.29
1.04
2.06 0.53
0.00
5.09
0.00
2.82
100.00
Rencana pengembangan kawasan perumahan kepadatan sedang di Kecamatan Cilandak diarahkan pada : a. Jl. Emerald Raya (Kelurahan Ulujami) b. Perumahan Shangrilla Indah 1-2, Villa Pratama, Petukangan Selatan) c. Perumahan Bintaro Permai, Cilandak Indah dan Bumi Bintaro Permai (Kelurahan Cilandak) d. Perumahan Bintaro Jaya 1, Komplek Depsos, Komplek Deplu dan Komplek Perdagangan (Kelurahan Bintaro) Rencana pengembangan kawasan perumahan kepadatan rendah tidak diarahkan di Kecamatan Cilandak. Sedangkan rencana pengembangan kawasan perumahan susun di Kecamatan Cilandak diarahkan pada Jl. Ciledug Raya (Kelurahan Petukangan Selatan). Komplek Unilever (Kelurahan
Berikut ini adalah rencana pengembangan jaringan utilitas di Kecamatan Cilandak yang meliputi jaringan listrik, persampahan, air bersih, telekomunikasi dan air limbah
III-219
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Penataan kembali (GSS) garis sempadan sungai sejalan dengan penataan Pengerukan sampah di sepanjang yang bisa menimbulkan banjir
sungai menurut fungsinya yaitu sebagai pengendali banjir, drainase dan penggelontor
Pembangunan jaringan telekomunikasi baru pada kawasan pemukiman padat, dengan tujuan untuk memfasilitasi masyarakat dalam melakukan aktifitas bersosial. Menciptakan jaringan telekomunikasi yang aman dan menjaga struktur lingkungan kota di Kecamatan Cilandak.
Sistem jaringan drainase yang diusulkan mengikuti sistem hierarki jalan sebagai berikut : Saluran primer yang merupakan saluran yang akan mengalirkan air ke saluran alam atau sungai yang ada. Ditempatkan pada setiap jalan primer. Bentuk penampang berupa saluran segiempat tertutup pada kawasan yang relatif padat untuk menghindari masuknya sampah dan mencegah terjadinya genangan air pada permukaan jalan. Bentuk penampang saluran segi empat terbuka pada kawasan yang relatif kosong. Saluran sekunder yang merupakan saluran yang mengalirkan air ke saluran primer. Ditempatkan pada setiap jalan sekunder. Saluran pelimpasan utama menggunakan drainase primer atau jaringan sungai terdekat. Bentuk penampang saluran adalah trapesium terbuka. Saluran tersier yang merupakan saluran yang mengalirkan air ke saluran sekunder. Saluran ini berfungsi sebagai saluran penampung aliran dari limpasan air hujan baik dari halaman maupun dari permukaan jalan. Ditempatkan pada setiap jalan lingkungan. Bentuk penampang saluran adalah segi empat atau setengah lingkaran.
Sumber : Hasil Analisis 2009 Ket : Jumlah pendududk hasil proyeksi th 2030 Pedoman Perencanaan Dinas Tata Kota DKI : Asumsi Kebutuhan Air Bersih 175 lt/org/hr
B.6.23.4 Rencana Jaringan Telekomunikasi B.6.23.6 Rencana Sistem Pembuangan Air Limbah
III-220
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Rencana sistem pembuangan air limbah di Kecamatan Cilandak tahun 2030 adalah dengan sistem on-site. Diperkirakan tahun 2030 akan dihasilkan air limbah sebesar 18.565 ltr/hari yang berasal dari air limbah perumahan dan perdagangan/jasa. Untuk lebih jelasnya mengenai timbulan air kotor (sludge) di Kecamatan Cilandak tahun 2030 dapat dilihat pada Tabel 6.15 Tabel 6.15 Timbulan Air Kotor (Sludge) Kecamatan Cilandak Tahun 2030
No Kelurahan Penduduk ( jiwa) 37,133 65,729 101,291 28,761 36,143 269,057 Timbulan Air Limbah (m/Hr)) 5,198.64 9,202.05 14,180.77 4,026.51 5,060.05 37,668.02 Timbulan Sludge ( Ltr/Hr) 2,562 4,535 6,989 1,984 2,494 18,565 (m/Hr) 2.56 4.54 6.99 1.98 2.49 18.56 No 1 2 3 4 TK SD
B.6.24.2 Kesehatan
Rencana pengembangan fasilitas kesehatan di Kecamatan Cilandak berdasarkan hasil analisis proyeksi fasilitas kesehatan yang masih kurang memadai jumlahnya, dengan demikian rencana pengembangan fasilitas kesehatan di Kecamatan Cilandak lebih di utamakan untuk fasilitas kesehatan yang masih kurang dan diperlukan lagi penambahan lahan dan bangunan fasilas kesehatan. Untuk lebih jelasnya mengenai kebutuhan fasilitas kesehatan tahun 2030 di Kecamatan Cilandak dapat dilihat pada Tabel 6.17 Tabel 6.17 Rencana Fasilitas Kesehatan Kecamatan Cilandak Tahun 2030
No 1 2 3 4 5 6 7 8 Rincian Jenis Fasilitas Balai Pengobatan BKIA Rumah Bersalin Puskesmas Pembantu Puskesmas Rumah Sakit Wilayah Tempat Praktek Dokter Apotik
Jumlah
1 2 3 4 5
Lebak Bulus Pondok Labu Cilandak Barat Gandaria Selatan Cipete Selatan Jumlah
Sumber : Hasil Analisis 2009 Ket : Jumlah pendududk hasil proyeksi th 2030 Dinas Kebersihan DKI : Asumsi Sludge 0,069 lt/org/hr
B.6.24 Rencana Pengembangan Fasiitas Umum dan Sosial Kecamatan Cilandak B.6.24.1 Pendidikan
Rencana pengembangan fasilitas pendidikan di Kecamatan Cilandak lebih di utamakan untuk fasilitas pendidikan yang masih kurang dan diperlukan lagi penambahan lahan dan bangunan fasilitas pendidikan. Rencana pengembangan fasilitas pendidikan di Kecamatan Cilandak akan lebih diarahkan untuk tingkat TK, SD dan SMP yang berdasarkan analisis proyeksi fasilitas pendidikan tersebut jumlahnya masih kurang dan masih diperlukan penambahan beberapa fasilitas pendidikan.
Standar Kebutuhan (Jiwa) 3,000 10,000 30,000 30,000 30,000 480,000 6,000 30,000
Luas Lahan (m2) 17,937 43,049 26,906 4,484 5,830 5,605 6,726 3,587
114,125
Untuk lebih jelasnya mengenai kebutuhan fasilitas pendidikan tahun 2030 di Kecamatan Cilandak dapat dilihat pada Tabel 6.16
B.6.24.3 Peribadatan
Tabel 6.16 Rencana Fasilitas Pendidikan Kecamatan Cilandak Tahun 2030
III-221
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Rencana pengembangan fasilitas peribadatan di Kecamatan Cilandak lebih di utamakan untuk fasilitas peribadatan yang masih kurang dan diperlukan lagi penambahan lahan dan bangunan serta perbaikan fasilitas peribadatan. Rencana pengembangan fasilitas peribadatan di Kecamatan Cilandak akan lebih diarahkan untuk fasilitas peribadatan pura yang berdasarkan analisis proyeksi fasilitas pendidikan tersebut jumlahnya masih kurang dan masih diperlukan penambahan sedangkan untuk fasilitas peribadatan lainnya hanya pada rencana perbaikan dan peremajaan. Untuk lebih jelasnya mengenai kebutuhan fasilitas peribadatan tahun 2030 di Kecamatan Cilandak dapat dilihat pada Tabel 6.18 Tabel 6.18 Rencana Fasilitas Peribadatan Kecamatan Cilandak Tahun 2030
No 1 2 3 4 5 6 7 Rincian Jenis Fasilitas Gereja Katolik Gereja Protestan Mushalla Masjid Vihara Pura Kelenteng Jumlah
Sumber : Rencana 2009 4 2
No.
1
Lokasi
Peruntukan
Wisma dengan fasilitasnya, karya kantor dengan fasilitasnya Wisma dengan fasilitasnya, suka umum Wisma dengan fasilitasnya
KDB (%)
40-50
KLB
2-4 2,4-8
40 40 < 1,2
Wisma dengan fasilitasnya, penyempurna hijau binaan dengan fasilitasnya Wisma dengan fasilitasnya, penyempurna hijau binaan Wisma bangunan umum dengan fasilitasnya Suka umum/fasilitas umum Suka umum/fasilitas umum
2,4-8
40
2-4 4 4 4
40 40 40 40 Maks 1,6
Standar Kebutuhan (Jiwa) 60,000 60,000 3,000 30,000 60,000 60,000 60,000
Luas Lahan (m2) 1,000 1,000 26,906 17,937 1,000 1,000 1,000 49,843
Suka umum/fasilitas umum Karya bangunan umum dengan fasilitasnya, suka umum Karya pemerintahan dengan fasilitasnya
4 4
40 40 Maks 2,4
40
Maks 1,6
Karya bangunan umum dengan fasilitasnya, suka umum Karya pemerintahan dengan fasilitasnya, suka umum, karya Komp. Darul Maarif Jl. H. Nawi bangunan umum dengan (Kel. Gandaria Selatan) fasilitasnya Suka umum, karya bangunan Jl. Pasar Jumat (Kel. Lebak Bulus) umum dengan fasilitasnya
40
Maks 1,6
40
Maks 1,6
4-16 4-16
40 40
Wisma bangunan umum dengan fasilitasnya, karya bangunan umum dengan fasilitasnya Suka umum Wisma bangunan umum dengan fasilitasnya Karya bangunan umum dengan fasilitasnya, suka umum
4 4 4-16
40 40 40
Untuk lebih jelasnya mengenai rencana intensitas bangunan Kecamatan Cilandak tahun 2030 daat dilihat pada Tabel 6.19. Tabel 6.19 Rencana Intensitas Bangunan Kecamatan Cilandak 2030
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Rencana rinci tata ruang Kecamatan Kecamatan Pesanggrahan merupakan wujud pemanfaatan ruang yang menggambarkan susunan lokasi pusat perdagangan jasa dan ikatan fungsi antar sub-sub pusat kegiatan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Sesuai dengan hasil identifikasi serta kecenderungan struktur tata ruang masa depan yang akan terbentuk maka tujuan rencana rinci tata ruang Kecamatan Pesanggrahan yaitu : a. b. c. Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan Terwujudnya Terwujudnya keterpaduan, keterikatan dan keseimbangan antar wilayah budi daya. kecamatan serta keserasian antar sektor. rencana tata ruang mempertimbangkan aspek optimalisasi pemanfaatan ruang yang ada, serta memperhatikan kemungkinan-kemungkinan pemanfaatan ruang bawah tanah pada bagian-bagian tertentu di wilayah Kecamatan Pesanggrahan. d. Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk : Mewujudkan kehidupan masyarakat Kecamatan Pesanggrahan yang sejahtera Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan secara berhasil-guna dan tepat-guna untuk meningkatkan kualitas lahir dan batin Kebijaksanaan pengelolaan kawasan sempadan sungai diarahkan sebagai bagian dari upaya persiapan reorientasi terhadap ketigabelas sungai yang melalui DKI Jakarta dalam program pengembangan kawasan sungai dan Program Kali Bersih. Pengelolaan kawasan sungai ini dimaksudkan untuk mengamankan pinggiran sungai, tidak terganggunya pengaliran air sungai oleh beban dari kawasan sekitar, dan meningkatkan nilai estetika sempadan sungai. Ketigabelas kali tesebut, tiga kali diantaranya melalui Kecamatan Pesanggrahan yaitu Kali Pesanggrahan.
berdaya-guna, e. f.
sumberdaya manusia Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi Mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan Tersusunnya arahan lokasi investasi yang akan dilaksanakan pemerintah dan Tersusunnya arahan pelaksanaan pemanfaatan ruang dan merupakan dasar dampak negatif terhadap lingkungan
kolektor keatas dan harus terjamin kelancaran lalu lintas dan penyediaan fasilitas parkir yang memadai. Peremajaan pasar harus memperhatikan kepentingan pedagang lama dan ekonomi lemah. Sektor Transportasi
Beberapa ruas jalan tertentu perlu ditingkatkan kapasitasnya melalui program Pengembangan jaringan jalan baru lebih diutamakan pada bagian utara dan
pelebaran jalan.
B.6.25.2 Kebijakan
Wilayah perencanaan Kecamatan Pesanggrahan berada di Wilayah Pengembangan Selatan, dimana karakteristiknya adalah permukiman penduduk berpendapatan sedang sampai tinggi. Sebagian besar penduduk Kecamatan Pesanggrahan berkarya di luar Kecamatan Pesanggrahan. Kebijakasanaan umum Kecamatan Pesanggrahan adalah meningkatkan lingkungan melalui perbaikan sarana dan prasarana ataupun melalui peremajaan daerah yang tidak teratur dengan potensi lahan yang tinggi.
Sektor Fasilitas Umum Pencadangan lahan untuk pembangunan fasilitas umum harus dilakukan sedini mungkin.
III-223
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
umum.
Mengadakan penghijauan maksimum pada pekarangan-pekarangan individu Mengadakan penghijauan maksimum pada ROW (lebar badan jalan) arteri dan
melalui program penyuluhan pembinaan. Optimasi pada lokasi fasilitas umum yang telah ada dengan penambahan lokal. kolektor.
Pembangunan baru untuk memenuhi jumlah kebutuhan dan pencapaian target sesuai standar kecamatan.
B.6.25.3 Strategi
Sektor Air Minum Penambahan jaringan pelayanan air bersih / air minum PAM melalui Penggunaan air yang melampaui batas harus dicegah. pengembangan jaringan induk baru dan jaringan distribusi serta hidran umum. Strategi rencana rinci tata ruang Kecamatan Pesanggrahan adalah : Meningkatkan peran dan fungsi serta menata pusat-pusat kegiatan yang sudah Memperbaiki dan merencanakan kawasan-kawasan yang cenderung kumuh Mempertahankan RTH yang sudah ada dan mengembalikan fungsi RTH berkembang. dengan membangun rumah susun beserta fasilitas-fasilitasnya. khususnya di bantaran sungai, pinggiran Jalan Rel kereta api yang dijadikan permukiman kumuh. Merealisasikan pembangunan sarana dan prasarana yang mampu meningkatkankapasitas perdagangan dan jasa . Merealisasikan pembangunan jalan lingkungan di dalam lingkungan yang telah berkembang guna menyediakan ruang perumahan kota yang dapat menampung perkembangan penduduk.
oleh penduduk yang berpenghasilan rendah. Sistem perencanaan yang dipakai yaitu perencanaan yang diintegrasikan terhadap sistem sewerage. Meningkatkan kondisi MCK yang ada serta pengadaan baru sesuai kebutuhan Pengelolaan sampah dengan menyediakan container dan dipo-dipo sampah lingkungan permukiman padat. sesuai kebutuhan. Sektor Banjir dan Drainase Melaksanakan normalisasi kali dan penambahan saluran mikro dan meningkatkan sistem makro drainase yang ada. Melaksanakan kegiatan vegetasi secara serentak.
Sektor Utilitas Umum Penambahan gardu-gardu listrik dan penambahan/peningkatan jaringan pelayanan listrik serta lampu-lampu penerangan jalan. Penambahan telepon umum pada lokasi-lokasi strategis. Koordinasi terpadu antara PLN, Telkom dan Pemda DKI Jakarta dalam
perencanaan dan pelaksanaan pengadaan instalasi listrik, telepon dan gas. Sektor Ruang Terbuka Hijau Melaksanakan dan mencadangkan serta mengamankan ruang terbuka hijau sepanjang kali dan memanfaatkannya untuk taman dan hortikultura yang dapat dinikmati masyarakat.
Kepadatan permukiman
direncanakan tidak terlalu padat/sedang untuk menjaga kelayakan sebagai kawasan tempat
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Tabel 6.20 Daya Tampung dan Kepadatan Penduduk Per kelurahan Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2030
Daya Tampung Penduduk (jiwa) 47,857 32,074 34,323 28,405 43,745 186,408 Kepadatan Penduduk (jiwa/Ha) 105 152 202 135 146 139
No
Kelurahan
1 2 3 4 5
1. Rencana pembangunan jalan arteri primer/tol (outer ring road) yang menghubungkan
kawasan Pondok Pinang Kembangan sepanjang 6.500 m. 2. Rencana pelebaran arteri primer di sepanjang Jl. Ciledug Raya ( 2000 m) dan Jl. RSC Veteran ( 2.750 m). Pengembangan transportasi di Kecamatan Pesanggrahan mempertimbangkan faktor-faktor berikut : a. b. c. d. pribadi e. Penyediaan angkutan umum dengan memberikan kebebasan memilih bagi penumpang dengan peningkatan kecepatan perjalanan serta peningkatan sarana-sarana pemberhentian f. g. Pembatasan daerah operasi angkutan yang dikaitkan dengan perencanaan route Pematasan jalur dan jam operasi angkutan barang skala besar, agar tidak kendaraan umum untuk kemudahan penumpang memperlambat kecepatan lalu lintas
III-225
Pembangunan jalan baru disesuaikan dengan program DKI Jakarta keseluruhan Perbaikan/pelebaran jalan sesuai dengan prioritas pengembangan, dikaitkan Pengembangan jalan layang pada persimpangan yang diperkirakan akan Pengembangan angkutan umum kapasitas besar dengan pembatasan kendaraan
serta dikaitkan dengan peremajaan lingkungan dengan usaha mengatasi kemacetan lalu-lintas menimbulkan kemacetan yang parah
a. b.
c. jasa
LPBA LIA dengan kegiatan pelayanan pendidikan HERO Supermarket dengan kegiatan pelayanan perdagangan dan jasa Pusat pertokoan Plaza Bintaro 1 dengan kegiatan pelayanan perdagangan dan
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
h. i. j.
Penyediaan parkir di luar jalan dan pengawasan pelaksanaan pengadaan parkir Perbaikan, pengembangan dan pengadaan sarana pejalan kaki, dikaitkan dengan Pengaturan route angkutan umum untuk mempercepat waktu perjalanan dan
bangunan umum untuk menghapus parkir di tepi jalan pelebaran dan pembangunan jalan baru megurangi biaya perjalanan, dikaitkan dengan tempat-tempat pemberhentian/halte
dari kegiatan yang dapat menggangu fungsinya (Pengamanan terhadap bangunan liar dan pembuangan sampah) Penataan kembali (GSS) garis sempadan sungai sejalan dengan penataan Pengerukan sampah di sepanjang yang bisa menimbulkan banjir sungai menurut fungsinya yaitu sebagai pengendali banjir, drainase dan penggelontor Sistem jaringan drainase yang diusulkan mengikuti sistem hierarki jalan sebagai berikut :
Saluran primer yang merupakan saluran yang akan mengalirkan air ke saluran alam atau sungai yang ada. Ditempatkan pada setiap jalan primer. Bentuk penampang berupa saluran segiempat tertutup pada kawasan yang relatif padat untuk menghindari masuknya sampah dan mencegah terjadinya genangan air pada permukaan jalan. Bentuk penampang saluran segi empat terbuka pada kawasan yang relatif kosong. Saluran sekunder yang merupakan saluran yang mengalirkan air ke saluran primer. Ditempatkan pada setiap jalan sekunder. Saluran pelimpasan utama menggunakan drainase primer atau jaringan sungai terdekat. Bentuk penampang saluran adalah trapesium terbuka. Saluran tersier yang merupakan saluran yang mengalirkan air ke saluran sekunder. Saluran ini berfungsi sebagai saluran penampung aliran dari limpasan air hujan baik dari halaman maupun dari permukaan jalan. Ditempatkan pada setiap jalan lingkungan. Bentuk penampang saluran adalah segi empat atau setengah lingkaran.
Berikut ini adalah rencana pengembangan jaringan utilitas di Kecamatan Pesanggrahan yang meliputi jaringan listrik, persampahan, air bersih, telekomunikasi dan air limbah.
sampah) melalui pemilahan sampah organik (basah) dan non-organik (kering) akan memudahkan proses pembuatan kompos sebelum dibakar di dalam insinerator Pengembangan prasarana sampah bahan berbahaya dan beracun (B3) dan Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan dilakukan dengan teknologi tepat guna penerapan konsep 3R (reduced, reused, recycling) Meningkatkan mutu, kapasitas dan jumlah armada sampah yang dapat masuk kelingkungan yang padat penduduk Mencegah dan menindak tegas pembuangan sampah ke sungai, saluran. Caranya dengan mencegah tumbuhnya perumahan liar,bedeng di sepanjang tepi sungai
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Pembangunan jaringan telekomunikasi baru pada kawasan pemukiman padat, dengan tujuan untuk memfasilitasi masyarakat dalam melakukan aktifitas bersosial. Menciptakan jaringan telekomunikasi yang aman dan menjaga struktur lingkungan kota di Kecamatan Pesanggrahan.
Tabel 6.22 Timbulan Air Kotor (Sludge) Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2030
No 1 2 3 4 5 Kelurahan Bintaro Pesanggrahan Ulujami Petukangan Selatan Petukangan Utara Jumlah
Sumber : Rencana 2009
Timbulan Air Limbah (m/Hr)) 6,700 4,490 4,805 3,977 6,124 26,097
Timbulan Sludge ( Ltr/Hr) 3,302 2,213 2,368 1,960 3,018 12,862 (m/Hr) 3 2 2 2 3 13
Jumlah Penduduk Tahun 2030 47,857 32,074 34,323 28,405 43,745 186,408
Kebutuhan Air Bersih ( Ltr/Hr) 8,374,921 5,612,939 6,006,574 4,970,936 7,655,330 32,620,700 (m/Hr)
lindung. Rencana pola ruang di wilayah Kecamatan Pesanggrahan sampai tahun 2030 adalah wisma dengan fasilitasnya seluas 652,08 Ha, wisma bangunan umum dengan fasilitasnya seluas 42,68 Ha, wisma taman dengan fasilitasnya seluas 0,13 Ha, karya pemerintahan dengan fasilitasnya seluas 10,17 Ha, karya bangunan umum dengan fasilitasnya seluas 55,19 Ha, karya taman dengan fasilitasnya seluas 10,48 Ha, penyempurna hijau binaan dengan fasilitasnya seluas 92,61 Ha, suka umum seluas 52,59 Ha dan peruntukan marga dan saluran seluas 430,85 Ha.
a.
b. c. d. e.
Wisma dengan fasilitasnya di Kelurahan Bintaro seluas 214,32 ha Wisma taman dengan fasilitasnya di Kelurahan Petukangan Selatan seluas 0,13 ha Wisma bangunan umum dengan fasilitasnya di Kelurahan Bintaro seluas 21,26 ha Karya taman dengan fasilitasnya di Kelurahan Pesanggrahan seluas 10,48 ha Karya bangunan umum dengan fasilitasnya di Kelurahan Bintaro seluas 27,29 ha
III-227
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
f. g. h. i.
Karya pemerintahan dengan fasilitasnya di Kelurahan Bintaro seluas 7,6 ha Penyempurna hijau binaan dengan fasilitasnya di Kelurahan Bintaro seluas 25,18 ha Suka / fasilitas umum di Kelurahan Ulujami seluas 13,79 ha Marga dan saluran di Kelurahan Bintaro seluas 148,06 ha Untuk lebih jelasnya rencana pola ruang Kecamatan Pesanggrahan tahun 2030 dapat dilihat pada Tabel 6.23.
Tabel 6.23 Rencana Pola Ruang Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2030 Peruntukan Tanah (Ha) Kaw.Perum Kepadatan Rendah Kaw. Perum Susun Kaw.Perum Kepadatan Sedang Kaw.Penyempurna Hijau Lindung Kaw.Perdagangan Kaw.Terbuka Biru Kaw.Jalur Hijau & Hutan Kota Kaw.Perum Kepadatan Tinggi Kaw.Perkantoran Pemerintahan Kaw.Perkantoran Swasta Kaw.Perkantoran Taman Kaw.Pemakaman Campuran Besar Campuran Kecil Pelayanan Umum/Sosial Kaw.Industri
Kaw.Taman
Olah Raga
No
Kelurahan
Total (Ha)
1 2 3 4 5
4.85
6.66
0.35
1.97
1.79
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Kecamatan %
Sumber : Rencana 2009
0.21 0.00
0.73 0.01
48.37 0.48
9.85 0.10
50.49 0.50
12.59 0.12
0.00 0.00
10.72 0.11
57.20 0.56
27.76 0.27
29.05 0.29
0.12 0.00
38.04 0.38
0.37 0.00
Rencana
pengembangan
kegiatan
perindustrian
dibatasi,
sehingga
tidak
ada
Rencana
Komplek Petukangan Indah, Komplek Kodam Jaya, dan permukiman di sekitar Jl. Komplek IKPN, Komplek YRS, Perumahan Bintaro Jaya 1, Taman Bintaro, Puri pengembangan kawasan perumahan kepadatan sedang di Kecamatan
pengembangan kegiatan industri sebagai upaya pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kecamatan Pesanggrahan.
Kesadaran (Kelurahan Pesanggrahan) Palem Indah, Bukit Mas, dan Komplek Perdagangan (Kelurahan Bintaro) Pesanggrahan diarahkan pada : Jl. Emerald Raya (Kelurahan Ulujami) Perumahan Shangrilla Indah 1-2, Villa Pratama, Komplek Unilever (Kelurahan Perumahan Bintaro Permai, Pesanggrahan Indah dan Bumi Bintaro Permai Perumahan Bintaro Jaya 1, Komplek Depsos, Komplek Deplu dan Komplek
Petukangan Selatan) (Kelurahan Pesanggrahan) Perdagangan (Kelurahan Bintaro) Rencana pengembangan kawasan perumahan kepadatan rendah tidak diarahkan di Kecamatan Pesanggrahan. Sedangkan rencana pengembangan kawasan perumahan susun di Kecamatan Pesanggrahan diarahkan pada Jl. Ciledug Raya (Kelurahan Petukangan Selatan).
