You are on page 1of 10

SENYAWA BIOAKTIF

Synthesis and Antifungal Activity of Some Substituted Phenothiazines and Related Compounds

Nama NIM Kelas Prodi

: : : :

Juliana Meray 09 311 523 C Semester V Ilmu Kimia

JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGRI MANADO 2011

Sintesis dan Aktifitas Antijamur Substituen Phenothiazines dan Senyawa-Senyawa yang Terkait
A. Agenda
Agenda pembahasan sintesis dan aktifitas antijamur substituen Phenothiazines dan senyawa-senyawa yang terkait adalah sebagai berikut: Sintesis dan Aktifitas Antijamur Substituen Phenothiazines dan SenyawaSenyawa yang Terkait Hasil dan Pembahasan

Pendahuluan

Kimia

Kesimpulan

Eksperimen Aktifitas Antijamur

Kimia

Prosedur Umum untuk Memperoleh Turunan N-acyl


10-(Chloroacetyl)-10H-carbazole

Prosedur Umum untuk Memperoleh Turunan N-alkyl

B. Pendahuluan
Kasus yang diakibatkan oleh jamur semakin meningkat khususnya penyakit yang disebabkan oleh jamur dengan spesies Candida. Hal ini diperparah oleh kurang tersedianya obat antijamur. Hal inilah yang membuat para ilmuan tertarik untuk membuat obat antijamur yang lebih efektif yang kurang/tidak bersifat toksik. Senyawa yang diteliti sebagai agen antijamur adalah pipothiazine (PIP), promethazine (PMZ), beberapa seri turunan N-acyl dan N-alkyl phenothiazine.

C. Kimia
Bagian kimia ini membahas tentang prosedur sintesis yang dilakukan terhadap beberapa senyawa yang diteliti. 1. Tahap 1 Senyawa 1 Direaksikan dengan -Cl-propanoyl chloride Senyawa 2 Direaksikan dengan senyawa 3 yang tersedia secara komersial pipothiazine
-Clpropanoyl chloride

2. Tahap 2 Turunan N-acyl 2, 4, 6, 7, dan 8 Disintesis menggunakan microwave irradiation (MW) Turunan 2 dan 4 menggunakan b-chloro propanoyl chloride Turunan 6 dan 8 menggunakan a-chloro acetyl chloride Turunan 7 menggunakan acetyl chloride

3. Tahap 3 Turunan N-acyl 4 dan 6 Direduksi dengan borane in situ Senyawa N-acyl 5 dan 9

Reduction with borane generated in situ situ

4. Tahap 4 Turunan N-acyl 10 dan 11 Dipersiapkan menggunakan MW dari amina yang paling tepat dengan chloro acetylchloride Senyawa 12 Disintesis melalui prosedur conventional menggunakan acetyl chloride dan carbazole yang tersedia secara komersial

5. Tahap 5 Tahap 5 ini dijelaskan 2 kali. Pertama dijelaskan secara singkat (prosedur tidak lengkap) dan kedua dijelaskan melalui prosedur lengkapnya. Pertama: Senyawa nitro 13 Direduksi dengan Zn/CaCl2 Senyawa 14 Mendapat perlakuan dengan -chloro-acetyl chloride dan MW Turunan N-acyl 15 Kedua: 2-nitro-diphenylthiobenzene (13) (500 mg, 2.16 mmol) direduksi dengan Zn (4.6 g) dan CaCl2 (155 mg) dalam ethanol 78% (15.5 mL) Campuran Direflux selama 2 jam Disaring dan solven dipisahkan secara in vacuo. Amine (14) Dimurnikan dengan p-TLC menggunakan eluent hexane: dichloromethane 1:1 Amine (14) Mendapat perlakuan dengan -chloro-acetyl chloride dan MW 2-(N-Chloroacetylamine)-1-phenylthiobenzene (15)