Pesanggrahan diarahkan pada: Kelurahan Petukangan Utara Kelurahan Ulujami Perumahan Bumi Pesanggrahan Indah, Pulo Indah, Villa Pratama, Pesanggrahan
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
menimbulkan dampak merugikan bagi kelestarian dan keamanan fungsi serta fisik sungai dan danau. Kawasan sempadan sungai ditentukan sekurang-kurangnya 100 meter di kiri kanan sungai besar dan 50 meter di kiri kanan anak sungai yang berada di luar permukiman. Sedangkan untuk sungai di kawasan permukiman berupa sempadan sungai yang diperkirakan cukup untuk dibangun jalan inspeksi antara 10 15 meter. Kawasan sempadan sungai di Kecamatan Pesanggrahan berada pada kawasan Kali Pesanggrahan.
demikian rencana pengembangan fasilitas kesehatan di Kecamatan Pesanggrahan lebih di utamakan untuk fasilitas kesehatan yang masih kurang dan diperlukan lagi penambahan lahan dan bangunan fasilas kesehatan. Untuk lebih jelasnya mengenai kebutuhan fasilitas kesehatan tahun 2030 di Kecamatan Pesanggrahan dapat dilihat pada table berikut..
B.6.31 Rencana Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial Kecamatan Pesangrahan B.6.31.1 Pendidikan
Rencana pengembangan fasilitas pendidikan di Kecamatan Pesanggrahan lebih di utamakan untuk fasilitas pendidikan yang masih kurang dan diperlukan lagi penambahan lahan dan bangunan fasilitas pendidikan. Rencana pengembangan fasilitas pendidikan di Kecamatan Pesanggrahan akan lebih diarahkan untuk tingkat TK, SD dan SMP yang berdasarkan analisis proyeksi fasilitas pendidikan tersebut jumlahnya masih kurang dan masih diperlukan penambahan beberapa fasilitas pendidikan. Untuk lebih jelasnya mengenai kebutuhan fasilitas pendidikan tahun 2030 di Kecamatan Pesanggrahan dapat dilihat pada table berikut. No 1 2 3 4 5 6 7 8 Tabel 6.24 Rencana Fasilitas Pendidikan Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2030
No 1 2 3 4 TK SD SLTP SLTA Jumlah
Sumber : Rencana 2009
Tabel 6.25 Rencana Fasilitas Kesehatan Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2030 Rincian Jenis Fasilitas Balai Pengobatan BKIA Rumah Bersalin Puskesmas Pembantu Puskesmas Rumah Sakit Wilayah Tempat Praktek Dokter Apotik Jumlah
Sumber : Rencana 2009
Standar Kebutuhan (Jiwa) 3,000 10,000 30,000 30,000 30,000 480,000 6,000 30,000
Luas Lahan (m2) 12,427 29,825 18,641 3,107 4,039 4,660 2,485 75,184
B.6.31.3 Peribadatan
Rencana pengembangan fasilitas peribadatan di Kecamatan Pesanggrahan lebih di utamakan untuk fasilitas peribadatan yang masih kurang dan diperlukan lagi penambahan lahan dan bangunan serta perbaikan fasilitas peribadatan. Rencana pengembangan fasilitas peribadatan di Kecamatan Pesanggrahan akan lebih diarahkan untuk fasilitas peribadatan pura yang berdasarkan analisis proyeksi fasilitas pendidikan tersebut jumlahnya masih kurang dan masih diperlukan penambahan sedangkan untuk fasilitas peribadatan lainnya hanya pada rencana perbaikan dan peremajaan. Untuk lebih jelasnya mengenai kebutuhan fasilitas peribadatan tahun 2030 di Kecamatan Pesanggrahan dapat dilihat pada table berikut.
B.6.31.2 Kesehatan
Rencana pengembangan fasilitas kesehatan di Kecamatan Pesanggrahan berdasarkan hasil analisis proyeksi fasilitas kesehatan yang masih kurang memadai jumlahnya, dengan
III-230
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Standar Kebutuhan (Jiwa) 60,000 60,000 3,000 30,000 60,000 60,000 60,000
Luas Lahan (m2) 1,000 1,000 18,641 12,427 1,000 1,000 1,000 36,068
Jl. Arteri/Tol Lingkar Luar Wisma dengan fasilitasnya Barat Karya bangunan umum dengan fasilitasnya Wisma bangunan umum dengan fasilitasnya Suka umum dengan fasilitasya
III-231
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Dalam mengaktualisasikan pendekatan pengembangan yang sedemikian rupa maka konsepkonsep pengembangan kecamatan yang dibuat dituangkan ke dalam rencana-rencana pengembangan dalam berbagai aspek meliputi pengembangan kependudukan, pengembangan aspek struktur dan pola pemanfaatan ruang, aspek sarana prasarana, pengembangan transportasi dan aspek lainnya. Selanjutnya dari rencana-rencana pengembangan ini dapat diturunkan ke dalam indikasi program pengembangan Kecamatan Pesanggrahan. Indikasi program pembangunan merupakan penjabaran kebijakan dan rencana pengembangan ruang yang telah ditentukan ke dalam program-program pembangunan yang akan menjadi acuan serta komitmen Pemerintah dalam melaksanakan pembangunan. Perumusan indikasi program ini tidak terlepas dari program-program yang telah disusun secara multisektoral dalam pengembangan Kecamatan Pesanggrahan ini. Dengan demikian, diharapkan fungsi indikasi program ini sebagai acuan instansi pusat, Pemerintah Daerah Propinsi dan Kecamatan Pesanggrahan dalam menyusun dan melaksanakan program lima tahunan dalam kurun waktu duapuluh tahun. Program-program dibawah ini pada dasarnya masih bersifat indikatif, yang diharapkan dapat memberikan indikasi bagi penyusunan program membangun sektoral serta pembangunan pada wilayah kecamatan yang diprioritaskan pembangunannya. Untuk lebih jelasnya mengenai indikasi program Kecamatan Pesanggrahan dalam tahun rencana 2010-2030 dapat dilihat pada Tabel 6.28
sub-sub pusat kegiatan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Sesuai dengan hasil identifikasi serta kecenderungan struktur tata ruang masa depan yang akan terbentuk maka tujuan rencana rinci tata ruang Kecamatan Kebayoran Lama yaitu : a. b. c. Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan Terwujudnya keterpaduan, keterikatan dan keseimbangan antar wilayah budi daya. kecamatan serta keserasian antar sektor. Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk : Mewujudkan kehidupan masyarakat yang sejahtera lahir dan batin Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan secara berhasil-guna dan tepat-guna untuk meningkatkan kualitas
berdaya-guna, d.
sumberdaya manusia Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi Mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan Tersusunnya arahan lokasi investasi yang akan dilaksanakan pemerintah dan Tersusunnya arahan pelaksanaan pemanfaatan ruang dan merupakan dasar dampak negatif terhadap lingkungan
masyarakat.
e.
III-232
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Aspek/Sektor
Lokasi Kel.Wijaya Kusuma Kel.Tanjung Duren Selatan Kel.Tomang Kel.Grogol Kel.Jelambar Kel.Jelambar Baru Kel.Wijaya Kusuma Kel.Tanjung Duren Utara Kel.Tomang Kel.Grogol Kel.Jelambar Kel.Jelambar Baru Kel.Wijaya Kusuma Kel.Tanjung Duren Utara Kel.Tanjung Duren Selatan Kel.Tomang Kel.Grogol Kel.Jelambar Kel.Jelambar Baru Kel.Wijaya Kusuma
Sumber Pembiayaan
Instansi/Dinas Pelaksana
1 *
2 *
5th ke III
5th ke IV
APBD
APBD
APBD
Kel.Tanjung Duren Utara Kel.Tanjung Duren Selatan Kel.Tomang Kel.Grogol Kel.Jelambar Kel.Jelambar Baru Kel.Wijaya Kusuma Persimpangan Tomang (Depan Mall Taman Anggrek), Jl.Kyai Tapa (Sisi Utara)
APBD
Pembangunan Baru
C. Penyempurna Hijau
APBD
Sepanjang Kali Banjir Kanal Barat Sepanjang Rel KA Seluruh RTH yang Petamburan ada Di Kec.Grogol
Pemkot. Jakarta Barat, Pemprov. DKI Jakarta, Dinas Pertamanan Pemkot. Jakarta Barat, Dinas Pertamanan
* *
* *
* * * * * * *
APBD +APBN
III-233
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Aspek/Sektor
Kegiatan/Program Kel.Jelambar
Lokasi
Sumber Pembiayaan
Instansi/Dinas Pelaksana
5th ke III
5th ke IV
Kel.Jelambar Baru Kel.Wijaya Kusuma Kel.Tanjung Duren Utara Kel.Tanjung Duren Selatan Kel.Tomang Kel.Grogol Kel.Jelambar Kel.Jelambar Baru Kel.Wijaya Kusuma Kel.Tanjung Duren Utara Kel.Tanjung Duren Selatan Kel.Tomang Kel.Grogol Kel.Jelambar Kel.Jelambar Baru Kel.Wijaya Kusuma Kel.Tanjung Duren Utara Kel.Tanjung Duren Selatan Kel.Tomang Kel.Grogol Kel.Jelambar Kel.Jelambar Baru Kel.Wijaya Kusuma APBD Pemkot. Jakarta Barat, Pemprov. DKI Jakarta * * * * * * * * APBD +APBN Pemkot. Jakarta Barat, Pemprov. DKI Jakarta, Dep. Kesehatan/Dinas Kesehatan * * * * * * * * APBD Pemkot. Jakarta Barat, Pemprov. DKI Jakarta * * * * * * * *
B. Peribadatan
C. Kesehatan
D. Olahraga
III. Prasarana Lingkungan A. Jaringan Jalan Peningkatan Jalan Jl.S.Parman Jl.Tomang Raya Jl.Prof.DR.Latumenten Jl.Daan Mogot Jl.Kyai Tapa Jl.Tubagus Angke Jl.Tanjung Duren Raya Jl.Tanjung Duren Utara Jl.Arjuna Utara Jl.Tanjung Duren Timur Jl.Jelambar Baru Jl.Jelambar Selatan 2 Jl.Jelambar Utama 1 Jl.Jelambar Utama Sakti Jl.Amanah APBD +APBN Pemkot. Jakarta Barat, Pemprov. DKI Jakarta, Dep. PU * * * * * *
III-234
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Aspek/Sektor
Lokasi
Sumber Pembiayaan
Instansi/Dinas Pelaksana
5th ke III
5th ke IV
Jl.DR.Muwardi Raya APBD +APBN Pemkot. Jakarta Barat, Pemprov. DKI Jakarta, Dep. PU APBD +APBN APBD Pemkot. Jakarta Barat, Pemprov. DKI Jakarta, Dep. PU Pemkot. Jakarta Barat, Pemprov. DKI Jakarta, Dephub DKI Jakarta * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *
Jl.DR.Susilo Raya Seluruh ruas - ruas jalan yang kondisinya sudah baik di Kec.Grogol Petamburan Seluruh jaringan jalan yang kondisinya masih kurang baik di Kec.Grogol Petamburan Terminal Bus Grogol
bus AKAP dari Terminal Bus Grogol ke Terminal Bus Rawa Buaya - Penertiban Terminal Bayangan Pengembangan Jalur Busway C. Pedestrian D. Peparkiran E. Drainase & Tata Air Penyediaan Pengembangan Perbaikan Penertiban Simpang Grogol Jl.S.Parman Jl.Daan Mogot Jl.Kyai Tapa APBD APBD APBD
Pemkot. Jakarta Barat, Dephub DKI Jakarta Pemkot. Jakarta Barat, Pemprov. DKI Jakarta, Dephub DKI Jakarta
* *
* *
Jl.Tomang Raya Seluruh jaringan jalan yang ada terutama pada jalan kolektor dan arteri di Kec.Grogol Petamburan Seluruh jaringan jalan kolektor dan arteri yang ada di Kec. Grogol Petamburan Seluruh jaringan drainase yang ada di Kec.Grogol Petamburan
APBD APBD
Pemkot. Jakarta Barat, Pemprov. DKI Jakarta Pemkot. Jakarta Barat, Dep. PU
* *
* *
* * * * * * *
- Penyediaan 1. Saluran Air/Drainase Peningkatan Perbaikan 2. Kali/Sungai Normalisasi Penataan Peningkatan Perbaikan
APBN +APBD Kali Banjir Kanal Barat Kali Grogol Kali Angke
Pemeliharaan 3. Waduk F. Listrik Pembangunan Baru Peningkatan Perbaikan Pemeliharaan Penambahan/Perluasan Peningkatan Kualitas Waduk Jelambar Waduk Tomang Waduk Wijaya Kusuma
APBD
APBN +APBD
Jaringan Pelayanan
III-235
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
1 *
2 *
5th ke III *
5th ke IV *
Jaringan
APBD
B.6.34.2 Kebijakan
Kebijaksanaan umum Kecamatan Kebayoran Lama adalah meningkatkan lingkungan melalui perbaikan sarana dan prasarana ataupun melalui peremajaan daerah yang tidak teratur dengan potensi lahan yang tinggi. a. Kawasan Sempadan Sungai Kebijaksanaan pengelolaan kawasan sempadan sungai diarahkan sebagai bagian dari upaya persiapan reorientasi terhadap ketigabelas sungai yang melalui DKI Jakarta dalam program pengembangan kawasan sungai dan Program Kali Bersih. Pengelolaan kawasan sungai ini dimaksudkan untuk mengamankan pinggiran sungai, tidak terganggunya pengaliran air sungai oleh beban dari kawasan sekitar, dan meningkatkan nilai estetika sempadan sungai. b. Perumahan Penggunaan perumahan legih diarahkan kepada resettlement daerah-daerah hunian yang akan tergusur akibat pengembangan kegiatan lain, seperti perluasan dan lain sebagainya. Sedangkan pembangunan perumahan untuk masa mendatang dibatasi. Program perbaikan lingkungan perlu dilanjutkan. c. Sektor Perdagangan dan Jasa Pengembangan sentra-sentra tetap diutamakan Pengembangan ribbon dibatasi dan ditolerir hanya pada kelas jalan tertentu, yaitu kolektor keatas dan harus terjamin kelancaran lalu lintas dan penyediaan fasilitas parkir yang memadai. Peremajaan pasar harus memperhatikan kepentingan pedagang lama dan ekonomi lemah. d. Sektor Transportasi Beberapa ruas jalan tertentu perlu ditingkatkan kapasitasnya melalui program pelebaran jalan. Pengembangan jaringan jalan baru lebih diutamakan pada bagian utara dan selatan BWK Kecamatan Kebayoran Lama. e. Sektor Fasilitas Umum
Pencadangan lahan untuk pembangunan fasilitas umum harus dilakukan sedini mungkin. Mendorong pihak swasta untuk berperan serta dalam pembangunan fasilitas umum. Optimasi pada lokasi fasilitas umum yang telah ada dengan penambahan lokal. Pembangunan baru untuk memenuhi jumlah kebutuhan dan pencapaian target sesuai standar kecamatan. f. Sektor Air Minum Penambahan jaringan pelayanan air bersih / air minum PAM melalui pengembangan jaringan induk baru dan jaringan distribusi serta hidran umum. Penggunaan air yang melampaui batas harus dicegah. g. Sektor Sanitasi dan Sampah Pengadaan septick tank kelompok pada lokasi-lokasi perumahan yang dihuni oleh penduduk yang berpenghasilan rendah. Sistem perencanaan yang dipakai yaitu perencanaan yang diintegrasikan terhadap sistem sewerage. Meningkatkan kondisi MCK yang ada serta pengadaan baru sesuai kebutuhan lingkungan perumahan padat. Pengelolaan sampah dengan menyediakan container dan dipo-dipo sampah sesuai kebutuhan h. Sektor Banjir dan Drainase Melaksanakan normalisasi kali dan penambahan saluran mikro dan meningkatkan sistem makro drainase yang ada. Melaksanakan kegiatan vegetasi secara serentak. i. Sektor Utilitas Umum. Penambahan gardu-gardu listrik dan penambahan/peningkatan jaringan pelayanan listrik serta lampu-lampu penerangan jalan. Penambahan telepon umum pada lokasi-lokasi strategis. Koordinasi terpadu antara PLN, Telkom dan Pemda DKI Jakarta dalam perencanaan dan pelaksanaan pengadaan instalasi listrik, telepon dan gas. j. Sektor Ruang Terbuka Hijau Melaksanakan dan mencadangkan serta mengamankan ruang terbuka hijau sepanjang kali dan memanfaatkannya untuk taman dan hortikultura yang dapat dinikmati
III-236
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
masyarakat. Mengadakan penghijauan maksimum pada pekarangan-pekarangan individu melalui program penyuluhan pembinaan. Mengadakan penghijauan maksimum pada ROW (lebar badan jalan) arteri dan kolektor.
B.6.34.3 Strategi
Strategi rencana rinci tata ruang Kecamatan Kebayoran Lama adalah : Meningkatkan peran dan fungsi serta menata pusat-pusat kegiatan yang sudah Memperbaiki dan merencanakan kawasan-kawasan yang cenderung kumuh Mempertahankan RTH yang sudah ada dan mengembalikan fungsi RTH berkembang. dengan membangun rumah susun beserta fasilitas-fasilitasnya. khususnya di bantaran sungai, pinggiran Jalan Rel kereta api yang dijadikan permukiman kumuh. Merealisasikan pembangunan sarana dan prasarana yang mampu meningkatkankapasitas perdagangan dan jasa . Merealisasikan pembangunan jalan lingkungan di dalam lingkungan yang telah berkembang guna menyediakan ruang perumahan kota yang dapat menampung perkembangan penduduk.
pelayanan perdagangan.
c. d.
pelayanan perdagangan. kesehatan. e. Permata Senayan di Kelurahan Grogol Selatan dengan kegiatan pelayanan perdagangan f. ITC Permata Hijau di Kelurahan Grogol Utara dengan kegiatan pelayanan perdagangan
b.
c. d.
e.
a. b.
Pusat Kegiatan Subtersier di Kecamatan Pasar Minggu adalah : pelayanan perdagangan dan jasa. perdagangan dan jasa.
Pusat Kegiatan Primer di Kecamatan Kebayoran Lama ialah Pasar Kebayoran Lama di Kelurahan Grogol Selatan yang berfungsi sebagai Sistem Pusat Kegiatan Penunjang pembentuk struktur ruang.
III-237
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
c. d.
Pasar Inpres di Kelurahan Grogol Selatan dengan kegiatan pelayanan Kantor Lurah Pondok Pinang dengan kegaiatan pelayanan pemerintahan Kantor Lurah Kebayoran Lama Selatan dengan kegaiatan pelayanan
memperhatikan jaringan yang sudah ada dan peningkatan kebutuhan akibat pertambahan penduduk dan kegiatan.
e. f. g. h. i.
pemerintahan Kantor Lurah Kebayoran Lama Utara dengan kegaiatan pelayanan pemerintahan Kantor Lurah Cipulir dengan kegaiatan pelayanan pemerintahan Kantor Lurah Grogol Selatan dengan kegaiatan pelayanan pemerintahan Kantor Lurah Grogol Utara dengan kegaiatan pelayanan pemerintahan
terutama pada kawasan yang padat penduduk Pembatasan pengambilan air tanah dangkal di kawasan permukiman secara bertahap;
Pelarangan pengambilan air tanah dalam di zona kritis air tanah; Perluasan kawasan resapan air melalui penambahan ruang terbuka hijau; Pencegahan peresapan air limbah ke dalam tanah dan pencemaran sumber-
sumber air
B.6.38.2 Drainase
Sistem jaringan drainase dan pengendalian banjir yang terdapat di Kecamatan Kecamatan Tabel 6.29 Rencana Pengembangan Jaringan Jalan Kecamatan Kebayoran Lama
Nama Jalan Jalan Kebayoran Lama Raya Jalan Letjen Supeno Jalan Ciledug Raya Jalan Teuku Nyak Arief Jalan Simpruk Golf 2 Jalan Hang Lekir 1 Jalan Sultan Iskandar Syah Muda Jalan Ciputat Raya Jalan Bintaro Raya Sumber : Rencana, 2009 Fungsi Jalan Jalan Arteri Primer Jalan Arteri Primer Jalan Arteri Primer Jalan Arteri Primer Jalan Arteri Primer Jalan Arteri Primer Jalan Arteri Primer Jalan Arteri Sekunder Jalan Arteri Sekunder ROW Eksisting (meter) 17 34 18 25 14 12 24 13 12 ROW Rencana (meter) 18 47 26 47 20 20 30 15 18
Kebayoran Lama yaitu kali pesanggrahan dan kali grogol. Pengembangan drainase di Kecamatan Kebayoran Lama dapat dilakukan dengan cara normalisasi saluran drainase primer agar lebih memadai, pembuatan jalur hijau sepanjang saluran drainase serta pengerukan sampah di dasar sungai.
B.6.38.3 Limbah
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, produksi air limbah/kotor di Kecamatan Kecamatan Kebayoran Lama ialah sebesar 29.061,56 liter per hari. Rencana sistem pembuangan air limbah di Kecamatan Kebayoran Lama ialah sistem on-site (cubluk, septic tank).
2.
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
3. 4. 5. 6.
Mencegah kebocoran atau kebakaran listrik dengan mendistribusikan kabel-kabel Menempatkan gardu-gardu listrik secara terpadu dengan sektor lain, serta Menempatkan jaringan listrik sesuai dengan jaringan jalan dan untuk keamanan
Kelurahan Grogol Selatan, Kebayoran Lama Utara, Kebayoran Lama Selatan, dan Kelurahan Cipulir sebagian besar merupakan wisma sedang dan terdapat beberapa wisma besar. Pada beberapa lokasi di Kelurahan Grogol Utara, Grogol Selatan dan Pondok Pinang juga direncanakan pembangunan wisma susun, wisma susun taman, serta wisma flat.
PLN dengan kabel isolasi mempertimbangkan segi estetika lingkungan pembangunan jalan baru sebaiknya ditempatkan di bawah tanah Menambah jaringan listrik hingga dapat melayani wilayah yang pada kondisi eksisting 2008 belum terlayani listrik
B.6.39.2 Perdagangan
Kawasan perdagangan yang direncanakan dikembangkan di Kecamatan Kebayoran Lama umumnya merupakan pelayanan tingkat kota, dimana selain untuk melayani masyarakat Kecamatan Kebayoran Lama sendiri umumnya pengunjung berasal dari luar wilayah kecamatan. Kawasan perdagangan yang akan dikembangkan berupa wisma dagang (ruko) yang berada pada lokasi sepanjang jalan Ciledug Raya, Ciputat Raya, dan jalan Sultan Iskandar Muda, serta fasilitas perdagangan besar seperti mall/plaza. Kawasan perdagangan tersebut perlu dibatasi pertumbuhannya dan diperbaiki fasilitas parkir dan pejalan kaki sehingga tidak memunculkan permasalahan terutama kemacetan akibat tingginya bangkitan.
B.6.38.5 Telekomunikasi
Arahan rencana pengembangan jaringan telekomunikasi di Kecamatan Kebayoran Lama adalah : a. b. Pengembangan sistem pelayanan telekomunikasi melalui penerapan teknologi Pembangunan jaringan telekomunikasi baru pada kawasan pemukiman padat, telekomunikasi yang memadai dengan tujuan untuk memfasilitasi masyarakat dalam melakukan aktifitas bersosial.
c.
B.6.40 Rencana Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial Kecamatan Kebayoran Lama
Rencana pengembangan fasilitas umum dan fasilitas sosial di Kecamatan Kebayoran Lama akan disesuaikan berdasarkan analisis kebutuhan daya tampung kecamatan. Fasilitas umum dan fasilitas sosial tersebut berupa pendidikan, kesehatan, peribadatan, olahraga, serta fasilitas pengendali bencana.
B.6.40.1 Pendidikan
Perhitungan jumlah penduduk Kecamatan Kebayoran Lama berdasarkan daya tampung pada tahun 2030 ialah sebesar 421.182 jiwa. Dengan jumlah tersebut dan menggunakan standar penyediaan fasilitas pendidikan, maka diperoleh jumlah kebutuhan fasilitas pendidikan seperti yang terlihat pada Tabel berikut, yaitu sebanyak 337 unit untuk Taman Kanak-kanak (TK), 168 unit untuk Sekolah Dasar (SD), 28 unit untuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), 14 unit untuk Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), serta 14 unit perpustakaan.
III-239
B.6.39.1 Perumahan
Kawasan perumahan akan dikembangkan di hampir seluruh kelurahan yang terdapat di Kecamatan Kebayoran Lama. Perumahan yang dikembangkan di Kelurahan Grogol Utara dan Kelurahan Pondok Pinang sebagian besar merupakan wisma besar, sementara pada
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
B.6.40.3 Peribadatan
Perhitungan jumlah penduduk Kecamatan Kebayoran Lama berdasarkan daya tampung pada tahun 2030 ialah sebesar 421.182 jiwa. Dengan jumlah tersebut dan menggunakan standar penyediaan fasilitas peribadatan, maka diperoleh jumlah kebutuhan fasilitas peribadatan seperti yang terlihat pada Tabel berikut, yaitu mushala sebanyak 140 unit, masjid 14 unit, masjid kecamatan 2 unit, gereja katolik 7 unit, gereja 7 unit, vihara 7 unit, pura 7 unit, serta kelenteng 7 unit. Tabel 6.32 Jumlah Kebutuhan Fasilitas Peribadatan Tahun 2030
No 1 2 3 4 5 6. 7. 8 Jenis Fasilitas Mushala Masjid Masjid Kecamatan Gereja Katolik Gereja Vihara Pura Kelenteng Eksisting 2006 163 84 12 3 Kebutuhan 2030 140 14 2 7 7 7 7 7
Berdasarkan perbandingan antara perhitungan kebutuhan fasilitas pendidikan tahun 2030 dengan kondisi eksisting, maka dapat diketahui bahwa fasilitas pendidikan berupa SLTP dan SLTA yang ada saat ini telah cukup untuk mengakomodasi kebutuhan pendidikan masyarakat, sementara untuk fasilitas pendidikan berupa TK dan SD masih dirasakan kurang masing-masing sebesar 267 unit dan 68 unit.
B.6.40.2 Kesehatan
Perhitungan jumlah penduduk Kecamatan Kebayoran Lama berdasarkan daya tampung pada tahun 2030 ialah sebesar 421.182 jiwa. Dengan jumlah tersebut dan menggunakan standar penyediaan fasilitas kesehatan, maka diperoleh jumlah kebutuhan fasilitas kesehatan seperti yang terlihat pada Tabel berikut, yaitu balai pengobatan sebanyak 140 unit balai pengobatan, 14 unit rumah bersalin, 14 unit puskesmas, 14 unit apotik, serta 2 unit puskesmas kecamatan. Tabel 6.31 Jumlah Kebutuhan Fasilitas Kesehatan Tahun 2030
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jenis Fasilitas Rumah Sakit Puskesmas Puskesmas Kecamatan Posyandu Dokter Praktek Lainnya Balai Pengobatan Rumah Bersalin Apotik Eksisting 2006 5 9 107 73 94 Kebutuhan 2030 14 2 140 14 14
Berdasarkan perbandingan antara perhitungan kebutuhan fasilitas peribadatan tahun 2030 dengan kondisi eksisting, maka fasilitas peribadatan yang terdapat saat ini telah sesuai dengan kebutuhan untuk fasilitas ibadah berupa mushala, masjid, dan gereja. Sementara untuk fasilitas ibadah lainnya seperti vihara, pura, maupun kelenteng belum sesuai dengan kebutuhan.
B.6.40.4 Olahraga
Perhitungan jumlah penduduk Kecamatan Kebayoran Lama berdasarkan daya tampung pada tahun 2030 ialah sebesar 421.182 jiwa. Dengan jumlah tersebut dan menggunakan standar penyediaan fasilitas olahraga, maka diperoleh jumlah kebutuhan fasilitas olahraga seperti yang terlihat pada Tabel V-6 yaitu tempat bermain berjumlah 1.684 unit, 140 unit lapangan olahraga, 14 unit kolam renang, serta 14 unit gedung olahraga. Tabel 6.33 Jumlah Kebutuhan Fasilitas Olahraga Tahun 2030
No 1 2 Jenis Fasilitas Tempat Bermain Lapangan Sepakbola Eksisting 2006 8 Kebutuhan 2030 1.684 140 III-240
Berdasarkan perbandingan antara perhitungan dengan kondisi eksisting fasilitas kesehatan, maka dapat diketahui bahwa fasilitas kesehatan yang terdapat di Kecamatan Kebayoran Lama saat ini telah mencukupi kebutuhan penduduk, bahkan untuk fasilitas kesehatan berupa rumah sakit telah tersedia melebihi standar kebutuhan penduduk di kecamatan ini.
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
No 3 4 5 6 7 8
Jenis Fasilitas Lapangan Bulutangkis Lapangan Tenis Lapangan Voli Kolam Renang Gedung Olahraga Lainnya
Kebutuhan 2030
utara, tengah dan selatan. Untuk wilayah yang direncanakan sebagai kawasan wisma memiliki KDB 50% dengan ketinggian bangunan maksimal 2 lantai, sementara untuk wisma susun taman direncanakan KDB 20% dengan ketinggian bangunan 15 lantai.
14 14 -
Jika dibandingkan antara kondisi eksisting dengan kebutuhan fasilitas olahraga di Kecamatan Kebayoran Lama, maka saat ini fasilitas tersebut telah cukup mengakomodasi kebutuhan masyarakat. Namun untuk fasilitas olahraga berupa kolam renang dan gedung olahraga belum sesuai dengan standar kebutuhan yaitu 14 unit kolam renang dan 3 unit gedung olahraga.
ruang yang telah ditentukan ke dalam program-program pembangunan yang akan menjadi acuan serta komitmen Pemerintah dalam melaksanakan pembangunan. Perumusan indikasi program ini tidak terlepas dari program-program yang telah disusun oleh secara multisektoral dalam pengembangan Kecamatan Kebayoran Lama ini. Dengan demikian, diharapkan fungsi indikasi program ini sebagai acuan instansi pusat, Pemerintah Daerah Propinsi dan Kecamatan Kebayoran Lama dalam menyusun dan melaksanakan program lima tahunan dalam kurun waktu duapuluh tahun. Program-program dibawah ini pada dasarnya masih bersifat indikatif, yang diharapkan dapat memberikan indikasi bagi penyusunan program membangun sektoral serta pembangunan pada wilayah kecamatan yang diprioritaskan pembangunannya.
B.6.44 Tujuan, Kebijakan dan Strategi Kecamatan Kebayoran Baru B.6.44.1 Tujuan
Rencana rinci tata ruang Kecamatan Kebayoran Baru merupakan wujud pemanfaatan ruang yang menggambarkan susunan lokasi pusat perdagangan jasa dan ikatan fungsi antar subsub pusat kegiatan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Sesuai dengan hasil identifikasi serta kecenderungan struktur tata ruang masa depan yang akan terbentuk maka tujuan rencana rinci tata ruang Kecamatan Kebayoran Baru yaitu : a. b. Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan Terwujudnya Terwujudnya keterpaduan, keterikatan dan keseimbangan antar wilayah budi daya. kecamatan serta keserasian antar sektor. c. rencana tata ruang mempertimbangkan aspek optimalisasi pemanfaatan ruang yang ada, serta memperhatikan kemungkinan-kemungkinan
III-241
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
pemanfaatan ruang bawah tanah pada bagian-bagian tertentu di wilayah Kecamatan Kebayoran Baru. d. Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk : Mewujudkan kehidupan masyarakat yang sejahtera lahir dan batin Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan secara berhasil-guna dan tepat-guna untuk meningkatkan kualitas
terganggunya pengaliran air sungai oleh beban dari kawasan sekitar, dan meningkatkan nilai estetika sempadan sungai. b. Perumahan Penggunaan perumahan legih diarahkan kepada resettlement daerah-daerah hunian yang akan tergusur akibat pengembangan kegiatan lain, seperti perluasan dan lain sebagainya. Sedangkan pembangunan perumahan untuk masa mendatang dibatasi. Program perbaikan lingkungan perlu dilanjutkan. c. Sektor Perdagangan dan Jasa Pengembangan sentra-sentra tetap diutamakan. Pengembangan ribbon dibatasi dan ditolerir hanya pada kelas jalan tertentu, yaitu kolektor keatas dan harus terjamin kelancaran lalu lintas dan penyediaan fasilitas parkir yang memadai. Peremajaan pasar harus memperhatikan kepentingan pedagang lama dan ekonomi lemah. d. Sektor Transportasi Beberapa ruas jalan tertentu perlu ditingkatkan kapasitasnya melalui program pelebaran jalan. Pengembangan jaringan jalan baru lebih diutamakan pada bagian utara dan selatan BWK Kecamatan Kebayoran Baru. e. Sektor Fasilitas Umum Pencadangan lahan untuk pembangunan fasilitas umum harus dilakukan sedini mungkin. Mendorong pihak swasta untuk berperan serta dalam pembangunan fasilitas umum.Optimasi pada lokasi fasilitas umum yang telah ada dengan penambahan lokal. Pembangunan baru untuk memenuhi jumlah kebutuhan dan pencapaian target sesuai standar kecamatan. f. Sektor Air Minum Penambahan jaringan pelayanan air bersih / air minum PAM melalui pengembangan jaringan induk baru dan jaringan distribusi serta hidran umum. Penggunaan air yang melampaui batas harus dicegah.
berdaya-guna, e. f.
sumberdaya manusia Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi Mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan Tersusunnya arahan lokasi investasi yang akan dilaksanakan pemerintah dan Tersusunnya arahan pelaksanaan pemanfaatan ruang dan merupakan dasar dampak negatif terhadap lingkungan
B.6.44.2 Kebijakan
Kebijaksanaan umum Kecamatan Kebayoran Baru adalah meningkatkan lingkungan melalui perbaikan sarana dan prasarana ataupun melalui peremajaan daerah yang tidak teratur dengan potensi lahan yang tinggi. Kebijakan sektoral Kecamatan Kabayoran Baru meliputi : a. Kawasan Sempadan Sungai Kebijaksanaan pengelolaan kawasan sempadan sungai diarahkan sebagai bagian dari upaya persiapan reorientasi terhadap ketigabelas sungai yang melalui DKI Jakarta dalam program pengembangan kawasan sungai dan Program Kali Bersih. Pengelolaan kawasan sungai ini dimaksudkan untuk mengamankan pinggiran sungai, tidak
III-242
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
TAHUN IMPLEMENTASI NO PROGRAM KEGIATAN LOKASI 5 Th I Mempertahankan kawasan permukiman yang teratur Pengendalian pembangunan permukiman Pembangunan perumahan vertical (wisma susun/apartemen) Bantuan Rehabilitasi Permukiman Kumuh B. Ruang Terbuka Hijau Peningkatan penghijauan pada jalur jalan antara lain di sepanjang jalan tol, Jalan Arteri serta di sepanjang daerah aliran sungai yang menjorok ke dalam kota Peningkatan Penyempurna Hijau Makam (Phm) Peningkatan Penyempurna Hijau Taman (Pht), Penyempurna Hijau Rekreasi (Phr) dan Penyempurna Hijau Umum (Phu) C. Komersial/Jasa/Perka ntoran Peningkatan kawasan perdagangan Peningkatan kawasan perkantoran dan jasa II FASILITAS UMUM DAN SOSIAL A. Pendidikan Pembangunan dan pemeliharaan sarana dan sarana pendidikan pra sekolah, SD/MI, SLTP, SLTA Penambahan fasilitas pendidikan berupa TK,SD, SLTP dan SLTA. B. Kesehatan Peningkatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana kesehatan yang sudah ada. Penambahan fasilitas kesehatan berupa balai pengobatan, puskesmas serta rumah sakit Peningkatan kawasan sehat/bersih. III TRANSPORTASI Pengembangan Sistem Transportasi Perbaikan ruas-ruas jalan yang kondisinya rusak Pembangunan fasilitas, sarana dan prasarana transportasi yang terpadu dengan sistem angkutan umum Pengembangan angkutan transportasi massal Peningkatan Kualitas Jalan dan Jembatan Akses Ke Jalan-jalan utama IV PENGEMBANGAN UTILITAS DASAR A. Air Bersih Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Jaringan Air Bersih di semua kelurahan Kerjasama dengan Swasta untuk Pengembangan Sumber Air Bersih Pembangunan dan pemeliharaan Jaringan Sistem Sanitasi Mendorong pembangunan Jaringan Sistem Sanitasi Komunal pada pusat-pusat kegiatan Semua kelurahan Kecamatan Kebayoran Lama Semua kelurahan Kecamatan Kebayoran Lama X X X X X X X X X X X X X X Kecamatan Kebayoran Lama Kecamatan Kebayoran Lama Kecamatan Kebayoran Lama Kecamatan Kebayoran Lama X X X X X X X X X X X X X X X Semua Kelurahan Kecamatan Kebayoran Lama Semua kelurahan Kecamatan Kebayoran Lama Semua kelurahan X X X X X X X X X X X X X X X X X X Semua kelurahan Bukit Golf Pondok Indah, Bukit Golf Senayan, tepi kali pesanggrahan TPU Tanah Kusir Semua Kelurahan Jl. Ciledug Raya, Jl. Ciputat Raya, dan Jl. Sultan Iskandar Muda Sepanjang Jalan Arteri X X X X X X X X X X X X X X X X Kecamatan Kebayoran Lama Kecamatan Kebayoran Lama 5 Th II X X 5 Th III X X 5 Th IV X X
PIHAK TERKAIT
Dinas Pekerjaan Umum Propinsi DKI dan Jak-Tim, Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI dan Jak-Tim Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI dan Jak-Tim Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI dan Jak-Tim Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI dan Jak-Tim Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI dan Jak-Tim
X X
X X
X X
Dinas Pendidikan Propinsi DKI dan Jak-Tim Dinas Pendidikan Propinsi DKI dan Jak-Tim Dinas Kesehatan Propinsi DKI dan Jak-Tim Dinas Kesehatan Propinsi DKI dan Jak-Tim Dinas Kesehatan Propinsi DKI dan Jak-Tim Dinas Pekerjaan Umum Propinsi DKI dan Jak-Tim Dinas Pekerjaan Umum Propinsi DKI dan Jak-Tim, Dinas Perhubungan DKI Dinas Perhubungan DKI Dinas Pekerjaan Umum Propinsi DKI dan Jak-Tim, Dinas Pekerjaan Umum Propinsi DKI dan Jak-Tim, Dinas Pekerjaan Umum Propinsi DKI dan Jak-Tim, Dinas Pekerjaan Umum Propinsi DKI dan Jak-Tim, Dinas Pekerjaan Umum Propinsi DKI dan Jak-Tim,
B. Air Limbah
III-243
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
TAHUN IMPLEMENTASI NO PROGRAM C. Jaringan Listrik D. Jaringan Drainase KEGIATAN Peningkatan Jaringan Listrik Pengembangan dan pemeliharaan Jaringan Drainase Perkotaan Peningkatan Kapasitas Drainase Mikro yaitu Kali Sunter Penataan Ruang Kawasan sekitar DAS dan normalisasi sungai E. Jaringan Telekomunikasi F. Jaringan Persampahan Pengembangan jaringan telekomunikasi terutama bagi wilayah yang belum terlayani Pembangunan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) LOKASI 5 Th I Kecamatan Kebayoran Lama Semua kelurahan Kecamatan Kebayoran Lama Kecamatan Kebayoran Lama Semua kelurahan X X X X X 5 Th II X X X X X X 5 Th III X X X X X X 5 Th IV X X
PIHAK TERKAIT
Dinas Pekerjaan Umum Propinsi DKI dan Jak-Tim, Dinas Pekerjaan Umum Propinsi DKI dan Jak-Tim, Dinas Pekerjaan Umum Propinsi DKI dan Jak-Tim, Telkom Dinas Pekerjaan Umum Propinsi DKI dan Jak-Tim,
g. Sektor Sanitasi dan Sampah Pengadaan septick tank kelompok pada lokasi-lokasi perumahan yang dihuni oleh penduduk yang berpenghasilan rendah. Sistem perencanaan yang dipakai yaitu perencanaan yang diintegrasikan terhadap sistem sewerage. Meningkatkan kondisi MCK yang ada serta pengadaan baru sesuai kebutuhan lingkungan perumahan padat. Pengelolaan sampah dengan menyediakan container dan dipo-dipo sampah sesuai kebutuhan h. Sektor Banjir dan Drainase Melaksanakan normalisasi kali dan penambahan saluran mikro dan meningkatkan sistem makro drainase yang ada. Melaksanakan kegiatan vegetasi secara serentak. i. Sektor Utilitas Umum. Penambahan gardu-gardu listrik dan penambahan/peningkatan jaringan pelayanan listrik serta lampu-lampu penerangan jalan. Penambahan telepon umum pada lokasi-lokasi strategis. Koordinasi terpadu antara PLN, Telkom dan Pemda DKI Jakarta dalam perencanaan dan pelaksanaan pengadaan instalasi listrik, telepon dan gas. j. Sektor Ruang Terbuka Hijau Melaksanakan dan mencadangkan serta mengamankan ruang terbuka hijau sepanjang kali dan memanfaatkannya untuk taman dan hortikultura yang dapat dinikmati masyarakat. Mengadakan penghijauan maksimum pada pekarangan-pekarangan individu melalui program penyuluhan pembinaan. Mengadakan penghijauan maksimum pada ROW (lebar badan jalan) arteri dan kolektor.
Meningkatkan peran dan fungsi serta menata pusat-pusat kegiatan yang sudah Memperbaiki dan merencanakan kawasan-kawasan yang cenderung kumuh dengan Mempertahankan RTH yang sudah ada dan mengembalikan fungsi RTH khususnya di Merealisasikan pembangunan sarana dan prasarana yang mampu
berkembang. membangun rumah susun beserta fasilitas-fasilitasnya. bantaran sungai, pinggiran Jalan Rel kereta api yang dijadikan permukiman kumuh. meningkatkankapasitas perdagangan dan jasa . Merealisasikan pembangunan jalan lingkungan di dalam lingkungan yang telah berkembang guna menyediakan ruang perumahan kota yang dapat menampung perkembangan penduduk.
6.44.2 Strategi
Strategi rencana rinci tata ruang Kecamatan Kebayoran Baru adalah :
III-244
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
kawasan tempat tinggal. Untuk lebih jelasnya mengenai daya tampung penduduk tahun 2030 di Kecamatan Kebayoran Baru dapat dilihat pada Tabel 6.35. Rencana pengelolaan kependudukan di Kecamatan Kebayoran Baru direncanakan tersebar di seluruh wilayah, yaitu utara, tengah dan selatan. Pada wilayah tersebut akan direncanakan pembangunan wisma dengan klasifikasi wisma kecil, wisma sedang, wisma besar, wisma taman, wisma susun, wisma susun taman taman dan wisma flat. Dengan penyediaan wisma beserta fasilitas pendukungnya, diharapkan kebutuhan masyarakat akan terpenuhi. Kecamatan Kebayoran Baru diharapkan dapat menampung penduduk sebanyak 286.536 jiwa.
jaringan jalan tersebut maka lokasi fungsi-fungsi penting pembentuk ruang kota berada di sepanjang jalan utama. Kegiatan perdagangan dikembangkan pada jalan utama mengingat lokasinya yang sangat strategis. Lingkup layanannya sendiri adalah pada tingkat provinsi dengan pusat kegiatan pada wilayah komplek Sudirman CBD dan Blok M. Sedangkan pusat kegiatan lainnya adalah kawasan perdagangan pada sepanjang Jalan fatmawati dan Pasar Taman Puring an Pasar Mayestik. Pusat kegiatan tersebut merupakan fungsi kegiatan yang keberadaannya akan memicu perkembangan wilayah lainnya. Lokasinya sangat tepat dikarenakan berada di jalan utama dan lokasinya sangat strategis sehingga mudah dijangkau dari seluruh penjuru Kecamatan Kebayoran Baru maupun wilayah lain. Kegiatan perdagangan pada skala yang lebih kecil berkembang pada ruas jalan kolektor. Skala perdagangan yang berkembang tersebut adalah tingkat kecamatan maupun tingkat lingkungan sehingga merupakan fungsi kegiatan sekunder yang melayani penduduk Kecamatan Kebayoran Baru dan sekitarnya pada lingkup yang kecil.
Tabel 6.35 Daya Tampung dan Kepadatan Penduduk Per kelurahan Kecamatan Kebayoran Baru Tahun 2030
No 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kelurahan 2 gandaria utara cipete utara petogogan pulo melawai kramat pela gunung selong rawa barat senayan Jumlah Daya Tampung Penduduk 3 32.205 48.858 9.914 11.214 14.129 15.129 26.090 28.112 40.367 60.518 286.536
Perdagangan
Primer
Jln Pakubuwono 6
Perdagangan
Sekunder Sekunder
Perdagangan
Pasar Taman Puring, Pasar Mayestik Kawasan perdagangan skala kota yang berkembang di sepanjang jalan/ribbon. Kawasan perdagangan skala kota yang berkembang di sepanjang jalan/ribbon. Kawasan perdagangan skala kota yang berkembang di sepanjang jalan/ribbon.
Perdagangan
III-245
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Perdagangan
Sekunder
jam jam sibuk sehingga sangat membutuhkan perbaikan guna menjaga kenyamanan berkendara.
Sekunder 9 Jln Fatmawati Perdagangan Kawasan perdagangan skala kota yang berkembang di sepanjang jalan/ribbon. Kawasan perdagangan skala kota yang berkembang di sepanjang jalan/ribbon. Ruko Pondok Indah Kawasan perdagangan skala kecamatan yang berkembang di sepanjang jalan/ribbon. Ruko Pasar Gandaria Utara Sekunder
Jalan raya yang berlubang lubang dan sering tergenang air membutuhkan perbaikan menyeluruh dikarenakan perbaikan pada saat ini hanya berupa tambal sulam saja. Selain itu perlu dilakukan pengaturan lalu lintas mengingat jalan ini relatif sempit tetapi dipadati oleh kendaraan. Kondisi jalan ini sangat padat pada jam jam sibuk sehingga sangat
Sekunder Sekunder
10 11 12 13 14 15
Jln Wolter Monginsidi Jln Fatmawati Jln Margaguna Jln Haji Nawi Jln Barito Jln Radio Dalam
membutuhkan perbaikan guna menjaga kenyamanan berkendara. Jalan kolektor Perbaikan jalan kolektor harus dilakukan mengingat kondisi eksisiting jalan saat ini banyak yang berlubang lubang.
Rencana pengembangan sistem jaringan jalan, jalan layang, fasilitas pejalan kaki dan jembatan penyeberangan. Rencana Pembangunan dan Pemeliharaan Jalan, yaitu meliputi : Jalan Fatmawati Jalan raya yang bergelombang dan berlubang lubang serta sering tergenang dikarenakan kondisi drainase yang kurang baik membutuhkan perbaikan menyeluruh dikarenakan perbaikan pada saat ini hanya berupa tambal sulam saja. Kondisi jalan ini sangat padat pada
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
10
senayan Jumlah
60.518 286.536
10.590.708 50.143.840
jumlah penduduk. Dengan asumsi bahwa setiap penduduk menghasilkan sampah 2,67 liter/hari didapat hasil 765.052 liter/hari untuk Kecamatan Kebayoran Baru.
Tabel 6.38 Rencana Timbulan Limbah Air Kotor Kecamatan Kebayoran Baru Tahun 2030
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kelurahan gandaria utara cipete utara petogogan pulo melawai kramat pela gunung selong rawa barat senayan Jumlah Jumlah penduduk (Jiwa) 32.205 48.858 9.914 11.214 14.129 15.129 26.090 28.112 40.367 60.518 286.536 timbulan air limbah (ltr/hari) 4.508.762 6.840.069 1.387.948 1.569.923 1.978.129 2.118.094 3.652.532 3.935.638 5.651.412 8.472.566 40.115.072 Timbulan Sludge (ltr/hari) 2.222 3.371 684 774 975 1.044 1.800 1.940 2.785 4.176 19.771 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tabel 6.39 Rencana Timbulan Sampah Kecamatan Kebayoran Baru Tahun 2030
Kelurahan gandaria utara cipete utara petogogan pulo melawai kramat pela gunung selong rawa barat senayan Jumlah Jumlah penduduk (Jiwa) 32.205 48.858 9.914 11.214 14.129 15.129 26.090 28.112 40.367 60.518 286.536 Asumsi TimbulanSampah ( Lt/hr) 85.989 130.450 26.470 29.941 37.726 40.395 69.659 75.058 107.780 161.584 765.052
Sumber : Rencana
Sumber : Rencana
B.6.48.3 Persampahan
Perhitungan pengeluaran sampah Kecamatan Kebayoran Baru adalah jumlah volume sampah domestik/rumah tangga yang dihitung berdasarkan perhitungan daya tampung
III-247
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
pemasangan rentangan kabel listrik, kabel telepon dan pipa air minum, penyelenggaraan kegiatan yang bersifat sosial, olahraga, pariwisata dan kemasyarakatan yang tidak menimbulkan dampak merugikan bagi kelestarian dan keamanan fungsi serta fisik sungai dan danau. Kawasan sempadan sungai ditentukan sekurang-kurangnya 100 meter di kiri kanan sungai besar dan 50 meter di kiri kanan anak sungai yang berada di luar permukiman. Sedangkan untuk sungai di kawasan permukiman berupa sempadan sungai yang diperkirakan cukup untuk dibangun jalan inspeksi antara 10 15 meter. Kawasan sempadan sungai di Kecamatan Kebayoran Baru berada pada kawasan Kali Krukut.