Zn/CaCl2

-chloroacetyl chloride, MW

D. Hasil dan Pembahasan


Senyawa 1 sedikit aktifitas antijamur dan synthetic precursors 2 dan 3 tidak menunjukkan aktifitas anti jamur. Senyawa 4 dan 5 tidak menunjukkan aktifitas antijamur. Rantai karbon yang terikat pada atom N-10 sangat penting bagi aktifitas physiological (antihistaminic vs antipsychotic) karena aktifitas antijamur PMZ diamati, senyawa 6 disintesis dan dievaluasi. Mengejutkan bahwa senyawa 6 ditemukan memiliki aktif yang berbeda-beda untuk setiap jenis ragi dan jamur. Berdasarkan pengamatan aktifitas senyawa 6, turunan N-acyl yang lain (7 and 8) dan N-alkyl (9) disiapkan dan dievaluasi. Tidak ada satu pun dari ketiga senyawa ini yang aktif. Akhirnya, dengan tujuan untuk mencapai pendekatan yang lebih baik pada hubungan struktur dan aktifitas, beberapa molekul dengan modifikasi pada tingkat yang berbeda dengan senyawa 6 disintesis: a. Penggantian isoterik sulfur oleh atom oksigen(10). b. Pembukaan susunan phenothiazine untuk mendapatkan dianiline (11) atau diphenylthioether (15) yang sesuai. Senyawa ini didapatkan dari asilasi senyawa 14 dengan a-chloro acetyl chloride. c. Kontraksi/pemusatan cincin heterocyclic (12). Didapatkan hasil bahwa tidak ada satu pun dari senyawa ini (10, 11, 12 and 15) menghambat pertumbuhan jamur .

E. Eksperimen
Alat dan bahan yang digunakan: Spektra NMR direkam (CDCl3) pada Bruker AC 300 atau pada Avance 500 spectrometers. Sinyal berupa Hz (s: singlet, bs: broad singlet, d: doublet, t: triplet, dd: double doublet, dt: double triplet, m: multiplet). Spektra IR direkam menggunakan Perkin Elmer Spectrum One FT-IR spectrophotometer. Spektra mass resolusi tinggi menggunakan Bruker micrOTOF-Q II spectrometer. MW oven Electrolux EH-20D. Preparative thin layer chromatography (p-TLC) menggunakan Merck Silica Gel 60 GF254; dan TLC analitik menggunakan Merck aluminum sheets Silica Gel 60 GF254. Senyawa komersial diambil dari Aldrich Chemical Co. THF di-distilasi dengan sodium/benzophenone.

Senyawa 12, data yang didapatkan tidak sesuai dengan data yang ada dalam literature sehingga dianggap sebagai senyawa baru.

Prosedur Umum untuk Memperoleh Turunan N-acyl Nama Senyawa 10-(3-Chloropropionyl)N,N-dimethyl-10Hphenothiazine-2sulfonamide (senyawa 2) 10-(3-Chloropropionyl)10H-phenothiazine (senyawa 4) 10-(Chloroacetyl)-10Hphenothiazine (senyawa 6) 10-(Acetyl)-10Hphenothiazine (senyawa 7) 10-(Chloroacetyl)-N,Ndimethyl-10Hphenothiazine-2-sulfon amide (senyawa 8) 10-(Chloroacetyl)-10Hphenoxazine (senyawa 10) 2-Chloro-N,Ndiphenylacetamide (senyawa 11) Amine (senyawa 14) 2-(N-Chloroacetylamine)-1phenylthiobenzene (senyawa 15) Keterangan: 10-(Chloroacetyl)-N,N-dimethyl-10H-phenothiazine-2-sulfon amide (senyawa 8). Yield 50%. IR (Nujol, cm1): 1696 (C]O), 1339 (SO2N(CH3)2),1154 (SO2N(CH3)2). 1H-NMR (400 MHz, CDCl3): d 2.71 (s, 6H, SO2N(CH3)2), 4.06 (d, J 13.6 Hz, 1H, -CHHCI), 4.24 (d, J 12.8 Hz, 1H, -CHHCI), 7.27 (dt, Jo 7.6 Hz Jm 1.6 Hz, 1H, Ar),7.34 (dt, Jo 7.6 Hz J m 1.6 Hz, 1H, Ar), 7.44 (d, J 7.6 Hz, 2H, Ar), 7.51 (d, Jo 8.4 Hz, 1H, Ar), 7.58 (dd, Jo 8.0 Hz Jm 1.6 Hz, 1H, Ar), 7.97 (d, Jm 1.6 Hz, 1H, Ar) ppm. 13C-NMR (75 MHz, CDCl3): d 165.6, 138.0, 136.9, 134.2, 129.8, 128.6, 128.2, 128.0, 126.6, 126.2, 41.7, 38.1 ppm. HRMS (ESI): calcd for C16H15O3S2N2ClNa, 405.0105, found 405.0108. 10-(Chloroacetyl)-10H-phenoxazine (senyawa 10). Yield 91%. IR (KBr, cm_1): 1675 (C]O).1H-NMR (300 MHz, CDCl3): d 4.35 (s, 2H, CH2CI), 7.14e7.28 (m, 6H, Ar), 7.58 (d, J 7.7 Hz, 2H, Ar) ppm. 13C-NMR (75 MHz, CDCl3): d 41.5, 117.1, 123.7, 124.3, 127.6, 128.5, 150.9, 165.3 ppm. HRMS (ESI): calcd for C14H11O2NCl, 260.0473, found, 260.0482. Wujud Perbandingan p-TLC hexane: dichloromethane 1:4 v/v Titik Lebur