B.6.50 Rencana Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial Kecamatan Kebayoran Baru B.6.50.1 Pendidikan
Pendidikan memegang peranan penting dalam membentuk sumber daya manusia di suatu wilayah. Analisis fasilitas pendidikan di wilayah Kecamatan Kebayoran Baru meliputi SD, SMP dan SMA. Ditinjau dari masing-masing fasilitas pendidikan yang dibutuhkan, pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 TK melayani 1.250 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah TK sebanyak 229 unit. Kondisi ini memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting dibawah hasil perhitungan pada tahun 2030. Fasilitas pendidikan SD, pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 SD melayani 2.500 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah SD sebanyak 115 unit. Kondisi ini memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting dibawah hasil perhitungan pada tahun 2030. Fasilitas pendidikan SMP, pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 SMP melayani 15.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah SMP sebanyak 19 unit. Kondisi ini tidak memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting sudah mencukupi yaitu sebanyak 22 unit. Fasilitas pendidikan SMA, pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 SMA melayani 30.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah SMA sebanyak 10 unit. Kondisi ini tidak memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting sudah mencukupi yaitu sebanyak 35 unit. Tabel 6.40
III-248
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
dibutuhkan 1 unit saja pada tiap tiap kecamatan sehingga tidak membutuhkan penambahan lagi dikarenakan telah terdapat fasilitas rumah sakit di Kecamatan Kebayoran Baru maupun di kecamatan sekitarnya. Fasilitas praktek dokter pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 praktek dokter melayani 6.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah praktek dokter sebanyak 48 unit. Kondisi ini tidak memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting sama yaitu sebanyak 103 unit. Fasilitas pelayanan kesehatan apotek pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 apotek melayani 30.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah apotek sebanyak 10 unit. Kondisi ini tidak memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting lebih banyak. Tabel 6.41 Rencana Kebutuhan Fasilitas Kesehatan Di Kecamatan Kebayoran Baru Tahun 2030
Kebutuhan Fasilitas Kesehatan (unit) Kelurahan Penduduk (jiwa) Balai Pengo gandaria utara cipete utara petogogan pulo melawai 32.205 48.858 9.914 11.214 14.129 15.129 26.090 28.112 40.367 60.518 286.536 batan 11 16 3 4 5 5 9 9 13 20 96 BKIA 3 5 1 1 1 2 3 3 4 6 29 Rumah Bersalin 1 2 0 0 0 1 1 1 1 2 10 Puskesmas Pembantu 1 2 0 0 0 1 1 1 1 2 10 Puskesmas 1 2 0 0 0 1 1 1 1 2 10 RS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 Praktek Dokter 5 8 2 2 2 3 4 5 7 10 48 Apotek 1 2 0 0 0 1 1 1 1 2 10
Sumber : Rencana
B.6.50.2 Kesehatan
Fasilitas balai pengobatan, pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 balai pengobatan melayani 3.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah balai pengobatan sebanyak 96 unit. Kondisi ini memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting dibawah hasil perhitungan pada tahun 2030. Fasilitas BKIA pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 BKIA melayani 10.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah BKIA sebanyak 29 unit. Kondisi ini memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting dibawah hasil perhitungan pada tahun 2030. Fasilitas rumah bersalin pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 rumah bersalin melayani 30.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah rumah bersalin sebanyak 10 unit. Kondisi ini memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting dibawah hasil perhitungan pada tahun 2030. Fasilitas puskesmas pembantu pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 puskesmas pembantu melayani 30.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah puskesmas pembantu sebanyak 10 unit. Kondisi ini tidak memerlukan penambahan dikarenakan telah terpenuhi dengan keberadaan puskesmas yang cukup banyak jumlahnya. Fasilitas puskesmas pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 puskesmas melayani 30.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah puskesmas sebanyak 10 unit. Kondisi ini tidak memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting sama yaitu sebanyak 10 unit. Fasilitas rumah sakit wilayah hanya
Sumber : Rencana
B.6.50.3 Peribadatan
Fungsi utama fasilitas ini adalah untuk sarana peribadatan masyarakat beragama. dan merupakan bagian dari hak asasi manusia. Fasilitas peribadatan untuk pemeluk agama Islam, terdiri dari musholla dan masjid pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 mushola melayani 3.000 jiwa penduduk dan 1 masjid melayani 30.000 jiwa maka menghasilkan perhitungan jumlah mushola sebanyak 84 unit dan jumlah masjid sebanyak 4 unit.
III-249
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Fasilitas peribadatan untuk pemeluk agama lain yaitu Protestan, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu masing masing berdasarkan standar kebutuhan 1 tempat ibadah melayani 60.000 jiwa, sehingga untuk Gereja Protestan, Gereja Katolik, Pura, Vihara, dan Klenteng setelah dihasilkan perhitungan ternyata belum membutuhkan sejumlah tempat ibadah tersebut.
berdasarkan standar kebutuhan 1 kolam renang melayani 30.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah kolam renang sebanyak 10 unit. Kondisi ini memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting dibawah hasil perhitungan pada tahun 2030. Fasilitas gedung olah raga, pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 gedung olah raga melayani 120.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah gedung olah raga sebanyak 2 unit. Kondisi ini memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting dibawah hasil perhitungan pada tahun 2030. Fasilitas lapangan olah raga, pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 lapangan olah raga melayani 30.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah
Tabel 6.42 Rencana Kebutuhan Fasilitas Peribadatan Di Kecamatan Kebayoran Baru Tahun 2030
Penduduk (jiwa) Musholla 9 14 3 3 4 4 8 8 12 18 84 Kebutuhan Fasilitas Peribadatan (unit) Masjid 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 4 Vihara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Gereja Katolik 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Gereja Protestan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Pura 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Klenteng 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
lapangan olah raga sebanyak 10 unit. Kondisi ini memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting dibawah hasil perhitungan pada tahun 2030. Fasilitas lapangan serbaguna, pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 lapangan serbaguna melayani 120.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah lapangan olah raga sebanyak 2 unit. Kondisi ini memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting dibawah hasil perhitungan pada tahun 2030. Tabel 6.43 Rencana Kebutuhan Fasilitas Olah Raga dan Rekreasi Di Kecamatan Kebayoran Baru Tahun 2030
Kebutuhan Fasilitas Olah Raga dan Rekreasi (unit) No Kelurahan Penduduk (jiwa) Tempat Bermain (250 jiwa) 129 195 40 45 57 61 104 112 161 242 1.146 Tempat Bermain (3.000 jiwa) 11 16 3 4 5 5 9 9 13 20 96 Kolam Renang 1 2 0 0 0 1 1 1 1 2 10 Gedung Olah Raga 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 Lap Olah Raga 1 2 0 0 0 1 1 1 1 2 10 Lap Serbaguna 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2
No
Kelurahan gandaria
utara cipete utara petogogan pulo melawai kramat pela gunung selong rawa barat senayan Jumlah Sumber : Rencana
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
32.205 48.858 9.914 11.214 14.129 15.129 26.090 28.112 40.367 60.518 286.536
gandaria utara cipete utara petogogan pulo melawai kramat pela gunung selong rawa barat senayan Jumlah Sumber : Rencana, 2009
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
32.205 48.858 9.914 11.214 14.129 15.129 26.090 28.112 40.367 60.518 286.536
III-250
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Pengembangan kawasan strategis di Kecamatan Kebayoran Baru ditentukan berdasarkan peranan dan fungsi strategis bagi pengembangan kegiatan ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan kota. Berdasarkan RDTR Propinsi DKI Jakarta tahun 2030 pada tingkatan Kotamadya Jakarta Selatan khususnya Kecamatan Kebayoran Baru ditentukan sebagai kawasan strategis yang diarahkan pada pengembangan kawasan Blok M dan kawasan Mayestik sebagai pusat perdagangan dan jasa.
kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Karena keterbatasan daya dukung lahan maka pada kawasan perkotaan diupayakan adanya intensifikasi lahan pada lahan dengan kepadatan penduduk atau kegiatan tinggi, dilakukan ekstensifikasi pada kawasan cadangan pengembangan kawasan perkotaan. Pengembangan tersebut diupayakan semaksimal mungkin sesuai dengan potensi yang ada. Namun perlu dijaga agar pengembangan kawasan perkotaan tidak meluas dan mengganggu kawasan dengan fungsi lindung. Pengembangan di kawasan perkotaan terutama di pusat kota tetap memperthatikan agar kekompakan penggunaan lahan terjaga dan tidak menjadi homogen. Kebijakan kawasan budidaya dibagi menjadi beberapa sektor, diantaranya yaitu :
1).
-
Sektor Perumahan Penerapan penggunaan campuran dalam rangka mengintesifkan penggunaan Program perbaikan lingkungan dan permajaan lingkungan pada kawasan kumuh Pembangunan rumah susun sederhana untuk memenuhi kebutuhan perumahan Sektor Perdagangan dan Jasa
-
2).
Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam Meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya buatan secara
Pengembangan sistem ribbon sedikit dibatasi, kecuali pada sisi sisi jalan yang
mengalami peningkatan fungsi dan kualitas dengan memperhatikan kelancaran arus lalu lintas dengan pemenuhan penyediaan tempat parkir Pengembangan pada sentra sentra lokal diprioritaskan untuk mengurangi Program perbaikan lingkungan dan peremajaan lingkungan pada wilayah yang Sektor Industri Membatasi kegiatan industri dengan hanya memperbolehkan pada kegiatan industri rumahan dan merelokasi kegiatan industri yang tidak sesuai dengan kegiatan industri tersebut
III-251
berdaya-guna, berhasil-guna dan tepat-guna untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia f. Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi Mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan dampak negatif terhadap lingkungan e. Tersusunnya arahan lokasi investasi yang akan dilaksanakan pemerintah dan masyarakat. Tersusunnya arahan pelaksanaan pemanfaatan ruang dan merupakan dasar dalam mengeluarkan perijinan lokasi pembangunan.
kemacetan lalu lintas cukup padat serta pembangunan baru pada lahan yang relatif kosong
3).
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
4).
-
Sektor Transportasi Peningkatan dan pembangunan jalan arteri dan kolektor arah timur barat Pengembangan jaringan jalan kolektor pada setiap kelurahan dengan ataupun utara selatan memperhatikan kualitas dan kapasitas
Strategi penanganan kawasan ini dititik beratkan pada pemeliharaan lingkungan guna mempertahankan ekosistem setempat dan kelestarian lingkungan alam. Hal ini termasuk juga pengendalian dan pengelolaan lingkungan hidup serta peraturan tentang adanya penetapan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).
5).
-
Sektor Fasilitas Umum Pengembangan dan peningkatan fasilitas umum, baik kuantitas maupun kualitas Guna mengatasi keterbatasan lahan, masih dimungkinkan untuk pengembangan
B.6.52.3 Strategi
Strategi rencana rinci tata ruang Kecamatan Mampang Prapatan adalah : Meningkatkan peran dan fungsi serta menata pusat-pusat kegiatan yang sudah Memperbaiki dan merencanakan kawasan-kawasan yang cenderung kumuh Mempertahankan RTH yang sudah ada dan mengembalikan fungsi RTH berkembang. dengan membangun rumah susun beserta fasilitas-fasilitasnya. khususnya di bantaran sungai, pinggiran Jalan Rel kereta api yang dijadikan permukiman kumuh. Merealisasikan pembangunan sarana dan prasarana yang mampu meningkatkankapasitas perdagangan dan jasa . Merealisasikan pembangunan jalan lingkungan di dalam lingkungan yang telah berkembang guna menyediakan ruang perumahan kota yang dapat menampung perkembangan penduduk.
secara vertikal dan penggabungan kegiatan lainnya yang sejenis dalam satu bangunan
6).
-
Sektor Drainase dan Pengendalian Banjir Melaksanakan normalisasi sungai dan saluran drainase serta mengamankan tepian sungai dari kegiatan yang dapat menganggu fungsi sungai (pengamanan terhadap bangunan liar dan pembuangan sampah) Melaksanakan pembangunan/peremajaan drainase makro dan mikro ke dalam Sektor Air Minum dan Sumber Air Bersih Menambah/memperluas jaringan air bersih dan meningkatkan kualitas jaringan Penganjuran pengurangan air tanah guna mengatasi penurunan muka air tanah Penambahan hydrant umum pipa pipa induk dan distribusi dan intruisi air laut
-
7).
B.6.53 Rencana Pengelolaan Kependudukan Kecamatan Mampang Prapatan B.6.52.2.2 Kawasan Strategis
Pengembangan kawasan diprioritaskan karena keberadaannya dapat mendukung pengembangan sektor strategis di atasnya dengan berdasar atas pertimbanganpertimbangan. Pengembangan kawasan tersebut mempunyai dampak regional maupun nasional karena memiliki kontribusi tinggi. Pengembangan sektor sosial ekonomi di atasnya membutuhkan lahan dalam skala besar. Sektor yang akan dikembangkan mempunyai prioritas tinggi dalam lingkup regional dan nasional. Kawasan memliki prospek ekonomi yang cerah untuk menarik investasi dan memacu pengembangan wilayah sekitar. Pengembangan secara intensif potensi sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan. Pengembangan prasarana perhubungan yang lebih dapat diandalkan. Peningkatan hubungan sosial ekonomi dengan pusat kegiatan terdekat Persebaran penduduk di Kecamatan Mampang Prapatan diarahkan berada di wilayah selatan kecamatan yaitu dengan kepadatan rendah hingga sedang. Kepadatan penduduk dengan intensitas sedang diarahkan berada di Kelurahan Mampang Prapatan, Kelurahan Tegal Parang, dan sebagian Kelurahan Pela Mampang, sedangkan penduduk dengan kepadatan rendah diarahkan berada di Kelurahan Bangka dan sebagian Kelurahan Pela Mampang. Hingga tahun 2030, Kecamatan Mampang prapatan diarahkan dapat menampung 153.768 jiwa penduduk dengan kepadatan 198,92 jiwa per hektar.
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
dan tarikan berbagai pusat kegiatan tersebut, maka diperlukan pembatasan pertumbuhan pusatpusat kegiatan tersebut serta peningkatan kualitas dan kuantitas fasilitas pendukungnya. Berikut merupakan rencana pusat-pusat kegiatan yang akan membentuk struktur ruang Kecamatan Mampang Prapatan : 1. Pusat Kegiatan Skala Pelayanan Tersier Pasar Mampang dengan kegiatan pelayanan perdagangan -
3. Pembangunan fasilitas, sarana, dan prasarana transportasi yangn terpadu dengan sistem angkutan umum 4. Pengembangan angkutan transportasi massa
2. Pusat Kegiatan Skala Pelayanan Sub Tersier I Kantor Kecamatan Mampang Prapatan dengan kegiatan pelayanan pemerintahan Kantor Kelurahan Kuningan Barat dengan kegiatan pelayanan pemerintahan Kantor Kelurahan Tegal Parang dengan kegiatan pelayanan pemerintahan Kantor Kelurahan Pela Mampang dengan kegiatan pelayanan pemerintahan Kantor Kelurahan Mampang Prapatan dengan kegiatan pelayanan pemerintahan 3. Pusat Kegiatan Skala Pelayanan Sub tersier II
Berikut ini adalah rencana pengembangan jaringan utilitas di Kecamatan Mampang Prapatan yang meliputi persampahan, drainase, listrik, telekomunikasi, gas, air bersih, air limbah, telekomunikasi dan air limbah.
B.6.56.2 Drainase
Direncanakan terdapat empat jenis jaringan drainase di Kecamatan Ciracas yaitu jaringan drainase primer yang berupa sungai, jaringan drainase sekunder yang berada di sepanjang jalan arteri, jaringan drainase tersier yang berlokasi di sepanjang jalan kolektor, serta jaringan drainase lokal. Pola pengembangan utilitas drainase direncanakan melalui : 1. Pengerukan dan pelebaran saluran air dilakukan secara rutin agar dapat memecahkan permasalahan banjir dan genangan di wilayah Kecamatan Mampang Prapatan. 2. 3. 4. Pembuatan saluran baru pada setiap pembuatan jalan baru baik kolektor maupun Peningkatan/penataan saluran tersier pada kawasan padat penduduk Membuka saluran drainase yang telah tertutup perkerasan
III-253
lingkungan
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
2.
Menyiapkan penyebaran telepon umum yang diselaraskan dengan lokasi fasilitas Menggunakan kabel bawah tanah sehingga tidak ada pemakaian ruang.
B.6.56.3 Limbah
Timbulan limbah air kotor di Kecamatan Mampang Prapatan setiap harinya adalah sebanyak 0,16 liter/detik dengan asusmsi bahwa jumlah air kotor per orang per hari adalah 0,069 liter. Dengan demikian maka, Kecamatan Mampang Prapatan perlu memperhatikan sistem buangan limbah air kotor melalui rencana penyediaan saluran pembuangan. Pada kawasan perumahan baru dan kawasan perumahan susun diarahkan pengelolaan limbah secara komunal.
umum 3.
B.6.57
B.6.56.4 Persampahan
Jumlah sampah yang ditimbulkan di Kecamatan Mampang Prapatan adalah sebesar 6,18 per detik. Oleh karena itu, untuk penangannya perlu diperhatikan supaya jumlah timbulan sampah tersebut dapat terakomodir sehingga tidak terjadi penumpukan di suatu titik pembuangan. Selain itu peru diperhatikan pula jumlah ketersediaan sarana pengangkut sampah yang tersedia apakah telah sesuai denagn kebutuhan masyarakat Kecamatan Mampang Prapatan.
B.6.57.1 Perumahan
Luas kawasan perumahan yang direncanakan di Kecamatan Mampang Prapatan adalah sebesar 436 hektar. Kawasan perumahan di Kecamatan Mampang Prapatan diarahkan ke Kelurahan Bangka, Pela Mampang, Tegal Parang, Mampang Prapatan. Jenis perumahan yang dikembangkan pada kecamatan ini adalah : Kawasan perumahan dengan kepadatan rendah, dengan penggunaan lahan Kawasan perumahan dengan kepadatan sedang dengan penggunaan lahan Kawasan perumahan dengan kepadatan tinggi dengan penggunaan lahan Kawasan perumahan susun dengan penggunaan lahan sebesar 13,15 hektar Kawasan perumahan susun taman dengan penggunaan lahan sebesar 1,580 sebesar 87,31 hektar
B.6.56.5 Listrik
Arahan pengembangan jaringan listrik adalah : a. b. c. d. e. f. g. Memperbaiki jaringan listrik yang ada Meningkatkan daya transmisi yang sudah ada Mencegah kebocoran atau kebakaran listrik dengan mendistribusikan kabel-kabel Menempatkan gardu-gardu listrik secara terpadu dengan sektor lain, serta Menempatkan jaringan listrik sesuai dengan jaringan jalan dan untuk keamanan
sebesar 85,80 hektar sebesar 248,16 hektar hektar Kawasan perumahan dengan kepadatan tinggi dengan jenis rumah kecil dan sangat kecil akan diganti fungsinya menjadi perumahan kepadatan tinggi dengan jenis rumah sedang atau rumah susun. Hal ini dilakukan karena rumah kecil dan rumah sangat kecil tersebut sebagian berada di kawasan sempadan sungai dan cenderung mengarah menjadi kawasan perumahan kumuh dan padat yang rawan terhadap bencana. Rencana kawasan perumahan susun diberikan dengan pertimbangan lahan Kecamatan Mampang Prapatan yang terbatas namun tetap memerlukan daya tampung yang cukup besar. Wilayah Kecamatan Mampang Prapatan bagian selatan diarahkan menjadi kawasan rumah taman dengan pertimbangan wilayah ini berdekatan dengan kawasan selatan Jakarta Selatan yang diperuntukkan sebagai kawasan resapan. Sesuai dengan arahanan kebijakan yang ada, perumahan yang
III-254
PLN dengan kabel isolasi mempertimbangkan segi estetika lingkungan pembangunan jalan baru sebaiknya ditempatkan di bawah tanah Menambah jaringan listrik hingga dapat melayani wilayah yang pada kondisi Memenuhi kebutuhan listrik pada kawasan rumah susun. eksisting 2008 belum terlayani listrik
B.6.56.6 Telekomunikasi
Rencana pengembangan jaringan telepon di Kecamatan Mampang Prapatan adalah sebagai berikut :
1.
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
telah memiliki bangunan permanen, struktur jaringan jalan, dan tata letak bangunan yang teratur akan dipertahankan.
fasilitas yang melayani kebutuhan masyarakat umum. Kawasan pelayanan umum dan sosial yang tidak dipertahankan adalah yang lokasinya pada kondisi eksisting tidak strategis atau berada di kawasan industri. Luas kawasan pelayanan umum dan sosial yang direncanakan adalah sebesar 17,23 hektar.
Fasilitas Pendidikan Fasilitas Kesehatan Fasilitas Peribadatan Fasilitas Olah Raga Fasilitas Pengendali Bencana
hektar
Kawasan perkantoran swasta, dengan penggunaan lahan sebesar 28,87 hektar Kawasan perkantoran pemerintahan, dengan penggunaan lahan sebesar 23,06
B.6.58.1 Pendidikan
Khusus untuk kawasan perkantoran taman diarahkan berada di dekat Jalan Gatot Subroto. Pada kawasan perkantoran ini terdapat dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu keberadaan fasilitas pendukung berupa lahan parkir yang mencukupi sehingga dapat mengurangi penggunaan badan jalan untuk parkir serta penambahan ruang terbuka hijau untuk mengurangi timpulan polusi. Hingga tahun 2030 Kecamatan Mampang Prapatan membutuhkan 195 unit fasilitas pendidikan dengan skala kelurahan yang terdiri dari TK, SD, dan SLTP. Untuk memenuhi kebutuhan hingga tahun 2030 tersebut maka diperlukan penambahan 340 unit fasilitas pendidikan yang terdiri dari TK, SD, dan SLTP. Selain fasilitas pendidikan dengan skala kelurahan pada Kecamatan Mampang Prapatan terdapat pula fasilitas pendidikan dengan skala kecamatan. Total kebutuhan fasilitas pendidikan dengan skala pelayanan kecamatan di Kecamatan Mampang Prapatan sampai tahun 2030 adalah sebanyak 5 unit SLTA, namun untuk memenuhi kebutuhan tersebut tidak diperlukan penambahan unit fasilitas pendidikan karena jumlah fasilitas yang ada pada kondisi eksisting telah melebihi jumlah kebutuhan hingga tahun 2030.
III-255
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
B.6.58.2 Kesehatan
Hingga tahun 2030 Kecamatan Mampang Prapatan membutuhkan 55 unit fasilitas kesehatan dengan skala kelurahan yang terdiri dari balai pengobatan dan puskesmas kelurahan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka diperlukan penambahan 53 unit fasilitas kesehatan yang terdiri dari balai pengobatan dan puskesmas kelurahan. Selain fasilitas kesehatan dengan skala kelurahan pada Kecamatan Mampang Prapatan, terdapat pula fasilitas kesehatan dengan skala kecamatan. Total kebutuhan fasilitas kesehatan dengan skala pelayanan kecamatan di Kecamatan Mampang Prapatan sampai tahun 2030 adalah sebanyak 1 unit puskesmas kecamatan, namun untuk memenuhi kebutuhan tersebut tidak diperlukan penambahan unit fasilitas kesehatan karena jumlah fasilitas yang ada pada kondisi eksisting telah melebihi jumlah kebutuhan hingga tahun 2030.
4. 5.
Sebaran distribusi sarana dan prasana kebakaran pada setiap kelurahan. Perbaikan lingkungan berupa pelebaran jalan lingkungan sehingga
B.6.58.3 Peribadatan
Hingga tahun 2030 Kecamatan Mampang Prapatan membutuhkan 29 unit fasilitas peribadatan dengan skala kelurahan yang terdiri dari masjid dan musholla. Untuk memenuhi kebutuhan hingga tahun 2030 tidak diperlukan penambahan fasilitas peribadatan karena ketersediaan pada kondisi eksisting telah melebihi jumlah kebutuhan hingga tahun 2030.
a.
Terwujudnya Terwujudnya
keterpaduan,
keterikatan
dan
keseimbangan
antar
wilayah
b.
optimalisasi
pemanfaatan ruang yang ada, serta memperhatikan kemungkinan-kemungkinan pemanfaatan ruang bawah tanah pada bagian-bagian tertentu di wilayah Kecamatan Pancoran. c. Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk :
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Mewujudkan kehidupan masyarakat Kecamatan Pancoran yang sejahtera lahir Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan secara berhasil-guna dan tepat-guna untuk meningkatkan kualitas
Penggunaan perumahan lebih diarahkan kepada resettlement daerah-daerah hunian yang akan tergusur akibat pengembangan kegiatan lain, seperti perluasan dan lain sebagainya. Sedangkan pembangunan perumahan untuk masa mendatang dibatasi. Program perbaikan lingkungan perlu dilanjutkan. b. Sektor Perdagangan dan Jasa Pengembangan sentra-sentra tetap diutamakan. Pengembangan ribbon dibatasi dan ditolerir hanya pada kelas jalan tertentu, yaitu kolektor keatas dan harus terjamin kelancaran lalu lintas dan penyediaan fasilitas parkir yang memadai. Peremajaan pasar harus memperhatikan kepentingan pedagang lama dan ekonomi lemah. c. Sektor Fasilitas Umum Pencadangan lahan untuk pembangunan fasilitas umum harus dilakukan sedini mungkin. Mendorong pihak swasta untuk berperan serta dalam pembangunan fasilitas umum. Optimasi pada lokasi fasilitas umum yang telah ada dengan penambahan lokal. Pembangunan baru untuk memenuhi jumlah kebutuhan dan pencapaian target sesuai standar kecamatan. d. Sektor Air Minum Penambahan jaringan pelayanan air bersih / air minum PAM melalui pengembangan jaringan induk baru dan jaringan distribusi serta hidran umum. Penggunaan air yang melampaui batas harus dicegah. e. Sektor Banjir dan Drainase Melaksanakan normalisasi kali dan penambahan saluran mikro dan meningkatkan sistem makro drainase yang ada. Melaksanakan kegiatan vegetasi secara serentak. f. Sektor Utilitas Umum Penambahan gardu-gardu listrik dan penambahan/peningkatan jaringan pelayanan listrik serta lampu-lampu penerangan jalan. Penambahan telepon umum pada lokasi-lokasi strategis. Koordinasi terpadu antara PLN, Telkom dan Pemda DKI Jakarta dalam perencanaan dan pelaksanaan pengadaan instalasi listrik, telepon dan gas. g. Sektor Ruang Terbuka Hijau Melaksanakan dan mencadangkan serta mengamankan ruang terbuka hijau sepanjang kali dan memanfaatkannya untuk taman dan hortikultura yang dapat dinikmati masyarakat. Mengadakan penghijauan maksimum pada pekarangan-pekarangan individu melalui program penyuluhan pembinaan. Mengadakan penghijauan maksimum pada ROW (lebar badan jalan) arteri dan kolektor.
dan batin
berdaya-guna,
sumberdaya manusia Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi Mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan dampak negatif terhadap lingkungan d. Tersusunnya arahan lokasi investasi yang akan dilaksanakan pemerintah dan masyarakat. e. Tersusunnya arahan pelaksanaan pemanfaatan ruang dan merupakan dasar dalam mengeluarkan perijinan lokasi pembangunan.