Padatan putih Padatan putih Padatan putih Padatan putih Padatan kuning Padatan putih Padatan putih Minyak kuning Padatan putih

195-198o C

1:3 v/v 1:3 v/v 1:2 v/v

127-130o C 112-114o C 196-199o C

1:4 v/v

205o C

1:2 v/v 1:3 v/v 1:1 1:2 v/v

140-142o C 116-118o C 65-66o C

Amine (senyawa 14). Yield 94%. IR (film): 3468 (NH), 3371 (NH). 1HNMR (300 MHz), CDCI3): d 4.47 (s, 2H, NH2), 6.95 (m, 2H, Ar), 7.29 (m, 3H, Ar), 7.41 (m, 3H, Ar), 7.65 (dd, 1H, Ar) ppm. 13C-NMR (75 MHz), CDCI3: d 114.2,115.3,118.7,125.4,126.4,128.9,131.1,136.7, 137.4, 148.8 ppm. 2-(N-Chloroacetylamine)-1-phenylthiobenzene (senyawa 15). yield 91%. IR (Nujol, cm_1): 3315 (NH), 1700 (C]O), 1685 (C]N). 1H-NMR (300 MHz, CDCl3): d 4.08 (s, 2H, -CH2CI), 7.09e7.27 (m, 6H, Ar), 7.47 (t, J 8.2 Hz, 1H, Ar), 7.63 (d, J 7.7 Hz, 1H, Ar), 8.4 (d, J 8.2 Hz, 1H, Ar), 9.5 (s, 1H, NH) ppm. 13C-NMR (75 MHz, CDCl3): d 43.0, 120.7, 121.5, 125.2, 126.4, 127.6, 129.2, 130.8, 135.2, 136.6, 138.7, 163.9 ppm. HRMS (ESI): calcd for C14H12ONSClNa, 300.0220, found, 300.0231. 10-(Chloroacetyl)-10H-carbazole 12

Senyawa 12 berupa padatan putih. Mp: 88-92o C. larutan carbazole (400 mg, 2.39 mmol) dalam DMF kering (4 mL) Ditambahkan a-chloro acetyl chloride setetes demi setetes (0.95 ml) Reaksi dipertahankan pada suhu 80o C selama 2 hari. Solvent dipisahkan secara in vacuo campuran mendapat perlakuan dengan larutan NaOH 5% diekstraksi dengan dichloromethane (3x10 mL) Produk Kasar Dimurnikan dengan p-TLC menggunakan eluent hexane:dichloromethane Keterangan: 10-(Chloroacetyl)-10H-carbazole (senyawa 12). Yield 90%. IR (KBr, cm_1): 1699 (C]O). 1H-NMR (500 MHz, CDCl3): d 4.72 (s, 2H, CH2CI), 7.45 (t, J 10 Hz, 2H, Ar), 7.55 (t, J 10 Hz, 2H, Ar), 8.03 (d, J 10 Hz, 2H, Ar), 8.2 (d, J 10 Hz, 2H, Ar) ppm. 13CNMR (75 MHz, CDCl3): d 44.9, 116.2, 120.0, 124.4, 126.7, 127.6, 137.9, 165.6 ppm. HRMS (ESI): calcd for C14H11ONCl, 244.0524, found, 244.0530.