III-257
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Pengembangan
kawasan
diprioritaskan
karena
keberadaannya
dapat
mendukung
dan prasarana yang baik. Kecamatan Pancoran diharapkan dapat menampung penduduk sebanyak 129.895 jiwa pada tahun 2030. Tabel 6.44 Daya Tampung Penduduk Per Kelurahan
No 1 2 3 4 5 6 Kalibata Rawa Jati Duren Tiga Pancoran Pengadegan Cikoko Jumlah
Sumber : Hasil Perhitungan, 2009
pengembangan sekktor strategis di atasnya dengan berdasar atas pertimbanganpertimbangan. Pengembangan kawasan tersebut mempunyai dampak regional maupun nasional karena memiliki kontribusi tinggi. Pengembangan sektor sosial ekonomi di atasnya membutuhkan lahan dalam skala besar. Sektor yang akan dikembangkan mempunyai prioritas tinggi dalam lingkup regional dan nasional. Kawasan memliki prospek ekonomi yang cerah untuk menarik investasi dan memacu pengembangan wilayah sekitar. Pengembangan secara intensif potensi sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan. Pengembangan prasarana perhubungan yang lebih dapat diandalkan. Peningkatan hubungan sosial ekonomi dengan pusat kegiatan terdekat
Kelurahan
Jumlah penduduk (jiwa/m2) 62.500 22.751 14.245 21.004 6.366 3.029 129.895
B.6.60.3 Strategi
Strategi rencana rinci tata ruang Kecamatan Pancoran: Meningkatkan peran dan fungsi serta menata pusat-pusat kegiatan yang sudah Memperbaiki dan merencanakan kawasan-kawasan yang cenderung kumuh Mempertahankan RTH yang sudah ada dan mengembalikan fungsi RTH berkembang. dengan membangun rumah susun beserta fasilitas-fasilitasnya. khususnya di bantaran sungai, pinggiran Jalan Rel kereta api yang dijadikan perumahan kumuh. Merealisasikan pembangunan sarana dan prasarana yang mampu meningkatkankapasitas perdagangan dan jasa.
Rencana pembangunan jalan di Jl. Pancoran Timur 3, yaitu menghubungkan Rencana pembangunan jalan di sepanjang kali mampang. Rencana pembangunan jalan yang menghubungkan Jl. Duren Tiga Selatan Jl. Rencana pembangunan jalan yang menghubungkan Jl. Duren Tiga Selatan Jl. Rencana pembangunan jalan yang menghubungkan Jl. Duren Tiga Jl. Duren Rencana pembangunan jalan yang menghubungkan Jl. Pasar Minggu Raya Jl.
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Seluruh wilayah Kecamatan Pancoran direncakan akan terlayani jaringan jalan, hal ini dilakukan agar seluruh masyarakat dapat melakukan keluar atau masuk wilayah Kecamatan Pancoran dengan mudah. Kondisi eksisting 2008 jaringan jalan di Kecamatan Pancoran cukup melayani seluruh masyarakat, namun diperlukan beberapa penambahan ruas jalan dan pelebaran jalan sehingga diharapkan dapat mengatasi permasalahan lalu lintas.
Dengan demikian, pengembangan jejaring utilitas umum adalah dengan : Memanfaatkan jejaring utilitas yang telah ada Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat Memperhatikan estetika lingkungan dan keamanan
Berikut ini adalah rencana pengembangan jaringan utilitas di Kecamatan Kebon Jeruk yang meliputi persampahan, drainase, listrik, telekomunikasi, gas, air bersih, air limbah, telekomunikasi dan air limbah.
B.6.64.1 Persampahan
Produksi buangan sampah di Kecamatan Pancoran sampai tahun 2030 diperhitungkan sebesar 445.339,98 lt/hari, dengan lokasi LPS yang dibangun direncakan di masing-masing kelurahan sebanyak satu unit Tabel 6.45 Rencana Pelebaran Jaringan Jalan Kecamatan Pancoran
Nama Jalan Jl. Pasar Minggu Raya Jl. Duren Tiga Utara Jl. Pancoran Timur (Perdatam) Jl. Pahlawan Kalibata Jl. Mampang Prapatan Jl. Warung Jati Timur Jl. Warung Jati Barat Jl. Duren Tiga Selatan Jl. Pengadegan Jl. MT. Haryono Jl. Pengadegan Timur Jl. Pengadegan Selatan Jl. Pengadegan Barat Jl. Rawa Jati Timur Jl. Rawa Jati Barat
Sumber : RTRWC Tahun 2005
Fungsi Jalan Jl. Arteri Sekunder Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Arteri Sekunder Jl. Arteri Sekunder Jl. Arteri Sekunder Jl. Arteri Sekunder Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Arteri Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer
sampah ) melalui pemilahan sampah organik (basah) dan non-organik (kering) akan memudahkan proses pembuatan kompos sebelum dibakar di dalam insinerator Pengembangan prasarana sampah bahan berbahaya dan beracun (B3) dan Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan dilakukan dengan teknologi tepat guna penerapan konsep 3R (reduced, reused, recycling) Meningkatkan mutu, kapasitas dan jumlah armada sampah yang dapat masuk kelingkungan yang padat penduduk Mencegah dan menindak tegas pembuangan sampah ke sungai, saluran. Caranya dengan mencegah tumbuhnya perumahan liar,bedeng di sepanjang tepi sungai Tabel 6.46 Jumlah Timbulan Sampah Kecamatan Pancoran No 1 Kelurahan Kalibata Penduduk (jiwa) 62.500 Asumsi Timbulan Sampah (ltr/org/hari) 2.67 Timbulan Sampah (ltr/hari) 23.408,24 Timbulan Sampah (m3/hari) 23,408
III-259
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
No 2 3 4 5 6
Asumsi Timbulan Sampah (ltr/org/hari) 2.67 2.67 2.67 2.67 2.67 2.67
Kecamatan Pancoran ialah sistem on-site (cubluk, septic tank) dengan saluran pembuangan air limbah makro yaitu Banjir Kanal Barat dan Kali Krukut. Tabel 6.48 Jumlah Timbulan Air Kotor (Sludge) Kecamatan Pancoran No 1 2 3 4 5 6 Kelurahan Kalibata Rawa Jati Duren Tiga Pancoran Pengadegan Cikoko Jumlah Penduduk (jiwa) 62.500 22.751 14.245 21.004 6.366 3.029 129.895 Asumsi Sludge (ltr/org/hari) 0.069 0.069 0.069 0.069 0.069 0.069 0.069 Timbulan Sludge (ltr/hari) 905.797,10 329.724,64 206,449,28 304.405,80 92.260,87 43.898,55 1.882.536,23 Timbulan Sludge (m3/hari) 905,797 329,725 206,449 304,406 92,261 43,899 1.882,536
Melaksanakan normalisasi sepanjang aliran sungai dan mengamankan sungai dari kegiatan yang dapat menggangu fungsinya (Pengamanan terhadap bangunan liar dan pembuangan sampah)
Penataan kembali (GSS) garis sempadan sungai sejalan dengan penataan sungai menurut fungsinya yaitu sebagai pengendali banjir, drainase dan penggelontor Peningkatan dan pengembangan fungsi situ-situ sebagai lokasi tempat penampungan air Pengerukan sampah di sepanjang kali yang bisa menimbulkan banjir
B.6.64.4 Listrik
Rencana pengembangan jaringan listrik dengan indikasi-indikasi pengembangan tersebut merupakan suatu terapan pada kesesuaian pembangunan pada setiap kawasan yang membutuhkan pemerataan pelayanan, dengan tujuan agar sistem jaringan listrik pada Kecamatan Pancoran dapat berfungsi dengan baik serta memperindah lingkungan sekitar. Adapun rencana pengembangan adalah, sebagai berikut : Memperbaiki jaringan listrik yang telah ada Meningkatkan daya transmisi yang sudah ada Mencegah kebocoran atau kebakaran listrik dengan mendistribusikan kabel-kabel Menempatkan gardu-gardu listrik secara terpadu dengan sektor lain serta jaringan listrik sesuai dengan jaringan jalan. Mengamankan jaringan listrik pada kawasan perumahan padat.
Sistem jaringan drainase yang diusulkan mengikuti sistem hierarki jalan sebagai berikut: Saluran primer yang merupakan saluran yang akan mengalirkan air ke saluran alam atau sungai yang ada. Ditempatkan pada setiap jalan primer. Bentuk penampang berupa saluran segi empat tertutup pada kawasan yang relatif padat untuk menghindari masuknya sampah dan mencegah terjadinya genangan air pada permukaan jalan. Bentuk penampang saluran segi empat terbuka pada kawasan yang relatif kosong. Tabel 6.47 Rencana Pelebaran Sistem Drainase Kecamatan Pancoran
Nama Kali Kali Ciliwung Kali Baru Barat
Sumber : RTRW Propinsi DKI Jakarta
B.6.64.3 Limbah
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, produksi air limbah/kotor di Kecamatan Pancoran ialah sebesar 1.882.536 liter per hari. Rencana sistem pembuangan air limbah di
III-260
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Rencana untuk tahun 2030, jaringan pipa air minum diarahkan untuk memenuhi penambahan kebutuhan air bersih. Tabel 6.49 Jumlah Kebutuhan Air Bersih Kecamatan Pancoran Asumsi Kebutuhan Penduduk Kebutuhan Air Kelurahan Air Bersih (jiwa) Bersih (ltr/hari) (ltr/org/hari) Kalibata 85.623 175 14.984.025 Rawa Jati 38.275 175 6.698.125 Duren Tiga 12.830 175 224.525 Pancoran 34.575 175 6.050.625 Pengadegan 4.615 175 807.625 Cikoko 2.423 175 424.025 Jumlah 178.341 29.188.950
1 2 3 4 5 6
No 1 2 3 4 5 6
Kebutuhan Air Bersih (m3/hari) 14.984025 6.698125 0.224525 6.050625 0.807625 0.424025 29.18895
Wisma Besar Wisma Sedang Wisma Kecil Wisma Kantor Wisma Flat Wisma Susun Total
Karya Pemerintahan dengan penggunaan lahan seluas 71.89 Ha Karya Kantor dan Jasa dengan penggunaan lahan seluas 32.77 Ha Tabel 6.51 Pemanfaatan Lahan Kawasan Perkantoran dan Perdagangan No Fungsi Lahan Luas Lahan (Ha) 1 Karya Pemerintahan 71.89 2 Karya Kantor dan Jasa 32.77 3 Karya Perdagangan 62.40 4 Karya Umum Taman 4.08 Total 171.15
Sumber: Hasil Analisa
B.6.65.1 Permukiman
Dalam rencana pemanfaatan lahan pada Kecamatan Pancoran, pemanfaatan lahan wisma yang paling besar penggunaan lahannya yaitu seluas 403.72 Ha. Rencana pemanfaatan lahan wisma, terbagi menjadi beberapa pemanfaatan lahan yaitu : Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang seluas 392.57 Ha Kawasan Perumahan Kepadatan Tinggi penggunaan lahan seluas 0.10 Ha Wisma Kantor dengan penggunaan lahan seluas 0.08 Ha Kawasan Perumahan Flat dengan penggunaan lahan seluas 6.14 Ha Kawasan Perumahan Susun dengan penggunaan lahan seluas 4.82 Ha Tabel 6.50 Pemanfaatan Lahan Kawasan Perumahan
No Fungsi Lahan Luas Lahan (Ha)
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Lebih jelasnya lihat tabel dibawah ini : Tabel 6.52 Pemanfaatan Lahan Kawasan Pelayanan Umum dan Sosial No Fungsi Lahan Luas Lahan (Ha) 1 Suka Pendidikan 22.02 2 Suka Pelayanan Umum 0.39 3 Suka pw 0.02 4 Suka Rekreasi dan Olahraga 2.45 5 Suka Sarana Ibadah 3.77 6 Suka Sarana Kesehatan 1.62 7 Suka Utilitas Kota 0.11 Total 30.38
Sumber: Hasil Analisa dan Observasi lapangan
B.6.66.1 Pendidikan
Berdasarkan hasil analisis dan perhitungan kebutuhan fasilitas pendidikan di Kecamatan Pancoran, pada tahun 2030 Kecamatan Pancoran harus menyediakan 155 unit fasilitas pendidikan dengan skala pelayanan kelurahan maupun kecamatan dengan rincian 95 unit TK, 48 unit SD, 4 unit SLTP, serta 4 unit SLTA .
No 1 2 3 4
Tabel 6.54 Jumlah Kebutuhan Fasilitas Pendidikan Kecamatan Pancoran Eksisting Kebutuhan Jenis Fasilitas 2006 Daya Tampung TK 24 95 SD 46 48 SLTP 5 4 SLTA 6 4
81 155
B.6.66.2 Kesehatan
Jumlah penduduk Kecamatan Pancoran berdasarkan daya tampung ialah sebesar 118.887 jiwa. Dengan jumlah tersebut dan menggunakan standar penyediaan fasilitas kesehatan, maka diperoleh jumlah kebutuhan fasilitas kesehatan seperti yang terlihat pada tabel III-14, yaitu Rumah Sakit sebanyak 0 unit, puskesmas sebanyak 4 unit, posyandu sebanyak 4 unit, dan 4 unit praktek dokter. Tabel 6.55 Jumlah Kebutuhan Fasilitas Kesehatan Kecamatan Pancoran Eksisting Kebutuhan Daya No Jenis Fasilitas 2006 Tampung 1 Rumah Sakit 1 0 2 Puskesmas 8 4 3 Posyandu 107 4 4 Praktek Dokter 44 4 Jumlah 160 12 Sumber : Hasil Perhitungan 2009
Luas Lahan (Ha) 15.65 12.91 24.30 3.31 0.01 32.50 88.68
B.6.66.3 Peribadatan
III-262
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Jumlah penduduk Kecamatan Jatinegara berdasarkan daya tampung ialah sebesar 118.887 jiwa. Dengan jumlah tersebut dan menggunakan standar penyediaan fasilitas peribadatan, maka diperoleh jumlah kebutuhan fasilitas peribadatan seperti yang terlihat pada tabel III-15, yaitu mushala 40 unit, masjid 4 unit, dan gereja berjumlah 2 unit, Tabel 6.56 Jumlah Kebutuhan Fasilitas Peribadatan Kecamatan Pancoran Eksisting Kebutuhan Daya No Jenis Fasilitas 2006 Tampung 1 Masjid 53 4 2 Musholla 91 40 3 Gereja 3 2 Jumlah 147 46
Sumber : Hasil Perhitungan 2009
e. Perbaikan lingkungan berupa pelebaran jalan lingkungan sehingga mempermudah evakuasi ketika terjadi kebakaran.
pengembangan, baik kebutuhan struktur kota maupun nilai ekonomis lahan pada penggal jalan tertentu, Rencana intensitas lahan meliputi rencana ketinggian bangunan, KDB dan KLB. KLB rata-rata 1,0 diarahkan pada : a) Kawasan permukiman b) Kawasan permukiman KDB rendah c) Kawasan bangunan umum d) Kawasan bangunan umum KDB rendah e) Kawasan campuran f) Kawasan industri / pergudangan KLB rata-rata 2,0 diarahkan pada : a) Kawasan permukiman b) Kawasan permukiman KDB rendah
III-263
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
c) Kawasan bangunan umum d) Kawasan bangunan umum KDB rendah e) Kawasan campuran f) Kawasan industri / pergudangan KLB rata-rata 3,0 diarahkan pada : a) Kawasan permukiman 4 b) Kawasan permukiman KDB rendah c) Kawasan bangunan umum d) Kawasan bangunan umum KDB rendah e) Kawasan campuran KLB rata-rata 4,0 diarahkan pada : a) Kawasan permukiman b) Kawasan bangunan umum c) Kawasan bangunan umum KDB rendah d) Kawasan campuran e) KLB lebih besar dari 5,0 sampai dengan 10,0 diarahkan pada kawasan Sentra Primer Baru Barat Tabel 6.58 Rencana Intensitas dan Kepadatan Bangunan Kecamatan Pancoran Tahun 2030
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Lokasi Jl. MT. Haryono Jl. MT. Haryono Jl. MT. Haryono Jl. Raya Pasar Minggu Jl. Raya Pasar Minggu Jl. Warung Buncit Jl. Warung Buncit Jl. Pasar Minggu Jl. Pahlawan Jl. Kalibata Raya Peruntukan Kpm Kkt Kpd Kkt Kpd Kkt Kpd Wdg/Wkt Kpm Kpm Ketinggian maks (lantai) 24 40 16 4 4 4 4 4 4 4 KDB (%) 20 45 50 54 54 50 50 40 40 40 KLB (%) 3 4 3.5 2 2 2 2 1.6 1.6 1.6
Keterangan :
Kriteria Rencana Pengelolaan dan Sifat Perencanaan Kawasan Tipologi Kawasan Mantap Peralihan Menuju Mantap Peralihan Menuju Dinamis Dinamis Rencana Pengelolaan Lingkungan Pemeliharaan Pemugaran Pemugaran Perbaikan Lingkungan Perbaikan Lingkungan Peremajaan Peremajaan Pembangunan Baru Sifat Perencanaan Rigid Rigid Fleksibel Fleksibel
Rencana Rigid berarti perubahan peruntukan / fungsi kawasan tidak dapat dilakukan, kecuali Rencana Fleksibel berarti peruntukan / fungsi kawasan dapat dilakukan untuk memenuhi perkembangan kota,
memang diperlukan hanya dapat dilakukan secara sangat terbatas mengikuti ketentuan yang berlaku dilaksanakan mengikuti ketentuan yang berlaku.
Usulan pengelolaan berbagai kawasan di Kecamatan Pancoran sesuai dengan tipe kawasan diuraikan pada indikasi program dengan kriteria rencana yang sudah ditentukan sesuai dengan tipologi kawasan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 6.60.
optimalisasi
pemanfaatan ruang yang ada, serta memperhatikan kemungkinan-kemungkinan pemanfaatan ruang bawah tanah pada bagian-bagian tertentu di wilayah Kecamatan Tebet. d. Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk : Mewujudkan kehidupan masyarakat Kecamatan Jatinegara yang sejahtera lahir dan batin; Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam;
III-264
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan secara berdaya-guna, berhasil-guna dan tepat-guna untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia;
Merealisasikan
pembangunan
sarana
dan
prasarana
yang
mampu
meningkatkankapasitas perdagangan dan jasa; Merealisasikan pembangunan jalan lingkungan di dalam lingkungan yang telah berkembang guna menyediakan ruang perumahan kota yang dapat menampung perkembangan penduduk.
e. f.
Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi dampak negatif terhadap lingkungan; Mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan. Tersusunnya arahan lokasi investasi yang akan dilaksanakan pemerintah dan Tersusunnya arahan pelaksanaan pemanfaatan ruang dan merupakan dasar
499.446 jiwa pada tahun 2030. Wilayah timur dan utara Kecamatan Tebet diarahkan dapat menampung penduduk dalam jumlah yang lebih besar dari pada wilayah selatan. Wilayah Utara Kecamatan Tebet yaitu beberapa bagian Kelurahan Bali Mester dan Kelurahan Rawa Bunga diarahkan untuk menampung penduduk dengan kepadatan rendah, sedangkan untuk wilayah timur Kecamatan Tebet yaitu Kelurahan Cipinang Besar Selatan yang diarahkan untuk menampung penduduk dengan kepadatan rendah. Pembangunan wisma di wilayah ini dibatasi, hanya bangunan wisma yang pada eksisting 2008 telah bersifat mantap dan wisma taman yang diperbolehkan berada di kedua kecamatan tersebut. Tabel 6.60 Indikasi Program Pengembangan Kecamatan Pancoran
berkembang; dengan membangun rumah susun beserta fasilitas-fasilitasnya; khususnya di bantaran sungai, pinggiran Jalan Rel kereta api yang dijadikan permukiman kumuh;
NO I
Kegiatan
Lokasi
Sumber Dana
Pihak Terkait
A. Permukiman
Pembangunan dan peningkatan rumah susun di Kelurahan Kp. Melayu, Kelurahan Bidara Cina Mengembangkan kawasan permukiman baru Mempertahankan kawasan permukiman yang teratur seperti di Kel. Pd. Kelapa pengendalian pembangunan permukiman Peningkatan penghijauan pada jalur jalan antara lain di sepanjang jalan tol, Jalan Arteri serta di sepanjang daerah aliran sungai yang menjorok ke dalam kota
Swasta, Dinas Tata Ruang, DPU, Dinas Perumahan Swasta, Dinas Tata Ruang APBD APBD APBD Dinas Tata Ruang Dinas Tata Ruang Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI dan Jak-Pus
X X X
III-265
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
NO
Lokasi X X
Pihak Terkait Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI dan Jak-Pus Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI dan Jak-Pus Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI dan Jak-Pus Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI dan Jak-Pus
Peningkatan Pht, Phr dan Phu Peningkatan kawasan campuran C. Komersial/Jasa/Perkantoran Peningkatan kawasan perkantoran dan Jasa II Fasilitas Umum dan Sosial Pembangunan dan pemeliharaan sarana dan sarana pendidikan pra sekolah, SD/MI, SMP, SMU/SMK (gedung sekolah, perpustakaan, dll). Peningkatan sarana dan prasarana Perguruan Tinggi Peningkatan kualitas sekolah-sekolah dan Perguruan Tinggi Lokal Pendirian Perguruan Tinggi baru. Pembangunan sarana dan prasarana kesehatan yang baru sesuai dengan lokasi dengan lokasi yang belum ada sarana dan prasarananya. Peningkatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana kesehatan yang sudah ada. Peningkatan kualitas kesehatan baik di pemukiman, sekolah, perkantoran, dan tempattempat umum. Peningkatan kawasan sehat/bersih. Peningkatan Jaringan jalan arteri primer, yaitu Jl. D.I Panjaitan, Jl. Basuki Rahman , dan jalan M.T Haryono III Pengembangan Sistem Transportasi Perbaikan ruas-ruas jalan rusak Peningkatan Kualitas Jalan dan Jembatan Akses Ke Jalan-jalan utama Pembangunan fasilitas, sarana dan prasarana transportasi yang terpadu dengan system angkutan umum Pengembangan Angkutan Transportasi massal
Semua Kelurahan Kecamatan Pancoran Kecamatan Pancoran Kecamatan Pancoran Semua kelurahan Semua kelurahan Semua kelurahan Semua kelurahan Kecamatan Pancoran Kecamatan Pancoran Kecamatan Pancoran Kecamatan Pancoran Kecamatan Pancoran
X X
X X X X X X X X X X X X X
APBD, Swasta
Dinas Diknas Propinsi DKI dan Jak-Pus Dinas Diknas Propinsi DKI dan Jak-Pus Dinas Diknas Propinsi DKI dan Jak-Pus Dinas Diknas Propinsi DKI dan Jak-Pus Dinkes. Propinsi DKI dan JakPus Dinkes. Propinsi DKI dan JakPus Dinkes. Propinsi DKI dan JakPus Dinkes. Propinsi DKI dan JakPus
A. Pendidikan
X X X
APBD, Swasta
X X X X X
B. Kesehatan
X X X X X X X X
X X X X X X X X
APBD APBD
Dinas Perhubungan Dinas PU Propinsi DKI dan Jak-Pus Dinas PU Propinsi DKI dan Jak-Pus Dinas PU Propinsi DKI dan Jak-Pus Dinas Perhubungan DKI Dinas Perhubungan DKI
X X X
IV
Pengembangan Utilitas Dasar a. Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Jaringan Air Bersih di semua kelurahan b. Identifikasi dan Pembangunan Potensi Air Bersih dari Sumur-Sumur Artesis Pengembangan Danau Buatan Untuk mendukung penyediaan Air Bersih e. Kerjasama dengan Swasta untuk Pengembangan Sumber Air Bersih a. Pembangunan dan pemeliharaan Jaringan Sistem Sanitasi b. Mendorong pembangunan Jaringan Sistem Sanitasi Komunal pada pusat-pusat kegiatan Hampir di Semua kelurahan Kecamatan Pancoran Kecamatan Pancoran Kecamatan Pancoran Hampir di Semua kelurahan Kecamatan Pancoran X X X X X X X X X X X X X X X X APBD/Swast a APBD APBD X X APBD APBD Dinas PU Propinsi DKI dan Jak-Pus Dinas PU Propinsi DKI dan Jak-Pus Dinas PU Propinsi DKI dan Jak-Pus Dinas PU Propinsi DKI dan Jak-Pus Dinas PU Propinsi DKI dan Jak-Pus Dinas PU Propinsi DKI dan Jak-Pus III-266
a. Air Bersih
b. Air Limbah
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
NO
Kegiatan a. Peningkatan Jaringan Listrik a. Pengembangan dan pemeliharaan Jaringan Drainase Perkotaan b. Peningkatan Kapasitas Drainase Mikro Drainase sekunder Kali Ciliwung, Kali sunter, Kali Cipinang d. Penyelesaian pembangunan Banjir Kanal Timur e. Penataan Ruang Kawasan sekitar DAS dan normalisasi sungai a. Peningkatan pelayanan jaringan telekomunikasi fixline dan wireless b. Pengembangan Jar telepon Umum dan Wartel di Kaw PLB Pembangunan SPA
Lokasi Kecamatan Jatinegara Hampi di Semua kelurahan Kecamatan Pancoran Kecamatan Pancoran Kecamatan Pancoran Kecamatan Pancoran Hampi di Semua kelurahan Hampi di Semua kelurahan Kel. Pd Kelapa Hampi di Semua kelurahan Kecamatan Pancoran Hampir di Semua kelurahan Kel. Pd. Kopi Hampir di Semua kelurahan
Sumber Dana APBD APBD APBD APBD APBD/APBN APBD APBD/Swast a APBD/Swast a APBD APBD APBD APBD APBD APBD
Pihak Terkait Dinas PU Dinas PU Propinsi DKI dan Jak-Pus Dinas PU Propinsi DKI dan Jak-Pus Dinas PU Propinsi DKI dan Jak-Pus Dinas PU Propinsi DKI dan Jak-Pus Dinas PU Propinsi DKI dan Jak-Pus Telkom Telkom Dinas PU Propinsi DKI dan Jak-Pus Dinas Kebersihan Propinsi DKI dan Jak-Pus Dinas Kebersihan Propinsi DKI dan Jak-Pus Dinas PU Propinsi DKI dan Jak-Pu s Dinas PU Propinsi DKI dan Jak-Pus Dinas PU Propinsi DKI dan Jak-Pus
d. Jaringan Drainase
e. Jaringan Telekomunikasi
f.
Jaringan Persampahan
Peningkatan alat dan tenaga untuk pengangkutan ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) Penyediaan Container untuk pengumpulan sampah secara komunal langsung/tidak langsung. a. Penataan Kawasan Permukiman b. Penyiapan Kaw Permukiman baru d. Bantuan Rehabilitasi Permukiman Kumuh
III-267
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Lokasi
Fungsi
Keterangan Wisma Kalimas PT. Nusa Karya Bank Bukopin Siemens Asuransi Jasindo Wisma Korindo Bank Ina - Bima Sakti - Graha Anugerah - Graha Askes - Ged. ILP - Graha Palace - Graha Rotes - Graha Pura - Graha Sucofindo - Graha Wella - Hotel Kaisar
Analisa dalam konsep arahan pengembangan struktur ruang untuk Kecamatan Tebet, kawasan tersebut diarahkan untuk struktur ruang dengan kegiatan kegiatan skala Nasional. Karena dilalui oleh jalan tol dalam kota dan jalan arteri sekunder serta dilalui oleh jalur angkutan umum. Berdasarkan potensi yang dimiliki oleh jalan atau daerah tersebut maka dalam konsep arahan pengembangan struktur ruang untuk Kecamatan Tebet, kawasan tersebut diarahkan untuk struktur ruang dengan kegiatan kegiatan skala Nasional. Karena dilalui oleh jalan tol dalam kota dan jalan arteri sekunder serta dilalui oleh jalur angkutan umum. Berdasa rkan potensi yang dimiliki oleh jalan atau daerah tersebut maka dalam konsep arahan pengembangan struktur ruang untuk Kecamatan Tebet, kawasan tersebut diarahkan untuk struktur ruang dengan kegiatan kegiatan skala Nasional.
Lokasi
Fungsi
Keterangan Grahana - Bank Danamon - Kantor Imigrasi Jak-Sel - Rukan Buncit Mas - Plaza Basmar - Pusat Jajanan Tebet Pasar Toserba - Pasar Kelurahan Pengadegan
Analisa diarahkan untuk struktur ruang dengan kegiatan kegiatan skala Nasional.
Kegiatan Pemerintahan Kegiatan Perdagangan Jl. Pahlawan Kalibata Jl. Kalibata Tengah Jl. Pangadegan Selatan Sumber: Hasil Analisa Kegiatan Perdagangan Kegiatan Perdagangan Kegiatan Perdagangan
Nasional
PEPABRI Nasional
Badan Pendidikan dan Pelatihan Depdagri Pajak Penanaman Modal Asing Dep. Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dirjen Pembangunan Daerah
Kegiatan - PT. Sepatu Bata Perdagangan dan Perkantoran Kegiatan - Wisma elang Perkantoran - Wisma Bakrie - Wisma Thata - Graha Aditania - Graha Inna - Globe Building - Graha Mobisel - ICMI Center - Wisma Asia - Graha Bima Sakti - Graha Mampang - Wahana
Propinsi Karena dilalui oleh jalan tol dalam kota dan jalan arteri sekunder serta dilalui oleh jalur angkutan umum.
seluruh masyarakat, namun diperlukan beberapa penambahan ruas jalan dan pelebaran jalan sehingga diharapkan dapat mengatasi permasalahan lalu lintas. Tabel 6.82 menunjukan rencana pengembangan jaringan jalan di Kecamatan Tebet. Tabel 6.62 Rencana Pelebaran Jaringan Jalan Kecamatan Tebet ROW Nama Jalan Fungsi Jalan Eksisting (m) Jl. Pasar Minggu Raya Jl. Arteri Sekunder 15
Berdasarkan potensi yang dimiliki oleh jalan atau daerah tersebut maka dalam konsep arahan pengembangan struktur ruang untuk Kecamatan Tebet, kawasan tersebut
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Nama Jalan Jl. Duren Tiga Utara Jl. Tebet Timur (Perdatam) Jl. Pahlawan Kalibata Jl. Mampang Prapatan Jl. Warung Jati Timur Jl. Warung Jati Barat Jl. Duren Tiga Selatan Jl. Pengadegan Jl. MT. Haryono Jl. Pengadegan Timur Jl. Pengadegan Selatan Jl. Pengadegan Barat Jl. Rawa Jati Timur Jl. Rawa Jati Barat
Sumber : RTRWC Tahun 2005
Fungsi Jalan Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Arteri Sekunder Jl. Arteri Sekunder Jl. Arteri Sekunder Jl. Arteri Sekunder Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Arteri Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer
No 1 2 3 4 5 6
Kelurahan Kalibata Rawa Jati Duren Tiga Tebet Pengadegan Cikoko Jumlah
Asumsi Timbulan Sampah (ltr/org/hari) 2.67 2.67 2.67 2.67 2.67 2.67
Timbulan Sampah (ltr/hari) 228.613,41 102.194,25 3.425,61 92.315,25 12.322,05 6.469,41 445.339,98
B.6.73 .2 Drainase
Sistem jaringan drainase di Kecamatan Tebet sudah cukup baik. Hal ini terbukti dengan adanya beberapa kali yang terdapat di Kecamatan Tebet, yaitu Kali Ciliwung, dan Kali Baru Barat. Dan untuk sistem drainase di Kecamatan Tebet terdapat rencana pelebaran Kali di Kecamatan Tebet, yaitu :
Jejaring yang sudah ada Peningkatan kebutuhan akibat pertambahan penduduk dan kegiatan
Dengan demikian, pengembangan jejaring utilitas umum adalah dengan : Memanfaatkan jejaring utilitas yang telah ada Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat Memperhatikan estetika lingkungan dan keamanan
Tabel 6.64 Rencana Pelebaran Sistem Drainase Kecamatan Tebet Nama Kali Kali Ciliwung Kali Baru Barat
Sumber: RTRW Propinsi DKI Jakarta
Berikut ini adalah rencana pengembangan jaringan utilitas di Kecamatan Tebet yang meliputi persampahan, drainase, listrik, telekomunikasi, gas, air bersih, air limbah, telekomunikasi dan air limbah.
B.6.73.3 Listrik
Arahan pengembangan jaringan listrik di Kecamatan Tebet adalah : 1. Memperbaiki jaringan listrik yang ada; Meningkatkan daya transmisi yang sudah ada; Mencegah kebocoran atau kebakaran listrik dengan mendistribusikan kabel-kabel Menempatkan gardu-gardu listrik secara terpadu dengan sektor lain, serta Menempatkan jaringan listrik sesuai dengan jaringan jalan dan untuk keamanan
III-269
B.6.73.1 Persampahan
Produksi sampah di Kecamatan Tebet sampai dengan tahun 2030 diperhitungkan sebesar 445.339,98lt/hari. Sedangkan jenis fasilitas yang direncanakan terdiri dari depo sampah sebanyak 8 buah yang tersebar di tiap kelurahan, kontainer sebanyak 58 buah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 6.83 Tabel 6.63 Jumlah Timbulan Sampah Kecamatan Tebet
2. 3. 4. 5.
PLN dengan kabel isolasi; mempertimbangkan segi estetika lingkungan; pembangunan jalan baru sebaiknya ditempatkan di bawah tanah;
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
6.
Menambah jaringan listrik hingga dapat melayani wilayah yang pada kondisi
B.6.73.4 Telekomunikasi
Seluruh masyarakat DKI Jakarta telah terlayani oleh jaringan telekomunikasi dengan baik. Pelayanan telekomunikasi tersebut dapat berupa telepon seluler dan telepon rumah yang jaringannya dikelola oleh PT.Telkom.
B.6.74.1 Permukiman
Dalam rencana pemanfaatan lahan pada Kecamatan Tebet, pemanfaatan lahan wisma yang paling besar penggunaan lahannya yaitu seluas 403.72 Ha. Rencana pemanfaatan lahan wisma, terbagi menjadi beberapa pemanfaatan lahan yaitu : Wisma Besar dengan penggunaan lahan seluas 143.22 Ha Wisma Sedang dengan penggunaan lahan seluas 249.35 Ha Wisma Kecil dengan penggunaan lahan seluas 0.10 Ha Wisma Kantor dengan penggunaan lahan seluas 0.08 Ha Wisma Flat dengan penggunaan lahan seluas 6.14 Ha Wisma Susun dengan penggunaan lahan seluas 4.82
No 1 2 3 4 5 6
Tabel 6.65 JUMLAH KEBUTUHAN AIR BERSIH KECAMATAN TEBET Asumsi Kebutuhan Penduduk Kebutuhan Air Kelurahan Air Bersih (jiwa) Bersih (ltr/hari) (ltr/org/hari) Kalibata 85.623 175 14.984.025 Rawa Jati 38.275 175 6.698.125 Duren Tiga 12.830 175 224.525 Tebet 34.575 175 6.050.625 Pengadegan 4.615 175 807.625 Cikoko 2.423 175 424.025 Jumlah 178.341 29.188.950
Tabel 6.66 Pemanfaatan Lahan Wisma Kebutuhan Air Bersih (m3/hari) No 1 2 3 4 5 6 Fungsi Lahan Wisma Besar Wisma Sedang Wisma Kecil Wisma Kantor Wisma Flat Wisma Susun Total Luas Lahan (Ha) 143.22 249.35 0.10 0.08 6.14 4.82 403.72
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Karya Perdagangan dengan penggunaan lahan seluas 62.40 Ha; Karya Umum Taman dengan penggunaan lahan seluas 4.08 Ha.
Lebih jelasnya lihat tabel dibawah ini : Tabel 6.67 Pemanfaatan Lahan Karya No 1 2 3 4 Fungsi Lahan Karya Pemerintahan Karya Kantor dan Jasa Karya Perdagangan Karya Umum Taman Total Luas Lahan (Ha) 71.89 32.77 62.40 4.08 171.15
Lebih jelasnya lihat tabel dibawah ini : Tabel 6.68 Pemanfaatan Lahan Suka No 1 2 3 4 5 6 7 Fungsi Lahan Suka Pendidikan Suka Pelayanan Umum Suka pw Suka Rekreasi dan Olahraga Suka Sarana Ibadah Suka Sarana Kesehatan Suka Utilitas Kota Total Luas Lahan (Ha) 22.02 0.39 0.02 2.45 3.77 1.62 0.11 30.38
B.6.75.1 Pendidikan
Berdasarkan hasil analisis dan perhitungan kebutuhan fasilitas pendidikan di Kecamatan Tebet, pada tahun 2030 Kecamatan Tebet harus menyediakan 155 unit fasilitas pendidikan dengan skala pelayanan kelurahan maupun kecamatan dengan rincian 95 unit TK, 48 unit SD, 4 unit SLTP, serta 4 unit SLTA
III-271
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
B.6.75.2 Kesehatan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, diketahui bahwa pada Kecamatan Tebet, terdapat beberapa jenis fasilitas kesehatan yang masih diperlukan namun jumlahnya belum memadai. Jika dilakukan perbandingan dengan kondisi eksisting 2006, maka hingga tahun 2030 diperlukan penambahan jumlah fasilitas kesehatan berupa 91 unit balai pengobatan, 9 unit rumah bersalin, 9 unit puskesmas dan 1 unit puskesmas kecamatan, serta 9 unit apotik.
aspek struktur dan pola pemanfaatan ruang, aspek sarana prasarana, pengembangan transportasi dan aspek lainnya. Selanjutnya dari rencana-rencana pengembangan ini dapat diturunkan ke dalam indikasi program pengembangan Kecamatan Tebet. Indikasi program pembangunan merupakan penjabaran kebijakan dan rencana pengembangan ruang yang telah ditentukan ke dalam program-program pembangunan yang akan menjadi acuan serta komitmen Pemerintah dalam melaksanakan pembangunan. Perumusan indikasi program ini tidak terlepas dari program-program yang telah disusun secara multisektoral dalam pengembangan Kecamatan Jatinegara ini. Dengan demikian, diharapkan fungsi indikasi program ini sebagai acuan instansi pusat, Pemerintah Daerah Propinsi dan Kecamatan Tebet dalam menyusun dan melaksanakan program lima tahunan dalam kurun waktu duapuluh tahun. Program-program dibawah ini pada dasarnya masih bersifat indikatif, yang diharapkan dapat memberikan indikasi bagi penyusunan program membangun sektoral serta pembangunan pada wilayah kecamatan yang diprioritaskan pembangunannya.
B.6.75.3 Peribadatan
Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kecamatan Tebet akan sarana peribadatan maka diperlukan penambahan fasilitas peribadatan berupa masjid kelurahan, masjid kecamatan, tempat ibadah lainnya untuk 60.000 jiwa penduduk, dan tempat ibadah lainnya untuk 200.000 jiwa penduduk. Lokasi penambahan tersebut disesuaikan dengan lokasi masyarakat yang membutuhkan fasilitas tersebut serta memperhatikan jaringan utilitas dan transportasi yang ada.
dan batin;
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan secara berhasil-guna dan tepat-guna untuk meningkatkan kualitas
berdaya-guna,
berkembang guna menyediakan ruang perumahan kota yang dapat menampung perkembangan penduduk.
sumberdaya manusia;
e. f.
dampak negatif terhadap lingkungan; Mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan. Tersusunnya arahan lokasi investasi yang akan dilaksanakan pemerintah dan Tersusunnya arahan pelaksanaan pemanfaatan ruang dan merupakan dasar
Tabel 6.70 Rencana Pola Ruang Kecamatan Tebet Tahun 2030 No 1. Lokasi - Jl. Pengadegan Barat 5 Fungsi Eksisting Rumah sedang Pembanding RRTRC LRK Wisma dengan fasilitasnya Wisma dengan fasilitasnya Wisma sedang Analisis - Untuk mengatasi ketidakteraturan kondisi rumah pada daerah tersebut tanpa harus melakukan pembangunan baru, maka diusulkan untuk melakukan perbaikan lingkungan dengan menjadikan peruntukan daerah tersebut menjadi rumah sedang. - Untuk mengatasi ketidakteraturan kondisi rumah pada daerah tersebut tanpa harus melakukan pembangunan baru, maka diusulkan untuk melakukan perbaikan lingkungan dengan menjadikan peruntukan daerah tersebut menjadi rumah sedang. Rekomendasi Wisma sedang
2.
Rumah sedang
Wisma kecil
Wisma sedang
III-273
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
No 3.
Pembanding RRTRC LRK Wisma dengan fasilitasnya Wisma dengan fasilitasnya Wisma dengan fasilitasnya Wisma dengan fasilitasnya Wisma dengan fasilitasnya Wisma dengan fasilitasnya Wisma dengan fasilitasnya Wisma dengan fasilitasnya Wisma besar
Analisis - Untuk mengatasi ketidakteraturan kondisi rumah pada daerah tersebut tanpa harus melakukan pembangunan baru, maka diusulkan untuk melakukan perbaikan lingkungan dengan menjadikan peruntukan daerah tersebut menjadi rumah sedang. - Untuk mengatasi ketidakteraturan kondisi rumah pada daerah tersebut tanpa harus melakukan pembangunan baru, maka diusulkan untuk melakukan perbaikan lingkungan dengan menjadikan peruntukan daerah tersebut menjadi rumah sedang. - Untuk mengatasi ketidakteraturan kondisi rumah pada daerah tersebut tanpa harus melakukan pembangunan baru, maka diusulkan untuk melakukan perbaikan lingkungan dengan menjadikan peruntukan daerah tersebut menjadi rumah sedang. - Untuk mengatasi ketidakteraturan kondisi rumah pada daerah tersebut tanpa harus melakukan pembangunan baru, maka diusulkan untuk melakukan perbaikan lingkungan dengan menjadikan peruntukan daerah tersebut menjadi rumah sedang. - Untuk mengatasi ketidakteraturan kondisi rumah pada daerah tersebut tanpa harus melakukan pembangunan baru, maka diusulkan untuk melakukan perbaikan lingkungan dengan menjadikan peruntukan daerah tersebut menjadi rumah sedang. - Untuk mengatasi ketidakteraturan kondisi rumah pada daerah tersebut tanpa harus melakukan pembangunan baru, maka diusulkan untuk melakukan perbaikan lingkungan dengan menjadikan peruntukan daerah tersebut menjadi rumah sedang. - Untuk mengatasi ketidakteraturan kondisi rumah pada daerah tersebut tanpa harus melakukan pembangunan baru, maka diusulkan untuk melakukan perbaikan lingkungan dengan menjadikan peruntukan daerah tersebut menjadi rumah sedang. - Untuk mengatasi ketidakteraturan kondisi rumah pada daerah tersebut tanpa harus melakukan pembangunan baru, maka diusulkan untuk melakukan perbaikan lingkungan dengan menjadikan peruntukan daerah tersebut menjadi rumah sedang.
4.
Rumah sedang
Wisma besar
Wisma sedang
5.
- Jl. Mesjid
Rumah sedang
Wisma kecil
Wisma sedang
6.
-Jl. Mesjid
Rumah sedang
Wisma besar
Wisma sedang
7.
Rumah sedang
Wisma besar
Wisma sedang
8.
Rumah kecil
Wisma sedang
Wisma sedang
9.
Rumah kecil
Wisma sedang
Wisma sedang
10.
Rumah kecil
Wisma besar
Wisma sedang
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
NO
Program
Kegiatan Mengembangkan kawasan permukiman baru Mempertahankan kawasan permukiman yang teratur seperti di Kel. Pd. Kelapa pengendalian pembangunan permukiman Peningkatan penghijauan pada jalur jalan antara lain di sepanjang jalan tol, Jalan Arteri serta di sepanjang daerah aliran sungai yang menjorok ke dalam kota
Lokasi
Sumber Dana
Semua kelurahan Semua kelurahan Jl. I Gusti Ngurah Rai, Jl. Kolonel Sugiono, Jl. Soekanto, Jl. K. H. Noer Ali, Jl. Raden Inten 2 Jl. Buaran Indah Raya, sepanjang DAS Kel Pd. Kopi Semua Kelurahan Kel Pd. Bambu Sepanjang Jalan Arteri
X X X
X X X
DTK DTK Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI dan Jak-Tim Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI dan Jak-Tim Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI dan Jak-Tim Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI dan Jak-Tim Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI dan Jak-Tim
B. Ruang Terbuka Hijau Peningkatan Phm Peningkatan Pht, Phr dan Phu Peningkatan kawasan campuran C. Komersial/Jasa/Perkantoran Peningkatan kawasan perkantoran dan Jasa II Fasilitas Umum dan Sosial Pembangunan dan pemeliharaan sarana dan sarana pendidikan pra sekolah, SD/MI, SMP, SMU/SMK (gedung sekolah, perpustakaan, dll). A. Pendidikan Peningkatan sarana dan prasarana Perguruan Tinggi Peningkatan kualitas sekolah-sekolah dan Perguruan Tinggi Lokal Pendirian Perguruan Tinggi baru. Pembangunan sarana dan prasarana kesehatan yang baru sesuai dengan lokasi dengan lokasi yang belum ada sarana dan prasarananya. B. Kesehatan Peningkatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana kesehatan yang sudah ada. Peningkatan kualitas kesehatan baik di pemukiman, sekolah, perkantoran, dan tempat-tempat umum. Peningkatan kawasan sehat/bersih. Peningkatan Jaringan jalan arteri primer, yaitu Jl. D.I Panjaitan, Jl. Basuki Rahman , dan jalan M.T Haryono III Pengembangan Sistem Transportasi Perbaikan ruas-ruas jalan rusak Peningkatan Kualitas Jalan dan Jembatan Akses Ke Jalanjalan utama Pembangunan fasilitas, sarana dan prasarana transportasi yang terpadu dengan system angkutan umum Pengembangan Angkutan Transportasi massal IV Pengembangan Utilitas Dasar a. Air Bersih a. Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Jaringan Air Bersih
X X
X X X
X X X X X X X
APBD APBD
Semua Kelurahan Kecamatan Jatinegara Kecamatan Jatinegara Kecamatan Jatinegara Semua kelurahan Semua kelurahan Semua kelurahan Semua kelurahan Kecamatan Duren Sawit Kecamatan Jatinegara Kecamatan Jatinegara Kecamatan Jatinegara Kecamatan Jatinegara
X X
X X X X X X X X X X X X X
APBD, Swasta
Dinas Diknas Propinsi DKI dan JakTim Dinas Diknas Propinsi DKI dan JakTim
X X X
APBD, Swasta
Dinas Diknas Propinsi DKI dan JakTim Dinas Diknas Propinsi DKI dan JakTim
X X X X X
Dinkes. Propinsi DKI dan Jak-Tim Dinkes. Propinsi DKI dan Jak-Tim Dinkes. Propinsi DKI dan Jak-Tim Dinkes. Propinsi DKI dan Jak-Tim
X X X X X X X X
X X X X X X X X
APBD APBD
Dep Perhubungan Dinas PU Propinsi DKI dan Jak-Tim Dinas PU Propinsi DKI dan Jak-Tim Dinas PU Propinsi DKI dan Jak-Tim, Dinas Perhubungan DKI Dinas Perhubungan DKI
X X X
Semua kelurahan
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
NO
Kegiatan
Lokasi
Sumber Dana
Pihak Terkait
b. Identifikasi dan Pembangunan Potensi Air Bersih dari Sumur-Sumur Artesis Pengembangan Danau Buatan Untuk mendukung penyediaan Air Bersih e. Kerjasama dengan Swasta untuk Pengembangan Sumber Air Bersih b. Air Limbah a. Pembangunan dan pemeliharaan Jaringan Sistem Sanitasi b. Mendorong pembangunan Jaringan Sistem Sanitasi Komunal pada pusat-pusat kegiatan c. Jaringan Listrik a. Peningkatan Jaringan Listrik a. Pengembangan dan pemeliharaan Jaringan Drainase Perkotaan d. Jaringan Drainase b. Peningkatan Kapasitas Drainase Mikro Drainase sekunder Kali Ciliwung, Kali sunter, Kali Cipinang d. Penyelesaian pembangunan Banjir Kanal Timur e. Penataan Ruang Kawasan sekitar DAS dan normalisasi sungai e. Jaringan Telekomunikasi a. Peningkatan pelayanan jaringan telekomunikasi fixline dan wireless b. Pengembangan Jar telepon Umum dan Wartel di Kaw PLB Pembangunan SPA f. Jaringan Persampahan Peningkatan alat dan tenaga untuk pengangkutan ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) Penyediaan Container untuk pengumpulan sampah secara komunal langsung/tidak langsung. V Pengembangan dan Penataan Kawasan Permukiman dan Sarana Prasarana Penunjang a. Penataan Kawasan Permukiman b. Penyiapan Kaw Permukiman baru d. Bantuan Rehabilitasi Permukiman Kumuh
Kecamatan Jatinegara Kecamatan Jatinegara Kecamatan Jatinegara Semua kelurahan Kecamatan Jatinegara Kecamatan Jatinegara Semua kelurahan Kecamatan Jatinegara Kecamatan Jatinegara Kecamatan Jatinegara Kecamatan Jatinegara Semua kelurahan Semua kelurahan Kel. Pd Kelapa Semua kelurahan Kecamatan Jatinegara Semua kelurahan Kel. Pd. Kopi Semua kelurahan X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X
APBD
Dinas PU Propinsi DKI dan Jak-Tim Dinas PU Propinsi DKI dan Jak-Tim
APBD/ Swasta X APBD APBD X X APBD APBD APBD APBD APBD/ APBN
Dinas PU Propinsi DKI dan Jak-Tim Dinas PU Propinsi DKI dan Jak-Tim Dinas PU Propinsi DKI dan Jak-Tim Dinas Pertambangan dan Energi Prop NTT Dinas PU Propinsi DKI dan Jak-Tim Dinas PU Propinsi DKI dan Jak-Tim Dinas PU Propinsi DKI dan Jak-Tim Dinas PU Propinsi DKI dan Jak-Tim Dinas PU Propinsi DKI dan Jak-Tim Telkom Telkom Dinas PU Propinsi DKI dan Jak-Tim Dinas Kebersihan Propinsi DKI dan Jak-Tim Dinas Kebersihan Propinsi DKI dan Jak-Tim Dinas PU Propinsi DKI dan Jak-Tim Dinas PU Propinsi DKI dan Jak-Tim Dinas PU Propinsi DKI dan Jak-Tim
X X X X X
X X X X X
Pengembangan Struktur Ruang pada Kecamatan Setiabudi, sebagai berikut, dijelaskan pada tabel
Fungsi
Industri dan
Keterangan
Kawasan Industri Pulo
Skala
Internasional
Analisa
Karena kawasan industri pulo gadung
III-276
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
No
Lokasi
Bekasi
Fungsi
pergudangan
Keterangan
Gadung
Skala
Analisa
tersebut dilalui oleh jalan arteri primer, dan didukung dengan luas lahan yang memadai untuk dijadikan sebagai kawasan industri. Selain itu kegiatan industri yang tersebut termasuk kedalam kegiatan industri skala internasional. Karena kawasan industri pulo gadung tersebut dilalui oleh jalan arteri primer, dan didukung dengan luas lahan yang memadai untuk dijadikan sebagai kawasan industri. Selain itu kegiatan industri yang tersebut termasuk kedalam kegiatan industri skala internasional. Karena kawasan industri pulo gadung tersebut dilalui oleh jalan arteri primer, dan didukung dengan luas lahan yang memadai untuk dijadikan sebagai kawasan industri. Selain itu kegiatan industri yang tersebut termasuk kedalam kegiatan industri skala internasional. Karena dilalui oleh jalan arteri primer yang menghubungkan antara wilayah administrasi DKI Jakarta dengan wilayah administrasi Kota Bekasi, dan merupakan sebagai jalur distribusi barang industri. Akan tetapi Karena dilalui oleh jalan arteri primer, pembatasan perkembangan industri di kecamatan Setiabudi, sehingga wilayah kecamatan Setiabudi yang cenderung berdekatan dengan wilayah kota bekasi di usulkan peruntukan lahannya untuk kegiatan perdagangan. Merupakan pusat kegiatan pemerintahan di wilayah Kotamadya Jakarta Timur dan didukung dengan dilewatinya jalan arteri sekunder dan dekat dengan Jalan Tol Jakarta Outer Ring Roud. Karena dilewati dengan jalan arteri sekunder dan dekat dengan jalan tol JORR, serta merupakan rencana yang terdapat dalam RTRW Propinsi DKI Jakarta Tahun 2010 karena merupakan rencana struktur ruang yang terdapat dalam RTRW Propinsi DKI Jakarta Tahun 2010. Karena dilewati oleha jalan arteri sekunder, sehingga memudahkan masyarakat untuk menuju pasar klender dan keberadaan pasar klender tersebut dapat memenuhi kebutuhan masyarakat di kelurahan Setiabudi maupun kelurahan klender untuk memenuhi kebutuhan akan pangan. Karena dilewati oleh jalan kolektor primer dan dilalui oleh angkutan
No
Lokasi
Fungsi
Keterangan
Skala
Analisa
umum maka keberadaan pasar tersebut menimbulkan kebangkitan aktifitas penduduk dalam skala kelurahan. Karena dilewati oleh jalan kolektor primer dan dilalui oleh angkutan umum maka keberadaan pasar tersebut menimbulkan kebangkitan aktifitas penduduk dalam skala kelurahan. Karena dilewati oleh jalan kolektor primer dan dilalui oleh angkutan umum maka keberadaan pasar tersebut menimbulkan kebangkitan aktifitas penduduk dalam skala kelurahan. Karena dilewati oleh jalan kolektor primer dan dilalui oleh angkutan umum maka keberadaan pasar tersebut menimbulkan kebangkitan aktifitas penduduk dalam skala kelurahan. Karena dilewati oleh jalan kolektor primer dan dilalui oleh angkutan umum maka keberadaan pasar tersebut menimbulkan kebangkitan aktifitas penduduk dalam skala kelurahan.