Prosedur Umum untuk Memperoleh Turunan N-alkyl NaBH4 (1.6 g) Dicampur dalam diethylene glycol dimethyl ether (6 mL) dan trifluoroboroetherate (5.4 mL) Solvent was bubbled pada turunan N-acyl (0.91 mmol) yang tepat dalam THF kering (10 mL) Larutan diaduk selama 72 jam pada temperatur ruang pH larutan dibuat menjadi 8 dengan menambahkan 1N HCl perlahan-lahan Produk diekstrak dengan sedikit dichloromethane Lapisan Organik dikeringkan dengan Na2SO4 anhydrous dan solvent dipisahkan secara in vacuo dan dimurnikan dengan p-TLC

Nama Senyawa 10-(3-Chloropropyl-)-10Hphenothiazine (senyawa 5) 10-(2-Chloroetyl)-10Hphenothiazine (senyawa 9) Keterangan:

Wujud Padatan hijau Padatan hijau

Perbandingan p-TLC hexane: dichloromethane 1:1 v/v 1:1 v/v

Titik Lebur 60-61o C 94-95o C

10-(3-Chloropropyl-)-10H-phenothiazine (senyawa 5). Yield 88%. IR (KBr, cm_1): 1284 (CeN), 1252 (CeN). 1H-NMR (300 MHz, CDCl3): d 2.24 (m, 2H, CeCH2eC), 3.68 (t, J 6.2 Hz, 2H, eNeCH2eC), 4.11 (t, J 6.6 Hz, 2H, eCH2eCI), 6.93 (m, 4H, Ar), 7.19 (m, 4H, Ar) ppm. 13C-NMR (125 MHz, CDCl3): d 29.6, 42.4, 44.0, 115.6, 122.8, 125.7, 127.3, 127.6, 145.0 ppm. HRMS (ESI): calcd for C15H14NSClNa, 298.0427, found, 298.0428.

F. Aktifitas Antijamur
Tabel di bawah ini menunjukkan aktifitas antijamur beberapa senyawa yang diteliti yaitu PIP, PMZ, dan senyawa 6, sedangkan senyawa amphotericin B (AMB), itraconazole (ITZ), fluconazole (FCZ), terbinafine (TBF), dan flucytosin (5FC) sudah merupakan antijamur. AMB, FCZ, ITZ, TBF, dan 5FC sudah merupakan antijamur dan dalam hal ini ke-lima senyawa ini digunakan sebagai pembanding aktifitas antijamur senyawa PIP, PMZ, dan senyawa 6. Jenis-jenis ragi: Candida albicans, Candida parapsilosis, Candida glabrata, Candida krusei, Candida guillermondii, Cryptococcus neoformans. Jenisjenis jamur termasuk: Aspergillus fumigates, Aspergillus flavus,

Aspergillus niger, Aspergillus nidulans, Aspergillus terreus, Cladophialophora carrionii dan jenis-jenis ragi: Exophiala spinifera, Exophiala oligosperma, Exophiala xenobiotica.

Jamur ditanam dalam Saboureaud glucose agar, selama 2 hari untuk ragi dan 7 hari untuk jamur. Senyawa 1 ditest terhadap semua jamur an ragi. Untuk semua jamur dan ragi senyawa ini menunjukkan MICs >512 g/ml, aktifitasnya buruk. Aktifitas PIP dan PMZ pada rentang konsentrasi 128 sampai 512 g/ml, kecuali untuk spesies Aspergillus PIP menunjukkan MIC> 512 g/ml. menarik bahwa aktifitas senyawa 6 lebih tinggi dibandingkan senyawa 1, PIP, dan PMZ. Obat ini memiliki rentang antara 2 sampai 32 g/ml kecuali untuk Candida glabrata, tendeteksi nilai MIC>512 ug/ml.

You might also like