Komersial
Ramayana swalayan
Kelurahan
Kawasan industri
Internasional
10
Komersial
Kelurahan
Nasional
11
Komersial
Kelurahan
Industri
Kegiatan industri
Provinsi
12
Komersial
Kelurahan
Kegiatan perdagangan dan perkantoran dan jasa Ramayana Trade Center Pasar Setiabudi Plaza Ujung Menteng Pusat Perdagangan Ujung Menteng Kantor Walikotamadya Jakarta Timur
Jl. Setiabudi Cilincing (Kelurahan Pulo Gebang, Setiabudi Barat, Setiabudi Timur)
Provinsi
6 7
Kota Kelurahan
Jalan baru (dari Perbatasan Kec. Cilincing Jl. Raya Bekasi) Jl. Raya Bekasi Jl. Sentra Primer Baru Timur Jalan Baru (Dari perbatasan Kec. Cilincing perbatasan Jl. Raya Bekasi) Jalan baru/sejajar Kanal Timur (dari perbatasan Kec. Cilincing berbatasan Kec.
Komersial
Kelurahan
Duren Sawit)
III-277
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Jalan Baru (dari Arteri Primer Baru Jl. Raya Bekasi. Jalan Baru (dari Kanal Timur Jl. Arteri Sekunder Baru/sejajar Tol Cacing) Jalan Baru (dari Kanal Timur sejajar Jl. Raya Bekasi Kanal Timur bagian Jl. Raya Penggilingan (dari Jl. Raya Bekasi rel kereta api/stasiun klender baru) Jl. Rute EE (dari jl. Raya Bekasi Rel. Kereta api) Jl. Pulo Gadung (dari Jl. Raya Bekasi Rel Kereta Api) Jl. Pulo Lio Pulo Kambing Jl. Sentra Primer Baru Timur Jl. Sentra Primer Baru Timur Jl. Bekasi Raya. Jalan baru dalam areal Modern City Jalan baru (sejajar Tol Cacing di Kel. Setiabudi Timur) Jalan baru (sejajar Setiabudi Drain) Jalan Baru (Tol Cacing Setiabudi Drain) Jalan baru (sejajar Kali Setiabudi jalan baru arteri primer/Kel. Setiabudi Barat) Jalan baru (batas antara Kel. Rawa terate Kec. Kelapa gading) Jalan baru (sejajar tegangan tinggi Kel. Rawa Terate Kel. Setiabudi) Jalan Baru (dari Jl. Rute EE Rel kereta api) Jalan sejajar tegangan tinggi (dari Kanal Timur PT JIEP) Jalan Baru (dari Tol Cacing Jl. Penggilingan) Jalan Baru (Jl. Bekasi Raya Tol Cacing) Jalan Baru (dari Jl. Pulo Gebang Komp. Pulo Gebang)
Nama Jalan Jl. Sultan Hamengku Buwono IX Jl. Tipar Setiabudi Jl. DR. KRT. Radjiman Widyodiningrat Jl. Pulo Gebang Jl. Seruni Jl. Palem Raja Jl. Palem Raya Jl. Lingkar Luar Timur Jl. Penggilingan Jl. Setiabudi Cilincing Barat Jl. Setiabudi Cilincing Timur Jl. Bekasi Raya Jl. Sakura Jl. DR. Sumarno Jl. Palad Jl. Menteng Niaga Jl. Tambun rengas Jl. Rorotan 2 Jl. Tanah Malaka Bulak Jl. Komarudin Jl. Ujung Menteng Jl. Kayu Tinggi
Sumber : RTRW Propinsi DKI Jakarta
Fungsi Jalan Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Arteri Sekunder Jl. Kolektor Primer Jl. Arteri Sekunder Jl. Arteri Sekunder Jl. Arteri Arteri Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer
selatan)
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Kali Setiabudi Kali Buaran Kali Bekasi Tengah Banjir Kanal Timur
Sumber : RTRW Propinsi DKI Jakarta
22 75 20 100
Berikut ini adalah rencana pengembangan jaringan utilitas di Kecamatan Setiabudi yang meliputi persampahan, drainase, listrik, telekomunikasi, gas, air bersih, air limbah, telekomunikasi dan air limbah.
B.6.81.3 Listrik
Arahan pengembangan jaringan listrik di Kecamatan Setiabudi adalah : 1. Memperbaiki jaringan listrik yang ada; Meningkatkan daya transmisi yang sudah ada; Mencegah kebocoran atau kebakaran listrik dengan mendistribusikan kabel-kabel Menempatkan gardu-gardu listrik secara terpadu dengan sektor lain, serta Menempatkan jaringan listrik sesuai dengan jaringan jalan dan untuk keamanan Menambah jaringan listrik hingga dapat melayani wilayah yang pada kondisi
B.6.81.1 Persampahan
Produksi sampah di Kecamatan Setiabudi sampai dengan tahun 2030 diperhitungkan sebesar 2.806.989,69 lt/hari. Sedangkan jenis fasilitas yang direncanakan terdiri dari depo sampah sebanyak 8 buah yang tersebar di tiap kelurahan, kontainer sebanyak 58 buah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 6.74 Tabel 6.74 Jumlah Timbulan Sampah Kecamatan Setia Budi
No 1 2 3 4 5 6 7 Kelurahan Setiabudi Penggilingan Pulo Gebang Ujung Menteng Setiabudi Timur Setiabudi Barat Rawa Terate Jumlah Penduduk (jiwa) 11.933 230.037 55.931 55.691 690.444 7009 262 1.051.307 Asumsi Timbulan Sampah (ltr/org/hari) 2.67 2.67 2.67 2.67 2.67 2.67 2.67 Timbulan Sampah (ltr/hari) 31.861,11 614.198,79 149.335,77 148.694,97 1.843.485,48 18.714,03 699,54 2.806.989,69 Timbulan Sampah (m3/hari) 31.86 614.20 149,34 148,69 1.843,49 18,71 0,70 2.806,99
2. 3. 4. 5. 6.
PLN dengan kabel isolasi; mempertimbangkan segi estetika lingkungan; pembangunan jalan baru sebaiknya ditempatkan di bawah tanah; eksisting 2008 belum terlayani listrik.
B.6.81.4 Telekomunikasi
Seluruh masyarakat DKI Jakarta telah terlayani oleh jaringan telekomunikasi dengan baik. Pelayanan telekomunikasi tersebut dapat berupa telepon seluler dan telepon rumah yang jaringannya dikelola oleh PT.Telkom.
B.6.81.2 Drainase
Sistem jaringan drainase di Kecamatan Setiabudi sudah cukup baik. Hal ini terbukti dengan adanya beberapa kali yang terdapat di Kecamatan Setiabudi, yaitu Kali Ciliwung, Kali Cipinang, dan Kali Sunter, serta rencana pembangunan Banjir Kanal Timur. Dan untuk sistem drainase di Kecamatan Setiabudi terdapat rencana pelebaran Kali di Kecamatan Pancoran, yaitu :
III-279
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
No 1 2 3 4 5 6 7
Kelurahan Setiabudi Penggilingan Pulo Gebang Ujung Menteng Setiabudi Timur Setiabudi Barat Rawa Terate Jumlah
Penduduk (jiwa) 11.933 230.037 55.931 55.691 690.444 7009 262 1.051.307
Asumsi Kebutuhan Air Bersih (ltr/org/hari) 175 175 175 175 175 175 175
Kebutuhan Air Bersih (ltr/hari) 2.088.275 40.256.475 9.787.925 9.745.925 120.827.700 1.226.575 45.850 183.978.725
Kebutuhan Air Bersih (m3/hari) 2.088,28 40.256,48 9.787,93 9.745,93 120.827,70 1.226,58 45,85 183.978,73
Pemanfaatan pola ruang Kecamatan Setiabudi terbagi menjadi beberapa pemanfaatan lahan, yaitu Permukiman, Pemanfaatan Lahan Kawasan Perkantoran dan Perdagangan, Pemanfaatan Lahan Kawasan Pelayanan Umum dan Sosial, Pemanfaatan Lahan Kawasan Penyempurna.
B.6.82.1 Permukiman
Dalam rencana pemanfaatan lahan pada Kecamatan Setiabudi, pemanfaatan lahan Kawasan Perumahan yang paling besar penggunaan lahannya yaitu seluas 1361,70 Ha. Rencana pemanfaatan lahan Kawasan Perumahan, terbagi menjadi beberapa pemanfaatan lahan yaitu : Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang dengan penggunaan lahan seluas 164.33 Ha Kawasan perumahan Kepadatan Sedang dengan penggunaan lahan seluas 620.21 Ha Kawasan Perumahan Kepadatan Tinggi dengan penggunaan lahan seluas 59.54 Ha Kawasan Campuran Kecildengan penggunaan lahan seluas 0.14 Ha Kawasan Industri/Kawasan Perumahan Industri Kecil dengan pemanfaatan lahan seluas 292.03 Ha Kawasan Campuran Kecil dengan pemanfaatan lahan seluas 38.60 Ha Kawasan Perumahan Kepadatan Rendah dengan pemanfaatan lahan seluas 104.77 Ha Kawasan Perumahan Susun Taman dengan pemanfaatan lahan seluas 48.57 Ha Kawasan Perumahan Susun dengan penggunaan lahan seluas 33.52 Ha
Berdasarkan perhitungan seperti yang telihat pada Tabel III-13 dapat diketahui bahwa kebutuhan air bersih di Kecamatan Setiabudi setiap harinya berjumlah 183.978.725 liter atau sekitar 183.978,73 m3. Jumlah kebutuhan air bersih sebanding dengan jumlah penduduk, semakin tinggi jumlah penduduk maka jumlah air bersih yang dibutukan akan semakin besar. Kelurahan Setiabudi Timur merupakan kelurahan yang membutuhkan jumlah air bersih terbanyak yaitu sebesar 120.827.700 liter/hari, hal ini karena jumlah penduduk terbanyak di Kecamatan Setiabudi terdapat di Kelurahan Setiabudi Timur.
Lebih jelasnya lihat tabel dibawah ini : Tabel 6.78 Pemanfaatan Lahan Wisma
No Fungsi Lahan Kawasan Perumahan kepadatan Sedang Kawasan Perumahan Kepadatan sedang Kawasan Perumahan Kepadatan Tinggi Kawasan Campuran Kecil Kawasan Industri/Kawasan Perumahan Industri Kecil Kawasan Campuran Kecil/wdg Kawasan Perumahan Kepadatan rendah Kawasan Perumahan Susun Taman Kawasan Perumahan Ssusun Total
Sumber : Hasil Analisa
Luas Lahan (Ha) 164.33 620.21 59.54 0.14 292.03 38.60 104.77 48.57 33.52 1361.70
1 2 3 4 5 6 7 8 9
B.6.82 Rencana Pola Ruang Kecamatan Setiabudi B.6.82.2 Perdagangan dan Perkantoran
III-280
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Dalam rencana pemanfaatan lahan pada Kecamatan Setiabudi, pemanfaatan lahan Kawasan Perkantorna dan Perdagangan merupakan pemanfaatan lahan terbesar kedua, yaitu dengan pemanfaatan lahan seluas 1.292,60 Ha. Rencana pemanfaatan lahan Kawasan Perkantoran dan Perdagangan, terbagi menjadi beberapa pemanfaatan lahan yaitu :
Lebih jelasnya lihat tabel dibawah ini : Tabel 6.80 Pemanfaatan Lahan Suka
No 1 2 3 4 5 6 7 8 Fungsi Lahan Kawasan Pelayanan Pendidikan Kawasan Pelayanan Ibadah Kawasan Pelayanan Kesehatan Kawasan Pelayanan Umum Kawasan Pelayanan Sosial Budaya Kawasan Terbuka Lapangan Olahraga Kawasan Parkir Kawasan Terminal Total Luas Lahan (Ha) 46.80 3.88 1.92 19.44 0.32 7.02 0.44 11.16 90.97
Kawasan Kantor Pemerintahan dengan penggunaan lahan seluas 26.36 Ha; Kawasan Perkantoran Swasta dengan penggunaan lahan seluas 38.56 Ha; Kawasan Perdagangan dengan penggunaan lahan seluas 381.23 Ha; Kawasan Industri dengan pemanfaatan lahan seluas 517.91 Ha; Kawasana Pergudangan dengan pemanfaatan lahan seluas 296.90 Ha; Kawasan Perkantoran Taman dengan pemanfaatan lahan seluas 21.84 Ha;
Lebih jelasnya lihat tabel dibawah ini : Tabel 6.79 Pemanfaatan Lahan Kawasan Perkantoran dan Perdagangan
No 1 2 3 4 5 6 7 Fungsi Lahan Kawasan Kantor Pemerintah Kawasan Perkantoran Swasta Kawasan Perdagangan Kawasan Industri Kawasan Pergudangan Kawasan Perkantoran Taman Kawasan Campuran Besar Total Luas Lahan (Ha) 26.36 38.56 381.23 517.91 296.90 9.81 21.84 1.292,60
Lebih jelasnya lihat tabel dibawah ini : Tabel 6.81 Pemanfaatan Lahan Penyempurna
No 1 2 3 4 5 Fungsi Lahan Kawasan Jalur Hijau dan Hutan Kota Kawasan Taman Kawasan Terbuka Lapangan Olah raga Kawasan Penyempurna Hijau Lindung Kawasan Jalur Hijau dan Hutan Kota Total Luas Lahan (Ha) 78.69 110.05 6.72 0.13 37.53 233.11
Tabel 6.82
III-281
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
No Rekomendasi
Kawasan Perumahan Susun
Lokasi
Lokasi
Jl. Marzuki 1 Jl. Marzuki 2 Jl. Marzuki 3 Jl. Marzuki 4 Jl. Marzuki 6 Jl. Marzuki 7
Fungsi Eksisting
Merupakan bangunan dengan kategori rumah kumuh dan rumah kecil
Fungsi Eksisting
Analisis
dan untuk mengatasi masalah kumuh di wilayah tersebut. Untuk memfasilitas akan kebutuhan tempat tinggal para karyawan industry, didukung dengan lokasi tempat tinggal yang dekat dengan lokasi industry, sehingga dapat mengurangi volume lalu lintas. Karena lokasi tersebut berdekatan dengan Permukiman Industri Kecil (P.I.K).
Rekomendasi
Analisis
Untuk memecahkan masalah kekumuhan di daerah ini maka diusulkan untuk merencakan pembangunan rumah susun dengan tetap mempertahankan penduduk daerah tersebut. Serta untuk mengatasi masalah lingkungan kumuh di wilayah tersebut. Untuk memfasilitasi akan kebutuhan tempat tinggal para karyawan industry, serta untuk menghindari tumbuhnya permukiman kumuh. Untuk memfasilitasi akan kebutuhan tempat tinggal para karyawan industry, serta untuk menghindari tumbuhnya permukiman kumuh. Untuk memfasilitasi akan kebutuhan tempat tinggal para karyawan industry, serta untuk menghindari tumbuhnya permukiman kumuh, dan sesuai dengan rencana yang terdapat dalam RRTRW-C dan LRK Untuk memfasilitasi akan kebutuhan tempat tinggal para karyawan industry, serta untuk menghindari tumbuhnya permukiman kumuh, dan sesuai dengan rencana yang terdapat dalam RRTRW-C dan LRK Karena terdapat dalam kebijakan LRK, sehingga perencanaan selanjutnya mengikuti LRK. Untuk memfasilitasi akan kebutuhan tempat tinggal para karyawan industry, serta untuk menghindari tumbuhnya permukiman kumuh, dan sesuai dengan rencana yang terdapat dalam RRTRW-C dan LRK,
Wisma
9 Kawasan Industri /Kawasan Perumahan industry kecil Kawasan Industri /Kawasan Perumahan industry kecil
- Jl. Marzuki 7 - Jl. Marzuki 8 - Jl. Marzuki 9 Merupakan permukiman Kampung Jembatan - Jl. Bekasi Raya - Jl. Gg Jajan - Jl. H. ismail - Jl. Setiabudi Lio 1 - Merupakan permukiman Kampung Lio - Jl. Tipar Setiabudi - Jl. Inspeksi PAM - Jl. Tebu
Merupakan permukiman sangat kecil dan tidak teratur. Merupakan permukiman rumah sangat kecil dan permukiman rumah kecil. Merupakan permukiman kumuh
Wisma
Wisma Industri Kecil (Wik) Wisma Kecil (Wkc) Wisma industry kecil (Wik)
10 -
Wisma
Jl. Penggilingan raya Merupakan permukiman Kp. Penggilingan Disekitar kali buaran Jl. DR. KRT. Radjiman Widiyodiningrat
Wisma
Wisma
Wisma
11
Jl. Setiabudi Drain Jl. Tipar Setiabudi Jl. H. Matra Jl. Dendrit
Jl. Penggilingan Merupakam permukiman Kp. Ujung krawang Kel. Pulo Gebang Jl. Penggilingan Jl. H. Sanyar Kel. penggilingan
Rumah kecil
Wisma
Wisma industry kecil (Wik) Wisma besar (Wbs) Wisma susun (Wsn) Wisma industry kecil (Wik) Wisma kecil (Wkc) Wisma sedang (Wsd) Wisma besar (Wbs) Wisma susun (Wsn) Wisma kecil (Wkc) Wisma sedang (Wsd) Wisma taman (Wtm) Wisma kecil (Wkc) Wisma sedang (Wsd) Wisma besar (Wbs) Wisma susun (Wsn) Wisma taman (Wtm) Wisma kecil (Wkc) Wisma sedang (Wsd) Wisma besar (Wbs) Wiisma sedang (Wsd) Wisma besar (Wbs) Wisma kecil (Wkc) Wisma
Karena rencana tersebut terdapat dalam LRK dan sebagai salah cara untuk mengatasi masalah kumuh di wilayah tersebut.
Wisma
Karena lokasi tersebut berdekatan dengan rencana pembangunan sentra primer baru dan berdekatan dengan perumahan real estate.
Lahan kosong
Wisma
Wisma industry kecil (Wik) Wisma kecil (Wkc) Wisma sedang (Wsd) Wisma besar (Wbs)
Wisma
Kawasan Industri /Kawasan Perumahan industry kecil Kawasan Industri /Kawasan Perumahan industry kecil
13
Jl. Penggilingan Merupakan permukiman Kp. pisangan Jl. Lingkar luar timur Kel. Pulo Gebang Jl. Lingkar luar timur Kelurahan Pulo
Rumah kecil
Wisma
Karena lokasi tersebut berdekatan dengan rencana pembangunan sentra primer baru dan berdekatan dengan perumahan real estate.
Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang Kawasan Perumahan Kepadatan Rendah Kawasan Perumahan Kepadatan
14
Rumah sangat kecil Rumah kecil Rumah sangat kecil Rumah kecil
Wisma
15
Wisma
III-282
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
No
Lokasi
gebang
Fungsi Eksisting
Lahan kosong
Analisis
tersebut tanpa harus melakukan pembangunan baru, maka diusulkan untuk melakukan perbaikan lingkungan dengan menjadikan peruntukan daerah tersebut menjadi rumah sedang. Untuk mengatasi ketidakteraturan kondisi rumah pada daerah tersebut tanpa harus melakukan pembangunan baru, maka diusulkan untuk melakukan perbaikan lingkungan dengan menjadikan peruntukan daerah tersebut menjadi rumah sedang. Untuk mengatasi ketidakteraturan kondisi rumah pada daerah tersebut tanpa harus melakukan pembangunan baru, maka diusulkan untuk melakukan perbaikan lingkungan dengan menjadikan peruntukan daerah tersebut menjadi rumah sedang. Untuk mengatasi ketidakteraturan kondisi rumah pada daerah tersebut tanpa harus melakukan pembangunan baru, maka diusulkan untuk melakukan perbaikan lingkungan dengan menjadikan peruntukan daerah tersebut menjadi rumah sedang. Untuk mengatasi ketidakteraturan kondisi rumah pada daerah tersebut tanpa harus melakukan pembangunan baru, maka diusulkan untuk melakukan perbaikan lingkungan dengan menjadikan peruntukan daerah tersebut menjadi rumah sedang. Untuk mengatasi ketidakteraturan kondisi rumah pada daerah
Rekomendasi
Sedang
No
-
Lokasi
Jl. Gg. Abadi Jl. Gg. Sentosa Jl. Gg. Damai Jl. Pulo Gebang Jl. Palad (rawa kuning) Jl. Menteng naga Jl. Menteng naga Jl. Rorotan 2 Kelurahan ujung menteng Kel. Setiabudi Timur Jl. Tanah malaka bilak Kel. Setiabudi timur Jl. Tanah Malaka bulak Kel. Setiabudi timur Kampung rawa makmur Kel. Setiabudi timur
Fungsi Eksisting
Analisis
tersebut tanpa harus melakukan pembangunan baru, maka diusulkan untuk melakukan perbaikan lingkungan dengan menjadikan peruntukan daerah tersebut menjadi rumah sedang.
Rekomendasi
Sedang
16
Jl. H. Mayar Jl. Tanjakan Jl. H. Taing Jl. Masnaga 1 Jl. Masnaga 2 Jl. Gg. Sahabat Jl. Gg. Ridho Jl. Gg. Asem Jl. Pulo Gebang Jl. Palad Jl. Pulo gebang Jl. Gg. Nangka
Rumah kecil
Wisma
Wisma kecil (Wkc) Wisma sedang (Wsd) Wisma besar (Wbs) Wisma susun (Wsn)
21
Wisma
Wisma sedang (Wsd) Wisma kecil (Wkc) Wisma sedang (Wsd) Wisma besar (Wbs) Wisma taman (Wtm) Wisma sedang (Wsd) Wisma besar (Wbs) Wisma sedang (Wsd) Wisma taman (Wst) Karena rencana tersebut terdapat dalam LRK dan RRTRW-C
22
Wisma
Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang Kawasan Perumahan Kepadatan Rendah Kawasan Campuran Kecil Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang Kawasan Perumahan Kepadatan Rendah
17
Wisma
Wisma
Karena rencana tersebut terdapat dalam LRK dan RRTRW Karena rencana tersebut terdapat dalam LRK dan RRTRW Karena rencana tersebut terdapat dalam LRK dan RRTRW Karena rencana tersebut terdapat dalam LRK dan RRTRW Karena rencana tersebut terdapat dalam LRK dan RRTRW Karena rencana tersebut terdapat dalam LRK dan RRTRW Karena rencana tersebut terdapat dalam LRK dan RRTRW Karena rencana tersebut terdapat dalam LRK dan RRTRW Karena rencana tersebut terdapat dalam LRK dan RRTRW
24
Wisma
25
Wisma
Wisma
18
Jl. Palad (rawa kuning) Merupakan Kp. Rawa kuning Jl. Remaja Jl. Gg. Mekar Jl. Rawa bebek
Wisma
27 28 29 30 31
Kel. Setiabudi timur Lahan kosong Kel. Setiabudi Timur Kel. Setiabudi timur Lahan kosong Lahan kosong
Wisma Wisma Wisma Wisma Wisma Wisma dagang (Wsg) Wisma susun (Wsn) Wisma kecil (Wkc) Wisma sedang (Wsd) Wisma besar (Wbs) Wisma susun (Wsn) Karya umum taman (Kut) Wisma kecil (Wkc) Wisma besar (Wbs)
19
Rumah kecil
Wisma
Wisma kecil (Wkc) Wisma sedang (Wsd) Wisma besar (Wbs) Wisma susun (Wsn)
32 20 Jl. Gg. Jaimah Jl. Swadaya pos Rumah sangat kecil Rumah kecil Wisma Wisma kecil (Wkc) Wisma Kawasan Perumahan Kepadatan
Lahan kosong
Wisma
III-283
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
No
33 -
Lokasi
Kel. Setiabudi timur Kel. Setiabudi timur Kel. Setiabudi timur Kel. Setiabudi timur
Fungsi Eksisting
Lahan kosong Lahan kosong Lahan kosong Lahan kosong
Analisis
Karena rencana tersebut terdapat dalam LRK dan RRTRW Karena rencana tersebut terdapat dalam LRK dan RRTRW Karena rencana tersebut terdapat dalam LRK dan RRTRW Karena rencana tersebut terdapat dalam LRK dan RRTRW Karena rencana tersebut terdapat dalam LRK dan RRTRW Karena rencana tersebut terdapat dalam LRK dan RRTRW Karena rencana tersebut terdapat dalam LRK dan RRTRW Karena rencana tersebut terdapat dalam LRK dan RRTRW Dengan arahan kebijakan yang terdapat dalam RRTRW-C yang menjadikan wilayah tersebut sebagai kawasan ekonomi prospektif dan perkembangannya juga menjadikan kelurahan tersebut menjadi kawasan perdagangan, maka untuk perencanaannya daerah tersebut diusulkan untuk menjadi karya perdagangan, dan sesuai dengan rencana yang terdapat dalam LRK. Dengan arahan kebijakan yang terdapat dalam RRTRW-C yang menjadikan wilayah tersebut sebagai kawasan ekonomi prospektif dan perkembangannya juga menjadikan kelurahan tersebut menjadi kawasan perdagangan, maka untuk
Rekomendasi
Kawasan Perumahan Kepadatan Tinggi Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang Kawasan Perumahan Kepadatan Tinggi Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang Kawasan Perumahan Susun Taman Kawasan Perumahan Sususn Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang Kawasan Perumahan Kepadatan Tinggi Kawasan Perdagangan
No
Lokasi
Fungsi Eksisting
Analisis
perencanaannya daerah tersebut diusulkan untuk menjadi karya perdagangan, dan sesuai dengan rencana yang terdapat dalam LRK. Dengan arahan kebijakan yang terdapat dalam RRTRW-C yang menjadikan wilayah tersebut sebagai kawasan ekonomi prospektif dan perkembangannya juga menjadikan kelurahan tersebut menjadi kawasan perdagangan, maka untuk perencanaannya daerah tersebut diusulkan untuk menjadi karya perdagangan, dan sesuai dengan rencana yang terdapat dalam LRK. Karena rencana tersebut terdapat di dalam RRTRW-C Tahun 2005 dan juga telah memiliki UDGL. Karena rencana tersebut terdapat di dalam RRTRW-C Tahun 2005 dan juga telah memiliki UDGL. Karena rencana tersebut terdapat di dalam RRTRW-C Tahun 2005 dan juga telah memiliki UDGL. Karena rencana tersebut terdapat di dalam RRTRW-C Tahun 2005 dan juga telah memiliki UDGL. Dengan arahan kebijakan yang terdapat dalam RRTRW-C yang menjadikan wilayah tersebut sebagai kawasan ekonomi prospektif dan perkembangannya juga menjadikan kelurahan tersebut menjadi kawasan perdagangan, maka untuk perencanaannya daerah tersebut diusulkan untuk menjadi karya perdagangan, dan
Rekomendasi
34
Wisma
43
35
Wisma
Wisma
Kawasan Perdagangan
36
Wisma
37 38 39
Kel. Setiabudi timur Kel. Setiabudi timur Kel. Setiabudi timur Kel. Setiabudi timur Jl. Bekasi Raya Kel. Setiabudi
Lahan kosong Lahan kosong Lahan kosong Rumah sangat kecil Rumah sangat kecil Rumah kecil Ruko dan toko-toko
Wisma Wisma
44
40
Jl. Walikota Jaktim Jl. Penggilingan Jl. Walikota Jaktim Jl. Penggilingan Jl. Walikota Jaktim Jl. Penggilingan Jl. Walikota Jaktim Jl. Penggilingan Jl. Bekasi Raya
Karya Bangunan Umum dan fasilitasnya Karya Bangunan Umum dan fasilitasnya Karya Bangunan Umum dan fasilitasnya Karya Bangunan Umum dan fasilitasnya Karya Bangunan Umum dan fasilitasnya
Karya perdagangan
Kawasan Perdagangan
41
45
Rumah sangat kecil Rumah kecil Rumah sangat kecil Rumah kecil Rumah sangat kecil Rumah kecil Rumah kecil
Karya perdagangan
Kawasan Perdagangan
46
Karya perdagangan
Kawasan Perdagangan
47
Karya perdagangan
Kawasan Perdagangan
48
Karya campuran
Kawasan Perdagangan
42
Wisma
Kawasan Perdagangan
III-284
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
No
Lokasi
Fungsi Eksisting
Analisis
sesuai dengan rencana yang terdapat dalam LRK. Dengan arahan kebijakan yang terdapat dalam RRTRW-C yang menjadikan wilayah tersebut sebagai kawasan ekonomi prospektif dan perkembangannya juga menjadikan kelurahan tersebut menjadi kawasan perdagangan, maka untuk perencanaannya daerah tersebut diusulkan untuk menjadi karya perdagangan, dan sesuai dengan rencana yang terdapat dalam LRK. Dengan arahan kebijakan yang terdapat dalam RRTRW-C yang menjadikan wilayah tersebut sebagai kawasan ekonomi prospektif dan perkembangannya juga menjadikan kelurahan tersebut menjadi kawasan perdagangan, maka untuk perencanaannya daerah tersebut diusulkan untuk menjadi karya perdagangan, dan sesuai dengan rencana yang terdapat dalam LRK. Karena rencana tersebut terdapat di dalam RRTRW-C Tahun 2005 dan juga telah memiliki UDGL.
Rekomendasi
No
Lokasi
Fungsi Eksisting
Analisis
Rekomendasi
49
Rumah kecil
Karya campuran
Kawasan Perdagangan
54
Lahan kosong
Karena rencana tersebut terdapat di dalam RRTRW-C Tahun 2005 dan juga telah memiliki UDGL.
Kawasan Perdagangan
55
Lahan kosong
Karena rencana tersebut terdapat di dalam RRTRW-C Tahun 2005 dan juga telah memiliki UDGL.
Kawasan Perdagangan
56 Kawasan Perdagangan
Lahan kosong
50
Lahan kosong
Wisma Bangunan Umum dan fasilitasnya Karya Bangunan Umum dan fasilitasnya
Karena rencana tersebut terdapat di dalam RRTRW-C Tahun 2005 dan juga telah memiliki UDGL.
Kawasan Perdagangan
57
Lahan kosong
Karena rencana tersebut terdapat di dalam RRTRW-C Tahun 2005 dan juga telah memiliki UDGL.
Kawasan Perdagangan
58
Rumah kecil
51
Lahan kosong
52
Lahan kosong
53
Lahan kosong
Wisma Bangunan Umum dan fasilitasnya Karya Bangunan Umum dan fasilitasnya Wisma Bangunan Umum dan fasilitasnya Karya Bangunan Umum dan fasilitasnya Wisma Bangunan Umum dan fasilitasnya Karya
Kawasan Perdagangan
Karena rencana tersebut terdapat di dalam RRTRW-C Tahun 2005 dan juga telah memiliki UDGL.
Kawasan Perdagangan
Dengan arahan kebijakan yang terdapat dalam RRTRW-C yang menjadikan wilayah tersebut sebagai kawasan ekonomi prospektif dan perkembangannya juga menjadikan kelurahan tersebut menjadi kawasan perdagangan, maka untuk perencanaannya daerah tersebut diusulkan untuk menjadi karya perdagangan, dan sesuai dengan rencana yang terdapat dalam LRK. Karena rencana tersebut terdapat di dalam RRTRW-C Tahun 2005 dan juga telah memiliki UDGL.
Kawasan Perdagangan
Karena rencana tersebut terdapat di dalam RRTRW-C Tahun 2005 dan juga telah memiliki UDGL.
Kawasan Perdagangan
59
III-285
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
No
60
Lokasi
Jl. Walikota Jaktim
Fungsi Eksisting
Rumah kecil
Analisis
Karena rencana tersebut terdapat di dalam RRTRW-C Tahun 2005 dan juga telah memiliki UDGL. Karena rencana tersebut terdapat di dalam RRTRW-C Tahun 2005 dan juga telah memiliki UDGL. Karena rencana tersebut terdapat di dalam RRTRW-C Tahun 2005 dan juga telah memiliki UDGL. Karena rencana tersebut terdapat di dalam RRTRW-C Tahun 2005 dan juga telah memiliki UDGL. Karena rencana tersebut terdapat di dalam RRTRW-C Tahun 2005 dan juga telah memiliki UDGL. Karena rencana tersebut terdapat di dalam RRTRW-C Tahun 2005 dan juga telah memiliki UDGL. Karena rencana tersebut terdapat di dalam RRTRW-C Tahun 2005 dan juga telah memiliki UDGL. Karena rencana tersebut terdapat di dalam RRTRW-C Tahun 2005 dan juga telah memiliki UDGL. Karena rencana tersebut terdapat di dlm RRTRWC Tahun 2005 dan juga telah memiliki UDGL. Karena rencana tersebut terdapat di dalam RRTRW-C Tahun 2005 dan juga telah memiliki UDGL. Karena rencana tersebut terdapat di dalam RRTRW-C Tahun 2005 dan juga telah memiliki UDGL.
Rekomendasi
Kawasan Perkantoran Swasta
No
Lokasi
Fungsi Eksisting
Analisis
Rekomendasi
72 Kawasan Perkantoran Swasta Kawasan Perkantoran Swasta Kawasan Perkantoran Swasta Kawasan Perkantoran Swasta Kawasan Perkantoran Swasta Kawasan Perkantoran Swasta Kawasan Perkantoran Swasta Kawasan Perkantoran Swasta Kawasan Perkantoran Swasta Kawasan Perkantoran Swasta 74
Lahan kosong
61
Karena rencana tersebut terdapat di dalam RRTRW-C Tahun 2005 dan juga telah memiliki UDGL.
62
Rumah kecil
73
Industry kecil
63
64
Rumah kecil
65
66
Rumah kecil
Lahan kosong
Karya Industri
Karya pergudangan
67
75
Rumah kecil
Karya Industri
Karya pergudangan
68
Rumah kecil
76
Jl. Penggilingan
69
Lahan kosong
Karya Industri
70
Lahan kosong
77
Jl. Penggilingan
Lahan kosong
Karya Industri
71
Lahan kosong
Karena rencana tersebut terdapat di dalam RRTRW-C Tahun 2005 dan juga telah memiliki UDGL.
78
Lahan kosong
Karya Industri
Dengan arahan kebijakan yang terdapat dalam RRTRW-C yang menjadikan wilayah tersebut sebagai kawasan ekonomi prospektif dan perkembangannya juga menjadikan kelurahan tersebut menjadi kawasan perdagangan, maka untuk perencanaannya daerah tersebut diusulkan untuk menjadi karya perdagangan, dan sesuai dengan rencana yang terdapat dalam LRK. Karena dalam RTRW Propinsi DKI Jakarta, wilayah Kecamatan Setiabudi diarahkan sebagai kawasan industry dan kawasan pergudangan Karena dalam RTRW Propinsi DKI Jakarta, wilayah Kec. Setiabudi diarahkan sebagai kawasan industry dan kawasan pergudangan Karena dalam RTRW Propinsi DKI Jakarta, wilayah Kecamatan Setiabudi diarahkan sebagai kawasan industry dan kawasan pergudangan Karena dalam RTRW Propinsi DKI Jakarta, wilayah Kecamatan Setiabudi diarahkan sebagai kawasan industry dan kawasan pergudangan Karena dalam RTRW Propinsi DKI Jakarta, wilayah Kecamatan Setiabudi diarahkan sebagai kawasan
Kawasan Pergudangan
Kawasan Pergudangan
Kawasan Pergudangan
Kawasan Pergudangan
Kawasan Pergudangan
III-286
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
No
Lokasi
Fungsi Eksisting
Analisis
industry dan kawasan pergudangan
Rekomendasi
fasilitas sosial tersebut berupa pendidikan, kesehatan, peribadatan, olahraga, serta fasilitas pengendali bencana.
B.6.83.1 Pendidikan
Kawasan Pergudangan
79
Karya Industri
Karya campuran Karya industry Karya pergudangan Karya campuran Karya industry Karya pergudangan Karya pergudangan (Kpg)
80
Karya Industri
81
Karya Industri
82
Karya Industri
83
Lahan kosong
Karya Industri
Karena dalam RTRW Propinsi DKI Jakarta, wilayah Kecamatan Setiabudi diarahkan sebagai kawasan industry dan kawasan pergudangan Karena dalam RTRW Propinsi DKI Jakarta, wilayah Kecamatan Setiabudi diarahkan sebagai kawasan industry dan kawasan pergudangan Karena dalam RTRW Propinsi DKI Jakarta, wilayah Kecamatan Setiabudi diarahkan sebagai kawasan industry dan kawasan pergudangan Karena dalam RTRW Propinsi DKI Jakarta, wilayah Kecamatan Setiabudi diarahkan sebagai kawasan industry dan kawasan pergudangan Karena dalam RTRW Propinsi DKI Jakarta, wilayah Kecamatan Setiabudi diarahkan sebagai kawasan industry dan kawasan pergudangan
Berdasarkan hasil analisis dan perhitungan kebutuhan fasilitas pendidikan di Kecamatan Setiabudi, pada tahun 2030 Kecamatan Setiabudi harus menyediakan 1.367 unit fasilitas pendidikan dengan skala pelayanan kelurahan maupun kecamatan dengan rincian 841 unit TK, 421 unit SD, 70 unit SLTP, serta 35unit SLTA
Kawasan Pergudangan
B.6.83.2 Kesehatan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, diketahui bahwa pada Kecamatan Setiabudi
Kawasan Pergudangan
terdapat beberapa jenis fasilitas kesehatan yang masih diperlukan namun jumlahnya belum memadai. Jika dilakukan perbandingan dengan kondisi eksisting 2006, maka hingga tahun 2030 diperlukan 107 unit fasilitas kesehatan berupa 2 unit Rumah Sakit, 35 unit puskesmas, 35 unit Pos KB dan 35 unit apotik.
Kawasan Pergudangan
B.6.83.3 Peribadatan
Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kecamatan Setiabudi akan sarana peribadatan maka diperlukan penambahan
Kawasan industry
fasilitas peribadatan berupa masjid kelurahan, masjid kecamatan, tempat ibadah lainnya untuk 60.000 jiwa penduduk, dan tempat ibadah lainnya untuk 200.000 jiwa penduduk. Lokasi penambahan tersebut disesuaikan dengan lokasi masyarakat yang membutuhkan fasilitas tersebut serta memperhatikan jaringan utilitas dan transportasi yang ada.
84 85 86 87 88 89 90 91
Kel. Setiabudi Barat Rumah sangat kecil Lahan kosong Lahan kosong Lahan kosong Lahan kosong Rumah sangat kecil Rumah kecil Rumah sangat kecil Hijau Binaan dan fasilitasnya Karya Taman Karya Taman Karya Taman Karya Taman Hijau Binaan dan fasilitasnya Wisma dan fasilitasnya Penyempurn a hijau umum (Phu) Penyempurn a hijau umum Penyempurn a hijau umum Wisma Wisma Penyempurn a tegangan tinggi (Ptt) Wisma susun (Wsn) Kawasan Jalur Hijau dan Hutan Kota Kawasan Taman Kawasan Taman Kawasan Taman Kawasan Taman Kawasan Jalur Hijau dan Hutan Kota Kawasan Terminal
Kel. Setiabudi timur Kel. Setiabudi timur Kel. Setiabudi timur Kel. Setiabudi timur - Kel. Setiabudi - Kel. Pulo Gebang - Jl. Lingkar luar timur
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
1.
Perbaikan daerah sempadan sungai melalui penghijauan; Peningkatan kapasitas danau dan sungai; Perbaikan saluran air yang tertutup perkerasan serta membuat saluran air baru Sebaran distribusi sarana dan prasana kebakaran pada setiap kelurahan; Perbaikan lingkungan berupa pelebaran jalan lingkungan sehingga
penggal jalan tertentu. Rencana intensitas bangunan meliputi ketinggian bangunan, KDB, dan KLB. Rencana intensitas bangunan di Kecamatan Setiabudi Tahun 2030 dapat dilihat pada Tabel 6.84
2. 3. 4.
5.
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
X X X X X X
X X X X X
A. Permukiman
X X
DTK DTK Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI dan Jak-Tim Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI dan Jak-Tim Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI dan Jak-Tim Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI dan Jak-Tim Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI dan Jak-Tim
X X
X X X
X X X X X
APBD APBD
III
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
NO Dasar
Program
Kegiatan a. Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Jaringan Air Bersih di semua kelurahan b. Identifikasi dan Pembangunan Potensi Air Bersih dari Sumur-Sumur Artesis Pengembangan Danau Buatan Untuk mendukung penyediaan Air Bersih e. Kerjasama dengan Swasta untuk Pengembangan Sumber Air Bersih a. Pembangunan dan pemeliharaan Jaringan Sistem Sanitasi b. Mendorong pembangunan Jaringan Sistem Sanitasi Komunal pada pusat-pusat kegiatan a. Peningkatan Jaringan Listrik a. Pengembangan dan pemeliharaan Jaringan Drainase Perkotaan b. Peningkatan Kapasitas Drainase Mikro Drainase sekunder Kali Ciliwung, Kali sunter, Kali Cipinang d. Penyelesaian pembangunan Banjir Kanal Timur e. Penataan Ruang Kawasan sekitar DAS dan normalisasi sungai a. Peningkatan pelayanan jaringan telekomunikasi fixline dan wireless b. Pengembangan Jar telepon Umum dan Wartel di Kaw PLB Pembangunan SPA Peningkatan alat dan tenaga untuk pengangkutan ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) Penyediaan Container untuk pengumpulan sampah secara komunal langsung/tidak langsung. a. Penataan Kawasan Permukiman b. Penyiapan Kaw Permukiman baru d. Bantuan Rehabilitasi Permukiman Kumuh
Lokasi
5 Th I X
Pihak Terkait
Semua kelurahan Kecamatan Jatinegara Kecamatan Jatinegara Kecamatan Jatinegara Semua kelurahan Kecamatan Jatinegara Kecamatan Jatinegara Semua kelurahan Kecamatan Jatinegara Kecamatan Jatinegara Kecamatan Jatinegara Kecamatan Jatinegara Semua kelurahan Semua kelurahan Kel. Pd Kelapa Semua kelurahan Kecamatan Jatinegara Semua kelurahan Kel. Pd. Kopi Semua kelurahan
Dinas PU Propinsi DKI dan Jak-Tim Dinas PU Propinsi DKI dan Jak-Tim Dinas PU Propinsi DKI dan Jak-Tim
a. Air Bersih
X X X
X X X X
Dinas PU Propinsi DKI dan Jak-Tim Dinas PU Propinsi DKI dan Jak-Tim Dinas PU Propinsi DKI dan Jak-Tim Dinas Pertambangan dan Energi Prop NTT Dinas PU Propinsi DKI dan Jak-Tim Dinas PU Propinsi DKI dan Jak-Tim Dinas PU Propinsi DKI dan Jak-Tim Dinas PU Propinsi DKI dan Jak-Tim Dinas PU Propinsi DKI dan Jak-Tim Telkom Telkom Dinas PU Propinsi DKI dan Jak-Tim Dinas Kebersihan Propinsi DKI dan Jak-Tim Dinas Kebersihan Propinsi DKI dan Jak-Tim Dinas PU Propinsi DKI dan Jak-Tim Dinas PU Propinsi DKI dan Jak-Tim Dinas PU Propinsi DKI dan Jak-Tim
b. Air Limbah
c. Jaringan Listrik
X X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X X X
d. Jaringan Drainase
X X X X X
e. Jaringan Telekomunikasi
f.
Jaringan Persampahan
X X X X X
Tabel 6.84 Rencana Intensitas dan Kepadatan Bangunan Kecamatan Setiabudi Tahun 2030
III-290
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
No A Setiabudi
Lokasi/Kelurahan
Peruntukan
KDB (%)
KLB
No 1 2 3 4 5 6 7 8 B 1 2
Lokasi/Kelurahan Sepanjang Jl. Bekasi raya (mulai dari Komp. PLN ke arah utara) Kawasan PT. JIEP Perumahan padat (permukiman MHT) Kawasan PT. JIEP (peruntukan KUT) Kawasan PT> JIEP (peruntukan perumahan) sekitar stasiun kereta api Pasar Klender (sepanjang Jl. Bekasi Raya) Belakang pasar Klender Jl. Rute EE sebelah selatan Penggilingan Sejajar rel kereta api Kiri-kanan Jl. Penggilingan termasuk perumahan PT. Aneka Elok RE, PT. Buanan Indah RE, PIK, permukiman MHT, Kampung Penggilingan Jl. Sentra Primer Baru Timur sebelah utara Jl. Sentra Primer Baru Timur sebelah selatan Jl. Raya Penggilingan (PT. Indo hero, Indo Mahon, RPH) Pulo Gebang Jl. Sentra Primer Baru Timur sebelah Utara Jl. Sentra Perimer Baru Timur sebelah selatan Sepanjang tol Setiabudi-Cilincing Jl. Raya Pulo Gebang, perumahan ASCO, Gebang Kirana, Mas Naga, permukiman MHT Jl. Raya Pulo Gebang sebelah selatan Kali Setiabudi Jl. Raya Pulo Gebang sebelah timur Sebelah selatan tegangan tinggi dan sisi Banjir Kanal Timur Sebelah barat dan timur Banjir Kanal Timur (berbatasan dengan Kotamadya Bekasi) Ujung Menteng Komp. Pertamina, Modern Land, Metropolitan Development, permukiman MHT Sepanjang Jl. Raya Bekasi sebelah UtaraSelatan sampai berbatasan dengan Kotamadya Bekasi Dalam areal Metropolitan Development Sisi Banjir Kanal Timur 9Gudang PLN) Lokasi kebon bibit Setiabudi Timur
Peruntukan Kpd/Kkt Kin Wisma Kut Wisma Kpd/Kkt Wisma Wisma Wisma Wisma
KDB (%) 60 60 60 20 60 50 50 40 60 60
KLB 2.4 2.4 1.2 1.2 1.2 3.5 3.5 1.6 2.4 1.2
3 4 5 C. 1 2 3 4
16 32 4
50 40 60
3.5 5 2.4
16 32 16 2
50 40 50 60
5 6 7 8 D 1
4 4 4 2
60 20 20 20
Wisma
60
1.2
Kkt/Kpd/Kin
55
3 4 5 E
4 4 4
60 20 20
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Lokasi/Kelurahan Sepanjang Jl. Tol Setiabudi-Cilincing sebelah timur Jl. Tol Setiabudi-Cilincing berbatasan dengan Kecamatan Cilincing Persimpangan Jl. Raya Bekasi dengan Tol Setiabudi-Cilincing Jalan masuk Tol Setiabudi-Cilincing (sisi Jl. Cacing sebelah timur) Pusat kegiatan modern city Sisi utara Jl. Raya Bekasi Sisi selatan Jl. Raya Bekasi Rawa rorotan (kaw. Modern City) Perumahan modern city, perumahan soneta mulia buana RE, Taman Pulo gebang Permai, permukiman MHT. Setiabudi Barat Sepanjang Jl. Tol Setiabudi-Cilincing Jl. Tol Setiabudi-Cilincing berbatasan dengan kec. Cilincing Sisi Barat Setiabudi Drain (PT. JIEP) Gudang peluru industri Sepanjang Jl. Raya Bekasi (kiri-kanan) Sebelah barat Jl. Penggilingan (PT. United Tracktor) Belakang kantor Kecamatan (PT. Kabel Metal) sampai Kali Setiabudi Belakang pasar Setiabudi, sisi timur dan barat Setiabudi Drain, kiri-kanan Jl. Setiabudi Tipar Jl. Tipar Setiabudi (dekat poll PPD/kantor lurah Setiabudi Barat) Persimpangan Jl. Raya Bekasi dengan Tol Setiabudi-Cilincing) Rawa Terate Sepanjang Jl. Raya Bekasi sebelah selatan dan utara PT. JIEP dan Taruma Indah, PT. Yamaha, PT. Yasonta Jl. Rute EE sisi kiri-kanan (sebelah utara) Jl. Rute EE (sebelah timur) PT. Krama Yudha Perumahan Nusa Kirana Kin
Peruntukan
KDB (%) 60 50 50 50 50 55 55 55 60
F 1 2 3 4 5 6 7 8
4 16 4 4 8 4 4 2
60 50 60 60 55 60 60 60
9 10 G 1 2 3 4 5 6
Kkt/Kpd/Wkt/Wdg Kkt/Kpd/Kin
4 16
60 50
2.4 3.5
8 4 4 4 4 2
55 60 60 40 60 60
III-292